• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN PERANCANGAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

3 BAB II

LANDASAN PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Data

Pemakaian tanaman obat atau bahan alami sudah terkenal di seluruh dunia dari masa ke masa, bahkan kini hal tersebut telah menajdi sebuah trend. Di Indonesia sendiri terdapat banyak jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati maupun menjaga daya tahan tubuh yang lebih dikenal dengan istilah Jamu yang terbuat dari bahan alami.

2.1.1 Sejarah Perkembangan Jamu di Indonesia

Jamu berasal dari kata jampi yang berarti "ramuan ajaib" dalam krama Jawa Kuno.Pendapat lain mengatakan bahwa jamu berasal dari gabungan dua kata yaitu jampi dan oesodho. Jampi memiliki arti matra (doa), sedangkan oesodho berarti kesehatan yang dapat diperoleh melalui pengobatan. Bagaimanapun, kata "Jamu" telah dikenal tulisan sejak akhir abad ke-8 sampai awal abad ke-9, hal ini dibuktikan dari relief Candi Borobudur dan dalam cerita-cerita Ramayana serta Barathayudha pada candi prambanan.

Pemanfaatan tanaman herbal oleh bangsa Indonesia ini telah berlangsung turun-temurun, berawal dari kebiasaan nenek moyang Bangsa Indonesia yang mempelajari serta memanfaatkan kekayaan alam Indonesia sehingga penyebaran pengetahuan herbal kian luas dan tidak diragukan lagi khasiatnya karena telah terdapat bukti-bukti empirik secara turun-temurun.

Salah satu dokumen yang memperkuat bahwa jamu adalah warisan nenek moyang kita salah satunya dapat kita lihat pada peninggalan peninggalan kuno seperti relief pada candi serta prasasti. Salah satunya adalah relief Karmawipangga di Candi Borobudur yang dibangun sekitar abad ke-8, Disini digambarkan cara pembuatan jamu secara pipisan, relief lainnya yang menceritakan tentang sejarah jamu dapat pula ditemukan pada relief relief candi Brambang, Candi Panataran, Candi Sukuh, Candi Tekalwangi dan lainnya serta prasasti seperti prasasti di Candi Perot (772M), Haliwangbang (779M) dan Kadadu (1216M).

(2)

Gambar 2.1 Relief Jamu di Borobudur

Penggunaan dan resep-resep jamu untuk pengobatan juga ditemukan pada daun lontar menggunakan bahasa Jawa Kuno, Sansekerta dan Bahasa Bali. Daun Lontar yang ditulis dengan Bahasa Bali salah satunya adalah Kitab Usada Ilapada pada tahun 78 M. Berbagai prasasti lainnya di sekitar abad ke-13 Masehi mendukung bukti penggunaan jamu. Prasasti tersebut memuat berbagai profesi di bidang kesehatan antara lain pada prasasti profesi di bidang kesehatan, antara lain pada prasasti madhawapura yang menyebutkan profesi acaraki atau peracik jamu. Tertulis pula di dalam kitab Sumanasntaka (Mpu Monaguna Kediri, 1104), Kakawin Bromawkaya (Mpu Dharmaja,1115-1130), GatotkacaSraya (Mpu Paniluh, Kediri, 1130-1157), Kidung Harsawijaya (Kerajaan Singosari,1222-1292), Kitab Ludhaka (Mpu Tanakung, Majapahit, 1466-1478), Serat Primbon Sarai (Raden Atmasupana II-Surakarta)

Seiring Masuknya Belanda ke Indonesia, dokumen dokumen yang bercerita mengenai jamu dan tanaman jamu pun semakin lengkap, berdasarkan catatan sejarah yang ada maka jamu di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa era perklembangan. Era pertama adalah eran tradisi, dimana jamu berkembang dan di wariskan oleh masyarakat Indonesia secara turun temurun dan merupakan warisan keluarga kerajaan. Selanjutnya adalah era prasasti dan kitab kitab dimana jamu dapat ditemukan dari bukti bukti tertulis dengan narasumber yang diketahui.

Perkembangan masa modern dimulai dengan adanya pencatatan secara sistematik mulai dari identifikasi serta pemetaan bahan baku jamu hingga dilakukannya penelitian penelitian ynag menunjang ilmu pengetahuan mengenai jamu. Masa Modern kedua adalah era proliferasi, dimana jamu

(3)

telah mengalamai diversifikasi bentuk serta manfaat. Perkembangan jamu modern ditandain dengan tumbuhnya industri jamu dan penelitian dengan pendekatan Ilmiah. Pada era yang paling maju sekarang yakni neo-modern, jamu diterima sebagai pengobatan yang sejajar dengan obat farmasi dimana hal ini dikuatkan dengan kesadaran masyarakat untuk kembali hidup selaras dengan alam (back to nature).

Disamping pengkonsumsian jamu yang diracik sesuai dengan tradisi, mulai berkembang pula klinik klinik pengobatan modern berbasis herbal dengan tujuan pengobatan yang umunya disebut pengobatan alternatif. Saintifikasi jamu sekarang mulai dikembangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yaitu Hortus Medicus di Surakarta, Jawa Tengah (Prapti,2012). Pelayanan Jamu pun kini telah dapat masuk dan menjadi sebuah pengobatan modern rumah sakit rumah sakit di berbagai daerah seperti di Jakarta, Surabaya, Malang, Jogjakarta, Medan dan Denpasar.

2.1.2 Keamanan dan Keunggulan Jamu Dibandingkan Obat Kimia Seringnya dikatakan bahwa pemakaian bahan tanaman alami lebih aman dibandingkan dengan bahan sintetik kimiawi, demikian pula obat obatan tradisional seperti jamu. Namun walaupun obat obatan tradisional dikatakan aman pemakaiannya kasus efek samping dan efek toksis tetap dapat terjadi. Hal ini karena adanya perbedaan kondisi kesehatan dan juga sistem kekebalan tubuh di setiap manusia.

Perbedaan mendasar antara jamu dan obat kimia adalah bahan dasar pembuatannya, bahan dasar jamu adalah simplisia yang diolah tanpa adanya penambahan bahan kimia. Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun. Sementara itu, obat obatan kimia dibuat dengan bahan sintetik berbasis kimia.

Kinerja jamu setelah dikonsumsi akan bersifat konstruktif (meningkatkan fungsi organ tubuh), protektif (memberikan perlindungan pada organ tubuh), promotif (peningkatan derajat kesehatan) serta rehabilitatif (pemulihan kondisi kesehatan). Sedangkan pengkonsumsian obat kimia akan bersifat Destruktif (pembasmian sumber penyakit) dan kuratif (pengobatan penyakit).

(4)

Secara sederhana, jamu bekerja dengan membangun kembali organ organ tingkat seluler yang mengalami gangguan atau kerusakan serta memberikan perlindungan dari pengaruh pengaruh dari luar yang merugikan. Hal ini menyebabkan jamu akan dirasakan manfaatnya dalam waktu yang relatif lama, sedangkan obat obatan kimia yang bekerja dengan cara menghancurkan sumber penyakit dan mengobati secara langsung lebih cepat dirasakan manfaatnya dalam waktu cepat. Kelemahan dari kimia tersebut adalah tidak memberikan perlindungan kepada organ seluler dari kemungkinan serangan penyakit lagi.

Selain itu, pengkonsumsian jamu secara praktis tidak menyebabkan efek samping atau ketergantungan dalam penggunaanya, kalaupun ditemukan hal ini sangat sedikit dan umumnya dikarenankan sistem pertahanan tubuh tertentu yang bereaksi terhadap zat zat tertentu. Di sisi lain umumnya obat kimia seringkali mengakibatkan efek candu dan ketergantungan dimana jika tidak mengkonsumsi obat obatan tertentu akan menyebabkan kondisi badan yang menurun atau tidak sembuh. Contoh nyata dari kasus ini adalah ketergantungan terhadap salah satu produk kesehatan dari sekian banyak kasus ketergantungan yang ditemukan selama penelitian. Terjadinya rasa sakit pada seluruh badan dan tulang, saat konsumen yang terbiasa mengkonsumsi produk kesehatan tertentu berhenti mengkonsumsi produk tersebut sehingga untuk menghindari rasa sakit yang terjadi dengan terpaksa konsumen tersebut harus terus mengkonsumsi produk tersebut secara berkelanjutan.

Keunggulan jamu lainnya adalah jamu memiliki berbagai khasiat karena dalam satu bahan alam herbal simplisia, terkandung beberapa zat zat fungsi bagi tubuh sehingga dapat memberikan banyak khasiat bagi tubuh. Berbeda dengan obat kimia yang pada umumnya diciptakan dengan satu fungsi pengobatan untuk melawan penyakit tertentu sehingga tidak memiliki khasiat lainnya.

Dari segi nilai harga, beberapa obat kimia harus didapatkan dengan harga yang relatif mahal. Meskipun beberapa obat kimia dijual secara bebas dan relatif murah, penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter karena pengunaan obat obatan kimia cukup berbahaya digunakan berdasarkan efek

(5)

sampingnya. Disisi lain, jamu dan obat obatan herbal yang ada tergolong lebih ekonomis dan terjangkau dan mudah didapatkan.

Seiring perkembangan zaman, untuk mendukung jamu sebagai produk kesehatan pilihan utama, telah dilakukan berbagai penelitian untuk pengujian bahan baku jamu dan produk jadi dari jamu sendiri agar terdapat hasil klinis dari keamanan dan kelayakan pengkonsumsian jamu. Penelitian yang dilakukan mencakup uji toksisitas akut, uji toksisitas sub-akut, uji toksisistas kronik, uji toksisistas lokal serta uji toksisitas spesifik.

2.1.3 Peraturan Pemerintah Mengenai Produk Berbasis Herbal

Obat obatan herbal atau obat tradisional di Indonesia, telah diatur pengertian dan penjelasannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.179/Menkes/Per/VII/76. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa obat tradisional adalah : Obat jadi atau bungkus yang berasal dari bahan tumbuh tumbuhan, hewan, mineral, dan ataupun sediaan galeniknya, atau campuran dari bahan bahan tersebut yang belum mempunyai data klinis, dan dipergunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman.

Dalam Undang undang No.23 tahun 1992, tentang kesehatan, telah dijabarkan mengenai pengobatan tradisional sebagai pengobatan dan atau perawatan dengan cara, obat, dan pengobatannya yang mengacu kepada pengalaman dan ketrampilan turun menurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Untuk mengawasi pengembangan obat tradisional di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya adalah Sistem Kesehatan Nasional (1982), Kebijakan Obat Nasional (1983), Undang - Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan dan Garis Besar Haluan Negara (GBHN tahun 1988 dan 1993.

Dalam upaya perlindungan terhadap masyarakat dari hal hal merugikan yang disebabkan penggunaan obat obatan tradisional yang tidak memenuhi syarat, mutu dan keamanan serta khasiatnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia mengeluarkan beberapa peraturan di bidang Obat Bahan Alam (BPOM 2005). Peraturan tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia menetapkan bahwa obat tradisional Indonesia dibagi menjadi tiga

(6)

kategori berdasarkan cara pembuatan, jenis klaim penggunaan serta pembuktian khasiat. Menurut peraturan pemerintah ada tiga kategori pembagian jamu tersebut adalah:

a.) Jamu (Emperical Based Herbal Medicine)

Jamu adalah obat tradisional yang mengandung seluruh bahan tanaman yang ada dalam resep dan disajikan secara tradisional dalam bentuk seduhan, serbuk, cair, pil atau kapsul. Kriteria yang harus dipenuhi untuk kategori ini adalah : Aman sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, memenuhi persyaratan mutu yang berlaku serta klaim khasiat harus dapat dibuktikan berdasarkan data empiris. Contoh produk produksi yang banyak beradar di pasaran seperti Di pasaran banyak beredar produksi kamu seperti Tolak Angin (PT Sido Muncul), Pil Binari (PT Tenaga Tani Farma), Curmaxan dan Diacinn (Lansida Herbal), dan lain sebagainya.

Gambar 2.2 Logo Jamu

b.) Obat Herbal Terstandar (Standarized Based Herbal Medicine)

OHT adalah obat tradisonal yang disajikan dari ekstrak atau penyarian alam, baik dari tanaman obat, ninatang maupun mineral. Kriteria yang harus dipenuhi dalam kategori ini libih ketat dibandingkan dengan jamu, karena selain harus aman dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku, klaim khasiat harus dibuktikan secara ilmuah dengan penelitian pra-klinis dan telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi. Contoh produk Obat Herbal Terstandar di Indonesia antara lain Diapet (PT Soho Indonesia), Kiranti (PT Ultra Prima Abadi), Psidii (PT Tradimun), Diabmeneer (PT Nyonya Meneer), dan lain sebagainya.

(7)

Gambar 2.3 Logo Obat Herbal Terstandar

c.) Fitofarmaka(Clinical Based Herbal Medicine)

Fitormaka adalah obat tradisional yang mampu memenuhi persyaratan yang berlaku sebagai obat modern di mana klaim khasiatnya harus dapat dibuktikan berdasarkan uji klinis pada manusia. Contoh produk Fitorarmaka di Indonesia antara lain Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno (PT Dexa Medica), Rheumaneer (PT. Nyonya Meneer), Tensigard dan X-Gra (PT Phapros).

Gambar 2.4Logo Fitofarmaka

Istilah jamu yang mencakup jamu ranjangan, jamu racikan, jamu rebusan, jamu gendong, jamu serbuk (sachet,capsul), adalah bentuk sediaan yang menggunakan seluruh bahan simplisia. Istilah Obat Tradisional digunakan jika menggunakan ekstrak (Tunggal atau Campuran) atau kelompok senyawa sebagai bahan untuk sediaan. Sedangkan Fitofarmaka adalah istilah yang digunakan untuk penggunaan senyawa murni dari alam (khususnya tumbuhan).

(8)

2.1.4 Jamu dalam Prespektif Gaya Hidup

Menurut Bernard (2014:182), ada beberapa tujuan penggunaan jamu oleh masyarakat yakni :

• Promotif, yakni untuk tujuan menjaga kesehatan dan kebugaran • Preventif, yaitu untuk mencegah penyakit

• Kuratif, adalah penggunaan demi upaya pengobatan penyakit • Rehabilitasi, penggunaan untuk tujuan pemulihan kesehatan

Kini peran jamu tidak lagi berhenti sebatas obat, jamu juga telah berkembang pesat untuk tujuan kecantikan dan manfaat yang lebih luas lainnya bahkan termasuk untuk kesenangan seksual (pleasure). Penelitian yang dilakukan oleh Kried (2011) menunjukkan bahwa jamu tidak dapat dilepaskan kedekatannya dengan kebudayaan serta tradisi, dan juga. Selain itu, jamu sendiri telah menjadi bagian dari pemeliharaan kesehatan reproduksi dan perawatan holistik. Meskipun masih banyak jamu yang belum dibuktikan secara ilmiah khasiatnya, fenomena ini terus dianut masyarakat dan membuat jamu masih dapat bertahan di era pengobatan modern sekarang. Bila diamati, jamu saat ini lebih dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat pedesaan atau penduduk lokal yang memang menggunakan jamu sebagai pengobatan tradisi keluarga dibandingkan kelompok masyarakat di daerah perkotaan yang lebih maju dan modern. Minat masyarakat perkotaan terhadap jamu diyakini dapat meningkat asalkan jamu dapat memenuhi tuntutan kebutuhan pada masyarakat modern yang semakin rasional dan emosional. Menurut Widjaja, kehidupan modern menuntut kebutuhan, tidak sebatas kesehatan semata tapi juga untuk kecantikan sebagai bagian hidup masyarakat modern. Hal ini bukan hanya berlaku bagi kalangan socio economic tingkat atas namun bersifat universal termasuk kalangan menengah kebawah.

2.1.5 Data kasus

a.) Jamu Indonesia Kalah Pamor dengan Jamu Malaysia dikutip dari Detik.com (05 September 2010)

Para pelaku industri jamu saat ini mengakui pamor jamu Indonesia terus semakin pudar, bahkan telah disalip negeri jiran

(9)

Malaysia. Bahkan yang menyedihkan lagi banyak ahli jamu asal Indonesia dibajak oleh negara lain seperti dari Korea.

Ketua Umum GP Jamu Charles Saerang menuturkan meski tahun 2010 ini penjualan jamu dan produk pendukungnya bisa naik 15% menjadi Rp 10 triliun. Sayangnya, nilai tersebut tetap saja kalah dengan penjualan jamu di Malaysia yang sudah tembus Rp 15 triliun, padahal Malaysia penduduknya jauh lebih sedikit dari Indonesia.

"Masa Malaysia saja Rp 15 triliun, malu dong. Ada kepincangan dalam pengembangan jamu, pemerintah kita masih kurang berani men-support," kata Charles Sabtu (4/9/2010). Charles menuturkan saat ini Malaysia juga sudah cukup gencar mengembangkan industri jamunya. Dahulu di Malaysia tak pernah dikenal istilah jamu, namun istilahnya adalah obat kampung. "Apalagi sekarang ramai 'jamu' oplosan, mereka makin yakin menyatakan jamunya lebih aman, sedangkan jamu kita sebagai produk yang berbahaya," katanya.

Ia mengharapkan kepada pemerintah untuk segera memperhatikan dan melakukan pembinaan terhadap industri jamu khususnya skala kecil. BPOM juga sebagai pengawas produk obat-obatan harus rajin melakukan aksi nyata di lapangan khususnya terhadap produk jamu ilegal. "Kalau dibiarkan kredibilitas kita turun. Bagaimana masyarakat cinta dan mau meminum jamu," katanya.

b.) Menkes Ingin Jamu Naik Pamor di Pangsa Dunia dikutip dari Suara.com (29 Desember 2014)

Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang telah dikenal sejak ratusan tahun. Jamu sebagai warisan budaya ini sering dijajakan di perkampungan oleh para penjual jamu gendong. Melihat manfaatnya yang telah dibuktikan melalui berbagai penelitian, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek pun ingin jamu menjadi minuman yang dilirik seluruh elemen masyarakat.

"Jamu saya anggap sebagai suplemen dibanding untuk pengobatan. Kalau saya lebih senang minum yang kapsul karena lebih praktis. Jamu juga bisa dijadikan sebagai upaya pencegahan dari

(10)

berbagai penyakit," katanya pada acara 'Parade Penelitian 2014' di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin (29/12/2014). Badan Penelitian dan Penegmbangan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun baru saja menyelenggarakan 'Parade Penelitian Kesehatan 2014' dengan topik saintifikasi jamu sebagai salah satu penelitan yang didiskusikan.

Hasil penelitian pun menciptakan dua kapsul jamu yang mampu mengobati hipertensi dan asam urat. Menkes merasa perlunya kerja sama lintas sektor untuk mempromosikan jamu sebagai suplemen kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Sebagai langkah awal, dirinya bermaksud membicarakan lebih lanjut mengenai status produk jamu dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag). "Banyak suplemen dari luar berdatangan ke Indonesia karena produksi suplemen kita kurang. Ini yang akan kami bicarakan dengan Kementerian Perdagangan untuk mempresentasikan juga hasil saintifikasi jamu yang dilakukan pihak Balitbangkes.

Lebih lanjut, Nila berujar bahwa masih banyak upaya yang harus diperjuangkan demi membuat jamu semakin mendunia. Namun ia mengingatkan para produsen jamu untuk tidak mencampurkan ramuannya dengan bahan kimia. "Saya paham bagaimana beratnya melakukan penelitian jamu ini, satu ramuan harus melalui satu uji klinis, tapi kita harus hati-hati jangan sampai jamu tradisional yang alami ini dicampur dengan bahan kimia," tutup Menkes.

c.) Pemerintah Akan Naikkan Pamor Jamu dikutip dari voaindonesia.com (15 April 2015)

Jamu merupakan obat tradisional yang telah dikenal masyarakat Indonesia secara turun temurun sejak dulu. Meski telah diakui kemanjurannya oleh sebagian masyarakat, secara resmi jamu belum dapat dijadikan resep dokter. Pasalnya, beberapa produk jamu belum mendapatkan saintifikasi atau pembuktian secara ilmiah mengenai manfaat dan keamanannya untuk kesehatan. Karenanya, pemerintah kini sedang melakukan saintifikasi jamu untuk lebih menaikkan pamor jamu hingga ke tingkat dunia.

(11)

Proses produksi jamu berbeda dengan obat modern. Itulah sebabnya para dokter di Indonesia belum bisa menjadikan obat tradisional atau jamu sebagai obat yang diresepkan.Tingginya minat masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi jamu sebagai obat membuat Kementerian Kesehatan terus meneliti khasiat dan efek jamu lewat saintifikasi atau pembuktian jamu secara ilmiah.

Dalam saintifikasi tersebut hal paling mendasar yang harus dilakukan yaitu pencatatan medis yang lengkap dan cermat, pembuktian secara ilmiah bahwa obat tradisional berbahan alami itu memberikan manfaat klinis untuk pencegahan atau pengobatan penyakit, serta tidak menimbulkan efek samping. Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih seperti dilansir VOA mengungkapkan, kementerian kesehatan melakukan saintifikasi jamu karena ingin jamu menjadi tuan rumah di negara sendiri bahkan di tingkat dunia.

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan, Sri Indrawaty mengatakan program saintifikasi jamu telah dilakukan sejak tahun lalu dan masih berlangsung hingga sekarang. Sri menambahkan jamu yang dianjurkan saat ini adalah jamu yang sifatnya pencegahan sekunder seperti jamu untuk memperbaiki kadar gula darah dan memperbaiki kadar kolesterol. “Sebetulnya ini mengumpulkan bukti empiris," ujar Sri Indrawaty. "Orang-orang sudah pakai jamu ini dari dulu. Kita melakukan pencatatan yang lebih terstruktur kepada mereka (pengguna jamu), dan kita ikuti selama satu atau dua tahun. "

Kementerian Kesehatan kini sedang melakukan saintifikasi terhadap empat jenis ramuan jamu yaitu ramuan untuk hipertensi atau darah tinggi, ramuan untuk asam urat, kelebihan gula darah dan ramuan untuk kelebihan kolesterol. Saintifikasi jamu akan dilakukan bertahap karena jamu di Indonesia banyak sekali jenisnya. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas tahun 2010 secara nasional 60 persen penduduk Indonesia pernah minum jamu. Di antara mereka, lebih dari 90 persen menyatakan bahwa minum jamu bermanfaat bagi tubuh.

(12)

d.)Terlilit Utang, PT Nyonya Meneer Terancam Bangkrut dikutip dari merdeka.com (09 Maret 2015)

PT Nyonya Meneer terancam bangkrut atau pailit, jika pengajuan penundaan kewajiban pembayaran utang terhadap kreditur yang menggugat perusahaan jamu ini ke Pengadilan Tata Niaga Semarang, tidak tercapai. "Kalau PKPU-nya gagal bisa mengarah ke pailit," kata Ketua Pengadilan Tata Niaga Semarang Dwiarso Budi kepada wartawan di Semarang.

Dwiarso Budi merupakan hakim ketua yang menyidangkan gugatan PT Nata Meridian Investara terhadap PT Nyonya Meneer. Pamasok tunggal PT Nyonya Meneer tersebut mengajukan gugatan pembayaran utang sebesar Rp 89 miliar. Dwiarso menuturkan sebagai hakim ketua yang menyidangkan kasus ini, dirinya masih menunggu laporan dari hakim pengawas. Saat ini, lanjut dia, proses persidangan sudah memasuki masa pembahasan PKPU sementara selama 45 hari. Penentuan mengenai penetapan PKPU tetap akan disampaikan majelis hakim pada sidang hari Selasa tanggal 10 Maret.

Pada PKPU tetap tersebut, menurut Dwiarso, selama 270 hari antara pihak PT Nyonya Meneer dan para krediturnya harus berunding untuk mencari kesepakatan tentang pembayaran kewajiban hutang tersebut.

2.1.6 Pendalaman Kasus

Selama ini, Industri jamu di Indonesia bertahan tanpa dukungan memadai dari pemerintah maupun industri medis. Akibatnya, pemasaran jamu sering tersendat. Belum banyak Apotek dan dokter yang dapat menerima jamu sebagai obat rekomendasi kepada pasien sehingga pemasaran jamu tidak dapat menggunakan tenaga retailer seperti produk produk kesehatan modern.

Dewasa ini, masyarakat masih menganggap jamu sebagai obat yang menyembuhkan namun menurut para ahli jamu lebih berperan sebagai penjaga kesehatan. Masyarakat modern cenderung mendatangi dokter untuk menyembuhkan penyakit namun untuk menjaga kesehatan agar tidak sakit belum menjadi sebuah pilihan atau prioritas.

(13)

Selain itu, sistem pendidikan kita masih mengacu pada pengobatan modern dan tidak menyentuh substansi pengobatan dengan bahan alam (fitofarmaka). Hal ini tentunya menyebabkan pasar jamu sulit berkembang, padahal masyarakat Indonesia yang jumlahnya lebih dari 200 juta jiwa sangat berpotensi sebagai pengguna produk jamu.

Pada tahun 2010 tercatat bahwa pertumbuhan masyarakat Indonesia kelas menengah pada tahun 2010 mencapai 135 juta orang dengan potensi penambahan 7 hingga 8 juta orang setiap tahunnya. Pada kelas inilah pasar jamu terbesar berada. Jamu menjadi pilihan pada kalangan ini karena adanya faktor kebiasaan minum jamu untuk pengobatan dan menjaga kesehatan dengan harga terjangkau. Terlebih, pada kalangan ini masyarakat telah didukung oleh faktor pendidikan yang semakin baik sehingga semakin banyak well educated people dimana masyarakat semakin peka dan rasional terhadap keamanan bahan konsumsi dan kecantikan mereka. Masyarakat mulai memikirkan Quality of life dimana adanya konsep kesehatan secara holistik dan mulai menerima konsep back to nature.

Pada saat ini, konsumen jamu masih berada pada tahap Introducion Level dimana perlu dilakukannya kampanye untuk meningkatkan awareness dari jamu. Sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia pada umunya yang patternalis, maka perlu erdorsement dari para ahli, tokoh masyarakat serta selebriti agar masyarakat dapat mengkonsumsi jamu dengan prespektif lebih menarik.

Setelah adanya proses introduction, ketika masyarakat telah mulai menyadari paradigma yang keliru dimana jamu dianggap sebagai minuman kuno alternetive menjadi minuman aman berkhasiat secara rasional dan fungsional, selajutnya kita akan melakukan tahap growth dimana keyakinan masyarakat diperkuat dengan fakta-fakta scientific research dari parah ahli yang telah ada sehingga masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih jenis jamu yang sesuai dengan kebutuhan mereka.Dengan adanya keyakinan masyarakat yang trejaga dalam waktu panjang akan menumbuhkan kepercayaan (trust level) dan minat masyarakat terhadap jamu akan semakin meningkat.

(14)

2.1.7 Analisis Data Survei

Untuk mengetahui keadaan sebernarnya di masyarakat serta mengetahui pola pikir masyarakat terhadap jamu, maka dilakukanlah survei secara kualitatif di Jakarta pada bulan Februari 2015 dengan metode penyebaran secara random. Survei yang telah dilakukan dilaksanakan dengan metode wawancara, pengamatan dan juga kunjungan ke narasumber serta para ahli.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, terdapat banyak responden juga mengatakan sudah pernah mengkonsumsi jamu, presentasi tersebut tercatat sebanyak 84% dari total responden.Umumnya mereka mengkonsumsi jamu dalam bentuk simplisia cair yang dijajakan oleh pedagang jamu keliling. Dari 84% responden tersebut sebagian besar dari mereka mengaku bahwa tidak pernah lagi mengkonsumsi jamu semenjak dalam jangka waktu yang lama. Adapun beberapa alasan yang sering diberikan adalah :

• Rasa jamu yang kurang nikmat dan pahit.

• Tidak tahunya manfaat dari jamu yang dikonsumsi sehingga tidak tertarik untuk mengkonsumsi jamu untuk tujuan tertentu.

Kurang tertarik terhadap jamu karena imej jamu yang kuno sehingga tidak melirik jamu sebagai minuman pilihan.

Untuk pendalaman lebih lanjut, seluruh responden memilik pola pandang bahwa jamu merupakan minuman yang menyehatkan dan memiliki efek yang baik untuk tubuh. Salah seorang responden yang mengaku masih rutin meminum jamu berpendapat bahwa dengan minum jamu maka tubuhnya terasa lebih bugar dalam beraktifitas.

Responden yang tidak mengkonsumsi jamu lagi, baik responden yang pernah ataupun tidak pernah mengaku bahwa mereka peduli terhadap kesehatan tubuh, untuk menjaga kesehatan tubuh umumnya mereka mengkonsumsi produk produk untuk kesehatan seperti YouC1000, Scot Emulsion, produk kesehatan internasional seperti KK, Nutrilife, CNI dan lain lain. Serta produk produk kesehatan lainnya yang juga menunjang kecantikan seperti susu WRP, Teh Pelangsing, dan minuman detox.

Pengkonsumsian produk produk seperti yang disebutkan di atas tersebut umumnya hanya bersifat sementara atau tidak rutin, terkadang hanya beberapa kali ataupun hanya sekali. Umumnya penghentian konsumsi produk

(15)

tersebut adalah kesibukan yang padat, merasa tidak membutuhkannya lagi ataupun harga yang mahal.

Fakta yang tercatat menunjukkan bahwa dari seluruh narasumber yang dimintai keterangan, hanya sebanyak 6% responden yang mengetahui nama dari jamu yang pernah mereka konsumsi. Umumnya mereka mengkonsumsi jamu karena di suruh oleh ibu atau neneknya.

2.1.8 Upaya Pengembangan Jamu di Indonesia

Tumbuh kembangnya industri jamu di Indonesia dipengaruhi pula oleh kebijakan serta regulasi yang ada, peran pemerintah untuk dapat mengatur dan mengembangkan perindustrian jamu secara jelas dan tegas amatlah penting. Pengaturan dalam hal jamu dapat memberikan perlindungan pada konsumen dan memiliki arti bagi penataan manajemen industri jamu yang baik sehingga memiliki daya saing yang kuat.

Pemerintah telah melakukan upaya pengembangan jamu, hal ini ditunangkan dalam berbagai kebijakan seperti program program lintas sektoral pengembangan tanaman obat. Peningkatan peran tanaman obat dan bahan alami umumnya, secara politik didukung oleh Departeman Pertanian. Kebijakan ini diarahkan untuk menjadikan tanaman obat sebagai salah satu sumber kesejahteraan rakyat.

Departeman Kesehatan Indonesia memiliki agenda untuk pengembangan jamu dimana selain program lintas sektoran pemetaan dan pengembangan area penanaman tanaman obat, disusun pula kebijakan kebijakan untuk penyiapan sumber daya manusia yang kompeten melalui pendidikan dan pelatihan tentang tanaman obat dan pemanfaatannya. Selain itu, pemerintah juga mendorong penelitian yang mendalam akan pemanfaatan tumbuhan berkhasiat serta area yang berpotensi untuk konservasi obat.

Kepedulian terhadap pengembangan obat tradisional tak hanya datang dari Pemerintah Indonesia, najun juga dari badan badan internasional seperti World Health Organization (WHO). Peranan WHO dalam pengembangan obat tradisopnal di negara negara anggotanya antara lain :

a) membantu pengembangan peraturan dan regulasi. b) menjadi perantara pertukaran informasi.

(16)

c) membantu memastikan keamanan produk serta memberikan pelatihan untuk mendapatkan suber daya manusia berkualifikasi. d) Membantu pelengaraan konsultasi regional untuk pengembangan

obat tradisional guma meningkatkan sistem kesehatan daerah. 2.1.8.1 Festival Jamu Indonesia

Festival Jamu Indonesia adalah acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan diikuti oleh perusahaan-perusahaan produsen jamu di Indonesia. Sebelumnya event ini merupakan kegiatan yang diadakan rutin setiap tahun di Jawa Tengah dengan nama Festival Jamu Tradisional dan pada tahun 2015 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaksanakan kegiatan tahunan ini di Jakarta guna meningkatkan kembali awareness dan semangat masyarakat Indonesia terhadap jamu. Acara ini akan dilaksanakan pada:

FESTIVAL JAMU INDONESIA 6 - 12 NOVEMBER 2015 15.00 - 22.00 ( Setiap Hari )

JIEXPO - KEMAYORAN

Tanggal pelaksanaan event ini bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional pada 12 November. Pada tanggal tersebut merupakan puncak acara sekaligus penutupan Festival Jamu Indonesia. Dalam event ini akan diadakan pameran jenis-jenis jamu yang ada di Indonesia, dan mengulas sedikit sejarah Jamu Indonesia. Selain itu juga terdapat bar serta tenant yang menawarkan jamu, serta makanan kontemporer Indonesia dan bergaya internasional. Festival ini juga bertujuan untuk memperkenalkan manfaat dan khasiat dari jamu yang dikemas secara modern menyerupai suasana Java Jazz Indonesia sehingga menarik bagi kalangan muda.

Untuk memeriahkan acara ini, akan diadakan music performance dan juga fashion show bertajuk "Euphoria of Indonesian".Hal yang ingin diangkat yakni kesemarakan dan juga kecantikanserta kerupawanan khas

(17)

Indonesia. Artis, model, dan fashion designer yang akan berpartisipasi dalam acara ini diantaranya :

• Agnes Monica • Anggun C Sasmi • Daniel Mananta • 5 Romeo • Mocca Band • Sherina Munaf • Kuntoro Adjie • Farah Queen • Anne Evantie • Ferry Sunarto • Tex Saverio • Yoland Handoko • Toton Januar • Didi Budiharjo • Sebastian Gunawan • Hian Tjen • Peggy Hartanto • Auguste Soesastro • Ivan Gunawan • Oscar Lawalata • Mariana Renata • Nina Kozok • Fahrani Empel • Laura Muljadi • Dominique Agisca Diyose

Berbagai perusahaan produsen jamu di Indonesia baik dari kalangan produsen lokal hingga perusahaan berskala nasional juga akan turut berpartisipasi dalam kegiatan ini dengan membuka booth pameran. Perusahaan jamu nasional yang ikut dalam kegiatan ini diantaranya :

• PT. Martina Berto • PT Sido Muncul • PT Jamu Jago • PT Air Mancur • PT Nyonya Meneer • PT Sinde Budi Sentosa • PT Industri Jamu Borobudur • PT Mahkota Dewa • PT Ultra Prima Abadi • PT Kimia Farma • PT Soho Indonesia • PT Ultra Prima Abadi

Dalam pengemasan acara, guna menyelaraskan mood dan juga suasana dari pengemasan acara Festival Jamu yang diadakan sebelumnya menjadi lebih menarik dan sesuai untuk target kampanye ini yakni masyarakat kalangan muda, maka dilakukan berbagai

(18)

transformasi dalam acara ini. Perubahan mood dari event yang akan dilakukan digambarkan dalam illustrasi berikut

a) Nama Acara

Nama acara yang sebelumya yakni “Festival Jamu Tradisional” memiliki kesan yang sangat kuno dan terdengar kurang menarik bagi kalangan muda Indonesia. Dalam perancangan event yang akan dilaksanakan ini nama tersebut diubah menjadi “Festival Jamu Indonesia”. Perubahan nama tersebut dilakukan guna mengubah presepsi jamu yang kuno dan juga menyiratkan spirit nasionalis. b) Poster

Mood dari poster yang selama ini dibangun berkesan sangat tradisional dan memuat sangat banyak informasi di dalamnya. Penyusunan layout juga belum diterapkan secara sempurna pada poster-poster yang ada sebelumnya sehingga kurang dapat menarik perhatian target konsumen. Mood poster yang ingin dibangun adalah poster yang bernuansa lebih modern dan memanfaatkan negative space sebagai bagian dari poster, serta penerapan grid yang baik.

Gambar 2.5 Gambar 2.6

(19)

c) Suasana Acara

Suasana dari acara yang selama ini ditampilkan bernuansa sangat tradisional memberikan kesan yang kuno dan kurang mengikuti perkembangan zaman sehingga anak anak muda merasa enggan dan tidak tertarik, umumnya kegiatan ini dilaksanakan pada siang hari. Tenant tenant serta jamu yang disuguhkan kepada tamu dilakukan langsung tanpa menyediakan tempat yang nyaman untuk menikmati acara dan bersantai.

Suasana yang ingin dibangun dari acara Festival Jamu Indonesia adalah nuansa cozy dan nyaman untuk para pengunjung datang dan bersantai dan berkumpul bersama serta dapat menikmati acara yang diadakan. Acara ini akan diadakan pada malam hari, karena umumnya target konsumen yang ingin dituju adalah masyarakat muda SES B dimana pada siang hari mereka disibukkan dengan aktivitas yang ada sehingga pada malam harinya, mereka lebih memiliki waktu luang untuk dapat berkumpul dan bersantai bersama orang orang terdekatnya.

Gambar 2.7 Gambar 2.8

(20)

d) Booth, Stand dan Tenant

Booth yang selama ini disediakan di acara acara sejenis sebelumnya terlihat kurang menarik. Hal ini karena booth dan stand yang disediakan umumnya hanya sebuah meja atau tenda yang hanya didekorasi dengan kain batik. Pada Festival Jamu Indonesia, booth dan stand serta tenant yang ada akan dibuat lebih menarik dengan memperhatikan gaya interior yang akan digunakan agar memiliki kesan modern dan berkelas namun masih menonjolkan sisi budaya Indonesia.

Gambar 2.8 Gambar 2.9

Bentuk Booth dan TenantSebelumnya Rancangan Booth dan Tenant

e) Penyajian Jamu

Selama ini, para penjaja jamu selalu mencoba menyajikan jamu dengan cara sangat tradisional seperti mengisi jamu di dalam botol bekas air mineral ataupun wadah pembuatan jamu yang terkesan tradisional, tidak tertata dan kurang higienis. Imej ini kan diubah dengan menyajikan jamu dengan lebih berkelas dimana jamu ditawarkan dalam kemasan yang lebih menarik dan praktis serta metodepenjajaannya akan menyerupai bar sehingga konsumen dapat menikmati jamu yang mereka pesan secara santai dan nyaman.

(21)

Gambar 2.10 Gambar 2.11

Bentuk Penyajian Jamu Sebelumnya Penyajian Jamu yang Akan Dilakukan

f) Penjaja Jamu, Kostum

Umumnya, penjaja jamu selalu identik dengan wanita yang telah paruh baya dan berusia cukup tua. Kebanyakan dari para wanita menjajakan jamu dengan gaya khas wanita tradisional umumnya yang kurang attractive untuk menarik minat pembeli. Pada beberapa acara kita dapat menjumpai penjaja jamu yang berusia muda, namun pakaian maupun seragam yang dikenakan terkesan kuno dan tidak mengikuti perkembangan serta tidak dapat menarik konsumen secara attractive.

Di Festival Jamu Indonesia, para penjaja jamu yang akan berkontribusi di kegiatan ini akan didominasi oleh kaum muda yang telah menjalani seleksi dan training untuk memenuhi standar sehingga dapat membangun imej jamu yang dinamis dan segar. Pakaian yang digunakan juga akan dirancang dengan gaya kontemporer dengan tetap memcirikan kebudayaan Indonesia.

(22)

jamu selama acara

Gambar 2.12 Gambar 2.13

Tampilan Penjaja Jamu Sebelumnya Tampilan Penjaja Jamu Selama Event

2.1.8.2 Data Penyelenggara

Gambar 2.1.8.2 Logo KementrianKesehatan

Kementerian Kesehatan (disingkat Kemenkes) adalah kementerian dalam PemerintahIndonesia yang membidangi urusan kesehatan. Kementerian Kesehatan dipimpin oleh seorang Menteri Kesehatan (Menkes) yang sejak 27 Oktober2014 dijabat oleh Nila

(23)

Moeloek. Dalam menjalankan tugas, Kementerian Kesehatan menjunjung tinggi nilai nilai yang dipertahankannya yakni :

• Pro Rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi - tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi.

• Inklusif

Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.

• Responsif

Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.

• Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.

• Responsif

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.

Dalam upaya memberikan perannya untuk mewujudkan cita-cita itu, KementerianKesehatan memiliki visi :

"Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan"

(24)

• Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani

• Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan

• Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan

• Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik

Untuk mencapai visi dan misi dari Kementerian Kesehatan ini, terdapat strategi yang dilakukan yaitu:

• Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global.

• Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif. • Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan,

terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.

• Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.

• Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.

• Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.

(25)

- Mudahnya ditemui minuman minuman pelepas dahaga seperti juice dan juga minuman hasil produksi pabrik contohnya minuman bersoda.

- Banyaknya minuma detox hasil produksi pabrik yang beredar di pasaran.

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Teori Kampanye Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kampanye adalah gerakan (tindakan) serentak (melawan atau mengadakan aksi). Kegiatan kampanye memiliki berbagai tujuan, bisa untuk politik, sosial, atau untuk menggalang suatu gerakan dan bisa juga untuk iklan sebuah produk.

Kampanye adalah serangkaian iklan yang terkoordinasi berdasarkan strategi dan ide-ide yang terkait yang dihubungkan dengan tampilan dan nuansa, nada, style, citra, dan tagline (Landa, 2010:188).

Sebuah kampanye harus bisa memberikan suatu pengaruh visual yang besar untuk mendapatkan perhatian publik. Untuk mendapatkannya, maka perlu adanya cerita atau tema yang dapat menceritakan identitas dari brand yang akan diperkenalkan. Identitas sebuah brand yang dikampanyekan harus bisa dikomunikasikan secara visual dan verbal, dan harus selaras, karena apa yang disampaikan harus sama dengan apa yang terlihat.

Kampanye sosial adalah upaya yang terencana oleh pihak yang jelas dengan maksud mengubah perilaku publik melalui pengembangan wacana tentang sesuatu yang dianggap penting bagi publik. Penting bagi komunikator belum tentu penting bagi masyarakat, tergantung masing – masing kebutuhan dan keperluan yang berbeda satu sama lain. Pada dasarnya, isu sosial diangggap penting bagi kominikator, tetapi belum tentu penting bagi khalayak, tergantung masing-masing kebutuhan dan keperluan yang berbada satu sama lain. Ciri-ciri dari kampanye sosial:

1. Informasi ke masyarakat luas.

2. Mempopulerkan masalah-masalah sosial dalam masyarakat. 3. hendak merubah kebiasaan atau perilaku.

4. Memperbaiki kondisi sosial. 5. Memberikan sebuah pemecahan.

(26)

2.2.2 Teori Iklan Masyarakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, iklan adalah pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang dijual, yang dipasang dalam media massa. Iklan layanan masyarakat merupakan suatu bentuk tanggung jawab moral dari biro iklan atau media kepada masyarakat. Masalah yang diangkat biasanya adalah masalah yang sedang hangat dan atau telah menjadi isu nasional.

Sebuah iklan dapat berupa visual dan verbal atau bahkan keduanya. Sebuah gambar mungkin tidak akan cukup untuk menyampaikan sesuatu ataupun sebaliknya. Tujuan iklan layanan masyarakat adalah:

To Inform

• Popularisasi persoalan sosial • Merubah kebiasan buruk

• Menanamkan sikap atau nilai pada masyarakat • Mengenakan tata cara baru

To Remind

• Mengingatkan khalayak untuk peduli

• Membangun kesadaran mengenai suatu masalah

2.2.3 Teori Ide

Berpikir secara kreatif adalah kemampuan untuk berpikir di luar kebiasaan, inovatif, dan fleksibel.Cara yang dapat dilakukan untuk melatih pola berpikir kreatif di antaranya adalah melakukan brainstorming, melakukan framing terhadap hal-hal yang berhubungan, serta membuat storyboard untuk membangun pola pikir yang sistematis dan kreatif. Dengan berpikir kreatif maka kita akan dapat menemukan sebuah big idea. Big idea adalah sesuatu ide yang solid, kreatif, fleksible, yang cukup luas untuk dapat diaplikasikan secara efektif ke berbagai media dalam membangun sebuah citra selama periode tertentu (Landa, 2014:66).

Dalam proses ini, sangat penting bagi kita untuk dapat memahami insight dari target konsumen agar kita dapat mengerti bagaimana cara orang-orang berpikir, apa yang mereka butuhkan dan inginkan serta bagaimana pola

(27)

perilaku mereka. Dengan begitu kita akan dapat menemukan ide-ide kreatif yang dapat diaplikasikan dalam proses advertising.

2.2.5 Teori Fotografi

Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis atau menulis dengan menggunakan media cahaya untuk menghasilkan gambar dari suatu obyek. Gambar dari objek tersebut adalah suatu momen nyata, hidup ataupun tidak yang diabadikan dalam sebuah gambar dengan bantuan kamera

Sesuatu yang nyata dapat memberi kesan dan pesan dengan mudah karena dekat pada kehidupan kita sehari – hari. Kampanye sosial sangat berhubungan dengan kehidupan sosial dimana keadaan keseharian kita. Dengan kesan nyata kehidupan keseharian kita akan lebih terasa dekat dan menggena saat pesan disampaikan melalui kampanye sosial dengan media foto.

2.2.6 Teroi Media

Dalam menentukan strategi penggunaan media yang akan digunakan dalam sebuah kampanye dapat dilakukan dengan menganalisa insight dan consumer behaviour, dengan begitu media-media yang digunakan dapat efektif dan efisien sesuai dengan target yang dituju.

Dalam merancang media yang akan digunakan dalam sebuah kampanye disesuaikan dengan tahapan-tahapan kampanye. Media-media yang digunakan adalah elektronik (TVC, radio ads), media cetak (print ad, advertorial), website and application, media sosial dan juga event.

2.2.7 Teori Event

Strategi pemasaran event adalah suatu usaha untuk membuat suatu keputusan yang tepat dengan mengerahkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendapatkan kesan positif dari konsumen. (Preston, 2014:59). Hal-hal yang harus diperhatikan untuk melangsungkan sebuah event di antaranya:

- Sebuah event harus bisa membuat seseorang merasa terlepas dari beban keseharian.

- Sebuah event harus bisa mengaplikasi bentuk penerapan big idea di dalamnya.

(28)

- Sebuah event harus dapat menggambarkan sebuah kulturasi budaya dan ikatan sosial.

- Sebuah event harus dapat bermakna dan sebagai saran hiburan yang dapat menarik minat orang untuk menikmatinya.

- Sebuah event harus dapat digunakan sebagai sarana komunikasi yang efektif dan dapat berpengaruh terhadapa konsumennya. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk membangu kembali sebuah citra dari sebuah event:

- Mengidentifikasi pengalaman yang diharapkan dirasakan oleh target konsumen sebelum, selama, dan sesudah kegiatan.

- Mencari tahu apakah konsumen telah mengalami pengalaman sejenis sebelumnya.

- Melakukan wawancara untuk mengetahui bagaimana cara baru yang efektif untuk membawa konsumen mengalami pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Dengan membangun suatu pengalaman baru tentu dapat memberikan dampak positif terhadap event yang dibuat.

- Menuliskan naskah seolah seperti dalam sebuah drama. Dimulai dari memperkenalkan latarnya, karakter, kemudian memperkenalkan kegiatan yang dilakukan. Kemudian memberikan hadiah atau semacamnya sebagai dari pengalaman yang mereka rasakan.

- Memberikan postevent dengan meng-upload foto di sosial media untuk mengingatkan kepada konsumen mengenai pengalaman atau kegiatan yang telah dilakukan.

Lima prinsip untuk merancang sebuah event marketing:

- Sebuah kegiatan tidak akan disadari keberadaannya kecuali mengerahkan usaha keras untuk menarik perhatian target konsumen.

- Sebuah kegiatan harus dapat menjadi sebuah sarana untuk melepaskan kepenatan dunia.

- Mencari tahu apakah sebenarnya yang dipikirkan oleh orang-orang dan bagaimana cara mereka ingin merasakan sesuatu.

(29)

- Terjemahkan hal tersebut ke dalam sebuah pengalaman yang akan selalu diingat.

- Memberikan fitur tambahan pada event yang dibuat dan membuat sesuatu yang dapat mengatasi keacuhan.

- Membuat inovasi dan menghindari hal yang sama untuk mendapatkan dampak positif.

2.2.8 Analisa SWOT Strength

- Jamu merupakan minuman herbal alami yang tidak mengalami penambahan zat-zat kimiawi dalam proses pembuatannya. - Masih terdapat banyak masyarakat yang mau meminum jamu - Mulai dilakukannya uji klinis terhadap jamu sehingga khasiat

dari pengkonsumsian jamu dapat dibuktikan secara ilmiah. - Adanya program pengembangan dan juga promosi untuk

meningkatkan popularitas jamu di Tanah Air.

- Harga jamu relatif terjangkau dan lebih murah dibandingkan minuman kesehatan herbal lainnya.

Weakness

- Banyaknya jamu yang memiliki rasa yang pahit sehingga membuat paradigma tersendiri dari masyarakat terhadap jamu. - Adanya gengsi bagi masyarakat untuk membeli jamu karena

dianggap sebagai minuman tradisional yang kuno

- Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap khasiat penggunaan jamu sehingga khasiat dari jamu dianggap mitos. - Jamu belum menjadi bagian dari pola hidup sehat pada

masyarakat modern. • Opportunity

- Pemerintah memiliki program pengembangan dan riset tentang khasiat jamu lebih lanjut agar dapat membuktikan efek jamu secara ilmiah.

- Kampanye yand dirancang sejalan dengan perencanaan pemerintah untuk mempopulerkan jamu di masyarakat.

(30)

- Adanya kebiasaan masyarakat untuk menjadi "dokter" bagi dirinya sendiri dan juga kecenderungan untuk memilih sesuatu yang berbahan dasar herbal dalam gaya hidup sehari-hari. • Threat

- Banyaknya minuma kesehatan yang diproduksi pabrik-pabrik berskala nasional maupun internasional.

- Penjual jus dan minuman pelepas dahaga yang semakin menjamur keberadaannya di masyarakat.

- Adanya Trend infused water yang dipercaya dapat meningkatkan kesehatan serta melangsingkan badan.

Gambar

Gambar 2.1 Relief Jamu di Borobudur
Gambar 2.5  Gambar 2.6
Gambar 2.7  Gambar 2.8
Gambar 2.8  Gambar 2.9
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil penelitian dari 92 siswi bahwa tipe pola asuh orang tua yang paling banyak dipersepsikan oleh responden adalah demokratis 64,1% yang sebagian besar 71,2% memiliki

Pengaman pada bus-bar tergantung dari besar dan pentingnya bus-bar tersebut untuk diamankan, dalam hal ini proteksi utama yang dipergunakan pada bus-bar adalah

Adanya komitmen organisasi, dan anggaran yang ditetapkan secara jelas sesuai dengan tujuannya serta kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk menlindungi kekayaan

Hasil uji perbandingan nilai VDS dalam pengukuran derajat nyeri kaki pada ibu hamil sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok II dilihat dari uji statistik

Jika Penyedia terlambat atau gagal untuk melaksanakan salah satu bagian atau seluruh pekerjaan jasa, tanpa mengurangi hak Pemberi Kerja untuk menggunakan solusi

Kecintaan pada kota kelahiran mengobarkan semangat mereka untuk menebarkan cinta kasih di Singkawang, hingga berbagai kegiatan lanjutan seperti baksos kesehatan dan bantuan beras