Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Universitas Hasanuddin
Makassar, 23 April 2018
TOPIK :
PENJAMINAN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
DISKUSI PUBLIK : GERAKAN
NASIONAL KESELAMATAN
KONSTRUKSI (GNKK)
MEMBANGUN INFRASTRUKTUR TANPA KECELAKAAN KONSTRUKSI
POIN POIN PEMBAHASAN DISKUSI
PEMERINTAH/KEMENTERIAN PUPR
• Apa saja kebijakan pengaturan oleh Pemerintah atas norma, standar, pedoman dan kriteria (NSPK) yang perlu dikembangkan?
• Sejauhmana pengaturan terkait Standar dan QA desain konstruksi yang diatur oleh Pemerintah? • Sejauhmana pengaturan proses pelelangan/tender dalam penjaminan Penyedia Jasa dalam aspek
keselamatan konstruksi
• Sejauhmana pengaturan terkait pengawasan dan evaluasi performa keselamatan dalam tahapan pembangunan dan apa saja yang menjadi indikator-indikator kinerja keselamatan konstruksi? • Sejauhmana pengaturan terkait keselamatan pada tahapan pemanfaatan bangunan?
• Sejauhmana pengaturan standar biaya keselamatan konstruksi?
• Sejauhmana pengaturan terkait dengan pengembangan teknologi dalam mendukung keselamatan konstruksi?
KOMITE KESELAMATAN
KONSTRUKSI
• Apa saja tugas dan fungsi Komite Keselamatan Konstruksi?
• Program-program strategis apa saja yang akan
dilaksanakan dalam waktu dekat sebagai upaa efektif pencegahan kecelakaan di proyek konstruksi?
OUTLINE
01
Latar Belakang
02
Tugas dan Fungsi Komite
Keselamatan Konstruksi
03
Program Strategis Dalam
Upaya Pencegahan
Latar Belakang
Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan di
Indonesia.
Kegiatan Konstruksi berpotensi menimbulkan berbagai dampak yang
tidak diinginkan antara lain menyangkut aspek keselamatan dan
kesehatan kerja dan lingkungan.
Kegiatan Konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan
ketentuan K3 yang berlaku ( tuntutan saat ini ).
DAMPAK KECELAKAAN KERJA
LEVEL MAKRO:
• Competitiveness Index
Rendah
• Biaya kecelakaan kerja 4%
PDB 2013
LEVEL MESO:
• Performance Corporate
LEVEL MIKRO:
• Project delay
• Cost over run
• Human aspect: injury,
fatality
Sumber: ILO, 2003; Chen, et al 2004; Courtney, 2007, Hoosseinian, 2012, Hinze 1997)
Amanat UU No. 2 /2017 tentang Jasa Konstruksi;
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) belum menjadi
prioritas utama dalam pelaksanaan konstruksi.
Tugas dan Fungsi Komite
Keselamatan Konstruksi
K E J AD IAN K E C E L AK AAN K ONS TR U KS I
JPO runtuh (Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi)
Jatuhnya crane (Jalan Tol Bogor Outer Ring Road/BORR)
Girder FO runtuh (Jalan Tol PASPRO) Beton lepas dari crane (LRT Jakarta)
Jatuhnya crane (Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (El.))
Runtuhnya penopang (Jembatan Ciputrapinggan)
Beton girder runtuh (Jalan Tol Pemalang-Batang) 4 Agt 22 Sep 26 Okt 15 Nov 9 Des 29 Okt 16 Nov 30 Des
2 0 1 7 - 2018
2017
Jatuhnya crane (LRT Palembang)
2018
Beton girder runtuh (Jalan Tol Depok-Antasari)
Box girder runtuh (LRT Jakarta) Runtuhnya girder launcher (Proyek DDT Jatinegara)
Jatuhnya bekisting pier head PCB 34 (Proyek Tol Becakayu)
2 Jan 22 Jan 4 Feb 20 Feb
Jatuhnya besi hollow (Pembangunan Rumah Susun Tingkat Tinggi Pasar Rumput)
18 Mar
K E J AD IAN K E C E L AK AAN P A S K A K ONS TR U KS I
2 0 1 7 - 2 0 1 8
2018
Ambruknya selasar Gedung BEI, Jakarta Turap longsor di Km 8+6/7
Underpass
Jalan Perimeter Selatan Bandara Soetta15 Jan
5 Feb
11
Pembentukan Komite Keselamatan Konstruksi;
Penugasan penilai ahli sesuai amanat UU No.2 Tahun 2017 Memperketat pemilihan penyedia jasa;
Melatih dan mensertifikasi personil Konsultan, Kontraktor, Operator peralatan; para pejabat pelaksana (Satker dan PPK) di bidang K3 Konstruksi;
Meregister dan merecord peralatan yang akan digunakan; Memperbaiki aturan dan tata kerja Main dan Sub Kontraktor;
Pemantauan dan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanaan paket kegiatan yang berisiko bahaya tinggi;
Memberikan sanksi bagi penyedia jasa yang tidak melaksanakan SMK3 dengan baik;
UPAYA TINDAK LANJUT KEMENTERIAN PUPR
TERHADAP KECELAKAAN KONSTRUKSI
T U G AS D AN K E WEN AN GAN
K O M I T E K E S E L AMAT AN K ONS TR U KS I
( K e p u t u s a n M e n t e r i P U P R N o m o r 6 6 / K P T S / M / 2 0 1 8 )
1. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan konstruksi yang diperkirakan memiliki potensi bahaya tinggi;
2. Melaksanakan investigasi kecelakaan konstruksi;
3. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Menteri berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, dan/atau investigasi kecelakaan konstruksi dalam rangka mewujudkan keselamatan
konstruksi
1. Memasuki tempat kerja konstruksi; 2. Meminta keterangan dari pihak-pihak
terkait;
3. Meminta data-data yang berhubungan dengan tugas Komite; dan
4. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait Keselamatan Konstruksi.
TUGAS KEWENANGAN
KOMITE DAPAT DIBANTU PEJABAT/PAKAR/AHLI
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KECELAKAAN KONSTRUKSI
PRA KONSTRUKSI PROSES KONSTRUKSI PEMAANFAATAN
5
KEGAGALAN BANGUNAN OLEH PENILAI AHLI (AD HOC)
(UU NO 2-2017)
KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI (K3)
(PERMEN NO 2-2018 DAN KEPMEN NO 66-2018)
KKB = Komisi Keamanan Bendungan (Permen PUPR No 27/PRT/M/2015);
KKJTJ = Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (Permen PUPR No 41/PRT/M/2015); KKBG = Komisi Keamanan Bangunan Gedung (dalam proses);
1. KKB 2. KKJTJ 3. KKBG
PROGRAM KOMITE
KESELAMATAN KONSTRUKSI
TERHADAP KECELAKAAN
KONSTRUKSI
KEJADIAN JATUHNYA BEKISTING
PIER HEAD
( P R O Y E K T O L B E C A K A Y U ) KORBAN 6 LUKA-LUKA WAKTU KEJADIAN 20 FEBRUARI 2018 DINI HARI 22TANGGAL/WAKTU KEJADIAN
24 Jan 2018 Pembentukan Komite Keselamatan Konstruksi (Kepmen PUPR No.66/KPTS/M/2018)
29 Jan 2018 Pencanangan Gerakan Nasional Keselamatan Konstruksi (GNKK) dan pernyataan komitmenbersama BUJT untuk melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
20 Feb 2018
03.00 Kecelakaan konstruksi Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu
07.00 Komite Keselamatan Konstruksi melakukan investigasi awal di lokasi kejadian 12.00 Rapat 3 Kementerian (Menteri PUPR, Menteri Perhubungan, & Menteri BUMN)
14.00 Konferensi Pers 3 Menteri mengenai pernyataan penghentian sementara pekerjaan konstruksi bestruktur layang (elevated)
21 Feb 2018 Penerbitan Surat Menteri PUPR No.IK.01.01-Mn/248 tentang Pemberhentian Sementara Pekerjaan Konstruksi Layang kepada 36 Badan Usaha.
21-28 Feb 2018 Evaluasi pekerjaan konstruksi layang oleh Komite Keselamatan Konstruksi
1 Maret 2018 Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi bahwa seluruh Pekerjaan yang dievaluasi dapat dilanjutkan
3
Memberhentikan sementara pekerjaan konstruksi layang
(Instruksi Menteri PUPR No. IK.01.01-Mn/248 tanggal 21 Februari) Untuk menjamin keamanan dan keselamatan konstruksi.
EVALUASI PENYEBAB KECELAKAAN KONSTRUKSI
EVALUASI PENYEBAB KECELAKAAN KONSTRUKSI
EVALUASI PENYEBAB KECELAKAAN KONSTRUKSI
Dokumen kontrak
Progress Pekerjaan (S-Curve)
Dokumen RK3K/Job Safety Analysis antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa, Dokumen Risk Register dan penanganannya (mitigasi resiko)
Dokumen perencanaan yang terdiri dari Design Engineering Drawing (DED), perhitungan desain dan metode kerja
Review dokumen perencanaan Shop drawing
Dokumen tenaga ahli dan tenaga terampil (pekerja konstruksi) Dokumen alat berat dan operatornya (SIO & SILO)
Dokumen uji material dan peralatan
DOK UMEN YA NG DIPERI K SA K OMI TE KK
Masih banyak terdapat kesalahan elementer pada dokumen
perencanaan dan metode kerja belum sesuai dengan kaidah yang ada.
Hubungan main-kontraktor dan sub-kontraktor belum
menjadi satu kesatuan, sehingga terdapat banyak gap pengendalian mutu dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang menyebabkan kecelakaan (baik peralatan, material, metode kerja, serta tenaga kerja).
Kualitas dan kuantitas Konsultan Pengawas masih terbatas; Pengawasan belum dilakukan secara menyeluruh; Konsultan pengawas tidak memiliki peran dan rekomendasinya tidak didengar oleh sub-kontraktor di lapangan. Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan Pengawasan
HASIL EVALUASI YANG TELAH DILAKUKAN OLEH
KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Dari
36 Badan Usaha
dengan pekerjaan konstruksi layang yang dievaluasi:
30
(tiga puluh) diantaranya telah melakukan presentasi ke Komite KeselamatanKonstruksi dan mendapatkan rekomendasi untuk dilanjutkan;
2
(dua) Badan Usaha sudahProvisional Hand Over
(PHO) dan/atau beroperasi, yaitu Mojokerto-Kertosono dan Ngawi-Kertosono;
3
(tiga) Badan Usaha belum memulai konstruksi fisik, yaitu Serpong-Balaraja, SerangPanimbang dan Jasa Marga Jakarta-Cikampek Selatan;
1
(satu) Badan Usaha sudah tidak ada pekerjaan layang (elevated)
, yaitu Cinere-Jagorawi11
1. Permasalahan SDM
• Kurangnya kedisiplinan dalam melaksanakan Standar Operasional Prosedur
• Tidak adanya konsultan pengawas di tempat kerja pada setiap kejadian kecelakaan konstruksi
2. Permasalahan Peralatan
Safety Factor
pada pelaksanaan masih rendah, sehingga mengakibatkan terjadinya kecelakaan.12
Perlunya perbaikan dalam sistem penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia, diantaranya adalah dengan:
a. Meningkatkan manajemen terhadap proses yang terkait dengan:
Standard Operating Procedure (SOP). Seluruh pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus sesuai tahap pelaksanaan dalam SOP dan untuk pekerjaan konstruksi layang harus disetujui oleh KKJTJ;
Standarisasi, kalibrasi dan masa layanan peralatan. Setiap peralatan yang akan digunakan harus memenuhi standar kalibrasi dan masa layanan sebelum pelaksanaan pekerjaan;
Sertifikasi alat dan operator. Operator alat berat harus memiliki kompetensi sesuai bidangnya yang dibuktikan dengan Surat Izin Operator (SIO) yang masih berlaku;
Pemenuhan tenaga dan kualifikasi konsultan pengawas yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan proyek infrastruktur
b. Meningkatkan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan, terutama pada shift tambahan untuk
memastikan pekerja dalam kondisi prima sebelum melaksanakan pekerjaan. Pengawasan hendaknya tidak hanya dilakukan oleh konsultan pengawas, tapi juga oleh pengguna jasa bahkan juga oleh kontraktor.
c. Memperhatikan kesejahteraan pekerja;
d. Setiap pelaksanaan pekerjaan yang bersifat/memiliki resiko tinggi (Elevated Construction) termasuk pada saat shift pekerjaan tambahan harus dihadiri dan disetujui oleh 3 (tiga) pihak (Pemilik, Pelaksana dan Konsultan); e. K3 harus dituangkan dalam spesifikasi dan daftar kuantitas;
f. BUMN Karya membentuk unit kerja khusus BUMN yang menangani QHSE (Quality Health Safety and Environment) dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama.
g. Memberikan peringatan tertulis dan/atau sanksi kepada kontraktor dan konsultan yang bertanggung jawab dalam proyek konstruksi yang mengalami kecelakaan.
11
Tindak lanjut dari evaluasi yang telah dilakukan oleh Komite Keselamatan Konstruksi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memberikan surat rekomendasi dan berita acara kepada pihak-pihak yang terkait untuk digunakan sebagai acuan perbaikan pekerjaan ke depan.
2. Sesuai dengan Kepmen nomor 66 tahun 2018 tentang Pembentukan Komite Keselamatan Konstruksi, dimana salah satu tugas Komite adalah melakukan pemantauan kepada
proyek-proyek yang telah di evaluasi.
3. Memberikan laporan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
sebagai dasar rekomendasi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait evaluasi
pekerjaan layang yang dievaluasi.
11
FOTO-FOTO
KORBAN 1 MENINGGAL 2LUKA-LUKA U N D E R P A S S J A L A N P E R I M E T E R S E L A T A N B A N D A R A S O E T T A
T U R A P L O N G S O R
KONTRAKTOR PT. WASKITA KARYA WAKTU KEJADIAN 5 FEBRUARI 2018 21R U N T U H N Y A
G I R D E R L A U N C H E R
( D O U B L E D O U B L E T R A C K J A T I N E G A R A ) Kondisi Awal WAKTU KEJADIAN 4 FEBRUARI 2018 27Jatuhnya besi hollow
(Pembangunan Rumah Susun Tingkat Tinggi Pasar Rumput) I N E G A R A ) WAKTU KEJADIAN 18 MARET 2018 KORBAN 1 MENINGGAL