BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Uraian yang disajikan meliputi: metode pengumpulan data, metode analisis data, serta tinjauan unit kerja dari obyek penelitian.
3. 1. Metode Pengumpulan Data
Data yang ada berupa data internal yaitu data yang tersimpan dan menjadi arsip Inspektorat Jenderal. Data sekunder ini berupa memorandum hasil pemeriksaan operasional yang dilakukan Inspektorat Jenderal DESDM pada di lingkungan unit Eselon I Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Satuan Kerja Listrik Perdesaan PT. PLN (Persero) serta Dinas Pertambangan dan Energi tahun anggaran 2006 sampai dengan 2008 yang berupa temuan, penyebab temuan, akibat dan rekomendasinya.
Temuan-temuan pemeriksaan dilakukan penggolongan dan katagori sesuai dengan jenis-jenis temuan audit yaitu :
1. Kejadian yang merugikan negara 2. Kewajiban penyetoran kepada Negara
3. Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku 4. Pelanggaran terhadap prosedur dan tata kerja yang telah ditetapkan 5. Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan anggaran
6. Hambatan terhadap kelancaran proyek, Hambatan terhadap kelancaran togas pokok
7. Kelemahan administrasi
8. Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat 9. Temuan diprogram lainnya.
Sedangkan penyebab adanya temuan juga dilakukan penggolongan dan katagori sesuai dengan sebab-sebab temuan berdasarkan jenis-jenis penyebab audit dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/35/M.PAN/10/2006 yaitu :
1. Kelemahan dalam Organisasi 2. Kelemahan dalam Kebijakan 3. Kelemahan dalam Perencanaan
4. Kelemahan dalam Pembinaan Personil 5. Kelemahan dalam Prosedur
6. Kelemahan dalam Pencatatan dan Pelaporan 7. Kelemahan dalam Reviu/Pengawas Internal
Setelah penggolongan penyebab temuan selesai maka dibuat tabel pengelompokan data sesuai tahun anggarannya.
3. 2. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis data yang dilakukan adalah metode statistik deskripsi yaitu dengan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami.
Analisis data yang dilakukan terbatas pada teknis pengolahan data berupa pengecekan data dan tabulasi dalam hal ini hanya membaca tabel-tabel, grafik trend batang (diagram batang), uji korelasi dan uji signifikansi sehingga didapatkan gambaran secara umum hubungan antara variabel temuan dan penyebabnya.
Penyajian grafik atau diagram ini dimaksudkan untuk membantu dan memudahkan penyajian informasi di samping menggunakan tabel.
Tahapan-tahapan analisis data dalam penelitian ini antara lain :
1) Menyusun distribusi frekuensi kategorial berupa pembagian kelas-kelasnya berdasarkan atas golongan atau kategori-kategori jenis-jenis temuan dan penyebabnya secara kualitatif.
2) Menghitung rata-rata temuan dan penyebabnya, setiap tahun anggaran maupun pada 3 (tiga) tahun anggaran berturut-turut.
3) Menyusun Grafik Trend temuan dan penyebab temuan tahun anggaran 2006, 2007 dan 2008 untuk memberikan deskripsi mengenai temuan dominan dan berulang serta identifikasi penyebab yang dominan..
4) Melakukan Uji Korelasi terhadap Penyebab Temuan yang dominan dengan temuan berulang. Uji korelasi ini dilakukan dengan pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan.
Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut:
- Hubungan antara peubah X dan Y disebut kuat dan searah jika 0.75 ≤ r ≤ 1.
- Hubungan antara peubah X dan Y disebut kuat dan berlawanan arah jika -1 ≤ r ≤ -0.75.
- Hubungan antara peubah X dan Y disebut lemah jika -0.75 < r < 0.75
Persamaan yang digunakan untuk melakukan uji korelasi dengan persamaan Pearson yaitu :
4) Melakukan Uji Siginifikansi Hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu akan berlaku atau akan berhubungan setiap tahun anggaran. Rumus Uji Signifikansi Korelasi Product Moment yang digunakan adalah :
Hipotesa statistiknya adalah : Ho : ρ = 0 (tidak ada hubungan) Ha : ρ ≠ 0 (ada hubungan) 2 1 2 r n r t − − =
Pengujian Signifikansi dilakukan menggunakan tabel t product moment dengan nilai dk = n-2 = 3-2 = 1, taraf kesalahan 5% maka t tabel adalah 12,706.
Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
5) Penyebab yang mempunyai korelasi dan signifikansi hubungan merupakan penyebab utama adanya temuan audit dan saran penyempurnaan sesuai unsur-unsur SPIP yang di dalam unsur-unsur tersebut mengandung gambaran kelemahan ataupun penyebab temuan audit.
025 , 0 = α α =0,025 +12,706 -12,706 0,95 Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
3.3. Tinjauan Unit Kerja
3. 3. 1. Unit Pengawas Inspektorat Jenderal DESDM 3.3.1.1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral terdiri dari :
a. Sekretariat Inspektorat Jenderal b. Inspektorat I c. Inspektorat II d. Inspektorat III e. Inspektorat IV INSPEKTORATJENDERAL DESDM
INSPEKTORATI INSPEKTORATII INSPEKTORATIV
SEKRETARIAT INSPEKTORATJENDERAL
3.3.1.1. Kekuatan Pegawai Inspektorat Jenderal DESDM
Keadaan pegawai yang menduduki jabatan fungsional auditor di Inspektorat Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral per 1 Februari 2008 berjumlah 85 orang, yang dijabarkan menurut komposisi pendidikannya dan jenjang peran dalam kegiatan Audit sebagai berikut :
Tabel III - 1
Jumlah Auditor Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
No Unit Tingkat Pendidikan Jumlah SD SLTP SLTA D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3 1 Inspektorat I 1 16 4 23 2 Inspektorat II 3 9 8 23 3 Inspektorat III 1 13 6 21 4 Inspektorat IV 2 20 3 25 Jumlah 0 0 7 0 0 0 0 57 21 0 85 Tabel III - 2
Jumlah Auditor Berdasarkan Jenjang Peran Jabatan
No. Eselon/JFA Jumlah
1. Auditor Ahli Utama -
2. Auditor Ahli Madya 24
3. Auditor Ahli Muda 18
4. Auditor Ahli Pertama 10
5. Auditor Penyelia 7
6. Auditor Pelaksana Lanjutan -
7. Auditor Pelaksana -
8. Calon Auditor 26
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian, Bagian Perundang-undangan dan Kepegawaian Sekretariat Inspektorat Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2008
3.3.1.3. Tahapan –tahapan Kegiatan Audit
Dalam melakukan kegiatan audit, ada beberapa tahapan-tahapan antara lain :
a. Penyusunan Desk Work
Desk Work disini merupakan kegiatan pemeriksaan buril. Istilah buril tak asing lagi bagi auditor. Istilah buril kepanjangannya adalah “Bahan Untuk Pemeriksaan Lapangan“. Buril merupakan kegiatan pengujian dan penilaian terhadap seluruh data dan informasi yang masuk/diterima Inspektorat jenderal dengan melakukan analisis dan evaluasi yang dilakukan dibelakang meja atau di kantor .
b. Rapat Koodinasi Pengawasan
Rapat Koodinasi Pengawasan Inspektorat Jenderal DESDM merupakan forum tertinggi kegiatan operasional pengawasan, forum ini diselenggarakan untuk menentukan Obyek Pemeriksaan, Susunan Tim Audit, dan Penanggung Jawabnya. Anggota forum rapat ini terdiri seluruh Inspektur dan Kepala Bagian Penyusunan Program dan Laporan selaku Sekretaris Rapat Operasional.
c. Persiapan Pendahuluan
Setelah dilakukan Rapat Operasional, hal-hal yang dilakukan antara lain :
- Sekretariat Inspektorat Jenderal DESDM memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada Tim Audit seperti menyediakan data pengawasan serta surat-surat yang diperlukan.
- Ketua Tim menyusun Program Kerja Audit dengan direview oleh Pengendali Teknis.
- Program Kerja Audit yang telah dibuat dipresentasikan pada waktu ekspose PKA.
d. Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan
Sesuai dengan Surat Perintah yang telah dibuat oleh Inspektur Jenderal DESDM mengenai jangka waktu pemeriksaan, nama objek pemeriksaan, dan tahun anggaran yang diperiksa selanjutnya dilakukan antara lain :
- Pada hari H Tim Pemeriksa berangkat menuju tempat pemeriksaan dengan mengadakan pertemuan pendahuluan dengan Pimpinan Unit/Proyek untuk membicarakan maksud dan tujuan pemeriksaan, hasil pemeriksaan terakhir, dan susunan tim pemeriksaan.
- Setelah itu dilakukan pemeriksaan sesuai bidang sasaran pemeriksaan sesuai Petunjuk Teknis Pemeriksaan Inspektorat Jenderal DESDM yang meliputi :
1. Bidang Tugas Umum Pemerintahan 2. Bidang Pembangunan
3. Bidang Kepegawaian 4. Bidang Keuangan 5. Bidang Perlengkapan
3. 3. 2. Unit Obyek Pengawasan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Jumlah unit Eselon I dan Satuan Kerja di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral yang menjadi obyek pengawasan antara lain :
1. Sekretariat Jenderal
2. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
3. Direktorat Jenderal Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi
4. Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi dan Satuan Kerja Listrik Perdesaan PT. PLN (Persero)
5. Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM 6. Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM 7. Badan Geologi
Jumlah Obyek obyek Audit yang telah dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun anggaran adalah :
- Tahun Anggaran 2006 sebanyak 159 obyek pemeriksaan. - Tahun Anggaran 2007 sebanyak 159 obyek pemeriksaan. - Tahun Anggaran 2008 sebanyak 127 obyek pemeriksaan.