• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Keluarga Dalam Memberikan Makanan Tambahan Pada Bayi Menurut Budaya Jawa - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) Debora A.Y Liunokas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Keluarga Dalam Memberikan Makanan Tambahan Pada Bayi Menurut Budaya Jawa - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) Debora A.Y Liunokas"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Desember, 2007

ABSTRAK

Debora A. Y. Liunokas

Persepsi Keluarga Dalam Memberikan Makanan Tambahan Pada Bayi Menurut Budaya Jawa

ix + 51 + 2 tabel + 5 lampiran

Pemberian makanan tambahan bagi bayi merupakan hal yang sudah dilakukan secara bertahun-tahun lamanya dan sudah merupakan budaya di masyarakat termasuk di daerah Jawa. Hal ini dilakukan turun-temurun. Pemberian makanan tambahan dapat berdampak buruk bagi kesehatan bayi misalnya gangguan PSP. Makanan yang diberikan juga bervariasi, contohnya : susu botol, bubur bayi,dan nasi pisang.

Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi yang bertujuan untuk mengetahui alasan orang tua memberikan bayi makanan tambahan,

jenis makanan tambahan yang diberikan kepada bayi, waktu pemberian makanan tambahan, cara pemberian makanan tambahan, serta pengetahuan orang tua mengenai dampaknya bagi bayi jika diberikan sebelum waktunya.

Hasil penelitian ini adalah alasan keluarga memberikan makanan tambahan pada bayi sebelum waktunya dikarenakan oleh tradisi/budaya yang sudah turun temurun dilakukan dalam keluarga, perasaan khawatir anak lapar, keyakinan, ingin anak gemuk dan cepat besar dan anjuran dari orang tua atau dari pihak medis karena berhubungan dengan keterbatasan fisik. Peranannya sebagai seorang ibu rumah tangga dan sebagai anak yang berbakti kepada ibu maupun mertua membuat ibu memberi makanan tambahan pada bayi. Terdapat berbagai jenis makanan tambahan yang diberikan kepada bayi, yakni : susu botol, bubur bayi, nasi tim, dan nasi pisang, Dalam sehari bayi diberi makan tambahan bervariasi, ada yang memberikan 1 kali di pagi hari, 2 kali : pagi dan siang, dan juga 3 kali sehari : pagi, siang dan malam. Cara memberikan makanan tambahan pada bayi mengikuti aturan yang ada pada kemasan bagi yang memberikan makanan tambahan menggunakan produk dari pabrik, sedangkan untuk pembuatan nasi pisang menggunakan cara yang sama yakni nasi diulek bersama dengan pisang. Keluarga tidak mengetahui dampak/akibat yang terjadi pada bayi jika diberikan makanan tambahan sebelum waktunya. 2 keluarga hanya mengetahui efek pada bayi yakni bayi mngalami mencret namun jika produknya diganti tidak mengakibatkan efek apapun dan mereka tetap memberikan makanan tambahan bagi bayi mereka.

Kata Kunci : Persepsi, Keluarga, Makanan Pendamping ASI, Budaya Jawa Kepustakaan : (29, 1993 - 2006 )

Click here to buy AB

BY

YPDF Transformer 2

.0

w w

w .ABBYY.co m

Click here to buy AB

BY

YPDF Transformer 2

.0

w w

(2)

Nursing Study Program Medical Faculty Diponegoro University January, 2008

ABSTRACT Debora A. Y. Liunokas

Perception of The Family When Giving Food Addition To Baby According Javanese Culture

VII + 51 + 6 enclosure

Indonesia is country with high plurality, for example Javanese culture. The culture decide the food at a region, include Javanese culture. In the traditional citizens, we can see conception about culture that shown to behaviour if they give food to baby before 6th month. It is done in generations and have been done for a long time. Giving food addition will be able to negatif effect to healthy of baby, for example trouble in the digestion. The food which is given also have variations, example: bottle milk, baby pooridge, and banana rice.

Metodology of research is qualitative research with ethnography approach that have purpose to know about parents reason when give food addition to their baby, kinds of food addition given to baby, time giving food addition, the way to give food addition, and parent's knowledge about effect to baby when they will be given before right time.

Result of research is reason of javanese family when giving food addition to their baby before right time, it is caused by culture / habitual that have genarated have been done in family, fullfear if baby get hungry, believing, want to fat baby and growth quickly and advice from parents or healthy figur because it is have relationship with phisical limitation. The role as a housewife and as child have respect to their parents make the mother give food addition to their baby. The kinds of food addition which is given to baby, are : bottle milk, baby pooridge, rice boiled, and banana rice. In a day the baby is given food addition as variations, there is give once a day in the morning, twice a day : in the morning and afternoon, and also three times a day : in the morning, afternoon and the ninght. The way to give food addition to the baby following procedure which is in label of product if they given food addition from factory, whereas for making the banana rice by making shine the rice with banana. The family don't know about the effect to their baby if they will be given food addition before right time. Two family just know about effect of the baby, as the baby get diarrhoea but if they change the product, not give effect for baby and they still give food addition for their baby.

Key Word : Perception, Family, Food Addition beside ASI, Javanese Culture referens : (29, 1993 – 2006)

Click here to buy AB

BY

YPDF Transformer 2

.0

w w

w .ABBYY.co m

Click here to buy AB

BY

YPDF Transformer 2

.0

w w

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan syarat ini, barang yang tidak ada ketika akad tidak sah dijadikan objek akad seperti jual beli yang sesuatu yang masih di dalam tanah atau menjual anak

Sebagai awal dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Berkaitan dengan uraian di atas,

MENGUMUMKAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA UNTUK PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014, SEPERTI TERSEBUT DIBAWAH INI

Penanganan terhadap penderita retardasi mental bukan hanya tertuju pada penderita saja, melainkan juga pada orang tuanya. Mengapa demikian? Siapapun orangnya

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui nilai tahanan pentanahan rumah tinggal yang terdapat di kecamatan Gabek kota Pangkalpinang dengan kondisi jenis

Currently, Danish transposition does not meet the threefold goals of the Directive, namely, to allow free movement within the health care sector, establish legal certainty or

Pertama, untuk mengatur proses transfer energi dari sel surya yang akan disimpan pada baterai secara efisien dan semaksimal mungkin serta membatasi dan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial orangtua dengan kemandirian belajar, dengan asumsi semakin tinggi dukungan