• Tidak ada hasil yang ditemukan

Juknis-Juklak SIFIDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Juknis-Juklak SIFIDA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

Juknis-Juklak SIFIDA

Edisi/Tahun : I/2018 Editing Manager : Joko Santoso, SP, MP Composer :

Sujono Cipto Trisno,M.Pd

Editor :

Ir.M.Gunawan Syukur, M.Si Elfrida Feronika, SE Muhammad Taufik, S.Hut

Ramlah Syam, S.Si Anhard Faisal Lia Novita sary Eni Emiliani, SE Muhammad Assy Arie, SE

Design Grafis :

Anhard Faisal

Penerbit :

Bidang Penelitian Dan Pengembangan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Paser Tana Paser, Juli 2018

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warhmatullahi Wabarakatuh

Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah, Subhanahuwata’ala, Tuhan yang Maha Kuasa atas disusunnya Juknis-Juklak Sistem Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Daerah (SIFIDA) tahun 2018. Terima Kasih yang tidak terhingga disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya Juknis-Juklak SIFIDA ini, antara lain :

1.

Drs. A.S. Fathur Rahman, M.Si., Sekretaris Daerah Kabupaten Paser, yang

menginspirasi pelaksanaan fasilitasi Inovasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser.

2.

Ir. I Gusti Putu Suantara, M. Si., Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Paser, yang banyak memberikan wawasan, arahan dan bimbingan kepada penyusun sehingga Juknis-Juklak SIFIDA dapat direalisasikan.

3.

Joko Santoso, S.P., M.P., Kepala Bidang LITBANG, Bappeda Kabupaten

Paser, yang banyak memberikan wawasan, arahan dan bimbingan kepada penyusun sehingga Juknis-Juklak SIFIDA dapat direalisasikan,

4.

A. Kustoro Yuni Dewanto, SE.,MA.AK.CRMP, yang banyak memberikan wawasan, arahan dan bimbingan kepada penyusun sehingga Juknis-Juklak SIFIDA dapat direalisasikan

5.

Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan semua dalam tulisan ini, yang

ikut memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung sehingga Juknis-juklak SIFIDA ini dapat disusun.

Sejalan dengan perintah pemerintah pusat melalui undang-undang dan regulasi pendukung lainnya, agar pemerintah daerah melakukan reformasi birokrasi melalui percepatan inovasi dalam upaya meningkatkan kualitas

(4)

iii

pelayanan publik, kualitas penyelenggaraan pemerintah daerah, daya saing bangsa dan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah, maka disusun Juknis-Juklak SIFIDA. Juknis-Juklak SIFIDA ini diharapkan dapat memfasilitasi dan memudahkan perangkat daerah dalam melaksanakan inovasi-inovasi agar dapat segera mewujudkan upaya-upaya tersebut diatas.

Dengan demikian tujuan fasilitasi pelaksanaan inovasi perangkat daerah melalui juknis-juklak SIFIDA ini adalah :

1. Terlaksananya inovasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Daerah

Kabupaten Paser dengan target minimal One Agency One Innovation (satu

perangkat daerah minimal satu inovasi),

2. Terlaksananya reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser yang ditunjukkan dengan peningkatan kualitas pada: mental aparatur, pengawasan, akuntabilitas, kelembagaan, tata laksana, SDM aparatur, peraturan perundang-undangan, dan pelayanan publik.

Juknis-Juklak SIFIDA ini kedepan perlu dievaluasi dan di-review agar

dapat lebih berfungsi dan berdayaguna memfasilitasi perangkat daerah dalam melaksanakan inovasi-inovasi, sehingga tujuan fasilitasi inovasi perangkat daerah melalui SIFIDA di atas segera terwujud.

(5)

iv

DRUM UP INNOVATION OLEH BUPATI PASER

(Pencanangan pelaksanaan inovasi Perangkat Daerah)

Inovasi merupakan kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing nasional, dan meningkatkan kesejahteraan bangsa. Namun, posisi

dan keadaan inovasi di Indonesia tidaklah menggembirakan. Dalam Global

Innovation Index (GII) tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 97 dengan skor 29,79, turun dari peringkat 87 dengan skor 31,8 pada tahun 2014. Peringkat ini berada di bawah negara-negara tetangga lain di kawasan ASEAN seperti Vietnam (peringkat 52), Thailand (peringkat 55), Malaysia (peringkat 32), dan Singapura (peringkat 7). Seiring dengan GII, Laporan Daya Saing

Global yang dirilis World Economic Forum (2015) yang mensurvei 148 negara

menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 34 dengan skor 4,52. Peringkat ini berada di bawah negara tetangga seperti Thailand (peringkat 31), Brunei (peringkat 26), Malaysia (peringkat 20), dan Singapura (peringkat 2).

Saat ini peringkat daya saing Indonesia mengalami penurunan berdasarkan data International Institute For Manajemen Development (IMD 2016) peringkat daya saing Indonesia turun 6 peringkat, dari peringkat 42 ke peringkat 48. Kemudian menurut World Economic Forum (WEF) pada tahun 2016 dari urutan 34 menjadi 37 dari 140. Menurut Global Innovation Index (GII) pada bulan Agustus 2016 Indonesia berada pada level 88 dari 128 negara. Kondisi ini tentu saja merupakan tantangan yang harus di jawab bersama, mengingat potensi Indonesia baik dari sisi sumber daya alam maupun jumlah penduduk terbesar di dunia.Jika Indonesia tidak mengakselerasi diri, maka tantangan dan hambatan Indonesia semakin berat. Hal ini tentunya tidak terlepas dari menghadapi perdagangan bebas yang telah dimulai sejak akhir tahun 2015, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN, di mana barang, jasa, dan tenaga kerja akan bersirkulasi bebas di antara Negara-negara ASEAN.

Inovasi menjadi salah satu alat dalam mengakselerasi peningkatan daya saing Indonesia. Setiap elemen negara yang meliputi pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil harus melakukan inovasi. Inovasi pada lingkungan instansi pemerintah meliputi antara lain kementerian, lembaga pemerintah non kementerian (LPNK), pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota sangat penting karena dapat mengakselerasi inovasi swasta dan masyarakat dalam meningkatkan pelayanan publik. Pemerintah daerah menjadi salah satu ujung

(6)

v

tombak pelayanan publik yang wajib melakukan inovasi. Pelayanan publik yang inovatif akan meningkatkan pelayanan, pemberdayaan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan daya saing yang semakin tinggi. Kemampuan daya saing daerah yang tinggi pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Inovasi, selain diperlukan untuk meningkatkan daya saing daerah dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat, pada dasarnya juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi dicanangkan untuk memperbaiki penyakit-penyakit di sektor publik melalui pembaruan di 8 area sasaran (organisasi, tata laksana, peraturan perundang-undangan, SDM aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, dan mindset serta cultural set aparatur). Inovasi menjadi katalisator untuk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi, di mana banyak program inovasi merupakan pengejawantahan dari upaya perubahan di area-area tersebut. Lebih jauh, inovasi sesungguhnya dapat dimaknai sebagai reformasi birokrasi kontekstual, artinya pelaksanaan reformasi birokrasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan daerah setempat.

Kesadaran pentingnya inovasi, ditandai dengan telah diterbitkannya Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan peluang pemerintah daerah untuk melakukan inovasi. Tepatnya pada pasal 386 yang menyatakan bahwa ”dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan inovasi”. Inovasi yang dimaksud adalah semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang berpedoman pada prinsip sebagai berikut: peningkatan efisiensi, perbaikan efektivitas, perbaikan kualitas pelayanan, tidak ada konflik kepentingan, berorientasi kepada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai-nilai kepatutan, dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019, disebutkan bahwa salah satu misi pemerintah adalah mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

Dengan demikian dalam rangka meningkatkan daya saing daerah, meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkatkan kualitas pelayanan publik, meningkatkan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah, dan meningkatkan kualitas

(7)

vi

kesejahteraan masyarakat Kabupaten Paser, saya mencanangkan Tahun 2019 merupakan tahun inovasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah daearah Kabupaten Paser. Oleh karena itu, agar semua perangkat daerah dan BUMD pada tahun 2018 sudah memulai melaksanakan inovasi di lingkungan kerja masing-masing agar terjadi peningkatan yang lebih baik sebagaimana

semangat “Olo Manin Aso Buen Si Olo Ndo” hari esok lebih baik daripada

(8)

vii

DAFTAR ISI

JUDUL Halaman

HALAMAN JUDUL ...

LEMBAR TIM PENGOLAH SIFIDA ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DRUM UP INNOVATION OLEH BUPATI PASER (Pencanangn pelaksanaan inovasi Perangkat Daerah) ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Inovasi ... 1

B. Sistem Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah (SIFIDA) 2 C. Landasan Hukum ... 4

D. Keharusan Inovasi Perangkat Daerah (Drumming Up) ... 5

E. Area Inovasi Perangkat Daerah ... 7

F. Fokus Inovasi Perangkat Daerah ... 8

G. Tujuan ... 8

H. Manfaat ... 9

BAB II PERSYARATAN SUBSTANSI, MODEL, PROPOSAL DAN MEKANISME PENGAJUAN INOVASI A. Persyaratan Substansi Inovasi Perangkat Daerah ... 10

B. Pembiayaan Inovasi Perangkat Daerah ... 11

C. Mekanisme Pengajuan Inovasi Perangkat Daerah ... 12

D. Sistematika Penulisan Proposal Inovasi Perangkat Daerah ... 14

BAB IV PELAKSANAAN SIFIDA A. Mekanisme Sistem Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah (SIFIDA) ... 16

B. Jadwal Pelaksanaan SIFIDA ... 18

C. Monitoring Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah ... 19

(9)

viii

BAB IV

SELEKSI LOMBA INOVASI PERANGKAT DAERAH (Seleksi hasil inoasi terbaik daerah dan tindak lanjut)

A. Seleksi Substansi ... 20

B. Presentasi ... 20

C. Finding Fact ... 20

D. Penetapan Inovasi Perangkat Daerah Terbaik ... 21

E. Tindak Lanjut Pemerintah Daerah ... 21

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 22

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal dan Tahapan SIFIDA ... 18

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan Inovasi melalui SIFIDA ... 3

Gambar 2. Mekanisme Pengajuan Proposal InovasI Perangkat Daerah

Oleh Pejabat Eselon II dan III ... 12

Gambar 3. Mekanisme Pengajuan Proposal Inovasi

Perangkat Daerah Oleh Pejabat Eselon IV dan Staf ... 13

(12)

- 1 -

BAB I

PENDAHULUAN I. Pengertian Inovasi

1. Definisi Inovasi, sebagaimana Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 pasal 1 ayat 9 : Pendanaan Inovasi Industri adalah instrumen kebijakan berupa pendanaan yang diberikan untuk mengakselerasi proses hirilisasi hasil penemuan dan memecah penghambat-penghambat yang menjadi penyebab gagalnya proses inovasi.

2. Definisi Inovasi, sebagaimana Undang-Undang No. 18 Tahun 2002

pasal 1ayat 9 : 12 “Inovasi adalah kegiatan penelitian,

pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan

mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi”. 3. Definisi Inovasi menurut Kemendikbud, 2016, Inovasi adalah

penemuan hal-hal yang baru/ pembaharuan, atau penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat),

4. Inovasi menurut Solution Change Indonesia, Inovasi adalah mengenai

orang untuk melakukan sebuah pembaharuan atau penemuan baru dan hal tersebut dapat datang dari individu atau sekelompok orang dan jarang sekali dari suatu institusi; Inovasi membutuhkan sumber yang menjadi inspirasi dari model/contoh yang telah ada dan di buat dan ditingkatkan fungsinya; inovasi untuk pemerintahan memberikan perbedaan dalam melakukan inovasi terhadap norma-norma dan praktik-praktik administratif yang sudah ada, melakukan suatu inovasi memerlukan dukungan bagi orang-orang yang tertarik akan hal-hal berkaitan dengan resiko.

5. Sedangkan Inovasi menurut Jat Jat Wirijadinata adalah bahwa inovasi merupakan sebuah ide, praktek atau obyek yang dipahami sebagai sesuatu yang baru oleh masing -masing individu atau unit pengguna lainnya. Inovasi secara umum memiliki kekhususan dalam pelaksanaan dan kisah sukses dari penerapan suatu daerah tidak cocok untuk diterapkan pada daerah lain. Adaptasi dan menyesuaikan suatu inovasi

(13)

- 2 -

dengan keadaan daerah merupakan hal yang penting untuk menentukan suatu kesuksesan.

6. Tatang A. Taufik Deputy Kepala BPPT Bidang PKT, sistem inovasi adalah suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan atau proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya, termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik, serta proses pembelajarannya. Sistem inovasi memiliki dimensi kewilayahan atau teritorial berupa elemen sistem inovasi daerah dan dimensi sektoral berupa sistem inovasi sektoral, serta klaster industri.

7. Menurut Peranturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah, Inovasi Daerah adalah semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

8. Definisi inovasi sangat beragam namun secara ringkas menurut Anthony (2011), inovasi adalah sesuatu yang berbeda dan memiliki dampak. Dari definisi tersebut setidaknya ada tiga unsur yaitu sesuatu yang dapat berupa produk, proses (metode) atau ide (gagasan). Unsur kedua adalah berbeda yang dapat bermakna baru ataupun belum ada sebelumnya. Hal ini tentu dibandingkan dengan situasi kondisi saat ini. Unsur ketiga adalah dampak, yang bermakna bahwa sesuatu berbeda tersebut mempengaruhi lingkungan di mana ia berada.

Dari beberapa definisi inovasi diatas, disimpulkan bahwa inovasi adalah proses pembaruan terhadap apa yang telah dilakukan sebelumnya. Pembaruan tersebut dilakukan untuk lebih memaksimalkan keuntungan, pendayagunaan dan kemanfaatan dibandingkan dengan sebelum dilakukannya inovasi.

J. Sistem Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah (SIFIDA)

Peraturan Bupati Paser Nomor 52 Tahun 2017 tentang perubahan atas Peraturan Bupati Paser Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Inspektorat dan Bappeda, salah satu dari fungsi Sub.

Bidang Inovasi dan Teknologi, LITBANG Bappeda Kabupaten Paser adalah memfasilitasi pelaksanaan inovasi perangkat daerah di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser. Terkait dengan fungsi itulah diperlukan suatu system yang mengatur fasilitasi pelaksanaan inovasi perangkat daerah yang diakronimkan dengan SIFIDA (Sistem Fasilitasi

(14)

- 3 -

Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah). Sistem ini disusun untuk sementara ini berupa Juknis-Juklak SIFIDA yang merupakan satu kesatuan system yang didalamnya berisi petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan inovasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser. Petunjuk teknis menjelaskan dan mengatur cara, proses dan prosedur inovasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser. Sedangkan juklak adalah system yang mengatur tahapan, waktu, proses dan prosedur secara substantif dari pelaksanaan inovasi perangkat daerah hingga pelaksanaan lomba inovasi daerah dalam rangka memotivasi perangkat daerah untuk melaksanakan inovasi guna meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, peningkatan daya saing daerah, meningkatkan kualitas pelayanan public, dan peningkatan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser.

Sistem Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah (SIFIDA) ini dimaksudkan untuk membekali setiap fasilitator inovasi Perangkat

Daerah (Government Agency innovation Facilitator) dan Sub. Bidang

Inovasi dan Teknologi, LITBANG, BAPPEDA Kabupaten Paser yang salah satu tugas dan fungsi memfasilitasi pelaksanaan inovasi di daerah. Sistem Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah (SIFIDA) digambarkan sebagai berikut:

Tahapan Inovasi melalui SIFIDA

(15)

- 4 -

Dengan adanya SIFIDA ini diharapkan :

1. Menginspirasi pengambil kebijakan untuk mau berinovasi dan akhirnya memberikan dukungan untuk melaksanakan inovasi (drumming up support);

2. Mendapatkan dukungan pelaksanaan inovasi perangkat daerah dari

Kepala Daerah (eksekutif) dan legislatif (drumming up support);

3. Menggali Ide dalam upaya peningkatan daya saing daerah, meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkatkan pelayanan public, dan meningkatkan pemberdayaan

dan peranserta masyarakat dalam pembangunan (Diagnosing);

4. Memudahkan perangkat daerah dalam merancang dan melaksanakan

Inovasi perangkat daerah (Designing);

5. Dapat mengukur Innovation Readiness Level atau tingkat kesiapan

instansi pemerintah dalam berinovasi dan menggali ide-ide inovasi baik yang berangkat dari permasalahan yang dihadapinya maupun untuk mewujudkan visi dan misi daerah melalui pelaksanaan inovasi

secara fokus dan konsisten hingga tuntas (Delivering) ;

6. Mengukur progres inovasi yang dilaksanakan perangkat daerah (Delivering); dan

7. Memaksimalkan manfaat inovasi kepada stakeholder atau lingkungannya (Displaying).

K. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005–2025;

3. UndangUndang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 386 yang menyatakan bahwa ”dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan inovasi”;

(16)

- 5 -

4. PP 35 Tahun 2007 Tentang Pengalokasian Sebagian Pendapatan Badan Usaha untuk Kegiatan Perkayasaan, Inovasi dan Difusi Teknologi;

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

6. Peraturan Bersama Menristek dan Mendagri Nomor 3 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah; 7. PermenpanRB Nomor 30 Tahun 2010 tentang Pedoman penyusunan

Road Map Reformasi Birokrasi;

8. Permenpan RB Nomor 30 Tahun 2014 tentang Pedoman inovasi pelayanan publik;

9. Permenpan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019;

10. Permendagri No.17 Tahun 2016 tentang Pedoman pelaksanaan penelitian dan pengembangan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah

12. Peraturan Bupati Paser Nomor 37 Tahun 2017 tentang Mekanisme Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser.

L. Keharusan Inovasi Perangkat Daerah (Drumming up)

Inovasi merupakan kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintah daerah, meningkatkan daya saing daerah, meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah. Namun, posisi dan keadaan inovasi di Indonesia

tidaklah terlalu menggembirakan. Dalam Global Innovation Index (GII)

tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 97 dengan skor 29,79, turun dari peringkat 87 dengan skor 31,8 pada tahun 2014. Peringkat ini berada di bawah negara-negara tetangga lain di kawasan ASEAN seperti Vietnam (peringkat 52), Thailand (peringkat 55), Malaysia (peringkat 32), dan Singapura (peringkat 7). Laporan Daya Saing Global yang disampaikan

dalam World Economic Forum (2015) yang mensurvei 148 negara

(17)

- 6 -

4,52. Peringkat ini berada di bawah negara tetangga seperti Thailand (peringkat 31), Brunei (peringkat 26), Malaysia (peringkat 20), dan Singapura (peringkat 2). Jika Indonesia tidak mengakselerasi diri, maka tantangan dan hambatan Indonesia semakin berat. Hal ini tentunya tidak terlepas dari menghadapi perdagangan bebas yang telah dimulai sejak akhir tahun 2015, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN, INOVASI JALAN UTAMA Inovasi bukan lagi alternatif tetapi menjadi jalan utama yang harus ditempuh untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing nasional, dan meningkatkan kesejahteraan bangsa di mana barang, jasa, dan tenaga kerja akan bersirkulasi bebas di antara negara-negara ASEAN.

Inovasi menjadi salah satu alat dalam mengakselerasi peningkatan daya saing Indonesia. Setiap elemen negara yang meliputi pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil harus melakukan inovasi. Inovasi pada lingkungan instansi pemerintah meliputi antara lain kementerian, lembaga pemerintah non kementerian (LPNK), pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota sangat penting karena dapat mengakselerasi inovasi swasta dan masyarakat dalam meningkatkan pelayanan publik. Pemerintah daerah menjadi salah satu ujung tombak pelayanan publik yang wajib melakukan inovasi. Pelayanan publik yang inovatif akan meningkatkan pelayanan, pemberdayaan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan daya saing yang semakin tinggi. Kemampuan daya saing daerah yang tinggi pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Inovasi, selain diperlukan untuk meningkatkan daya saing daerah dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat, pada dasarnya juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi dicanangkan untuk memperbaiki penyakit-penyakit di sektor publik melalui pembaruan di 8 area sasaran (organisasi, tata laksana, peraturan perundangundangan, SDM aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, dan mindset serta cultural set aparatur). Inovasi menjadi katalisator untuk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi, banyak program inovasi merupakan pengejawantahan dari upaya perubahan di area-area tersebut. Lebih jauh lagi, inovasi sesungguhnya dapat dimaknai sebagai reformasi birokrasi kontekstual, artinya pelaksanaan reformasi birokrasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan daerah setempat.

(18)

- 7 -

Kesadaran pentingnya inovasi saat ini ditandai dengan telah diterbitkannya Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan peluang pemerintah daerah untuk melakukan inovasi. Tepatnya pada pasal 386 yang menyatakan bahwa ”dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan inovasi”. Inovasi yang dimaksud adalah semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang berpedoman pada prinsip sebagai berikut: peningkatan efisiensi, perbaikan efektivitas, perbaikan kualitas pelayanan, tidak ada konflik kepentingan, berorientasi kepada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai-nilai kepatutan, dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri.

Kabupaten Paser yang merupakan wilayah paling selatan di Kalimantan Timur juga harus melaksanakan inovasi-inovasi dalam

rangka meningkatkan daya saing daerah, meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkatkan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah, dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat,

dengan target awal minimal One Agency One Innovation (satu

perangkat daerah melaksanakan minimal satu inovasi) dan

selanjutnya Every Sub Agency One Innovation (setiap bagian, bidang,

subbag/subbid/kasi melaksanakan minimal satu inovasi) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser.

M. Area Inovasi Perangkat Daerah

Inovasi, selain diperlukan untuk meningkatkan daya saing daerah dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat, juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi dicanangkan untuk memperbaiki permasalahan pada sektor public. Melalui pembaruan di 8 area sasaran sebagaiamana Permenpan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019. Area inovasi perangkat daerah di Kabupaten Paser diselaraskan dengan arah area perubahan sebagaiamana permenpan Nomor 11 Tahun 2015 tersebut diatas, area perubahan ditekankan pada 8 (delapan) area perubahan yakni pada:

(19)

- 8 -

1. Mental Aparatur 2. Pengawasan 3. Akuntabilitas 4. Kelembagaan 5. Tata Laksana 6. SDM Aparatur 7. Peraturan Perundang-undangan 8. Pelayanan Publik.

N. Fokus Inovasi Perangkat Daerah

Fokus inovasi perangkat daerah di Kabupaten Paser adalah pencapaian titkberat tujuan reformasi birokrasi sebagaimana Peraturan

Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

2010-2025, dan Permendagri Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah, yaitu:

a. Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, b. Efektifitas dan efisiensi kegiatan pemerintahan, c. Peningkatan kualitas pengambilan kebijakan, d. Peningkatan kualitas pelayanan publik.

e. Peningkatan kualitas penyelenggaran pemerintah daerah,

f. Peningkatan daya saing,

g. Peningkatan peranserta dan pemberdayaan masyarakat.

diarahkan pada 8 (delapan) area perubahan yakni:

2. Mental Aparatur 3. Pengawasan 4. Akuntabilitas 5. Kelembagaan 6. Tata Laksana 7. SDM Aparatur 8. Peraturan Perundang-undangan 9. Pelayanan Publik. O. Tujuan

Pelayanan Publik Inovasi menjadi katalisator untuk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi, banyak program inovasi merupakan pengejawantahan dari upaya perubahan di area-area tersebut. Lebih jauh

(20)

- 9 -

lagi, inovasi sesungguhnya dapat dimaknai sebagai reformasi birokrasi kontekstual, artinya pelaksanaan reformasi birokrasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan daerah setempat.

Kesadaran pentingnya inovasi saat ini ditandai dengan telah diterbitkannya UndangUndang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan peluang pemerintah daerah untuk melakukan inovasi. Pasal 386 yang menyatakan bahwa ”dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan inovasi”. Inovasi yang dimaksud adalah semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang berpedoman pada prinsip: peningkatan efisiensi, perbaikan efektivitas, perbaikan kualitas pelayanan, tidak ada konflik kepentingan, berorientasi kepada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai-nilai kepatutan, dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri.

Dengan demikian tujuan Fasilitasi pelaksanaan inovasi

perangkat daerah (SIFIDA) adalah :

1. Terlaksananya inovasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Daerah Kabupaten Paser dengan target minimal One Agency One

Innovation,

2. Terlaksananya reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser yang ditunjukkan dengan peningkatan kualitas pada:

a. Mental Aparatur, b. Pengawasan, c. Akuntabilitas, d. Kelembagaan, e. Tata Laksana, f. SDM Aparatur, g. Peraturan Perundang-undangan, h. Pelayanan Publik. P. Manfaat

Manfaat inovasi perangkat daerah melalui SIFIDA ini diharapkan terjadi peningkatan kualitas pada 8 (delapan) area perubahan dimaksud di atas, dan pada akhirnya Pemerintah Kabupaten Paser mampu

(21)

- 10 -

penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkatkan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah, dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat Kabupaten Paser.

(22)

- 11 -

BAB II

PERSYARATAN SUBSTANSI, PEMBIAYAAN

DAN MEKANISME PENGAJUAN PROPOSAL INOVASI PERANGKAT DAERAH

E. Persyaratan Substansi Inovasi Perangkat Daerah

Persyaratan substansi inovasi perangkat daerah adalah sebagai berikut:

1. Inovasi dilaksanakan oleh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser dengan tujuan meningkatkan daya saing daerah, meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkatkan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah, dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat Kabupaten Paser.

2. Inovasi dilaksanakan pada 8 (delapan) area perubahan sebagaiamana dimaksud pada sub bab E BAB I Juknis-Juklak ini.

3. Penyusunan Rancangan Inovasi Perangkat Daerah terkait langsung dengan Tupoksi Pejabat Eselon III, II, di lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser wajib melibatkan Tim Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah (Tim SIFIDA) dan LITBANG Bappeda Kabupaten Paser, sedangkan penyusunan rancangan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan inovasi daerah yang dilakukan oleh anggota DPRD, Wakil Bupati, Bupati dan Ketua DPRD Kabupaten Paser mengikuti prosedur dan aturan yang diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 tentang inovasi daerah. 4. Rancangan Inovasi perangkat daerah dan inovasi daerah yang

dilaksanakan pejabat daerah dimaksud pada point 3 di atas dibahas dan direkomendasi oleh Tim Pengendali Mutu Kelitbangan

Daerah (TPMKD) Kabupaten Paser.

5. Inovasi perangkat daerah pada level kegiatan yang laksanakan oleh pejabat eselon IV dan staf perangkat daerah dikonsultasikan dengan Tim Fasilitasi Pelaksanaan inovasi perangkat daerah (Tim SIFIDA), yang sekretariatnya berada pada Bidang LITBANG, Bappeda Kabupaten Paser.

(23)

- 12 -

F. Pembiayaan Inovasi Perangkat Daerah

Inovasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengakselerasi pertumbuhan inovasi di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Paser. Inovasi bukan berarti selalu membutuhkan biaya, inovasi pada tingkat kegiatan, inovasi dapat dilakukan untuk memangkas biaya kegiatan atau efisiensi biaya kegiatan. Namun jika inovasi difokuskan untuk peningkatan efektifitas dan kualitas kegiatan, maka inovasi membutuhkan penambahan biaya. Dengan demikian pembiayaan inovasi perangkat daerah seyogyanya dapat dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Paser. Pembiayaan inovasi perangkat daerah dari pihak ketiga yang syah dan tidak mengikat, bantuan pemerintah propinsi dan pemerintah pusat diperbolehkan. Secara rinci pembiayaan inovasi perangkat daerah adalah sebagai berikut:

1. Bersumber dari APBD Kabupaten Paser, 2. Bantuan Pemerintah Propinsi,

3. Bantuan Pemerintah Pusat, dan

4. Bantuan dari pihak ketiga yang tidak mengikat, 5. Bantuan lainnya yang sah dan tidak mengikat.

Rincian estimasi pembiayaan dan rencana sumber pembiayaan inovasi perangkat daerah oleh Pejabat eselon III dan II dituangkan dalam proposal inovasi daerah, sedangkan inovasi perangkat daerah yang dilakukan oleh pejabat eselon IV dan Staft perangkat daerah rincian

pembiayaan dirincikan langsung pada RKA (Rencana Kegiatan

Anggaran) kegiatan yang diinovasi.

G. Mekanisme Pengajuan Proposal Inovasi Perangkat Daerah

1. Proposal Inovasi Perangkat Daerah Oleh Pejabat Eselon III dan II Proposal inovasi perangkat daerah oleh Pejabat Eselon III dan II di lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser disusun oleh Pejabat Eselon III atau II sebagai Innovator Leader (IL) dengan melibatkan unsur perangkat daerah terkait dan Tim SIFIDA dan LITBANG, Bappeda Kabupaten Paser. Proposal disusun berdasarkan oleh Tim

berdasarkan Idea concept paper (ICP) atas permasalahan yang

dihadapi pejabat eselon III dan II dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran program prioritas pemerintah daerah yang menjadi TUPOKSI-nya. Proposal disampaikan ke Tim Pengendali Mutu Kelitbangan

(24)

- 13 -

Daerah (TPMKD) untuk mendapatkan rekomendasi kelayakan inovasi da selanjutnya diajukan kepada Bupati Paser melalui Bappeda Kabupaten Paser. Secara rinci mekanisme pengajuan proposal inovasi perangkat daerah dapat digambarkan sebagai berikut:

MEKANISME PENGAJUAN PROPOSAL

INOVASI PERANGKAT DAERAH OLEH PEJABAT ESELON III DAN II

Gambar 2. Mekanisme pengajuan proposal Inovasi perangkat daerah oleh pejabat eselon

2. Proposal Inovasi Perangkat Daerah Oleh Pejabat Eselon IV dan Staft Perangkat Daerah.

Proposal Inovasi Perangkat Daerah oleh Pejabat Eselon IV dan Staf Perangkat Daerah diawali dari analisa permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kerja kegiatan yang menjadi TUPOKSI-nya. Pejabat Eselon IV dan Staf Perangkat Daerah yang akan melaksanakan inovasi menyusun rancangan/proposal inovasi kegiatan sederhana yang minimal berisi point a sampai dengan j sub Bab minimal penulisan laporan inovasi Pejabat Eselon IV dan Staf Perangkat Daerah berikut:

a. Judul inovasi kegiatan,

b. Analisa permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan sebelumnya, c. Kondisi saat ini;

d. Kondisi yang diharapkan, e. Tujuan dan manfaat inovasi

(25)

- 14 -

f. Fokus inovasi,

g. Stakeholders yang dilibatkan, h. Output kunci keberhasilan inovasi i. Milestone pencapaian tujuan, j. Target capaian perubahan/inovasi k. Pelaksanaan inovasi,

l. Laporan hasil pelaksanaan inovasi.

Rancangan inovasi tersebut disampaikan kepada atasan yang selanjutnya diverifikasi oleh TPMKD. Gambaran mekanisme penyampaian rancangan inovasi oleh Pejabat Eselon IV dan Staf Perangkat Daerah adalah sebagai berikut:

MEKANISME PENGAJUAN PROPOSAL INOVASI PERANGKAT DAERAH OLEH PEJABAT ESELON IV DAN STAF PERANGKAT DAERAH

gambar 2. Mekanisme pengajuan proposal inovasi perangkat daerah oleh pejabat eselon IV dan staf Perangkat Daerah

(26)

- 15 -

H. Sistematika Penulisan Proposal Inovasi Perangkat Daerah

Sistematika Penulisan Proposal Inovasi Perangkat Daerah oleh pejabat eselon II, III, IV, dan Staf Perangkat Daerah adalah minimal Bab dan Sub. Bab sebagai berikut:

a. Alternatif 1 (Proposal BAB I dan II)

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang,

B. Analisa permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan sebelumnya,

C. Kondisi saat ini;

D. Kondisi yang diharapkan, E. Tujuan dan manfaat inovasi BAB II

DESKRIPSI INOVASI

A. Deskripsi Judul Inovasi B. Fokus inovasi,

C. Stakeholders yang dilibatkan, D. Output kunci keberhasilan inovasi E. Milestone pencapaian tujuan, F. Target capaian perubahan/inovasi BAB III

PELAKSANAAN INOVASI A. Pelaksanaan, Inovasi

B. Capaian Target Inovasi (sebelum dan sesudahnya) C. Strategi mengatasi masalah

BAB. IV PENUTUP

A. Kesimpulan B. Rekomendasi

b. Alternatif 2 (Prposal point 1 s.d. 10)

1. Judul inovasi kegiatan,

2. Analisa permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan sebelumnya, 3. Kondisi saat ini;

(27)

- 16 -

4. Kondisi yang diharapkan, 5. Tujuan dan manfaat inovasi 6. Fokus inovasi,

7. Stakeholders yang dilibatkan, 8. Output kunci keberhasilan inovasi 9. Milestone pencapaian tujuan, 10. Target capaian kinerja aksi inovasi 11. Pelaksanaan inovasi,

12. Capaian target inovasi (sebelum, sesudah inovasi dan prosentase capaian output kinerja aksi)

(28)

- 17 -

BAB IV

PELAKSANAAN SIFIDA

E. Mekanisme Sistem Fasilitasi Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah (SIFIDA)

SIFIDA sebagaiamana dijelaskan dalam BAB I sub Bab B, bahwa Sistem ini berupa Juknis-Juklak SIFIDA yang merupakan satu kesatuan system yang didalamnya berisi petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan inivasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser. Petunjuk teknis menjelaskan dan mengatur cara, proses dan prosedur inovasi perangkat daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser. Sedangkan juklak adalah system yang mengatur tahapan, waktu, dan proses dan prosedur secara substantif dari pelaksanaan inovasi perangkat daerah hingga pelaksanaan lomba inovasi daerah dalam rangka memotivasi perangkat daerah untuk melaksanakan inovasi guna

meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah,

peningkatan daya saing daerah, meningkatkan kualitas pelayanan public, dan peningkatan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser. Mekanisme SIFIDA ini digambarkan sebagai berikut:

MEKANISME PELAKSANAAN SIFIDA

(29)

- 18 -

SIFIDA diawali dari penabuhan genderang pelaksanaan inovasi (drumming up innovation) oleh Bupati Paser melalui Surat Edaran Bupati Paser yang memerintahkan semua perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser untuk melaksanakan inovasi perangkat daerah dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, peningkatan daya saing daerah, meningkatkan kualitas pelayanan public, dan peningkatan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser. Selanjutnya masing-masing perangkat daerah dapat menganalisa hambatan-hambatan yang muncul dalam mencapai tujuan dan sasaran serta program strategis daerah yang menjadi tanggungjawabnya atau kegiatan yang dilaksanakan pejabat eselon IV dan staf. Gagasan inovasi yang diajukan oleh pejabat eselon III dan II atau pejabat daerah, berangkat dari permasalahan tersebut dimunculkan gagasan inovasi untuk mengatasi masalah tersebut yang dituangkan dalam

bentuk Idea Concept Paper (ICP) atau rancangan awal inovasi. Tim yang

dibentuk perangkat daerah dan Tim SIFIDA menindaklanjuti menyusun rancangan inovasi perangkat daerah yang selanjutnya disampaikan kepada Tim Pengendali Mutu Kelitbangan Daerah (TPMKD) untuk diuji kelayakan gagasan dan rancangan inovasi tersebut, jika layak maka selanjutnya diajukan persetujuan ke Bupati Paser, dan jika disetujui maka inovasi perangkat daerah dapat dilaksanakan setelah Anggaran inovasi masuk dalam DIPA dan dapat dipergunakan. Mekanisme SIFIDA ini diharapkan

mencapai target SIFIDA yaitu terlaksananya ONE AGENCY ONE

INNOVATION (target: satu perangkat daerah melaksanakan minimal satu inovasi) di lingkungan pemerintah Kabupaten Paser. Sedangkan gagasan yang disampaikan pejabat eselon IV dan staf, pejabat eselon IV atau staf menyusun rancangan inovasi baik melalui tim maupun perorangan disampaikan pada atasan langsung (ke pejabat eselon IV untuk staf, dan ke Kabid, Kabag, sekretaris untuk pejabat eselon IV) untuk mendapatkan persetujuan. Apabila disetujui oleh atasan langsung, rancangan inovasi pada tingkat kegiatan oleh pejabat eselon IV dan staf disertai RKA inovasi kegiatan dan dikonsultasikan ke TPMKD untuk mendapatkan rekomendasi dan selanjutnya disampaikan ke TAPD untuk mendapat anggaran, setelah mendapat anggaran dan tercantum dalam DIPA, maka inovasi kegiatan dapat dilaksanakan.

(30)

- 19 -

F. Jadwal dan Tahapan Pelaksanaan SIFIDA

Jadwal pelaksanaan SIFIDA disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal yang antara lain:

1. Waktu pelaksanaan kegiatan,

2. Waktu pelaksanaan evaluasi pelaksanaan dan realisasi anggaran oleh TEPRA,

3. Waktu pelaksanaan penyusunan rencana kerja perangkat daerah (RKPD),

4. Waktu penyusunan anggaran oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD),

5. Waktu pelaksanaan lomba inovasi daerah, baik tingkat kabupaten, propinsi dan pusat.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas jadwal dan tahapan pelaksanaan SIFIDA disusun dalam bentuk tabulasi sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal dan Tahapan SIFIDA

NO KEGIATAN SIFIDA BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

TAHUN PENYUSUNAN RANCANGAN INOVASI

1. Analisa hambatan pelaksanaan starategi,

kebijakan, program, kegiatan pada perangkat daerah

2. Menyampaikan gagasan inovasi (ICP) kepada

atasan langsung (untuk Pejabat eselon IV dan staf), Kepada Tim PD dan Tim SIFIDA

3. Mengajukan uji kelayakan inovasi Inovasi kepada

TPMKD (untuk pejabat eselon III, II, Pejabat Daerah), atau konsultasi ke TPMKD (untuk pejabat eselon IV dan Staf)

4. Mengajukan persetujuan Ke Bupati Paser (untuk

pejabat eselon III, II, Pejabat Daerah), atau Mengajukan ke TAPD (untuk pejabat eselon IV dan Staf)

TAHUN PELAKSANAAN INOVASI (TAHUN BERIKUTNYA)

5. Anggaran inovasi masuk dalam DIPA

6. Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah

7. Penyampaian Laporan Hasil inovasi perangkat

daerah kepada Bupati Paser melalui Bappeda Kabupaten Paser

8. Gelar Inovasi Perangkat Daerah (GIPA)

9. Seleksi Inovasi terbaik Tk. Kabupaten

10. Lomba inovasi Tingkat Propinsi

11. Lomba inovasi Tingkat Nasional

(31)

- 20 -

G. Monitoring Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah

Monitoring pelaksanaan inovasi perangkat daerah dilaporkan oleh innovation leader secara berkala kepada Bupati Paser melalui Bappeda Kabupaten Paser Qq. Subbidang Inovasi dan Teknologi Via email:

inoteklitbangbappedapaser@gmail.com atau What-up / WA nomor

082251112907.

Laporan berkala disampaikan minimal sebulan sekali, adapun format laporan adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Laporan Progress Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah

LAPORAN PROGRESS

PELAKSANAAN INOVASI PERANGKAT DAERAH

Judul Inovasi :………

Innovation Leader : ………..

Instansi : ………..

No Milestone Kegiatan Waktu

pelaksanaan Realisasi pelaksanaan (%) Keterangan 1. 2. 3. Dst. Tana Paser, ………20 Innovation Leader, ……… NIP……….

H. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Inovasi Perangkat Daerah

Evaluasi hasil pelaksanaan inovasi perangkat daerah disampaikan kepada Bupati Paser melalui Bappeda Kabupaten Paser Qq. Sub Bidang Inovasi dan Teknologi. Sistematika laporan hasil inovasi perangkat daerah sebagaimana BAB II subbab. D.

(32)

- 21 -

BAB V

SELEKSI LOMBA INOVASI PERANGKAT DAERAH (Seleksi hasil inovasi terbaik daerah dan tindak lanjut) F. Seleksi Substansi

Seleksi inovasi terbaik secara substantial adalah sebagai berikut: 1. Inovasi yang disertakan dalam seleksi adalah inovasi perangkat

daerah yang difasilitasi oleh Tim SIFIDA,

2. Inovasi Perangkat Daerah yang dilaksanakan 1 tahun terakhir, 3. Inovasi yang memenuhi persyaratan :

a. Novelty (start up innovation) b. Uniqueness and Originality

c. Kebermanfaatan (social , institution and or morality impact), d. Keberlanjutan (continuety),

e. Development

f. Commercialization,

g. Scientific approach

G. Presentasi

Inovasi perangkat daerah yang terpilih dalam seleksi inovasi perangkat daerah terbaik, membuat presentasi hasil inovasi dalam bentuk

power point yang disajikan dalam durasi 15 menit. Presentasi power point inovasi perangkat daerah dihadadapan TIM penilai dengan rincian waktu sebagai berikut:

1. Presentasi hasil inovasi perangkat daerah dalam bentuk power point selama 15 menit,

2. Tanya jawab 20 menit.

H. Finding Fact

Finding fact dilakukan bagi finalis yang lulus presentasi inovasi dihadapan tim penilai dan untuk memastikan kesiapan finalis dalam hal sarana, prasarana dan sumber daya manusia yang akan digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan lomba ke tingkat propinsi dan nasional. Finding fact

(33)

- 22 -

I. Penetapan Inovasi Perangkat Daerah Terbaik

Penetapan inovasi perangkat daerah terbaik ditetapkan dengan keputusan Bupati Paser berdasarkan hasil penilaian Tim Penilai dalam seleksi inovasi perangkat daerah terbaik.

J. Tindak Lanjut Pemerintah Daerah

Inovasi perangkat daerah terbaik akan diikutkan dalam lomba inovasi di tingkat propinsi dan jika menjuarai pada tingkat propinsi maka akan diikutkan dalam lomba inovasi tingkat nasional. Project leader dari

inovasi perangkat daerah terbaik mendapatkan reward yang ditetapkan

(34)

- 23 -

BAB VI

PENUTUP

C. Kesimpulan

Berdasarkan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan inovasi perangkat daerah di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Inovasi perangkat daerah diperlukan untuk meningkatkan daya saing daerah, meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkatkan pelayanan publik, meningkatkan pemberdayaan dan peranserta masyarakat dalam pembangunan daerah dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari reformasi birokrasi,

2. One Agency One Innovation (satu perangkat daerah malaksanakan minimal satu inovasi) merupakan target minimal yang harus dicapai dalam rangka tujuan inovasi sebagaiaman poin 1 diatas,

3. SIFIDA merupakan cara, prosedur, tahapan dan panduan pelaksanaan inovasi yang merupakan satu kesatuan system fasilitasi pelaksanaan inovasi perangkat daerah dengan tujuan menjembatani dan memudahkan perangkat daerah dalam melaksanakan inovasi perangkat daerah.

D. Rekomendasi

Dengan diterbitkannya juknis-juklak ini direkomendasikan sebagai berikut: 1. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan inovasi perangkat daerah

disarankan agar Perangkat daerah dapat mengikuti arahan fasilitasi pelaksanaan inovasi perangkat daerah yang telah dituangkan dalam juknis-juklak SIFIDA,

2. Rangkaian system fasilitasi pelaksanaan inovasi perangkat daerah (SIFIDA) yang dituangkan dalam juknis-juklak diatas dalam pelaksanaannya perlu dilakukan evaluasi untuk review dan reviasi guna kesempurnaan juknis-juklak kedepan.

3. SIFIDA dapat dijadikan sebagai embrio payung hukum system pelaksanaan inovasi perangkat daerah dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkatkan pelayanan publik, meningkatkan pemberdayaan dan peranserta

(35)

- 24 -

masyarakat dalam pembangunan daerah dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat.

(36)

- 25 -

Penjelasan tambahan :

1). Pejabat Eselon II : Pejabat Tinggi Pratama

2). Pejabat Eselon III : Pejabat Administrasi 3). Pejabat Eselon IV : Pengawas

Gambar

Gambar 1. Tahapan Inovasi melalui SIFIDA
Gambar 2.   Mekanisme pengajuan proposal Inovasi  perangkat daerah oleh  pejabat eselon
gambar 2.      Mekanisme pengajuan proposal inovasi  perangkat daerah  oleh pejabat eselon IV dan staf Perangkat Daerah
Gambar 4. Mekanisme SIFIDA
+3

Referensi

Dokumen terkait

Program Percepatan Pembangunan Berbasis Kecamatan yang selanjutnya disingkat P3BK adalah Program yang pendanaannya bersumber dari ADK dalam rangka percepatan pencapaian

Numerator : Jumlah semua pasien inap jalan tuberculosis yang ditangani dengan strategi DOTS Denomirator : Jumlah seluruh pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani di

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Kami selaku Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Paser akan membacakan Pengumuman Usulan Pemberhentian Dengan Hormat Bupati Paser Dan Wakil Bupati

1) lingkungan organisasi dalam melaksanakan operasinya seperti komposisi unit kerja, jumlah pegawai, jumlah pelayanan yang dilaksanakan, sumber daya yang

Dalam kesempatan ini, secara khusus kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada : Bupati Penajam Paser Utara Wakil Bupati Penajam Paser Utara Ketua DPRD

3) Apabila arsip dan lembar disposisinya telah kembali dari pimpinan maka lembar disposisi warna merah harus disobek dan disimpan di Tata Usaha Unit Pengolah serta disusun

Wakil Bupati Paser berkenaan dengan Penyampaian 2 (Dua) Buah Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Paser dari Pemerintah Daerah Kabupaten Paser dan selanjutnya