• Tidak ada hasil yang ditemukan

Andriyani, S.Pd, M.Pd SMAN I Tenggarong ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Andriyani, S.Pd, M.Pd SMAN I Tenggarong ABSTRACT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

!"# $"%"&$'!# (&%# )*+"*,",# +-# .*,# -/+# +!"# )*'$"&%"# -0# %+/,"*+%1%# '!"2)%+$3# &'!)"4"2"*+# &*,# # 2-+)4&+)-*# )*# +!"# implementation of concept maping through advance organizer learning strategy of tenth grade students Senior High School 1 Tenggarong. The research was implemented in three cycles of action. Several data collection techniques were used in this research such as observation, interviews, quesioner and test. The data were analyzed by using descriptive analysis, triangulation and descriptive statistics.The result of the research has shown that there (&%#&#%)5*).'&*+#)*'$"&%"#&2-*5#+!"#+!$""#'3'6"%7#)*#+"$2%#-0#+!"#%+/,"*+%#'!"2)%+$3#&'!)"4"2"*+#8+!"#2&%+"$3# 9$"'"*+&5"#)*'$"&%",##0$-2#:;7<=#>#+-#?@7?A#>B#&*,##%+/,"*+1%#2-+)4&+)-*#&4"$&5"63#)*'$"&%",#0$-2#+!"#"*-/5!#+-# good ranges.

Keywords: Advance Organizer Models, Chemistry, Learning Motivation, Motivation to learn, Classroom Action

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar Kimia dan motivasi siswa dengan menerapkan peta konsep melalui model pembelajaran advance organizer pada siswa Kelas X SMAN I Tenggarong. Penelitian ini menggunakan tiga siklus intervensi tindakan. Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik observasi, wawancara, quesioner dan tes. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, triangulasi dan statistik deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang !"#!$%&#''&#(&)'%*'(!"&' !%+, '-&!%'.!(!#/&,'.&)!'0& !+'-*+&/&)'1!2!&' ! 3&'4'5)* *#(& *'%*(,#(& &#' ! 3&'2*#!#"%&(' dari 45,16 % hingga mencapai 83,87 %) maupun dari motivasi siswa selama proses pembelajaran yang secara rata-rata meningkat dari kategori cukup menjadi kategori baik.

Kata Kunci: Model Advance Organizer, Kimia, Motivasi Belajar, Model Pembelajaran, Tindakan Kelas.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI

SISWA DENGAN PETA KONSEP MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DALAM

PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS X SMAN 1

TENGGARONG

IMPROVEMENT THE STUDENTS’ CHEMISTRY ACHIEVEMENT AND LEARNING MOTIVATION IN THE IMPLEMENTATION OF CONCEPT MAPING THROUGH ADVANCE ORGANIZER LEARNING STRATEGY

OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 1 TENGGARONG

Andriyani, S.Pd, M.Pd SMAN I Tenggarong

(2)

PENDAHULUAN

Mata pelajaran Kimia merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa, sebagian konsep merupakan konsep yang abstrak, siswa mengalami kesulitan dalam memahami hubungan antar konsep, sehingga hasil belajar dan motivasi siswa menjadi rendah.

Hasil penelitian yang dilakukan Pendley, Bretz dan Novak (1994) menunjukkan pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan dari pada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep kimia tersebut. Nakhleh (1992) juga mengungkapkan bahwa cara belajar seperti itu menyebabkan sebagian konsep-konsep kimia masih merupakan konsep-konsep yang abstrak bagi siswa, bahkan mereka tidak dapat mengenali konsep-konsep kunci atau hubungan antar konsep yang diperlukan untuk memahami konsep tersebut. Dengan demikian, untuk dapat memahami konsep-konsep dalam kimia diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar yang membangun konsep tersebut.

Kenyataan, pembelajaran IPA termasuk kimia yang tampak saat ini adalah gaya mengajar guru yang selalu mendrill siswa untuk menghafalkan berbagai konsep tanpa disertai pemahaman terhadap konsep itu sendiri, dengan alasan untuk mengejar target ujian akhir. Akibatnya, siswa tidak membangun pemahaman konsep-konsep kimia yang fundamental pada saat mereka belajar kimia.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa di SMA adalah perencanaan dan implementasi pembelajaran yang dilakukan oleh para guru Kimia masih dilandasi dengan metode transfer informasi. Meskipun telah dicoba beberapa pendekatan, metode ini masih dominan. Kondisi pembelajaran Kimia seperti ini akan menimbulkan kebosanan sebagian besar siswa, siswa tidak dapat melihat hubungan antar materi pelajaran yang telah dipelajari dengan materi berikutnya, ini diperparah dengan sikap guru yang terus

melanjutkan materi tanpa memperhatikan apakah siswa pada umumnya telah memahami materi yang diberikan sehingga pelajaran Kimia menjadi tidak menarik, tidak disenangi, dan dengan sendirinya pelajaran Kimia akan terasa sangat sulit. Dengan demikian sebagai konsekuensinya, hasil belajar yang dicapai siswa belum sesuai dengan harapan.

Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa. Apa yang telah dipelajari siswa dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik tolak dalam mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang telah dipelajari dengan informasi atau ide baru. Namun sering terjadi siswa tidak mampu melakukannya. Sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang bisa menjadi alat penghubung yang dapat menjembatani informasi atau ide baru dengan materi yang telah diterima siswa. Alat penghubung yang dimaksud adalah ‘advance organizer’ yang dibantu dengan peta konsep.

Berdasarkan latar belakang masalah yang .!,)&!%&#' .!' &(& ' 2&%&' .&5&(' .!!.*#(!$%& !%&#' masalah yang timbul antara lain : a) Masih rendahnya hasil belajar Kimia yang dicapai siswa. b). Belum ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat dan c). Kurangnya motivasi dan semangat belajar siswa dalam pembelajaran Kimia.

Dalam penelitian ini, agar lebih efektif, terarah dan dapat dikaji maka perlu pembatasan masalah. Dalam penelitian ini difokuskan pada hal-hal yaitu a) Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah peta konsep melalui model pembelajaran advance organizer. dan b) Pemahaman konsep Kimia siswa dalam pembelajaran dilihat dari hasil belajar siswa.

6*).& &)%&#' +&(&)' ' -*+&%&#"7' ' !.*#(!$%& !'' masalah dan pembatasan masalah tersebut di atas maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : a) Bagaimana peta konsep

(3)

melalui model pembelajaran advance organizer dapat meningkatkan hasil belajar Kimia siswa Kelas X SMAN 1 Tenggarong Pada Konsep Stoikiometri? b) Bagaimanakah proses peta konsep melalui model pembelajaran advance organizer dalam meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswaKelas X SMAN 1 Tenggarong Pada Konsep Stoikiometri? Dan c) Bagaimanakah motivasi siswa terhadap pembelajaran Kimia dengan peta konsep melalui model pembelajaran advance organizer?

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran Kimia terutama pada peningkatan hasil belajar siswa dengan peta konsep melaui model pembelajaran advance organizer. Dan secara praktis bagi Guru Temuan ini dapat digunakan sebagai pedoman empiris dalam menyiapkan berbagai strategi pembelajaran dalam upaya mengarahkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Dan Memotivasi guru untuk memperluas penggunaannya pada konsep atau materi-materi yang lain secara mandiri dan berkelanjutan.

Adapun Bagi siswa dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Kimia. Siswa lebih termotivasi dan berminat dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi dengan baik.

Menurut Ausuble, siswa akan belajar dengan baik, jika apa yang disebut “pengatur kemajuan” (belajar) (advance organizer) .!.*$#! !%&#' .*#"&#' -&!%' .&#' (*5&(' %*5&.&' siswa. Pengatur kemajuan belajar (advance organizer) adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi (mencakup) semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa yang berfungsi sebagai penyusun yang mengorganisasikan semua informasi selanjutnya yang akan diasimilasikan oleh siswa, sehingga siswa dapat menjelaskan mengintegrasikan dan menghubungkan materi dengan materi yang

telah dimiliki sebelumnya.

Menurut Miarso (2004), pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Usaha ini dapat dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang memiliki kemampuan dan kompetensi merancang atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan.

Menurut Novak (1984) peta konsep adalah suatu istilah tentang strategi yang digunakan guru untuk membantu siswa mengorganisasikan konsep pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya.

Model pembelajaran advance organizer (dikembangkan oleh David Ausuble/dikenal dengan model belajar bermakna) merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari system pemrosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu.

Langkah-langkah Pembelajaran dengan model advance organizer :

1) Presentasi advance organizer 2) Presentasi tugas/bahan belajar

3) Penguatan organisasi kognitif

Motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

1*)&#"%&' -*)$%!)' 5*#*+!(!&#' !#!' &.&+&0' *-&"&!' berikut :

Kondisi awal :

! Siswa yang memiliki motivasi bagus pada pembelajaran 25 %.

(4)

pelajaran Kimia 25 %. Tindakan :

! Menggunakan peta konsep melalui model pembelajaran advance organizer.

Kondisi Akhir :

! Siswa yang memiliki motivasi bagus pada saat pembelajaran Kimia 80 %.

! Siswa yang tuntas dalam belajar Kimia 80 %.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar Kimia siswa SMA Kelas X SMAN 1 Tenggarong pada konsep stoikiometri dengan peta konsep melalui model pembelajaran advance organizer. Selain itu untuk mengetahui proses pembelajaran Kimia dengan peta konsep melalui model pembelajaran advance organizer dalam meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa siswaKelas X SMAN 1 Tenggarong Pada Konsep Stoikiometri. Serta untuk mengetahui motivasi siswa tentang pembelajaran Kimia dengan peta konsep melalui model pembelajaran advance organizer.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan2 rekan sejawat/guru (sebagai observer) dalam meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dengan peta konsep melalui model pembelajaran

advance organizer.

Adapun instrumen pengmupul data terdiri dari Data kuantitatif : Hasil tes kompetensi siswa ( melalui pre tes dan pos tes) dan Data Kualitatif dari hasil wawancara siswa dan guru, data observasi mengenai aktivitas yang dilakukan guru dan siswa, serta angket motivasi siswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan : observasi, wawancara, catatan lapangan,tes (pre tes dan pos tes) dan angket. Dalam penelitian ini keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan teknik/ metode.Analisis data penelitian ini menggunakan analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang meliputi yaitu pengumpulan .&(&7)*.,% !' .&(&75*#8&/!&#' .&(&7' 9*)!$%& !' &(&,' simpulan.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar ini diperoleh dari hasil pre tes dan pos tes yang dilaksanakan pada setiap siklusnya. Pre tes dilakukan pada pertemuan pertama sedangkan pos tes dilakukan pada pertemuan ke tiga dari setiap siklus. Hasil Penelitian menunjukkan adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya, baik jika ditinjau dari hasil pre tes ke pos tes maupun antara hasil pos tes itu sendiri.

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Pada Setiap Siklus

Siklus

Jumlah Siswa

Pre Tes Pos Tes

< 75 !"# < 75 !"#

1 17 14 14 17

2 14 17 11 20

3 9 22 5 26

Apabila dibuat persentase ketuntasan, maka setelah dihitung jumlah siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75, diperoleh data persentase ketuntasan siswa dalam pokok bahasan

(5)

stoikiometri seperti ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Persentase Ketuntasan

Pre Tes Pos Tes

Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas

1 54,84 % 45,16 % 45,16 % 54,84 % 2 45,16 % 54,84 % 35,48 % 64,52 % 3 29,03 % 70,97 % 16,13 % 83,87 %

6*).& &)%&#'(&-*+'.!&(& '2&%&'.!5*):+*0'")&$%' *-&"&!'-*)!%,(';

Gambar 1.'<)&$%'=)* *#(& *'1*(,#(& &#'>& !+'6*+&/&)'?! 3&

@&)!' ")&$%' .!' &(& 7' 2&%&' .&5&(' .!+!0&(' %*#&!%&#' persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari setiap siklusnya.

B. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Untuk mengetahui bagaimana proses

yang terjadi selama pembelajaran maka peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru selama penelitian

berlangsung. Observasi dilakukan oleh dua orang observer yang diambil dari rekan sesama guru. Nilai yang didapatkan di konversi dalam bentuk persentase (0 – 100 %). Sehingga dari hasil perhitungan didapatkan data observasi dari setiap siklus. Dari tabel dapat dilihat bahwa Aktivitas Guru mengalami peningkatan dan stabil disiklus 2 dan 3.

(6)

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Aspek Observasi Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

A. Pendahuluan "!Apersepsi "!Memotivasi siswa 92,19 % 100 % 100 % B. Pengembangan "!Penyampaian materi "!Variasi Mengajar

"!Menciptakan peran aktif siswa 90,28 % 100 % 100 % C. Penguatan "!Latihan Terkontrol "!Latihan Mandiri 100 % 100 % 100 % D. Penutup "!Rangkuman "!Tindak Lanjut 95,83 % 100 % 100 % Rata-rata 94,57 % 100 % 101 %

6*).& &)%&#'(&-*+'.!&(& '2&%&'.!5*):+*0'")&$%' *-&"&!'-*)!%,(';5* ") "&

(7)

@&)!' ")&$%' .!&(& ' .&5&(' .!+!0&(' 5*#!#"%&(&#' aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung.

C. Hasil Observasi aktivitas Siswa

Selain aktivitas guru yang diamati, juga dilakukan observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Observasi juga dilakukan

oleh dua orang observer seperti halnya observasi terhadap aktivitas guru. Adapun aktivitas siswa yang diamati meliputi Perhatian siswa, partisipasi, kepercayaan diri dan kesadaran siswa. Setelah dibuat persentasi (0 – 100 %) dari setiap aspek maka hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Aspek Siklus Siklus 2 Siklus 3

P e r h a t i a n Siswa 96,77 100,00 100,00 Partisipasi 67,74 77,69 87,63 47,31 79,03 93,55 Kesadaran siswa 81,18 83,33 89,78 Rata-rata 73,25 85,01 92,74

6*).& &)%&#'(&-*+'.!&(& '2&%&'.&5&('.! &/!%&#'")&$%' *5*)(!'-*)!%,('!#!';

(8)

C. Hasil angket Motivasi Siswa

Sebelum tindakan diperoleh rata-rata motivasi siswa menggunakan skala Likert yaitu 3,2 yang berarti termasuk kategori cukup. Setelah tindakan menjadi 3,7 yang berarti ada peningkatan menjadi kategori baik.

Penutup

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan Peta Konsep Melalui Model Pembelajaran Advance Organizer memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar Kimia siswa kelas X SMAN I Tenggarong,yang ditandai dengan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 23,74 poin dari 62,42 menjadi 86,16, dan peningkatan jumlah siswa yang bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan persentase ketuntasan sebesar 38,71% yaitu dari 45,16 % menjadi 83,87 %.

2. Penggunaan peta konsep yang disampaikan melalui pembelajaran advance organizer sangat membantu siswa dalam memahami materi stoikiometri karena peta konsep yang diberikan simple, padat, jelas dan memuat keterkaitan materi yang akan disampaikan sehingga membuat pembelajaran lebih mudah dipahami, menarik dan menyenangkan. Keberhasilan peningkatan hasil belajar Kimia siswa pada konsep stoikiometri disebabkan oleh faktor guru dan siswa itu sendiri, yang masing-masing bisa dijelaskan sebagai berikut :

a. Dari faktor guru : Peningkatan Kemampuan guru dalam merencanakan, mengelola dan mengevaluasi proses pembelajaran yang meliputi aktivitas

pendahuluan, pengembangan, penguatan dan aktivitas penutup yang terus mengalami peningkatan antar siklus.

b. Dari faktor siswa : 1) Peningkatan kesiapan belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran, 2) Peningkatan perhatian, kepercayaan diri, partisipasi dan kesadaran siswa dalam pembelajaran yang terus mengalami peningkatan antar siklus 3) Perubahan atau peningkatan motivasi siswa setelah diberikan tindakan.

3. Motivasi siswa mengalami peningkatan, sebelum tindakan termasuk kategori cukup, yang kemudian meningkat menjadi kategori baik setelah dilakukan penelitian tindakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwarholil, Peta Konsep Untuk Mempermudah Konsep Sulit Dalam Pembelajaran (h t t p : / / a r y e s - h i d a y a t . b l o d s p o t . c o m / 2 0 0 8 / 0 1 / m o d e l p e m b e l a j a r a n -advance-organizer.html. Diakses 11 Maret 2010)

Arikunto, dan Suharsimi, 2010. Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.

Arikunto., Suharsimi Suhardjono., Supardi, 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin., Esa Nur Wahyuni, 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: .Ar-Ruzz Media.

Bruce Joyce., Weil Marsha., Calhoun., Emily., 2009. Models Of Teaching, Jakarta: Pustaka Pelajar.

Budiningsih Asri, 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

(9)

Dahar. R.W., 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Airlangga.

Dimyati. Mudjiono., 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Rineka Cipta. Hadari Nawawi, 1997. Administrasi Pendidikan.

Jakarta : CV.Haji Masagung.

Hamalik., Oemar ., 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani Nizar Alam., Dody Hermana., 2008.

Classroom Action Research, Bandung: Rahayasa,

Hidayat., Nurul, Model Pembelajaran Advance Organizer. (http://aryes-hidayat.blogspot. com/2008/01/model pembelajaran advance organizer.html. Diakses 11 Maret 2010)

Hill Winfred F, 2011. Theories Of Learning. Bandung: Nusa Media.

Keenan., Kleinfelter., Wood., 1996. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

LL.Pasaribu dan B. Simanjuntak., 1996. Teori Kepribadian. Bandung : Tarsito.

Majid, Abdul., 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mcniff Jean, 1992. Action Research Principles

and Practice. London: Routledge. Miarso., Yusufhadi, 2009. Menyemai Benih

Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Moleong., Lexy, 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto, 1999. Pskologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nizar Alam Hamdani., Dody Hermana, 2008. Classroom Action Research. Bandung : Rahayasa.

Novak., Joseph D Bob Gowin, 1984. Learning How To Learn, Cambride: Cambridge University Press.

C,),+' 1& 8$(&7' DEEFG' Peningkatan Hasil Belajar Kimia Dasar Mahasiswa Melalui Penggunaan Worksheet dan Media Pembelajaran Microsoft Power Point dengan Aplikasi Macromedia Flash

(Penelitian Tindakan pada Mahasiswa Program Study Fisika). Tesis. Samarinda: Universitas Mulawarman. O.I. Oloyede, 2011. A Meta Analysis Of Effect

Of The Advance Organizer On acknowledgement and Retention Of Senior Secondary School (SSS) Chemistry, Science Education Program, Bauchi, Nigeria. Abu Bakar Tafawa Balewa University.

Pangestu., Lila Hadiningrum, 2006. Pengaruh Penggunaan Advance Organizer Dalam Metode Pembelajaran Jigsaw Terhadap Pencapaian Kompetensi Biologi Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa.TESIS. Program Pasca Sarjana. Surakarta.

Purba., Michael, 2007. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Robert J.Gagne dan Leslie J.Brigg, 1992. Principle of Instructional Design. New York: Holt Rinehart and Winston. Salnadi Sutadipura, 1996 . Aneka Problem

Keguruan. Bandung : Angkasa.

Sanjaya., Wina, 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, 2001. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. H&%&)(&;'=IG'J&/&'<)&$#.:G' Seels., Barbara B., Richey Rita C, 2009. Teknologi

Pembelajaran, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Sili Surya., Budi Rahardjo, 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Belajar. Samarinda: Universitas Mulawarman.

Wiriaatmadja., Rochiati, 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 2.  Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Gambar 2. &lt;)&amp;$%'&gt;&amp; !+'A- *)9&amp; !'B%(!9!(&amp; '&lt;,),
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Referensi

Dokumen terkait

pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai denganb. tugas

Dalam penyampaiannya kepada siswa, para guru cenderung menggunakan menggunakan metode nasihat, ceramah dan tanya jawab. Metode nasihat dapat digunakan ketika anak

(2) Dengan dibentuknya Desa Kaduagung Tengah Kecamatan Cibadak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, maka wilayah kerja Desa Kaduagung Timur Kecamatan Cibadak dikurangi

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk penerapan model pembelajaran quantum untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa di sekolah dasar.. Penelitian

Menurut uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Bermain Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa”

merupakan desain form guru sub menu input guru dari program aplikasi sistem informasi administrasi nilai SMAN 1 Kartasura (SIADINSoft) yang berguna untuk menginput, mengedit

Perencanaan pembelajaran Matematika dengan penggunaan media komik Pecahan untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis mengenai materi penjumlahan pecahan pada

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. It is proved from the need of 3D modeling in every sector of industry. Modeling is the process of creating