• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Pada bab ini menguraikan tentang pelaksanaan penelitian telah dilakukan berupa

pengumpulan dan pengolahan data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

diperoleh melalui pengamatan, pencatatan langsung di lapangan yang telah dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan yang melakukan produksi di Kabupaten X. Serta dilengkapi dengan

literatur yang didapat dari berbagai sumber.

Data yang digunakan berupa data triwulanan yang berhubungan dengan hasil produksi

gas bumi dari perusahaan-perusahaan yang berproduksi di daerah Kabupaten X, data jumlah

hasil produksi yang diterima oleh Kabupaten X, dan data-data lainnya yang mendukung

penelitian ini.

4.1.1 Profil Umum Perusahaan

Merupakan sebuah BUMD yang 24.9% sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten X. Sesuai dengan ketentual Pasal 2 dan Pasal 5 Perda Nomor 2 Tahun 2006,

maksud dan tujuan, serta bidang usaha BUMD adalah:

a. Didirikan dengan maksud dan tujuan, sebagai berikut:

(2)

ii. Memanfaatkan dan mengembangkan potensi sumber daya buatan yang tersedia

di daerah.

iii. Meningkatkan dan mengembangkan perekonomian daerah.

iv. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa

yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.

v. Mendapatkan keuntungan.

b. Bidang usaha

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, maka bidang usaha yang dilakukan

adalah meliputi:

i. Kegiatan yang berkaitan dengan usaha hilir migas yang mencakup pengolahan,

pengangkutan, penyimpanan, dan niaga.

ii. Kerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah/Negara (BUMD/BUMN) dan

atau Badan Swasta (investor) yang bergerak dalam usaha migas.

Sedang dalam Akta Pendirian Perseroan yang selanjutnya berfungsi sebagai anggaran

dasar, maksud dan tujuan didirikannya adalah untuk:

Berusaha dalam bidang tambang minyak dan gas bumi, dengan kegiatan usaha

yang meliputi:

i. Melakukan usaha pertambangan migas baik atas usaha sendiri maupun yang

yang dilakukan atas dasar kerjasama dengan Pihak Ketiga, baik kegiatan hulu

yang meliputi ekplorasi dan ekploitasi, maupun kegiatan hilir yang terdiri atas

usaha penyimpanan, pengolahan, distribusi/pengangkutan dan niaga, maupun

(3)

ii. Mengadakan kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk kontraktor

pengeboran, pemompaan sumur produksi, pengujian hasil produksi, dan

lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

iii. Memasarkan hasil prouksi migas di dalam maupun luar negeri.

Gambar 4.1 Model Struktur Usaha Perseroan PEMASOK SEKTOR HULU PERSEROAN (BUMD) PELANGGAN KOMERSIAL 100% gas 100% gas

(4)

Garis perintah

Garis koordinasi

Gambar 4.2 Struktur Organisasi

DEWAN KOMISARIS RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DIREKTUR UTAMA KONSULTAN HUKUM DIREKTUR TEKNIK DAN OPERASI DIVISI OPERASI DIVISI PERENCANAAN TEKNIK DIREKTUR KEUANGAN DIVISI ANGGARAN DIVISI AKUNTANSI DIREKTUR UMUM DAN PENGEMBANGAN DIVISI UMUM DIVISI PENGEMBANGAN KANTOR PERWAKILAN JAKARTA

(5)

4.1.2 Visi, Misi Perusahaan Visi

Menjadi Badan Usaha Milik Daerah ternama di Indonesia yak bergerak di sektor hulu dan

hilir migas.

Misi

1. Usaha hilir migas yang mencakup pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan

niaga.

2. Usaha-usaha di sector hulu migas.

3. Kerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah/Negara (BUMD/BUMN) dan badan

usaha swasta (investor) yang bergerak dalam bidang migas.

4.1.3 Profil Geologi Kabupaten

Kabupaten X terletak pada kawasan pesisir, secara umum dapat dikelompokkan

menjadi kawasan pesisir utara, pesisir timur dan pesisir selatan. Kawasan pesisir utara dan

timur umumnya dimanfaatkan untuk transportasi laut, pelestarian alam, budidaya laut,

pariwisata dan pemukiman nelayan. Sedangkan kawasan pesisir selatan, umumnya merupakan

pantai terjal dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia yang kondisi gelombang dan

ombaknya besar, sehingga hanya bagian tertentu saja yang dapat dikembangkan sebagai

pemukiman nelayan dan areal pariwisata.

Pesisir pantai Utara Propinsi A pada umumnya berdataran rendah yang ketinggiannya

hampir sama dengan permukaan laut. Wilayah yang termasuk zona pesisir utara Propinsi A

salah satunya adalah Kabupaten X. Pesisir pantai utara Propinsi A dikenal sebagai daerah

(6)

utara Propinsi A terdapat dua cekungan yang mempunyai tatanan stratigrafi yang berbeda

yaitu Cekungan 1 dan Cekungan 2 (Pringgoprawiro, 1980). Cekungan 1 terletak di sebelah

selatan dan digolongkan ke dalam jenis cekungan “back arc fold thrust belt”, sedangkan Cekungan 2 merupakan cekungan paparan. Cekungan 1 pada umumnya mengandung kadar

batuan vulkanik yang tinggi dengan sedikit sisipan-sisipan batu karbonat dan bersifat

“flysch”. Sedimen-sedimen pada Cekungan 2 memperlihatkan kadar pasirnya yang tinggi disamping adanya peningkatan batuan karbonat serta menghilangnya endapan vulkanik. Pada

Cekungan 2 ini terdapat sumber gas bumi potensial.

Tersedianya potensi sumberdaya alam di pesisir dan laut Propinsi A ini, mendorong

kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

Gambar 4.3 Penampang Utara Selatan yang Memperlihatkan Tinggian Antiklin oleh Sesar

(7)

4.2 Pengolahan Data

Pengolahan dilakukan setelah semua data terkumpul. Pengolahan data meliputi

pengolahan data secara statistik dan pengolahan data keekonomian proyek. Berikut ini

merupakan data lifting gas bumi di hulu.

Periode Waktu Lifting

(MMBTU) 1 Triwulan I 2009 7,978,612.71 2 Triwulan II 2009 5,629,137.91 3 Triwulan III 2009 4,993,616.67 4 Triwulan IV 2009 5,466,539.04 5 Triwulan I 2010 5,205,298.17 6 Triwulan II 2010 4,668,653.09 7 Triwulan III 2010 4,052,588.85 8 Triwulan IV 2010 3,158,176.14 9 Triwulan I 2011 5,012,798.28 10 Triwulan II 2011 4,895,470.06 11 Triwulan III 2011 4,928,071.64 12 Triwulan IV 2011 6,299,423.99 13 Triwulan I 2012 5,337,542.60 14 Triwulan II 2012 5,337,542.60 15 Triwulan III 2012 5,337,542.60 16 Triwulan IV 2012 5,337,542.60

(8)

Periode Waktu Gas Input 20% Harga Beli Harga Jual Gross Rev Daerah (MMBTU) (US$/MMBTU) (US$/MMBTU) (US $)

1 Triwulan I 2009 1,595,722.54 2.38 3.09 1,139,345.89 2 Triwulan II 2009 1,125,827.58 2.78 3.61 938,940.20 3 Triwulan III 2009 998,723.33 2.62 3.41 784,996.54 4 Triwulan IV 2009 1,093,307.81 3.29 4.28 1,079,094.81 5 Triwulan I 2010 1,041,059.63 3.42 4.45 1,068,127.18 6 Triwulan II 2010 933,730.62 3.88 5.04 1,086,862.44 7 Triwulan III 2010 810,517.77 3.41 4.43 829,159.68 8 Triwulan IV 2010 631,635.23 4.21 5.47 797,755.29 9 Triwulan I 2011 1,002,559.66 4.30 5.59 1,293,001.19 10 Triwulan II 2011 979,094.01 4.53 5.89 1,331,469.95 11 Triwulan III 2011 985,614.33 4.77 6.20 1,409,527.05 12 Triwulan IV 2011 1,259,884.80 5.00 6.50 1,890,205.16 13 Triwulan I 2012 1,067,508.52 5.24 6.81 1,676,522.13 14 Triwulan II 2012 1,067,508.52 5.47 7.11 1,751,461.23 15 Triwulan III 2012 1,067,508.52 5.70 7.41 1,826,400.33 16 Triwulan IV 2012 1,067,508.52 5.94 7.72 1,901,339.42

Tabel 4.2 Data Gross Revenue BUMD

Gambar 4.4 Gross Revenue y = 71095x + 69595 -500,000.00 1,000,000.00 1,500,000.00 2,000,000.00 2,500,000.00 3,000,000.00 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23

Gross Revenue

Gross Revenue Linear (Gross Revenue) Linear (Gross Revenue)

(9)

4.2.1 Pengolahan Data Statistik

Data yang tersedia adalah data lifting (MMBTU), data WAP (US$/MMBTU), dan gross

revenue triwulanan sejak tahun 2009.

a. Uji normalitas data

Uji yang dipakai adalah uji Kolmogorov-Smirnof

Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov adalah suatu tes goodness-of-fit. Artinya,

yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi teoritis tertentu. Tes ini

menetapkan apakah sor-skor dalam sampel dapat secara masuk akal dianggap berasal dari

suatu populasi dengan distributive tertentu itu.

Jadi, tes mencakup perhitungan distribusi frekuensi kumulatif yang akan terjadi

dibawah distribusi teoritisnya, serta membandingan distribusi frekuensi itu dengan

distribusi frekuensi kumulatif hasil observasi. Distribusi teoriti tersebut merupakan

representasi dari apa yang diharapkan dibawah H0. Tes Ini menerapkan suatu titik dimana

kedua distribusi itu-yakni yang teoritis dan yang terobservasi-memiliki perbedaan

terbesar. Dengan melihat distribusi samplingnya dapat kita ketahui apakah perbedaan

yang besar itu mungkin terjadi hanya karena kebetulan saja. Artinya distribusi sampling

itu menunjukan apakah perbedaan besar yang diamati itu mungkin terjadi apabila

observasi-observasi itu benar-benar suatu sampel random dari distribusi teoritis itu.

(10)

Gambar 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Pada SPSS

Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada software SPSS, dapat disimpulkan

bahwa data yang didapat terdistribusi normal

b. Uji keseragaman data

Setelah data diuji kenormalannnya, maka langkah selanjutnya adalah uji

keseragaman data, dimana langkah-langkah uji keseragaman data adalah sebagai

berikut:

1. Hitung rata-rata

= rata-rata

(11)

2. Hitung standar deviasi

δ= standar deviasi

dari hasil perhitungan didapat nilai standar deviasinya adalah 1,330,275.29

3. Penentuan batas control

2δ= 6,994,760.68 2δ=1,637,659.52

Gambar 4.5 Grafik Keseragaman Data

Batas-batas kontrol tersebut akan menunjukkan batas keseragaman atau

tidaknya suatu kelompok data. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang

didapat adalah data yang seragam karena masih berada di antara kedua batas

kontrol . -500,000.00 1,000,000.00 1,500,000.00 2,000,000.00 2,500,000.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Keseragaman Data

(12)

4.2.2 Pengolahan Data Keekonomian Proyek 4.2.2.1 Skema Usaha

Dalam analisis keekonomian ini akan dikaji skema usaha yang akan diaplikasikan pada

BUMD Kabupaten X ini, yaitu:

Skenario A: BUMD melanjutkan kegiatan jual-beli gas yang telah dilakukan selama ini.

Skenario B: dengan melakukan pengembangan usaha meliputi pembelian, pengolahan,

dan penjualan gas alam.

Beberapa parameter yang menjadi dasar perhitungan keekonomian adalah sebagai berikut:

Analisis akan dilakukan berdasarkan lama umur pabrik yang bergantung pada profil

produksi gas yaitu minimal 10 tahun.

Depresiasi peralatan dan bangunan menggunakan straight line depreciation.

Tidak ada nilai sisa dari seluruh peralatan yang digunakan pada LPG plant (salvage

value = 0).

Suku bunga tahunan adalah 10%

Asumsi perhitungan untuk skenario A (jual-beli lean gas)

o Harga jual lean gas adalah $8.02/MMBTU pada triwulan pertama tahun 2013 Asumsi perhitugan untuk skenario B (investasi LPG plant)

o Biaya operasi adalah $0.35/MMBTU

4.2.2.2 Skenario A: Jual-Beli Gas

Dari data yang tersedia, dilakukan forecast terhadap hasil pengeboran dan forecast

(13)

Gambar 4.6 Lifting Forecast

Gambar 4.7 Price Forecast y = -30966x + 6E+06 -1,000,000.00 2,000,000.00 3,000,000.00 4,000,000.00 5,000,000.00 6,000,000.00 7,000,000.00 8,000,000.00 9,000,000.00 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53

Lifting Forecast

Lifting Forecast Linear (Lifting Forecast) y = 0.234x + 2.193 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23

Price Forecast

Price Forecast Linear (Price Forecast) Linear (Price Forecast)

(14)

Berikut ini merupakan tabel perkiraan pendapatan BUMD dalam kurun waktu sepuluh tahun.

Waktu Gas Input Harga Beli Harga Jual Gross Rev 1 2009 4,813,581.27 2.77 3.60 3,942,377.45 2 2010 3,416,943.25 3.73 4.85 3,781,904.60 3 2011 4,227,152.79 4.65 6.05 5,924,203.35 4 2012 4,292,101.66 4.88 6.35 6,288,787.35 5 2013 4,202,657.20 6.52 8.48 8,209,166.90 6 2014 4,073,502.00 7.46 9.69 9,097,378.20 7 2015 3,944,346.80 8.39 10.91 9,913,262.59 8 2016 3,815,191.60 9.33 12.12 10,656,820.06 9 2017 3,686,036.40 10.27 13.34 11,328,050.62 10 2018 3,556,881.20 11.20 14.56 11,926,954.27 11 2019 4,202,657.20 12.14 15.77 12,453,531.01 12 2020 3,298,570.80 13.07 16.99 12,907,780.84 13 2021 3,169,415.60 14.01 18.20 13,289,703.76 14 2022 3,040,260.40 14.95 19.42 13,599,299.76

Tabel 4.3 Gross Revenue Forecast

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil produksi

kecenderungannya akan menurun sedangkan harga akan terus meningkat. Pendapatan BUMD

Kabupaten X akan bergantung pada jumlah lifting gas.

4.2.2.2.1 Net Present Value

Merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan

menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain

merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa datang yang didiskonkan pada saat ini.

Untuk menghitung NPV diperlukan data perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan

(15)

NPV dihitung dengan rumus: NPV = PV investasi + PV penerimaan NPV = (8,211,992.17(P/F, 1, 10%) + 9,100,203.47 (P/F, 2, 10%)+ 9,916,087.86 (P/F, 3, 10%)+ 10,659,645.33 (P/F, 4, 10%)+ 11,330,875.89 (P/F, 5, 10%)+ 11,929,779.54 (P/F, 6, 10%)+ 15,272,456.26 (P/F, 7, 10%)+ 12,910,606.11 (P/F, 8, 10%) + 13,292,529.03 (P/F, 9, 10%) + 13,602,125.03 (P/F, 10, 10%) NPV = 68,227,729.25

Waktu Gas Input Harga Beli Harga Jual Pengeluaran Pendapatan Arus Kas

0 1 2013 4,202,657.20 6.52 8.48 27,409,730.26 35,621,722.43 8,211,992.17 2 2014 4,073,502.00 7.46 9.69 30,380,177.92 39,480,381.38 9,100,203.47 3 2015 3,944,346.80 8.39 10.91 33,108,847.04 43,024,934.89 9,916,087.86 4 2016 3,815,191.60 9.33 12.12 35,595,737.63 46,255,382.96 10,659,645.33 5 2017 3,686,036.40 10.27 13.34 37,840,849.68 49,171,725.58 11,330,875.89 6 2018 3,556,881.20 11.20 14.56 39,844,183.20 51,773,962.75 11,929,779.54 7 2019 4,202,657.20 12.14 15.77 51,011,853.09 66,284,309.36 15,272,456.26 8 2020 3,298,570.80 13.07 16.99 43,125,514.64 56,036,120.75 12,910,606.11 9 2021 3,169,415.60 14.01 18.20 44,403,512.56 57,696,041.58 13,292,529.03 10 2022 3,040,260.40 14.95 19.42 45,439,731.94 59,041,856.97 13,602,125.03

(16)

Pengeluaran Pendapatan Cash Flow P/F PV 0 1 27,409,730.26 35,621,722.43 8,211,992.17 0.9091 7,465,522.08 2 30,380,177.92 39,480,381.38 9,100,203.47 0.8264 7,520,408.15 3 33,108,847.04 43,024,934.89 9,916,087.86 0.7513 7,449,956.81 4 35,595,737.63 46,255,382.96 10,659,645.33 0.683 7,280,537.76 5 37,840,849.68 49,171,725.58 11,330,875.89 0.6209 7,035,340.84 6 39,844,183.20 51,773,962.75 11,929,779.54 0.5645 6,734,360.55 7 51,011,853.09 66,284,309.36 15,272,456.26 0.5132 7,837,824.56 8 43,125,514.64 56,036,120.75 12,910,606.11 0.4665 6,022,797.75 9 44,403,512.56 57,696,041.58 13,292,529.03 0.4241 5,637,361.56 10 45,439,731.94 59,041,856.97 13,602,125.03 0.3855 5,243,619.20 NPV 68,227,729.25

Tabel 4.5 Perhitungan NPV Skenario A

Dari hasil perhitungan NPV didapat bahwa nilai NPV adalah US$ 68,227,729.25

4.2.2.2.2 Future value

Digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan tingkat suku

bunga dan angsuran tetap selama periode tertentu. Dihitung dengan rumus:

Dimana:

PV = present value

r = suku bunga tahunan

t = waktu

(17)

4.2.2.3 Skenario B: Rancangan Kilang LPG

Dalam perhitungan perancangan kilang LPG akan sangat tergantung pada jumlah Feed Gas

(Raw Material) yang akan di produksi. Berikut ini merupakan perencanaan investasi:

Biaya Investasi US$ 55,000,000.00

Biaya Operasi US$ 0.35/mmbtu US$ 1,684,753.44/ tahun Perkiraan Pendapatan US$ 31,511,362.50/tahun Tabel 4.6 Perencanaan Investasi

Berikut merupakan perkiraan pendapatan tahunan

Produk

Kapasitas Produksi

LPG 95 ton/hari

Kondensat 300 barrel/hari

Lean Gas 15 MMCF/hari

Bahan Baku Gas Input

17000 MMBTU/hari Aspek Ekonomi

Produk Harga Jual

Pendapatan/hari (US$) LPG $750/ton 71,250.00 Kondensat $50/bbl 15,000.00 Lean Gas $5.5/MMCF 82.50 Total/hari 86,332.50 Total/tahun 31,511,362.50

(18)

4.2.2.3.1 Net Present Value

Merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan

menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan

kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa datang yang didiskonkan

pada saat ini.

Untuk menghitung NPV diperlukan data perkiraan biaya investasi, biaya operasi,

dan pemeliharaan serta perkiraan keuntungan dari proyek yang direncanakan

NPV dihitung dengan rumus:

NPV = PV investasi + PV penerimaan NPV = (-55,000,000- 1,470,930.02 (P/F, 1, 1,425,725.70 (P/F, 2, 1,380,521.38 (P/F, 3, 1,335,317.06 (P/F, 4, 1,290,112.74 (P/F, 5, 1,244,908.42 (P/F, 6, 1,470,930.02 (P/F, 7, 1,154,499.78 (P/F, 8, 10%)-1,109,295.46 (P/F, 9, 10%)-1,064,091.14 (P/F, 10, 10%)) + (31,511,362.50 (P/F, 1, 10%)+31,511,362.50 (P/F, 2, 10%)+31,511,362.50 (P/F, 3, 10%)+31,511,362.50 (P/F, 4, 10%)+31,511,362.50 (P/F, 5, 10%)+31,511,362.50 (P/F, 6, 10%)+31,511,362.50 (P/F, 7, 10%)+31,511,362.50 (P/F, 8, 10%)+31,511,362.50 (P/F, 9, 10%)+31,511,362.50 (P/F, 10, 10%) NPV = -55,000,000.00 + (30,040,432.48*0.9091) + (30,085,636.80*0.8264) + (30,130,841.12*0.7513) + (30,176,045.44*0.683) + (30,221,249.76*0.6209) + (30,266,454.08*0.5645) + (30,040,432.48*0.5132) + (30,356,862.72*0.4665) + (30,402,067.04*0.4241)+ (30,447,271.36*0.3855) NPV = 130,479,020.84

(19)

Berikut ini merupakan arus kas selama sepuluh tahun:

n Gas

Input/tahun Biaya/MMBTU

Biaya

Tahunan Pendapatan Pengeluaran Cashflow

0 55,000,000.00 55,000,000.00 1 4,202,657.20 0.35 1,470,930.02 31,511,362.50 1,470,930.02 30,040,432.48 2 4,073,502.00 0.35 1,425,725.70 31,511,362.50 1,425,725.70 30,085,636.80 3 3,944,346.80 0.35 1,380,521.38 31,511,362.50 1,380,521.38 30,130,841.12 4 3,815,191.60 0.35 1,335,317.06 31,511,362.50 1,335,317.06 30,176,045.44 5 3,686,036.40 0.35 1,290,112.74 31,511,362.50 1,290,112.74 30,221,249.76 6 3,556,881.20 0.35 1,244,908.42 31,511,362.50 1,244,908.42 30,266,454.08 7 4,202,657.20 0.35 1,470,930.02 31,511,362.50 1,470,930.02 30,040,432.48 8 3,298,570.80 0.35 1,154,499.78 31,511,362.50 1,154,499.78 30,356,862.72 9 3,169,415.60 0.35 1,109,295.46 31,511,362.50 1,109,295.46 30,402,067.04 10 3,040,260.40 0.35 1,064,091.14 31,511,362.50 1,064,091.14 30,447,271.36

Tabel 4.8 Arus Kas Skenario B

Tabel di bawah ini menunjukkan perhitungan NPV menggunakan MS Excel

n Gas

Input/tahun Pendapatan Pengeluaran Cashflow P/F

0 55,000,000.00 55,000,000.00 55,000,000.00 1 4,202,657.20 31,511,362.50 1,470,930.02 30,040,432.48 0.9091 27,309,757.17 2 4,073,502.00 31,511,362.50 1,425,725.70 30,085,636.80 0.8264 24,862,770.25 3 3,944,346.80 31,511,362.50 1,380,521.38 30,130,841.12 0.7513 22,637,300.93 4 3,815,191.60 31,511,362.50 1,335,317.06 30,176,045.44 0.683 20,610,239.04 5 3,686,036.40 31,511,362.50 1,290,112.74 30,221,249.76 0.6209 18,764,373.98 6 3,556,881.20 31,511,362.50 1,244,908.42 30,266,454.08 0.5645 17,085,413.33 7 4,202,657.20 31,511,362.50 1,470,930.02 30,040,432.48 0.5132 15,416,749.95 8 3,298,570.80 31,511,362.50 1,154,499.78 30,356,862.72 0.4665 14,161,476.46 9 3,169,415.60 31,511,362.50 1,109,295.46 30,402,067.04 0.4241 12,893,516.63 10 3,040,260.40 31,511,362.50 1,064,091.14 30,447,271.36 0.3855 11,737,423.11 NPV 130,479,020.84

Tabel 4.9 Perhitungan NPV Skenario B

Dari hasil perhitungan NPV, didapat bahwa nilai NPV adalah US$

(20)

4.2.2.3.2 Future value

Digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan tingkat

suku bunga dan angsuran tetap selama periode tertentu. Dihitung dengan rumus:

Dimana:

PV = present value

r = suku bunga tahunan

t = waktu

Nilai investasi tersebut di masa sepuluh tahun yang akan datang yaitu US$

260,958,041.68

4.2.2.3.3 Benefit-Cost Ratio

Merupakan indikator, digunakan dalam disiplin formal benefit-cost analysis, yang

mencoba untuk merangkum keseluruhan nilai untuk uang dari proyek atau usulan.

BCR adalah rasio manfaat dari proyek atau usulan, dinyatakan dalam istilah moneter,

relatif terhadap biaya, juga dinyatakan dalam istilah moneter.

Analisis Benefit Cost Ratio (BCR) merupakan suatu analisis yang diperlukan untuk

melihat sejauh mana perbandingan antara nilai manfaat terhadap nilai biaya dilihat

pada kondisi nilai sekarang/present value (PV). Perhitungan analisis BCR didasarkan

pada tingkat suku bunga. Jika nilai BCR pada suku bunga berlaku lebih besar dari 1,

proyek dikatakan layak secara ekonomi dan dapat dikatakan layak untuk dibangun.

Ukuran dari penilaian suatu kelayakan proyek dengan metode ini adalah:

(21)

2. Sebaliknya, jika nilai BCR < 1, proyek tersebut tidak layak untuk dikerjakan.

Secara umum, rumus untuk perhitungan BCR adalah:

Dari hasil perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk

dikerjakan.

4.2.2.3.4 Internal Rate of Return

Merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu investasi dapat

dilakukan bila laju pengembaliannya lebih besar dari laju pengembalian apabila

melakukan investasi dalam bentuk lain.

Dihitung dengan pendekatan interpolasi sebagai berikut:

1. Masukkan satu nilai i (discount factor, DF) yang cukup rendah sehingga NPV positif.

Pada kasus ini diambil i adalah 10%

2. Masukkan suatu nilai i yang cukup tinggi sehingga NPV negative.

(22)

Tahun Cashflow DF 10% PV 10% DF 50 % PV 50% DF 60% PV 60% 0 55,000,000.00 55,000,000.00 55,000,000.00 55,000,000.00 1 30,040,432.48 0.9091 27,309,757.17 0.667 20,027,956.33 0.625 18,775,270.30 2 30,085,636.80 0.8264 24,862,770.25 0.444 13,370,056.99 0.391 11,751,449.73 3 30,130,841.12 0.7513 22,637,300.93 0.296 8,927,768.22 0.244 7,354,938.32 4 30,176,045.44 0.683 20,610,239.04 0.198 5,959,768.97 0.153 4,604,864.53 5 30,221,249.76 0.6209 18,764,373.98 0.132 3,980,138.59 0.095 2,883,107.23 6 30,266,454.08 0.5645 17,085,413.33 0.088 2,657,394.67 0.060 1,803,880.66 7 30,040,432.48 0.5132 15,416,749.95 0.059 1,757,365.30 0.037 1,120,508.13 8 30,356,862.72 0.4665 14,161,476.46 0.039 1,183,917.65 0.023 707,314.90 9 30,402,067.04 0.4241 12,893,516.63 0.026 790,453.74 0.015 443,870.18 10 30,447,271.36 0.3855 11,737,423.11 0.017 526,737.79 0.009 276,765.70 130,479,020.84 4,181,558.27 5,278,030.32

Tabel 4.10 Penghitungan IRR Skenario B

3. Lakukan interpolasi linear menggunakan:

Dari hasil perhitungan didapat bahwa IRR berada di antara 50% dan 60%

Dengan menggunakan pendekatan di atas didapat bahwa IRR adalah 54,42%, tingkat

keuntungan lebih besar dari bunga yang harus dibayarkan atas pinjaman untuk

(23)

4.2.2.3.5 Payback Period

Payback period menunjukkan waktu pengembalian suatu investasi, dengan

memperhatikan teknik penilaian terhadap jangka waktu tertentu. Menunjukkan

perbandingan antara investasi dengan aliran kas tahunan.

Dimana:

n = tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi awal

a = jumlah investasi awal

b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n

c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n+1

Gambar

Gambar 4.1 Model Struktur Usaha Perseroan
Gambar 4.2 Struktur Organisasi DEWAN KOMISARIS RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DIREKTUR UTAMA KONSULTAN HUKUM DIREKTUR TEKNIK DAN OPERASI DIVISI OPERASI DIVISI PERENCANAAN TEKNIK  DIREKTUR  KEUANGAN  DIVISI ANGGARAN DIVISI AKUNTANSI DIREKTUR UMUM DAN PENGEMBANGA
Gambar 4.3 Penampang Utara Selatan yang Memperlihatkan Tinggian Antiklin oleh Sesar  Naik Merupakan Perangkap Struktur Di Daerah Cekungan Propinsi A
Tabel 4.1 Data Lifting
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 5: Grafik Hasil Titik Pencocokan Citra Bawah laut dengan Koreksi Gamma dan Histogram Equalization Dari 50 buah tersebut diuji dengan algoritma SIFT tanpa peningkatan

Ogg Vorbis encoder secara normal tidak berdasarkan pada bit rate saja, namun juga berdasarkan pada faktor kualitas yang besarnya berkisar antara '-1' (terendah) hingga '10'

Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dewan direksi, komisaris independen, dan komite lingkungan terhadap pengungkapan emisi karbon

pengamatan pasang surut pada lokasi Pantai Tirtayasa yang terdekat dengan lokasi Pantai Tanjung Pasir yang akan digunakan dalam penelitian ini.. Grafik Pasang

Salsabila (2013), menunjukan bahwa pemberian dosis 600 kg/ha NPK Pelangipada tanaman mentimun memberikan pengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman

Penelitian eksperimen yaitu penelitian yang didalamnya melibatkan manipulasi pada kondisi subjek yang di teliti, dengan adanya pengontrolan ketat pada faktor- faktor luar

Penelitian yang dilakukan oleh Robiah (2015) yang mengenai Kesulitan-kesulitan Calon Guru dalam Penguasaan Keterampilan Dasar Mengajar Pada Mata Kuliah Pengajaran Mikro

Setelah mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data sebagai hasil penelitian yang telah dijabarkan padabab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan, strategi