4.1. Jenis dan Desain Penelitian
Berdasarkan judul dan permasalahan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas yang berguna untuk menganalisis pengaruh antara suatu variabel dengan variabel yang lainnya. Menurut Istijanto (2008: 21) kata kausal berasal dari kata bahasa Inggris ”cause” yang berarti menyebabkan atau mempengaruhi. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel independent, sedangkan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent disebut variabel dependent. Metode yang digunakan adalah survey explonatory adalah suatu cara pengumpulan informasi dari suatu populasi, dengan tujuan untuk menjelaskan dan menerangkan fenomena yang terjadi dengan cara meneliti pengaruh antar variabel.
4.2.Variabel Penelitian
Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependent (variabel terikat). Jadi variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi. Sedangkan variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010 : 40). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu:
1) Variabel bebas yaitu Motivasi (X1)
2) Variabel bebas yaitu Supervisi Kepala Sekolah (X2) 3) Variabel bebas yaitu Kecerdasan Emosi (X3)
4) Variabel terikat yaitu Kinerja Guru (Y)
4.2.1. Definisi Konsep
1) Motivasi guru adalah energi potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung pada dorongan, situasi dan peluang yang ada. Dorongan kebutuhan yang dapat memotivasi gairah kerja adalah kebutuhan prestasi, kebutuhan berkuasa dan kebutuhan untuk disukai (Robbins dan Judge, 2008 : 225).
2) Supervisi kepala sekolah adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga pendidik lainnya, untuk memperbaiki pengajaran; menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi, dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran (Mulyasa, 2007 : 155).
3) Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengatur kehidupan emosi dengan kecerdasan, menjaga keselarasan dan mengungkapkan emosi melalui keterampilan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengenai diri sendiri, kemampuan mengendalikan emosi, kemampuan mengatur diri sendiri, kemampuan berempati dan kemampuan berhubungan dengan orang lain (Mehmood, et.al, 2013 : 303).
4) Kinerja guru adalah kemampuan guru dalam kualifikasi akademik dan kompetensi dalam menunjang kompetensi professional guru (Permendiknas No. 16/2007).
4.3. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, definisi operasional variabelnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Indikator Variabel
Variabel Dimensi Indikator-indikator
Motivasi (X1) (Mc.Clelland dalam
Robbins, 2008)
Kebutuhan akan prestasi
(achievement) Tujuan yang menantang Realisasi kebutuhan
Melaksanakan pembelajaran dengan optimal
Mengajak anak didik berprestasi Kebutuhan akan kekuasaan
(need of power) Memberikan pendapat Memiliki perasaan diperlukan oleh orang lain
Kebutuhan akan afiliasi
(need of affiliation) Hubungan dengan rekan kerja Mendapat perlakuan yang baik dari masyarakat
Memiliki hubungan yang baik dengan anak didik
Supervisi Kepala Sekolah (X2) (Mulyasa, 2007)
Empati Memberdayakan orang lain Orientasi pelayanan Keterampilan sosial Komunikasi
Mengelola konflik Membimbing individu/kelompok Koordinasi sosial Membangun ikatan
Kolaborasi Mengelola tim
Lanjutan Tabel 4.1 Indikator Variabel
Variabel Dimensi Indikator-indikator
Kecerdasan Emosional (X3) (Mehmood, et.al, 2013) Emotional Self Awareness Kesadaran diri Pengaturan diri Memotivasi diri Self Confidence
Memiliki kepercayaan diri yang tinggi Mempresentasikan diri sebagai sosok yang memiliki kekuatan dan kemampuan
Berani bertindak meski yang lain tidak berani
Emotional Self Control
Bertindak cepat
Bersikap tenang saat situasi sulit Achievement
Menyiapkan standar bagi diri sendiri Menunjukkan ketidakpuasan dan mencari cara untuk meningkatkan kinerja
Membuat keputusan, prioritas dan memilih tujuan berdasarkan biaya dan keuntungannya
Developing the Others
Menunjukkan harapan positif pada potensi orang lain
Memberikan arahan atau demontrasi untuk membangun orang lain
Mengetahui kekuatan secara spesifik
Memberikan pelatihan jangka panjang demi hubungan jangka panjang
Conflict Management
Membawa ketidaksetujuan pada keterbukaan Mengkomunikasikan posisi pada setiap pihak yang berkepentingan dengan konflik Membantu menghilangkan konflik
Mencari ide bersama pihak-pihak yang berkonflik
Kinerja Guru (Y) (Permendiknas,
2007) Pedagogic
Menguasai karakter anak didik Komunikasi dengan peserta didik Penilaian dan evaluasi
Kepribadian Bertindak sesuai norma Pribadi yang dewasa dan teladan Tanggungjawab yang tinggi Sosial Tidak diskriminatif Komunikasi yang baik Professional Menguasai materi Menguasai konsep
Sumber: Robbins (2008), Mulyasa (2007), Mehmood, et.al (2013) dan Permendiknas (2007)
4.4.Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh guru di SMA Negeri 112 Jakarta berjumlah 62 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik sampel sensus karena jumlah populasi yang kurang dari 100 orang. Menurut Sugiyono (2010:122) menjelaskan bahwa:
“Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel”.
Pada penelitian ini tidak digunakan pre test karena jumlah populasi yang sangat kecil, sehingga pengujian kualitas instrumen dilaksanakan bersamaan dengan pengambilan data dan dilakukan terhadap seluruh sampel.
4.5.Jenis dan Sumber Data
Sumber-sumber data dalam penelitian ini adalah: 1) Data Primer
Adalah data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti. Jenis data ini diperoleh secara langsung dari sumbernya, yaitu guru SMA Negeri 112 Jakarta.
2) Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, melalui dokumen-dokumen atau catatan tertulis. Data sekunder cenderung siap “pakai”, artinya siap diolah dan dianalisis oleh pelaku peneliti. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui literatur-literatur,
jurnal-jurnal, penelitian terdahulu, dokumen yang diperoleh dari sekolah yang berhubungan dengan penelitian ini.
3) Sumber Data
Data yang diperoleh untuk penelitian ini diperoleh secara langsung dari hasil jawaban kuesioner yang disebarkan kepada guru SMA Negeri 112 Jakarta.
4.6.Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data primer dan data sekunder maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian melalui kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator dari variabel penelitian yang harus direspon oleh responden. Teknik ini dipilih semata-mata karena responden atau subyek adalah orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya dan interpretasi subyek tentang pertanyaan/pernyataan yang diajukan kepada subyek adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam untuk dijadikan sampel dalam perumusan data penelitian.
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien apabila peneliti mengetahui secara pasti data informasi apa yang dibutuhkan tersebut diukur. Dekomposisi variabel penelitian menjadi salah satu dimensi dan butir penelitian dengan hati-hati. Berkaitan dengan model kuesioner penelitian, jenis
pertanyaan dalam kuesioner dibagi menjadi dua yakni pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Kadangkala pertanyaan yang disajikan dalam bentuk kuesioner secara terbuka sekaligus tertutup.
4.7.Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, data diolah dengan menggunakan metode statistik menggunakan SPSS 20.0 for windows. Analisa data dilakukan dengan metode-metode sebagai berikut.
4.7.1. Statistik Deskriptif Variabel
Statistik deskriptif adalah cabang dari statistik yang berhubungan dengan penggambaran atau peringkatan data penelitian sehingga data tersebut mudah dipahami. Penggambaran data ini berguna untuk memberikan petunjuk yang lebih baik atas data penelitian. Ukuran-ukuran yang ada pada statistik deskriptif meliputi ukuran pemusatan data di sekitar pusat data. Ukuran-ukuran ini terdiri rata-rata, median dan modus, nilai maksimum dan minimum.
4.7.2. Uji Kualitas Instrumen 4.7.2.1 Uji Validitas
Validitas merupakan bentuk valid atau tidaknya suatu data atau instrumen. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur data tersebut adalah valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson Product Momen. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut : rit =
2 2 2 2 ) ( ( . ) ( ( i i i i x X n x x n i x i x i x i x nSuatu data dikatakan valid bila mempunyai nilai korelasi atau nilai r hitung lebih besar dari r tabel dan , sebaliknya bila data mempunyai korelasi atau r hitung lebih kecil dari r tabel maka data tersebut dikatakan tidak valid (Sugiyono, 2010:108). Nilai korelasi ini dihitung dengan menggunakan rumus Pearson Moment, melalui program SPSS 20.0.
4.7.2.2.Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keandalan suatu data. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010:110). Data tersebut tidak berubah bila diukur beberapa kali dengan waktu yang berbeda. Dengan menggunakan instrumen yang reliabel, maka akan dihasilkan suatu penelitian yang dapat diandalkan.
Pengujian ini dilakukan terhadap butir pertanyaan yang termasuk ke dalam kategori valid. Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan internal consistency, yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan suatu teknik perhitungan
reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menguji keandalan kuesioner pada penelitian ini adalah metode alpha. Nilai koefisien alpha cronbach yang dapat dikategorikan reliabel berada pada rentang 0,60 – 0,80 (Arikunto, 2009:75).
rj =
2 2 1 1 St S k k i 2 iS
= 2 2 2 ) ( n x n X T t
2 iS
= 2 n JK n JK S i4.7.2.3.Uji Asumsi Klasik
Asumsi klasik yang harus terpenuhi dalam model regresi linear yaitu residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, tidak adanya heteroskedastisitas, dan tidak adanya autokorelasi pada model regresi. Ada empat uji asumsi yang harus dilakukan terhadap suatu model regresi tersebut, yaitu:
1) Uji Normalitas
Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot of regression standardized residual. Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot of regression standardized residual. Sebagai dasar
pengambilan keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut telah normal.
2) Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2011:105),
Multikolinearitas adalah keadaan di mana pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen.
Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebas (korelasinya 1 atau mendekati 1). Pengambilan keputusan berdasarkan dua hal yaitu tolerance value atau variance inflaction factor (VIF):
Nilai tolerance
(1) Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10
(2) Terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,10
Nilai VIF
(1) Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 (2) Terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama
dengan 10,00 3) Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu uji heteroskedastisitas yang dilakukan adalah dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Metode ini dilakukan dengan cara
melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID), ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan yaitu:
(1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
(2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.7.2.4.Analisis Regresi
Menurut Ghozali (2011:47),
Analisis regresi linear berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel independent terhadap satu variabel dependent dan memprediksi variabel dependent dengan menggunakan variabel independent.
Dalam regresi linear berganda terdapat asumsi klasik yang harus terpenuhi, yaitu residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, tidak adanya heteroskedastisitas, dan tidak adanya autokorelasi pada model regresi. Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan:
Y : Nilai prediksi variabel dependent (kinerja guru) B0 : Konstanta, yaitu nilai Y jika X1, X2, X3, = 0
X₁ : Motivasi
X₂ : Supervisi Kepala Sekolah X3 : Kecerdasan Emosi
B : Koefisien regresi e : error
4.7.2.5.Pengujian Hipotesis
Menurut Santoso (2012:147),
Uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah data dari sampel yang ada sudah cukup kuat untuk menggambarkan populasinya.
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksud dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Terdapat empat jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan, yaitu dengan:
1) Uji Determinasi (R2)
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa variabel X (X1, X2, X3) terhadap
naik turunnya (variasi perubahan) variabel Y. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independent yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependent.
Untuk menghitung besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD). Derajat koefisien determinasi dicari dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
KD : Nilai Koefisien Determinasi r2 : Nilai Koefisien Korelasi 2) Pengujian Secara Simultan (Uji-F)
Menurut Priyatno (2012:137),
Uji F atau uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.
Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 Uji regresi simultan (uji F) dapat dirumuskan sebagai berikut:
(1) Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan) (2) Jika Sig. > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signifikan)
3) Uji Regresi Parsial (Uji-t)
Menurut Priyatno (2012:139),
Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independent berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependent.
Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% dapat dilakukan berdasarkan nilai signifikansi, dengan cara pengambilan keputusan adalah:
(1) Jika nilai sig < 0,05 maka Ha diterima sehingga Ho ditolak (signifikan).
(2) Jika nilai sig > 0,05 maka Ha ditolak sehingga Ho diterima (tidak signifikan).
4) Analisis Korelasi Antar Dimensi
Analisis korelasi adalah suatu analisis statistik yang mengukur tingkat hubungan yang melibatkan antara lebih dari satu variabel bebas (X1,X2,X3) dan
satu variabel terikat (Y). Analisis korelasi dimensi digunakan untuk mengetahui hubungan antar dimensi motivasi, supervisi kepala sekolah dan kecerdasan emosi terhadap kinerja guru.
Secara keseluruhan kegiatan pengolahan dan analisis data ini dilakukan dengan bantuan program komputer. Dalam hal ini program yang digunakan adalah SPSS (Statistical Product for Service Solution) versi 20.0.
Tabel 4.2. Matriks Korelasi Antara Motivasi, Supervisi Kepala Sekolah dan Kecerdasan Emosi Terhadap Kinerja
Variabel Kinerja Guru
Dimensi Y1 Y2 Y3
Motivasi X1.1 rX1.1.Y1 rX1.1.Y2 rX1.1.Y3
X1.2 rX1.2.Y1 rX1.2.Y2 rX1.2.Y3
X1.3 rX1.3.Y1 rX1.3.Y2 rX1.3.Y3
X1.4 rX1.4.Y1 rX1.4.Y2 rX1.4. Y3
X1.5 rX1.5.Y1 rX1.5.Y2 rX1.5. Y3
Supervisi Kepala Sekolah
X2.1 rX2.1.Y1 rX2.1.Y2 rX2.1.Y3
X2.2 rX2.2.Y1 rX2.2.Y2 rX2.2.Y3
X2.3 rX2.3.Y1 rX2.3.Y2 rX2.3.Y3
Kecerdasan Emosi
X3.1 rX3.1.Y1 rX3.1.Y2 rX3.1.Y3
X3.2 rX3.2.Y1 rX3.2.Y2 rX3.2.Y3
X3.3 rX3.3.Y1 rX3.3.Y2 rX3.3.Y3
X3.4 rX3.4.Y1 rX3.4.Y2 rX3.4.Y3
X.3.5 rX.3.5.Y1 rX.3.5.Y2 rX.3.5.Y3
Sumber: Robbins (2008), Mulyasa (2007), Mehmood, et.al (2013) dan Permendiknas (2007), diolah (2015)
Adapun interpretasi dari matriks korelasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3. Interpretasi Matriks Korelasi
Korelasi Interpretasi 0,000 – 0,199 Sangat lemah 0,200 – 0,399 Lemah 0,400 – 0,599 Cukup kuat 0,600 – 0,799 Kuat 0,800 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2010)