SINTESIS KANSEI WORD DENGAN ELEMEN PERANCANGAN
DESAIN KEMASAN PRODUK JAMU TEMULAWAK
MENGGUNAKAN KANSEI ENGINEERING
Ainul Haq
1Lissa Novianti
2ainul@staff.gunadarma.ac.id
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
Jalan Margonda Raya No 100, Pondok Cina, Depok, 16426
ABSTRAK
Kansei Engineering adalah jenis teknologi yang menerjemahkan perasaan pelanggan kedalam spesifikasi desain. Permasalahan UMKM adalah konsumen kurang memiliki ketertarikan terhadap kemasan produk jamu temu lawak. Tujuan dari penelitian ini adalah menetapkan rancangan desain baru pada kemasan jamu temulawak. Pada tahap ini dilakukan proses penggabungan antara Kansei Words yang terpilih untuk masing-masing kategori dengan product properties (atribut) yang bersangkutan. Product Properties pada kemasan jamu temulawak menghasilkan 10 atribut kemasan terpilih. Perancangan kemasan berdasarkan hasil penilaian yang bersifat objektif dengan menggunakan metode Regresi Linear Berganda. Hasil yang diperoleh dari konsumen, mendapatkan kata kansei sebanyak 38 kata kansei setelah itu dilakukan pengelompokan kata kansei yang bermakna sama dan mendapatkan 13 kata kansei bermakna sama serta dari pengelompokan tersebut akan mengeliminasi kata kansei sesuai yang diinginkan produsen dan tahap eliminasi mendapatkan 11 kata kansei yang terpilih. Eye catching meliputi menarik dengan menggunakan jenis font Chasing Embers untuk tulisan pada kemasan, berwarna primer untuk kemasan, dan menerapkan tulisan 3D sign letter sehingga tulisan tampak timbul. Standar kemasan yang akan dirancang meliputi botol model almond, Mudah dibawa dan digenggam, berat 14 gr sehingga botol tebal, bahan baku terbuat dari botol PET, terdapat pouch untuk botol, botol dapat didaur ulang dan sesuai standar food grade. informatif yang akan diterapkan pada kemasan baru adalah brand produk, berat bersih, keterangan UMKM, komposisi, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa, kandungan gizi dan bersertifikat halal MUI.
Kata Kunci : Kansei, Regresi Linier Berganda, kemasan
PENDAHULUAN
Produk adalah suatu barang yang di tawarkan oleh seorang produsen dan harus di perhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau di konsumsi oleh seorang konsumen pasar sebagai pemenuhan kebutuhan hidup. Industri jamu atau minuman herbal saat ini mengalami kenaikan penjualan yang signifikan. Salah satu upaya agar produk tetap diminati oleh konsumen dan memiliki daya tarik adalah inovasi desain kemasan. Daya tarik desain kemasan adalah kombinasi antara elemen visual dan elemen struktur, yaitu dapat mempengaruhi ekspektasi, persepsi dan kesukaan konsumen. UMKM melakukan wawancara mengenai kurangnya minat masyarakat terhadap produk jamu temulawak dikarenakan produk penjualan menurun sebanyak 15%, mayoritas masyarakat tidak memiliki ketertarikan terhadap desain jamu temulawak yang sudah ada. Permasalahannya
UMKM belum mengetahui bagaimana desain seperti apa yang diminati oleh masyarakat.
Proses desain ulang memerlukan basis pengetahuan yang relevan yang beragam. Metode yang akan digunakan dalam proses redesain ini adalah Kansei Engineering.Kanseiengineering adalah jenis teknologi y ang menerjemahkan perasaan pelanggan kedalam spesifikasi desain. Submodel ketiga pada kansei adalah sintesis kansei word dengan elemen perancangan desain kemasan produk jamu temulawak menggunakan kansei engineering. Pada tahap ini dilakukan proses penggabungan antara Kansei Words yang terpilih untuk masing-masing kategori dengan product properties (atribut) yang bersangkutan.
Pengembangan model desain elemen pada kemasan jamu temulawak dapat menjadi referensi untuk inovasi desain kemasan. Penelitian ini dapat memberi nilai tambah untuk pengembangan desain kemasan bagi industri dan UMKM untuk membuat desain yang menarik
perhatian konsumen dan sesuai dengan perasaan konsumen.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dari uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu bagaimana sintesis kansei word dengan elemen perancangan desain kemasan produk jamu temulawak menggunakan kansei engineering berdasarkan menurunnya data penjualan UMKM.
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah pada uraian di atas, maka dalam hal ini masalah yang dikaji perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan untuk memfokuskan pada penelitian agar diperoleh kesimpulan yang benar dan mendalam pada aspek yang diteliti. Permasalahan pada penulisan ini difokuskan pada sintesis kansei word dengan elemen perancangan desain kemasan produk jamu temulawak menggunakan kansei engineering.
Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan merupakan hal-hal yang menjadi tujuan dalam penulisan atau hasil akhir. Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah menetapkan rancangan desain baru pada kemasan jamu temulawak karena menurunnya data penjualan akibat kurangnya ketertarikan masyarakat terhadap kemasan jamu temulawak. 1. Economics, Control and Security, Efficiency,
dan Service).
2. Merancang sistem usulan dari setiap kelemahan berdasarkan metode PIECES agar dapat meningkatkan kinerja sistem aplikasi persediaan bahan baku yang sedang berjalan.
Manfaat Penelitian
Penelitian memiliki beberapa manfaat atau kegunaan penelitian. Manfaat penelitian merupakan dampak dari suatu pencapaian tujuan penelitian. Manfaat penelitian berisi mengenai kelebihan dan keuntungan dari pembuatan penelitian. Berikut adalah manfaat dari penelitian. 1. Laporan penelitian diharapkan dapat memberi
informasi yang berguna bagi pembaca. 2. Dapat membandingkan dari ilmu terapan
dalam lingkungan pekerjaan dengan teori-teori yang telah dipelajari.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah. Penggunaan pendekatan ini seperti adanya tata cara keilmiahan dan adanya prosedur tertentu yang dinilai objektif. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab pertama yaitu sintesis kansei word dengan elemen perancangan desain kemasan produk jamu temulawak menggunakan kansei engineering. Pengamatan dilakukan pada desain kemasan produk jamu temulawak pada UMKM DHIKA PRATAMA. Berikut merupakan Gambar 3.1 Flowchart Metode Penelitian.
Gambar 3.1 Flowchart Metode Penelitian Objek dan Lokasi Penelitian
Pada tahap ini dilakukan pengamatan langsung ke UMKM yang dijadikan objek penelitian, yaitu pada UMKM DHIKA PRATAMA yang beralamat di Jl. Pengasinan. Penelitian dilakukan pada tanggal 10 April sampai 15 April 2020. Sejarah singkat perusahaan, produk-produk yang dihasilkan, gambaran umum proses
Hasil Kuesioner Input Kata Kansei 1. Elemen Desain 2. Atribut Kemasan Sintesis Kata Kansei
Uji Regresi Linear Berganda
Perancangan Desain Baru Kemasan
produksi, sampai pada penelusuran masalah yang sesuai dengan tema penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Product Properties
Identifikasi dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
Tabel 4.2 Atribut Kemasan Terpilih
seperti artikel dari internet, foto/gambar, dan
konsumen yang mengetahui atau pernah mengonsumsi minuman jamu temulawak. Atribut yang dikategorisasikan lebih lanjut adalah yang tercantum pada dua atau lebih sumber literatur. Hal ini dikarenakan atribut tersebut telah dianggap relevan dan disetujui oleh lebih dari satu literatur atau penelitian.
Identifikasi atribut kemasan dilakukan bersamaan dengan identifikasi “kata kansei” (Kansei Words) yang diperoleh berdasarkan berbagai sumber literatur, baik dari buku atau pun jurnal yang memiliki penelitian terkait kemasan produk. Terdapat beberapa cara untuk menentukan kategori dari suatu atribut. Cara paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan melihat kategori yang memiliki frekuensi kemunculan paling banyak pada suatu atribut. Tahap strukturisasi kata kansei ini dilakukan dengan metode manual experts yaitu dengan
meminta dua orang Ahli Bahasa dan Ahli Perancangan. Hasil atribut kemasan yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis menggunakan Regresi Linear Berganda. Identifikasi product properties dapat dilihat pada Tabel 4.1 Pengelompokan Kata Kansei.
Tabel 4.1 Pengelompokan Kata Kansei Faktor Eye Catching Standar Kemasan Informatif Kansei Words
Menarik Elegan Informasi Produk Berwarna Simpel Logo Halal
Indah Kuat Tahan Lama Unik Ramah Lingkungan
(Sumber : Pengolahan Data, 2020)
Selanjutnya, atribut yang terkumpul diseleksi. Atribut yang dikategorisasikan lebih lanjut adalah yang tercantum pada dua atau lebih sumber literatur. Hal ini dikarenakan atribut tersebut telah dianggap relevan dan disetujui oleh lebih dari satu literatur atau penelitian.Setelah melakukan pengumpulan atribut dari berbagai literatur, perlu dilakukan reduksi atribut kemasan. Reduksi atribut kemasan dilakukan dengan mengeliminasi atribut yang hanya terdapat pada satu sumber literatur saja. Atribut yang akan dikategorikan lebih lanjut hanya atribut yang bersumber pada dua atau lebih sumber literatur karena hal tersebut telah dianggap relevan dan disetujui oleh lebih dari satu literatur. Setelah dilakukan reduksi maka atribut kemasan yang diperoleh adalah sebanyak 10 atribut yang tertera pada Tabel 4.2 Atribut Kemasan Terpilih.
Berdasarkan hasil eliminasi kata kansei, terdapat 10 atribut kemasan yang dihasilkan. Atribut kemasan terpilih selanjutnya akan dibuat kuesioner untuk melakukan uji multi regresi linear.
Pengumpulan Sample Jamu Temulawak
Pengumpulan sampel jamu temulawak dilakukan dengan mengambil beberapa sampel yang beredar di pasaran. Sampel akan dievaluasi dengan menggunakan penilaian kata kansei sehingga dapat diketahui kata kansei mana saja yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan dari sampel kemasan keripik tike yang ada. Berikut ini hasil pengumpulan sampel jamu temulawak.
No Atribut Kemasan Sumber 1 Warna Vyas dkk. (2015), Cenadi (2000), Kotler dkk. (2012), Adam (2014) 2
Gambar/ Grafik Vyas dkk. (2015), Kotler dkk. (2012), Adam (2014)
3 Teks Kotler dkk. (2012),
Adam (2014)
4 Model kemasan Cenadi (2000), Adam (2014) 5 Gaya tulisan (Font) Vyas dkk. (2015), Cenadi (2000), 6
Material kemasan Vyas dkk. (2015), Kotler dkk. (2012), Adam (2014) 7 Nama merk (Brand) Vyas dkk. (2015), Cenadi (2000), Adam (2014)
8 Standar kemasan Mu’alim (2014) 9 Informasi dan deskripsi produk Vyas dkk. (2015), Cenadi (2000), Adam (2014) 10 Logo Vyas dkk. (2015)
Gambar 4.1 Sample Jamu Temulawak (Sumber : Pengolahan Data, 2020)
Sampel yang berhasil terkumpul adalah sebanyak 4 sampel dengan desain kemasan yang hampir sama yaitu menggunakan botol kaca dan hanya terdapat sedikit informasi pada kertas kecil yang ditempelkan dalam kemasan produk. Oleh karena itu penilaian kata kansei tidak dilakukan pada setiap sampel melainkan menilai secara keseluruhan. Hasil pengumpulan sampel jamu temulawak nantinya akan dinilai seberapa besar skor setiap kata kansei terhadap sampel kemasan jamu temulawak.
Sintesis Antara Kansei Words dan Product Properties
Sintesis antara kansei words dan product properties merupakan proses penggabungan antara kansei words yang terpilih untuk masing-masing kategori dengan product
properties (atribut). Pada proses sintesis
melakukan penyusunan kuesioner tingkat kepentingan 2, uji multi regresi linier dan variable dan atribut terpilih pada perancangan kemasan jamu temulawak.
Penyusunan Kuesioner
Langkah selanjutnya setelah melakukan strukturisasi kata kansei dan pemilihan atribut kemasan produk adalah menyusun kuesioner. Kuesioner yang disusun terdiri dari kuesioner tingkat kepentingan 2 kata kansei.
Kuesioner tingkat kepentingan 2 berisi mengenai kepentingan kata kansei dengan atribut kemasan terpilih yang akan mempengaruhi kesan konsumen terhadap kemasan produk. Kuisioner yang dirancang adalah kuisioner yang dapat mengakomodasi variabel dan atribut dari produk jamu temulawak. Skala yang digunakan dalam kuisioner tingkat kepentingan 2 adalah skala 1-5 yang artinya nilai skala yang semakin besar maka semakin penting nilai atribut yang diajukan.
Sintesis Antara Kansei Words dan Product Properties
Proses ini menggunakan metode Regresi Linear Berganda. Tujuan dari tahap ini adalah agar pada saat melakukan perancangan menghasilkan suatu produk yang dapat menghadirkan perasaan (Kansei) yang diinginkan oleh pengguna dari segi atribut produk. Metode yang digunakan dalam proses sintesis ini adalah Kansei Engineering tipe I, yaitu Category Classification. Sintesis dilakukan dengan menghubungkan faktor kansei dan atribut kemasan yang berhubungan dan merepresentasikannya. Berikut Tabel 4.4 Sintesis Antara Kansei Words Dan Product Properties.
Tabel 4.4 Sintesis Antara Kansei Words Dan Product Properties
(Sumber : Pengolahan Data, 2020)
Sintesis kata kansei dan atribut kemasan dilakukan untuk mengidentifikasi atribut mana yang sesuai dengan emosi konsumen pada kata kansei yang diperoleh. Tahap ini akan memudahkan perancangan yang dilakukan karena menerjemahkan kansei konsumen ke dalam atribut kemasan yang memiliki keterkaitan dengan faktor kansei. Contohnya pada atribut ukuran kemasan yang memiliki keterkaitan dengan kansei simple, selanjutnya kita lihat kembali pada kata kansei mana sajakah yang termasuk dalam kelompok kansei mudah digunakan.
Kansei yang termasuk dalam kelompok kansei ini nantinya akan menjadi pertimbangan dalam merancang desain kemasan, misalnya desain kemasan yg mudah digunakan adalah yang ergonomis, mudah dibawa, ringan, berfungsi dengan baik dan seluruh kansei yg ada di dalamnya, maka material kemasan harus memperhatikan emosi konsumen kuat, tahan lama dan seluruh kansei yang ada lainnya. Selanjutnya lihat keterkaitan atribut faktor apa yang mempertimbangkan kansei mudah digunakan, yaitu ukuran kemasan dan bentuk kemasan. Sintesis atribut kemasan dan kansei sebaiknya dilakukan dari atribut yang memiliki kategori O (One dimensional) karena peningkatan kinerja atribut tersebut berpengaruh liner dengan kepuasan pelanggan.
Uji Multi Regresi Linier
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Pengujian dilakukan guna mendapatkan hasil persamaan regresi pada kemasan jamu temulawak. Variabel independen meliputi menarik (X1), berwarna (X2), indah (X3), elegan (X4), simple (X5), kuat (X6), tahan lama (X7), unik (X8), ramah lingkungan (X9), informasi produk (X10), logo halal (X11). sedangkan variabel dependen meliputi elemen desain Eye Catching (Y1), standar kemasan (Y2), Informatif (Y3).
Hipotesis :
H0 : βi = 0 (variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen)
H1 : βi ≠ 0 (variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen)
Pengambilan Keputusan :
Jika sig ≥ 0,1 maka H0 diterima Jika sig < 0,1 maka H0 ditolak
Tabel 4.5 Output Hasil Uji Regresi Linier Berganda Elemen Desain Eye Catching (Y1)
Variabel B Sig
Konstan 1.518 0.076
Menarik (X1) 0.145 0.373
Berwarna (X2) 0.032 0.847
Indah (X3) 0.343 0.001
(Sumber : Pengolahan Data, 2020)
Tabel 5.5 Output Hasil Uji Regresi Linier Berganda Elemen Desain Eye Catching (Y1) menunjukkan hasil uji regresi linier berganda pada elemen desain Eye Catching, sehingga model regresinya yaitu :
Y1 = 1.518 + 0.145 X1 + 0.032 X2 + 0.343 X3 Persamaan regresi tersebut bahwa manarik β1=0.145 bertanda positif, berwarna β2=0.032 bertanda positif, indah β3=0.343 bertanda positif . Dengan demikian terdapat hubungan positif antara X1 dengan Y1, hubungan yang positif antara X2 dengan Y1 dan hubungan positif antara X3 dengan Y1. Dengan kata lain, maka dari persamaan di atas dapat diartikan konstanta sebesar 1.518 menyatakan bahwa besarnya Y1 adalah 1.518 dengan asumsi bahwa X1, X2, dan X3 bernilai konstan. Output menyatakan bahwa konstanta memiliki nilai signifikansi 0.076<0.1 maka H0 ditolak, artinya nilai koefisien β untuk α=10% variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Variabel menarik diketahui memiliki nilai signifikansi 0.373>0,1 maka H0 diterima, artinya nilai koefisien β1 untuk α=10% variabel menarik tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel eye catching. Variabel berwarna diketahui memiliki
nilai signifikansi 0.847>0.1 maka H0 diterima, artinya nilai koefisien β2 untuk α=10% variabel berwarna tidak berpengaruh signifikan terhadap eye catching. Variabel indah diketahui memiliki nilai signifikansi 0.001<0.1 maka H0 ditolak, artinya nilai koefisien β3 untuk α=10% variabel berwarna berpengaruh signifikan terhadap eye catching.
Tabel 4.6 Output Hasil Uji Regresi Linier Berganda Elemen Desain Standar Kemasan (Y2)
Variabel B Sig Konstan 0.122 0.907 Elegan (X4) 0.089 0.650 Simple (X5) 0.322 0.046 Kuat (X6) 0.194 0.074 Tahan Lama (X7) 0.022 0.852 Unik (X8) 0.072 0.545 Ramah Lingkungan (X9) 0.226 0.101
(Sumber : Pengolahan Data, 2020)
Tabel 4.6 Output Hasil Uji Regresi Linier Berganda Elemen Desain Standar Kemasan (Y2) menunjukkan hasil uji regresi linier berganda pada elemen desain standar kemasan sehingga model regresinya yaitu :
Y2= 0.122 + 0.089 X4 + 0.322 X5 + 0.194 X6 + 0.022 X7 + 0.072 X8 + 0.226 X9
Persamaan regresi tersebut bahwa elegan β4=0.089 bertanda positif, simple β5=0.322 bertanda positif, kuat β6=0.194 bertanda positif, tahan lama β7=0.022 bertanda positif, unik β8=0.072 bertanda positif, ramah lingkungan β9=0.226 bertanda positif. Dengan demikian terdapat hubungan positif antara X4 dengan Y2, hubungan yang positif antara X5 dengan Y2 dan hubungan positif antara X6 dengan Y2 dan seterusnya.
Maka dari persamaan di atas dapat diartikan konstanta sebesar 0.122 menyatakan bahwa besarnya Y2 adalah 0.122 dengan asumsi bahwa X4, X5, X6, X7, X8, X9 bernilai konstan. Output menyatakan bahwa konstanta memiliki nilai signifikansi 0.907>0.1 maka H0 diterima, artinya nilai koefisien β untuk α=10% variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Variabel elegan diketahui memiliki nilai signifikansi 0.650>0,1 maka H0 diterima, artinya nilai koefisien β4 untuk α=10% variabel elegan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel standar kemasan. Variabel simple diketahui memiliki nilai signifikansi 0.046<0.1 maka H0 ditolak, artinya nilai koefisien β5 untuk α=10% variabel simple berpengaruh signifikan terhadap standar kemasan. Variabel kuat diketahui memiliki nilai signifikansi 0.074<0.1 maka H0 ditolak, artinya nilai koefisien β6 untuk α=10% variabel kuat berpengaruh signifikan terhadap standar kemasan. Variabel tahan lama diketahui memiliki nilai signifikansi 0.825>0.1 maka H0 diterima, artinya nilai koefisien β7 untuk α=10% variabel tahan lama tidak berpengaruh signifikan terhadap standar kemasan. Variabel unik diketahui memiliki nilai signifikansi 0.545>0.1 maka H0
diterima, artinya nilai koefisien β8 untuk α=10% variabel tahan lama tidak berpengaruh signifikan terhadap standar kemasan. Variabel ramah lingkungan diketahui memiliki nilai signifikansi 0.101>0.1 maka H0 diterima, artinya nilai koefisien β9 untuk α=10% variabel ramah lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap standar kemasan.
Tabel 4.7 Output Hasil Uji Regresi Linier Berganda Elemen Desain Informatif (Y3)
Variabel B Sig
Konstan 2.334 0.000
Informasi Produk
(X10) 0.280 0.002
Logo Halal (X11) 0.174 0.113
(Sumber : Pengolahan Data, 2020)
Tabel 4.7 Output Hasil Uji Regresi Linier Berganda Elemen Desain Informatif (Y3) menunjukkan hasil uji regresi linier berganda pada elemen desain informatif sehingga model regresinya yaitu :
Y3 = 2.334 + 0.280 X10 + 0.174 X11 Persamaan regresi tersebut bahwa informasi produk β10=0.280 bertanda positif, logo halal β11=0.174 bertanda positif. Dengan demikian terdapat hubungan positif antara X10 dengan Y3, hubungan yang positif antara X11 dengan Y3. Output menyatakan bahwa konstanta memiliki nilai signifikansi 0.000<0.1 maka H0 ditolak, artinya nilai koefisien β untuk α=10% variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Variabel informasi produk diketahui memiliki nilai signifikansi 0.002<0,1 maka H0 ditolak, artinya nilai koefisien β10 untuk α=10% variabel informasi produk berpengaruh signifikan terhadap variabel informatif. Variabel logo halal diketahui memiliki nilai signifikansi 0.113>0.1 maka H0 terima, artinya nilai koefisien β11 untuk α=10% variabel logo halal tidak berpengaruh signifikan terhadap informatif.
Kriteria yang digunakan pada perancangan ini antara lain adalah Standardized Coefficient Beta yang menunjukkan nilai/Category Score yang menggambarkan hubungan atribut terhadap suatu variable. Uji multi regresi linier berfungsi untuk mengetahui besar kecilnya korelasi/ hubungan antara variabel dan atribut dalam suatu faktor, atribut yang memiliki niali category score yang terbesar adalah atribut yang terpilih. Berikut Tabel 4.8 Rekapitulasi Untuk Variabel Dan Atribut Terpilih.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Untuk Variabel Dan Atribut Terpilih
(Sumber : Pengolahan Data, 2020) Perancangan Kemasan Jamu Temulawak
Perancangan desain kemasan baru diperoleh dari tahap yang sudah dilakukan. Proses perancangan kemasan jamu temulawak sebagai berikut:
1. Faktor eye catching meliputi menarik dengan menggunakan jenis font Chasing Embers untuk tulisan pada kemasan, berwarna primer untuk kemasan, dan menerapkan tulisan 3D sign letter sehingga tulisan tampak timbul.
2. Faktor standar kemasan yang akan dirancang meliputi botol model almond, Mudah dibawa dan digenggam, berat 14 gr sehingga botol tebal, bahan baku terbuat dari botol rPET, terdapat pouch untuk botol, botol dapat didaur ulang dan sesuai standar food grade.
3. Faktor informatif yang akan diterapkan pada kemasan baru adalah brand produk, berat bersih, keterangan UMKM, komposisi, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa, kandungan gizi dan bersertifikat halal MUI.
Berikut merupakan Gambar 4.3 Rancangan Baru Desain Kemasan Jamu Temulawak.
Gambar 4.3 Rancangan Baru Desain Kemasan Jamu Temulawak.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil dan pembahasan mengenai sintesis kansei word dengan elemen perancangan desain kemasan produk jamu temulawak menggunakan kansei engineering adalah hasil sintesis yang diperoleh dari pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.4 Sintesis Antara Kansei Words dan Product Properties, salah satunya pada atribut ukuran kemasan yang memiliki keterkaitan dengan kansei simple, selanjutnya kita lihat kembali pada kata kansei mana sajakah yang termasuk dalam kelompok kansei mudah. Product properties meliputi menarik dengan menggunakan jenis font Chasing Embers untuk tulisan pada kemasan, dan menerapkan tulisan 3D sign letter sehingga tulisan tampak timbul. standar kemasan yang akan dirancang meliputi mudah dibawa dan digenggam, berat 14 gr sehingga botol tebal, botol dapat didaur ulang dan sesuai standar food grade. informatif yang akan diterapkan pada kemasan baru adalah brand produk, berat bersih, keterangan UMKM, komposisi, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa, kandungan gizi dan bersertifikat halal MUI.
Saran
Saran adalah untuk penelitian selanjutnya adalah implementasi sampai ke proses manufaktur dan menyertakan faktor pemasaran secara rinci sehingga hasil rancangan lebih terealisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Lokman, A. M. (2010). Design & Emotion: The Kansei Engineering Methodology. Malaysia: Universiti Teknologi MARA (UiTM)
Nagamachi, M. & Lokman, A. M. (2010). Innovation of Kansei Engineering.
Boca Raton: CRC Press.
Schütte, S. T. W. (2002). Designing Feeling in to Products-Integrating Kansei
Schutte, S., Eklund, J., Ishihara, S. dan Nagamachi, M. (2002). Affective Meaning:
Technology, Linköping: Linköpings university.
the Kansei Engineering Approach. in Schifferstein, H.N.J. And Hekkert, P.(Eds.), Product Experience, Elsevier Ltd, Oxford, UK, pp.477- 496
Yuliarti, N. (2008). Tips Cerdas mengkonsumsi Jamu. Yogyakarta: Bayu Media.