• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Animasi Teknik dan Prinsip Animasi Timing &Spacing Slow In and Slow Out Staging

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Animasi Teknik dan Prinsip Animasi Timing &Spacing Slow In and Slow Out Staging"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori 4.1.1 Animasi

Animasi merupakan gabungan dari gambar-gambar berurutan (sequence) dalam format 2D maupun 3D yang menghasilkan sebuah ilusi gerak. Ilusi gerak ini ditampilkan dalam bentuk video.

Animasi yang dibuat adalah berupa Animation Documenter yang ceritanya dari peristiwa asli letusan Tambora dan dari info juga refrensi yang mendukung peristiwa ini, oleh karena itu penulis membuat Dokumenter dari peristiwa besar ini untuk mengingat kembali sejarah dan memberikan informasi juga pengetahuan akan peristiwa besar ini kepada audiens.

4.1.2 Teknik dan Prinsip Animasi

Dalam membuat animasi ini, penulis akan membuat dengan 2D dan 3D Animasi. Menggunakan Software Adobe After Effect dalam membuat object object dan menggerakannya.

Ada 12 prinsip dalam membuat animasi yang baik dan benar untuk menggerakan objek atau karakter agar telihat lebih natural dan realistic, pergerakan karakter atau benda benda menjadi lebih hidup. Tetapid dalam pembuatan Animasi ini penulis hanya menggunakan sebagian dari beberapa prinsip animasi.

Diantaranya adalah: - Timing&spacig - Slow In and Slow Out - Staging

- Appeal

Penulis memilih konsep Motion Graphic sehingga menggunakan Timing&Spacing untuk memberikan transisi atau jedah saat bergantian scene berikutnya. Slow In and Slow Out penulis gunakan untuk membuat pergerakan lebih statis dan Staging dibutuhkan agar dibuat untuk mendukung

(2)

scene. Serta Appeal yang digunakan akan lebih ke arah karakter yang sederhana.

4.1.3 Teori Tipografi

Menurut Walter Tracy dalam bukunya Letters of Credit mengatakan ada 2 aspek yang mendasar untuk menghasilkan tulisan yang bagus secara ‘look’. Kedua aspek tersebut adalah legibility dan readability (Tracy Walter, 1986: 30-31).

Legibility berarti menyangkut kejelasan bentuk font yang kita pilih. Hal ini sangat penting untuk menghindari tejadinya keambiguan ketika melihat setiap karakter yang ada di dalam font tersebut. Legibility juga penting bagi desainer agar menggunkan bentuk dan ukuran font yang sesuai dengan konteks desainnya (Tracy Walter, 1986: 30-31).

Readability menyangkut urusan keterbacaan suatu tulisan terutama ketika ingin menyampaikan suatu informasi. Banyak hal yang harus diperhatikan agar suatu tulisan dapat terbaca dengan jelas dan tidak menimbulkan kesalah pahaman, antara lain inter-letter, inter-word, inter-line spacing, panjang tulisan dalam satu baris, dan posisi tempat ditaruhnya tulisan tersebut (Tracy Walter, 1986: 30-31).

4.1.4 Teori Warna

Secara definisi, warna merupakan persepsi dari respon otak untuk data yang diterima secara visual. Sama halnya dengan proses penginderaan manusia lainnya seperti penciuman atau perasa, warna merupakan rasa atau sensasi yang dirasakan oleh seseorang melalui penglihatannya setelah melihat objek yang menghasilkan cahaya dalam berbagai campuran panjang gelombang yang akhirnya disebut sebagai warna.

Berbagai teori dari beberapa bidang ilmu telah melakukan pengkajian terhadap teori warna. Hasil dari penelitian para teoritikus inilah yang sekarang menjadi bahan diskusi saat membicarakan perspektif warna melalui beberapa konsep, seperti desain, watak manusia, bahkan alam semesta.

(3)

Untuk mempermudah pemahaman tentang teori warna, warna dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu :

• Konsep ilmu pengetahuan • Konsep estetika

• Konsep psikis

4.1.4.1 Konsep Ilmu Pengetahuan

Bidang ilmu pengetahuan telah meneliti warna untuk berbagai kebutuhan. Terdapat beberapa teori yang dapat dijadikan referensi ketika berbicara mengenai warna, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Teori Komplementer

Teori ini merupakan teori warna yang dicetuskan oleh Brewster. Pada prinsipnya, teori ini menggunakan pengelompokkan atau clustering pada berbagai macam warna yang sering dilihat pada lingkaran warna. Pengelompokkan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

• Warna primer

Menurut teori ini, warna primer terdiri dari beberapa warna dasar, yang berarti bukan merupakan percampuran dari warna lainnya. Misalnya, warna merah yang menyerupai warna darah, warna biru seperti warna langit cerah atau laut, serta warna kuning seperti kuning telur. Meskipun pada awalnya banyak pendapat yang menyatakan bahwa hijau juga termasuk dalam kelompok warna primer, namun teori dari Brewster ini membantahnya.

• Warna sekunder

Secara teoritis, warna jenis ini merupakan hasil percampuran dari 2 warna primer. Seseorang dapat membayangkan warna sekunder ini hanya dengan mengkombinasikan warna, seperti warna merah dan kuning yang kemudian menghasilkan warna jingga, warna biru dan

(4)

menjadi bagian dari warna primer), serta merah dicampur biru akan berkombinasi menjadi warna ungu.

• Warna tersier

Warna tersier merupakan hasil pencampuran dari salah satu warna sekunder. Kelompok warna ini umumnya disebut sebagai warna dengan kecenderungan mendekati warna lain. Contoh dari warna tersier adalah hijau kebiru-biruan yang merupakan campuran dari warna kuning dengan hijau.

• Warna Netral

Bagian terakhir merupakan jenis warna hasil dari campuran ketiga warna primer. Jenis warna ini menjadi jenis warna yang dapat dikombinasikan dengan warna apapun. Contoh dari warna netral adalah warna hitam dan kelabu. Para ahli menyebut campuran dari warna ini sebagai warna intermediate.

b. Teori Munsel

Nama teori diambil dari nama tokoh pencetusnya, yaitu Albert Munsel. Berbeda dengan teori warna sebelumnya, Munsel mengatakan bahwa warna terdiri atas :

• Warna primer : terdiri dari warna merah, hijau, biru dan jingga. • Warna sekunder : terdiri dari jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua,

dan nila.

4.1.4.2 Konsep Estetika

Setelah mengetahui teori warna melalui konsep ilmu pengetahuan, selanjutnya Penulis akan membahas warna dalam artian keindahan atau estetika. Ada beberapa teori yang berhubungan dengan konsep estetika, antara lain sebagai berikut :

(5)

a. Teori Warna Prang

Berbeda dengan para penggagas teori warna terdahulu, Louis Prang adalah seorang pelukis yang lebih dikenal sebagai bapak kartu natal Amerika. Menurut Prang, warna dapat dibagi berdasarkan kesan dan kelas. Adapun secara kesan, warna dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

Hue : Hue merupakan bagian yang membahas mengenai nuansa emosi dalam warna. Secara sederhana, konsep hue muncul saat timbulnya nuansa temperamen pada seseorang yang melihat lukisan yang didominasi oleh warna merah terang.

Intensity : Intensity merupakan teori yang menjelaskan cerah dan redupnya suatu warna. Untuk konsep ini, contoh yang paling nyata dapat dilihat pada lukisan Picasso yang banyak mengeksplorasi area surealis, dimana pada lukisan-lukisan tersebut terasa gradasi dari cerah maupun redupnya sebuah ekspresi warna.

Value : Value merupakan pembahasan mengenai gelap terangnya warna yang biasanya dapat dilihat melalui desain busana maupun dekorasi dari suatu ruangan.

Sementara itu secara kelas, warna dapat diklasifikasi sebagai berikut : • Warna antara, merupakan warna campuran dari warna primary

dan binary. Contohnya warna antara adalah percampuran dari warna merah dicampur dengan hijau, yang kemudian menjadi merah hijau.

Warna ketiga, merupakan campuran dari warna binary. Contoh dari warna ketiga adalah violet yang kemudian dicampur dengan hijau atau sebagainya.

Quantemary, merupakan warna campuran dari dua warna tersier, seperti hijau violet dicampur dengan violet oranye.

(6)

b. Teori Nirmana

Teori ini membahas mengenai penyusunan komponen visual yang meliputi titik, garis, warna, ruang, dan tekstur yang terintegrasi secara harmonis. Dalam perspektif lain, teori ini dapat disebut juga ilmu tata rupa. Secara sederhana, penerapan mirmana dapat dilihat di dunia fotografi, arsitektur, hingga desain web. Pada dasarnya, aplikasi nirmana serupa dengan pembahasan mengenai kesan dan pengelompokan kelas warna.

4.1.4.3 Konsep Psikis

Pada konsep ini, teori warna lebih berperan pada pembacaan karakter manusia. Karakter seseorang yang bersemangat, pemurung, atau tipe seseorang yang memiliki kelebihan khusus dapat tercermin melalui pemilihan warna. Pembahasan pada teori ini bukan lagi pada sisi bagaimana warna dikelompokkan atau dicampurkan menjadi warna yang baru, tetapi lebih kepada makna dari warna tersebut. Ada beberapa warna yang mampu mendefinisikan hal tersebut, antara lain sebagai berikut :

a. Merah

Warna ini menggambarkan keadaan psikis yang berhubungan dengan semangat dan memiliki pengaruh pada produktivitas, kompetitif, dan keberanian. Warna merah terang umumnya berhubungan dengan sifat agresif, aktif, eksentrik serta berpengaruh pada gairah, dominasi, serta kejantanan.Sementara itu, warna merah jambukerap digunakan untuk melambangkan romantisme dan feminim yang berpengaruh pada kesan seseorang yang pasrah, menggemaskan dan jenaka.

b. Biru

Warna biru umumnya melambangkan ketenangan dan sifat seseorang yang cooling down atau bijaksana. Ada beberapa arti warna biru, antara lain sebagai berikut.Misalnya pada warna biru

(7)

Tua, perasaan yang stabil dan cenderung bermakna kecerdasan, kooperatif, dan tenang kerap melatarbelakangi pilihan warna ini.Di sisi lain, warna biru muda identik dengan karakter \ seseorang yang keras kepala, berpendirian teguh serta kebanggaan pada diri sendiri. c. Kuning

Orang yang menyukai warna ini cenderung memiliki karakter menyenangkan, santai, dan sering menunda masalah. Selain itu, sifatnya yang spontan juga menyebabkan orang yang menggemari warna ini sering berubah-ubah sekaligus juga memiliki banyak harapan pada apa yang sedang dilakukannya.

d. Hijau

Seseorang yang menyukai warna ini cenderung memiliki sifat yang superior dibanding orang lain. Orang penyuka warna ini juga senang dengan pujian, baik yang terselubung maupun langsung, serta memiliki karakter yang gemar menasehati orang lain.

e. Hitam

Pada banyak pembahasan karakter, penyuka warna ini dianggap misterius atau cenderung tertutup. Akan tetapi, penafsiran lain tentang makna karakter dari penyuka warna ini adalah seseorang yang seringkali merasakan kehampaan.

Dalam perspektif ini, makna warna tidak lagi meliputi warna kesukaan, tetapi lebih kepada karakter orang tersebut yang memancarkan warna ini. Warna ini juga menyebutkan sifat khusus dari pemiliknya.

Melalui pembahasan tersebut dapat diketahui bahwa warna tidak sekedar menjadi syarat suatu objek disebut indah secara estetis, tetapi warna juga dapat bermakna dalam melambangkan suatu budaya, penemuan ilmu pengetahuan hingga identifikasi karakteristik dari sifat manusia.

(8)

4.1.5 Teori Motion Graphic

Motion Design adalah pengembangan dari seni graphic design yaitu, konteksnya adalah motion graphic sebagai film, video atau computer animation. Didalamnya juga terdapat tipografi, elemen-elemen grafis, komposisi, warna, style frame dan audio visual.

Basics of Motion Design :

1. TIMING (menurut Wladimir Schwabaer)

Timing yang baik memiliki weight, force, gravity, dynamics, friction.

2. PRINT VS MOTION DESIGN (menurut Helene Maus)

Print dimana pembaca mendefinisikan tingkat membaca dapat mengulanginya lagi dan lagi. Oleh karena itu dampak dari teks tergantung pada pembaca. Sedangkan Motion Design, penonton harus membayar perhatian. Informasi yang lewat dan tidak dapat kembali lagi. Dampak yang diinginkan tergantung pada animasi.

3. TRANSITIONS (menurut Elena Fergnani)

Transisi digunakan untuk beralih dari adegan satu ke yang lain. Transisi bisa dengan menggunakan cara “dissolving to black”. Jumlah waktu yang panjang maka transisi akan lama pada adegan masing-masing. Memotong transisi berarti adanya adegan yang berturut-turut tanpa kesenjangan waktu.

4. THE IMPORTANCE OF SOUND IN MOTION DESIGN (menurut Mikko Gartner)

Di samping visual penggunaan suara merupakan elemen kunci dari Motion Design. Penggunaan efek suara membantu mengarahkan atau mengartikan sebuah visual. Dengan background music yang berbeda kita bisa mengekspresikan perbedaan moods dalam sebuah scene.

(9)

5. MOTION (menurut Helene Maus)

Berusahalah agar tetap ada pergerakan dalam setiap durasi. Tidak boleh menjadi image yang diam. Kita bisa melakukan scale, perpindahan atau rotate. Karena motion design bukan print. Jadi buatlah semua tetap bergerak. Menurut Wladimir Schwabaer. “Motion design adalah graphic design dengan kekuatan untuk bekerja dengan gerakan dan suara dan didasari dengan “Time – Line” dan memiliki banyak layer untuk proses yang creative.”

6. SUSPENCE (menurut Elena Fergnani)

adalah perasaan ketidakpastian dan kecemasan tentang hasil dari tindakan tertentu yang mengacu pada persepsi penonton dalam sebuah karya dramatis.

7. KEYFRAMES (menurut Mikko Gartner)

Jika benda bergerak dari satu posisi ke posisi lainnya, pertama kita harus menentukan 2 posisi. The starting point and the final position disebut dengan keyframes. Waktu antara keyframes menentukan kecepatan dari gerakan. Kita bisa menambahkan keyframes diantara the starting point dan the final position untuk memperjelas gerakan. Kita juga bisa menambahkan gerakan diantara keyframes. Untuk membuat gerakan yang lebih dinamis tambahkan “easy in” and “easy out”.

8. COLOURS (menurut Wladimir Schwabaer)

Gunakan warna untuk memperjelas pesan kita, tapi tetap di padukan sesuai dengan arti dari warna tersebut.

9. CARTOONING (menurut Filippo Baraccani)

“Cartooning” digunakan untuk mencapai hal lebih hidup, dan gerakan yang dinamis. Dari A ke B dengan linear atau bisa juga menekankan

(10)

perbedaan langkah dalam animasi. Seperti : “Stretching”, “Squashing”, “Rotating”.

10. TYPE IN MOTION (menurut Helene Maus)

“Typeface” bukan hanya sebuah pesan yang terdiri dari surat. Dengan dukungan music, colour dan motion. Typface bisa menjadi “strict” dan “meaningful” seperti penyiar. Typeface bisa jadi lucu dan menggembirakan seperti comedy show. Dalam motion design mudah untuk menyampaikan perbedaan moods hanya dengan satu typeface. Typeface bisa jadi thrilling and dangerous seperti action movie.

11. MOTION BLUR (menurut Filippo Baraccani)

Motion Blur membuat ilusi untuk gerakan yang lebih smooth dengan interpolanting dua atau lebih frames kedalam satu blurred frame. Menurut Elena Fergnani, pengertian Motion Design adalah untuk memberikan bentuk yang benar kedalam sebuah pesan. Agar mudah dimengerti dan menjadi menarik. Sehingga sampai ke penonton.

12. THE 4TH DIMENSION (menurut Filippo Baraccani)

Ketika kita bekerja dengan gambar yang bergerak, kita tidak hanya memiliki satu dimensi tapi memiliki 4 dimensi. Ini dapat menjadi berkat dan kutukan, jika penonton merasa kehilangan sesuatu maka pesan itu tidak sampai. Waktu adalah elemen desain yang krusial.

13. EMOTION (menurut Mikko Gartner)

Jika tidak adanya emotion maka motion akan terlihat hambar.

14. MOVEMENT (menurut Elena Fergnani)

Harus Mempertimbangkan kekuatan dari pergerakan dari masing masing objek.

(11)

15. INFORMATION AND TIME (menurut Filippo Baraccani)

Jika kebanyakan teks dalam video, pastikan agar terbaca dengan menunjukkan satu-satu perkalimat atau perkata. Dengan pemanfaatan waktu maka akan lebih mudah penonton untuk membacanya.

16. ZOOM (menurut Wladimir Schwabaer)

Digunakan untuk menunjukkan hal-hal yang penting. Jangan lupa untuk memberikan kedalaman.

17. NEGATIVE SPACE (menurut Elena Fergnani)

Negative space sangat penting dalam memberikan keunggulan. Tetapi dalam motion design ada empat dimensi sehingga dapat menggunakan waktu sebagai negative space untuk menekankan tindakan.

18. MOTION TYPE HAS TO FLY (menurut Wladimir Schwabaer) Gerakan memungkinkan kata-kata muncul sebagai aktor. Yang menguatkan emosi dan dapat membuat pesan dengan jelas. Harus menjelaskan mengapa bergerak bukan digerak-gerakkan saja tanpa alasan.

4.1.6 Infographic

Informasi grafis atau infographic adalah representasi dari informasi, data atau pengetahuan. Dibutuhkan pada informasi yang memerlukan penyampaian pesan dengan jelas dan mudah dipahami dengan bentuk yang lebih sederhana. Material dasar dari infographics : data, informasi, pengetahuan, beragam grafis berupa arah panah, garis, bidang, kotak, simbol dan pictograms sebagai upaya untuk menjelaskan data.

(12)

4.2 Strategi Kreatif

4.2.1 Strategi Komunikasi

4.2.1.1 Fakta kunci

Fakta kunci dari Animasi Dokumenter “200 Tahun Letusan Tambora” adalah :

a) Animasi Dokumenter yang menceritakan sejarah asli yang masih di kenal oleh jaman manusia modern.

b) Sebagai pengetahuan yang baik untuk audiens terutama bangsa Indonesia sendiri tentang bencana alam yang sedang terjadi masa ini. c) Menciptakan gaya dokumenter yang lebih menarik dan menyesuaikan

gaya untuk hampir semua umur.

d) Animasi 2D dan 3D yang menggunakan teknik Motion Graphic.

4.2.1.2 Masalah yang akan dikomunikasikan

Melalui Animasi Dokumenter ini penulis mengharapkan audiens dapat mengenal sejarah bencana alam yang terjadi di Indonesia dan mengetahui dampaknya yang terdengar hingga luar Indonesia.

4.2.1.3 Tujuan Komunikasi

a) Mengenalkan sebuah bencana besar yang pernah terjadi dan mengingatkannya kembali akan dampaknya.

b) Meningkatkan minat audience untuk mengenal peristiwa besar bersejarah lainnya yang terjadi di Indonesia..

c) Menambahkan sebuah pilihan tontonan Dokumenter dalam negeri dengan konsep yang lebih menarik.

(13)

4.2.1.4 USP (Unique Selling Point)

Keunikan dari karya Animasi Dokumenter ini antara lain: a. Sesuai moment 200 tahun terjadinya letusan Tambora.

b. Dokumenter yang menceritakan sebuah peristiwa besar yang terjadi di Indonesia.

c. Konsep Desain yang menarik dengan motion graphic dan visual keseluruhan objeknya adalah Komputer Grafis

4.2.1.5 Pendekatan Rasional dan Emosional 1. Pendekatan Rasional

Segala cerita penulis miliki berasal dari informasi yang benar dan fakta.

2. Pendekatan Emosional

Penceritaan dalam Animasi Dokumenter ini memiliki harapan agar para pentonton mengenang sebuah peristiwa besar yang terjadi di bangsa Indonesia.

4.2.1.6 Premis Cerita

Terjadinya letusan Tambora dan dampaknya hingga pemulihan hingga 200 tahunnya saat ini.

4.2.1.7 Penetapan Judul

Judul untuk Animasi Dokumenter ini adalah “YEAR WITHOUT A SUMMER”, sesuai dengan judulnya yang menceritakan terjadinya letusan gunung Tambora serta menceritakan dampak dampaknya dari kejadian itu.

(14)

4.2.2 Treatment

Dalam film animasi dokumenter ini penulis akan membaginya kedalam beberapa segmen untuk memudahkan para audiens yang menonton, pembagian segmennya antara lain :

1. Intro tittle

Memulai dengan pengenalan letusan gunung Krakatau yang terjadi pada tahun 1883 dengan kedahsyatannya yang membawa dampak bagi Indonesia dan dunia, lalu masuk pada pengenalan ada peristiwa yang jauh lebih dahsyat dari letusan Krakatau yaitu Gunung Tambora yang menimbulkan “YEAR WITHOUT A SUMMER”

2. Membandingkan letusan Gunung

Membandingkan letusan gunung dari beberapa letusan besar yang pernah terjadi diatara lain Gunung Tambora.

3. Menjelaskan Letusan Tambora

Menjelaskan saat saat letusan dengan proses awal letusan dengan bantuan waktu menunjukan kondisi saaat itu.

4. Dampak langsung dari letusan

Dampak langsungnya yaitu seketika menghancurkan tiga kerajaan di sekeliling Tambora, dan pemukiman masyarakatnya.

5. Menjelaskan saat saat terjadinya letusan di pulau pulai lain Saat saat terjadinya letusan di pulau lain yang juga mendengar dan melihat datangnya abu abu vulkaniknya

6. Lemparan material

Lemparan material yang berterbangan ke laut lautan dan abu abunya yang berterbangan ke tempat lain dan merusak.

7. Menjelaskan dampak paska letusannya

Dampak setelah letusan terjadi, yaitu dampak yg terjadi mulai dari kelaparan dan kehancuran wilayan juga penyakit yang mulai menjangkit. 8. Menjelaskan dampak pada Eropa dan sekitarnya

Mengakibatkan musim tanpa sinar matahari dan membuat kelaparan yang panjang dan merusak pertanian disana.

(15)

9. Pemulihan keadaan

Setelah 30 tahun mulailah kembali ada pertanian lagi di Sumbawa dan warga yang mengungsi telah kembali lagi kesana, saat ada penjelajah yang mendatangi kembali Pulau Sumbawa.

10. Kesimpulan dan ajakan

Kesimpulan kepada audiens agar bisa menjaga alam sekitar karena Indonesia memiliki banyak gunung gunung yang aktif, juga banyak bencana yang telah terjadi sehingga lebih berhati hati dan memberikan perhatian kepada alam sebelum bancana kembali terjadi dan memakan korban yang besar.

4.2.3 Narasi/ Skrip

It was 1883. A terrible volcanic mountain of Krakatoa erupted it self unto the earth.

TRANSISI

The quaking land dispersed unto the ocean generating Tsunami, With revolt. It Traveled as far as 7000 miles to the Central America and Arab Peninsula.

Transisi

36000 perish by the eruption which was the largest eruption recorded in history that ever happened in the world.

Transisi

Or was it?

Transisi

There was an even more terrible eruption by the mount of Tambora on Sumbawa Island. 10 times greater

(16)

resulting a new era

Transisi

“Year Without A Summer”

Transisi

Just before the eruption of mount Tambora occurred on April 10 th 1815.

Transisi

The mountain shone so bright from a distance with burning rocks spewed into the ocean causing the sea level drastically arose up to 4 meters.

Transisi

The sound of the ontburst could be heard up to the Sumbawa Island through the island furthest.

The colonial Dutches in Jogjakarta was shocked and mistook it as the sound of fired cannon from enemy’s attack and immediately started the preparations of war until they realized that it wasn’t by the ashes floating in the air.

Transisi

Mount Tambora lost one-third of its altitude from 4200 meters to 2851 meters, leaving a caldera with 7km diameter and depth of 1,5km.

Transisi

A Harst starvation and spearding disease happened on Sumbawa Island.

(17)

Transisi

The condition grew worse and worse to the point people would eat leave and tubers, sell their children for bags of rice or even eating horse meat.

Transisi

Many survivors migrated to neighboring island to avoid the transmission of contagious disease.

Transisi

Mount Tambora slaughtered about 10000 lives with hunger and pestilence.

Transisi

But, Did the eruption give a significant amount of impact for the rest of the world?

Transisi

1816 was known as the Year Without A Summer.

Transisi

On that summer the decreasing temperature by 1-2,5 degrees in the northeastern United States, Canada and Europe felt really cold.

Transisi

Humans and mny other animals weakened and eventually died.

Transisi

(18)

Transisi

In 1831, a Colonial Dutch official wa sailing from coast to the coast around the peninsula of Sumbawa and witnessing Tambora from his boat.

Transisi

Not even a single human left alive, not a deaf of a flora. But a few cluster of trees began to grow on the other region.

Transisi

A nature enthusiast was visiting the Sumbawa Island and then said that the disaster brought a sharp degradation.

Transisi

Mount Tambora was counted as a sleeping volcano, thus caused a monstrous impact to the world.

Transisi

Will you be prepared when another sleeping volcano wakes up, and knock your door?

(19)

4.3 Strategi Desain

4.3.1 Pemilihan Visual Style

Elemen-elemen yang akan ditampilkan dalam tayangan ini nantinya akan berwujud objek 2D yang ditata sedemikian rupa untuk membantu menceritakan kejadian peristiwa itu.

(Gambar 4.1 Refrensi Visual Style)

(20)

(Gambar 4.3 Refrensi Visual Style)

4.3.2 Pemilihan Mood Warna

Warna yang penulis pilih adalah warna Propaganda yang disesuaikan pada warna era jaman antara Art Deco dan Victorian.

(21)

4.3.3 Pemilihan Typeface

Typeface yang digunakan oleh penulis adalah font dengan karakter sesuai era saat itu, seperti Hand Writing dan huruf cetak yang keras untuk memberikan sentuhan Vintage sekaligus tegas agar menyatu dengan elemen elemen visual lainnya.

(Gambar 4.7 Referensi Typeface “Another typewriter (Art writer)” )

(Gambar 4.8 Referensi Typeface “Crash Plane”)

4.3.4 Perancangan Motion Style

Dalam Animasi Dokumenter ini Penulis akan menerapkan pergerakan yang statis sehingga mempercepat gerakan dalam memasukan lebih

banyak informasi atau data tentang letusan Gunung Tambora ini serta tidak jadi membosankan.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Infeksi odontogenik dapat berasal dari tiga jalur, yaitu (1) jalur periapikal, sebagai hasil dari nekrosis pulpa dan invasi bakteri ke jaringan periapikal; (2) jalur periodontal,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan angka kejadian low back pain pada perawat di lingkup kerja ruang operasi RSUD Kota

b. Aspergillus flavus merupakan jenis jamur yang diduga mengkontaminasi saus tomat jajanan salome yang dijual di Taman Nostalgia Kota Kupang. Identifikasi Aspergillus flavus

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: a) Penerapan model inkuiri terbimbing dalam pembelajaran

Berdasarkan tabel 5 dapat diinterpretasikan bahwa dari 10 Mahasiswa PSIK semester VIII Fakultas Kesehatan Universitas Kadiri pada kelompok perlakuan setengahnya

Peneliti ingin mengetahui kemampuan bertahan sel untuk hidup pada suhu yang berbeda. Sehingga pada penelitian ini peneliti memberikan intervensi yaitu suhu kamar dan suhu

Untuk memanggang atau memanggang makanan dengan suhu pemasakan yang sama, pada lebih dari 1 rak, tanpa pencampuran aroma.. Memasak se‐ cara

d. Tugas Subbagian Tata Usaha adalah melakukan urusan perencanan keuangan, akademik, kemahasiswaan, kepegawaian, ketatausahaan, kerumahtanggaan, kerja sama, sistem informasi,