1
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TALKING STICK BERBANTUAN
QUESTION CARD TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS
SISWA KELAS IV
Ni Putu Dian Apriyanti Dewi
1, I Komang Ngurah Wiyasa
2, I.G.A Agung Sri Asri
31,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
email: [email protected]
1, [email protected]
2,
[email protected]
3Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick berbantuan media question card dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Negeri I Kuta Selatan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain non equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas IV SD Negeri Gugus I Kuta Selatan yang terdiri dari 5 SD. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan hasil siswa kelas IVB SD No.9 Benoa sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IVC SD No.4 Benoa sebagai kelompok kontrol. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode tes objektif bentuk pilihan ganda. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh thit = 4,545 dan ttabel = 2,000 pada taraf signifikansi 5% dengan dk 61. Oleh karena thitung
4,545 > ttabel 2,000 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick berbantuan media question
card dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional, dilihat dari nilai rerata
kelompok eksperimen X = 80,636 > X = 72,833 pada kelompok kontrol. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick berbantuan media question card berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Kuta Selatan. Kata-kata kunci: Kooperatif Talking Stick, Media Question Card, Kompetensi Pengetahuan IPS
Abstract
This study aims to determine the significant differences in the mastery of IPS knowledge competence between groups of students who were taught by cooperative learning model of talking stick type assisted by media question card and group of students who were taught by conventional learning in fourth graders of SD Negeri Gugus I of South Kuta. This research type is quasi experiment research with non equivalent control group design design. The population of this study is all the fourth grade of SD Negeri Gugus I Kuta Selatan 2016/2017 academic year consisting of 5 elementary schools with 420 students. Determination of the sample in this study was conducted by random sampling technique that was randomized to the class to determine the experimental group and the control group and the result of the draw that is the students of grade IVB SD No.9 Benoa as the experimental group which amounted to 33 students and IVC SD 4 Benoa as Control group of 30 students. Data collection methods used in this study using the test method, the type of objective multiple choice form. The data collected were analyzed using quantitative descriptive statistical analysis. Based on the result of data analysis, obtained thit = 4,545 and ttable = 2,000 at 5% significance level with dk 61. Because tcount 4,545 > ttable 2,000 then H0 rejected and Ha accepted. So it can be stated that there is a significant difference in the mastery of the competence of IPS knowledge between the groups of students who follow the learning with cooperative learning type of talking stick modeled media question card and group of students taught by conventional learning, and seen from the average value of the experimental group = 80,636 > = 72.833 in the control group. So,
2
it can be concluded that the application of cooperative learning model type of talking stick assisted media question card influence on the competence of knowledge knowledge IPS fourth grade students SD Negeri Gugus I South Kuta.
Keywords: Cooperative Talking Stick, Media Question Card, IPS Knowledge Competency
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan faktor utama dalam mempengaruhi proses
pembelajaran. Pembentukan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tentunya harus dimulai dari dasar atau pondasi yang kokoh.
Pembentukan pondasi tersebut
dimulai sedini mungkin, yakni sejak mengenyam pendidikan dasar atau pada tingkat Sekolah Dasar (SD). “Tujuan pendidikan di SD adalah untuk membentuk manusia yang memiliki karakter serta kepribadian yang mulia, kreatif, santun, taat beragama, peduli terhadap sesama
manusia dan lingkungan alam
sekitar, bekerja sama, dan saling menolong” (Susanto, 2013:83).
SD berkaitan erat dengan proses belajar mengajar di sekolah atau lebih dikenal dengan sebutan pembelajaran. Pembelajaran adalah bentuk implementasi dari kurikulum. Menurut Badan Standar Nasional
Pendidikan (2006:3), kurikulum
adalah seperangkat dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat, maka suatu tujuan dan sasaran dari
pendidikan tersebut tidak akan
berjalan sesuai apa yang diinginkan. Saat ini sudah berlaku Kurikulum
2013 yang merupakan
penyempurnaan terhadap kurikulum 2006 (KTSP).
Pada Kurikulum 2013
mengaitkan beberapa muatan materi pelajaran ke dalam satu tema tertentu, sehingga diupayakan dalam pembelajaran siswa tidak hanya menghafal materi, melainkan dapat berperan aktif dalam mengaitkan
muatan materi tersebut ke muatan materi lainnya. Pada kurikulum 2013, pembelajaran menekankan
pada pendekatan saintifik dan
menjadi pembelajaran yang
konvensional. Pendekatan saintifik
adalah pendekatan di dalam
kegiatan pembelajaran yang
mengutamakan kreativitas dan
temuan-temuan siswa. Kurikulum 2013 tetap berbasis kompetensi dan pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dari Standar
Kompetensi Lulusan (SKL).
Berkaitan dengan
penguasaan kompetensi siswa,
salah satu kompetensi yang didapat setelah proses pembelajaran adalah
penguasaan kompetensi
pengetahuan. Menurut Kosasih
(2014:13), kompetensi adalah
pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang merefleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
penguasaan kompetensi
pengetahuan adalah perubahan
perilaku siswa yang mencerminkan
kemampuan siswa terhadap
penguasaan materi pembelajaran yang dapat diukur melalui tes atau
penugasan, sehingga siswa
diharapkan memiliki pengetahuan
faktual dan konseptual sejalan
dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, sosial dan budaya.
Salah satu muatan materi dalam pembelajaran di SD yaitu
muatan materi IPS. Menurut
Susanto, (2013: 138) menyatakan bahwa hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan
keterampilan sebagai bagian
pelatihan bagi siswa sebagai warga
negara sedini mungkin. Dalam
3 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Tematik Terpadu, IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam berbagai dimensi ruang dan waktu serta berbagai aktivitas kehidupannya.
Mata pelajaran IPS penting diberikan bagi siswa SD, karena siswa dibelajarkan untuk mengenal lingkungan sosial di sekitarnya dan untuk dapat menjalani kehidupan
yang baik agar dapat hidup
bermasyarakat.
Menurut Badan Standar
Nasional Pendidikan (2006: 175), mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut: 1) Mengenal
konsep-konsep yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, 2) Memiliki
kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan
social, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan. 4) Memiliki
kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Namun kenyataan yang
terjadi di lapangan, penerapan
kurikulum 2013 dalam
pengimplementasian di lapangan menemui banyak kendala, sehingga belum dapat diterapkan secara merata di seluruh wilayah yang ada
di Indonesia. Pembelajaran
konvensional dalam kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik.
Kurniasih & Sani (2014:29)
menyatakan bahwa pendekatan
saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi
atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Pelaksanaan pembelajaran
dikelas perlu didesain secara kreatif dan inovatif dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa.
Pembelajaran yang kurang
mengikutsertakan siswa dalam
proses pembelajaran yang hanya menuntut siswa pada kekuatan
ingatan dan hafalan tanpa
mengembangkan wawasan berpikir dan penyelesaian masalah serta siswa kurang terlibat secara aktif dalam interaksi belajar yang dapat mengakibatkan siswa merasa jenuh.
Penyebab dari jenuhnya siswa
karena pembelajaran hanya
berdasarkan buku pegangan
sehingga kurang kreatif sehingga
membuat siswa kurang tertarik
terhadap proses pembelajaran serta aktivitas siswa menjadi terbatas.
Salah satu cara untuk
mewujudkannya yaitu dengan
diujicobakan suatu model
pembelajaran yaitu model kooperatif
tipe talking stick berbantuan
question card. Model pembelajaran
kooperatif tipe talking stick sangat
cocok diterapkan dalam
pembelajaran. Manusia memiliki
karakteristik berbeda satu sama lainnya. Manusia sebagai makhluk sosial tidak mampu hidup sendiri sehingga membutuhkan bantuan
orang lain. Karena hal inilah
manusia harus melakukan interaksi dengan sesama manusia. Konsep inilah yang digunakan dalam model
pembelajaran kooperatif
(cooperative learning), yaitu
pembelajaran yang menekankan
pada aktifitas belajar bersama
secara berkelompok untuk
mengoptimalkan interaksi antar
siswa dengan siswa, siswa dengan
guru, dan siswa dengan
4
Menurut Slavin (2016:4),
model pembelajaran kooperatif
merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling
membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.
Model pembelajaran
kooperatif diaplikasikan dalam
berbagai tipe dalam kegiatan
pembelajaran sebagai suatu bentuk kretifitas guru. Menurut Suyatno (2009:71), talking stick (tongkat berbicara merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif
Menurut Kurniasih dan Sani
(2015:82) menyatakan bahwa model
pembelajaran talking stick
merupakan satu dari sekian banyak
model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa
mempelajari materi pelajaran.
Keunggulan model pembelajaran
talking stick dapat membangkitkan
semangat siswa untuk mengikuti
pembelajaran dan menjadikan
tantangan untuk siswa sehingga semua anggota dalam kelompok dapat mengungkapkan pendapat ataupun gagasannya.
Model pembelajaran
kooperatif tipe taking stick adalah salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif bagi guru
untuk menyajikan pembelajaran
yang menyenangkan di kelas
dengan bantuan tongkat. Model
kooperatif tipe talking stick
berbantuan media question card
(kartu pertanyaan) merupakan
model pembelajaran yang membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil yang dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan bantuan tongkat dan diiringi oleh lagu daerah. Lagu daerah Indonesia saat ini masih banyak digemari dan dinyanyikan oleh anak-anak dan
remaja serta orang tua. “Lagu-lagu daerah merupakan warisan dan
kekayaan yang sangat tinggi
nilainya” (Yati, 2007:27). Oleh karena itu, melestarikan lagu daerah sama halnya dengan melestarikan warisan budaya Indonesia.
Permainan tersebut
menggunakan tongkat sepanjang 20 cm yang akan dimainkan oleh peserta didik dan diiringi dengan lagu daerah. Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk
berpendapat atau menjawab
pertanyaan yang terdapat pada kartu pertanyaan (question card) tersebut.
Aturan bermainnya adalah murid menyanyikan lagu daerah sambil menjalankan tongkat tersebut dengan kelompoknya, ketika lagu berhenti disanalah tongkat pun berhenti. Siswa yang memegang tongkat pada saat lagu sudah
berhentilah yang mendapatkan
giliran untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kartu pertanyaan.
Kurniasih & Sani (2015:83)
menyatakan bahwa teknis
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada saat itu, 2) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang, 4) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20
cm, 5) Setelah itu, guru
menyampaikan materi pokok yang
akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan para
kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pelajaran
tersebut dalam jangka waktu yang telah ditentukan, 6) Siswa berdiskusi membahas yang terdapat dalam
wacana, 7) Setelah kelompok
selesai membaca materi pelajaran
dan mempelajari isinya, guru
mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan, 8) Guru mengambil tongkat dan memberikan
kepada salah satu anggota
kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok
5 yang memegang tongkat tersebut
harus menjawab, demikian
seterusnya sampai sebagian siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru, 9)
Siswa lain boleh membantu
menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan, 10) Setelah sebagaian
besar mendapat giliran, guru
membuat kesimpulan dan
melakukan evalusai, baik individu ataupun secara berkelompok.
Menurut Arsyad (2013:10), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar
sehingga dapat merangsang
perhatian dan minat siswa dalam belajar. Salah satu media yang
cocok digunakan dalam model
pembelajaran kooperatif tipe talking
stick yaitu media question card.
Berdasarkan kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran diupayakan dapat mengembangkan kompetensi
yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) yang dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran yang
terintegrasi dalam suatu tema.
Kosasih (2014:21) menyatakan
bahwa penguasaan kompetensi
pengetahuan juga dapat dinyatakan sebagai kompetensi pada ranah kognitif yang mampu mengukur tingkat penguasaan atau pencapaian siswa dalam aspek pengetahuan yang meliputi enam aspek yaitu
mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta.
Menurut Kunandar
(2014:165), penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis atau sintesis, dan evaluasi. Penilaian
penguasaan kompetensi
pengetahuan dapat dilakukan
melalui pemberian tes tertulis
dengan butir tes. Tes tertulis
merupakan tes di mana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
Berdasarkan uraian tersebut,
maka dilaksanakanlah penelitian
yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick Berbantuan Media
Question Card Terhadap
Penguasaan Kompetensi
Pengetahuan IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus 1 Kuta Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017”.
METODE
Pelaksanaan penelitian
dilakukan di SD Negeri Gugus I Kuta Selatan. Waktu penelitian terkait dengan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2017, perlakuan diberikan
sebanyak 6 kali di kelompok
eksperimen dan 6 kali di kelompok
kontrol. Jenis penelitian yang
dilaksanakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen semu (quasi
eksperiment). Rancangan penelitian
ini nonequivalent control group
design.
Menurut Setyosari
(2015:221), populasi merupakan
kelompok yang lebih besar
jumlahnya dan biasanya yang
dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Kuta Selatan,
Kecamatan Kuta Selatan yang
berjumlah 420 siswa.
Menurut Darmadi (2011:15) menyatakan bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi yang
dijadikan objek penelitian. Sampel dari populasi diambil dengan teknik
random sampling yang dirandom
6 Sugiyono (2011:82), teknik
random sampling merupakan
pengambilan anggota sampel dari
populasi secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B SD No. 9 Benoa dengan jumlah 33 siswa sebagai kelompok eksperimen
yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe
talking stick berbantuan media
question card dan siswa kelas IV C
SD No. 4 Benoa dengan jumlah 30 siswa sebagai kelompok kontrol
yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional.
Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data
penguasaan kompetensi
pengetahuan IPS siswa adalah dengan menggunakan tes. Menurut Sudijono (2011:67), tes dalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh)
dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan yang harus dijawab atau
perintah-perintah yang harus
dikerjakan oleh teste sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut dapat
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi teste. Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda biasa. Tes yang telah disusun
kemudian diujicobakan untuk
mendapatkan gambaran tentang
kelayakan tes tersebut. Tes yang
telah diujicobakan kemudian
dianalisis untuk menentukan
validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran.
Analisis data yang digunakan
pada penelitian ini adalah uji
prasyarat analisis. Data yang telah
diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan uji normalitas, dan uji
homogenitas varians untuk
mengetahui apakah kedua data yang diperoleh tersebut normal dan
homogen. Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji-t.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil analisis data baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 1.
Tabel 1.
Deskripsi Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Kelompok
Eksperimen dan Kontrol. Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol N 33 30 Mean (M) 80,63 72,83 Median (Me) 80,90 72,19 Modus (Mo) 82 71,38 Nilai Terendah 67 57 Nilai Tertinggi 93 83 Standar Deviasi 7,35 6,15 Varians 53,99 37,84
Data yang diperoleh dari penelitian
ini kemudian dianalisis
menggunakan statistik melalui
tahapan meliputi uji normalitas, uji homogentitas, dan uji hipotesis Maka harus dilakukan beberapa uji prasyarat terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians.
Hasil uji normalitas kelompok eksperimen, diperoleh Chi Kuadrat
hitung (x2
hitung = 6,706) kemudian
nilai tersebut dibandingkan dengan
Chi Kuadrat tabel (x2
tabel= 11,070).
Hal ini menunjukkan bahwa x2
hitung <
x2
tabel berarti data hasil penguasaan
kompetensi pengetahuan IPS
kelompok eksperimen berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas kelompok kontrol, diperoleh Chi Kuadrat hitung
7 (x2
hitung = 6,173) kemudian nilai
tersebut dibandingkan dengan Chi
Kuadrat tabel (x2
tabel= 11,070). Hal ini
menunjukkan bahwa x2
hitung < x2tabel
berarti data hasil penguasaan
kompetensi pengetahuan IPS
kelompok kontrol berdistribusi
normal.
Homogenitas varians data
penguasaan kompetensi
pengetahuan IPS dianalisis dengan uji F. Dari hasil analisis, diperoleh
Fhitung = 1,43 dan Ftabel = 1,85. Hal ini
berarti Fhitung < Ftabel , sehingga data
kedua kelompok memiliki varians yang homogen.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
penguasaan kompetensi
pengetahuan IPS antara siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Kuta Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017 yang
mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe talking stick
berbantuan media question card dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada tema daerah tempat tinggalku.
Kriterian pengujian adalah
Ho ditolak jika thitung > ttabel dimana
ttabel diperoleh dari tabel distribusi t
pada taraf signifikan 5% dengan dk (n1 + n2)-2. Rangkuman hasil analisis uji-t ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji-t
Kelompok N Dk thitung ttabel
Eksperime n 33 61 5,16 0 2,00 0 Kontrol 30 Berdasarkan kriteria
pengujian karena thitung > ttabel maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan
penguasaan kompetensi
pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Kuta Selatan yang
mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe talking stick
berbantuan media question card
dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan
pembelajaran konvensional.
PEMBAHASAN
Setelah menganalisis data
penguasaan kompetensi
pengetahuan IPS diperoleh rata-rata
penguasaan kompetensi
pengetahuan IPS pada kedua
kelompok yaitu pada kelompok eksperimen X = 80,636 dan pada kelompok kontrol X = 72,833. Dari
hasil analisis diketahui bahwa
sebaran data penguasaan
kompetensi pengetahuan IPS siswa berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dari hasil
analisis di peroleh thitung = 5,160 dan
ttabel = 2,000 pada taraf signifikansi
5% dengan dk = n1 + n2 – 2 =
(33+30-2) = 61.
Oleh karena thitung 4,545 >
ttabel 2,000 maka H0 yang
menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan
pengusaan kompetensi
pengetahuan IPS antara siswa yang
dibelajarkan melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick Berbantuan Media Question Card dengan siswa yang
dibelajarkan melalui Pembelajaran Konvensional pada kelas IV SD Negeri Gugus I Kuta Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017 di tolak, dan
berarti Ha yang menyatakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan
pengusaan kompetensi
pengetahuan IPS antara siswa yang
dibelajarkan melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick Berbantuan Media Question Card dengan siswa yang
dibelajarkan melalui Pembelajaran Konvensional pada kelas IV SD Negeri Gugus I Kuta Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017diterima.
8
Hal ini berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick Berbantuan Media Question Card dan pembelajaran
secara konvensional pada siswa kelas IV SD SD Negeri Gugus I Kuta Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017.
Adanya perbedaan yang
signifikan menunjukan bahwa Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick Berbantuan Media
Question Card berpengaruh
terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick Berbantuan Media
Question Card berpengaruh
terhadap penguasaan kompetensi
pengetahuan IPS dilihat dari
perbedaan hasil analisis statistik deskriptif antara kedua kelompok sampel. Secara deskriptif rata-rata
penguasaan kompetensi
pengetahuan IPS siswa kelompok
eksperimen X = 80,636
dibandingkan dengan rata-rata
penguasaan kompetensi
pengetahuan kelompok kontrol X =
72,833. Jadi penguasaan
kompetensi pengetahuan kelompok eksperimen X= 80,636 > X= 72,833 kelompok kontrol. Perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi
pengetahuan IPS siswa yang
menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick
Berbantuan Media Question Card
dan pembelajaran secara
konvensional dapat disebabkan
adanya perbedaan perlakuan pada langkah-langkah pembelajaran.
Selain dengan model
pembelajaran kooperatif tipe talking
stick juga di kembangkan dengan
menggunakan model pembelajaran yaitu media question card sebagai
penunjang dalam pembelajaran.
Media question card merupakan
kertas yang berbentuk persegi
panjang dengan ukuran 10 cm x 10
cm yang berisikan pertanyaan atau soal yang harus dipecahkan. Siswa ditugaskan menjawab pertanyaan
yang terdapat dalam kartu
pertanyaan untuk menambah poin.
Pada kelompok kontrol
dibelajarkan pembelajaran secra
konvensional. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kontrol hamper mirip karena sama-sama menggunkan pendekatan saintifik,
karena kurikulum 2013
mengharapkan kegiatan
pembelajaran dilakukan dengan
menggunkan pendekatan saintifik.
Tetapi yang membedakan di
kelompok eksperimen yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
koopetaif tipe talking stick
berbantuan media question card karena menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan anak-anak lebih cepat untuk memahami materi yang diajarkan sehingga mampu membangkitkan semangat dan minat siswa untuk belajar.
Sedangkan pada kelompok
kontrol yang menerapkan
pembelajaran konvensional tidak menggunkan model pembelajaran
koopetaif tipe talking stick
berbantuan media question card,
media yang digunakan hanya
sebatas seperti buku pegangan dan media yang seadanya yang ada di
kelas. Hal tersebut juga bisa
membuat siswa merasa kurang bersemangat dalam belajar karena
pembelajaran masih banyak
ceramah dan pembelajaran bersiifat satu arah.
Hasil penelitian ini
memperkuat simpulan yang
disampaikan oleh Wahyuni (2013)
yang menyatakan mampu
meningkatkan hasil pembelajaran siswa kelas IV di SDN 2 Posona. Guru sebagai fasilitator, dimana guru
lebih banyak memberikan
kesempatan pada siswa agar
mereka lebih aktif. Adapun proses pembelajaran dilaksanakan dalam
9 sehingga proses pembelajaran lebih efektif. siswa dituntut untuk lebih
aktif dibandingkan guru pada
kegiatan pembelajaran, agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna.
Berdasarkan paparan
tersebut, dapat dikatakan bahwa Model Pembelajaran Koopetaif Tipe Talking Stick Berbantuan Media
Question Card berpengaruh
terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Kuta Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan dapat
dikemukakan simpulan sebagai
berikut. Nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa
pada ranah kognitif yang
dibelajarkan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe talking
stick berbantuan media question card lebih tinggi dibanding dengan
kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Kelompok siswa yang dibelajarkan
melalui model pembelajaran
kooperatif tipe talking stick
berbantuan media question card
memiliki nilai rata-rata sebesar
80,636 dan kelompok siswa yang
dibelajarkan melalui model
pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata sebesar 72,833. Dari
hasil uji hipotesis yang telah
dilakukan dengan berdasarkan taraf signifikasi 5% dengan dk= 61
diperoleh ttabel = 2,000 dan setelah
dilakukan analisis diperoleh thitung = 4,545. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
penguasaan kompetensi
pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Kuta Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
talking stick berbantuan media
question card dan siswa yang
mengikuti pembelajaran
konvensional pada tema daerah tempat tinggalku.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disajikan beberapa saran guna peningkatan kualitas pembelajaran IPS di sekolah dasar antara lain sebagai berikut. Kepada
guru-guru hendaknya dapat
menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick
Berbantuan Media Question Card sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran karena model ini berpengaruh terhadap penguasaan
kompetensi pengetahuan IPS.
Kepada kepala sekolah agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pendukung sumber belajar guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan di sekolah sehingga sekolah mampu
menghasilkan siswa yang
berkualitas. Kepada peneliti agar
hasil penelitian ini digunakan
sebagai referensi untuk
melaksanakan penelitian selanjutnya atau menemukan inovasi kegiatan
pembelajaran lainnya yang
bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2010. Media
Pembelajaran. Jakarta :
Rajawali Pers.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta:
Badan Standar Nasional
Pendidikan.
Darmadi, Hamid. 2011. Metode
Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani.
2014. Sukses
Mengimplementasikan
Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Kata Pena Kurniasih, Imas dan Berlin Sani.
2016. Ragam
Pengembangan Model
10
Peningkatan Profesionalitas
Guru. Jogjakarta: Kata
Pena.
Priyati, Yati. 2007. Belajar Seni
Budaya. Jakarta: Ganeca
Exact.
Setyosari, Punaji. 2015. Metode
Penelitian Pendidikan &
Pengembangan. Jakarta.
Prenadamedia Group.
Slavin, Robert. 2016. Cooperative Learning Teori, Riset dan
Praktik. Bandung: Nusa
Media.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Jakarta:
Alfabeta.
Susanto, Ahmad. 2014.
Pengembangan
Pembelajaran IPS di
Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenadamedia
Group.
Wahyuni, Sri. 2013. “Penerapan
Metode Talking Stick untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV di SDN 2
Posona”. Kreatif Tadulako
Online. Volume 1, Nomor 1, Edisi Maret (hlm.64-76).