• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PENGELOLAAN IKAN DI SASAK, KECAMATAN SASAK RANAH PESISIR, PASAMAN BARAT DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN PENGELOLAAN IKAN DI SASAK, KECAMATAN SASAK RANAH PESISIR, PASAMAN BARAT DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERENCANAAN PENGELOLAAN IKAN

DI SASAK, KECAMATAN SASAK RANAH PESISIR, PASAMAN BARAT DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS

Ahmad Dio Fadly, Nasril Sikumbang, Desy Aryanti

Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta E-mail : ahamddiof@gmail.com, nasril_sikumbang@yahoo.com,d_aryadana@yahoo.com

ABSTRAK

Perencanaan ini bertujuan untuk menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat Pasaman Barat khususnya pada daerah Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pesisir dalam mengelola hasil ikan yang baik. Dapat diketahui bahwa Provinsi Sumatera Barat khususnya yang dilewati garis pantai merupakan daerah yang sangat memiliki kekayaan hasil laut seperti salah satunya TPI Pasaman Barat. Dilihat dari efisiensi pengelolaan yang sudah ada di setiap daerah masing – masing masih memakai sistem pengelolaan pantron-klien yang diterapkan di tempat pelelangan ikan tersebut. Disediakannya sarana dan fasilitas tempat pengelolaan ini diharapkan nantinya dapat membantu masyarakat Sasak dalam melakukan berbagai kegiatan, dengan memiliki kualitas dan sistem pengelolaan ikan yang lebih baik. Tempat Pengelolaan Ikan ini diharapkan dapat membantu masyarakat Sasak dalam sistem pengelolaan ikan untuk menjadi lebih baik sehingga dapat memakmurkan masyarakat dan menjadikan Pasaman Barat ikon dalam mengelola hasil ikan yang baik.

Kata Kunci : tempat, fasilitas , sistem

FISH MANAGEMENT PLANNING

IN SASAK, SASAK DISTRICT FIELD OF COASTAL, WEST PASAMAN APPROACH WITH TROPICAL ARCHITECTURE

Ahmad Dio Fadly, Nasril Sikumbang, Desy Aryanti

Departement of Architecture, Faculty of Civil Enginering and Planning,Bung Hatta University E-mail : ahamddiof@gmail.com, nasril_sikumbang@yahoo.com,d_aryadana@yahoo.com.

ABSTRACT

The purpose of this strategy is it provide and facilitate Pasaman Barat of society requirement, especially in the area of West Pasaman Sasak, District Sasak Coast aspect in managing fish good results. It can be seen that the province of West Sumatra, especially that passed the coast line is an area that really has a wealth of marine products such as the one TPI Pasaman West. Judging from the existing management efficiency in every area of still wearing pantron-client management system applied in the fish auction. Provision of facilities for managing the place is expected later to help the Sasak in doing various activities, it have the quality and fish management system better. Place fish management is it expected to help the bouffant in fish management system for the better so that the community can prosper and make West Pasaman icon in managing fish good results.

(2)

2 Pendahuluan

Dapat diketahui bahwa Provinsi Sumatera Barat khususnya yang dilewati garis pantai merupakan daerah yang sangat memiliki kekayaan hasil laut. Seperti Pesisir Selatan, Padang yang dikenal dengan TPI Bungus, Pariaman dan Pasaman Barat yang dikenal dengan TPI Sasak. Dilihat dari efisiensi pengelolaan yang sudah ada di setiap daerah masing– masing masih memakai sistem pengelolaan pantron-klien yang diterapkan di tempat pelelangan ikan tersebut.

Perencanaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan salah satu program daerah yang berkaitan dengan penyedian tempat penampungan ikan 3 Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian dan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor

139 Tahun 1997;

902/Kpts/PL.420/9/97;03/SKB/M/IX/19 97 tertanggal 12 September 1997 tentang penyelengaraan tempat pelelangan ikan, bahwa yang disebut dengan Tempat Pelelangan Ikan adalah tempat para penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli ikan melalui pelelangan dimana proses penjualan ikan dilakukan di hadapan

umum dengan cara penawaran bertingkat (Pramitasari, 2005).

Dilihat dari efisiensi pengelolaan yang sudah ada di setiap daerah masing–masing masih memakai sistem pengelolaan pantron-klien yang diterapkan di tempat pelelangan ikan tersebut. Disediakannya sarana dan fasilitas tempat pengelolaan ini diharapkan nantinya dapat membantu masyarakat Sasak dalam melakukan berbagai kegiatan, dengan memilki kualitas dan sistem pengelolaan ikan yang lebih baik. Tempat Pengelolaan Ikan ini diharapkan dapat membantu masyarakat sasak dalam sistem pengelolaan ikan untuk menjadi lebih baik sehingga dapat memakmurkan masyarakat dan menjadikan Pasaman Barat Ikon dalam mengelola hasil ikan yang baik.

Metodologi

Tahapan perancanaan tempat pengelolaan ikan ini terdiri atas :

a. Wawancara

Melakukan wawancara pada pihak-pihak yang terkait demi mendapatkan data dan informasi yang lengkap untuk perancanaan tempat pengelolaan ikan.

(3)

3 b. Studi banding

Mencari informasi dari beberapa bangunan yang terkait dengan perancangan, kemudian melakukan perbandingan dari segi bentuk arsitektural serta sarana dan prasarana untuk memperoleh gambaran secara objektif tentang arah perencanaan desain dengan melakukan pengamatan langsung. c. Studi literatur

Mengumpulkan dan mempelajari dari referensi dan data-data yang terkait dalam desain perancangan yang akan dilakukan, dimana nantinya dari studi literatur tersebut dapat menjadi arahan dalam melakukan perancangan.

d. Studi standarisasi

Mempelajari data-data dan peraturan-peraturan yang telah di tetapkan yang berhubungan dengan pengembangan laboratorium ini, untuk melengkapi data dalam melakukan proses perancanaan tempat pengelolaan ikan .

e. Studi lokasi

Bertujuan untuk mengenali kondisi site lokasi yang telah dipilih dari segi permasalahan-permasalahan serta berbagai

potensi yang ada pada lokasi tersebut.

Hasil dan Pembahasan

Lokasi : Sasak, Kec. Sasak Ranah Pesisir, Kab. Pasaman Barat, Sumatera Barat.

Luas Site : 1,5 Ha

GSB : 3 M

GSP : 100 M

KDB : 40-60 %

Gambar 1 : lokasi site Sumber : Google earth, 2104

Lokasi berada di bantaran tepi pantai sasak serta berada di muara sungai yang terhubung langsung dengan pantai sasak.

Keterangan :

a. Bagian depan site berbatasan dengan tepi pantai sasak b. Bagian belakang site

(4)

4 yang terhubung langsung ke

air laut sasak

c. Bagian kanan site berbatasan pada muara

d. Bagian kiri site berbatasan pada semak-semak serta tempat pelelangan ikan yang sudah ada

Data dan Analisa Site 1. Orientasi bangunan

Orientasi masin –masing masa bangunan berdasarkan fungsi bangunan dengan mempertimbangkan sirkulasi pada masing–masing bangunan 2. Pencapaian kedalam site

Pencapaian kedalam site dibedakan pintu masuknya karena site berada pada lokasi yang memiliku jalan satu jalur dimana tidak memungkinkan untuk satu pintu masuk saja. Sirkulasi kedalam site terbagi atas 2 jalur yaitu sirkulasi manusia dan kendaraan.

3. Bentuk masa bangunan

Konsep bentuk masa bangunan tempat pengelolaan ikan ini terdiri dari beberapa masa bangunan yang berdasarkan bentuk mengikuti fungsi bangunan. Konsep dasar bangunan adalah bentuk persegi panjang karena

menunjang dengan kegiatan yang akan dilakukan pada bangunan tersebut.

4. Fasade bangunan

Konsep fasade bangunan ini mengikuti fungsi ruang yang ada didalamnya dengan ruangan yang memerlukan bukaan lebar. Karena, banyak terjadi aktivitas yang memerlukan area besar untuk melancarkan aktivitas kerja pada bangunan.

5. Sistem pencahayaan alami Sistem pencahayaan alami ini juga diterapkan pada perencanaan tempat pengelolaan ikan di Sasak ini. Karena, pada konsep perencanaan tersebut bertemakan arsitektur tropis dan memaksimalkan energi cahaya matahari untuk pencahayaan kedalam bangunan.

6. Vegetasi

Vegetasi merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan pada ruang luar karena vegetasi mempunyai bermacam fungi bagi kenyamanan bangunan seperti untuk meminimalisirkan sinar matahari terkena langsung ke

(5)

5 dinding bangunan, sebagai filter

debu dan kebisingan dan

sebagai peneduh bagi ruang luar.

Gambar dan Desain

Gambar 2 : Site Plan

Sumber : Hasil analisa dan rencana, 2014

Gambar 3 : Blok Plan

(6)

6

Gambar 4 : Denah Lt.1 Kantor Pengelola Sumber : Hasil analisa dan rencana, 2014

Gambar 5 : Denah Lt.2 Kantor Pengelola Sumber : Hasil analisa dan rencana, 2014

Gambar 6 : Denah Tempat Pengelolaan Ikan Sumber : Hasil analisa dan rencana, 2014

(7)

7

Gambar 7 : Denah Tempat Pelelangan Ikan Sumber : Hasil analisa dan rencana, 2014

Gambar 8 : 3D Kawasan

Sumber : Hasil analisa dan rencana, 2014

Gambar 9 : Kantor Pengelola Sumber : Hasil analisa dan rencana, 2014

(8)

8

Gambar 10 : Tempat Penjualan Ikan Sumber : Hasil analisa dan rencana, 2014

Gambar 11 : Tempat Pengelolaan Ikan Sumber : Hasil analisa dan rencana, 2014

(9)

9

Kesimpulan

Setelah dilakukan evaluasi baik konsep maupun desain yang dikaitkan dengan tugas akhir dan gambar perencana,maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Letak site merupakan lokasi yang baik dan potensial untuk sebuah tempat pengelolaan ikan karena terletak di pinggir pantai.

2. Tema yang diterapkan sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia, daerah Padang khususnya.

3. Desain bangunan ini diharapkan nantinya dapat membantu masyarakat sasak dalam sistem pengelolaan ikan untuk menjadi lebih baik sehingga dapat memakmurkan masyarakat dan menjadikan Pasaman Barat Ikon dalam mengelola hasil ikan yang baik. 4. Dengan memisahkan masa

bangunan sesuai dengan fungsinya maka kegiatan yang ada dalam bangunan tersebut dapat terorganisir dengan baik..

Daftar Pustaka

Data Arsitek Jilid 3, Bentuk pola parkir, Erlangga, Jakarta.

Direktorat Bina Prasarana Perikanan,

1989.

Direktorat Jenderal Perikanan, Tentang Penyelenggaraan pelelangan ikan 1989. Direktorat Jenderal Perikanan,

Tentang Penyelengaraan Tempat Pelelangan Ikan, 1994. D.K.Ching, Francis, 2008, Bentu,

ruang dan tatanan, Erlangga, Jakarta.

Menteri Dalam Negeri, Menteri

Pertanian dan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 139 Tahun 1997; 902/Kpts/PL.420/9/97;

03/SKB/M.IX/1997 tertanggal 12 September 1997 tentang penyelenggaraan tempat pelelangan ikan.

Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah Pasal 1 (h), yang menyatakan Otonomi Daerah. Undang - Undang Republik Indonesia

Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, pada pasal 41. http://www. Tsukiji – Fish -

market.com//Tempat-

Pelelangan-Ikan//Pasar-ikan// http://Www. Pasar Ikan Rejomulyo

Semarang.com//Tata-

Bangunan-Pasar ikan- Semarang//

(10)

10 pot.com/2012/06/penegertian-

dan-konsep-arsitektur-tropis.html.//

http://Sirip Ikan hiu.com//hiu-berenang- laut-hiu-banteng// http://www.coldstorage.com/// penyimpanan-coldstorage// http://www.Tungkupengasapan.com/// Tungku-Pengasapan// http://id.wikipedia.org/wiki/Agsana http://iqmaltahir.wordpress.com/2011/0 3/10/eksploitasi-pohon-perindang-jalan-demi-iklan//

Gambar

Gambar 1 :   lokasi site  Sumber :  Google earth, 2104
Gambar dan Desain
Gambar 5 :   Denah Lt.2 Kantor Pengelola  Sumber :  Hasil analisa dan rencana, 2014
Gambar 9 : Kantor Pengelola  Sumber :  Hasil analisa dan rencana, 2014
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku berinternet di kota Semarang saat ini telah mengalami perubahan paradigma dengan munculnya berbagai media sosial yang menarik bagi remaja.Perubahan perilaku berinternet

Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2012) menunjukkan bahwa dari 171 orang sampel siswa-siswi kelas XI di sebuah SMA di Jawa Timur ditemukan sebanyak 134

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melaksanakan beberapa kegiatan terkait survey lokasi untuk mengetahui lokasi instalasi kincir

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis tentang Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pegawai Bagian Sekretariat Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Realisasi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan oleh pengusul untuk menyelesaikan permasalahan mitra di mulai dari perancangan, pemasangan, pengoperasian serta

Metode finite state machine dapat diterapkan untuk nilai-nilai batas perpindahan yang pasti dan mudah diterapkan seperti pada Enemy dan Boss pada game Adventure “The Lost

Stigma negatif yang tercantum daripada budaya popular akibat pengaruh daripada Amerikanisasi yang panjang tidak dapat dihindari lagi, akan tetapi budaya popular boleh

Agribisnis Pedesaan (PUAP) Terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja Petani Anggur. Persamaan dengan peneliti adalah sama-sama meneliti efektivitas dan dampak serta