• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan nilai-nilai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan nilai-nilai"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

83 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul. SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: 1) SMP Negeri 1 Wonosari, 2) SMP Negeri 2 Wonosari, 3) SMP Negeri 3 Wonosari, 4) SMP Negeri 4 Wonosari, 5) MTs Negeri Wonosari, 6) SMP Muhammadiyah Wonosari, 7) MTs Muhammadiyah Wonosari. Deskripsi data yang diperoleh secara langsung dari lapangan melalui metode pengumpulan data wawancara dan dokumentasi.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Deskripsi lokasi penelitian merupakan gambaran lokasi di perolehnya data penelitian, adapun detail lokasi penelitian di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul, meliputi:

a. SMP Negeri 1 Wonosari

SMP Negeri 1 Wonosari terletak di Jalan kolonel sugiyono 35 B Wonosari Gunungkidul. SMP Negeri 1 Wonosari memiliki visi dan misi, adapun visinya adalah “Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang Takwa, Cerdas, Terampil, Cinta Tanah Air, Berwawasan dan Berdayasaing Global”. Adapun misi SMP Negeri 1 Wonosari antara lain sebagai berikut:

(2)

84

1) Terwujudnya lulusan dengan kompetensi yang bertaraf internasional, cinta tanah air, beriman dan bertakwa.

2) Terwujudnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah yang bertaraf internasional.

3) Terwujudnya proses pembalajaran yang efektif, efisien, dan bertaraf internasional

4) Terwujudnya standar tenaga pendidik dan kependidikan bertaraf internasional

5) Terwujudnya standar sarana dan prasarana atau fasilitas pendidikan bertaraf internasional

6) Terwujudnya standar pengelolaan pendidikan yang bertaraf internasional

7) Terwujudnya standar penilaian penilaian pendidikan bertaraf internasional

8) Terwujudnya penggalangan biaya pendidikan yang memadai 9) Terwujudnya budaya dan lingkungan sekolah

10) Terwujudnya standar pendidikan berbasis keunggulan lokal yang dapat diakses secara internasional

b. SMP Negeri 2 Wonosari

SMP Negeri 2 Wonosari terletak di Jalan Veteran No. 8 Desa Kepek Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul. SMP Negeri 2 Wonosari memiliki visi, yaitu: “Sejuk, sopan bersahaja, jujur berwibawa, unggul dalam berprestasi, kuat iman dan budi”. Sedangkan misi dari SMP Negeri 2 Wonosari adalah “unggul dalam prestasi, disiplin, kuat iman dan budi pekerti” (Sumber: Dokumen Tata Usaha SMP Negeri 2 Wonosari).

c. SMP Negeri 3 Wonosari

SMP Negeri 3 Wonosari terletak di Jalan Baron Km. 6 Wonosari Gunungkidul. SMP Negeri 3 Wonosari memiliki visi, yaitu: “Unggul dalam bidang akademik, Unggul dalam prestasi seni, Unggul dalam disiplin dan berbudi pekerti, Unggul dalam prestasi olahraga, dan Unggul dalam bidang ketrampilan”. Sedangkan misi SMP Negeri 3 Wonosari,

(3)

85

yaitu:

1) Meningkatkan mutu akademik dengan prestasi hasil belajar untuk menaikkan NEM.

2) Meningkatkan prestasi seni dan budaya.

3) Meningkatkan disiplin pengamalan agama serta budi pekerti. 4) Meningkatkan prestasi olahraga.

5) Melaksanakan program ketrampilan.

(Sumber: Dokumen Tata Usaha SMP Negeri 3 Wonosari).

d. SMP Negeri 4 Wonosari

SMP Negeri 4 Wonosari terletak di Piyaman, Wonosari Gunungkidul. SMP Negeri 4 Wonosari memiliki visi, yaitu: “Terwujudnya siswa sebagai pribadi yang taqwa, cerdas, dan terampil”. Sedangkan misi SMP Negeri 4 Wonosari yaitu:

1) Ibadah di sekolah

2) Pembimbingan keagamaan

3) PAIKEM : Pembelajaran aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

4) Ekstra Olahraga 5) Ekstra keterampilan

(Sumber: Dokumen Tata Usaha SMP Negeri 4 Wonosari). e. MTs Negeri Wonosari

MTs Negeri Wonosari terletak di Jalan Kyai Legi Bansari Kepek Wonosari Gunungkidul Yogyakarta. MTs Negeri Wonosari memiliki visi, yaitu: “ Beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia serta berprestasi”. Sedangkan misi nya, yaitu:

1) Melaksanakan pendidikan agama Islam dan membina siswa agar berprestasi dibidang agama.

2) Menyediakan pelayanan belajar yang efektif dengan sumber belajar yang memadai.

3) Memberikan uswatun hasanah dan mauidhoh hasanah dalam menciptakan akhlaqul karimah melalui pembiasaan yang dijiwai oleh Qur’an dan As Sunnah.

(4)

86

4) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh kepada seluruh warga madrasah.

5) Mengoptimalkan guru dan siswa dalam kegiatan pendidikan dan bimbingan.

6) Memotivasi siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

7) Menerapkan program partisipatif untuk mengembangkan potensi dan sarana madrasah dengan melibatkan warga madrasah dan warga masyarakat.

8) Menciptakan madrasah sebagai institusi yang dinamis, kondusif dan persuasive untuk mencetak lulusan yang unggul.

9) Mengusahakan sarana/prasarana yang memadai untuk menunjang keberhasilan program keunggulan madrasah.

(Sumber: Dokumen Tata Usaha MTs Negeri Wonosari) f. SMP Muhammadiyah Wonosari

SMP Muhammadiyah Wonosari terletak di Kompleks masjid agung alikhlas wonosari gunungkidul. SMP Muhammadiyah Wonosari memiliki visi, yaitu: “Unggul dalam prestasi berdasar iman dan taqwa yang kuat”. Indikator visi tersebut meliputi:

1) Peningkatan dalam perolehan NUN.

2) Bersaing masuk SMA/K yang dianggap favorit. 3) Unggul dalam pengamalan Agama Islam. 4) Unggul dalam bidang Komputer.

5) Unggul dalam Ketrampilan Menjahit dan Tata Boga. 6) Unggul dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. 7) Unggul dalam Porsenitas.

8) Unggul dalam bidang aneka Kerajinan.

9) Unggul dalam pelayanan prima terhadap siswa, orang tua dan masyarakat.

Sedangkan misi SMP Muhammadiyah Wonosari, yaitu:: 1) Melaksanakan PBM yang efektif dan insentif

2) Mensosialisasikan dan menumbuhkan semangat bersaing.

3) Menumbuhkan motivasi untuk mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

4) Memberikan Ketrampilan Komputer.

5) Memberikan Ketrampilan Menjahit dan tata Boga.

6) Memberikan Ketrampilan fasih berbahasa Inggris dan Bahasa Arab. 7) Memberikan Ekstra Volly, Seni Musik dan Drum Band.

(5)

87

8) Memberikan Ketrampilan aneka Kerajinan.

9) Menciptakan pelayanan prima terhadap siswa, orang tua dan masyarakat.

10) Menerapkan Management Partisipaty dengan melibatkan seluruh warga sekolah sehingga menjadi Team Work yang solid.

(Sumber: Dokumen Tata Usaha SMP Muhammadiyah Wonosari)

g. MTs Muhammadiyah Wonosari

MTs Muhammadiyah Wonosari terletak di Jalan. Alun-alun Barat Nomor 09 Kepek Wonosari Gunungkidul. MTs Muhammadiyah Wonosari memiliki visi sekolah, yaitu: “Terwujudnya manusia yang bersikap Agamis, Berkemampuan Ilmiah, Alamiah, Terampil dan Profesional serta bertanggung jawab sesuai dengan tataan kehidupan”. Sedangkan misi nya, yaitu:

1) Membentuk calon agamawan yang berilmu. 2) Membentuk calon ilmuwan yang beragama.

3) Membentuk calon tenaga terampil, professional dan bertanggungjawab sesuai tatanan kehidupan

(Sumber: Dokumen Tata Usaha MTs Muhammadiyah Wonosari). 2. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengenai pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul yang diperoleh melalui wawancara dengan beberapa informan, dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Pengembangan Nilai-Nilai Pancasila dalam Pembelajaran PKn di SMP se-Kecamatan Wonosari

Pancasila merupakan pandangan hidup yang merupakan sumber jati diri, kepribadian, moralitas dan haluan keselamatan bangsa yang

(6)

88

didalamnya terkandung nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut perlu dilakukan pengembangan khususnya pada pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang didalamnya termuat materi pembelajaran Pancasila, sehingga dapat diamalkan dengan baik oleh peserta didik.

Mayoritas guru di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul sudah melakukan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn, namun nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan belum optimal. Deskripsi pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul dalam penelitian secara rinci disajikan sebagai berikut:

1) Perencanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari

Dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila diperlukan perencanaan yang baik agar sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Perencanaan merupakan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan. Perencanaan yang dilakukan guru PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten

(7)

89

Gunungkidul sudah memperhatikan aspek dasar acuan, materi pengembangan, sumber pengembangan, media dan teknik/pendekatan yang digunakan untuk pengembangan nilai-nilai Pancasila. Berikut hasil penelitian mengenai perencanaan yang dilakukan guru PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari.

a) SMP Negeri 1 Wonosari

Berdasarkan keterangan dari Ibu SYL (55 Tahun) selaku guru PKn di SMP Negeri 1 Wonosari menguraikan bahwa dalam perencanaan pengembangan nilai-nilai pancasila yang dilakukan selama ini mengacu dari kurikulum kemudian dikembangkan melalui RPP dan silabus dari MGMP kemudian dikembangkan lagi. Materi pengembangan nilai-nilai Pancasila terkait lima sila dalam Pancasila.

Berdasarkan RPP yang dibuat oleh Ibu SYL (55 Tahun) selaku guru PKn di SMP Negeri 1 Wonosari, nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan yaitu: sila pertama terdiri nilai religius dan nilai toleransi, sila kedua (nilai disiplin), sila ketiga (nilai persatuan), sila keempat terdiri dari nilai cermat dan nilai demokratis, sila kelima terdiri dari nilai tanggungjawab, kerja keras, saling menghargai, dan saling menghormati. Selama ini sumber pembelajaran dalam pengembangan nilai-nilai pancasila meliputi buku paket BSE, yudistira, LKS, dan keteladanan guru, media yang digunakan menggunakan papan tulis dan power point

(8)

90

yang di dalamnya terdapat contoh gambar-gambar yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila, sedangkan teknik/ pendekatannya menggunakan diskusi dan tanya jawab.

b) SMP Negeri 2 Wonosari

Bapak MDY (46 Tahun) menjabarkan mengenai perencanaan yang dilakukan dalam pengembangan nilai-nilai pancasila berawal dari silabus dari MGMP dikembangkan kemudian nilai-nilai Pancasila dituangkan secara exsplisit jelas), seperti nilai kereligiusan, nilai demokrasi, khususnya dalam kolom pembelajaran dan indikator. Untuk RPP dibuat sendiri, formatnya sedikit berbeda dengan sekolah lain. Untuk silabus mendapat dari MGMP.

Berdasarkan RPP yang dibuat oleh Bapak MDY (46 Tahun) selaku guru di SMP Negeri 2 Wonosari, nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan yaitu sila pertama terdiri dari nilai religius dan toleransi, sila kedua (disiplin), sila ketiga (nilai persatuan), sila keempat terdiri dari nilai cermat, demokratis, kebersamaan, kerjasama, rasa ingin tahu, serta pada sila kelima terdiri dari nilai tanggung jawab, kerja keras, saling menghargai, saling menghormati, percaya diri.

Setiap materi pelajaran disisipkan dan dikembangkan nilai-nilai pancasila. Untuk sumber pembelajaran yang pertama buku mata pelajaran PKn, kemudian keteladanan guru, informasi dengan

(9)

91

mengakses dari internet, dari surat kabar, dan observasi lingkungan masyarakat. Sedangkan media yang digunakan menggunakan papan tulis dan power point dengan pendekatan pembelajaran teacher learning, diskusi, tanya jawab dan menggunakan model pembelajaran PAIKEM yaitu pembelajaran aktif, interaktif, komunikatif, efektif dan menyenangkan.

c) SMP Negeri 3 Wonosari

Perencanaan yang dilakukan dalam pengembangan nilai-nilai pancasila berdasarkan keterangan dari Ibu SMT (48 Tahun) yaitu mengacu pada silabus MGMP dari Standar Kompetensi dijabarkan ke kompetensi dasar kemudian indikator, selanjutnya nilai-nilai pancasila itu disisipkan dalam nilai-nilai karakter yang disesuaikan dengan indikator. Sumber pengembangan nilai-nilai pancasila dalam pembelajaran PKn dari buku paket, media yang digunakan dalam mengembangkan nilai–nilai pancasila pada pembelajaran PKN meliputi ICT, power point, kartu soal, dan lainnya, dan untuk teknik pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan nilai– nilai pancasila mata pelajaran PKN, materi yang diberikan dengan ceramah, metode yang digunakan dengan diskusi, serta penugasan-penugasan.

Berdasarkan RPP yang dibuat oleh Ibu SMT (48 Tahun) selaku guru di SMP Negeri 3 Wonosari, nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan yaitu sila pertama (nilai religius), sila kedua (nilai

(10)

92

kemanusiaan), sila ketiga (nilai persatuan), sila keempat (nilai demokrasi), dan sila kelima terdiri dari nilai tanggungjawab, komitmen, bekerja keras, rasa memiliki.

d) SMP Negeri 4 Wonosari

Perencanaan yang dilakukan dalam pengembangan nilai-nilai pancasila yang dilakukan Bapak BSB (50 Tahun) berawal dari Silabus dan RPP dari tiga MGMP, Workshop, dan dari teman, kemudian dikembangkan. Untuk materi pengembangan nilai-nilai pancasila dalam pembelajaran PKn hanya disisipkan di semua materi pelajaran, sumber pengembangan dari buku paket dan UUD 1945. Untuk media yang digunakan hanya papan tulis dan power point, serta strateginya dengan metode tanya jawab dan diskusi.

Berdasarkan RPP yang dibuat oleh Bapak BSB (50 Tahun) selaku guru di SMP Negeri 4 Wonosari, nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan yaitu sila pertama (nilai religius), sila kedua (nilai disiplin), sila ketiga (nilai persatuan), sila keempat terdiri dari nilai cermat dan nilai demokrasi, dan sila kelima terdiri dari nilai tanggungjawab, saling menghargai dan menghormati.

e) SMP Muhammadiyah Wonosari

Berdasarkan keterangan dari Ibu SMY (51 Tahun), perencanaan pengembangan nilai-nilai pancasila yang dilakukan dalam pembelajaran PKn dari silabus dan RPP yang didapat dari MGMP kemudian dikembangkan sendiri, materi pengembangan

(11)

93

disisipkan di setiap materi pelajaran, sumber dari buku paket dan surat kabar, serta metode pembelajaran menggunakan ceramah, diskusi dan tanya jawab.

Berdasarkan RPP yang dibuat oleh Ibu SMY (51 Tahun) selaku guru di SMP Muhammadiyah Wonosari, nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan yaitu sila pertama terdiri dari nilai religius dan toleransi, sila kedua (nilai disiplin), sila ketiga (nilai persatuan), sila keempat terdiri dari nilai cermat, nilai demokrasi, nilai kerjasama dan sila kelima terdiri dari nilai tanggungjawab, kerja keras, dan saling menghargai.

f) MTs Negeri Wonosari

Perencanaan pengembangan nilai-nilai pancasila yang dilakukan dalam pembelajaran PKn dari silabus dan RPP yang diperoleh dari MGMP kemudian dikembangkan sendiri, untuk materi pengembangan nilai Pancasila disisipkan di setiap materi pelajaran. Sumber pengembangan nilai-nilai pancasila dalam pembelajaran PKn dari ajaran agama yakni Alqur’an dan Hadist. medianya power point dan papan tulis. Strategi/teknik pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan nilai–nilai pancasila mata pelajaran PKN yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab.

Berdasarkan RPP yang dibuat oleh guru di MTs Negeri Wonosari, nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan yaitu sila pertama (nilai religius), sila kedua (nilai disiplin), sila ketiga (nilai

(12)

94

persatuan), sila keempat (nilai demokrasi), dan sila kelima terdiri dari nilai kerja keras, saling menghargai dan saling menghormati. g) MTs Muhammdiyah Wonosari

Dari keterangan Bapak HSD (51 Tahun), perencanaan pengembangan nilai-nilai pancasila yang dilakukan dalam pembelajaran PKn tidak mengacu pada RPP, silabus hanya pada kelas VIII tetapi gabungan dari departemen agama. Kemudian materi pengembangan nilai-nilai pancasila dalam pembelajaran PKn dengan waktu khusus, secara sembunyi-sembunyi (hidden) disisipkan saja karena materi PKn yang terlalu luas sehingga siswa tidak mampu menguasai. Sumber pengembangan hanya mengacu pada nilai 36 butir kemudian disampaikan. Media yang digunakan hanya ceramah dan papan tulis dengan pendekatan teacher learning.

Berdasarkan RPP yang dibuat oleh Bapak HSD (51 Tahun) selaku guru di MTs Muhammdiyah Wonosari, nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan yaitu sila pertama (nilai religius), sila kedua (nilai disiplin), sila ketiga (nilai persatuan), sila keempat (nilai demokrasi), dan sila kelima (saling menghormati).

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan guru PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul sudah melakukan perencanaan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila yang terdiri mempersiapkan materi pengembangan, sumber

(13)

95

pengembangan, media dan pendekatan yang digunakan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila. Namun untuk materi, media dan teknik yang digunakan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila belum bervariatif, seperti teknik pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada teknik diskusi, tanya jawab dan ceramah. Konsep pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, interaktif, komunikatif, efektif dan menyenangkan) juga masih sekedar konsep dan belum diimplementasikan secara optimal. Khusus untuk SMP Muhammadiyah, MTs Negeri dan MTs Muhammadiyah karena sekolah bernuansa Islami sehingga sumber pembelajaran pengembangan nilai-nilai Pancasila tidak hanya dari buku paket, LKS, dan internet tetapi juga sesuai ajaran agama yaitu Alqur’an dan Hadist.

Dengan demikian perencanaan yang dilakukan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila adalah sebagai berikut:

a) Materi dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila berdasarkan silabus dan RPP dari MGMP yang sudah dikembangkan dan disisipkan dalam materi pembelajaran PKn.

b) Sumber dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila meliputi buku mata pelajaran PKn, LKS, keteladanan guru, informasi dengan mengakses dari internet, surat kabar, dan observasi lingkungan masyarakat. Khusus untuk sekolah yang bernuansa Islami menggunakan sumber Alqur’an dan Hadist.

(14)

96

c) Media yang digunakan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila meliputi papan tulis, power point, ICT dan Kartu soal.

d) Teknik/pendekatan yang digunakan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila meliputi teacher learning, diskusi, dan tanya jawab. e) Nilai-nilai yang dikembangkan berdasarkan RPP yang telah

disusun terdiri dari sila pertama (nilai religius dan toleransi), sila kedua (nilai disiplin dan kemanusiaan), sila ketiga (nilai persatuan) sila keempat (nilai cermat, demokratis, kerjasama, kebersamaan, dan rasa ingin tahu), dan sila kelima (nilai tanggung jawab, kerja keras, saling menghargai, saling menghormati, percaya diri, komitmen, rasa memiliki).

2) Pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari

Pelaksanaan dilakukan setelah sebuah organisasi memiliki perencanaan terhadap sumber daya yang ada. Pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan yakni pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (communication). Pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn, guru di di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul selalu memberikan pengarahan dan bimbingan sebagai bentuk komitmen dalam mendidik peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Berikut hasil penelitian mengenai pelaksanaan pengembangan

(15)

97

nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn yang dilakukan guru PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari.

a) SMP Negeri 1 Wonosari

Ibu SYL (55 Tahun) selaku guru SMP Negeri 1 Wonosari mengemukakan mengenai nilai-nilai Pancasila yang sudah dilaksanakan dalam pembelajaran PKn sesuai dengan sila dalam Pancasila misalnya sila ketiga wujudnya upacara bendera, sila keempat wujudnya nilai yang dikembangkan seperti musyawarah dalam memutuskan suatu masalah (demokratis), kemudian sila pertama wujudnya seperti menanamkan nilai religiusitas misalnya sholat berjamaah.

Menurut keterangan dari Ibu SYT (55 Tahun) selaku guru SMP Negeri 1 Wonosari mengenai pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn sikap guru dalam menghadapi siswa siswi yang melanggar nilai–nlai pancasila dengan melakukan teguran dan menasehati. Untuk mendukung pembentukan nilai-nilai Pancasila dilakukan kerjasama dengan sekolah lain dengan kegiatan pramuka. Selain itu, guru memberi contoh disiplin, sopan santun dan cara bertutur kata. Mengenai wujud konkrit dalam pengembangan nilai-nilai pancasila seperti upacara bendera, musyawarah, dan saat sholat dzuhur kita sholat berjamaah, pemilihan ketua OSIS atau ketua kelas.

(16)

98

b) SMP Negeri 2 Wonosari

Keterangan yang dikemukakan oleh Bapak MDY (46 Tahun) selaku guru SMP Negeri 2 Wonosari mengenai pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn, guru akan memberikan teguran, nasehat serta sanksi bagi peserta didik yang masih melanggar peraturan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sanksi yang diberikan misalnya membersihkan mushola dan membersihkan halaman. Namun demikian sebagai guru khususnya guru PKn juga memberikan contoh teladan yang baik kepada peserta didik misalnya disiplin, toleransi, menaati peraturan, dan menghargai pendapat orang lain. Untuk mencapai optimalisasi dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila, SMP Negeri 2 Wonosari juga menjalin kerjasama dengan sekolah lain melalui kegiatan pramuka dan pertandingan persahabatan dalam bidang olahraga.

Bapak MDY (46 Tahun) selaku guru di SMP Negeri 2 Wonosari mengungkapkan mengenai nilai-nilai Pancasila yang sudah dilaksanakan dalam pembelajaran PKn. Mengenai nilai-nilai yang dikembangkan meliputi sila pertama mengandung nilai kereligiusan, indikatornya berarti sembahyang, sholat bagi yang beragama islam, kemudian sila kedua mengandung nilai kemanusiaan, indikatornya saling tolong menolong, kemudian mengikuti organisasi PMR, dan sudah berjalan di SMP Negeri 2

(17)

99

Wonosari, kemudian jika ada teman yang sakit mengantarnya ke UKS yang berarti nilai kemanusiaan, selanjutnya sila ke ketiga mengandung nilai persatuan, indikatornya tidak membeda-bedakan peserta didik/teman, kemudian sila ke empat itu berarti intensif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, dan berani mengemukakan pendapat di dalam kelas, terakhir mengandung nilai keadilan, berarti guru memperhatikan siswanya secara adil tanpa membedakan semuanya berhak untuk mendapatkan pelajaran yang sama.

c) SMP Negeri 3 Wonosari

Ibu SMT (48 Tahun) mengemukakan bahwa pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn mulai dari awal menyampaikan tujuan materi, mengkaitkan tujuan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah tidak penah mengadakan kerjasama dengan sekolah lain dalam rangka mengembangkan nilai-nilai pancasila pada pembelajaran PKN.

Keterangan dari Ibu SMT (48 Tahun) selaku guru di SMP Negeri 3 Wonosari menjelaskan bahwa guru PKn di sekolah tersebut sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn meliputi: sila pertama indikatornya, kerjasama, menjalankan ibadah, kemudian sila kedua (kemanusiaan), indikatornya menghargai sesama manusia, sila ketiga indikatornya menanamkan rasa persatuan, sila keempat

(18)

100

(musyawarah), indikatornya musyawarah dalam memilih ketua kelas, sila ke lima (keadilan), indikatornya, semua siswa mendapat perhatian yang sama dari guru.

d) SMP Negeri 4 Wonosari

Bapak BSB (50 Tahun) selaku guru PKn di SMP Negeri 4 Wonosari mengenai pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn, guru PKn memberikan kesempatan bertanya dalam setiap kesempatan pembelajaran mengenai nilai-nilai Pancasila. Kemudian juga mengadakan kerjasama dengan sekolah lain dalam rangka mengembangkan nilai-nilai Pancasila misalnya pramuka, PMI, mengunjungi pameran di Semanu, undangan-undangan pertandingan persahabatan dalam bidang olahraga. Wujud konkrit dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan kerja bakti yang dilakukan setiap sabtu selama 40 menit sebelum pelajaran, dan adanya koperasi siswa untuk melatih siswa tentang kejujuran.

Menurut Bapak BSB (50 Tahun) selaku guru PKn SMP Negeri 4 Wonosari, nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan dan telah dilaksanakan dalam pembelajaran PKn sesuai dengan sila dalam Pancasila seperti sila pertama dikembangkan nilai religiusitas misalnya sholat berjamaah, dan adanya koperasi untuk melatih siswa akan nilai kejujuran. Kemudian sila keempat seperti kerja bakti yang dilakukan setiap hari sabtu pada waktu 40 menit

(19)

101

pertama sebelum pelajaran. e) SMP Muhammadiyah Wonosari

Keterangan dari Ibu SMY (51 Tahun) mengenai pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn yaitu dengan menyampaikan kepada siswa sesuai materi pengembangan nilai-nilai Pancasila melalui sisipan serta memberikan contoh teladan kepada siswa misalnya sila pertama (kereligiusan) dengan mengajak siswa untuk shalat berjamaah, kemudian sila kedua (kemanusiaan), mengajak siswa untuk membayar infak, menjenguk teman yang sakit, sila ketiga (persatuan) dengan diskusi, memecahkan suatu masalah, belajar kelompok, kemudian sila keempat (musyawarah), dengan musyawarah dalam memilih ketua kelas, sila ke lima (keadilan) dengan semua siswa mendapat perhatian yang sama. Untuk SMP Muhammadiyah kerja sama yang dilakukan dalam rangka mengembangkan nilai-nilai Pancasila juga mengadakan kerjasama dengan kepolisian dan kehakiman.

f) MTs Negeri Wonosari

Berdasarkan keterangan dari SDS (57 Tahun), mengenai pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn dengan menegur siswa yang melanggar tata tertib dan sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Apabila pelanggarannya sudah berat diberi sanksi, sanksinya

(20)

102

menulis dan menghafalkan. Kemudian memberikan contoh teladan yang baik serta kerjasama se-sekolah MTs.

MTs Negeri Wonosari telah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak SDS (57 Tahun) selaku guru PKn di MTs Negeri Wonosari yang menguraikan nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan dan dilaksanakan pada pembelajaran PKn meliputi: sila pertama (kereligiusan) indikatornya, sholat, menjalankan ibadah, kemudian sila kedua (kemanusiaan), indikatornya membayar infak, menjenguk teman yang sakit, sila ketiga (persatuan) indikatornya, diskusi, memecahkan suatu masalah, belajar kelompok, kemudian sila keempat (musyawarah), indikatornya musyawarah dalam memilih ketua kelas, sila ke lima (keadilan) indikatornya semua siswa mendapat perhatian yang sama dari guru.

g) MTs Muhammadiyah Wonosari

Berdasarkan keterangan dari Bapak HSD (51 Tahun), pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn dengan menyisipkan dalam mata pelajaran, untuk kerjasama tidak pernah dilakukan hanya dengan memberikan keteladanan saja. Keterangan dari Bapak HSD (51 Tahun) selaku guru PKn MTs Muhammadiyah mengenai nilai-nilai Pancasila guru tersebut tidak dikembangkan tetapi hanya menerapkan materi

(21)

103

P4 yang didalamnya berisi 36 butir nilai-nilai yang ajarkan, kemudian siswa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Keterangan tersebut berbeda dengan RPP yang telah disusun yang menyebutkan bahwa nilai yang kembangkan meliputi nilai religius, disiplin, persatuan, demokratis, dan saling menghargai.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn, guru di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul memberikan pengarahan dan bimbingan sebagai bentuk komitmen dalam mendidik peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Berikut hasil pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn, guru di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul: a) Dalam proses pembelajaran PKn, guru memberikan kesempatan

bertanya mengenai nilai-nilai Pancasila. Namun masih sebatas teori dan nilai-nilai Pancasila belum dapat diamalkan secara optimal.

b) Guru akan memberikan teguran, nasehat serta sanksi bagi peserta didik yang masih melanggar peraturan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sanksi yang diberikan misalnya membersihkan mushola dan membersihkan halaman.

c) Guru memerikan contoh teladan yang baik kepada peserta didik misalnya disiplin, toleransi, menaati peraturan, dan menghargai

(22)

104

pendapat orang lain. Namun tidak semua guru dapat menjadi contoh teladan yang baik bagi peserta didik, sehingga persepsi siswa masih menganggap guru secara keseluruhan belum dapat menjadi figur teladan bagi peserta didik karena masih banyak guru yang datang terlambat, ijin kepentingan keluarga dengan meninggalkan tugas mencatat.

d) Dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila, SMP Negeri 2 Wonosari juga menjalin kerjasama dengan sekolah lain melalui kegiatan pramuka, PMI, pertandingan persahabatan dalam bidang olahraga, dan kerjasama dengan kepolisian dan kehakiman.

e) Ada beberapa sekolah yang dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan terdapat ketidaksesuaian dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya.

3) Evaluasi pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari

Untuk mengetahui semua hal yang menyangkut pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn, maka dilakukan evaluasi. Tujuan utama evaluasi agar dapat diketahui tingkat pencapaian dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan keterangan dari guru di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul, evaluasi dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila dilakukan dengan tes dan non tes. Tes berupa nilai ulangan harian, nilai UTS, nilai UAS, saat diskusi, saat tanya jawab sebagai

(23)

105

bentuk evaluasi proses, sedangkan non tes berupa pengamatan sikap dan perilaku sehari-hari sebagai evaluasi hasil.

Keterangan dari ANH selaku peserta didik di SMP Negeri 1 Wonosari menjelaskan bahwa selama ini sudah mengamalkan nilai-nilai Pancasila seperti sholat, ikut musyawarah, serta disiplin dalam mengumpulkan tugas-tugas dari guru. Hal ini dikarenakan nilai-nilai Pancasila selalu ditanamkan dalam setiap proses pembelajaran PKn, mudah dipahami dan selalu mengusahakan agar nilai-nilai pancasila dapat dilaksanakan oleh peserta didiknya, guru juga sering memberikan contoh-contoh yang baik, misalnya sholat berjamaah, bertegur sapa, menghargai perbedaan. Guru memberikan sanksi kepada peserta didik jika berperilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila bentuk sanksi berupa peringatan dan teguran. Namun masih banyak peserta didik yang melanggar dan belum mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan cara lain yang lebih efektif agar peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila sesuai yang diajarkan.

Menurut keterangan YTI, ARH dan NHL. NHL menambahkan untuk SMP Muhammadiyah pemberian sanksi bagi peserta didik yang melanggar nilai-nilai Pancasila selain berupa teguran juga adanya pemberikan nilai negatif oleh guru. Keterangan lain dikemukakan oleh NIA selaku peserta didik di SMP Negeri 2 Wonosari yang menguraikan bahwa selama ini sudah mengamalkan nilai-nilai

(24)

106

Pancasila tetapi belum maksimal seperti belum melaksanakan sholat limat waktu, apabila musyawarah masih suka memaksakan pendapat, sering emosi apabila kalah dalam musyawarah. Mengenai guru PKn di SMP Negeri 2 Wonosari dalam menanamkan nilai-nilai pancasila dalam pembelajaran PKn sudah baik mbak tapi belum maksimal karena banyak siswa yang belum paham nilai-nilai Pancasila. Mengenai keteladanan guru PKn dalam menanamkan nilai-nilai pancasila kepada peserta didik sudah baik misalnya berhubungan dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, berarti berhubungan dengan agama, guru selalu menegur siswa untuk sholat berjamaah, gurunya juga memberikan contoh teladan dengan mengajak sholat. Selain itu, guru juga memberikan sanksi kepada peserta didik jika berperilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila berupa kerja bakti, bersih-bersih halaman dan mushola. Keterangan dari NIA juga senada dengan keterangan ANS dan RAS.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa evaluasi yang dilakukan oleh guru di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila dilakukan dengan tes dan non tes. Tes berupa nilai ulangan harian, nilai UTS, nilai UAS, saat diskusi, saat tanya jawab sebagai bentuk evaluasi proses, sedangkan non tes berupa pengamatan sikap dan perilaku sehari-hari sebagai evaluasi hasil. Sedangkan evaluasi dari peserta didik guru dalam mengembangkan nilai-nilai Pancasila belum

(25)

107

maksimal. Guru PKn perlu meningkatkan pemahaman siswa mengenai nilai-nilai Pancasila dan keteladanan serta pemberian sanksi secara berkesinambungan karena masih terdapat siswa yang belum memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

b. Faktor pendukung dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn di SMP se-Kecamatan Wonosari

Dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn di SMP se-Kecamatan Wonosari terdapat faktor pendukung. Faktor pendukung dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn. Berdasarkan keterangan dari Ibu SYT (35 Tahun) selaku guru PKn di SMP Negeri 1 Wonosari mengenai faktor pendukung dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila di SMP Negeri 1 Wonosari yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai, tiap kelas ada LCD, perpustakaan dan lingkungan yang kondusif.

Keterangan yang sama mengenai faktor pendukung dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila juga dikemukakan oleh Bapak MDY (46 Tahun) selaku guru PKn di SMP Negeri 2 Wonosari yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai, perpustakaan, adanya alat-alat peraga seperti simbol-simbol negara, adanya dukungan kurikulum dan dari orang tua peserta didik. Keterangan di atas sama dengan keterangan dari Ibu SMT (48 Tahun) bahwa faktor pendukungnya buku yang tersedia di perpustakaan sudah lengkap. Ibu SMY (51 Tahun)

(26)

108

mengungkapkan untuk faktor pendukungnya lingkungan keluarga dan lingkungan muhammadiyah sudah agamis sehingga satu tujuan menjadi lebih mudah untuk menanaman nilai-nilai Pancasila. Bapak SDS (57 Tahun), dan Bapak HSD (51 Tahun) mengungkapkan bahwa faktor pendukung dari adanya sarana dan prasarana yang memadai.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa faktor pendukung dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn di SMP se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul yaitu: a) Adanya sarana dan prasana sekolah yang memadai

b) adanya dukungan kurikulum dan orang tua peserta didik.

c. Faktor penghambat dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn di SMP se-Kecamatan Wonosari

Dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn di SMP se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul tentu tidak terlepas dari faktor penghambat. Secara keseluruhan guru PKn di SMP se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul menjelaskan mengenai faktor penghambat dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn yaitu dari peserta didik yang kurang memiliki kesadaran mengenai nilai-nilai Pancasila dan adanya karakter siswa yang beraneka ragam serta siswa malas membaca, dan belum semua guru dapat menjadi contoh keteladanan bagi peserta didik.

Selain itu ada faktor lain yang menghambat dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn yaitu faktor lingkungan

(27)

109

sekitar sekolah yang masyarakatnya suka merokok dan berbicara kotor, sehingga berpengaruh pada peserta didik. Hasil tersebut juga sesuai dengan keterangan dari peserta didik yang sebagian besar mengakui bahwa faktor penghambat dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn yaitu dari siswa yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Pancasila.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa faktor penghambat dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn di SMP se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internak meliputi faktor dari peserta didik ang belum memiliki kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Pancasila, dan adanya karakter peserta didik yang beraneka ragam serta peserta didik malas membaca. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan masyarakat sekitar yang melakukan perilaku yang tidak baik seperti merokok dan berbicara kotor akan mudah dicontoh oleh peserta didik.

Meskipun dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn menghadapi faktor penghambat namun guru Pkn di SMP se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul berupaya untuk mengatasi dan meminimalisir faktor penghambat tersebut. Upaya yang dilakukan guru PKn untuk mengatasi dan meminimalisir faktor penghambat dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn yaitu menanamkan nilai-nilai karakter, setiap pagi

(28)

110

apel pagi, senyum sapa, memberikan contoh teladan, adanya peraturan yang ketat, adanya razia, memberikan sanksi yang tegas dan memberikan pembelajaran tentang nilai-nilai Pancasila secara kontinue agar siswa menjadi lebih paham pengamalan nilai-nilai Pancasila.

B. Pembahasan

1. Pengembangan Nilai-Nilai Pancasila yang Dilakukan Guru dalam Pembelajaran PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas guru di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul sudah melakukan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn. Namun pengembangan nilai-nilai Pancasila yang dilakukan masih sedikit dan belum mencakup secara keseluruhan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan belum sesuai dengan indikator pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan guru di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul yaitu 1) sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung nilai kereligiusan terdiri dari indikator mengajak sembahyang seperti menyuruh sholat bagi yang beragama islam, kerjasama, 2) sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” mengandung nilai kemanusiaan terdiri dari indikator saling tolong menolong, mengikuti organisasi PMR, jika teman di sekolah ada yang sakit mengantarnya ke UKS, menghargai orang lain, membayar infak, menjenguk teman yang

(29)

111

sakit, 3) sila ketiga “Persatuan Indonesia” mengandung nilai persatuan, terdiri dari indikator tidak membeda-bedakan peserta didik/teman, menanamkan rasa persatuan, memecahkan suatu masalah bersama, belajar kelompok, 4) sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” mengandung nilai demokrasi terdiri dari indikator intensif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, dan berani mengemukakan pendapat di dalam kelas, musyawarah dalam memilih ketua kelas, 5) sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” mengandung nilai keadilan terdiri dari indikator guru memperhatikan siswanya secara adil tanpa membedakan dan peserta didik berhak untuk mendapatkan pelajaran dan perhatian yang sama.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa sekolah yang dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila terdapat ketidaksesuaian dengan RPP yang telah disusun dan dikembangkan sebelumnya. Hasil penelitian ini juga belum sesuai dengan penjabaran dan pengamalan nilai-nilai Pancasila yang dikemukakan oleh Cholisin (2011). Menurut Cholisin (2011), nilai-nilai Pansila yang terkandung dalam Pancasila untuk sila pertama meliputi nilai religiusitas, kejujuran dan kecerdasan, sila kedua meliputi nilai kepedulian dan nilai kepatuahan dan aturan sosial, sila ketiga merupakan nilai nasionalisme, sila keempat meliputi nilai kedemokratisan, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, sedangkan sila kelima meliputi nilai menghargai keberagaman, kemandirian, bertanggungjawab, kesadaran akan hak dan kewajiban diri

(30)

112

dan orang lain serta nilai ketangguhan. Namun nilai-nilai yang dikembangkan guru PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul pada hanya terbatas pada nilai kereligiusan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai demokrasi dan nilai keadilan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara garis besar perencanaan yang dilakukan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila sudah dilakukan tetapi belum optimal yaitu 1) materi dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila berdasarkan silabus dan RPP dari MGMP yang sudah dikembangkan dan disisipkan dalam materi pembelajaran PKn, 2) sumber dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila meliputi buku mata pelajaran PKn, LKS, keteladanan guru, informasi dengan mengakses dari internet, surat kabar, dan observasi lingkungan masyarakat. Khusus untuk sekolah yang bernuansa Islami menggunakan sumber Alqur’an dan Hadist, 3) media yang digunakan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila meliputi papan tulis, power point, ICT dan Kartu soal, 4) teknik/pendekatan yang digunakan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila masih terbatas pada teacher learning, diskusi, dan tanya jawab.

Adanya sumber pembelajaran, media dan teknik/pendekatan pembelajaran yang bervariatif akan berdampak pada ketercapaian pengembangan nilai-nilai Pancasila di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Cholisin (2011: 4) bahwa aktivitas belajar yang dapat membantu peserta didik menginternalisasi nilai-nilai adalah aktivitas-aktivitas belajar aktif

(31)

113

yang antara lain mendorong terjadinya autonomous learning dan bersifat learner-centered. Pembelajaran yang memfasilitasi autonomous learning dan berpusat pada siswa secara otomatis akan membantu siswa memperoleh banyak nilai. Oleh karena itu, guru PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul harus dapat menggunakan teknik/pendekatan yang bervariatif dan dan bersifat student-centered.

Kemudian pelaksanaan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran PKn, guru di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul memberikan pengarahan dan bimbingan sebagai bentuk komitmen dalam mendidik peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila meliputi dalam proses pembelajaran PKn, guru memberikan kesempatan bertanya mengenai nilai-nilai Pancasila, guru akan memberikan teguran, nasehat serta sanksi bagi peserta didik yang masih melanggar peraturan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sanksi yang diberikan misalnya membersihkan mushola dan membersihkan halaman, guru memerikan contoh teladan yang baik kepada peserta didik misalnya disiplin, toleransi, menaati peraturan, dan menghargai pendapat orang lain, serta menjalin kerjasama dengan sekolah lain melalui kegiatan pramuka, PMI, pertandingan persahabatan dalam bidang olahraga, dan kerjasama dengan kepolisian dan kehakiman. Namun masih banyak peserta didik yang belum memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, guru PKn perlu meningkatkan metode pembelajaran yang lebih menarik dan dapat dipahami peserta didik tentang nilai-nilai Pancasila.

(32)

114

Kemudian evaluasi yang dilakukan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila dilakukan dengan tes dan non tes. Tes berupa nilai ulangan harian, nilai UTS, nilai UAS, saat diskusi, saat tanya jawab sebagai bentuk evaluasi proses, sedangkan non tes berupa pengamatan sikap dan perilaku sehari-hari sebagai evaluasi hasil. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Cholisin (2011: 4) bahwa salah satu strategi dalam mengembangkan nilai-nilai Pancasila yaitu melakukan evaluasi.

Berdasarkan pendapat dari peserta didik sebagian besar guru dalam mengembangkan nilai-nilai Pancasila sudah memberikan keteladanan dan pemberian sanksi bagi peserta didik yang melanggar nilai-nilai Pancasila. Namun untuk keteladanan belum semua guru dapat menjadi figur teladan hanya beberapa saja, sehingga persepsi peserta didik terhadap guru masih belum maksimal dalam mengembangkan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, masih banyak pula ditemukan peserta didik yang perilakunya belum sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila contohnya mencontek. perilaku mencontek bertentangan dengan sila pertama yaitu nilai kejujuran. Pancasila sebagai falsafah negara mengandung nilai-nilai yang masing-masing saling berhubungan dan saling ketergantungan secara sistemik. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Kaelan (2002: 140) bahwa Pancasila pada hakikatnya adalah nilai dan merupakan suatu sistem nilai dimana setiap sila memang memiliki nilai akan tetapi masing-masing sila saling berhubungan, saling ketergantungan secara sistemik dan diantara nilai suatu sistem dengan lainya memiliki tingkatan. Oleh karena itu dalam

(33)

115

kaitannya dengan nilai-nilai etika yang terkandung dalam sila-sila Pancasila juga bersifat bertingkat.

Pengembangan nilai-nilai pancasila bagi generasi muda bangsa Indonesia merupakan sebuah hal yang penting untuk dilakukan. Mengingat saat ini banyak dari nilai-nilai budaya barat yang tidak sesuai dengan kepribadian asli bangsa Indoensia telah banyak mengubah pemikiran para generasi muda penerus bangsa. Pengamalan nilai-nilai luhur bangsa yang terkandung di dalam Pancasila sangatlah perlu dilakukan. Karena Pancasila merupakan dasar negara yang dijadikan sebagi pedoman hidup bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Noor Ms Bakry (2010: 305) bahwa Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan sekumpulan kesatuan nilai-nilai luhur yang diyakini kebenarannya atau sudah dinyatakan benar.

Ada banyak nilai-nilai positif yang ada didalam pancasila. Diantaranya adalah nilai-nilai tentang ke-Tuhanan, nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai persatuan, nilai-nilai permusyawaratan, dan yang terakhir adalah nilai-nilai keadilan. Semua nilai-nilai yang ada ini merupakan pandangan hidup bangsa Indoensia yang menjadi cerminan kepribadian bangsa Indonesia. Menurut Yudi Latif (2011: 42) nilai pokok dalam Pancasila yaitu pertama nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas, diharapkan dapat melindungi dan mengembangkan kehidupan beragama, sementara agama diharapkan bisa memainkan peran publik yang

(34)

116

berkaitan dengan penguatan etika sosial. Kedua, nilai-nilai kemanusian universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam dan sifat-sifat sosial manusia. Dalam hal ini bangsa Indonesia mengakui dan memuliakan hak-hak dasar warga dan penduduk negeri. Ketiga, negara persatuan kebangsaan yang mengatasi paham golongan dan perseorangan. Keempat, Indonesia menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam semangat permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Kelima, keadilan sosial yang dikehendaki Pancasila adalah keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani, keseimbangan antara peran manusia sebagai makhluk individu, dan peran manusia sebagai makhluk soisal juga keseimbangan antara pemenuhan hak sipil dan politik dengan hak ekonomi, sosial dan budaya.

Dari sekian nilai yang terkandung di dalam Pancasila tentu perlu untuk dijalankan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar budaya luhur bangsa ini dapat terus terjaga. Jika saat ini nilai-nilai dari budaya barat yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia banyak merasuki pikiran para generasi muda, maka sudah menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa ini untuk terus memberikan pengarahan dan pendidikan moral yang baik kepada generasi muda yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.

(35)

117

2. Faktor Pendukung dalam Pengembangan Nilai-Nilai Pancasila pada Pembelajaran PKn di SMP Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendukung dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn di SMP se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul yaitu: a) adanya sarana dan prasana sekolah yang memadai, b) adanya dukungan kurikulum dan orang tua peserta didik. Sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang kegiatan pembelajaran. Menurut Sukirman (2004: 60) sarana belajar adalah peralatan dan perlengkapan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, sedangkan prasarana belajar adalah suatu tempat atau ruangan bangunan untuk melaksanakan program belajar dan mengajar seperti ruangan praktek, laboratorium, perpustakaan, dan lain sebagainya. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai, maka akan mendukung kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik.

Guru merupakan faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamalik (2006: 19) bahwa mutu guru turut menentukan mutu pendidikan, sedangkan mutu pendidikan akan menentukan mutu generasi muda sebagai calon warga negara dan warga masyarakat. Oleh karena itu, untuk mencapai pendidikan yang berkualitas diperlukan guru harus tidak hanya memenuhi standar yaitu memiliki kualifikasi akademik yang dipersyaratkan, memiliki kompetensi yang berkualitas, dan mengerti benar tanggungjawab seorang guru. Tetapi guru juga mampu memberikan contoh keteladanan yang baik

(36)

118

bagi peserta didik khususnya dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila. Hal ini juga didukung oleh orang tua peserta didik yang juga mampu memberikan keteladanan bagi anaknya saat berada di rumah.

Adanya faktor pendukung dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn di SMP se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul tentunya dapat dijadikan faktor keberhasilan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, faktor pendukung diupayakan bisa dipertahanakan sedangkan faktor penghambat yang ada dapat diatasi atau diminimalisir agar tidak menjadi faktor kegagalan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn di SMP se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul.

3. Faktor penghambat dan Upaya Pengembangan Nilai-Nilai Pancasila pada Pembelajaran PKn

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penghambat dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn di SMP se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor dari peserta didik ang belum memiliki kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Pancasila, dan adanya karakter peserta didik yang beraneka ragam serta peserta didik malas membaca. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan masyarakt sekitar yang melakukan perilaku yang tidak baik seperti merokok dan berbicara kotor akan mudah dicontoh oleh peserta didik.

(37)

119

pembelajaran PKn menghadapi faktor penghambat namun guru Pkn di SMP se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul berupaya untuk mengatasi dan meminimalisir faktor penghambat tersebut. Upaya yang dilakukan guru Pkn untuk mengatasi dan meminimalisir faktor penghambat dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn yaitu menanamkan nilai-nilai karakter, setiap pagi apel pagi, senyum sapa, memberikan contoh teladan, adanya peraturan yang ketat, adanya razia, memberikan sanksi yang tegas bagi peserta didik yang melakukan perilaku yang negatif. Namun upaya yang dilakukan tersebut perlu dilakukan secara kontinue agar dapat berjalan optimal terutama meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa akan manfaat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan dengan baik. Belum adanya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Pancasila pada peserta didik merupakan tanggungjawab guru khususnya guru PKn dengan melibatkan berbagai pihak. Peran guru PKn sangat penting dalam mengendalikan sikap dan mental perilaku siswa. Melalui penjelasan akan pentingnya nilai-nilai Pancasila dan keteladanan yang baik dari guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sangat berkontribusi dalam mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran PKn, sehingga siswa dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya membentuk karakter warga negara (good citizen) sesuai ideologi negara.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan khusus penelitian ini adalah : (1) Mengetahui karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi ibu pada keluarga nelayan; (2) Menganalisis konsumsi zat gizi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa uang saku mahasiswa dari orang tua, status anggota keluarga lain yang merokok konvensional, lama penggunaan rokok konvensional, banyak

Kesimpulan : Pemberian ester stanol 3.4 g per hari selama 14 hari dibandingkan dengan kelompok kontrol (susu rendah lemak tanpa ester stanol) tidak berbeda

Suawardi Endraswara (2005:5) membuat definisi bahwa, “penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tidak menyertakan angka-angka, tetapi mengutarakan kedalaman

Berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, perasaan bersalah muncul didalam diri pemerkosaan serta ada

Dari observasi yang di lakukan mulai dari siklus II dan siklus III maka dapat di lihat bahwa macromedia mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII

Wawancara yang dilakukan berupa pertanyaan tentang musik iringan tari Jepin Langkah Penghibur Pengantin yang berhubungan dengan fokus penelitian, yaitu bagaimana bentuk

Nyeri kepala pada penderita epilepsi dibagi menjadi: preictal headache yaitu nyeri kepala yang timbul tidak lebih dari 24 jam sebelum serangan dan berakhir saat serangan dimulai,