1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pemerintah telah berkomitmen untuk merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35 ribu Megawatt (MW) dalam jangka waktu 5 tahun (2014-2019). Sepanjang 5 tahun kedepan, pemerintah bersama PLN dan perusahaan swasta akan membangun 109 pembangkit. masing-masing terdiri 35 proyek oleh PLN dengan total kapasitas 10.681 MW dan 74 proyek oleh swasta/Independent Power
Producer (IPP) dengan total kapasitas 25.904 MW. Dan pada tahun 2015 PLN akan
menandatangani kontrak pembangkit sebesar 10 ribu MW sebagai tahap I dari total keseluruhan 35 ribu MW.
Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6-7 persen setahun, penambahan kapasitas listrik di dalam negeri membutuhkan sedikitnya 7.000 megawatt (MW) per tahun. Artinya, dalam lima tahun ke depan, penambahan kapasitas sebesar 35.000 MW menjadi suatu keharusan. Kebutuhan sebesar 35 ribu MW tersebut telah dikukuhkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Dari 35 ribu MW pembangkit yang akan dibangun, dibutuhkan dana lebih dari 1.127 triliun rupiah. Oleh karena itu, keterlibatan pihak swasta/IPP yang akan membangun 10.681 MW mutlak dibutuhkan. Dalam hal ini salah satu pihak swasta yang ikut serta membantu merealisasikan proyek tersebut adalah PT. Powerindo Prima Perkasa. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur komponen listrik kelas mengengah, PT. Powerindo Prima Perkasa dituntut untuk dapat memenuhi semua kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggannya yaitu PT. Trafoindo Prima Perkasa yang dalam hal ini perusahaan tersebut memproduksi trafo listrik yang seterusnya dijual kepada pihak PLN.
Untuk bisa memenuhi target yang ingin dicapai oleh customer-nya (PT. Trafoindo Prima Perkasa) dalam rangka merealisasikan penyediaan listrik sebesar
2 35 ribu Megawatt (MW), PT. Powerindo Prima Perkasa memiliki kewajiban untuk menyediakan produk tangki / cover transformator, fixing parts, dan wall mounting untuk merakit sebuah unit transformator. Sebagai bagian dari Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI) dalam hal ini PT. Powerindo Prima Perkasa dituntut untuk dapat berkerja secara cepat dan efisien untuk memenuhi target tersebut.
Gambar 1.1. Transformator
Transformator adalah mesin listrik statis yang berfungsi untuk mentransfer energi listrik dari sisi primer ke sekunder dengan perubahan tegangan pada frekuensi yang sama. Transformator pada Gambar 1.1 berikut memiliki konstruksi sebuah inti dari tumpukan plat tipis bahan feromagnetis yang ditumpuk menjadi satu sehingga membentuk inti dengan ketebalan tertentu yang satu sisi dipasang pada lilitan primer, dan satu sisi lainnya dipasangkan lilitan sekunder. Jumlah belitan dan penampang kawat belitan primer dan sekunder berbeda ukuran, disesuaikan dengan tegangan dan besarnya arus yang mengalir di masing-masing belitan primer dan sekunder. Fungsi dari transformator sendiri untuk menyalurkan energi listrik ke tegangan rendah maupun ke tegangan tinggi, penyaluran ini berlangsung dalam frekuensi yang sama. Fungsi ini juga dikenal pula sebagai istilah
step up dan step down.
Fixing part adalah suatu komponen pendukung untuk menahan getaran
yang terjadi pada inti transformator. Dalam satu unit transformator terdapat 4 pcs atau lebih fixing part yang memiliki fungsi sebagai “jig” atau dudukan inti Transformator dan komponen lain agar mampu berdiri dengan stabil. fixing part juga berfungsi untuk menahan getaran yang ditimbulkan dari medan listrik inti
3 Transformator. Bahan dasar dari produk ini adalah plat baja yang memiliki ketebalan sekitar 3 sampai 10 mm tergantung dari kapasitas unit transformator tersebut. Semakin besar kapasitas transformator maka semakin tebal plat fixing
parts yang digunakan.
Dari berbagai aliran proses permesinan pembuatan cover Transformator ini, fokus penelitian akan lebih ditunjukan terhadap proses pengerjaan komponen fixing
parts khususnya untuk proses pengelasan. Pada kenyataannya proses pengelasan
produk fixing parts di PT. Powerindo Prima Perkasa masih dilakukan secara konvensional dan cendrung mengabaikan keselamatan, kesehatan kerja dan juga prinsip ergonomi. Proses pengelasan yang dilakukan secara terus menerus seperti ini tanpa disadari akan mempengaruhi efektifitas, efisiensi dan produktivitas kerja (Jovianto 2015). Kondisi kerja yang seperti ini sesungguhnya sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan secara terus menerus. Kondisi seperti ini akan mempercepat kelelahan dan menimbulkan banyak keluhan dan rasa sakit sampai cidera pada anggota tubuh operator pada jangka waktu yang pendek maupun panjang. Pada Gambar 1.2 di bawah ini menunjukan proses pengelasan yang sedang berlangsung sebelum dan selama penelitian dilakukan. Sikap dan posisi kerja pada proses pengelasan produk fixing parts seperti ini dapat berakibat pada rendahnya tingkat produktifitas operator.
4 Dengan memperhatikan kondisi dan cara kerja yang tidak produktif yang berlangsung berulang kali seperti ini, maka penelitian akan mengembangkan sebuah solusi alternatif berupa perancangan alat bantu berupa “jig welding”. Perancangan alat bantu ini bertujuan untuk mempercepat proses kerja, memperingan beban kerja dan meningkatkan kinerja operator dalam proses pengelasan fixing part. Perancangan alat bantu tersebut menggunakan software
autodesk inventor untuk mendesain skema “jig welding” tersebut. Dengan adanya
alat bantu tersebut maka posisi kerja operator akan diubah yaitu dari posisi kerja jongkok/duduk dengan posisi berdiri. Sebuah posisi kerja natural yang seharusnya dan sebaiknya dilakukan oleh operator yang melaksanakan kerja pengelasan. Pertimbangan ergonomis dalam perancangan alat bantu ini diambil dari data antropometri operator. sedangkan untuk melihat kebermanfaatan yang mampu dicapai dari hasil rancangan alat bantu tersebut bisa dilihat dari tolak ukur waktu
output yang dicapai.
1.2 Tujuan Penelitian
Dari penguraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan tujuan penyusunan Tugas Akhir adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh postur kerja proses pengelasan produk fixing parts secara ergonomis.
2. Memperingan beban kerja, Mempercepat proses kerja, dan meningkatkan kinerja operator.
1.3 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka penelitian akan dilakukan dengan menganalisa proses kerja bagian pengelasan, apakah sudah sesuai dengan kaidah-kaidah ergonomi atau belum. Kemudian dilakukan suatu tindakan perbaikan untuk mengubah posisi pengelasan dari jongkok/duduk menjadi posisi berdiri untuk melakukan proses kerja pengelasan. Tindakan tersebut adalah dengan merancang sebuah alat bantu berupa jig welding. Kemudian hasil dari perbaikan tersebut dibandingkan dengan posisi sebelumnya dan divalidasi dengan melakukan analisa
5 secara manual. Maka dapat diketahui besarnya perubahan dari kondisi sebelumnya dengan perbaikan yang telah dilakukan. Selain peningkatan produktivitas, implementasi dari data antropometri operator didalam perancangan diharapkan akan mampu meningkatkan kenyamanan, kemanan dan keselamatan selama proses kerja pengelasan berlangsung.
1.4 Batasan Masalah
Agar hasil laporan tugas akhir ini tidak menyimpang terlalu jauh dari maksud dan tujuan yang hendak dicapai, maka dari itu diberikan batasan masalah, batasan masalah yang dibahas meliputi:
1. Penelitian dilakukan pada proses kerja pengelasan untuk produk fixing part untuk kapasitas transformator 50 kVA
2. Penelitian hanya mencakup aspek ergonomis pada fisik operator. 3. Penelitian tidak mencakup tata letak kerja
4. Penelitian tidak mencakup kekuatan konstruksi dari jig welding.
5. Penelitian tidak mencakup pengaruh postur kerja terhadap kualitas pekerjaan 6. Penelitian menggunaka software autodesk inventor 2014
7. Dalam hal ini faktor biaya yang berhubungan dengan penelitian tidak dimasukan.
1.5 Metodologi Penelitian
1. Observasi LapanganPenulis mengamati, menganalisa satu-persatu kegiatan produksi yang berkaitan dengan tugas akhir yang diangkat. Dari metode ini didapat beberapa informasi terkait ruang (tempat), kegiatan, tujuan kegiatan, dan masalah. Tujuan dari dilaksanakannnya observasi ini adalah untuk merumuskan solusi dari permasalahan yang ada.
6 2. Wawancara
Penulis melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalahan seperti, operator las, kepala departemen produksi, kepala seksi maintenance dan lain-lain.
3. Studi Kepustakaan
Metode penelitian untuk memperoleh data dari buku-buku dan sumber literatur lainnya untuk mendapatkan dasar-dasar teori yang mendukung dalam penyusunan laporan tugas akhir.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PendahuluanBerisi tentang latar belakang yang menjelaskan mengapa masalah yang ada timbul dan penting untuk diteliti. Perumusan masalah yang menjadi poin-poin pengerjaan tugas akhir. Pembatasan masalah yang mencakup atau tidak mencakup dalam penulisan. Tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan. Metode penelitian yang dilakukan serta sistematika penulisannya.
BAB II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang dasar teori tentang produk transformator,fungsi
fixing part, proses pengelasan, ergonomi, dan lain-lain.
BAB III Perancangan jig welding
Pada bagian ini akan diterangkan bagaimana persiapan penelitian, dari analisa permasalahan, pembahasan perancangan jig welding, pemilihan material jig
welding, dan proses desain jig welding,
BAB IV:Analisa Hasil Penelitian
Bab ini menjelaskan analisa data hasil pengguaan jig welding terhadap perubahan cycle time pada proses pengelasan setelah dilakukan trial pada proses tersebut.
BAB V:Penutup