• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap manusia. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Bab II pasal 3 menerangkan bahwa pendidikan bertujuan untuk “Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Berkaitan dengan hal tersebut agar tujuan pendidikan dapat tercapai pemerintah telah menganggarkan biaya pendidikan sebesar 20 % dari pendapatan negara. Peningkatan anggaran pendidikan diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat sehingga tercipta generasi penerus yang berkualitas dan mampu membangun bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (KTSP Standar Isi 2006). Oleh sebab itu IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang di identifikasi. Dalam kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih serta menggunakan model dan metode pembelajaran karena model dan metode pembelajaran yang digunakan berpengaruh terhadap kualitas proses belajar mengajar yang dilakukan.

Begitu juga hasil belajar IPA di kelas 5 SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta menunjukkan hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil ulangan harian yang telah dilaksanakan secara klasikal masih

(2)

cenderung rendah KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 75. Hasil ulangan harian dengan Kompetensi Dasar mendiskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya diperoleh data bahwa siswa kelas 5 menyukai IPA, namun hal tersebut belum sebanding dengan hasil belajar yang mereka peroleh. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang mereka peroleh pada ulangan harian pada kelas tersebut. Nilai KKM mata pelajaran IPA yang harus dicapai siswa yaitu 75, adapun hasil yang diperoleh siswa kelas 5 yaitu 63,60% (28 orang) hasil belajarnya di bawah KKM dan sisanya 36,40% (16 orang) di atas KKM =75) dengan rata-rata 72,3.

Berdasarkan hasil refleksi diri ternyata sebagian besar masalah yang terjadi diakibatkan karena kebanyakan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar hanya datang, mendengarkan ceramah guru, melihat guru menulis di papan tulis, lalu mengingat segala informasi yang diberikan oleh guru. Proses belajar mengajar guru hanya menggunakan metode pengajaran konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab, guru mendominasi pembicaraan dan berpaku pada buku paket. Kondisi sekolah yang tidak memiliki halaman sekolah juga menjadi kendala untuk melakukan pembelajaran IPA di luar kelas. Oleh sebab itu, siswa cenderung jenuh karena tidak ada fariasi model pembelajaran yang lain, selain itu cakupan materi pembelajaran yang luas dan kurang terkonsep dengan baik.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada para siswa melaksanakan kegiatan belajar bersama dengan kelompok kecil (antara 3 sampai 5 orang). Dalam pembelajaran kooperatif masing-masing siswa anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan diri dan anggotanya. Mereka harus saling membantu melaksanakan tugas yang diberikan kepada kelompoknya sehingga setiap anggota kelompok mencapai potensi optimal yang mungkin diraihnya. Sampai saat ini sudah cukup banyak tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan, diantaranya adalah Students Team Achievement Divisions (STAD), Teams Games Turnament (TGT), Jigsaw, Team Assisted Individralization (TAI), Group Investigation (GI), dan lain-lain.

(3)

Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah dengan metode kerja kelompok. Dalam metode pembelajaran kelompok bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem pembelajaran kelompok bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Salah satu pembelajaran IPA yang dapat menerapkan hal tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Teams Games Turnament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan adanya kerjasama antar anggota kelompok untuk mencapai tujuan belajar. Terdapat empat tahap dalam model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) yaitu mengajar, belajar kelompok, turnamen/perlombaan, dan penghargaan kelompok. Hal yang menarik dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan yang membedakannya dengan tipe pembelajaran kooperatif yang lain adalah turnamen. Di dalam turnamen, siswa yang berkemampuan akademiknya sama akan saling berlomba untuk mendapatkan skor tertinggi di meja turnamennya. Jadi siswa yang berkemampuan akademiknya tinggi akan berlomba dengan siswa yang berkemampuan akademiknya tinggi, siswa yang berkemampuan akademiknya sedang akan berlomba dengan siswa yang berkemampuan akademiknya sedang, siswa yang berkemampuan akademiknya rendah akan berlomba dengan siswa yang berkemampuan akademiknya rendah juga. Oleh karena itu, setiap siswa punya kesempatan yang sama untuk menjadi yang terbaik di meja turnamennya. Model bisa menjadi salah satu pilihan tepat pada kondisi sekolah yang tidak memiliki halaman atau ruang terbuka yang cukup untuk digunakan pembelajaran IPA di luar kelas.

(4)

Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan diatas, maka perlu suatu tindakan guru untuk mencari dan menerapkan suatu model pembelajaran yang sekiranya dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Hal ini dikarenakan dilihat dari proses pembelajaran yang terjadi di kelas 5 SD Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta belum menunjukkan adanya partisipasi aktif dari siswa serta pembelajaran masih konvensional dari guru, yang berdampak pada siswa cenderung pasif dan jenuh. Sehingga berakibat hasil belajar pada mata pelajaran IPA belum maksimal, terbukti dari data nilai ulangan harian dengan rata-rata 72,3 masih di bawah KKM (KKM=75). Dalam rangka itu peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Bumi dan Alam Semesta Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Siswa Kelas 5 SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta Semester II tahun pelajaran 2012/2013”.

1.2 Permasalahan Penelitian

Berdasarkan pada hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta di kelas 5, ada beberapa masalah yang terjadi selama pembelajaran IPA tersebut antara lain :

1. Siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar hanya datang, mendengarkan ceramah guru, melihat guru menulis di papan tulis, lalu mengingat segala informasi yang diberikan oleh guru.

2. Hasil belajar siswa menunjukkan 63,60% (28 orang) hasil belajarnya di bawah KKM dan sisanya 36,40% (16 orang) di atas KKM (KKM=75) 3. Pembelajaran berpusat pada guru dengan cara ceramah dan tanya jawab.

1.3 Cara Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan penelitian di atas cara pemecahan masalah dalam pembelajaran adalah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Melalui penerapan model

(5)

pembelajaran ini akan memberi kesempatan kepada siswa berpartisipasi aktif saling berkompetisi dalam pembelajaran yang akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan cara pemecahan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian yaitu: “Apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang Bumi dan Alam Semesta bagi siswa kelas 5 SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta Semester II tahun pelajaran 2012/2013?”

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tujuan dan manfaat penelitian yaitu sebagai berikut.

1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas 5 SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta Semester II tahun pelajaran 2012/2013.

1.5.2 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan masukan tentang pengembangan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas 5 SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta Semester II tahun pelajaran 2012/2013.

(6)

Manfaat Praktis 1. Bagi Guru

Dapat meningkatkan kreativitas guru untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan melibatkan siswa secara aktif dalam berfikir lebih kritis dan mampu berkompetisi dalam pembelajaran.

2. Bagi Sekolah

Menghasilkan output yang berkualitas serta memberikan masukan pada sekolah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan sebuah pengajaran yang baik.

3. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman kepada siswa bekerja sama, meningkatkan kreatifitas, dan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan masalah dan berkompetisi.

Referensi

Dokumen terkait

 Repo SBSN OPT Syariah adalah transaksi penjualan SBSN oleh Bank kepada Bank Indonesia dengan janji pembelian kembali oleh Bank sesuai dengan harga dan jangka waktu

 Menurut ekonomi neo-klasik  penilaian individu terhadap suatu barang atau jasa merupakan selisih antara WTP dengan biaya yang diperlukan untuk mensuplai

Kondisi ini dapat diperbaiki dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) eksogen alami seperti umbi bawang merah sumber auksin, rebung bambu sumber giberelin, bonggol

Peradilalan anak dalam ketentuan undang-undang No.3 Tahun 1997 lahirnya undang-undang No.3 Tahun 1997 adalah merupakan suatu tujuan hukum untuk memberikan

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Laporan Akhir Praktikum Statistika Industri ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, dan kerjasama

Satpam Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) masih menggunakan absensi dengan sistem tanda tangan yang dibuat manual dan data yang berkaitan juga menggunakan

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, penyusunan tugas akhir yang berjudul “ HEART ELECTRICAL SIGNAL PATTERN ANALYSIS IN

Keywords: Rental Flats (Rusunawa) , Urban Poor People, Social Capital, Trust, Subjective