• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRUKUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI RUMPON DAN BUBU. Fonny J.L Risamasu dan Jotham S.R Ninef * ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS STRUKUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI RUMPON DAN BUBU. Fonny J.L Risamasu dan Jotham S.R Ninef * ABSTRACT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010 ANALISIS STRUKUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI RUMPON DAN BUBU

Fonny J.L Risamasu dan Jotham S.R Ninef *

ABSTRACT

This paper describe of reef fish community structure in FAD (Fish Aggregating Device) and trap was conducted in Hansisi Waters, Semau, Kupang. The aims of this research was to know the diversity, similarity, and dominance value of reef fish present in FAD and traps The method used to observe of fish reef present in FAD and traps is visual census method. This result showed that diversity population is low, reef fish community was labile to stable condition and the dominance species is low

Key words : Reef fish community structure, FAD and traps.

ABSTRAK

Makalah ini memaparkan tentang struktur komunitas ikan karang yang hadir di rumpon dan bubu telah dilaksanakan di perairan Hansisi, Semau, Kupang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai keragaman (H'), Keseragaman (E), dan dominansi (C) ikan karang yang hadir di rumpon dan bubu. Pengamatan ikan karang yang hadir di rumpon dan bubu menggunakan metode sensus visual. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa nilai keragaman umumnya rendah , komunitas ikan karang berada pada kondisi labil sampai stabil, dan dominansi spesies ikan karang rendah.

Kata kunci : Struktur komunitas ikan karang, rumpon dan bubu.

(2)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010

T

erumbu karang termasuk salah satu ekosistem di daerah tropis memiliki keanekaragaman hayati sangat tinggi. Hal ini ditandai dengan banyaknya biota laut yang menghuni ekosistem tersebut. Salah satu biota penghuni terumbu karang yang memiliki keanekaragaman tinggi adalah ikan karang. Ikan karang memiliki jenis, ukuran, warna tubuh dan kesukaan habitat berbeda-beda. Ikan karang melakukan aktivitasnya setiap hari menggunakan terumbu karang sebagai tempat untuk mencari makan, tempat berlindung, tempat berpijah, dan sebagainya.

Banyaknya jenis ikan dengan segala sifatnya yang hidup di perairan pada lingkungan berbeda-beda, menimbulkan cara penangkapan dan penggunaan alat penangkap yang berbeda-beda pula. Berhasil tidaknya trip usaha penangkapan ikan di laut pada dasarnya bagaimana mendapatkan daerah penangkapan (fishing ground), gerombolan ikan dan keadaan potensinya, untuk kemudian dilakukan operasi penangkapan. Beberapa cara untuk mendapatkan (mengumpulkan) kawanan ikan sebelum penangkapan dilakukan dengan menggunakan alat bantu penangkapan (Fish Aggregating Devices atau Lure) atau disebut rumpon. Kedudukan rumpon dalam usaha penangkapan ikan di Indonesia sangat penting ditinjau dari segala segi baik biologis maupun ekonomi (Subani dan Barus, 1988).

Usaha untuk menarik perhatian ikan berkaitan dengan metode penangkapan ikan merupakan salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan dalam menunjang efisiensi penangkapan ikan karang. Untuk meningkatkan efisiensi penangkapan bubu selain penggunaan umpan sebagai alat pemikat ikan, namun dapat menggunakan pikatan lain yakni rumpon. Rumpon akan berfungsi menarik ikan berkumpul, selanjutnya ikan-ikan kecil akan beruaya mendekati alat tangkap bubu dan menarik ikan-ikan besar untuk datang memangsanya dan pada akhir mereka akan lari melindungi diri masuk kedalam bubu dan akhirnya terperangkap.

Untuk melihat sejauh mana fungsi rumpon dapat menarik perhatian untuk berkumpul di sekitar rumpon dan bubu perlu dikaji lewat suatu penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji komunitas ikan karang hadir di rumpon dan bubu. MATERI DAN METODE

Teknik Pengambilan Data

Pengamatan ikan karang yang hadir di sekitar rumpon dan bubu menggunakan metode sensus visual. Pengamatan ikan karang yang hadir di sekitar rumpon dan bubu dilakukan pada jam 08.00, 12.00 dan 16.00 WITA. Data yang diamati adalah jumlah

(3)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010

setiap jenis ikan karang yang hadir di rumpon dan bubu. Pengamatan ikan karang yang hadir di rumpon dan bubu menggunakan SCUBA dan snorkel. Untuk menentukan jenis-jenis ikan karang menggunakan gambar ikan yang sudah dilaminating dan digunakan oleh setiap pengamat pada saat pengamatan. Bagi jenis ikan karang yang belum teridentifikasi langsung, maka ciri-ciri morfologinya dicatat, setelah itu baru di cocokan dengan buku identifikasi. Penentuan jenis ikan yang hadir di sekitar rumpon dan bubu mengikuti petunjuk Gloerfelt dan Kailola, 1984; Kuiter, 1992; dan Allen dan Steene, 2002.

Analisis Data

Analisis komunitas Ikan Karang meliputi nilai Keragaman (H’), Keseragaman (C) dan Dominansi (D).

a. Analisis Indeks Keragaman (H’)

Analisis Indeks Keragaman digunakan untuk mengetahui keragaman ikan karang yang tertangkap dengan bubu yang dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon mengikuti petunjuk Shannon-Weaner dikutip oleh Krebs, 1972 sebagai berikut :

S

H’ = - (pi log pi )

i = 1

dimana : S = Jumlah taksa

H’ = Indeks Keragaman Shannon-Weaner pi = ni/N

ni = Jumlah individu jenis ke-i

N = Jumlah total individu

Nilai Indeks Keragaman (H’) berkisar antara 0 -  dengan kriteria sebagai berikut : H’ < 3,2 : keragaman populasi kecil

3,2 < H’ < 9,9 : keragaman populasi sedang H’ > 9,9 : keragaman populasi besar Keragaman maksimum dihitung sebagai berikut :

H’ maks = log S , dimana S = jumlah taksa b. Analisis Indeks Keseragaman (E)

Analisis Indeks Keseragaman digunakan untuk mengetahui keseragaman ikan karang yang tertangkap dengan bubu yang dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon. Perbandingan antara Nilai Indeks Keragaman dan Keragaman maksimum dinyatakan sebagai Keseragaman populasi (E) mengikuti petunjuk Shannon-Weaner dikutip oleh Krebs, 1972 sebagai berikut :

(4)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010 H

E = --- H’ maks

dimana : E = Indek Keseragaman H’ maks = log2 S ( untuk rumpon)

S = jumlah taksa

Nilai keseragaman suatu populasi berkisar antara 0 – 1, dimana pembagian nilai tersebut menunjukkan keadaan komunitas sebagai berikut :

0,00 < E < 0,50 : komunitas berada pada kondisi tertekan 0,50 < E < 0,75 : komunitas berada pada kondisi labil 0,75 < E < 1,00 : komunitas berada pada kondisi stabil c. Analisis Indeks Dominansi (C)

Analisis Indeks Dominansi digunakan untuk mengetahui nilai dominansi ikan karang yang tertangkap dengan bubu yang dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon mengikuti petunjuk Shannon-Weaner dikutip oleh Krebs, 1972 sebagai berikut :

S C = ( pi) 2 i =1

dimana : C = Indeks Dominansi

pi = proporsi jumlah spesies ke-i terhadap jumlah total (ni/N)

Kisaran Indeks Dominansi antara 0 -1, semakin mendekati nilai 0, maka dominansi yang terjadi semakin kecil atau tidak, sebaliknya semakin mendekati nilai 1, menunjukkan ada dominansi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Keragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) Ikan karang yang hadir di rumpon lokasi L1 dan L2.

Hasil analisis nilai indeks Keragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) ikan karang yang hadir di rumpon lontar dan rumpon gewang di lokasi L1 dan L2 secara rinci disajikan pada Tabel 4.

(5)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010

Tabel 4 Nilai Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi ( C ) ikan karang yang hadir di sekitar rumpon lontar dan rumpon gewang di lokasi L1 dan L2.

Lokasi No III. Jenis Rumpon H E C

L1 1 Rumpon Lontar 1.0133 0.7236 0.1614

2 Rumpon Gewang 1.0256 0.8121 0.1998

L2 1 Rumpon Lontar 0.9109 0.7121 0.1643

2 Rumpon Gewang 0.9154 0.6827 0.2046

Nilai Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi ( C ) ikan karang yang hadir di sekitar rumpon lontar lokasi L1 terdiri dari nilai H’ = 1.0133; E = 0.7236, dan C = 0.1614. Nilai ini menunjukkan bahwa ikan karang yang hadir di sekitar rumpon lontar lokasi L1 umumnya rendah, komunitas ikan karang berada pada kondisi labil dan dominansi rendah berarti tidak ada dominansi spesies ikan tertentu dalam komunitas ikan karang .

Spesies ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada rumpon lontar di lokasi L1 adalah Abudefduf bengalensis, bila dibandingkan dengan spesies lainnya. Selanjutnya famili ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada rumpon lontar di lokasi L1 adalah famili Pomacentridae bila dibandingkan dengan famili lainnya. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang yang hadir di rumpon lontar di lokasi L1 disajikan pada Gambar 3a.

Nilai Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi ( C ) ikan karang yang hadir di sekitar rumpon gewang lokasi L1 terdiri dari nilai H’ = 1.0256; E = 0.8121, dan C =0.1998. Nilai ini menunjukkan bahwa ikan karang yang hadir di sekitar rumpon lontar lokasi L1 umumnya rendah, komunitas ikan karang berada pada kondisi stabil dan dominansi rendah berarti tidak ada dominansi spesies ikan tertentu dalam komunitas ikan karang.

Spesies ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada rumpon gewang di lokasi L1 adalah Abudefduf bengalensis dan Plotosus lineatus , bila dibandingkan dengan spesies lainnya. Selanjutnya famili ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada rumpon gewang di lokasi L1 adalah famili Pomacentridae bila dibandingkan dengan famili lainnya. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang yang hadir di rumpon gewang lokasi L1 disajikan pada Gambar 3b.

(6)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Pomacentridae Scaridae Acanthuridae Mullidae Famili ikan karang yang hadir di sekitar Rumpon Lontar (RL) di

lokasi L1 N ila i H ', E d a n C i k a n k a ra n g H' E C

Gambar 3. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang pada

(a) rumpon lontar dan (b) rumpon gewang di lokasi L1.

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

Pomacentridae Apogonidae Caesionidae Chaetodontidae Famili ikan karang yang hadir di Rumpon Gew ang (RG) di lokasi L1

N ila i H ', E d a n C ik a n k a ra n g H' E C

Nilai Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi ( C ) ikan karang yang hadir di sekitar rumpon lontar di lokasi L2 terdiri dari nilai H’ = 0.9109; E =, 0.7121 dan C = 0.1643. Nilai ini menunjukkan bahwa ikan karang yang hadir di sekitar rumpon lontar di lokasi L2 umumnya rendah, komunitas ikan karang berada pada kondisi labil dan dominansi rendah berarti tidak ada dominansi spesies ikan tertentu dalam komunitas ikan karang.

Spesies ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada rumpon lontar di lokasi L2 adalah Apogon kallopterus, bila dibandingkan dengan spesies lainnya. Selanjutnya famili ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada rumpon lontar di lokasi L2 adalah famili Pomacentridae bila dibandingkan dengan famili lainnya. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang yang hadir di rumpon lontar di lokasi L2 disajikan pada Gambar 4a.

Nilai Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi ( C ) ikan karang yang hadir di sekitar rumpon gewang lokasi L2 terdiri dari nilai H’ = 0.9154; E = 0.9154, dan C = 0.2046. Nilai ini menunjukkan bahwa ikan karang yang hadir di sekitar rumpon lontar lokasi L1 umumnya rendah, komunitas ikan karang berada pada kondisi labil dan dominansi rendah berarti tidak ada dominansi spesies ikan tertentu dalam komunitas ikan karang.

Spesies ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada rumpon gewang di lokasi L2 adalah Abudefduf bengalensis, bila dibandingkan dengan spesies lainnya. Selanjutnya famili ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada rumpon gewang di lokasi L2 adalah famili Pomacentridae bila dibandingkan dengan famili lainnya. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang yang hadir di rumpon gewang di lokasi L2 disajikan pada Gambar 4b.

b

a

(7)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

Pomacentridae Apogonidae Labridae Nemipteridae Famili ikan karang yang hadir di Rumpon Gew ang (RG) di lokasi L2

N ila i H '. E d a n C i k a n k a ra n g H' E C 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Pomacentridae Apogonidae Lethrinidae Lutjanidae Famili ikan karang yang hadir di sekitar Rumpon Lontar (RL) di

lokasi L2 N ila i H ', E d a n C i k a n k a ra n g H' E C

Analisis Indeks Keragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) Ikan karang yang hadir di bubu rumpon lontar dan bubu rumpon gewang lokasi L1 dan L2.

Hasil analisis nilai indeks Keragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominansi (C) ikan karang yang hadir di rumpon lontar dan rumpon gewang di lokasi L1 dan L2 secara rinci disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi ( C ) ikan karang yang hadir di sekitar rumpon lontar dan rumpon gewang di lokasi L1 dan L2.

Lokasi No Jenis Bubu H E C

L1 1 Bubu Rumpon Lontar 0.7431 0.8065 0.2661

2 Bubu Rumpon Gewang 0.7101 0.9383 0.2839 3 Bubu Tanpa Rumpon 0.9009 0.7659 0.1530

L2 1 Bubu Rumpon Lontar 0.9010 0.8623 0.2855

2 Bubu Rumpon Gewang 0.8723 0.8378 0.1647 3 Bubu Tanpa Rumpon 0.9087 0.5969 0.3642

Nilai Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi ( C ) ikan karang yang hadir di sekitar bubu rumpon lontar di lokasi L1 terdiri dari nilai H’ = 0,741; E = 0,8065, dan C = 0.2661. Nilai ini menunjukkan bahwa ikan karang yang hadir di sekitar bubu rumpon lontar lokasi L1 umumnya rendah, komunitas ikan karang berada pada kondisi stabil dan dominansi rendah berarti tidak ada dominansi spesies ikan tertentu dalam komunitas ikan karang.

a

b

Gambar 4. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang pada

(a) rumpon lontar dan (b) rumpon gewang di lokasi L2.

(8)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010

Spesies ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada bubu rumpon lontar di lokasi L1 adalah Abudefduf bengalensis, bila dibandingkan dengan spesies lainnya. Selanjutnya famili ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada bubu rumpon lontar di lokasi L1 adalah famili Pomacentridae bila dibandingkan dengan famili lainnya. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang yang hadir di bubu rumpon lontar di lokasi L1 disajikan pada Gambar 5.

Nilai Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi ( C ) ikan karang yang hadir di sekitar bubu rumpon gewang di lokasi L1 terdiri dari nilai H’ = 0,741; E = 0,8065, dan C = 0.2661. Nilai ini menunjukkan bahwa ikan karang yang hadir di sekitar bubu rumpon gewang di lokasi L1 umumnya rendah, komunitas ikan karang berada pada kondisi stabil dan dominansi rendah berarti tidak ada dominansi spesies ikan tertentu dalam komunitas ikan karang.

Spesies ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada bubu rumpon gewang di lokasi L1 adalah Abudefduf bengalensis, bila dibandingkan dengan spesies lainnya. Selanjutnya famili ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada bubu rumpon gewang di lokasi L1 adalah famili Pomacentridae bila dibandingkan dengan famili lainnya. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang yang hadir di bubu rumpon gewang di lokasi L1 disajikan pada Gambar 6.

Gambar 5. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang pada

bubu rumpon lontar (BRL) di lokasi L1.

(9)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010 -0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30

Pomacentridae Plotosidae Acanthuridae

Famili ikan karang yang hadir di Bubu Rumpon Gew ang (BRG) di lokasi L1 H' E C -0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000

Pomacentridae Caesionidae Lethrinidae Muraenidae Famili ikan karang yang hadir di Bubu Tanpa Rumpon (BTR)

lokasi L1 N ila i H ', E d a n C H' E C

Nilai Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi ( C ) ikan karang yang hadir di sekitar bubu tanpa rumpon di lokasi L1 terdiri dari nilai H’ = 0,9009; E = 0,7659, dan C = 0,1530. Nilai ini menunjukkan bahwa ikan karang yang hadir di sekitar bubu tanpa rumpon di lokasi L1 umumnya rendah, komunitas ikan karang berada pada kondisi stabil dan dominansi rendah berarti tidak ada dominansi spesies ikan tertentu dalam komunitas ikan karang.

Spesies ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada bubu tanpa rumpon di lokasi L1 adalah Caesio terres, bila dibandingkan dengan spesies lainnya. Selanjutnya famili ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada bubu tanpa rumpon di lokasi L1 adalah famili Caesionidae bila dibandingkan dengan famili lainnya. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang yang hadir di bubu tanpa rumpon di lokasi L1 disajikan pada Gambar 7.

Gambar 6. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang pada

bubu rumpon gewang (BRG) di lokasi L1.

Gambar 7. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang pada

bubu tanpa rumpon (BTR) di lokasi L1.

(10)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010 -0.10 0.20 0.30 0.40 0.50

Pomacentridae Scaridae Labridae

Famili ikan karang yang hadir di Bubu Rumpon Lontar (BRL) lokasi L2 N ila i H ', E d a n C H' E C

Nilai Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi ( C ) ikan karang yang hadir di sekitar bubu rumpon lontar di lokasi L2 terdiri dari nilai H’ = 0,9010; E = 0,8623, dan C = 0.2855. Nilai ini menunjukkan bahwa ikan karang yang hadir di sekitar bubu rumpon lontar lokasi L2 umumnya rendah, komunitas ikan karang berada pada kondisi stabil dan dominansi rendah berarti tidak ada dominansi spesies ikan tertentu dalam komunitas ikan karang.

Spesies ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada bubu rumpon lontar di lokasi L2 adalah Abudefduf bengalensis, bila dibandingkan dengan spesies lainnya. Selanjutnya famili ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada bubu rumpon lontar di lokasi L2 adalah famili Pomacentridae bila dibandingkan dengan famili lainnya. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang yang hadir di bubu rumpon lontar di lokasi L2 disajikan pada Gambar 8.

Nilai Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi ( C ) ikan karang yang hadir di sekitar bubu rumpon gewang di lokasi L2 terdiri dari nilai H’ = 0,8723; E = 0,8378, dan C = 0.1647. Nilai ini menunjukkan bahwa ikan karang yang hadir di sekitar bubu rumpon gewang di lokasi L2 umumnya rendah, komunitas ikan karang berada pada kondisi stabil dan dominansi rendah berarti tidak ada dominansi spesies ikan tertentu dalam komunitas ikan karang.

Spesies ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada bubu rumpon gewang di lokasi L2 adalah Chromis ovalis, bila dibandingkan dengan spesies lainnya. Selanjutnya famili ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada bubu rumpon gewang di lokasi L2 adalah famili Pomacentridae bila dibandingkan dengan

Gambar 8. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang pada

bubu rumpon lontar (BRL) di lokasi L2.

(11)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010 -0.05 0.10 0.15 0.20 0.25

Pomacentridae Apogonidae Acanthuridae

Famili ikan karang yang hadir di Bubu Rumpon Gew ang (BRG) lokasi L2 N ila i H ', E d a n C H' E C -0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70

Pomacentridae A pogonidae A canthuridae Famili ikan karang yang hadir di Bubu Tanpa Rumpon (BTR)

lokasi L2 N ila i H ', E da n C ik an k ar an g H' E C

famili lainnya. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang yang hadir di bubu rumpon gewang di lokasi L2 disajikan pada Gambar 9.

Nilai Keragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominansi ( C ) ikan karang yang hadir di sekitar bubu tanpa rumpon di lokasi L2 terdiri dari nilai H’ = 0,9087; E = 0,5969, dan C = 0,3642. Nilai ini menunjukkan bahwa ikan karang yang hadir di sekitar bubu rumpon rumpon di lokasi L2 umumnya rendah, komunitas ikan karang berada pada kondisi stabil dan dominansi rendah berarti tidak ada dominansi spesies ikan tertentu dalam komunitas ikan karang.

Spesies ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada bubu tanpa rumpon di lokasi L2 adalah Abudefduf bengalensis, bila dibandingkan dengan spesies lainnya. Selanjutnya famili ikan karang yang memiliki nilai H’, E dan C tertinggi pada bubu tanpa rumpon di lokasi L2 adalah famili Acanthuridae bila dibandingkan dengan famili lainnya. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang yang hadir di bubu tanpa rumpon di lokasi L2 disajikan pada Gambar 10.

Gambar 9. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang pada

bubu rumpon gewang (BRG) di lokasi L2.

Gambar 10. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang pada

bubu tanpa rumpon (BTR) di lokasi L2.

(12)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010

Hasil analisis keanekaragaman, keseragaman dan dominansi ikan karang yang hadir di rumpon dan bubu menunjukkan bahwa keragaman ikan karang umumnya rendah, keseragaman berada pada kondisi labil sampai stabil dan domansi spesies umumnya rendah. Rendahnya keragaman spesies ikan karang yang hadir di di rumpon dan alat tangkap bubu sangat dipengaruhi oleh kondisi terumbu karang di perairan setempat dimana sebagian besar terumbu karang sudah banyak mengalami kerusakan. Keragaman biota merupakan bukti yang digunakan untuk melihat ada tidaknya tekanan terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh eksplorasi atau polusi. Dominansi suatu jenis (yang mampu bertahan) dalam suatu komunitas biasanya meningkat apabila terjadi suatu kerusakan lingkungan dan sebaliknya keragaman jenis menurun hingga nol. Ekosistem yang mantap dalam arti perkembangannya dan tidak ada komponen yang membuat tekanan terhadap komunitas atau tidak ada kekuatan lain yang memutuskan fungsi masing-masing komponen dalam ekosisistem. Biasanya ditandai dengan keragaman tinggi dan keseimbangan populasi serasi (Odum, 1975 diacu oleh Edrus dan Syam, 1998).

SIMPULAN

Nilai H', E dan C dari ikan karang yang hadir di rumpon dan bubu menunjukkan bahwa keragaman populasi ikan umumnya rendah, komunitas ikan berada pada kondisi labil sampai stabil dan dominansi rendah berarti tidak ada dominansi spesies ikan karang dalam komunitasnya.

(13)

Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010 DAFTAR RUJUKAN

Allen, GR. And R. Stenee. 2002. Indo-Pacific coral reef field guide, Tropical Reef Research.

Edrus IN dan AR Syam, 1998. Sebaran ikan hias suku Chaetodonthidae di perairan karang Pulau Ambon dan peranannya dalam penentuan kondisi terumbu karang. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia,1998, IV : 1-10.

Gloerfelt, T.T and P.J Kailola, 1984. Trawled fishes of Southern Indonesia and Northwestern Australia. Published by Australian Development Assistance Bereau.Directorate General of Fisheries, Indonesia. Gema Agency for Technical Cooperation.

Gunarso, W, 1985. Tingkah laku ikan dalam hubungan dengan alat, metode dan teknik enangkapan. Diktat Kuliah [tidak dipublikasikan], Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor

Krebs, C,J, 1972. Ecology The experimental analysis of distribution an abundance. Harper Internationalled Harperanrow Publ. London. 694 p.

Kuiter, R.H, 1992. Tropical reef fish of The Western Pasific Indoensia adjacent water. Gramedia, Jakarta. 314 p.

Marschiavelli MIC. 2001. Analisis struktur dan kondisi ikan karang pada ekosistem terumbu karang di perairan pesisir Nusa Penida Bali [skripsi]. Bogor : Program studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Odum, E.P, 1971. Fundamental ecology. W.B Sounder,Co, Philadelphia. 574 p. Rumajar TP. 2001. Pendekatan sistem untuk pengembangan perikanan ikan karang

dengan alat tangkap bubu di Perairan Tanjung Manibaya Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 3. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang pada  (a) rumpon lontar  dan (b) rumpon gewang di lokasi L1
Tabel    5.    Keragaman  (H),  Keseragaman  (E)  dan  Dominansi  (  C  )  ikan  karang  yang   hadir di sekitar  rumpon lontar dan rumpon gewang di lokasi L1  dan L2
Gambar 5. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang pada  bubu rumpon lontar (BRL)  di lokasi L1
Gambar 7. Sebaran nilai H’, E dan C setiap famili ikan karang pada  bubu tanpa rumpon  (BTR) di lokasi L1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Metode BATIK (baca, tulis dan karya) dapat meningkatkan minat siswa dan mahasiswa untuk belajar bahasa Indonesia, dengan menggunakan dan mengenalkan budaya masayarakat

Pada tahap ini, yang dilakukan adalah pengguna memasukkan string yang akan dicari, kemudian menyimpan data yang dimasukkan ke database, kemudian database membaca seluruh data

pendidikan kesenian yaitu Akademi Seni Rupa, Akademi Teater, Akademi Musik, Akademi Tari dan setahun kemudian Akademi Sinematografi. Lembaga Pendidkan Kesenian Jakarta merupakan

Sekolah- sekolah Muhammadiyah eksis sejak ibu kota provinsi hingga ke desa-desa dan ini memberikan peran luar biasa dalam memberikan kesempatan pendidikan kepada

Kandungan asam lemak tak jenuh khususnya omega-3 seperti EPA dan DHA didalam minyak ikan 6 menjadikan minyak tersebut memiliki nilai jual tinggi, disebabkan karena

Ciri-ciri pendekatan sosiologi dalam studi agama termasuk hukum dan hukum Islam adalah; bersumber pada dalil-dalil al-Quran dan hadis sebagai sumber normatif, adanya

mengontrol halusinasi pada klien, untuk tujuan khususnya adalah: klien dapat membina hubungan saling percaya, dan untuk kriteria hasilnya adalah: ekspresi wajah

Begitu juga pada saat menjelang hari Raya Natal bagi umat Kristen, para penduduk Dusun Balun Khususnya bergotong royong untuk membersihkan makam khusus Kristen tanpa adanya