• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 1104440 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 1104440 Chapter3"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian (Sunanto, 2006, hlm. 12).

1. Definisi Konsep a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dikenal dengan istilah intervensi atau perlakuan (Sunanto, 2006, hlm 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode role playing.

Metode role playing adalah ͞suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa͟ (Sudjana,2004, hlm. 62). Metode pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dirasa dapat mengembangkan keterampilan sosial pada siswa tunagrahita ringan usia remaja. Sanjaya (2006, hlm. 161) mengemukakan ͞Metode role playing ini merupakan sebagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa-peristiwa aktual atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang͟. Metode role playing ini dapat merangsang siswa dalam hal bersosialisasi, dikarenakan siswa melakukan interaksi satu sama lain dengan siswa yang berada dilingkungan kelas.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang di ukur sebagai akibat adanya manipulasi pada variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah keterampilan sosial.

(2)

interaksi sosial dan bergantung pada konteks dan parameter dari keadaan͟.

Keterampilan sosial merupakan faktor yang penting untuk memulai dan memiliki hubungan sosial. Siswa yang tidak memiliki keterampilan sosial akan kesulitan dalam menjalin hubungan yang positif dengan lingkungan sekitar, bahkan siswa bisa diabaikan oleh lingkungannya. Keterampilan sosial sangat diperlukan berhubung dengan kecenderungan sosial dalam lingkungan yang semakin berubah, kompetitif dan kompleks.

2. Definisi Operasional Variabel a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode role playing. Pelaksanaan metode role playing dirasa dapat mengembangkan keterampilan sosial pada siswa tunagrahita ringan usia remaja. Dalam Pelaksanaanya, Metode role playing memiliki langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut (Somantri, 2010, hlm. 70) :

1) Tahap Persiapan, dengan langkah kegiatan :

a) guru menentukan permainan peran yang akan dilaksanakan, guru menata lingkungan kelas yang mendukung untuk kegiatan bermain peran.

b) Guru menyiapkan bahan dan media yang diperlukan serta scenario cerita yang harus diperankan oleh anak.

2) Tahap Awal, dengan langkah kegiatan :

a) Anak-anak berbaris dan masuk kelas dan duduk membentuk lingkaran.

b) Guru membimbing anak untuk berdoa dan membaca surat pendek serta menyanyi.

c) Guru memberikan informasi kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan.

d) Guru memberikn motivasi kepada anak untuk mengikuti kegiatan. 3) Tahap Inti, dengan langkah kegiatan :

a) Guru memperkenalkan barang-barang yang akan digunakan untuk bermain peran.

b) Guru menceritakan skenario bermain peran melalui gambar maupun cerita.

(3)

d) Anak melakukan permainan sesuai dengan peran yang sudah ditetapkan dan guru membimbing anak dalam melaksanakan permainan.

e) Guru mereflekasi dan melakukan penekanan terhadap nilai yang ingin diajarkan.

4) Tahap Penutup, dengan langkah kegiatan :

a) Guru duduk bersama anak untuk memberikan pijakan pengalaman setelah kegiatan bermain peran selesai.

b) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan atau berpendapat tentang kegiatan serta pengalaman anak setelah kegiatan bermain peran.

c) Guru menekankan kembali nilai-nilai sosial yang diajarkan. d) Guru berbincang-bincang tentang kegiatan yang akan

dilaksanakan besok.

e) Guru membimbing anak untuk berdoa.

b. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan sosial. Keterampilan sosial merupakan dasar dari hubungan sosial yang akan siswa aplikasikan dalam bermasyarakat. Menurut Caldarella dan Merrel (1997, hlm.264) terdapat 5 elemen keterampilan sosial yaitu : 1) Keterampilan sosial yang berhubungan dengan teman sebaya (Peer

Relationship Skills).

2) Keterampilan yang berhubungan diri sendiri (Self Management Skills).

3) Keterampilan yang berhubungan dengan kesuksesan akademik (Akademic Skills).

4) Keterampilan yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam memenuhi permintaan orang lain (Compliance Skills).

5) Keterampilan Interpersonal (Asertion Skills).

(4)

Keterampilan sosial yang akan diteliti dari siswa tunagrahita ringan usia remaja di SPLB-C YPLB Cipaganti adalah :

a. Keterampilan Interpersonal (Asertion Skills) dengan indikator : 1) memperkenalkan diri, 2) memberikan pujian, 3) menawarkan bantuan atau pertolongan ketika dibutuhkan, 4) mengundang atau mengajak teman untuk bermain atau berinteraksi, 5) peka terhadap perasaan teman (empati dan simpati), 6) mudah untuk berteman dan memiliki banyak teman, 7) memiliki selera humor yang baik dan dapat bercanda atau bergurau dengan teman, 8) mampu mengawali atau bergabung dalam percakapan dengan teman, 9) tampil percaya diri, 10) bekerjasama, 11) mengatasi masalah.

b. Keterampilan yang berhubungan dengan diri sendiri (self management skills) dengan indikator : 1) tetap bersikap tenang ketika ada masalah dan dapat mengontrol emosi ketika marah, 2) Etika Sosial pada diri siswa. 3) menerima kritikan dari orang lain dengan baik, 4) bertanya atau meminta bantuan secara tepat, 5) mendengarkan dan melaksanakan petunjuk dari guru, 6) perilaku bertanggung jawab, 7) mengabaikan gangguan dari teman ketika sedang bekerja atau belajar.

B. Metode Penelitian

(5)

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam metode penelitian Preexperimental Design adalah menggunakan One-grup pre-test-post-test design. Prasetyo dan Jannah (2005, hlm 161) mengemukakan bahwa One-grup pre-test-post-test design adalah ͞Satu kelompok Eksperimen yang diukur variabel dependennya (pre-test), kemudian diberikan stimulus, dan diukur kembali variabel dependennya (post-test), tanpa ada kelompok pembanding͟. Jadi dalam penelitian ini tidak terdapat suatu kelompok pembanding. Tidak adanya kelompok pembanding dalam penelitian ini dikarenakan subjek yang akan diteliti adalah keseluruhan dari siswa tunagrahita ringan usia remaja disuatu sekolah serta tidak adanya subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian.

Penelitian ini dimulai dengan siswa diberikan pretest (O1) hal ini dilakukan sebelum diberikan intervesi. Pengukuran pretest keterampilan sosial dengan menggunakan instrument keterampilan sosial. Setelah dilakukan pengukuran sebelum eksperimen sesuai kemampuan siswa maka akan diberikan suatu perlakuan (X) yaitu pengembangan keterampilan sosial dengan menggunakan metode role playing sesuai kebutuhan dan kemampuan awal anak untuk jangka waktu tertentu. Setelah itu akan dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya yaitu posttest (O2) sesuai dengan instrumen yang dirancang mengenai keterampilan sosial.

Dari kegiatan penelitian seperti itu maka akan didapat hasil dan data yang diperoleh bisa dibandingkan sehingga bisa diuji validitas dan reliabilitasnya.Desain Penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

(Sugiyono,2009, hlm. 111) Keterangan :

O1 = nilai pretest (sebelum diberi Intervensi) O2 = nilai posttest (setelah diberi Intervensi) X = Intervensi/Perlakuan

(6)

C. Populasi dan Sampel

Sugiyono (2009, hlm. 89) menyatakan bahwa ͞populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan͟.

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 70) ͞sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi͟. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan bagi setiap unsur/anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiono, 2009, hlm. 120). Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sugiono (2009, hlm.124) mengemukakan ͞hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang͟. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas SMALB-C Cipaganti Kota Bandung. Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas SMALB-C Cipaganti Kota Bandung yang berjumlah enam orang.

Berikut ini profil keterampilan siswa pada sampel yang akan diteliti pada penelitian ini :

1. DS ( 16 Tahun) merupakan siswa perempuan yang cenderung pendiam, lebih fokus dengan handphonenya, pemalu.

2. MR ( 19 Tahun) merupakan siswa laki-laki jarang masuk sekolah, berbicara secukupnya, tidak bisa mengekspresikan sesuatu dengan baik, bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

3. AJ ( 16 Tahun) merupakan siswa perempuan yang aktif, mudah bergaul, canggung untuk meminta tolong, bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, mudah terganggu ketika belajar

(7)

5. FH ( 19 Tahun) merupakan siswa laki-laki yang bersemangat, tidak bisa mengontrol emosi, kurang bisa mengabaikan gangguan dari teman, kurang baik dalam etika sosial.

6. KR ( 18 Tahun) merupakan siswa perempuan yang cenderung pendiam, kurang bersosialisasi dengan siswa di luar kelas, pemalu.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah ͞alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah͟ (Arikunto, 2002, hlm. 136). Dalam penelitian ini perlu adanya instrument untuk mencapai tujuan penelitian. Instrument yang dibuat pada penelitian ini adalah instrument tentang keterampilan sosial.

Instrumen yang akan diberikan dalam Pretest dan Posttest dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan Instrumen dengan menggunakan skala Guttman. Sugiyono (2009, hlm. 139) mengemukakan ͞Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapat jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan͟. Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala Guttman akan didapat jawaban, yaitu ͞mampu - tidak mampu͟. Dari penyusunan instrumen terdapat butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang dikembangkan dari indikator yang disusun dalam kisi-kisi instrumen.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Keterampilan Sosial

Siswa Tunagrahita Ringan Usia Remaja

No Aspek Ruang Lingkup Indikator

1 Keterampilan Sosial

Keterampilan Interpersonal

1.1 memperkenalkan diri 1.2 memberikan pujian

(8)

atau pertolongan ketika dibutuhkan 1.4 mengundang atau mengajak teman untuk bermain dan berinteraksi

1.5 peka terhadap perasaan teman (empati dan simpati)

1.6 mudah untuk berteman dan memiliki banyak teman

1.7 memiliki selera humor yang baik dan dapat bercanda atau bergurau dengan orang lain

1.8 mengawali atau bergabung dalam percakapan dengan teman

1.9 tampil percaya diri 1.10 bekerjasama 1.11 mengatasi masalah 2 Keterampilan

Sosial

Keterampilan yang

berhubungan dengan diri sendiri (Self management

Skills)

2.1 tetap bersikap tenang ketika ada masalah dan dapat mengontrol emosi ketika marah

2.2 Etika Sosial pada diri siswa 2.3 menerima kritikan dari orang lain dengan baik

2.4 bertanya atau meminta bantuan secara tepat

2.5 mendengarkan dan melaksanakan petunjuk dari guru

(9)

2. Uji Validitas Instrumen

Pada suatu penelitian perlu dilakukan uji coba instrument untuk mengetahui tingkat validitas dari instrument yang akan digunakan pada penelitian ini. suatu instrumen yang valid dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur kepada subjek penelitian. Uji validitas instrument yang digunakan pada penelitian ini menggunakan validitas isi berupa Judgement-Expert dengan teknik kecocokan para ahli yang merupakan dosen pendidikan khusus FIP UPI spesialisasi tunagrahita dan tenaga pengajar di SPLB-C YPLB Cipaganti Bandung.

Format yang digunakan untuk melakukan uji validitas instrument adalah dengan menggunakan format dikotomi, dengan cocok diberi nilai 1 dan jika tidak cocok diberi nilai 0, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :

x 100%

(Susetyo, 2014, hlm. 57) Keterangan:

P : Persentase F : Jumlah cocok N : Jumlah penilai ahli

Butir tes dinyatakan valid jika kecocokannya dengan indikator mencapai lebih besar dari 50% (Susetyo, 2014, hlm. 57).

(10)

3. Reliabilitas Instrumen

Menurut Susetyo (2014, hlm. 65) ͞Suatu perangkat alat ukur yang dapat dipercaya adalah alat ukur yang hasilnya tidak berubah atau hasilnya relatif sama jika diperlukan pengetesan secara berulang-ulang dan alat ukur yang demikian dinamakan reliabel͟.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa uji reliabilitas instrumen sangat penting agar mengetahui apakah alat ukur yang peneliti buat sudah reliabel atau tidak. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan gambaran yang dapat dipercaya tentang kemampuan keterampilan sosial siswa tunagrahita ringan usia remaja.

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan reliabilitas konsistensi internal. Susetyo (2014, hlm. 67) mengemukakan bahwa ͞reliabilitas konsistensi internal didasarkan pada sekor yang diperoleh dari satu perangkat alat ukur dengan satu kali pengukuran pada tes͟. Pengujian reliabilitas ini menggunakan teknik Kuder-Richardson 20 dengan rumus sebagai berikut :

Kr 20 =

    

 

2 2

1

A A pq

k k

(Susetyo , 2014, hlm. 73) Dimana :

Kr 20 = reliabilitas instrument K = jumlah butir tes

p = proporsi jawaban benar q = proporsi jawaban salah

pq = jumlah perkalian jawaban benar dengan salah

2

A = Varians skor tes

(11)

2 X = Jumlah skor keseluruhan

2

A = Varians skor tes

Diketahui N = 4

a. Menghitung Varians skor tes

(12)

Setelah dihitung dan mendapatkan nilai reliabilitas maka dapat diinterpretasikan dengan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut :

Tabel 3.2

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,00 – 0,19 Sangat rendah 0,20 – 0,39 Rendah 0,40 – 0,59 Cukup 0,60 – 0,79 Tinggi 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian (hasil uji reliabilitas terlampir), maka diperoleh harga Kr 20 = 0,81. Nilai tersebut tergolong pada koefisien reliabilitas sangat tinggi, sehingga instrumen penelitian tentang keterampilan sosial tunagrahita ringan usia remaja dinyatakan reliabel dan dapat digunakan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian sangatlah penting, hal ini berguna untuk mengumpulkan informasi atau data yang dibutuhkan ketika penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan inventori (non tes). Menurut Soendari (2008, hlm. 16) mengemukan bahwa ͞ Inventori biasanya digunakan untuk melihat prestasi siswa dalam bidang akademik, dan dapat pula digunakan untuk mengukur aspek-aspek non-akademik, seperti kebiasaan dan perilaku sosial͟.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar inventori dimaksudkan ukuran kepribadian dari objek penelitian. Menurut margono (2010, hlm. 175) menjelaskan bahwa :

(13)

merupakan cirri tingkah laku mereka, dengan jalan member tanda cek pada jawaban ya, tidak, dan tidak tahu. Skor dihitung dengan jalan menunjukkan jawaban yang sesuai dengan sifat yang diukur oleh peneliti.

Pelaksanaan pengumpulan data menggunakan daftar inventori, peneliti mengamati pola-pola tingkah laku siswa dalam hal keterampilan sosial pada saat fase pre-test dan fase post-test pada sampel yang di teliti. Inventori merupakan suatu metode untuk mengumpulkan data yang berupa suatu pernyataan tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Setelah mengamati siswa yang di teliti maka siswa akan dinilai atau diberi skor pada pernyataan yang cocok dengan dirinya. Fungsi dari teknik daftar inventori ini adalah untuk dasar peneliti dalam memahami keterampilan sosial siswa tunagrahita ringan usia remaja.

Penggunaan teknik daftar inventori ini adalah peneliti memberi tanda ceklis () pada kolom mampu jika anak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pernyataan pada instrumen dan diberi skor 1. Sementara jika siswa tidak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pernyataan pada instrumen maka peneliti member tanda ceklis () pada kolom tidak mampu yang berarti skor siswa adalah 0. Skor yang diperoleh siswa dari hasil pre-test dan post-test tentang keterampilan sosial akan ditafsirkan oleh peneliti tentang keadaan siswa tersebut.

E. Prosedur Penlitian 1. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Informasi ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian. Sebelum penelitian dilakukan terdapat langkah-langkah sebagai berikut :

(14)

1) Permohonan surat pengantar dari jurusan Pkh untuk pengangkatan dosen pembimbing;

2) Permohonan surat keputusan Dekan FIP mengenai pengangkatan dosen pembimbing dan surat pengantar izin penelitian untuk ke direktorat melalui Direktorat Akademik;

3) Mengurus surat pengantar izin penelitian mealalui Direktorat Akademik untuk ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL);

4) Membuat surat izin penelitian di KESBANGPOL berdasarkan surat pengantar dari Direktorat Akademik;

5) Menyerahkan surat izin penelitian dari KESBANGPOL ke Dinas Pendidikan Jawa Barat;

6) Menyerahkan surat izin penelitian kepada Kepala Sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu SPLB-C YPLB Cipaganti. c. Menyusun instrumen penelitian mengenai keterampilan sosial siswa

tunagrahita ringan usia remaja. Instrumen penelitian ini meliputi kisi-kisi instrumen, pembuatan instrumen, pembuatan RPP.

d. Melakukan uji coba instrumen penelitian, uji coba instrumen ini meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dialkukan dengan meminta penilaian para ahli (Expert Judgement). Para ahli tersebut adalah dua orang dosen Pendidikan Khusus dan satu orang guru SPLB-C YPLB Cipaganti. Kemudian melakukan uji reliabilitas dilakukan pada empat orang siswa tunagrahita ringan usia remaja di SPLB-C YPLB Cipaganti Kota Bandung.

2. Pelaksanaan Penelitian

(15)

a) Meminta ijin kepada pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian, mengadakan komunikasi dengan guru kelas mengenai jadwal penelitian dan mendiskusikan rencana program pembelajaran;

b) Melaksanakan pre-test untuk mengetahui kemampuan dasar subjek penelitian dalam keterampilan sosial siswa tunagrahita ringan usia remaja. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat jumlah skor mampu yang diperoleh subjek

c) Melaksanakan treatment atau perlakuan selama empat kali pertemuan, yaitu menggunakan metode role playing untuk mengembangkan kemampuan keterampilan sosial siswa tunagrahita ringan usia remaja d) Melaksanakan post-test, yaitu pengukuran kembali hasil keterampilan

sosial siswa tunagrahita ringan usia remaja untuk mengetahui sejauh mana treatment atau perlakuan yang dilakukan berpengaruh atau tidak terhadap keterampilan sosial siswa tunagrahita ringan usia remaja.

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Metode Role

Playing

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode role playing adalah sebagai berikut :

a. Memberi penjelasan kepada subjek penelitian yaitu siswa tunagrahita ringan usia remaja yang berjumlah enam orang, bahwa mereka akan belajar dengan menggunakan metode role playing

b. Memperkenalkan barang-barang yang akan digunakan untuk bermain peran.

c. Melaksanakan pembelajaran 1 tentang budayakan mengantri selama dua kali pertemuan. Siswa berperan sesuai dengan peran yang ditentukan oleh peneliti.

d. Melaksanakan pembelajaran 2 tentang sabar dan mengontrol emosi selama dua kali pertemuan. Siswa berperan sesuai dengan peran yang ditentukan oleh peneliti.

(16)

f. Kegiatan diatas dilakukan sampai adanya peningkatan perkembangan keterampilan sosial siswa tunagrahita ringan usia remaja.

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan statistik non-parametrik dengan menggunakan uji wilcoxon, hal ini dilakukan dikarenakan subjek penelitian tidak terlalu banyak yang hanya berjumlah enam siswa tunagrahita ringan usia remaja. Sugiyono (2009, hlm. 134) berpendapat bahwa ͞teknik uji Wilcoxon digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal͟.

Adapun langkah-langkahnya menurut Nurmalasari (2013, hlm 48) adalah sebagai berikut :

1. Menskor tes awal dan tes akhir dari setiap penilaian, 2. Mentabulasi skor tes awal dan tes akhir,

3. Membuat tabel perhitungan skor tes awal dan tes akhir, 4. Menghitung selisih skor tes awal dan tes akhir,

5. Menyusun ranking,

6. Melakukan uji tanda dengan membubuhkan tanda (+) unuk selisih positif antara tes akhir dan tes awal. Tanda (-) diberikan untuk selisih negatif antara tes akhir dan tes awal,

7. Menjumlahkan semua ranking bertanda positif dan negatif,

8. Membandingkan uji tanda hitung ( T hitung ) dengan uji tanda tabel ( T tabel), untuk uji wilcoxon,

9. Membuat kesimpulan yaitu H1 diterima apabila T hitung  T tabel dan H1 ditolak apabila T Hitung > T Tabel.

H1 = Metode role playing memberikan pengaruh dalam mengembangkan keterampilan sosial siswa tunagrahita ringan usia remaja di SPLB-C YPLB Cipaganti, Kota Bandung.

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

[3.29] Menimbang bahwa berdasarkan penilaian hukum di atas, dalam rangkaian satu dengan yang lain, Mahkamah berpendapat bahwa pokok permohonan para Pemohon tidak

Terjadi pasang surut penggunaan Asbuton di dalam negeri, sejak diketemukan pada tahun 1924 dan mulai diproduksi sejak tahun 1926 yang dalam penambangannya pernah mengalami

posisi yang baik dimata konsumen. Positioning merupakan strategi penempatan diri dalam upaya mewujudkan apa yang sudah menjadi tujuannya, yaitu dengan memperkenalkan

Hal ini dikarenakan inhibitor dengan jenis kromat mampu mengurangi laju korosi logam dalam lingkungan klorida dengan cara menyumbangkan ion-ion kromat pada baja

Penangangan Bank gagal yang berdampak sistemik menjelaskan Pasal 1 angka (6) dan(7) Bank Gagal Sistemik adalah bank gagal yang dinyatakan sistemik oleh Komite Koordinasi

atau bersaing untuk memperoleh produk pulp dan kertas ini, membuat persediaan produk pulp dan kertas menjadi terbatas. Permintaan akan produk pulp dan kertas tinggi selain

Title Sub Title Author Publisher Publication year Jtitle Abstract Notes Genre URL.. Powered by

Fungsi kreasi ni dimaksudkan dengan adanya koleksi ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku fiksi, dan sebagainya diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat