• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN HAMA TIKUS SAWAH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TBS DAN LTBS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENDALIAN HAMA TIKUS SAWAH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TBS DAN LTBS"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Disampaikan pada

TEMU APLIKASI TEKNOLOGI BALAI PELATIHAN PERTANIAN

JAMBI, 5 Mei 2015

Sigid Handoko

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAMBI

PENGENDALIAN HAMA TIKUS SAWAH

(2)

TENTANG TIKUS ±150 SPESIES, 8 Mjd HAMA

Spesies Tikus Nama Umum Sebagai Hama

Rattus

argentiventer

Tikus sawah

Ric-field rat

Padi, palawija, tebu

Rattus exulans Tikus ladang,tikus angin, tikus semak –Polinesian rat

Padi gogo, palawija

Rattus tiomanicus Tikus pohon, tikus

hutan-Malayan wood rat

Kelapa sawit

Mus caroli Mencit sawah-Wildmice Padi, palawija

Bandicota indica Tikus wirok Ubikayu, hama di

pemukiman-urbant pest

Rattus rattus diardi Tikus rumah-House rat Bahan pangan dalam

penyimpanan-urbant pest

Rattus norvegicus Tikus got, tikus riul Gudang, pasar-urbant pest

Mus musculus Mencit rumah Bahan pangan dlm

penyimpanan-urbant pest

(3)

Tikus sawah (Rattus argentiventer)

Warna dorsal: coklat kekuningan dengan bercak-bercak hitam di rambut, Warna ventral: putih keperakan atau putih

keabu-abuan, Warna ekor : coklat tua Tekstur rambut : agak kasar

Cirikhas : ~ rambut perut berwarna putih ~ ekor lebih pendek daripada

kepala+badan

~ rumbai/surai jingga di depan telinga tikus muda

Habitat : agroekosistem padi, terutama dataran rendah (<1500dpl)

Tikus sawah (Rattus exulans)

Warna penampilan dominan: Hitam dan Coklat.

Tekstur rambut : agak halus

Cirikhas : ~ rambut perut berwarna coklat ~ ekor lebih panjang daripada kepala+badan

~ bagian atas kaki belakang lbh gelap

Habitat : agroekosistem padi gogo, semak, mudah beradaptasi dengan cepat dg lingk. baru

(4)

STATUS, KERUSAKAN TANAMAN, DAN KERUGIAN EKONOMI

Tikus sawah: hama utama padi, di dataran rendah berpola

tanam intensif, dapat merusak sayuran, buah-buahan, dan

tanaman perkebunan.

Merusak semua stadia tumbuh padi, rusak parah - tikus

menyerang stadia generatif - tidak mampu membentuk

anakan baru.

Ciri khas: kerusakan tanaman dimulai dari tengah petak,

meluas ke arah pinggir, serangan berat hanya menyisakan 1-2

baris padi di pinggir petakan lahan

Pada 2000-2005, luas serangan 100.969,7 ha/tahun, intensitas

18,03%.

(5)

Daya rusak tikus sawah

- perilaku mengerat - berdampak

kerusakan tanaman padi 5 kali lipat dari kebutuhan makannya

Pesemaian, benih dimakan atau dicabut. Seekor tikus sawah

mampu merusak ± 283 bibit per malam (126- 522 bibit umur 2

hari).

Stadia anakan - anakan maksimal, memakan bagian titik

tumbuh dan pangkal batang yang lunak, sedangkan bagian lain

ditinggalkannya- Daya rusak ± 80 batang per malam (11-176

tunas).

Padi bunting, tikus merusak ± 103 batang per malam (24-246

tunas).

(6)
(7)

Permasalahan lapangan di tingkat petani

Pengendalian stlh serangan - penanganan terlambat.

Sering terjadi ledakan populasi dan tidak diantisipasi

-monitoring lemah.

Petani kurang peduli menyediakan sarana, serangan

tikus- masalah “biasa”

Organisasi pengendalian lemah, dan pelaksanaan

sporadis dan tidak berkelanjutan.

Mitos menghambat tindakan pengendalian –mslh

sosbud

(8)

Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT)

Strategi

1. Didasarkan pemahaman biologi dan ekologi tikus, dilakukan

secara dini, intensif, dan berkelanjutan dengan

memanfaatkan kombinasi teknl. sesuai dan tepat waktu.

2. Kegiatan pengendalian diprioritaskan pada awal tanam untuk

menurunkan populasi tikus serendah mungkin.

3. Pelaksanaan pengendalian oleh petani secara bersama-sama

(berkelompok) dan terkoordinasi -pengendalian skala luas.

(9)

Organisasi pengendalian

1. Pelaksana pengendalian oleh petani atau kelompok tani

dikoordinir oleh aparat pemerintah (kecuali kelompok tani

mandiri)

2. Pendampingan teknologi pengendalian oleh penyuluh /

peneliti

3. Koordinasi dan kerjasama antar daerah

4. Koordinasi dan kerjasama dengan instansi lain yang wilayah

kerja atau asetnya mrpk cakupan kawasan sasaran

(10)

Rekomendasi tindakan pengendalian

Cara

Pengendalian

Stadia padi / kondisi lingkungan sawah

Bera Olah Tanah Semai Tanam Bertunas Bunting Matang

Tanam serempak + + Sanitasi habitat + ++ + + Gropyok massal + ++ + Fumigasi ++ ++ LTBS ++ + + ++ TBS ++ + Rodentisida* +

Keterangan: + dilakukan, ++ difokuskan, * jika diperlukan, LTBS=sistem bubu perangkap linier, TBS=sistem bubu perangkap

(11)

Pengelompokkan teknik pengendalian tikus sawah

1. Sanitasi lingkungan dan manipulasi habitat: pembersihan gulma minimalisasi ukuran pematang (≤ 30cm)

2. Kultur teknis: pengaturan pola tanam, pengaturan waktu & panen, pengaturan jarak tanam,

3. Fisik-mekanis: gropyokan massal, rutin, dan berkelanjutan,

ngobor malam, penggunaan perangkap, jerat dll., berburu tikus dengan bantuan anjing, senapan angin dll.,

penggunaan alat penyembur api (brender), penggenangan lubang dengan air, lumpur dll.

4. Biologi/hayati: konservasi predator, pemanfaatan patogen spesifik

5. Kimiawi: fumigasi/pengemposan, umpan beracun, penggunaan zat penolak dan penarik, penggunaan senyawa pemandul

(12)

Tata tanam legowo [A], pola tanam serempak [B], sanitasi habitat tanggul irigasi [C], gropyok massal [D], dan fumigasi/pengemposan [E & F]

(13)

Tentang TBS (Trap Barrier System)

Sistem Bubu Perangkap mrpk teknik pengendl tikus sawah

yang terbukti efektif menangkap tikus dalam jumlah banyak & terus menerus sejak tanam hingga panen.

Komponen TBS

1. Tanaman perangkap stadia vegetatif

(A) & generatif (B)

Petak lahan berukuran min. 25 m x 25 m yang ditanami padi 3 minggu lebih dahulu dari pertanaman padi di sekitarnya-bertujuan agar

berfungsi optimal menarik tikus dari lingkungan sekitarnya.

(14)

2. Pagar plastik

Pagar plastik TBS dari bahan plastikbening (A), bahan terpal (B, C), mulsa (D)

Berupa plastik bening (tebal: 0,8 mm), mulsa, atau terpal (semua

warna dapat dipakai) yang dipasang setinggi 60-70cm

mengelilingi tanaman perangkap.

Berupa terpal : Potong terpal setinggi 65 cm, lipat ± 1cm dan

jahit ujung atas & bawahnya. Pada setiap selang 1m, buatkan

tempat khusus untuk ajir bambu, berupa jalur berlubang (seperti

selongsong) yang dijahit selebar ± 4cm.

(15)

Skema pemasangan TBS di lapangan, (a) letak tanaman padi, perangkap, pagar, dan saluran air, (b) susunan pagar plastik, dan bubu perangkap

(16)

3. Bubu perangkap

Bubu Perangkap: Skematis (A), dan pemasangannya (B)

Dibuat dari ram kawat, berbentuk kotak berukuran 40cm

x 20cm x 20cm, dilengkapi corong masuk tikus (depan),

dan pintu (belakang) untuk mengeluarkan tikus yang

(17)

Mekanisme Kerja TBS

Prinsip kerja TBS : menarik tikus dari lingkungan sekitar sejak

awal musim tanam - disebabkan adanya perbedaan umur

tanaman perangkap yang ditanam 3 minggu lebih awal dari

tanaman padi di sekitarnya.

Puncak tangkapan tikus terjadi bertepatan dengan periode

tanam petani di sekitarnya atau tanaman perangkap berumur

3 MST.

Tikus yang tertarik mendatangi petak tanaman perangkap

mencapai radius 200m di sekelilingnya atau setara dengan

10-15 ha (perlindungan ‘halo effect’).

(18)

Rekomendasi Penerapan TBS

√ Diterapkan di daerah endemik tikus - tingkat populasi tinggi,

√ Di agroekosistem sawah irigasi teknis

√ Pada hamparan sawah dg pola tanam serempak trtm pada

musim kemarau dan dikelola secara kelompok.

√ Dikombinasikan dengan teknik pengendalian tikus yang lain

sesuai stadia tanaman padi dan kondisi agroekosistem

sasaran pengendalian.

(19)

Penempatan TBS

√ Di habitat tepi kampung, tanggul irigasi, dan tanggul jalan / pematang besar. √ Di petak lahan yang setiap musim tanam selalu terserang tikus.

√ Pemasangan unit TBS diulang kembali pada setiap 500 m agar setiap wilayah pada hamparan sawah dapat terlindungi oleh keberadaan unit-unit TBS.

(20)

Pemeliharaan TBS

√ Periksa TBS setiap pagi. Tikus tertangkap ditenggelamkan

dalam air ± 10 menit bersama bubu perangkapnya.

√ Lepaskan kembali hewan bukan sasaran (katak, kadal, ular,

ikan, burung dll.) yang ikut tertangkap.

√ Segera cuci bubu perangkap jika ditemukan tikus/hewan

lain mati di dalamnya, agar tikus yang datang

belakangan tetap mau masuk perangkap.

√ Periksa pagar plastik, apabila berlubang segera diperbaiki.

√ Pastikan parit terisi air sehingga bagian bawah pagar plastik

selalu terendam.

√ Bersihkan gulma di parit - tikus mampu memanjatnya untuk

(21)

Ragam TBS

1. TBS standar / TBS tanam awal

Ditanam 3 minggu lebih awal daripada pertanaman lainnya. 2. TBS perlindungan penuh (full protection)

Semua tanaman padi dalam suatu petak berukuran relatif

besar dikelilingi pagar plastik dan dilengkapi bubu perangkap (yang dipasang setiap 20m). - lokasi penelitian

3. TBS pesemaian

Pesemaian dipagar plastik dan dipasang bubu perangkap. Bekas pesemaian selanjutnya ditanami padi umur

genjah/pendek (misal var. Dodokan) agar memasuki stadia generatif lebih dahulu.

4. TBS tanam akhir

Tanaman perangkap TBS ‘tanam akhir’ ditanam 3 minggu lebih lambat daripada pertanaman di sekitarnya.

(22)

Kesalahan umum dalam penggunaan TBS

1. Lokasi penempatan TBS kurang tepat- tidak diletakkan dekat habitat

tikus.

2. Ukuran petak tanaman perangkap terlalu kecil (kurang dari 25m x

25m) - kurang atraktif menarik tikus sawah.

3. Tanaman perangkap ditanam bersamaan dengan waktu tanam di

sekitarnya,- menggunakan varietas yang sama.

4. Tanaman perangkap tidak dirawat - dianggap sengaja dikorbankan

untuk umpan tikus.

5. Pemasangan plastik pagar kurang tepat, tanpa penggunaan tali

-pagar plastik dipasang di atas pematang.

(23)

Lanjutan

6. Tanpa adanya parit kecil atau parit tidak digenangi pada populasi

tikus tinggi.

7. Parit ditanami padi atau gulma dibiarkan tumbuh di parit tersebut.

8. Kerusakan pagar plastik dibiarkan / tidak diperbaiki.

9. Tanpa pemasangan bubu perangkap.

10. Bubu perangkap dipasang setelah pagar plastik dilubangi tikus

(terlambat memasang perangkap).

11. Tikus dan hewan lain yang mati di dalam perangkap tidak segera

dikeluarkan.

(24)

Tentang LTBS (Linear Tap Barrier System)

LTBS atau Sistem Bubu Perangkap Linier berupa bentangan

terpal setinggi 50-60 cm, dengan panjang minimal 100 m,

dan dipasangi bubu perangkap setiap jarak 20 m secara

berselang-seling

(25)

Perbedaan TBS dan LTBS

TBS LTBS Dasar perancangan Ketertarikan tikus

terhadap tanaman padi

Pergerakan tikus di lingkungan sawah

Komponen Pagar plastik, bubu perangkap, tanaman perangkap

Pagar terpal / plastik, bubu perangkap, tanpa

tanaman perangkap

Sifat teknologi Diam di suatu habitat

tikus (fixed), penempatan mempengaruhi efektivitas mudah bongkar-pasangdan dipindah-pindah (mobile) Periode pemasangan

Tanam hingga panen Fakultatif, pasang

selama populasi tikus tinggi

(26)

Penempatan dan Pemasangan LTBS

LTBS dianjurkan untuk dipasang di wilayah yang sering dilalui tikus sawah:

- Perbatasan sawah dengan perkampungan, - Antara sawah dengan tanggul irigasi,

- Sawah dengan tanggul jalan, dan sawah dengan pematang besar. - Efektif menangkap tikus yang sedang migrasi, yaitu dengan

memasang LTBS memotong jalur migrasi tikus dan mengarahkannya untuk masuk bubu perangkap.

LBTS dirancang untuk dapat dibongkar-pasang dan dipindahkan dengan cepat ke lokasi yang berpopulasi tikus tinggi - digunakan terpal sebagai bahan LTBS agar praktis dan lebih cepat dalam

(27)

Pemasangan LTBS (tanda panah), antara: sawah - kampung (A), sawah - jalan (B), sawah - tanggul irigasi (C), dan memotong jalur migrasi tikus (D).

(28)

Mekanisme Kerja LTBS dan Tangkapan Tikus

- Jml tangkapan tikus tgt tk kerapatan populasi.

- Pengolahan tanah - padi stadia anakan

(30 HST),

dianjurkan memasang LTBS diantara

sawah dan tepi

kampung

- tikus kembali menuju persawahan setelah

melalui periode bera (panjang) di habitat pelarian

(refuge habitat).

- Saat memasuki awal stadia

generatif padi

(primordia

hingga bunting), dianjurkan memasang LTBS diantara

sawah dengan tanggul irigasi, tanggul jalan, atau

pematang

(29)

-Mekanisme… -lanjutan

- tikus sawah mulai memasuki masa aktif reproduksi

sehingga lebih banyak bergerak ke arah habitat-habitat

tersebut untuk membuat lubang sarangnya.

- Saat padi stadia

bermalai hingga panen

, tikus sawah

lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam lubang

sarang untuk melahirkan dan membesarkan

anak-anaknya - Oleh karena itu, dianjurkan untuk

mengkombinasikan pemasangan LTBS dg

(30)

Pemeliharaan LTBS

√ Dilakukan kegiatan / tindakan yang sama seperti perawatan TBS.

√ Agar terpal tidak cepat rusak : cuci terpal LTBS dan gulung rapi

dlm kondisi basah (tidak perlu dijemur), dan simpan dalam

kondisi lembab atau terendam air - agar kandungan lilin

(wax) yang merupakan bahan pengawet pada permukaan

terpal tidak cepat hilang sehingga masa pakai LTBS bisa

lebih lama.

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Ips, XI Ipa, Ips, dan XII Ipa, Ips karena seluruh siswa siswi MA Hasyim Asy‟ari menerima pelajaran Aswaja. Wawasan yang dimaksud adalah Pengetahuan siswa-siswi di

Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan hikmat, berkat dan kasih-Nya, sehingga akhirnya selesailah penyusunan skripsi

Yang pertama-tama anda ingat adalah bahwa situasi yang anda bayangkan itu kredibel dan vital untuk dimasukkan ke dalam novel. Setelah itu ciptakan atmosfer dan suasana yang

Metode turbidimetri (nephelometri) yaitu pengukuran variasi kekeruhan suspensi kolodial kitin selama kitinolisis. Pengukuran ini bersifat cepat dan akurat tapi tidak cocok untuk

1) Tanaman obat yang dibudidayakan secara luas dan masih terkendala oleh serangan hama dan penyakit, seperti jahe, maka prioritas penelitian difokuskan pada

Jadi, Analisis SWOT pada Rumah Sakit sangat berguna untuk mengetahui seberapa besar “Kekuatan atau Kelemahan” RS tersebut sehingga bisa melakukan Strategi agresif maupun

Responden Penerapan akhlak di pondok ini, kita ketahui yang utama itu adalah andap ashor atau unggah ungguh antara pengurus dan santrinya, pergaulan antara

Hasil uji t secara parsial belanja barang dan jasa serta variabel belanja modal berpengaruh signifikan terhadap PDRB provinsi Jambi, sementara belanja pegawai tidak berpengaruh