• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Fisika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Fisika"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MTS TSAMROTUL HUDA JEPARA KELAS VII DALAM MATERI POKOK PEMUAIAN. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Fisika. Disusun Oleh: MU’IZATUL FATIHAH NIM. 053611391. FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010.

(2) ii.

(3) iii.

(4) MOTTO. ٦ ‫ًا‬ ْ ُ ِ  ْ ُ

(5) ْ ‫ن َ َ ا‬  ‫ ِإ‬٥ ‫ًا‬ ْ ُ ِ  ْ ُ

(6) ْ ‫ن َ َ ا‬  َِ “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyiroh : 5-6)1. 1. Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Jum’anatul ’Ali-Art, 2004), hlm. 596. iv.

(7) PERSEMBAHAN Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.. Ayahanda H. Sugondo dan Ibunda Hj. Istiqomah yang telah membesarkanku, dengan segala curahan kasih sayang serta do’anya yang tulus ikhlas untuk kesuksesan putri tercintanya.. 2.. Kakakku (Eva Muhasaroh&Ali Masrur), Kakakku Muhibbi Ubaidillah, serta Adikku Rouf Khoironi yang senantiasa memberiku motivasi dan dukungan terhadap penulis, serta keponakanku (Faisal Azka Maulana&Zidni isna Rahmaziya) yang selalu memberiku keceriaan.. 3.. Sahabat Hati yang selalu memberi motivasi, do’a, Support dan selalu menemani saat suka maupun duka.. 4.. Teman-teman Tadris Fisika angkatan 2005 (Indah, Asih, Iin, Anis, Dhotul, A’im, Lilis, Jannah, Ida, Lalili, Parwoto, Bakir, Nasuka, Hadi, Arif, Warno, Rouf, Aqil, Sofa, sardjito) yang selalu memberiku motivasi dan dukungan.. 5.. Teman-teman kos di BPI A.31 (Ika, Nanink, Eni, Yayuk, Haroh, Anis) yang selalu menemaniku disaat suka maupun duka, dan selalu memberi semangat terhadap penulis.. 6.. Sahabat-sahabat seperjuangan, kepadamu penulis berbagi suka dan duka sehingga beban tak terasa dalam mengarungi samudra perjalanan dalam meraih cita-cita dan harapan.. Kepada semua pihak yang telah bersedia dengan penuh ikhlas mendo’akan dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, semoga Allah selalu memberi limpahan Rahmat dan Hidayah serta kesabaran dan ketabahan kepada semua dalam mengarungi bahtera dalam kehidupan ini.. v.

(8) DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.. Semarang, 02 Juni 2010 Deklarator. Mu’izatul Fatihah NIM. 053611391. vi.

(9) ABSTRAK Mu’izatul Fatihah (NIM : 053611391). Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa MTs Tsamrotul Huda Jepara Kelas VII dalam Materi Pokok Pemuaian. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010. Pembelajaran Fisika di MTs. Tsamrotul Huda Jepara masih sering menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran yang menyebabkan siswa kurang aktif sehingga keterampilan sains dalam menemukan konsep dan mengembangkan pengetahuan sains masih kurang. Hal ini ditunjukkan dari indikator prestasi belajar pada ulangan harian yang diperoleh rata-rata nilainya 50,21 dan ini masih jauh dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Padahal KKM Fisika di MTs Tsamrotul Huda Jepara adalah 60. Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana penerapan pembelajaran fisika dengan pendekatan keterampilan proses pada siswa MTs Tsamrotul Huda Jepara Kelas VII dalam materi pokok pemuaian, dan 2) Apakah pembelajaran fisika dengan pendekatan keterampilan proses dalam materi pokok pemuaian dapat meningkatkan hasil belajar siswa MTs Tsamrotul Huda Jepara Kelas VII. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran fisika pada siswa kelas VII MTs Tsamrotul Huda dalam materi pokok pemuaian, dan 2) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara setelah diterapkannya pendekatan keterampilan proses. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara. Metode analisis data yang digunakan adalah deskripsi persentase. Data penelitian yang diperoleh adalah hasil belajar siswa aspek kognitif; afektif dan psikomotorik. Hasil penelitian dari siklus I sampai siklus III, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar serta aktivitas siswa. Dari hasil penelitian diperoleh peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari 60,64 pada siklus I, 74,04 pada siklus II dan 85,96 pada siklus III. Dan ketuntasan klasikal belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 63,83% pada siklus I, 80,85% pada siklus II dan 97,87% pada siklus III. Aktivitas afektif pada siklus I nilai rata-ratanya adalah 65,19, pada siklus II nilai rata-ratanya adalah 76,34 dan pada siklus III nilai rata-ratanya adalah 90,21. Sedangkan aktivitas psikomotorik pada siklus I nilai rata-ratanya adalah 60,68, pada siklus II nilai rata-ratanya adalah 74,13 dan pada siklus III nilai rata-ratanya adalah 89,19. Berdasarkan hasil penelitian, pendekatan keterampilan proses dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru, karena dapat membantu siswa dalam penguasaan konsep pada materi pelajaran dan dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendekatan keterampilan proses. vii.

(10) KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan maghfirah-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa pula tercurahkan ke hadirat Nabi Agung Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikut beliau, dengan harapan semoga kita mendapat syafaat di hari akhir nanti. Kepada semua pihak yang membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya bisa menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya, khususnya kepada: 1.. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Ed, selaku Dekan. Fakultas Tarbiyah IAIN. Waliosongo Semarang 2.. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom, selaku pembimbing I dan Dr. H. Saifudin Zuhri, M.Ag selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.. 3.. Segenap civitas akademika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, para dosen, para karyawan beserta staf-stafnya.. 4.. Ibu Dwi Mawanti, MA, selaku dosen wali, terima kasih atas segala bimbingannya selama menjadi mahasiswa di Fakultas Tarbiyah.. 5.. Bapak Miftahul Fuad, S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika kelas VII di MTs Tsamrotul Huda Jepara, terima kasih atas bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.. 6.. Drs. Ahmad Ni’am selaku kepala sekolah MTs Tsamrotul Huda Jepara dan seluruh guru, karyawan dan stafnya terimakasih telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.. 7.. Ayahanda H. Sugondo dan ibunda Hj. Istiqomah tercinta yang telah membesarkanku dengan segala curahan kasih sayang serta do’anya dengan tulus ikhlas untuk kesuksesan putri tercintanya.. viii.

(11) 8.. Sahabat dan teman-temanku Tadris Fisika angkatan 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas motivasi dan dukungannya selama ini.. 9.. Sahabat dan teman-teman kos BPI A.31 semuanya.. 10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi ini. Teriring do’a semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dari semuanya dengan sebaik-baik balasan. Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.. Semarang, 02 Juni 2010 Penulis,. MU’IZATUL FATIHAH NIM. 053611391. ix.

(12) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii. PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................... iii. MOTTO ............................................................................................................ iv. PERSEMBAHAN ............................................................................................. v. DEKLARASI .................................................................................................... vi. ABSTRAK ........................................................................................................ vii. KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii. DAFTAR ISI ..................................................................................................... x. DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii. DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii. DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xiv. DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv. BAB I. BAB II. : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1. B. Identifikasi Masalah .................................................................. 3. C. Pembatasan Masalah ................................................................. 4. D. Rumusan Masalah ..................................................................... 4. E. Cara Pemecahan Masalah ......................................................... 5. F. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5. G. Manfaat Penelitian .................................................................... 5. : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori .......................................................................... 7. 1. Belajar ................................................................................. 7. 2. Pendekatan Keterampilan Proses ......................................... 11. 3. Hasil Belajar ........................................................................ 18. 4. Pemuaian ............................................................................. 21. x.

(13) BAB III. BAB IV. BAB V. B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................ 27. C. Hipotesis Tindakan .................................................................... 30. : METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 31. B. Subyek Penelitian ...................................................................... 31. C. Metode Penelitian ...................................................................... 31. D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 35. E. Metode Analisis Data ................................................................ 36. F. Indikator Keberhasilan .............................................................. 38. : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Pra Penelitian ................................................................ 39. B. Hasil Penelitian ......................................................................... 40. C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 53. : SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP A. Simpulan ................................................................................... 58. B. Saran .......................................................................................... 59. C. Penutup ...................................................................................... 60. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP. xi.

(14) DAFTAR GAMBAR. Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas ................................................ xii. 33.

(15) DAFTAR TABEL. Tabel 4.1. Hasil belajar pra tindakan .......................................................... 39. Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I ............ 41. Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus I ...................... 42. Tabel 4.4. Hasil Tes Siswa (Kognitif) Siklus I .......................................... 43. Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus II ........... 46. Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus II ..................... 47. Tabel 4.7. Hasil Tes Siswa (Kognitif) Siklus II ......................................... 48. Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus III ......... 51. Tabel 4.9. Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus III ................... 52. Tabel 4.10. Hasil Tes Siswa (Kognitif) Siklus III ........................................ 52. xiii.

(16) DAFTAR GRAFIK. Grafik 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I, II, III ...... Grafik 4.2. Perbandingan perolehan nilai aktivitas psikomotorik siklus I,. Grafik 4.3. 56. II, III .......................................................................................... 56. Perbandingan perolehan nilai aktivitas afektif siklus I, II, III ... 57. xiv.

(17) LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Lampiran 21 Lampiran 22 Lampiran 23 Lampiran 24 Lampiran 25 Lampiran 26 Lampiran 27 Lampiran 28 Lampiran 29 Lampiran 30 Lampiran 31 Lampiran 32 Lampiran 33 Lampiran 34. : Daftar Nama Siswa : Daftar Kelompok : Daftar Peserta Tes Uji Coba : Silabus : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III : Lembar Kerja Siswa Siklus I : Lembar Kerja Siswa Siklus II : Lembar Kerja Siswa Siklus III : Soal Tes Uji Coba Siklus I : Soal Tes Uji Coba Siklus II : Soal Tes Uji Coba Siklus III : Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba Siklus I, II dan III : Analisis Hasil Tes Uji Coba Siklus I : Analisis Hasil Tes Uji Coba Siklus II : Analisis Hasil Tes Uji Coba Siklus III : Soal Tes Penilaian Kognitif Siswa Siklus I : Soal Tes Penilaian Kognitif Siswa Siklus II : Soal Tes Penilaian Kognitif Siswa Siklus III : Kunci Jawaban Soal Tes Penilaian Kognitif Siswa Siklus I, II dan III : Rekapitulasi Hasil Tes Penilaian Kognitif Siswa Siklus I : Rekapitulasi Hasil Tes Penilaian Kognitif Siswa Siklus II : Rekapitulasi Hasil Tes Penilaian Kognitif Siswa Siklus III : Kriteria Penilaian Aspek Afektif Siswa : Rekapitulasi Hasil Penilaian Aspek Afektif Siswa Siklus I : Rekapitulasi Hasil Penilaian Aspek Afektif Siswa Siklus II : Rekapitulasi Hasil Penilaian Aspek Afektif Siswa Siklus III : Kriteria Penilaian Aspek Psikomotorik Siswa : Rekapitulasi Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I : Rekapitulasi Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik Siswa Siklus II : Rekapitulasi Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik Siswa Siklus III : Daftar Nilai Hasil Belajar Kelas VII Pra Tindakan : Dokumentasi Saat Proses Belajar Mengajar. xv.

(18) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dengan siswa. Dalam proses tersebut, guru memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kesempatan yang dapat mendorong siswa belajar dan untuk memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai oleh tingkat penguasaan kemampuan dan pembentukan kepribadian.1 Mata pelajaran fisika pada jenjang sekolah menengah pertama atau Madrasah Tsanawiyah merupakan bagian dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan sains di arahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Guru berperan sebagai pembimbing, saat siswa menemukan sendiri konsep fakta yang akan dipelajarinya sehingga muncul sikap ilmiah siswa. Proses penemuan sendiri akan lebih bermanfaat bagi siswa sehingga pengetahuan yang dimiliki sulit dilupakan. Pembelajaran dengan keterampilan proses dipandang sesuai dengan prinsip pengajaran sains dimana diharapkan dalam penemuan pengetahuan, 1. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 8,. hlm. 148.. 1.

(19) 2. siswa mengalami sendiri segala hal yang ingin diketahuinya. Siswa juga dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan memahami tentang fakta dan konsep ilmu pengetahuan.2 Konsep keterampilan proses melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini memberikan akibat yang lebih positif, karena itulah guru memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk mempelajari sains secara langsung dengan seluruh panca inderanya. Hal ini penting karena siswa akan lebih mudah memahami sesuatu yang nyata dan dapat diamati dari pada pengetahuan yang diperoleh secara informatif. Guru tidak saja dituntut untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, guru hendaknya juga menanamkan sikap dan nilai sebagai ilmuwan kepada para siswanya.3 Hakikat belajar sains tentu saja tidak cukup sekedar mengingat dan memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi, yang sangat penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah. Proses penemuan konsep yang melibatkan keterampilan-keterampilan yang mendasar melalui percobaan ilmiah dapat dilaksanakan dan ditingkatkan melalui kegiatan laboratorium. Oleh karena itu pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses perlu dilaksanakan dengan melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan percobaan laboratorium. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa dapat menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Dengan demikian hasil belajar yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai tuntutan kompetensi dalam kurikulum akan tercapai. Kenyataan yang ditemui di lapangan ternyata masih banyak guru yang enggan. melaksanakan. kegiatan. pembelajaran. menggunakan. kegiatan. laboratorium. Mereka lebih memilih metode ceramah. Kondisi ini juga terjadi 2. Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2009), Cet. 4, hlm. 139. 3 Ibid..

(20) 3. di MTs Tsamrotul Huda Jepara, dimana guru-guru di sekolah tersebut sering menggunakan. metode. ceramah. sehingga. keterampilan. sains. dalam. menemukan konsep dan mengembangkan pengetahuan sains masih kurang. Hal ini ditunjukkan dari indikator prestasi belajar pada ulangan harian yang diperoleh rata-rata nilainya 50,21 dan ini masih jauh dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Padahal KKM Fisika di MTs Tsamrotul Huda Jepara adalah 60. Alasan yang dikemukakan oleh mereka mengenai kecenderungan memilih metode ceramah daripada menggunakan pendekatan keterampilan proses seperti kegiatan laboratorium antara lain karena terbentur oleh waktu tatap muka yang sempit padahal harus mengejar materi pelajaran, mereka kesulitan dalam menyusun bahan ajar, serta sarana prasarana yang kurang mendukung. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mencoba menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran fisika, khususnya pada materi pokok pemuaian. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa dapat menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran, siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Dengan demikian hasil belajar yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap dapat ditingkatkan.. B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam pembelajaran IPA di MTs Tsamrotul Huda Jepara adalah sebagai berikut: 1. Guru belum menerapkan suatu kegiatan laboratorium atau praktikum yang mengarahkan siswa dalam proses penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan baru 2. Hasil belajar peserta didik masih dibawah KKM sehingga perlu ditingkatkan 3. Metode yang kurang tepat, menjadikan pembelajaran IPA di MTs Tsamrotul Huda Jepara terkesan membosankan.

(21) 4. 4. Rendahnya keterampilan dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. C. PEMBATASAN MASALAH Pelaksanaan pembelajaran IPA di MTs Tsamrotul Huda Jepara memerlukan kegiatan berbasis laboratorium yang mengarahkan peserta didik belajar menemukan hal baru dengan menggunakan metode ilmiah untuk dapat meningkatkan hasil belajar yang meliputi ketiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini pada peningkatan hasil belajar peserta didik dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran fisika dengan pendekatan keterampilan proses dalam materi pokok pemuaian. Dalam silabus IPA untuk SMP/MTs, kompetensi dasar pada materi pokok pemuaian adalah melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari, dengan indikator sebagai berikut: 1. Mengamati proses pemuaian pada zat padat, cair dan gas 2. Membandingkan pemuaian zat cair dan zat padat 3. Mengidentifikasi muai volume berbagai jenis zat cair 4. Menunjukkan prinsip pemuaian dalam teknologi. D. Rumusan Masalah Permasalahan yang menjadi titik pusat objek penelitian ini adalah : 1. Bagaimana. penerapan. pembelajaran. fisika. dengan. pendekatan. keterampilan proses pada siswa MTs Tsamrotul Huda Jepara Kelas VII dalam materi pokok pemuaian ? 2. Apakah pembelajaran fisika dengan pendekatan keterampilan proses dalam materi pokok pemuaian dapat meningkatkan hasil belajar siswa MTs Tsamrotul Huda Jepara Kelas VII?.

(22) 5. E. Cara Pemecahan Masalah Secara kolaboratif, guru dan peneliti memilih pendekatan keterampilan proses untuk diterapkan di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara dalam materi pokok pemuaian agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.. F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran fisika pada siswa kelas VII MTs Tsamrotul Huda dalam materi pokok pemuaian. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara setelah diterapkannya pendekatan keterampilan proses. G. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Dapat melibatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan menumbuhkembangkan keterampilan proses siswa. b. Memberikan pengalaman langsung pada siswa dalam menemukan konsep-konsep sains fisika, merangsang mereka aktif, kreatif, serta menumbuhkan sikap positif mereka terhadap bidang studi fisika yang terkesan sulit. c. Menumbuhkan kerjasama dan komunikasi siswa dengan teman dalam kelompoknya. d. Melatih. keterampilan. peserta. didik. dalam. proses. kegiatan. laboratorium e. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.

(23) 6. 2. Bagi Guru a. Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan untuk memecahkan permasalahan. b. Dapat memberikan gambaran tentang proses pembelajaran sains dengan pendekatan keterampilan proses. c. Guru menjadi lebih kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya inovatif sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. 3. Bagi Sekolah Penelitian ini akan menjadi sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran. Dengan pembelajaran yang baik, diharapkan hasil belajar siswa dan prestasi sekolah dapat meningkat..

(24) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Landasan Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Belajar merupakan poses orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap.1 Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.2 Belajar merupakan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman.3 Secara lebih rinci belajar adalah: 1) Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja. 2) Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa penyempurnaan terhadap suatu yang pernah dipelajari. 3) Perubahan-perubahan. itu. meliputi. perubahan. keterampilan. jasmani, isi ingatan, kemampuan berpikir, sikap terhadap nilai-nilai serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik). 4) Perubahan tersebut bersifat konstan.4. 1. Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), Cet. 6, hlm. 96. 2 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 8, hlm. 36. 3 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2001), Cet. 1, hlm.34 4 Ibid.. 7.

(25) 8. Menurut Arno F. Wittig mengartikan belajar dengan : "Learning can be defined as any relatively permanent change in an organisms behavioral repertoire that occurs as a result of experience ".5 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.6 Ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut adalah: 1) Perubahan terjadi secara sadar Seseorang. yang. belajar. akan. menyadari. terjadinya. perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar bersifat menetap.. 5. Arno F. Wittig, Psychology of Learning, (New York: Mc Graw Hill, 1981), hlm. 2. Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rinneka cipta,2003), Cet. 4, hlm. 2. 6.

(26) 9. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 6) Perubahan mencakup aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan. tingkah. laku. secara. menyeluruh. dalam. sikap,. keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.7 b. Prinsip-Prinsip Belajar William. Burton. dalam. Oemar. Hamalik. menyimpulkan. uraiannya tentang prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:8 1) Proses belajar adalah pengalaman, perbuatan, mereaksi, dan melampaui (under going). 2) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. 3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid. 4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu. 5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan. 6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual dikalangan murid-murid. 7) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalamanpengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan yang diinginkan sesuai dengan kematangan murid.. 7 8. 32.. Ibid., hlm. 3-4. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 8, hlm. 31-.

(27) 10. 8) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui hasil belajar yang telah dicapai. 9) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. 10) Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah. 11) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan. 12) Hasil-hasil. belajar. adalah. pengertian-pengertian,. pola-pola. sikap-sikap,. perbuatan,. apresiasi,. nilai-nilai;. abilitas,. dan. keterampilan. 13) Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. 14) Hasil-hasil. belajar. dilengkapi. dengan. jalan. serangkaian. pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. 15) Hasil-hasil. belajar. itu. lambat. laun. dipersatukan. menjadi. kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda. 16) Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis. c. Ciri-Ciri Belajar Dalam belajar terdapat ciri-ciri sebagai berikut: 1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku 2) Perubahan tingkah laku relatif permanen 3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial 4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman 5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan9 9. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), Cet. 3, hlm. 15..

(28) 11. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam:10 1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar mengajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materimateri kegiatan. 2. Pendekatan Keterampilan Proses a. Pendekatan Pembelajaran Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan. gurulah. yang. memaknainya. dengan. menciptakan. lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar.11 Dalam mengajar, guru harus pandai dalam menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik.12 Guru dalam kegiatan belajar mengajar dihadapkan pada siswa yang terdiri atas puluhan siswa. Guru juga menghadapi bahan pengetahuan yang berasal dari buku teks, dari kehidupan, sumber informasi lain, atau kenyataan di sekitar sekolah. Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan keterampilan siswa. Kemampuan-kemampuan tersebut dikembangkan bersama dengan pemerolehan pengalaman. 10. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 5, hlm. 132. 11 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2002), Cet. 2, hlm. 61. 12 Ibid..

(29) 12. belajar sesuatu. Guru memerlukan pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran dalam menghadapi sejumlah siswa, berbagai pesan yang terkandung dalam bahan ajar, peningkatan kemampuan siswa, dan proses pemerolehan pengalaman.13 Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh pendekatan mengajar yang digunakan guru.14 Suatu prinsip untuk memilih pendekatan pembelajaran adalah belajar melalui proses mengalami langsung untuk memperoleh hasil belajar yang bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Dalam proses ini siswa termotivasi dan senang melakukan kegiatan belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya. Ini berarti, peranan pendekatan belajar mengajar sangat penting dalam kaitannya dengan keberhasilan belajar.15 b. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuankemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.16 Pendekatan. keterampilan. proses. ialah. pendekatan. pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa.17. 13. Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2009), Cet. 4,. hlm. 159. 14. Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), Cet. 3, hlm. 152. 15 Oemar Hamalik, op. cit., hlm. 149. 16 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., hlm. 138. 17 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 8, hlm. 149..

(30) 13. c. Tujuan Pendekatan Keterampilan Proses Keterampilan. proses. bertujuan. untuk. meningkatkan. kemampuan anak didik menyadari, memahami, dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai anak didik. Tujuan keterampilan proses adalah mengembangkan kreativitas anak didik dalam belajar, sehingga anak didik. secara. aktif. dapat. kemampuan-kemampuannya.. mengembangkan. dan. menerapkan. 18. Secara khusus pendekatan keterampilan proses sebagai sumber belajar bertujuan untuk: 1) Menyediakan. berbagai. macam. pilihan. komunikasi. untuk. menunjang kegiatan kelas 2) Mendorong penggunaan cara-cara pembelajaran baru yang paling cocok untuk mencapai tujuan program akademis dan kewajibankewajiban intruksional 3) Memberikan. pelayanan. dengan. perencanaan. produksi,. operasional dan tindakan lanjutan untuk pengembangan sistem intruksional 4) Melaksanakan latihan-latihan untuk para tenaga mengajar mengenai pengembangan sistem intruksional dan integrasi teknologi dalam proses belajar mengajar.19 d. Alasan Diterapkan Pendekatan Keterampilan Proses Ada beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar.20 1) Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Karena terdesak waktu untuk mengejar 18. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. 2, hlm. 88. 19 Mudhofir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), hlm. 12-13. 20 Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992), hlm. 14..

(31) 14. pencapaian kurikulum, maka guru akan memilih jalan yang termudah yakni menginformasikan fakta dan konsep melalui metode ceramah. Akibatnya, para siswa memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan, tidak dilatih untuk menemukan konsep, tidak dilatih untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. 2) Anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan bendabenda yang benar-benar nyata. 3) Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuan bersifat relatif. Semua konsep yang ditemukan melalui. penyelidikan. ilmiah. masih. tetap. terbuka. untuk. dipertanyakan, dipersoalkan, dan diperbaiki. 4) Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik. e. Jenis-jenis Kemampuan Pendekatan Keterampilan Proses Ada tujuh jenis kemampuan yang hendak dikembangkan melalui proses pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses, yakni:21 1) Mengamati Mengamati adalah menggunakan indra secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang memadai.22 Siswa harus mampu menggunakan alat-alat inderanya: melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasa. Dengan kemampuan ini, dia dapat. 21. Oemar Hamalik, op. cit., hlm. 150. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. 2, hlm. 61. 22.

(32) 15. mengumpulkan data/informasi yang relevan dengan kepentingan belajarnya. 2) Menafsirkan (menginterpretasikan) Siswa harus memiliki keterampilan menafsirkan fakta, data, informasi, atau peristiwa. Keterampilan ini diperlukan untuk melakukan percobaan atau penelitian sederhana 3) Meramalkan Siswa harus memiliki keterampilan menghubungkan data, fakta, dan informasi. Siswa dituntut terampil mengantisipasi dan meramalkan kegiatan atau peristiwa yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. 4) Menerapkan Siswa harus mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dan dikuasai ke dalam situasi atau pengalaman baru. Keterampilan itu digunakan untuk menjelaskan tentang apa yang akan terjadi dan dialami oleh siswa dalam proses belajarnya. 5) Merencanakan Penelitian Siswa harus mampu menentukan masalah dan variabelvariabel yang akan diteliti, tujuan dan ruang lingkup penelitian. Dia harus menentukan langkah-langkah kerja, pengumpulan dan pengolahan data serta prosedur melakukan penelitian. 6) Mengkomunikasikan Siswa. mampu menyusun dan menyampaikan laporan. secara sistematis dan menyampaikan perolehannya, baik proses maupun hasil belajarnya kepada siswa lain dan peminat lainnya. f. Langkah-langkah Pelaksanaan Keterampilan Proses 1) Pendahuluan Menyiapkan fisik dan mental anak didik untuk menerima bahan pelajaran baru dengan cara: a) Mengulang bahan pelajaran yang lalu yang mempunyai hubungan dengan bahan yang akan diajarkan.

(33) 16. b) Mengajukan pertanyaan yang umum sehubungan bahan pelajaran baru untuk membangkitkan minat 2) Pelaksanaan a) Menjelaskan bahan pelajaran baru dibantu dengan peragaan, demonstrasi, gambar, model, bagan, yang sesuai dengan kebutuhan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengamati dengan cepat, cermat dan tepat b) Merumuskan. hasil. pengamatan. dengan. merinci,. mengelompokkan, atau mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan terhadap bahan pelajaran tersebut c) Menafsirkan hasil pengelompokan itu dengan menunjukkan sifat, hal, peristiwa, atau gejala yang terkandung pada tiap-tiap kelompok d) Meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang berbeda e) Menerapkan pengetahuan keterampilan, sikap yang ditemukan atau diperoleh dari kegiatan sebelumnya pada keadaan atau peristiwa yang baru atau berbeda f) Merencanakan penelitian umpamanya mengadakan percobaan sehubungan dengan masalah yang belum terselesaikan g) Mengkomunikasikan hasil kegiatan kepada orang lain dengan diskusi, ceramah, mengarang, laporan, dan sebagainya 3) Penutup a) Mengkaji ulang kegiatan yang telah dilaksanakan dan merumuskan hasil yang diperoleh b) Mengadakan tes akhir c) Memberikan tugas-tugas lain23. 23. Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm 91-92..

(34) 17. g. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses menekankan bagaimana siswa belajar, bagaimana mengelola perolehannya,. sehingga mudah. dipahami dan digunakan dalam kehidupan di masyarakat. Dalam proses pembelajaran diusahakan agar siswa memperoleh pengalaman dan pengetahuan sendiri, melakukan penyelidikan ilmiah, melatih kemampuan-kemampuan keingintahuan. serta. intelektualnya,. dapat. memotivasi. dan. merangsang. kemampuannya. untuk. meningkatkan pengetahuan yang baru diperolehnya. Untuk mampu membelajarkan siswa maka kegiatan belajar harus. mengarah. kepada. pengembangan. potensi. agar. terjadi. peningkatan yang dapat membawa perubahan pada diri siswa berupa kemampuan menjadikan apa yang dipelajari berguna dikemudian hari. Pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan keterampilan proses sebagai pengupayaan proses belajar yang bermakna yakni proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas siswa.24 Pendekatan ini menghendaki kemampuan siswa mengelola hasil belajar sebagai ciri kemampuan hasil belajar tersebut adalah terdapatnya gejala-gejala kemampuan siswa melaksanakan kegiatan dari observasi sampai dengan mengkomunikasikan. Dengan memproses. mengembangkan. perolehan,. anak. akan. keterampilan-keterampilan mampu. menemukan. dan. mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian, keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak dalam penemuan dan pengembangan fakta dan konsep, serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai.25. 24. Cece Wijaya, Upaya Perubahan Dalam Pendidikan dan Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 187. 25 Conny Semiawan, op. cit., hlm. 18..

(35) 18. Kesimpulan tentang pendekatan keterampilan proses adalah: a. Pendekatan keterampilan proses sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri sendiri. b. Fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan keterampilan proses pada diri siswa. c. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep, serta prinsip ilmu pengetahuan, pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri siswa.26 3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.27 Hasil belajar pada hakekatnya merupakan kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.28 Kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang itu diperoleh dari hasil belajar, seperti firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 43.. #٤٣ ‫ن‬ َ ُِ َ ْ ‫س َوَ َ ْ َُِ ِإ ا‬ ِ ِ َُ ِ  ْ َ ‫ل‬ ُ َْ َْ ‫ ا‬ َ ْ ِ ‫َو‬ “Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buatkan untuk manusia, dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (Q.S. AlAnkabut: 43)29. 26. Dimyati dan Mudjiono, op. cit., hlm. 139. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. 6, hlm. 22. 28 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 2, hlm. 5. 29 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Jum’anatul ’Ali-Art, 2004), hlm. 401. 27.

(36) 19. Dalam sebuah hadits dijelaskan:. ,- ‫ و‬+.% '‫( ا‬/ 0$‫& ا‬% +% '‫ س ر)( ا‬$% &‫& ا‬% ٣٠ , 3  , ‫ وا ا‬+4‫ا‬.5 + '‫ & دا‬:‫ ل‬1 Dari Ibnu Abbas R.A. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka ia dikarunia kefahaman, dan sesungguhnya ilmu pengetahuan itu hanya diperoleh dengan belajar” (HR. Bukhari). Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu: a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yaitu: 1) Pengetahuan (knowledge) Pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu mengingat berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya. 2) Pemahaman Pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. 3) Penerapan Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. 4) Analisis Analisis. merupakan. kemampuan. mengidentifikasi,. memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa, atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.. 30. Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Al-Bukhari, (Semarang: Thoha Putra, t.th.), hlm. 24..

(37) 20. 5) Sintesis Sintesis mengaitkan. dan. merupakan. kemampuan. menyatukan. berbagai. seseorang elemen. dan. dalam unsur. pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. 6) Evaluasi Evaluasi merupakan tingkat tertinggi yang mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk, atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.31 b. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas lima aspek, yaitu: 1) Receiving/attending (menerima), peserta didik memiliki keinginan untuk memperhatikan suatu fenomena khusus (stimulus). 2) Responding (tanggapan) merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagian dari perilakunya. Pada peringkat ini peserta didik tidak hanya memperhatikan fenomena khusus tetapi juga bereaksi terhadap fenomena yang ada. Hasil belajar pada peringkat ini yaitu menekankan diperolehnya respon, keinginan memberi respon atau kepuasan dalam memberi respon. 3) Valuing (menilai) melibatkan dalam penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Hasil belajar pada peringkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas. Dalam tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi. 4) Organization (organisasi) antara nilai yang satu dengan nilai yang lain dikaitkan dan konflik antar nilai diselesaikan, serta mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. Hasil belajar pada 31. Mimin Haryati, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Tim Gaung Persada Press, 2007), Cet. 1, hlm. 23-24..

(38) 21. peringkat ini yaitu berupa koseptualisai nilai atau organisasi sistem nilai. 5) Characterization (karakterisasi) nilai. Pada peringkat ini siswa memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada suatu waktu tertentu hingga terbentuk pola hidup. Hasil belajar pada peringkat ini adalah berkaitan dengan pribadi, emosi dan rasa sosial.32 c. Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu: 1) Gerakan reflek (reflex movement) adalah respon gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir. 2) Dasar gerakan-gerakan (basic fundamental movement) adalah gerakan-gerakan yang menuntun kepada keterampilan yang sifatnya kompleks. 3) Kemampuan perseptual (perceptual abilities) adalah kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan. 4) Physical abilities adalah kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi. 5) Skilled movement adalah gerakan yang memerlukan belajar. 6) Nondiscoursive. communication. adalah. kemampuan. untuk. berkomunikasi dengan menggunakan gerakan misalnya ekspresi wajah (mimik).33 4. Pemuaian Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi pada benda tersebut. Dengan adanya kenaikan suhu, gerakan molekul-molekul benda semakin cepat, akibatnya pergeseran molekul-molekul semakin besar. Setiap zat memiliki kemampuan memuai yang berbeda-beda. Essentially all solids expand in. 32. Ibid, hlm. 37. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. 6, hlm. 123. 33.

(39) 22. volume when their temperature is raised.34 Sebagian besar zat memuai ketika dipanaskan dan menyusut bila didinginkan, besarnya pemuaian dan penyusutan bervariasi bergantung pada materi itu sendiri.35 Adapun karakteristik muai setiap jenis zat adalah sebagai berikut: a. Pemuaian Benda Padat Hampir semua zat memuai kalau dipanaskan, kecuali bismut dan air yang menyusut ketika dipanaskan. Pemuaian berbagai jenis zat padat dapat diselidiki dengan alat Musschenbroek. Pertambahan panjang batang logam disebut muai panjang. Berdasarkan percobaan dengan menggunakan alat Musschenbroek didapatkan bahwa muai panjang: 1) Sebanding dengan kenaikan suhu 2) Sebanding dengan panjang batang semula 3) Bergantung pada jenis logam Koefisien Muai Panjang Koefisien muai panjang adalah bilangan yang menyatakan pertambahan panjang suatu batang logam tiap satuan panjang zat bila suhunya bertambah 10 C. Koefisien muai panjang (α) dirumuskan sebagai:. α= Dimana:. ∆ℓ ℓ 0 ∆t. ∆ℓ. = Selisih panjang batang (cm). ∆t. = Panjang batang mula-mula (cm). ℓ0. = Panjang batang mula-mula (cm). Oleh karena selisih panjang batang ∆ℓ = ℓ − ℓ 0 dan selisih suhu ∆t = t – t0, maka persamaan di atas menjadi:. α=. 34. ℓ − ℓ0 ℓ 0 (t − t 0 ). David Halliday, Fundamental of Physics Second Edition, (United States Of America: Joint Author, 1981) hlm. 347. 35 Dauglas C. Giancoli, FISIK, terj. Yuhilza Hanum, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 454..

(40) 23. ℓ. = Panjang batang akhir (cm). ℓ0. = Panjang batang mula-mula (cm). t. = Suhu akhir (0C). t0. = Suhu mula-mula (0C). Dimana:. Satuan ∆ℓ merupakan satuan panjang dan satuan ℓ 0∆t merupakan panjang X satuan suhu. Berarti, satuan koefisien muai panjang adalah: Satuan Panjang 1 1 = atau 0 Satuan Panjang x Satuan Suhu Satuan Suhu C Panjang batang logam setelah dipanaskan adalah. ℓ = ℓ 0 (1 + α∆t ) b. Pemuaian Benda Cair Zat cair tidak mengalami muai panjang, sebab bentuknya tidak tetap.. Zat. cair. umumnya. mengalami. pertambahan. volume.. Pertambahan volume zat cair jika dipanasi disebut muai ruang. Pemuaian zat cair dapat diselidiki dengan dilatometer, yaitu sebuah labu kaca yang mempunyai pipa kecil dilengkapi skala. c. Pemuaian Gas Semua gas memuai kalau dipanaskan. Akan tetapi, gas tidak mengalami muai panjang. Gas hanya mengalami muai volume, sebab bentuk dan volumenya mudah berubah. Pemuaian gas jauh lebih besar dari pada pemuaian benda padat dan cair. Koefisien muai gas adalah bilangan yang menunjukkan pertambahan volume gas untuk setiap satuan volume bila suhunya bertambah 1 0C pada tekanan tetap. Misalkan koefisien muai gas kita sebut γ, volume gas akhir adalah:. V = V0 (1 + γ∆t ) Dimana:. V0 = Volume gas mula-mula dan ∆t = Suhu gas..

(41) 24. Gay – Lussac mendapatkan bahwa semua gas mempunyai 1 . Oleh karena itu, rumus 273. koefisien muai yang sama, yaitu pemuaian gas dapat ditulis sebagai: Vt = V0 (1 + Dimana:. ∆t ) 273. V. = Volume gas akhir (cm3). V0. = Volume gas mula-mula (cm3). t. = Suhu (0C). Koefisien tekanan gas adalah bilangan yang menunjukkan pertambahan tekanan gas untuk setiap satuan tekanan bila suhunya bertambah 1 0C pada volume tetap. Misalkan koefisien tekanan gas kita sebut β, tekanan gas akhir adalah:. P = P0 (1 + β ∆t ) Dimana:. P0. = Tekanan gas mula-mula. ∆t. = Selisih suhu gas.. Gay – Lussac juga menemukan bahwa semua gas mempunyai koefisien tekanan yang sama, yaitu. 1 . Oleh karena itu, rumus untuk 273. tekanan gas akhir dapat ditulis sebagai:. P = P0 (1 + Dimana:. ∆t ) 273. t = Suhu gas. Koefisien muai volume (ruang) adalah bilangan yang menyatakan perubahan volume zat untuk setiap satuan volume bila suhunya bertambah 1 0C. Koefisien muai ruang (γ) dirumuskan sebagai. γ=. ∆V V − V0 = V0 ∆t V0 (t − t0 ). Satuan Vt – V0 merupakan satuan volume, sedangkan satuan V0∆t merupakan satuan volume X satuan suhu. Jadi, satuan koefisien muai ruang adalah:.

(42) 25. Satuan Volume 1 = atau / 0C Satuan Volume x Satuan Suhu Satuan Suhu Seperti pada pemuaian panjang, persamaan untuk pemuaian ruang dapat dinyatakan sebagai. V = V0 (1 + γ∆t ) Dimana:. γ = 3α. V. = Volume akhir (cm3). V0. = Volume awal (cm3). γ. = Koefisien muai volume ( /0C). ∆t. = Selisih Suhu (0C). d. Pemanfaatan Sifat Pemuaian Zat 1) Pengelingan Pengelingan adalah penyambungan dua plat logam dengan menggunakan paku keling.36 Pengelingan banyak digunakan pada pembuatan dinding pesawat, kapal terbang, rel kereta api, dan dinding mobil atau bus. 2) Keping bimetal Keping bimetal adalah dua keping logam yang berbeda jenis dan di gabung menjadi satu dengan paku keling, misalnya besi dan kuningan.37 Thermal expansion is utilized to advantage in the. bimetallic strip. Where flat lengths of two metals with different values of α are bonded together. When heated, the strip bends toward the side with the lower coefficient. These strips are used to make thermometers and circuit breakers or to open and close electrical. switches. in. thermostats.38. Keping. bimetal. jika. dipanaskan akan melengkung ke arah logam yang koefisien muainya kecil, jika suhunya diturunkan, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang koefisien muainya besar dan 36 37. Mikrajuddin Abdullah, IPA Fisika SMP dan MTs, Jilid 1, (Jakarta: Esis, 2006), hlm. 96. Humizar dan Sarlem, Dunia FISIKA 2 untuk SMP kelas VII, (Jakarta: Esis, 2005), hlm.. 25. 38. Eugene Hecht, Physics Algebra/Trig Third Edition, (United State of America: Thomson Brooks/Cole, 2003), hlm. 433..

(43) 26. kembali lurus pada suhu normal. Dari sifat itulah maka bimetal dapat digunakan dalam berbagai alat, antara lain alarm kebakaran, termometer dan termostat. 3) Pemasangan jaringan listrik dan telepon Kabel listrik atau telepon harus dipasang kendur dari satu tiang ke tiang lain. Jika suhu turun pada saat hari dingin, kawat akan menyusut hingga panjangnya berkurang. Jika tidak dipasang kendur, penyusutan panjang dapat menyebabkan kabel putus. 4) Pemasangan bingkai besi pada roda pedati Pada keadaan biasa ukuran bingkai besi sedikit lebih kecil daripada tempatnya sehingga tidak mungkin dipasang secara langsung. Bingkai besi dipanaskan terlebih dahulu hingga memuai. Akibatnya, ukuran bingkai menjadi lebih besar daripada tempatnya sehingga bingkai mudah dipasang. Ketika suhu mendingin, ukuran bingkai kembali mengecil sehingga dapat terpasang kuat pada tempatnya. 5) Konstruksi jembatan Rangka jembatan yang terbuat dari besi akan memuai jika suhu naik. Antara ujung rangka jembatan dengan tiang beton diberi celah pemuaian. Selain itu, ujung tersebut diletakkan di atas roda. Ketika terjadi pemuaian, rangka bertambah panjang. Keberadaan roda dan celah memudahkan gerak memanjang dan memendeknya rangka jembatan akibat pemuaian sehingga terhindar dari pembengkokan. 6) Penyambungan rel kereta api Pemasangan rel kereta api harus menyediakan celah antara satu batang rel dengan batang rel lain. Jika suhu meningkat, batang rel akan memuai hingga panjangnya bertambah. Dengan adanya celah, tidak terjadi tabrakan antara dua batang rel yang berdekatan yang dapat menyebabkan rel kereta api bengkok..

(44) 27. 7) Pemasangan kaca jendela Koefisien muai kaca lebih besar daripada koefisien muai kusen yang terbuat dari kayu. Oleh karena itu saat memasang kaca jendela harus disediakan sedikit ruang pada kusen untuk tempat pemuaian kaca bila suhu udara bertambah panas.. B. Kajian Penelitian yang Relevan Kajian penelitian yang relevan merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoritik yang dipakai, serta hubungannya dengan penelitian terdahulu yang relevan.39 Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan atau kritik terhadap penelitian yang ada baik mengenai kelebihan maupun kekurangannya sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk lainnya, maka peneliti akan memaparkan karya-karya yang relevan dalam penelitian ini. 1. Skripsi yang disusun oleh Yusup Subagyo mahasiswa UNNES, tahun 2007. dengan. judul. “Pembelajaran. Sains. dengan. Pendekatan. Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Pokok Bahasan Suhu dan Pemuaian".40 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar sains siswa sekolah menengah pertama kelas VII semester I SMP Negeri 24 Semarang dengan pendekatan keterampilan proses pada pokok bahasan suhu dan pemuaian. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil belajar siswa meningkat. Hal ini bisa ditunjukkan dari hasil belajar yang menunjukkan pemahaman konsep yaitu pre test diperoleh presentase ratarata sebesar 51% pos test 61,73%. Hasil belajar keterampilan proses,. 39. Nasirudin, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, (Semarang: Tarbiyah Press, 2007), Cet. 3, hlm. 41. 40 Yusup Subagyo (4201402004), Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Pokok Bahasan Suhu dan Pemuaian, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2007)..

(45) 28. pengamatan awal diperoleh presentase rata-rata sebesar 54%, dan pengamatan akhir 76%. Hasil pengamatan sikap ilmiah awal siswa diperoleh presentase rata-rata sebesar 55%, dan pengamatan akhir 67%. Perbedaan skripsi yang dibuat oleh Yusup Subagyo dengan skripsi yang peneliti buat terletak pada tujuan penelitian yang peneliti buat adalah untuk mengetahui penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran fisika pada siswa kelas VII MTs Tsamrotul Huda dalam materi pokok pemuaian dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara setelah diterapkannya pendekatan keterampilan proses. Penelitian yang peneliti buat menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus. Tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian ini secara lebih rinci dapat dilihat di BAB IV. Penelitian yang peneliti buat jelas berbeda dengan penelitian yang dibuat oleh Yusup Subagyo yang hasil penelitiannya hanya menggunakan pre test dan pos test. 2. Skripsi yang disusun oleh Ariyanti Mahasiswi. UNNES tahun 2006. dengan judul ”Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Rangka KBK Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Pada Pembelajaran Optika Geometri Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cepu Tahun Ajaran 2005/2006 ”.41 Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketuntasan belajar fisika pada pembelajaran optika geometri melalui penerapan pendekatan keterampilan proses. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP), hasil belajar dan ketuntasan belajar serta keterampilan proses siswa meningkat setiap siklus. Hasil belajar kognitif siklus I diperoleh nilai rata-rata 72,19 dengan ketuntasan belajar yang dicapai 87,80%, pada siklus II diperoleh nilai ratarata 81,14 dengan ketuntasan belajar yang dicapai 92,68%. Hasil belajar 41. Ariyanti (4201402009), Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Rangka KBK Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Pada Pembelajaran Optika Geometri Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cepu Tahun Ajaran 2005/2006, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2006)..

(46) 29. afektif siklus I diperoleh nilai rata-rata 85,27 dengan ketuntasan belajar yang dicapai 100%, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 88,78 dengan ketuntasan belajar yang dicapai 100%. Hasil belajar psikomotorik siklus I diperoleh nilai rata-rata 80,73 dengan ketuntasan belajar yang dicapai 85,37%, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 83,02 dengan ketuntasan belajar yang dicapai 95,12%. Keterampilan proses pada siklus I diperoleh nilai rata-ratanya 77,96, pada siklus II keterampilan proses siswa meningkat 80,16. 3. Skripsi yang disusun oleh Indri Dwi Lestari mahasiswi UNNES tahun 2007 dengan judul ”Pendekatan Keterampilan Proses dalam Kegiatan Praktikum Berbasis Inkuiri Sub Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya sebagai Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas VIII SMP 3 Mojosongo tahun 2006/2007”.42 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa serta peningkatan penguasaan konsep pada kegiatan pembelajaran dengan penerapan pendekatan keterampilan proses pada kegiatan praktikum berbasis inkuiri sub pokok bahasan pemantulan cahaya. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata presentase penguasaan keterampilan proses sains dasar siswa pada siklus I dan II masing-masing sebesar 64,96% dengan kriteria sedang dan 74,03% dengan kriteria sedang. Penguasaan konsep sub bahasan pemantulan cahaya pada siklus I dan II masing-masing sebesar 65,81 dan 70,68. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan praktikum berbasis inkuiri dapat meningkatkan penguasaan konsep sub bahasan pemantulan cahaya dan keterampilan proses siswa.. 42. Indri Dwi Lestari (4214000037), Pendekatan Keterampilan Proses dalam Kegiatan Praktikum Berbasis Inkuiri Sub Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya sebagai Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas VIII SMP 3 Mojosongo tahun 2006/2007, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2007)..

(47) 30. C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka hipotesis tindakan kelas dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara dalam materi pokok pemuaian setelah diterapkan pembelajaran fisika dengan pendekatan keterampilan proses..

(48) BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 526 Januari di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.. B. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara Tahun Ajaran 2009 / 2010.. C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan terhadap kegiatan belajar, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.1 PTK merupakan proses pengkajian berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran. Setiap siklusnya terdapat empat tahap yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan Perencanaan yaitu merencanakan waktu penelitian dan menyusun instrumen penelitian yang meliputi kisi-kisi dan butir soal, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Observasi Kerja Siswa.. 1. Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cetakan Ketujuh, hlm. 3.. 31.

(49) 32. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan yaitu melaksanakan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan dan prosedur yang akan diterapkan. Pada tahap ini dilaksanakan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran fisika dengan langkah-langkah yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Para siswa mengikuti pembelajaran dengan panduan Lembar Kerja Siswa (LKS). 3. Pengamatan Pengamatan yaitu urutan tentang hasil pengamatan dan penafsiran data mengenai proses dan hasil tindakan yang telah diperoleh. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengamati dan menilai kinerja siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, dan pada saat siswa melakukan percobaan. 4. Refleksi Dalam tahap ini diuraikan tentang hasil observasi dan evaluasi yang berkaitan dengan proses pelaksanaan. Data yang berupa hasil belajar dan kinerja siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di analisis. Hasil refleksi kegiatan digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan penelitian, yakni mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi..

(50) 33. Prosedur berdaur pelaksanaan PTK itu dapat digambarkan sebagai berikut: Perencanaan Refleksi. SIKLUS I. Pelaksanaan. Pengamatan Perencanaan Refleksi. SIKLUS II. Pelaksanaan. Pengamatan Siklus selanjutnya Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Desain proses penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai berikut: 1. Siklus I a. Perencanaan 1) Menyusun Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) 2) Menyiapkan lembar observasi afektif dan psikomotorik 3) Menyiapkan tes uraian untuk mengevaluasi hasil pembelajaran 4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) 5) Menyiapkan sumber belajar dan alat-alat praktikum b. Tindakan 1) Guru melakukan apersepsi dan motivasi untuk menyiapkan peserta didik memasuki proses pembelajaran 2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang ingin dicapai 3) Guru melakukan demonstrasi untuk menjelaskan langkah-langkah kegiatan praktikum.

(51) 34. 4) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 5) Guru membagi LKS kepada tiap kelompok 6) Siswa secara kooperatif menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS. 7) Siswa mempresentasikan hasil eksperimen yang telah dilakukan sesuai dengan petunjuk LKS. 8) Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas presentasi dari kelompok yang mempresentasikan. 9) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari hasil eksperimen. c. Observasi Melakukan. Observasi. dengan. menggunakan. format. observasi, yaitu: 1) Pengamatan aspek Psikomotorik siswa. 2) Pengamatan aspek afektif siswa. d. Refleksi 1) Peneliti bersama guru melakukan evaluasi siklus I 2) Peneliti bersama guru merencanakan perbaikan siklus I 3) Peneliti bersama guru merencanakan siklus selanjutnya 2. Siklus II Langkah-langkah pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II ini sama dengan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Letak perbedaannya hanya pada materi yang akan dibahas, materi pada siklus II adalah pemuaian zat cair. 3. Siklus III Langkah-langkah pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II ini sama dengan tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II. Letak perbedaannya hanya pada materi yang akan dibahas, materi pada siklus III adalah pemuaian zat gas..

(52) 35. D. Metode Pengumpulan Data 1. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.2 Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar nama, jumlah siswa, dan untuk mengetahui tentang kendala-kendala yang dialami guru maupun siswa saat proses belajar mengajar, serta untuk mendapatkan data awal tentang kemampuan memahami pelajaran fisika dalam materi pokok pemuaian sebelum menggunakan pendekatan keterampilan proses. 2. Observasi Metode observasi yaitu metode yang digunakan melalui pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan keseluruhan alat indera.3 Metode ini digunakan untuk pengambilan data pada saat subyek melakukan percobaan yaitu untuk. mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran. berlangsung, yaitu aktivitas afektif maupun psikomotorik dengan menggunakan lembar pengamatan 3. Tes Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan.4 Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar atau pemahaman siswa dalam belajar fisika khususnya pada materi pokok pemuaian. Pada penelitian ini berupa tes tertulis.. 2. Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2005), hlm. 110. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 156 4 Nana Sudjana, dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007), hlm. 100.

(53) 36. E. Metode Analisis Data Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum diberikan tindakan dengan hasil belajar setelah diberi tindakan. Berikut akan dipaparkan metode analisis data hasil belajar siswa 1. Analisis Hasil Evaluasi Siswa Tiap Siklus Hasil evaluasi siklus tiap siswa diperoleh dari nilai tes akhir siklus berupa soal essai. Kemudian dari data yang diperoleh dapat dianalisis nilai ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal, siswa setelah adanya tindakan. a. Ketuntasan individu Ketuntasan belajar individu dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif persentase, yaitu: Jumlah skor yang diperoleh Persentase (%) =. X 100%. Skor maksimal. Indikator keberhasilan siswa dikatakan tuntas belajar jika siswa memperoleh nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu minimal 60. b. Ketuntasan klasikal Ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif prosentase, yaitu: Jumlah siswa tuntas belajar Persentase (%) =. X 100%. Jumlah seluruh siswa. Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika rata-rata kelas yang diperoleh diatas nilai KKM dan minimal 40 siswa dari 47 siswa yang mendapat nilai 60.5. 5. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 99.

(54) 37. Dengan kategori ketuntasan sebagai berikut: 37 - 47. : baik sekali. 31 - 36. : baik. 26 - 30. : cukup. 18 - 25. : kurang. 14 - 17. : gagal. 2. Analisis Data Hasil Observasi a. Lembar observasi psikomotorik siswa Untuk. mengetahui. tentang. psikomotorik. siswa. dalam. mengikuti proses belajar mengajar, maka penulis membuat 5 aspek pengamatan yang meliputi: menyiapkan alat dan bahan, merangkai alat, melakukan percobaan, merapikan kembali alat dan bahan, dan mengkomunikasikan data hasil percobaan. Kemudian dilakukan analisis pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif melalui. persentase.. Adapun. perhitungan. persentase. keaktifan siswa adalah: 6 Jumlah skor yang diperoleh Persentase (%) =. X 100%. Skor maksimal. Indikator keberhasilan psikomotorik siswa adalah sebagai berikut:. 6. 80 - 100. : psikomotorik siswa baik sekali. 66 - 79. : psikomotorik siswa baik. 56 - 65. : psikomotorik siswa cukup. 40 - 55. : psikomotorik siswa kurang. 30 - 39. : psikomotorik siswa gagal7. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Angkasa, 1995), hlm. 186. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), hlm. 245. 7.

(55) 38. b. Lembar observasi afektif siswa Untuk mengetahui tentang afektif siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, maka penulis membuat 5 aspek pengamatan yang meliputi: kerjasama dalam kelompok, kejujuran, memperhatikan pelajaran, kedisiplinan, dan menghargai pendapat orang lain. Kemudian dilakukan analisis pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan. teknik. deskriptif. melalui. prosentase.. Adapun. perhitungan prosentase afektif siswa adalah: Jumlah skor yang diperoleh Persentase (%) =. X 100%. Skor maksimal. Indikator keberhasilan afektif siswa adalah sebagai berikut: 80 - 100. : afektif siswa baik sekali. 66 - 79. : afektif siswa baik. 56 - 65. : afektif siswa cukup. 40 - 55. : afektif siswa kurang. 30 - 39. : afektif siswa gagal. F. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan hasil belajar siswa MTs Tsamrotul Huda pada aspek kognitif, afektif. dan. psikomotorik.. Pembelajaran. fisika. dengan. pendekatan. keterampilan proses dikatakan meningkat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Peningkatan hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil tes dan persentase ketuntasan belajar klasikal yang dicapai siswa. Keberhasilan siswa untuk aspek kognitif dapat dilihat dari tes, jika hasil belajar siswa mencapai nilai minimal 60 secara individu dan minimal 85% secara klasikal. 2. Terjadi peningkatan aktivitas afektif dan aktivitas psikomotorik siswa dari siklus I sampai siklus III..

(56) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. KONDISI PRA PENELITIAN Kondisi awal adalah kondisi siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses. Data kondisi awal siswa ini diambil dari data hasil belajar siswa pada materi pokok sebelumya seperti tertuang pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel.4.1 Hasil belajar pra tindakan. Hasil Belajar Kognitif Siswa. Nilai Awal. Jumlah Siswa Tuntas. 18. Jumlah Siswa Tidak Tuntas. 29. Nilai Rata-rata. 50,21. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum mendapatkan pembelajaran dengan Pendekatan keterampilan proses, ketuntasan hasil belajar klasikal masih jauh di bawah ketuntasan hasil belajar klasikal yang diharapkan yaitu minimal 40 siswa dari 47 siswa Dari hasil observasi sebelum penelitian, proses belajar mengajar masih didominasi oleh guru. Siswa hanya duduk diam mendengarkan ceramah guru. Siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, guru tidak pernah melakukan demonstrasi di depan kelas dan siswa tidak pernah diajak untuk melakukan praktikum sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika pra tindakan menunjukkan bahwa strategi yang digunakan oleh guru kurang tepat sehingga hasil belajar yang dicapai siswa menjadi rendah. Dengan berbekal koreksi itulah, peneliti membuat perubahan dalam sistem mengajar agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Adapun desain pembelajarannya adalah pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses.. 39.

(57) 40. B. HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini dirancang dalam 3 siklus dan pada masing-masing siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Siklus I a. Perencanaan 1) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu tentang pemuaian zat padat 2) Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, yaitu dengan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3) Merancang materi yang akan diajarkan kepada siswa seperti lembar kerja siswa (LKS), dan menyiapkan alat untuk praktikum. . 4) Membuat Lembar observasi psikomotorik siswa. 5) Membuat lembar observasi afektif siswa. 6) Membuat tes evaluasi siswa siklus I berdasarkan hasil tes ujicoba instrumen yang meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat. kesukaran. soal. dengan. memperhatikan. indikator. pembelajaran siklus I. b. Pelaksanaan tindakan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2010 dengan materi pemuaian zat padat dengan kegiatan sebagai berikut: 1) Guru membuka pelajaran kemudian mengecek kehadiran siswa. 2) Guru. menjelaskan. langkah-langkah. pembelajaran. dengan. pendekatan keterampilan proses kepada para siswa. 3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 6 sampai 7 siswa. 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi secara singkat, serta mendemonstrasikan alat yang akan dipakai untuk praktikum..

Referensi

Dokumen terkait

Mengkoordinasikan penyusun dan pedoman pelaksanaan kebijakan pengelolaan keuangan daerah, mengkoordinasikan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Efisiensi yang diterapkan pada perancangan ini adalah penataan ruang dalam kawasan pusat kota dengan ruang terbuka yang dapat difungsikan sebagai tempat parkir (parkir

Penetapan kebijakan implementasi uji kompetensi sebagai uji nasional pada tahap akhir program pendidikan merujuk pada berbagai peraturan perundang- undangan yang

Data darah diambil melalui vena jugular tiga kali selama percobaan yaitu pada awal (0 bulan), pertengahan (1 bulan) dan akhir percobaan (2 bulan). Rusa sebagai hewan ruminansia

Kegiatan P2M “Pelatihan Pola Pembinaan Cabang Olahraga Bolavoli Usia Dini Bagi Guru Penjasorkes Sekolah Dasar di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng”, telah direncanakan

Berdasarkan judul yang peneliti angkat, maka penelitian ini difokuskan pada objek pembahasan kajian tentang konsep kurikulum pendidikan Islam dalam perspektif

Berdasarkan Surat Keputusan ... 10) telah melaksanakan tugas sebagai ... masih melaksanakan tugas tersebut. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 138 tahun 2014 sdr ...12) berhak

1) Air Bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus sesuai dengan persyaratan dalam Peraturan Menteri Kesehatan, Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990