• Tidak ada hasil yang ditemukan

AL-BI AH Jurnal Ma had Aly Al-Musthafawiyah. Penasihat Pengasuh Yayasan Direktur Ma had Direktur Takhasshush. Penanggung Jawab Rois Ma had Aly

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AL-BI AH Jurnal Ma had Aly Al-Musthafawiyah. Penasihat Pengasuh Yayasan Direktur Ma had Direktur Takhasshush. Penanggung Jawab Rois Ma had Aly"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i AL-BI’AH

Jurnal Ma’had Aly Al-Musthafawiyah

Penasihat Pengasuh Yayasan Direktur Ma’had Direktur Takhasshush Penanggung Jawab Rois Ma’had Aly Pimpinan Redaksi Abdul Wafi Muhaimin, M.IRKH.

Dewan Redaksi Muhammad Mansur Apipuddin Zaini Syahir Afan Nawawi Arifuddin Hasim Mujahidin Aljafari Editor Asep Rahmat, Lc. Layouter Ahmad Aulia Akbar

Hak cipta dilindungi undang-undang

All right reserved

Januari, 2020

Ditenerbitkan oleh Ma’had Aly al-Musthafawiyah Pondok Pesantren Terpadu al-Musthafawiyah

(2)

ii DAFTAR ISI

RESPON AL-QUR’AN ATAS PERMASALAHAN EKOLOGI

Tinjauan Ulang Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Kealaman

Moh. Nailul Muna ... 1 TAFSIR EKOLOGIS PERSPEKTIF KUPI:

Dari Kontekstualisasi Menuju Aksi

Atropal Asparina & Mida Hardianti ... 16 PEMELIHARAAN LINGKUNGAN

Dalam al-Qur’an, al-Hadits, Pandangan Ulama Dan Praktik Lembaga

Raswan, M.Pd., M.Pd.I ... 35 ISLAMIC WORDVIEW: RABBUL ALAMIN DAN RAHMATAN LIL ALAMIN

Kajian Fiqih Ramah Lingkungan

Nuril Fajri ... 48 REFORMULASI KONSEP THAHARAH DAN NADZAFAH

Sebagai Upaya Untuk Mewujudkan Ajaran Islam Ramah Lingkungan

Yono ... 65 EPISTEMOLOGI FIQH AL BIAH:

Revitalisasi Konsep Maqashid As Syariah

Zaini Syahir ... 82 MENINJAU ULANG KONSEP SYARI’AH:

Upaya Mengarahbarukan Maqashid Syari’ah yang Ramah Lingkungan

Alwi Nugrahadan Alfiyah ... 102

اهتياعرو ةئيبلا ةمزأ ّلح يف هرودو يلازغلا ماملإا دنع لقعلا موهفم

لا ةسارد

ةيملاسلإا ةئيبلا ةفسلف

Nina Rosfiyanti ... 118 PARADIGMA KALAM DALAM KONSERVASI LINGKUNGAN

MENURUT SAID NURSI

Moh. Isom Mudin ... 137 KONSTRUKSI METODOLOGIS PENAFSIRAN YUSUF AL-QARDHAWI

Dalam Kitab Ri’ayah al-Bi’ah Fi Syari’ah Al-Islam Dan Implikasi Gagasannya Bagi Penyadaran Umat Islam Akan Pentingnya Menjaga Dan Melestarikan Lingkungan

(3)

iii

Alif Jabal Kurdi ... 152 PESANTREN: ANTARA INTEGRASI EDUKASI KONSERVASI

LINGKUNGAN HIDUP DAN WARISAN BUDAYA

Sirojul Arifin Shofa ... 166 KESEIMBANGAN ANTARA PEMAHAMAN KEPESANTRENAN DAN

LINGKUNGAN:

Upaya Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan

Saiful Bari ... 178 SANTRI; LOKOMOTIF PERGERAKAN PENYELAMATAN BUMI

Mahmadah Aslichatur Rahmah, Genduk Tri Setyaningsih & Madarina ... 189 PESANTREN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Gerakan Roan Akbar Dan Progresifitas Pesantren Di Era Industri 4.0 Studi Analisis Di Kota Pekalongan Jawa Tengah

Neny Muthiatul Awwaliyyah & Muhammad Akrom Adabi ... 218 PERAN PEREMPUAN DALAM MENJAGA LINGKUNGAN HIDUP

Muhamad Mansur ... 239 MENJAGA KELESTARIAN TANAH:

Respon Fiqh Terhadap Penggunaan Bahan-Bahan Kimia Dan Pupuk Kandang Dalam Pertanian

Ahmad Muzakki ... 253

ALAM TAKAMBANG JADI GURU:

Membaca Pesan-Pesan Ri’ayah Al-Bi’ah dalam Falsafah Minangkabau

Muhammad Alan Juhri ... 265 DARI NOVEL PESANTREN UNTUK KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP:

Studi Nalar Konservasi Lingkunan Hidup Dalam Novel Wigati

Taufikurrahman ... 277 KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP DI ERA MODERN

Tanah Sebagai Sumber Daya Alam Utama Untuk Pertanian Berkelanjutan

Abdul Rohim ... 291 ENVIRONMENTAL CONSERVATION BEHAVIOR RECYCLE IN GLOBAL

CIVILIZATION

Muhammad Fedi Fidiawan ... 301 MANAGEMENT AIR HUJAN SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN KEKERINGAN

(4)

35

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN

Dalam al-Qur’an, al-Hadits, Pandangan Ulama Dan Praktik Lembaga

Raswan, M.Pd., M.Pd.I1 Absrak

Islam adalah agama yang sempurna. Semua aspek sudah tuntas dan bisa diberi solusi oleh Islam. Empat komponen utama bahasan urgen Islam adalah memelihara agama (ad-din), jiwa (al-nafs), keluarga (al-nasl), akal (al-aql), dan harta (al-mal) yang dikenal dengan istilah al-kulliyat al-khamsah. Aspek memelihara alam tidak masuk di dalam lima komponen ini namun tanpa memelihara alam maka kelima hal ini tidak akan dapat tercapai. Berbagai kerusakan di muka bumi ini disebabkan oleh ulah tangan manusia, yang tidak mampu menjaga alam dengan baik. Umumnya masyarakat belum familiar dengan namanya fiqh al bi’ah sehingga siapa yang melakukan perusakan alam, eksploitasi tanpa penanaman kembali merasa tidak memiliki salah apapun. Konsep fiqh ini perlu dikaji dan didakwahkan terus termasuk di dalamnya dibuatkan sanksi bagi mereka yang dengan sengaja melakukan pelanggaran dalam konteks hifdz al-‘alam. Dalam makalah ini akan dikaji ayat-ayat yang menyeru manusia untuk menjaga alam, hadits-hadist, padangan ulama serta praktek yang dilakukan di berbagai lembaga dan komunitas.

1 Calon Doktor Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen PBA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Email: raswan@uinjkt.ac.id

(5)

36

Kata Kunci: Lingkungan, Alam, Islam, Pesantren. A. Pendahuluan

Tema lingkungan sangat penting di Indonesia selain tema besar lainnya seperti demokrasi, radikalisasi, terorisme, toleransi, gender, inklusifisme dan HAM. Mengenai konsep menjaga lingkungan Indonesia misalnya telah memiliki UUD 1945 pasal 33 ayat 3 dan UU no 32 TAHUN 2009.1 Lingkungan hidup

merupakan upaya penggalian pengetahuan tentang bagaimana alam ini bekerja. Bagaimana manusia bisa mempengaruhi dan menyelesaikan berbagai masalah lingkungan agar bisa bertahan hidup; cukup makanan, cukup udara, cukup air dan perlindungan yang dibutuhkan dalam kehidupan.2 Islam sebagai

contoh menganjurkan beberapa hal kepada manusia terkait memperlakukan hewan yakni hewan boleh dikonsumsi dan populasi hewan yang bisa dikonsumi ini banyak, tidak dibenarkan menyiksa hewan melainkan harus memperlakukannya dengan sebaik-baiknya, hewan harus dirawat dengan sebaik-baiknya jika ia menjadi kepemlikian seseorang, jika pun terpaksa harus membunuh hewan alasannya harus jelas dan kuat dan hanya pada hewan yang membahayakan manusia.3

Dalam al-Qur’an lingkungan dimaknai sebagai:

امم دتیم هنأ ذإ حضاوو لماشو عساو نآرقلا فِ ةئيبلا موهفم نإ

وح

انل

ل

م لمشي

هب رثأتن ا

لاو موجنلاو رمقلاو سمشلاو ءامسلاك يجرالخاءاضفلا نم هعم لعافتنو

بكاوك

امو

ي

نم هنع جتن

ةئيبلا نىعم ددح يذلا يحلَطصلَا فيرعتلا كلذكو ،ءوضو ليلو رانه

ب

طسولا

ا

یح يذل

طي

تاطاشن هب سرایمو هب شيعيو ناسنلإاب

يویح ام وأ ضرلْا نيعي و ه

لا ه

ا فلَغ

لم ناو يولج

نو يولجا فلَغلا جراخ نم م ٕداق وه ام لىإ ةحضاو ةراشإ هيف نكت

رثأت

ب

ةعشأك ه

ءوضو سمشلا

.وجنلاو رمقلا

Artinya adalah bahwa Konsep lingkungan dalam Al--Qur’an itu luas, komprehensif dan jelas karena ia meluas di sekitar kita untuk memasukkan apa yang dipengaruhi oleh kita dan berinteraksi dengan itu dari luar angkasa seperti langit, matahari, bulan, bintang, planet dan hari, malam dan cahaya, serta definisi idiomatik yang mendefinisikan makna lingkungan dimana orang dikelilingi, tinggal dan berlatih. Itu berarti Bumi atau atmosfernya, walaupun tidak ada indikasi yang jelas tentang apa yang datang dari luar atmosfer dan kita dipengaruhi olehnya seperti sinar matahari, sinar bulan, dan cuaca.

1 Abrar, Abrar. "Islam dan Lingkungan." Jurnal Ilmu Sosial Mamangan 1.1 (2015).

2 Safrilsyah, Safrilsyah, and Fitriani Fitriani. "Agama dan Kesadaran Menjaga Lingkungan Hidup." Substantia 16.1 (2014): 61-78. hal. 61

3 Safrilsyah, Safrilsyah, and Fitriani Fitriani. "Agama dan Kesadaran Menjaga Lingkungan Hidup." Substantia 16.1 (2014): 61-78. hal. 66

(6)

37

Pemanfaatan lingkungan harus memberikan kemasalahatan agama dan dunia.4

Jadi ada keseimbangan antara dunia dan akhirat.

Lingkungan alam harus dijaga dengan sebaik-baiknya dalam konteks bangsa Indoensia untuk kemakmuran seluruh rakyat bukan hanya untuk sebagian saja. Dalam konteks al-Qur’an alam harus dimanfaatkan untuk kebaikan dunia, tercukupi semua kebutuhan hidup manusia dari kebutuhan pokok sampai kebutuhan sekunder dan tersier. Kabutuhan itu dipenuhi agar manusia mendapatkan kebahagian dunia, makmur, tentram. Dalam konteks akhirat, semua yang ada di alam harus dimanpaatkan dalam rangka untuk memperkuat ibadah hamba kepada Allah swt. Alam digunakan bekal ibadah dan alam digunakan untuk kepentingan bersama.

Banyak masyarakat yang tidak sadar akan pemeliharaan lingkungan. Sehingga berdampak banyak korban misalnya kebakaran, banjir, longsor, dan lain sebagainya merupakan dampak nyata dan tidak hanya menimpa pelaku saja melainkan juga menimpa siapapun bahkan yang tak berdosa sama sekali. Faktor ketidaksadaran masyarakat pada lingkungan diantaranya adalah faktor kebodohan, faktor kemiskinan, faktor kemanusiaan, dan faktor gaya hidup.5

Dalam konteks ini maka perlu dijelaskan ayat, hadits, pandangan ulama dan parktik pemeliharaan alam yang dilakukan oleh lembaga sebagai tauladan dalam melestarikan alam sebagai bagian tugas seorang muslim yang beriman. B. Pembahasan

Pemeliharaan alam sangat menjadi perhatian dunia saat ini. Karena alam penentu masa depan. Bahkan negara-negara Eropa sudah banyak melakukan kajian ke planet lain yang dimungkinkan bisa dihuni oleh manusia. Karena diprediksi ke depan alam dunia/bumi tidak lagi akan mampu mencukupi manusia yang populasinya semakin bertambah. usaha pelesatarian alam bisa didekati dari sisi agama yakni dengan membaca kembali ayat-ayat, hadits-hadits, pandangan ulama dan praktik pemeliharaan alam yang telah dilaksanakan oleh berbagai lembaga.

1. Pemeliharaan Lingkungan dalam al-Qur’an

Dalam konteks al-Qur’an lingkungan diungkapan dengan istilah diantaranya adalah al-bi’ah (menempati wilayah, ruang kehidupan dan lingkungan) lingkungan menjadi ruang kehidupan khususnya bagi manusia, binatang dan tumbuhan. Istilah lain berkaitan dengan lingkungan dalam al-Qur’an adalah ekosistem hutan sebagai wilayah bebas (al-mubahat), status bumi mati (al-mawat), bumi pinggiran (marafiq al-balad).6

4

( ".يمركلا نآرقلا ءوض فِ ةئيبلا" .ةرباعم حون نوراه .د

2012

).

5 Safrilsyah, Safrilsyah, and Fitriani Fitriani. "Agama dan Kesadaran Menjaga Lingkungan Hidup." Substantia 16.1 (2014): 61-78. hal. 72-73.

6 Safrilsyah, Safrilsyah, and Fitriani Fitriani. "Agama dan Kesadaran Menjaga Lingkungan Hidup." Substantia 16.1 (2014): 61-78. hal. 61

(7)

38

Ayat al-Qur’an mengenai lingkungan banyak kita jumpai dan tidak akan cukup makalah singkat ini merangkumnya. Diantara ayat tersebut adalah adalah:7pertama,

ميميوْقَـت ينَسْحَأ يفِ َناَسْنلإا اَنْقَلَخ ْدَقَل

dan ayat

يفِ ْمُهاَنْلََحَْو َمَدآ ينيَب اَنْم رَك ْدَقَلَو

ْن يمم ميريثَك ٰىَلَع ْمُهاَنْل ضَفَو يتاَبِّي طلا َنيم ْمُهاَنْـقَزَرَو يرْحَبْلاَو ِّرَـبْلا

َـت اَنْقَلَخ

ًلَييضْف

yang artinya: manusia

adalah makhluk terbaik di antara semua ciptaan Tuhan (QS. 95:4; 17:70). Manusia merupakan makhluk dengan kelengkapan inprastruktur baik lahir maupun batin.Kedua, manusia adalah makhluk yang diangkat menjadi khalifah,

ًةَفييلَخ يضْرَْلْا يفِ ٌليعاَج ِّنِّيإ يةَكيئ َلََمْليل َكُّبَر َلاَق ْذيإَو

ۖ

(QS. 2:30) dan memegang tanggung

jawab mengelola bumi dan memakmurkannya,

يضْرَْلْاَو يتاَواَم سلا ىَلَع َةَناَمَْلْا اَنْضَرَع ا نيإ

َـنْليمَْیح ْنَأ َْيَـبَأَف يلاَبيْلجاَو

ُناَسْنيْلإا اَهَلََحَْو اَهْـنيم َنْقَفْشَأَو اَه

(QS. 33:72). Di saat langit, bumi, gunung dan semua makhluk lain menolak untuk dijadikan khalifah manusia yang lemah dan kecil berani memikulnya. Ketiga, Sebagai khalifah di muka bumi, manusia diperintahkan beribadah kepada-Nya dan diperintah berbuat kebajikan dan dilarang berbuat kerusakan, “ Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan ”

ۖ

اَيْـنُّدلا َنيم َكَبييصَن َسْنَـت َلَ

َو

ۖ

َةَريخ

ْلا َرا دلا ُه للا َكاَتآ اَمييف يغَتْـبا

َكْيَليإ ُه للا َنَسْحَأ اَمَك ْنيسْحَأَو

ۖ

يضْرَْلْا يفِ َداَسَفْلا يغْبَـت َلََو

ۖ

َنييديسْفُمْلا ُّبيُیح َلَ َه للا نيإ

(QS. 28:77).

Manusia adalah makhluk yang harus melaksanakan ketaatan kepada Allah swt dalam kondisi manusia memiliki akal dan juga nafsu. Keempat, Bumi dan semua isi yang berada di dalamnya pada hakikatnya diciptakan Allah untuk manusia,

نُها وَسَف يءاَم سلا َلىيإ ٰىَوَـتْسا ُثُ اًعييَجَ يضْرَْلْا يفِ اَم ْمُكَل َقَلَخ ييذ لا َوُه

متاَواََسَ َعْبَس

ۖ

مءْيَش ِّلُكيب َوُهَو

ٌمييلَع

. (QS. 2: 29). Kehebatan manusia, Allah persilahkan manusia menikmati apa yang ada di langit dan di bumi namun dengan batasan-batasan jangan sampai merusak dan manusia harus berusaha menjaga dan memberlangsungkannya.

Kelima, Segala yang manusia inginkan yang ada di langit dan bumi, daratan dan

lautan, sungai-sungai, matahari dan bulan, malam dan siang, tanaman dan buah-buahan, binatang melata dan binatang ternak semuanya diciptakan untuk manusia,

َنا مُّرلاَو َن

وُتْـي زلاَو ُهُلُكُأ اًفيلَتُْمُ َعْر زلاَو َلْخ نلاَو متاَشوُرْعَم َرْـيَغَو متاَشوُرْعَم متا نَج َأَشْنَأ ييذ لا َوُهَو

مهيباَشَتُم َرْـيَغَو اًيبِاَشَتُم

ۖ

يهيداَصَح َمْوَـي ُه قَح اوُتآَو َرَْثََأ اَذيإ يهيرََثَ ْنيم اوُلُك

ۖ

ُت َلََو

اوُفيرْس

ۖ

ُه نيإ

َييفيرْسُمْلا ُّبيُیح َلَ

(QS. 6:141).

Keseimbangan alam dalam al-Qur’an adalah unutk menjaga bumi dan makhluk yang ada di dalamya. Dalam ayat ditegaskan نازيلما فِ اوغطت لَا (Q.S.

7 La Fua, Jumarddin. "Eco-pesantren; model pendidikan berbasis pelestarian lingkungan." Al-Ta'dib 6.1 (2013): 113-125.

(8)

39

Rahman ayat 8).8 Perlunya menjaga alam hakikatnya adalah untuk kepentingan

manusia itu sendiri bukan kepentingan yang lainnya apalagi kepentingan Allah Swt.

2. Pemeliharaan Lingkungan dalam al-Hadits

Selain al-Qur’an, hadist pun memberikan penekanan pada pemeliharaan alam. Banyak hadits mengenai menjaga lingkungan diantaranya adalah

pertama, hadist menjaga kebersihan lingkungan:

رطش روهطلا :ملسو هيلع للها ىلص للها لوسر لاق :لاق يرعشلْا كلام بيأ نع

لإا

نایم

yang artinya “Kebersihan adalah sebagian dari iman.”. hadits kedua adalah

،لوقي ،بيسلما نب ديعس نع

یح فيظن ،بيطلا بیح بيط للها نإ :للها لوسر لاق

نلا ب

ك ،ةفاظ

بیح يمر

تلا هجرخأ( .دوهيلاب اوهبشت لَو مكتينفأ اوفظنف ،دولجا بیح داوج ،مركلا

)يذم

artinya “Dari Sa’id bin Musayyab berkata, Rosulullah bersabda: Sesungguhnya

Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih menyukai kebersihan, mulya menyukai kemulyaan, murah hati (baik) menyukai kebaikan, maka bersihkanlah lingkungan rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang yahudi. (HR. Turmudzi)”. Kedua, hadits mengenai pemanfaatan tanah tandus,

sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

نم :لاق ملسو هيلع للها ىلص بينلا نع ديز نب ديعس نع

)دحْأو دواد وبأ هجرخأ( هل يهف ةتيم اضرأ ايحأ

artinya “dari Sa’id bin Zaid dari Nabi bersabda:Barang siapa mengolah tanah yang mati (gersang) maka ia menjadi

miliknya. (HR. Abu Dawud dan Ahmad), dan haditsRasulullah juga:

نأ كعنیم ام:بيلألوقي باطلخا نب رمع تعسَ:لاق تبلَ نب يمزخ نب ةرامع نع

رغت

؟كضرأ س

ول لاقف

ع تيأر دقمف ؟اينسرغتل كيمع مزعأ:رمعيل لاقف ،ادغ تومأ يربك خيش انأ:بيأ

نب رم

باطلخا

هديب ايسرغي

بيأ عم

جرخأ(

ه

)ريرج نبا

.

Artinya: Aku pernah mendengar Umar bin Khottob berkata kepadaku: ” apa yang

menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu ? bapakku berkata kepadabeliau: Aku adalah orang yang sudah tua akan mati besok. Umar berkata kepadanya: Aku mengharuskan engkau menanamnya. Engkau harus menanamnya !. sungguh aku melihat Umar bin Khottob menanamnya dengan tangannya bersama bapakku. (HR. Ibn Jarir at-Thobari). Ketiga, hadits

mengenai penetapan daerah konservasi, Rasulullah bersabda:

عيقنلا ىحْ ملسو هيلع للها ىلص بينلا نأ لاق امهنع للها يضر سابع نبا نع

نأو

ع

ىحْ رم

ا

فرسل

)يراخبلا هجرخأ( ةذبرلاو

.

8 .د

دممح يدهم سراف

and ,

ةلمج ".يمركلا نآرقلا فِ يئيبلا نزاوتلاو ةيعيبطلا ةئيبلا" .يريد راصن ماملَا دبع د

بتلا ةيلك

هفرصلا مولعلل ةي

1.2

(

2010

:)

129

-142

.

(9)

40

Artinya “Dari Ibn Abbas berkata: sesungguhnya Rosulullah telah menetapkan Naqi’ sebagai daerah konservasi, begitu juga Umar telah menetapkan Saraf dan Rabadah sebagai daerah konservasi. ( HR. Bukhori). Dan hadits yang berbunyi:

"

بينلا لاق :لاق ،رباج نع

نِّإو ،ةكم مرح ميهاربإ نإ :ملسو هيلع للها ىلص

م ةنيدلما تمرح

لَ يب ا

،اهتيب

.اهديص داصي لَو ،اههاضع عطقي لَ

"

)ملسم هجرخا(

.

Artinya: “Dari Jabir berkata, Nabi bersabda: sesungguhnya Ibrahim

memaklumkan Mekkah sebagai sebagai tempat suci dan sekarang aku memaklumkan Madinah yang terletak diantara dua lava mengalir (lembah) sebagai tempat suci. Pohon–pohonnya tidak boleh dipotong dan binatang– binatangnya tidak boleh diburu (HR. Muslim). Keempat, hadits mengenai

penanaman pohon dan reboisasi diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim:

كلام نب سنأ نع

ر

هنع للها يض

ق

للها لوسر لاق :لا

يلع للها ىل

ملسو ه

-سم نم ام " :

ممل

إ ٌةميبِ وأ ٌناسنإ وأ ٌيرط هنم ُلكأيف ًاعْرَز ُعَرْزَـي وأ ًاسرغ ُسرغي

لَ

ك

ب هل نا

جرخأ( ةقدص ه

ناخيشلا ه

)

Artinya: Rasulullah saw bersabda, ”Tidaklah seorang Muslim menanam pohon

atau sebuah tanaman kemudian dimakan oleh burung, manusia, atau binatang melainkan ia akan mendapat pahala sedekah”. (HR. Bukhori Muslim).

Hadits lainnya menyatayakan:

َلاَق مكيلاَم ينْب يسَنَأ ْنَع

َلَع ُللها ى لَص يللها ُلوُسَر َلاَق :

يهْي

لَسَو

َم:

َماَق ْنيإ

يدَي يفَِو ُةَعا سلا يت

َأ

،ٌةَلييسَف ْمُكيدَح

اَهْسيرْغَـيْلَـف اَهَسيرْغَـي تََّح َموُقَـت َلَ ْنَأ َعاَطَتْسا ينيإَف

خأ( )

حْأ هجر

د)

.

Artinya: “dari Anas bin Malik berkata, Rosulullah bersabda: Apabila kiamat tiba

terhadap salah seorang diantara kamu dan di tangannya ada benih tumbuhan, makan tanamlah.” (HR. Imam Ahmad). Juga hadits yang berbunyi:

َلَع ُه للا ى لَص يه للا ُلوُسَر َلاَق َلاَق َةَرْـيَرُه يبيَأ ْنَع

يهْي

لَسَو

:َم

«

ُقَـت َلَ

وُعَـت تََّح ُةَعا سلا ُمو

اًجوُرُم يبَرَعْلا ُضْرَأ َد

اًراَهْـنَأَو

»

(

ملسم فِ هلصأو دحْأ هاور

.)

Artinya: “dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rosulullah bersabda: Tak akan

tegak hari kiamat sampai tanah Arab menjadi subur dan sungai-sungai.

(HR. Muslim):9 Kelima, hadits mengenai menjaga keseimbangan alam

sebagaimana dipaparkan oleh Muhtrom adalah10:

نامثع نع جيرج نبا نع ةماسأ وبأ انبرخأ يلع نب رصن انثدح

نب دممح نب ديعس نع ناميلس بيأ نب

للها بوص ةردس عطق نم ملسو هيلع للها ىلص للها لوسر لاق لاق يشبح نب للها دبع نع معطم نب يربج

ةلَف فِ ةردس عطق نم نيعي رصتمُ ثيدلحا اذه لاقف ثيدلحا اذه نىعم نع دواد وبأ لئس رانلا فِ هسأر

9 Masruri, Ulin Niam. "Pelestarian Lingkungan dalam Perspektif Sunnah." At-Taqaddum 6.2 (2016): 411-428.Hal. 419-425.

10 Muhtarom, Ali. "PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF HADIS." An-Nidzam: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Studi Islam 3.1 (2016): 15-34. hal. 18.

(10)

41

لظو اثبع مئاهبلاو ليبسلا نبا ابِ لظتسي

نب دلمُ انثدح رانلا فِ هسأر للها بوص اهيف هل نوكي قح يرغب ام

نم لجر نع ناميلس بيأ نب نامثع نع رمعم انبرخأ قازرلا دبع انثدح لَاق بيبش نبا نيعي ةملسو دلاخ

.هونح ملسو هيلع للها ىلص بينلا لىإ ثيدلحا عفري يربزلا نب ةورع نع فيقث

Artinya adalah: “Telah menceritakan kepada kami Nashr bin ‘Ali berkata, telah

mengabarkan kepada kami Abu Usamah dari Ibnu Juraij dari Utsman bin Abu Sulaiman dari Sa’id bin Muhammad bin Jubair bin Muth’im, dari Abdullah bin Hubsyiy ia berkata, Rasulullah saw bersabda “Barang siapa menebang pohon bidara maka Allah akan membenamkan kepalanya dalam api neraka”. Abu Dawud pernah ditanya tentang hadis tersebut, lalu ia menjawab secara ringkas, makna hadis ini adalah barang siapa menebang pohon bidara di padang bidara dengan sia-sia dan zhalim, padahal itu adalah tempat untuk berteduh para musafir dan hewan-hewan ternak, maka Allah akan membenamkan kepalanya di neraka. “Telah menceritakan kepada kami Makhlad bin Khali dan Salamah – maksudnya Salamah bin Syabib, telah menceritakan kepada kami Abdurrazak berkata, telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Utsman bin Abi Sulaiman dari seseorang penduduk Tsaqif dari Urwah bin Zubair dan ia memarfu’kannya kepada Nabi saw seperti hadis tersebut. (HR. Abu dawud, nomor 4561).

Hadits-hadits di atas sangat tegas dalam menganjurkan melakukan pemeliharaan terhadap lingkungan alam mulai dari menjaga kebersihan lingkungan, mengenai pemanfaatan tanah tandus, penetapan daerah konservasi, penanaman pohon dan reboisasi, menjaga keseimbangan alam. Hadits ini secara rinci mulai dari anjuran melaksanakan pelestarian lingkungan, penetapan daerah konservasi, pemanfaatan tanah untuk kebaikan manusia, reboisasi bahkan hukuman bagi mereka yang merusak alam dengan cara yang dzalim.

3. Pemeliharaan Lingkungan dalam Pandangan Ulama

Para ulama dan para peneliti Islam umumnya menyampaikan bahwa pemeliharaan alam adalah kewajiban atau hukumnya wajib ain. Ali Yafie misalnya meneybut bahwa kewajiban memelihara lingkungan adalah bagian dari teorisasi maslahah mursalah (human welfer). Menurut Najm al-Din al-Thufi maslahah yang dimaksud adalah kemasalahatan yang berbasis tujuan syar’i (Allah). Menurut Amir Syarifuddin kebajikan dalam pandangan manusia itu sama dengan apa yang Allah gariskan. Artinya akal manusia akan sejalan dengan hukum syara’ yang telah Allah tuntunkan bagi manusia.11 Muhtarom

juga menyebut bahwa pelesatarian lingkungan merupakan bagian penjagaan dan realisasi lima tujuan syariah maka yang melanggarnya dipandang melanggar syariah Islam. Perlu pendidikan berkelanjutan dalam menyadarkan

11 Abrar, Abrar. "Islam dan lingkungan." Jurnal Ilmu Sosial Mamangan 1.1 (2015). hal. 19.

(11)

42

individu dalam konteks lingkungan hidup.12 Oleh karena merupakan kewajiban

maka bagi siapa yang melanggarnya harus diberikan sanksi yang setimpal dengan yang diperbuatnya dilihat dari berbagai sisi seperti kerugiannya. Jika kerusakan yang ditimbulkan bisa menghilangkan nyawa manusia apalagi sifatnya masal maka hukuman mati bisa sangat tepat bagi pelakunya.

4. Pemeliharaan Lingkungan dalam Praktek

Sudah ada pesantren yang menerapkan life-style modern namun belum banyak dan belum menjadi kesadaran banyak pihak. Dilain pihak banyak pesantren yang berlomba membangun infrastruktur modern. Respon santri terhadap kesehatan pada umumnya dipandang lemah dari sisi medis, begitu juga dengan perilaku kesehatan lingkungan sangat erat kaitannya dengan budaya dan nilai religi yang ada di pesantren; santri meyakini bahwa kesehatan yang menurun di pesantren bisa disembuhkan dengan tanpa banyak menggunakan jasa dokter dan umumnya mereka meyakini bahwa sakit tidak disebabkan karena lingkungan yang kotor yang ada di pesantren. Masyarakat pesantren umumnya merasa nyaman dengan lingkungan apa adanya meskipun kondisinya dari sisi medis tidak sehat.

Perilaku hidup sehat santri seperti dalam konteks makan, minum, olah raga, perilaku merokok, pemanfaatan istirahat dan pengelolaan stress dan gaya hidup bersih didasarkan kepada “kebaikan” atau “kekualatan” yang menjadi keyakinan di kalangan pesantren.13 Makan tidak mementingkan gizi seimbang,

yang penting perut kenyang. Minum pun tidak dilihat apakah air minumnya sehat atau bahkan berapa asupan air putih seharinya tidak menjadi perhatian. Olahraga adakala hampir tidak dilakukan banyak santri yang menghabiskan waktu untuk belajar, makan dan tidur. Istirahat pun kurang, misalnya belajar hingga larut malam dan paginya harus bangun untuk melaksanakan shalat tahajud. Begitu juga dengan kebersihan seperti sampah yang tidak terurus, kamar mandi yang kotor, baju kotor yang disimpan sembarangan, kasur yang tidak pernah dijemur dan banyak aktifitas yang secara medis jauh dari ideal.

Banyak materi agama Islam yang erat kaitannya dengan lingkungan diantaranya adalah thaharah, shalat wajib, makanan dan minuman yang halal, hadits tentang kebersihan yang diajarkan di sekolah. Materi itu bisa diimplementasikan misalnya dengan pengelolaan dan pengolahan sampah, pembuatan drainase dan biopori, pemeliharaan pohon lindung, pemeliharaan tanaman hias, pengelolaan kantin sehat, dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) guna menciptakan disiplin, tanggung jawab, dan bimbingan rohani islam

12 Muhtarom, Ali. "PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF HADIS." An-Nidzam: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Studi Islam 3.1 (2016): 15-34. hal. 18.

13 Ikhwanudin, Alim. "Perilaku Kesehatan Santri:(Studi Deskriptif Perilaku Pemeliharaan Kesehatan, Pencarian dan Penggunaan Sistem Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan Lingkungan Di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, Surabaya)." Jurnal Sosial dan Politik 2.2 (2013): 3.

(12)

43

relegius.14 Namun usaha ini baru berjalan di beberapa pesantren yang sudah

menerapkan sistem modern. Pesantren dengan sistem salaf belum dan tidak menghiraukan usaha pemeliharaan lingkungan ini.

Eksploitasi lingkungan, merusak lingkungan dan tidak melakukan

recovery terhadapnya merupakan menentang aturan Allah swt karena

keteraturan ekosistem merupakan bagian sunnatullah. Kesalehan ekologis harus menjadi bagian dakwah dalam konteks Islam karena alam perlu dihargai sebagai amanat Allah swt bagi manusia.15 Ini yang luput dalam kajian eksplisit

fiqh lama, meski jika dikaji secara kontekstual sebetulnya banyak pembahasan dalam fiqih sejak lama sudah sangat memperdulikan tentang kebersihan lingkungan.

Kearifan Lokal bisa menjadi salah satu solusi pemeliharaan lingkungan. Misalnya kearifan melayu berupa petuah, bekoba, syair, dan petatah-petitih menjadi bagian tradisi yang bermanfaat dalam pemeliharaan lingkungan seperti pemeliharaan hutan tanah ulayat berladang, menangkap ikan, mengambil madu, pemeliharaan sungai, pemeliharaan hutan, ekosisteim air, dan darat. Bahkan ada simbiosis yang baik antara budaya dengan agama dalam budaya melayu. Pandangan yang antroposentris menyebabkan rusaknya lingkungan disamping melemahnya peran lembaga adat dan implementasi nilai kearifan lingkungan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.16Budaya

‘pamali’ sebetulnya adalah bagian dari usaha nenek moyang dalam menjaga lingkungan alam.

Lembaga-lemabag pesantren saat ini sudah mulai sadar dengan pemeliharaan lingkungan. Khusus pesantren modern sudah menerapkan berbagai budaya menjaga lingkungan. Misalnya lingkungan pesantren yang hijau dan rindang. Ada kegiatan jumat bersih. Bank sampah digalakan dan kemudian sampah yang ada dipisah dan sebagian bisa dijual untuk kepentingan warga pesantren. Namun sebagian lainnya masih mempertahankan cara lama yang masih belum memperdulikan penjagaan terhadap lingkungan alam sekitar.

5. Fiqh Lingkungan Sebagai Solusi

Berbagai kerusakan ekologi bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan seperti persoalan teknis, ekonomis, politik, hukum, maupun sosial-budaya namun yang lebih penting bisa didekati dengan sudut pandang agama. Fiqh Lingkungan (fiqh al-bi’ah) merupakan tawaran solusi yang berbasis pada

al-maqashid al-shar’iyyah dimana maslahah mursalah berkorelasi dengan

14 Astuti, Sri. "Implementasi Pendidikan Agama Islam yang Berwawasan Lingkungan Hidup dan Budaya Sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Rejang Lebong." Al-Bahtsu 4.1 (2019). hal. 156.

15 Muhyiddin, Asep. "Dakwah Lingkungan Perspektif Al-Qur’an." Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 5.15 (2010): 809-826. hal. 824.

16 Thamrin, Husni. "Kearifan Lokal dalam Pelestarian Lingkungan (The Lokal Wisdom in Environmental Sustainable)." Kutubkhanah 16.1 (2013): 46-59. hal. 56.

(13)

44

kemanfaatan dan menghilangkan kemudharatan. Dasarnya adalah alam semesta adalah ayat Allah, syariah menekankan keseimbangan lingkungan, ada upaya estapet restorasi dan menguatkan iman guna menciptakan spirit dan kesadaran mengenai lingkungan.17

Berbagai kerusakan lingkungan umumnya disebabkan karena ulah manusia yang salah dalam mengelola dan menyikapi lingkungan dan sumber dayanya. Kerusakan alam berdampak pada lemahnya peradaban manusia yang menempatkan alam dan lingkungan sebagai subordinat untuk manusia. Akhlak lingkungan menempatkan lingkungan sebagai mitra melaksanakan khalifah Allah. Orang yang berakhlak lingkungan akan memandang lingkungan sebagai subsistem kehidupan dalam mensukseskannya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Oleh karenanya ia dikelola dengan sebaik-baiknya bahkan dilestarikannya.18

Lingkungan yang bermasalah akan berdampak pada bencana alam. Salam satu penyebab utamanya adalah pemahaman keagamaan manusia. Fiqh selama ini hanya difahami berurusan dengan persoalan hubungan manusia dengan manusia (anthroposentrisme). Padahal ketika ada krisis ekologi, fiqh lingkungan penting dilaksanakan. Fiqh lingkungan secara epistemologi dibangun berbasis maslahah mursalah. Dalam konsep Syatibi disebut maqashid

al-syari’ah sebagai landasan hukum Islam. Syariah berguna dalam memelihara

agama (ad-din), jiwa (al-nafs), keluarga (al-nasl), akal (al-aql), dan harta (al-mal) yang dikenal dengan istilah al-kulliyat al-khamsah. Dalam konsep Fazlur Rahman diringkas menjadi konsep monotesime dan keadilan sosial. Meski tidak disebutkan hifdz al-alam namun menjaga alam bisa menjadi media mencapai al-kulliyat al-khamsah tersebut. Oleh karenanya

al-kulliyatal-khamsah menjadi al-kulliyyat al sittah. Atau tetap dengan al-kulliyyat al khamsah namun dengan menambahkan dalil ma la yatimmu al-wajib illa bihi fahua wajib dengan demikian maka memelihara alam menjadi wajib karena

merupakan mediator penentu pemenuhan maqashid syar’iyyah.19

Menjaga alam dalam Islam hakikatnya merupakan akhlak mulia yang harus dilakasanakan di tengah-tengah masyarakat. Gunanya adalah untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di dunia dan membebaskan dari kerusakan. Fiqh lingkungan (fiqh al-bi’ah) hidup merupakan ‘ketentuan – ketentuan Islam yang bersumber dari dalil –dalil yang terperinci tentang perilaku manusia terhadap lingkungan hidupnya dalam rangka mewujudkan kemaslahatan dan menjauhkan kerusakan.Karena itulah, sebuah fiqih

17 Ubaidillah, M. Hasan. "Fiqh al-Bi’ah (Formulasi Konsep Maqasid al-Shari’ah dalam Konservasi dan Restorasi Lingkungan)." Al-Qanun: Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam 13.1 (2010): 26-52. hal. 51.

18 Masruri, Ulin Niam. "Pelestarian Lingkungan dalam Perspektif Sunnah." At-Taqaddum 6.2 (2016): 411-428.

19 Thohari, Ahmad. "Epistemologi Fikih Lingkungan: Revitalisasi Konsep Masalahah." Az Zarqa': Jurnal Hukum Bisnis Islam 5.2 (2013).

(14)

45

lingkunganmenjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa ditawar–tawar lagi’. Fiqh lingkungan hidup ini dibangun atas rekonstruksi makna khalifah, ekologi sebagai doktrin ajaran, dan tidak sempurna iman jika tidak peduli dengan lingkungan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.:

لام بيأ نع

ضر يرعشلْا ك

ص للها لوسر لاق ،لاق ونع للها ي

ل

ع للها ى

هيل

سو

مل

:

لا

.نایملإا رطش رويط

ملسم هجرخأ(

).

yang artinya “Dari Abi Malik al-Asy’ari berkata, Nabi bersabda: kebersihan

adalah sebagian dari iman.” (HR. Muslim) dan perusak lingkungan adalah kafir ekologis (kufr al–bi’ah).20

6. Pendidikan Lingkungan Menjadi Solusi

Pendidikan lingkungan bermanfaat besar dalam menjaga kerusakan lingkungan bahkan memperbaiki yang sudah rusak juga menumbuhkan dan meningkatkan kesadasarn sadar ramah lingkungan di kalangan masyarakat. Model pendidikan eco-pesantren merupakan satu model pendidikan yang berusaha menghasilkan santri yang seimbang dalam ilmu duniawi dengan ilmu ukhrowi. Pendidikan eco-pesantren ini menjadikan pondok pesantren ramah lingkungan sebagai basis dalam pendidikannya. Langkah yang dilakukan adalah peningkatan pola hidup ramah lingkungan, pengembangan unit kesehatan, lingkungan dalam pesantren, lingkungan masuk dalam kurikulum, ditambah aksi nyata seperti pengelolaan sampah, air bersih, sanitasi dan MCK.21

Pendidikan eco-pesantren memiliki tujuan: (1) Meningkatkan kesadaran bahwa ajaran Islam adalah pedoman dalam berbuat ramah lingkungan. (2) Penerapan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, (3) Sosialisasi materi lingkungan hidup dalam berbagai kegiatan dalam pondok pesantren seperti pengajian, majelis ta’lim, dan lain sebagainya, (4) Mewujudkan kawasan pondok pesantren yang baik, bersih, dan sehat. (5)melakukan pemberdayaan komunitas pondok pesantren dalam meningkatkan kualitas lingkungan yang Islami, berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah. (6) Meningkatkan aktivitas yang mempunyai nilai tambah baik nilai ekonomi, sosial, dan ekologi. (7) Menjadikan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran (central of excellence) yang berwawasan lingkungan bagi warga pesantren dan masyarakat di sekitarnya.22

Pendidikan lingkungan menjadi kurikulum plan, juga kurikulum aktual, bahkan menjadi habit curriculum. Pesantren sebagai lembaga yang memiliki otonomi dalam mengembangkan kurikulum maka sangat mudah jika dilakukan jika pengetahuan dan kesadaran sudah tertanam dalam jiwa masyarakat pesantren mulai dari pmipimnan, pengasuh, pengurus, kyai bahkan santrinya. Bisa juga

20 Masruri, Ulin Niam. "Pelestarian Lingkungan dalam Perspektif Sunnah." At-Taqaddum 6.2 (2016): 411-428.

21 La Fua, Jumarddin. "Eco-pesantren; model pendidikan berbasis pelestarian lingkungan." Al-Ta'dib 6.1 (2013): 113-125.

22 La Fua, Jumarddin. "Eco-pesantren; model pendidikan berbasis pelestarian lingkungan." Al-Ta'dib 6.1 (2013): 113-125. Hal. 119.

(15)

46

dibuka model-model pesantren berbasis lingkungan, misalnya pesantren “sampah”, pesantren “hutan”, pesantren perikanan, pesantren “sawit”, pesantren “nelayan”, pesantren “persawahan”, pesantren “industri” dan jenis pesantren lainnya yang bukan hanya menanamkan ilmu agama dalam konteks ibadah mahdhah juga memberikan keterampilan, sikap dan pengetahuan yang sesuai dengan konteks masyarakat yang kemudian mereka kelak akan hidup di dalamnya.

C. Kesimpulan

Dari paparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa semakin menjaga lingkungan maka kita hakikatnya semakin bersyariah. Karena

maqashid syari’ah kini bertambah menjadi enam yakni memelihara agama (ad-din), jiwa (al-nafs), keluarga (al-nasl), akal (al-aql), dan harta (al-mal)

ditambah dengan memelihara alam (hifdz al-alam). Tanpa memelihara alam dengan baik maka maqashid syari’ah yang lima tidak akan tercapai dengan baik. Misalnya akhir-akhir ini ada kebekaran hutan dibeberapa daerah yang membuat beberapa nyawa yang tak berdosan melayang. Bagaimana bisa menjaga agama jika kondisi ksehatan bahkan jiwa terancam, keluarga terancam, akal terancam juga harta benda terancam. Pesantren sebagai lembaga pendidikan asli dan otentik muslim bangsa Indonesia sudah saatnya memperbaiki model pendidikan dengan menerapkan

ذخلْاو لحاصلا يمدقلا ىلع ةظفالمحا

حلصلْا ديدلجاب

pola pemeliharaan lingkungan mungkin masuk dalam kategori baru atau sebetulnya sudah ada namun perlu diperbaharui dan disesuaikan dengan hasil kajian kesehatan terkini. Dengan itu maka pesantren akan semakin mampu menjadi pilar pendidikan islam yang semakin rahmatan li al-‘alamin.

(16)

47

DAFTAR PUSTAKA

Abrar, Abrar. "Islam dan lingkungan." Jurnal Ilmu Sosial Mamangan 1.1 (2015). Astuti, Sri. "Implementasi Pendidikan Agama Islam yang Berwawasan

Lingkungan Hidup dan Budaya Sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Rejang Lebong." Al-Bahtsu 4.1 (2019). hal. 156.

Ikhwanudin, Alim. "Perilaku Kesehatan Santri:(Studi Deskriptif Perilaku Pemeliharaan Kesehatan, Pencarian dan Penggunaan Sistem Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan Lingkungan Di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, Surabaya)." Jurnal Sosial dan Politik 2.2 (2013): 3.

La Fua, Jumarddin. "Eco-pesantren; model pendidikan berbasis pelestarian lingkungan." Al-Ta'dib 6.1 (2013): 113-125.

Masruri, Ulin Niam. "Pelestarian Lingkungan dalam Perspektif Sunnah." At-Taqaddum 6.2 (2016): 411-428.

Muhtarom, Ali. "Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Perspektif Hadis." An-Nidzam: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Studi Islam 3.1 (2016): 15-34. hal. 18.

Safrilsyah, Safrilsyah, and Fitriani Fitriani. "Agama dan Kesadaran Menjaga Lingkungan Hidup." Substantia 16.1 (2014): 61-78. hal. 61

Thamrin, Husni. "Kearifan Lokal dalam Pelestarian Lingkungan (The Lokal Wisdom in Environmental Sustainable)." Kutubkhanah 16.1 (2013): 46-59. hal. 56.

Thohari, Ahmad. "Epistemologi Fiqh Lingkungan: Revitalisasi Konsep Masalahah." Az Zarqa': Jurnal Hukum Bisnis Islam 5.2 (2013).

Ubaidillah, M. Hasan. "Fiqh al-Biah(Formulasi Konsep al-Maqasid al-Shari’ah dalam Konservasi dan Restorasi Lingkungan)." Al-Qanun: Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam 13.1 (2010): 26-52. hal. 51.

دممح يدهم سراف .د

,

and

اوتلاو ةيعيبطلا ةئيبلا" .يريد راصن ماملَا دبع د

فِ يئيبلا نز

نآرقلا

".يمركلا

هفرصلا مولعلل ةيبتلا ةيلك ةلمج

1.2

(

2010

:)

129

-142

.

".يمركلا نآرقلا ءوض فِ ةئيبلا" .ةرباعم حون نوراه .د

)

2012

(

Referensi

Dokumen terkait

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut

Jika semua data telah diketahui bersifat tidak satsioner pada level dengan uji Dickey–Fuller, maka akan dilanjutkan dengan pengujian kointegrasi yang tujuannya adalah untuk

Penelitian ini dilatar belakangi dengan munculnya wabah covid-19 yang mengakibatkan pembelajaran di sekolah ditiadakan untuk sementara dan dirubah

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah Penggugat mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat dengan alasan antara Penggugat dengan

Sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lokomotor anak tunagrahita dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan suatu model latihan yang

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan kapur gamping terhadap nilai CBR pada tanah merah, dengan adanya stabilisasi kimiawi, maka

Deskripsi Produk : Kursi belajar yang sesuai dengan struktur dan anatomi tubuh anak usia 4–5 tahun mempunyai beberapa fungsi untuk menunjang proses belajar

Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan yang dilakukan secara akurat dan tepat