39 ENDOMORFISMA L0 DARI BCH-ALJABAR
Restia Sarasworo Citra1, Suryoto2
1,2
Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang
Jurusan Matematika FMIPA UNDIP
Abstract. BCH-algebras is an algebraic structure which built on a commutative group. In BCH-algebra there is a mapping from this structure to itself which called a BCH-endomorphism. In
BCH-algebra context, we denote L as a set of all left mapping and it contains L0 which the only
non-identity BCH-endomorphism in L with some properties : the left map L0 is a center of
BCH-endomorphism, L0 both be a periodic mapping dan an epimorphism on BCH-algebra. Such as a
group with the fundamental group homomorphism theorem, in a BCH-algebra we have a fundamental BCH-algebra homomorphism theorem.
Keywords : endomorphism, left mapping, periodic. 1. PENDAHULUAN
Pada tahun 1996, Y. Imai dan K. Iseki telah memperkenalkan dua kelas penting dari aljabar logika, yaitu BCK-aljabar dan BCI-aljabar [5, 6]. Selanjutnya pada referensi [3, 4], Q. P. Hu dan X. Li juga memperkenalkan kelas aljabar logika yang lain, yang disebut
BCH-aljabar. Oleh keduanya
diperlihatkan bahwa BCH-aljabar
merupakan perumuman dari BCI-aljabar. Pembahasan BCH-aljabar lebih lanjut dilakukan oleh M. A. Chaudary dan H. Fakhruddin [1]. Menurut [3], BCH-aljabar merupakan struktur BCH-aljabar yang dibentuk dari grup komutatif. Di dalam
BCH-aljabar, seperti telah dipakai pada
[2], notasi L dimaksudkan adalah himpunan semua pemetaan kiri dari
BCH-aljabar ke dirinya sendiri, di mana
pemetaan kiri ini dituliskan dengan notasi
X X
Lx: → dimana setiap unsur t di X dikaitkan dengan unsur x∗t di X yang didefinisikan oleh Lx
( )
t =x∗t. Di dalamhimpunan semua pemetaan kiri L tersebut terdapat L0 yang didefinisikan
dengan L0
( )
t =0∗t di mana pemetaan L0tersebut merupakan BCH-endomorfisma. Pada makalah ini, akan dibahas lebih jauh
mengenai pemetaan ini dan sifat-sifat pentingnya.
2. BCH-ALJABAR
Berikut ini terlebih dahulu diberikan definisi dari BCH-aljabar.
Definisi 2.1 [3], [4] Misalkan
( )
X,• suatu grup komutatif dengan operasi biner • dan 0 sebagai unsur identitas. Selanjutnya jika pada X didefinisikan operasi biner ∗ denganX y x y x y
x∗ = • −1,∀ , ∈ , maka tripel terurut
(
X,∗,0)
dikatakan BCH-aljabar jika untuk setiapx,y,z∈X memenuhi aksioma-aksioma berikut :(BCH1) x ∗ x = 0
(BCH2) jika x ∗ y = 0 dan y ∗ x = 0 maka x = y
(BCH3) (x ∗ y) ∗ z = (x ∗ z) ∗ y
Contoh 2.1 Misalkan X =
{
0,1,2}
suatu himpuanan yang dilengkapi dengan operasi biner • seperti diberikan oleh tabel berikut.Tabel 1. Operasi • pada X
• 0 1 2
0 0 1 2
1 1 2 0
40
Terlihat bahwa X =
{
0,1,2}
merupakan grup komutatif terhadap operasi •. Selanjutnya jika pada X didefinisikan operasi “∗” denganX y x y x y x∗ = • −1,∀ , ∈ ,
maka diperoleh tabel berikut ini.
Tabel 2. Operasi ∗ pada X
∗ 0 1 2
0 0 2 1
1 1 0 2
2 2 1 0
X ={0,1,2} dengan operasi biner “∗” seperti pada Tabel 2.2 merupakan BCH-aljabar karena
X z y x ∈ ∀ , , memenuhi aksioma BCH1,BCH2 dan BCH3.
Proposisi 2.2 [3] Jika
(
X,∗,0)
adalah suatu BCH-aljabar, maka berlaku sifat-sifat berikut :1. x∗0= x
2. x∗0=0⇒x=0
3. 0∗
(
x∗y) (
= 0∗x) (
∗ 0∗y)
4. 0∗(
0∗(
0∗x)
)
=0∗x 5.{
x∗(
x∗y)
}
∗y=0Selanjutnya diberikan definisi
BCH-endomorfisma beserta sifat pentingnya, seperti diberikan oleh definisi dan teorema berikut.
Definisi 2.3 [3] Suatu pemetaan φ:X →X pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
disebut BCH- endomorfisma jika φ(
x∗y) ( ) ( )
=φ x ∗φ y untuk semua x,y∈X .Teorema 2.4 [3] Jika φ:X →X adalah suatu BCH- endomorfisma dari
(
X,∗,0)
, maka :(i) φ
( )
0 =0(ii) φ
(
0∗x)
=0∗φ( )
x(iii) Jikax∗y=0 maka φ
( ) ( )
x ∗φ y =0 (iv) Jika S adalah BCH-subaljabar dariX maka φ
( )
S adalah BCH-subaljabar dari X juga
(v) Jika S adalah suatu BCH-ideal dari X maka φ
( )
S adalah BCH- ideal dari X juga(vi) Kerφ =
{
x∈X :φ( )
x =0}
adalah ideal dari X, untuk setiap φ dalam End( )
XDefinisi 2.5 [3] Untuk setiap elemen x∈X berpadanan dengan pemetaan kiri Lx dengan
pemetaan Lx:X → X didefinisikan oleh
( )
t x tLx = ∗ untuk semua t∈X .
3. ENDOMORFISMA L DARI BCH-0
ALJABAR
Dari Definisi 2.5, jika x=0 maka dipunyai pemetaan kiri L0.Berikut ini diberikan definisi
mengenai pusat dari himpunan semua endomorfisma dari X dan pemetaan kiri L0 ini. Definisi 3.1 [2] Misalkan End(X) menyatakan
himpunan semua endomorfisma dari BCH-aljabar
(
X,∗,0)
, pusat dari End(X) dinotasikan dengan p(End(X)) tidak lain adalah p(End(X)) = {f∈ End(X) | f oφ = oφ f,∀φ ∈ End (X)}.Teorema 3.2 [3] Misalkan
(
X,∗,0)
adalah BCH-aljabar, maka L0 adalah satu-satunyaBCH-endomorfisma dari X di dalam L.
Bukti :
Dapat dibuktikan bahwa L0 adalah suatu
endomorfisma dari X, sebab untuk semua
X y
x, ∈ , berlaku :
L0
( )
x ∗L0( )
y =L0(
x∗y)
Akan ditunjukkan bahwa L0 adalah satu-satunya
BCH-endomorfisma dari X di dalam L. Diambil
sebarang x∈X dengan x≠0, kemudian dibentuk pemetaan Lx:X → X melalui
pengaitan setiap unsur t di X dikaitkan dengan unsur x∗t di X, atau Lx
( )
t =x∗t. Andaikanx
L suatu endomorfisma pada X, maka berlaku :
x∗0=Lx
( )
0( )
0 x( )
0 x L L ∗ = = 0Bertentangan dengan x≠0. Jadi L dengan x
0
≠
x bukan merupakan endomorfisma pada X atau dengan kata lain satu-satunya endomorfisma pada X di dalam L adalah L0.
41 Teorema 3.3 [2] Pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
, L0 termuat di dalam pusat dariBCH-endomorfisma.
Bukti :
Misalkan φ adalah endomorfisma pada
(
X,∗,0)
, dan x sebarang unsur pada X maka :( )
x[
L( )
x]
L0 φ 0 φo = =φ(
0∗x)
( )
x φ ∗ =0 =L0oφ( )
xKarena hal ini berlaku ∀φ∈End
( )
Xdan x∈X, maka didapat φoL0 =L0oφ, yaitu L0 ∈ p(End(X)).
Dalam BCH-aljabar
(
X,∗,0)
, untuk semua x∈X, akan diberikan notasi-notasi perpangkatan yang akan digunakan pada pembahasan lebih lanjut, yaitu : (i) 0∗x=01∗x (ii) 0∗(
0∗x)
=02 ∗x (iii) ∗(
∗(
∗x)
)
= 3∗x 0 0 0 0 (iv)(
(
(
x)
)
n x kali n sebanyak ∗ = ∗ ∗ ∗ ∗ 0 0 ...0 0 0 0 4 4 4 3 4 4 4 2 1 , untuksemua n bilangan bulat positif.
Teorema 3.4 [2] Misalkan
(
X,∗,0)
suatu BCH-aljabar, maka untuk sebarang bilangan bulat positif l, m, k dan x, y∈X berlaku : (a) 0∗(
0k ∗x)
=0k+1∗x (b) 0l ∗(
0m ∗x)
=0l+m ∗x (c)(
l∗x) (
∗ l∗y)
= l∗(
x∗y)
0 0 0Teorema 3.5 [2] Jika
(
X,∗,0)
merupakan BCH-aljabar, maka untuk semua x∈X berlaku: x x= ∗ ∗ 0 03 Bukti : 03∗x=0∗(
0∗(
0∗x)
)
x ∗ =0Teorema 3.6 [2] Pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
, L0 adalah pemetaan periodik dengan periode 2. Bukti :Diambil sebarang unsur x∈X, akan diperoleh: (i) L0
( )
x =0∗x(ii) L02
( )
x = xsehingga dapat diperoleh bahwa :
Teorema 3.7 [2] Pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
, L02 adalah pemetaan identitas dari L0( )
X .Bukti :
Menurut Teorema 3.6, dapat dilihat bahwa L0
adalah pemetaan periodik dengan periode 2 dan karena L02
( )
x =x,∀x∈X, maka2 0
L adalah
pemetaan identitas dari L0.
Teorema 3.8 [2] Pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
, L0 adalah epimorfisma pada X.Bukti :
Misalkan diambil sebarang unsur y∈X dan dipilih x=
(
0∗y)
∗0, akan dibuktikan( )
x L y X x X y∈ ,∃ ∈ ∋ = 0 ∀ .( )
0(
(
0)
0)
0 x =L ∗y ∗ L(
)
(
0 0)
0∗ ∗ ∗ = y(
∗y)
∗ =0 0 y =Teorema 3.9 [2] Jika
(
X,∗,0)
adalah BCH-aljabar, maka untuk semua x,y,z∈X , berlaku: (a) ∗(
x∗y)
= 2∗(
y∗x)
0 0 (b)(
02∗z)
∗(
y∗x)
=02∗(
x∗(
y∗z)
)
Bukti :(a) Diambil sebarang x,y∈X , maka : 0∗
(
x∗y)
=03∗(
x∗y)
(
)
(
∗ x∗y)
∗ =02 0 x ∗0 , untuk semua n ganjil
x, untuk semua n genap
( )
x L0n =42
(
)
(
∗y ∗x)
∗ = 2 2 0 0(
∗y) (
∗ ∗x)
= 2 2 0 0(
y∗x)
∗ = 2 0(b) Diambil sebarang x,y,z∈X , maka
(
02∗z)
∗(
y∗x)
=(
0∗(
0∗z)
) (
∗ y∗x)
(
)
(
∗ y∗x) (
∗ ∗z)
= 0 0(
)
(
y∗z ∗x)
∗ =0(
)
(
∗ ∗x) (
∗ y∗z)
= 0 0(
∗x)
∗(
y∗z)
= 2 0(
y z)
x∗ ∗ =(
)
(
x∗ y∗z)
∗ = 2 0Akibat 3.10 [2] Pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
, berlaku(
)
(
x∗ x∗y)
= ∗y∀x y∈X ∗ 0 , 0 Bukti :Diambil sebarang x,y∈X, maka :
(
)
(
x∗ x∗y) (
= ∗x)
∗(
∗(
x∗y)
)
∗ 0 0 0(
∗x) (
∗(
∗x) (
∗ ∗y)
)
= 0 0 0(
) (
)
(
)
(
∗ ∗x ∗ ∗y)
∗x = 0 0 0(
) (
)
(
∗x ∗ ∗y)
∗x = 2 2 0 0(
x∗y)
∗x =(
x∗x)
∗y = y ∗ =0Akibat 3.11 [2] Pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
, berlaku(
) (
)
(
x∗y ∗ x∗z)
= ∗(
z∗y)
∀x y z∈X ∗ 0 , , 0 Bukti :Diambil sebarang x,y,z∈X , maka :
(
) (
)
(
x∗y ∗ x∗z)
= ∗(
(
x∗(
x∗z)
)
∗y)
∗ 0 0(
)
(
)
(
∗ x∗ x∗z) (
∗ ∗y)
= 0 0(
∗z) (
∗ ∗y)
= 0 0(
z∗y)
∗ =0Akibat 3.12 [2] Pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
, berlaku(
02 ∗y)
∗x=(
0∗(
x∗y)
)
∀x,y∈XBukti :
Diambil sebarang x,y∈X, maka :
(
02∗y)
∗x=(
0∗(
0∗y)
)
∗x =(
0∗x) (
∗ 0∗y)
=0∗(
x∗y)
4. RELASI PADA BCH-ALJABAR
Berikut akan diberikan definisi mengenai relasi “~” pada BCH-aljabar.
Definisi 4.1 [2]Misalkan
(
X,∗,0)
merupakan BCH-aljabar, relasi “~” pada X didefinisikan dengan x ~ y ⇔ x∗y=0 untuk setiapX y
x, ∈ .
Teorema 4.2
Pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
, relasi “~” bersifat refleksif, tidak simetris, antisimetris, dan tidak transitif.Bukti :
a) Relasi “~” bersifat refleksif, artinya
X x∈
∀ berlaku x ~ x.
Diambil sebarang x∈X, maka menurut aksioma BCH1, x∗x=0 atau x ~ x.
b) Relasi “~” bersifat tidak simetris
Andaikan relasi “~” bersifat simetris, maka
X y
x ∈
∀ , dan berlaku x ~ y maka y ~ x. Diambil sebarang x,y∈X dan berlaku x ~
y atau x∗y=0. Akan diperlihatkan apakah
y ~ x atau y∗x=0.
Dalam hal ini terdapat dua kemungkinan terhadap unsur x dan y, yaitu x= y atau
y x≠ .
(i) Untuk x=y, maka y∗x=x∗x=0, ini berarti y ~ x.
(ii) Untuk x≠ y, klaim bahwa y∗x≠0. Andaikan y∗x=0, dengan mengingat bahwa x ~ y yaitu
0
= ∗y
x , maka akan diperoleh
y
x= , hal ini bertentangan dengan
y
x≠ , jadi yang benar adalah 0
≠ ∗x
y .
Dari (ii) dapat disimpulkan bahwa relasi “~” tidak simetris.
43
c) Relasi “~” bersifat antisimetris yaitu
X y
x ∈
∀ . dan berlaku x ~ y dan y ~
x, maka x = y.
d) Relasi “~”bersifat tidak transitif Andaikan relasi “~” bersifat transitif, maka ∀x,y,z∈X dan berlaku x ~ y dan y ~ z, maka x ~ z .
Diambil sebarang x,y,z∈X dan berlaku x ~ y dan y ~ z, maka dari dua hubungan diatas dipunyai x∗y=0 dan y∗z=0. Akan diperlihatkan apakah x ~ z atau x∗z=0.
Terdapat dua kemungkinan terhadap unsur x , y dan z yaitu :
(i) x=y=z Untuk x= y= z, maka 0 = ∗ = ∗z x x x
(ii) x , y dan z ketiganya berbeda. akan diperlihatkan apakah x ~ z atau x∗z=0.
x∗z=
(
x∗0)
∗z=
(
x∗0) (
∗ z∗0)
=0∗(
z∗y)
Karena0∗
(
z∗y)
≠0makax∗z≠0. Dari (ii) dapat disimpulkan bahwa relasi “~” tidak transitif.Teorema 4.3 [2] Pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
, relasi “~” bersifat transitif jika 0 ~ x dan x ~ y maka 0 ~ y.Bukti :
Diambil sebarang x,y∈X berlaku 0 ~ x atau 0∗x=0 dan x ~ y atau x∗y=0. Akan dibuktikan bahwa 0 ~ y atau
0 0∗y= . ∗y= ∗
(
2∗y)
0 0 0(
)
(
∗ ∗y)
∗ =0 0 0(
) (
)
(
∗x ∗ ∗y)
∗ =0 0 0 0 =atau dapat dikatakan bahwa 0 ~ y.
Selanjutnya akan diberikan definisi relasi “≈” pada BCH-aljabar X
Definisi 4.4 [2] Misalkan
(
X,∗,0)
suatu BCH-aljabar, relasi “≈” pada X didefinisikan dengan x ≈ y ⇔ x∗y∈Ker( )
L0 untuk setiapX y
x, ∈ .
Lemma 4.5 [2] Misalkan
(
X,∗,0)
suatu BCH-aljabar dan terdapat relasi “≈” pada X, maka berla x≈ y ⇔ 0∗x=0∗y;x,y∈X .Bukti :
Dengan melihat definisi dari relasi “≈” dimana untuk setiap x,y∈X berlaku x ≈y⇔ x∗y∈Ker
( )
L0 , maka ∀x,y∈X akan dibuktikan bahwa( )
L0Ker y
x∗ ∈ ⇔ 0∗x=0∗y.
(⇒) Diambil sebarang x,y∈X dan misalkan berlaku x∗y∈Ker
( )
L0 atau(
)
0(
)
0 0 x∗y = ∗ x∗y = L , maka 0∗(
x∗y)
=0 atau(
0∗x) (
∗ 0∗y)
=0 .... (4.1) disisi lain,(
0∗(
0∗y)
)
∗x=0 atau(
0∗y) (
∗ 0∗x)
=0 ... (4.2)Dari (4.1) dan (4.2), menurut aksioma BCH2 , maka terlihat bahwa 0∗x=0∗y . (⇐) Diambil sebarang x,y∈X dan berlaku
y x= ∗ ∗ 0 0 , maka dari 0∗x=0∗y , didapat
(
0∗x) (
∗ 0∗y)
=0 atau 0∗(
x∗y)
=0 yaitu(
)
0 0 x∗y = L yang memberikan( )
L0 Ker y x∗ ∈ .Teorema 4.6 Misalkan
(
X,∗,0)
adalahBCH-aljabar, relasi “≈” merupakan relasi
ekuivalensi.
Bukti :
Akan dibuktikan bahwa relasi “≈” bersifat refleksif, simetris dan transitif.
a) Relasi “≈” bersifat refleksif yaitu ∀x∈X
berlaku x≈ x.
Diambil sebarang x∈X, maka
(
)
0 0 00∗ x∗x = ∗ = atau L0
(
x∗x)
=0 yaitu( )
L0Ker x
44
b) Relasi “≈” bersifat simetris yaitu
X y
x ∈
∀ , dan berlaku x≈y maka
x y≈ .
Diambil sebarang x,y∈X dan berlaku x≈ y atau x∗y∈Ker
( )
L0atau L0
(
x∗y)
=0∗(
x∗y)
=0. Akan dibuktikan bahwa y∗x∈Ker( )
L0 atau(
)
0 0∗ y∗x = . 0∗(
y∗x)
=(
0∗(
x∗y)
) (
∗ y∗x)
= 0 atau(
)
0 0 y∗x = L , yaitu y∗x∈Ker( )
L0 , maka y≈ x.c) Relasi “≈” bersifat transitif yaitu
X z y x ∈ ∀ , , berlaku x≈y dan y≈z, maka x≈ z.
Diambil sebarang x,y,z∈X dan berlaku x≈ y atau x∗y∈Ker
( )
L0atau L0
(
x∗y)
=0∗(
x∗y)
=0 danz
y≈ atau y∗z∈Ker
( )
L0 atau(
)
0(
)
00 y∗z = ∗ y∗z =
L .Akan
dibuktikan bahwa x∗z∈Ker
( )
L0 .(
x∗z) (
= ∗) (
∗ x∗z)
∗ 0 0 0 =(
0∗(
z∗x)
) (
∗ x∗z)
=(
02∗(
x∗z)
)
∗(
x∗z)
=(
x∗z) (
∗ x∗z)
=0atau L0
(
x∗z)
=0, yaitu x∗z∈Ker( )
L0 , atau dengan perkataan lain x≈z.Jadi karena relasi “≈” bersifat refleksif, simetris dan transitif, maka relasi “≈” disebut relasi ekuivalensi.
Definisi 4.7 [2] Misalkan X adalah
himpunan tidak kosong, dan terdapat relasi R1 dan R2 pada X, maka relasi R2
disebut penutup ekuivalen dari R1 pada X
jika :
(i) R1 ⊆ R2
(ii) R2 adalah relasi ekuivalensi.
Teorema 4.8 [2] Pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
dan terdapat relasi “~” dan“≈” pada X , maka relasi “≈” disebut penutup ekuivalen dari “~” pada X.
Bukti :
(i) Pertama akan dibuktikan bahwa ~
≈
⊆ . Diambil sebarang x,y∈X , akan ditunjukkan apabila x ~ y maka x≈ y. Diambil sebarang
( )
x,y ∈ ~ , maka, x~y⇔ x∗y=0⇔ x∗y∈Ker
( )
L0⇔ x≈ y
Dengan kata lain
( )
x,y ∈≈Sehingga terbukti bahwa ~ ⊆ ≈.
(ii) Telah dibuktikan bahwa relasi “≈” merupakan relasi ekuivalensi
Sehingga karena ~ ⊆ ≈ dan relasi “≈” merupakan relasi ekuivalensi, maka relasi “≈” merupakan penutup ekuivalen dari “~”pada X. Dengan mengingat bahwa relasi “≈”merupakan relasi ekuivalensi yang didefinisikan dengan x≈ y jika dan hanya jika
( )
L0Ker y
x∗ ∈ , apabila dipilih salah satu kelas ekuivalensi yang memuat 0 yaitu
0=
{
x∈X 0≈x}
( )
{
x∈X 0∗x∈Ker L0}
={
∈ 0∗ =0}
= x X x( )
L0 Ker =maka Ker
( )
L0 merupakan salah satu kelas ekuivalensi pada X, sehingga dapat dibentuk aljabar hasil bagi X/Ker( )
L0 .Akibat 4.9 [2] Jika Ker
( )
L0 = XmakaBCH-aljabar hasil bagi X /Ker
( )
L0 yaituX X
X / = .
Bukti :
Karena Ker
( )
L0 = X, maka( )
0 /Ker LX =X /X.
Akan ditunjukkan bahwa X/X = X . X /X =
{
x x=x∗X,x∈X}
X =
45
Selanjutnya apabila aljabar hasil bagi
( )
0 /Ker LX dilengkapi operasi biner ""∗ , kemudian diambil sebarang
( )
0 / ,y X Ker L x ∈ , dan dibentuk pengaitan : ∗ :( ) ( )
x,y a x∗y dengan y x∗ =x∗yyang mendefinisikan pemetaan
( )
0( )
0( )
0 : L Ker X L Ker X L Ker X × → ∗Dengan menggunakan operasi ∗ tersebut, dan dilengkapi dengan 0 sebagai elemen khusus, maka dapat dibentuk
( )
(
X /Ker L0 ,∗,0)
Teorema 4.10 [2] Jika
( ) {
L0 = x∈X :0∗x=0}
Ker adalah ideal
sejati pada X maka aljabar hasil bagi
( )
0 /Ker LX adalah BCH-aljabar.
Bukti :
Pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
, didefinisikan aljabar hasil bagi X/Ker( )
L0( )
{
x x=x∗Ker L x∈X}
= 0 , .
(i) Pertama, akan ditunjukkan terlebih dahulu bahwa X/Ker
( )
L0 ≠{ }
. Aljabar hasil bagi X/Ker( )
L0 ≠{ }
karena paling tidak terdapat( )
0 /0∈X Ker L yaitu 0=0∗0 yang disebabkan karena setidaknya terdapat
X ∈
0 dan 0∈Ker
( )
L0 .(ii) Kedua, akan diperlihatkan bahwa
( )
0 /Ker LX adalah BCH-aljabar yaitu
( )
0 / , ,y z X Ker L x ∈ ∀ memenuhi aksioma BCH1, BCH2 dan BCH3. 1. Aksioma BCH1 dipenuhi yaitu0
= ∗x
x .
2. Aksioma BCH2 dipenuhi yaitu jika 0 = ∗y x dan y∗x=0 maka y x=
3. Aksioma BCH3 dipenuhi yaitu
( ) ( )
x∗y ∗z= x∗z ∗yKarena semua aksioma BCH-aljabar terpenuhi, maka
(
X/Ker( )
L0 ,∗,0)
adalah suatu BCH-aljabar.Teorema 4.11 [2] Pada BCH-aljabar
(
X,∗,0)
,pemetaan η0 :X → X /Ker
( )
L0 yangdidefinisikan dengan η0
( )
x =x∗Ker( )
L0 adalah BCH-homomorfisma.Bukti:
Pertama, Untuk setiap unsur x∈X, dibentuk pengaitan η0:x→η0
( )
x ,diambil sebarang unsur x,y∈X dengan
y
x= , sesuai dengan pengaitan diatas, maka:
( )
x0
η =η0
( )
ysehingga ini berarti pengaitan
( )
x x 0 0: η η → mendefinisikan pemetaan( )
0 0:X → X/Ker L η .Kedua, akan diperlihatkan bahwa
( )
0 0:X → X/Ker Lη merupakan suatu
homomorfisma. Diambil sebarang
X y x, ∈ , maka
(
) (
)
( )
0 0 x∗y = x∗y ∗Ker L η( ) ( )
x 0 y 0 η η ∗ =Teorema 4.12 [2] Jika X adalah suatu
BCH-aljabar, dan L0 adalah epimorfisma pada X,
maka X /KerL0 ≅ X .
Bukti :
Untuk bukti bagian ini dapat dipandang diagram komutatif berikut.
46
Gambar 1 Diagram Komutatif Teorema Fundamental Homomorfisma BCH-aljabar
Pertama, untuk sebarang unsur tetap
( )
0 /Ker L X x∈ , dibentuk pengaitan( )
x L x 0 : a η . Akan diperlihatkan bahwa pengaitan ini mendefinisikan pemetaanη:X/Ker( )
L0 → X. Untuk itu diambil sebarang unsurX y
x, ∈ yang mewakili satu koset di
( )
0 /Ker L X yaitu x= y, maka( )
L0 y Ker( )
L0 Ker x∗ = ∗(
x∗y)
∗Ker( )
L0 =0∗Ker( )
L0Akibatnya x∗y∈Ker
( )
L0 atau(
)
0 0 x∗y = L , selanjutnya karena(
)
0 0 x∗y = L , maka L0( )
x =L0( )
y . Ini berarti pengaitan η:xaL0( )
xtidak bergantung pada wakil koset x , sehingga benar bahwa pengaitan
( )
x L x 0 : a η mendefinisikan suatu pemetaan η:X/Ker( )
L0 → X .Kedua, akan diperlihatkan bahwa pemetaan η:X/Ker
( )
L0 → Xmerupakan homomorfisma.
Diambil sebarang x,y∈X , maka:
( )
(
)
(
( )
)
(
x∗Ker L0 ∗ y∗Ker L0)
η(
)
( )
(
x∗y ∗Ker L0)
=η( )
(
x∗Ker L0)
∗(
y∗Ker( )
L0)
=η η§ Akan diperlihatkan bahwa
( )
L X KerX/ 0 →
:
η suatu pemetaan yang bijektif.
(i) Akan diperlihatkan bahwa
( )
L X KerX/ 0 →
:
η pemetaan yang
bersifat satu – satu. Diambil sebarang
( )
0 / ,y X Ker L x ∈ sedemikian hingga( ) ( )
x η y η = , maka L0( )
x =L0( )
y L0(
x∗y)
=L0(
y∗y)
0∗(
x∗y)
=0 akibatnya x∗y=0... (4.1) Di sisi lain L0( )
x =L0( )
y L0(
x∗x)
=L0(
y∗x)
0=0∗(
y∗x)
yaituy∗x=0... (4.2) Dengan demikian dari (4.1) dan (4.2), serta menurut aksioma BCH2, makay x=
(ii) Akan diperlihatkan bahwa
( )
L X KerX/ 0 →
:
η merupakan
pemetaan yang bersifat pada.
Diambil sebarang x'∈X , karena
X X L0: → epimorfisma, maka
( )
x( )
x L x X x∈ ∋ = =η ∃ ' 0 . Dengandemikian terbukti bahwa
X KerL
X/ 0 ≅ .
Selanjutnya akan diperlihatkan homomorfisma η:X /Ker
( )
L0 → X adalahtunggal. Misalkan terdapat homomorfisma
( )
L X Ker X/ 0 → : ' η yang memenuhi 0 0 'η =Lη . Diambil sebarang unsur
( )
0 /Ker L X x∈ , maka η'( )
x =η'(
η0( )
x)
=(
η'η0)( )
x =( )( )
ηη0 x =η( )
xKarena ini berlaku untuk setiap
( )
0 /Ker L Xx∈ , hasil diatas
memperlihatkan bahwa η'=η, yaitu X
( )
L0 Ker X X L 0 η 0 η47
homomorfisma η:X/Ker
( )
L0 → Xtunggal.
Terakhir untuk memperlihatkan kekomutatifan diagram di atas, akan diperlihatkan beberapa hal berikut : a. Akan diperlihatkan ηη0 =L0.
Diambil sebarang unsur x∈X, maka berlaku :
( )( )
ηη0 x =η(
η0( )
x)
=η
( )
x= L0
( )
xDan karena ini berlaku ∀x∈X, maka terbukti bahwa ηη0 =L0
b. Terakhir karena untuk setiap homomorfisma L0 :X → X
terdapat suatu homomorfisma η:X/Ker
( )
L0 → Xyang tunggal dan bersifat 1-1, maka diagram di atas komutatif.
5. PENUTUP
Dari pembahasan pada bagian sebelumnya, didapat kesimpulan bahwa pemetaan kiri L mempunyai beberapa 0
sifat penting yaitu merupakan pusat dari
BCH-endomorfisma, merupakan
pemetaan periodik dengan periode 2 sehingga merupakan pemetaan identitas, dan L adalah epimorfisma BCH-aljabar. 0
Selain itu pada BCH-aljabar, dapat didefinisikan relasi ekuivalensi yang dapat digunakan untuk membentuk aljabar hasil bagi yang mempunyai struktur berupa BCH-aljabar pula. Selanjutnya sebagaimana terorema fundamental homomorfisma yang dapat ditemukan pada pembahasan grup, pada BCH-aljabar juga dipunyai teorema fundamental homomorfisma BCH-aljabar.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Chaudary, M.A and H. Fakhruddin (2003), On Some Classes of BCH-algebra,
IJMMS, 27 : 1739 – 1750
[2] Dar, K.H. and M. Akram (2006), On
Endomorphism of BCH- algebra, Annals
of University of Craiova, Math. Comp. Sci. Ser, 33: 227 – 234
[3] Hu, Q.P. and X. Li (1983), On
BCH-Algebras, Mathematics Seminar Notes, 11
: 313 – 320
[4] Hu, Q.P. and X. Li (1985), On Proper
BCH-Algebras, Math. Japonica, 30 : 659
– 661
[5] Imai, Y. And K. Iseki (1996), On Axioms
Systems of Proportional Calculi XIV,
Proc. Japon Academy, 42 : 19 – 22 [6] Iseki, K. (1996), An Algebra Related with
A Propositional Calculus, Proc. Japan