• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Sampah sudah dari dulu menjadi salah satu isu penting dunia. Sampah memiliki banyak bentuk, mulai dari organik dan non-organik. Salah satu bentuk sampah non-organik adalah plastik. Plastik pada awalnya diciptakan untuk menggantikan kontainer makanan dari bahan kertas/karton agar lebih tahan lama dan murah. Tetapi, dengan jumlah produksi yang besar tidak di imbangi dengan proses daur ulang yang cukup. Pada akhirnya, sampah-sampah yang tidak terkelola dengan baik ini berakhir di lautan.

Indonesia menjadi negara kedua penyumbang terbesar limbah plastik ke laut setelah China. Menurut Andono Warih selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta berpendapat bahwa Indonesia dikenal sebagai negara kedua terbesar dalam menyumbangkan limbah plastik ke laut sebanyak 1.3 juta ton per tahun. Andono juga berpendapat bahwa hal tersebut selain membahayakan ekosistem laut, sampah plastik ini juga dapat membahayakan ikan yang mengonsumsi plastik untuk menjadi ikan yang akan kita konsumsi sehingga dapat berdampak kepada generasi yang akan datang. (Elfira, 2020)

Dari besarnya jumlah data sampah yang ada di indonesia, Kota Bekasi menjadi penyumbang sampah sungai tertinggi se-jabodetabek. Data dari perusahan lingkungan hidup Waste4Change merilis data bahwa Kota Bekasi memiliki potensi sampah sungai yang mencapai 2 kali lipat dari sampah DKI Jakarta. Adhitya Prayoga mengemukakan bahwa dari jumlah 1000 ton sampah per hari di Kota Bekasi yang sampai ke TPA Sumur Batu ternyata hanya 900-an saja yang sampai. Disimpulkan oleh Adhitya bahwa sisa sampah sebesar 1000 ton per hari, kebocoran sampah di bekasi mencapai 775 ton per hari. Data ini diperoleh Adhitya dengan mencocokan data perusahaanya dengan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015. Pemilihan data di tahun 2015 ini

(2)

2 didasari dari tidak adanya data selengkap tahun setelah 2015 untuk menghitung potensi dari kebocoran sampah sungai di Kota Bekasi. (Mantalean, 2019)

Dalam pengelolaan sampah, Indonesia termasuk masih buruk. Dini Trisyanti selaku Direktur dari Sustainable Waste Indonesia (SWI) berpendapat bahwa kualitas sampah pasca komsumsi yang ada di Indonesia masih relatif rendah. Sampah Indonesia kerap tercampur antar jenis sampah lainya sehingga pemulung yang mendapatkanya dalam keadaan kotor dan sulit untuk diolah. Ahmad Nazuluddin dari Indonesia Plastic Recyclers (IPR) berpendapat bahwa perbaikan kualitas sampah plastik pascakonsumsi dapat dilakukan dengan memilah sampah dari sumbernya. Menurutnya untuk menciptakan harmonisasi dalam ekosistem daur ulang perlu dilakukan pemilihan dari rumah tangga, agar terjaga nilai daur ulangnya jika sampah plastik tidak tercampur dengan sampah organik. (Elfira, 2020)

Penanganan sampah bukan hanya menjadi persoalan pemerintah. Sebagai warga Indonesia harus terlibat dalam menanganinya. Sayangnya tidak semua warga memiliki kesadaran untuk memilah sampah dan mengelola sampah dengan baik. Untuk itu, diperlukanya penyadaran serta edukasi akan bahaya sampah. Edukasi ini seharusnya tidak memandang siapapun, termasuk dan seharusnya dimulai dari anak-anak.

Bahaya sampah dapat dijelaskan kepada anak-anak dengan banyak cara, mulai dari pengenalan sampah, akibat dari sampah, memilah sampah, fungsi lain dari sampah serta menangani sampah. Dengan edukasi yang diberikan diharapkan dapat menjadi generasi penerus bangsa yang baik dalam perilaku dan cara menagani sampah. (Riyadi, 2019)

Pengelolaan sampah juga didukung oleh gerakan dari Danone- Aqua meluncurkan buku panduan pengelolaan sampah untuk guru dan siswa sekolah dasar. Buku panduan dengan judul “Sampahku, Tangguung Jawabku” diluncurkan kepada 75 sekolah dasar tersebar di Indonesia. Menurut Agung Kuswandono selaku Sekertaris Menteri Koordianator Bidang Kemaritiman dan Investasi berpendapat bahwa peluncuran dari buku tersebut sejalan dengan Gerakan Indonesia Bersih yang dirancang pemerintah dalam mengurangi dampak

(3)

3 negatif dari sampah plastik. Gerakan Indonesia Bersih sendiri juga merupakan turunan dari Instruksi Presiden No. 12/2016 dan implementasi muatan Kemaritiman dalam Kurikulum 2013 yang mendorong terjadinya Indonesia yang lebih bersih. Dr. H. Khamim, M.Pd., selaku Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berpendapat bahwa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sadar terhadap pendidikan sejak usia dini berperan penting dalam perkembangan perilaku anak, menjaga serta melestarikan lingkungan adalah salah satunya. Oleh karna itu ajakan kolaborasi dari kementrian Bidang Kemaritiman dan Investasi, pihak swasta, maupun lembaga swadaya masyarakat disambut sangat baik olehnya demi upaya memajukan pendidikan tentang pelestarian lingkungan. (Danone-Aqua, 2019)

Media pembelajaran tentang sampah juga dapat disampaikan dalam buku cerita bergambar dengan sistem pop-up sesuai dengan fenomena diatas. Media pembelajaran pop-up sangat cocok untuk anak diusia 8-10 tahun. Pada masa ini, anak dalam masa kepekaan akan lingkungan mereka sangat tinggi, dan di usia ini juga mereka sanagat cocok untuk mengenal hal-hal baru disekelilingnya. Sehingga buku bergambar dengan teknis pop-up sangat sesuai guna melatih pembelajaran verbal serta visual. Pembelajaran juga dapat diterapkan menggunakan cara sebab-akibat dalam menceritakan isi buku. Hal ini didasari oleh kutipan dari Teresa M. McDevitt dan Jeanne Ellis Ormond dalam bukunya berjudul Child Development and Education yang berpendapat bahwa anak lebih mudah dalam mengerti suatu hal jika sesuatu yang berupa sebab-akibat daripada memahami pemikiran orang dewasa yang dijelaskan hanya dengan lisan. Karna diumur 8-10 anak-anak mempunyai kekuatan memori jangka panjang yang baik dimana banyak informasi dari usia dini teringat dan membekas dalam pembentukan karakter anak.

Penerapan sistem pop-up untuk buku tingkat anak-anak dapat menjadi salah satu unsur penarik perhatian. Untuk sistem pop-up sendiri, merupakan sistem pembuatan dalam bentuk rancangan media interaktif yang memiliki beberapa bagian dari buku tersebut bergerak. Bentuk dari sistem ini adalah berunsur 3 dimensi yang memerlukanya interaksi ke buku tersebut. Seperti ditarik

(4)

4 disamping halaman, diputar di sekitar buku, serta dibuka di tengah buku. (Prasetyo, 2018)

Penjabaran atas masalah diatas memberikan penulis pilihan untuk membuat buku pop-up tentang penanganan sampah untuk menjaga ekosistem laut untuk murid usia 8-10 tahun. Sistem pop-up dapat juga digunakan sebagai fokus utama dalam buku bergambar karena terdapat unsur surprise yang menarik. Sistem pop-up juga dapat merangsang dan melatih motorik pada anak dengan cara menggunakanya, seperti ditarik, di buka dan di geser. Sisi baik dari buku pop-up ini adalah dapat mengajak anak dalam berperan aktif dalam cerita. Sehingga cerita yang disampaikan akan dapat secara nyata di lakukan oleh anak yang dituju.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Limbah sampah plastik di Indonesia yang tercemar ke sungai dan saluran air lainya masih terbilang banyak

2. Indonesia sampai saat ini masih buruk dalam menangani sampah secara general

3. Diperlukanya kesadaran masyarakat indonesia akan bahaya sampah.

4. Diperlukanya edukasi tentang penanganan sampah yang baik dimulai dari usia dini.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara merancang media edukasi untuk anak-anak sejak dini mengenai penanganan sampah untuk menjaga ekosistem laut?

1.4 Ruang Lingkup 1. Apa

Buku bergambar pop-up bertujuan sebagai media edukasi anak balita dalam menangani sampah di lingkunganya.

2. Mengapa

Buku bergambar pop-up di ciptakan karena Indonesia yang darurat sampah laut hingga menduduki peringkat kedua terbanyak di dunia.

(5)

5 Buku Bergambar pop-up ditunjukan kepada balita di Indonesia rentang umur 8-10 tahun yang menginjak di sekolah dasar agar dapat memahami untuk menangani sampah di usia yang sedang tanggap akan lingkungan sekitarnya. 4. Kapan

Kegiatan pengumpulan data untuk perancangan Buku bergambar pop-up ini dilakukan dari bulan September 2020 hingga Desember 2020.

5. Dimana

Kegiatan pengumpulan data dilakukan di Kota Bekasi karena Kota Bekasi menjadi penyumbang sampah sungai terbesar se-jabodetabek.

6. Bagaimana

Buku bergambar pop-up ini memberikan sarana edukasi untuk balita usia 8-10 tahun di Indonesia dengan menggunakan visual dan alur cerita yang menarik untuk target audiens.

1.5 Tujuan Perancangan

1. Memberikan edukasi kepada anak-anak sejak dini tentang menangani sampah untuk menjaga ekosistem laut melalui media edukasi buku pop up.

1.6 Metodelogi Penulisan

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data pada Perancangan buku bergambar pop-up ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode

pengumpulan data dengan cara memahami masalah sosial individu melalui eksplorasi dan makna masing-masing individu. Tujuannya untuk meneliti berdasarkan teori serta wawancara melalui kuisioner.

1. Wawancara, penulis memperoleh data dengan mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan fenomena yang diangkat. Seperti lembaga yang bergerak di bidang terkait, orang tua dari murid umur 8-10 tahun di Indonesia dan anak-anak umur 8-10 tahun.

(6)

6 2. Observasi, Penulis melakukan observasi dengan mengamati langsung fenomena terkait dengan cara survey ke komunitas penanggulangan sampah atau lembaga yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan kelautan, serta mengamati masyarakat yang peduli akan masa depan anaknya.

3. Studi Pustaka, mencari data informasi lewat buku atau jurnal yang sesuai dengan topik bahasan.

1.6.2 Metode Analisis Data

1. Analisis Matriks, analisis matriks adalah metode analisis data dengan cara

menjabarkan kekurangan dan kelebihan dari referensi buku ilustrasi interaktif yang digunakan sebagai pedoman untuk mempermudah perancangan buku

pop-up ini.

2. Analisis SWOT, analisis SWOT adalah metode analisis data untuk menganalisis aspek-aspek penting dari kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman di dalam suatu media interaktif. Dengan menganalisis aspek tersebut diharapkan mampu mempermudah dan meminimalisir kekurangan dalam perancangan buku pop-up ini.

(7)

7 1.7 Kerangka Perancangan

(8)

8 1.8 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan tugas akhir mengacu pada sistem penulisan sebagai berikut :

1. BAB I Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah dari topik yang diangkat, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, manfaat, metode perancangan, kerangka perancangan dan pembabakan

2. BAB II

Dasar Pemikiran menjelaskan dasar dari teori-teori yang menjadi panduan dalam perancangan.

3. BAB III

Memaparkan hasil dari kegiatan pengumpulan data dan analisis data informasi terkait fenomena yang diangkat.

4. BAB IV

Penjelasan konsep rancangan kemudian hasil rancangan 5. BAB V

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh solvent-feed ratio, waktu kontak, suhu eampuran dan keeepatan putaran pengaduk terhadap volume rafinat, titik anilin, spesific gravity dan angka eetane bahan bakar diesel

Kita dapat melihat bahwa ada suatu instruksi lainnya setelah instruksi RET, Ini terjadi karena disassembler tidak tahu dimana data dimulai , dia hanya memproses nilai

Adapun data kosa kata dialek-dialek tersebut diambil dari peneliti-peneliti lain yang sebelumnya telah meneliti bahasa tersebut, diantaranya dialek Luwu dari Wahyu (2014),

Pemrograman (programming): analisis pewadahan hasil analisis ke ruang fisik secara alokatif (macam ruang, interaksi antar ruang, dan rencana volume tiap ruang).. Usulan

UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia UU Nomor 18 Tahun 2001 tentang

Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang pengembangan bahan ajar Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi yang berbasiskan pada 4 subtansi kajian yakni Pancasila,

Dalam pengembangan bentuk penampang batang profil “C” baja struktur ringan SNI-1729:2015 dari model penampang yang sudah ada dipasaran dikembangkan dengan mengubah

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu data analog gelombang otak dapat digunakan sebagai perintah untuk menghidupkan atau