BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 2 Lembang yang
beralamat di Jalan. Maribaya No. 129. Sekolah ini tidak terletak di pinggir jalan
dan jauh dari keramaian kota sehingga tidak terlalu bising oleh kendaraan
bermotor.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian kinerja guru IPS dan
siswa kelas VII A, berjumlah 38 orang orang terdiri atas 20 siswa perempuan dan
18 siswa lak-laki. Pemilihan kelas VII A sebagai subjek dalam penelitian ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa kelas tersebut mempunyai masalah sesuai
dengan identifikasi masalah yang dipaparkan, sebagian besar siswa di kelas VII A
kurang menunjukan kecerdasan interpersonalnya ketika dilakukannya diskusi
kelompok. Masih banyak siswa yang kurang menunjukan rasa toleransi, empati,
menghargai pendapat, kerjasama dalam pembelajaran IPS.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah desain penelitian
kualitatif. Menurut Meleong (2010:13) desain penelitian kualitatif menyusun
desain yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan
desain penelitian yaitu kerangka berpikir atau rencana penelitian yang dibuat oleh
peneliti yang tujuannya untuk menggambarkan suatu hal yang akan dilakukan
dalam melaksanakan penelitian. Desain penelitian kualitatif bersifat fleksibel,
artinya peneliti bisa menyesuaikan penelitiannya dengan kenyataan dilapangan
dan penelitian ini tidak dapat diprediksi serta penelitian ini sewaktu-waktu bisa
Metode penelitian yang akan digunakan yaitu metode penelitian yang
sesuai dengan kajian permasalahan penelitian, oleh karena itu metode penelitian
yang akan dipergunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012:186), penelitian tindakan kelas
mencakup menyesuaikan hipotesis kerja yang sudah shahih kepada teori yang
menjadi kernagka pemikiran sehingga menjadi bermakna. Dengan cara ini, guru
peneliti memberikan makna kepada serangkaian observasi yang dilakukannya
dalam penelitian tindakan kelasnya, dari yang tadinya berupa data dan konstruk
hasil pengamatan.
Desain penelitian yang digunakan dalam PTK ini terdiri dari beberapa
siklus. Bentuk siklus yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Hopkins, 1993:48). Dalam
perencanaannya, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai
dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi
(reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk pemecahan
masalah. Pola dasar bentuk siklus dalam PTK menurut Kemmis & Mc. Taggart
ditunjukkan pada gambar.
Hopkins dalam Wiriaatmadja (2012:66)
Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap siklus meliputi
empat tahapan yaitu, rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing), refleksi (reflecting).
1. Rencana (planning)
Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi awal dan wawancara
langsung dengan guru IPS. Setelah melakukan wawancara dan observasi, peneliti
melakukan perencanaan membuat silabus dan rencana pembelajaran disertai
dengan lembar observasi yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung
ketika sedang menerapkan tipe Numbered Heads Together di kelas. Perencanaan
ini dilakukan oleh guru mitra dengan peneliti untuk menemukan jadwal penelitian,
materi pembelajaran, dan persiapan RPP. Adapun susunan serangkaian rencana
kegiatan
a. Menentukan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian
b. Melakukan observasi prapenelitian terhadap kelas yang akan digunakan
untuk penelitian
c. Meminta kesediaan guru mitra dalam penelitian yang akan dilaksanakan
d. Menyusun kesepakatan dengan guru mitra mengenai waktu penelitian
e. Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan digunakan saat
pembelajaran dalam penelitian
f. Merencanakan penilaian yang akan digunakan dalam KBM sehingga dapat
mengetahui peningkatan kerjasama dalam menumbuhkan kecerdasan
interpersonal siswa
g. Menyusun instrumen yang akan digunakan di dalam penelitian
h. Merencanakan diskusi yang akan dilakukan oleh peneliti dengan guru
mitra
i. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut yang akan dilakukan
peneliti dengan guru mitra
2. Tindakan (Acting)
Pada pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan
rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Rancangan tersebut yang telah di
sepakati oleh guru mitra dengan peneliti. Tahap tindakan ini dilakukan oleh
peneliti sebagai guru IPS dengan menerapkan model pembelajaran Numbered
Heads Together. Proses pembelajaran dilakukan sesuai jadwal pelajaran IPS di
kelas VII A SMP Negeri 2 Lembang. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini
yakni sebagai berikut :
a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama
antara peneliti dengan mitra peneliti. Pada tahap perencanaan yaitu
tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pengajaran yang telah
disusun
b. Menerapkan Numbered Heads Together untuk proses pembelajaran.
Anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
c. Mempersiapkan instrumen penilaian berupa format
d. Melakukan penilaian tugas hasil kerja siswa secara berkelompok
e. Melakukan diskusi dengan mitra peneliti mengenai kekurangan dalam
menerapkan NHT dalam proses pembelajaran
f. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut untuk siklus selanjutnya
g. Melakukan pengolahan data
3. Pengamatan (Observing)
Observasi merupakan salah satu alat pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian. Observasi dilakukan untuk melihat aktivitas siswa selama proses
pembelajaran di kelas selama pelaksanaan tindakan. Melalui observasi ini peneliti
dapat mengetahui seberapa besar kinerja guru dan keterlibatan siswa selama
proses pembelajaran, serta untuk mengumpulkan atau merekam data yang terjadi
selama proses pembelajaran di kelas berlangsung.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini, peneliti melakukan evaluasi bersama observer terhadap
pertimbangan perencanaan pada siklus berikutnya. Jika hasil yang diharapkan
belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
C. Prosedur Penelitian
Agar penelitian yang dilaksanakan peneliti dapat efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka peneliti mengacu pada prosedur penelitian
yang terbagi kedalam tahapan penelitian sebagi berikut:
1. Tahap Pra Penelitian
Pada tahap ini, peneliti mengadakan pra penelitian ke lapangan untuk
melihat lebih jauh mengenai permasalahan dalam proses pembelajaran di kelas.
Hal pertama yang dilakukan adalah mendatangi guru mata pelajaran IPS untuk
memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran di kelas. Kedua, peneliti
melakukan observasi langsung ke kelas untuk melihat proses pembelajaran di
kelas. Ketiga, melakukan pertemuan untuk mengadakan perencanaan bersama
antara guru mata pelajaran IPS dengan peneliti untuk membicarakan tentang
materi yang akan disampaikan, fokus yang akan di observasi berdasarkan
kriteria-kriteria yang disepakati bersama serta waktu dan tempat kegiatan observasi akan
dilaksanakan.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Tahap Perencanaan Siklus
1). Tahap Perencanaan Siklus I
Adapun perencanaan untuk tindakan siklus I antara lain:
a) Menyiapkan bahan ajar yang akan dipakai
b) Menentukan SK dan KD yang akan digunakan
c) Menentukan materi yang akan digunakan
d) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
e) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan
f) Membuat format lembar observasi yang berfokus pada guru dan siswa
h). Membagi siswa ke dalam kelompok, dilakukan oleh guru agar dapat
membedakan karakteristik setiap siswanya.
2). Tahap Perencanaan Siklus II
Tahap perencanaan siklus II hampir sama dengan perencanaan siklus 1
namun pasti ada sedikit perubahan. Perubahan pada siklus II yaitu:
a) Menyiapkan materi selanjutnya
b) Membuat RPP lebih baik
c) Mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajaran
3). Tahap Perencanaan Siklus III
Perencanaan siklus III hampir sama dengan siklus II. Siklus III,
diharapkan dapat lebih baik dari siklus-siklus sebelumnya, karena data yang
dihasilkan dari siklus ketiga bisa stabil disiklus keempat.
4). Tahap Perencanaan Siklus IV
Perencanaan siklus IV hampir sama dengan siklus I, siklus II dan siklus
III, siklus IV termasuk siklus terakhir tindakan penelitian, maka dari itu siklus IV
diharapkan lebih baik lagi dari siklus-siklus sebelumnya. Perubahan yang ada di
siklus IV mungkin sama saja dengan perubahan yang ada pada siklus III.
3. Tahap Pelaksanaan Siklus
a. Tahap Pelaksanaan Siklus 1
1) Sebelum dimulainya proses pembelajaran dengan menerapkan metode
numbered heads together, guru memberikan lembar observasi catatan
lapangan kepada observer serta guru menjelaskan materi dan tujuan
pembelajaran
2) Guru menjelaskan materi
3) Guru membagi siswa dalam kelompok yang sudah dibuat pada tahap
perencanaan.
4) Guru menyiapkan media pembelajaran yang digunakan
6) Siswa berdiskusi, dan diakhir diskusi siswa memberikan pertanyaan,
masukan atau kritikan kepada siswa yang sedang menampilkan hasil
diskusinya.
7) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil proses pembelajaran dengan
menerapkan model numbered heads together.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus II
Tahap pelaksanaan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus I,
adapun yang berbeda dari siklus I adalah:
1) Guru memberikan lembar observasi dan catatan lapangan kepada observer
dengan format yang sama dengan siklus I
2) Guru menjelaskan sedikit materi, materi yan digunakan pada siklus II sama
saja dengan siklus I, namun berbeda sub pembahasannya
3) Pembentukan kelompok sama dengan siklus I
c. Tahap Pelaksanaan Siklus III
Tahap pelaksanaan siklus III hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus
sebelum-sebelumnya, adapun yang berbeda dari siklus III, adalah:
1) Guru memberikan lembar observasi dan catatan lapangan kepada observer
masih dengan format yang sama dengan siklus sebelumnya
2) Guru menjelaskan materi, materi yang digunakan berbeda pada siklus I dan
II.
3) Pembentukan kelompok sama dengan siklus sebelumnya
d. Tahap Pelaksanaan Siklus IV
Tahap pelaksanaan siklus IV hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus
sebelum-sebelumnya, adapun yang berbeda dari siklus IV, adalah:
1) Media pembelajaran yang digunakan berbeda dari siklus-siklus sebelumnya
2) Lebih banyak melakukan quiz.
Tahap ini merupakan tahap perbaikan dari tiap siklus yang dilakukan.
Tujuannya untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada tiap tindakan. Tahap
ini juga dilakukan oleh guru mitra bersama peneliti. Jika terdapat kekurangan,
guru mitra akan memberikan masukan kepada peneliti kemudian peneliti
merencanakan atau merevisi untuk diterapkannya tindakan berikutnya.
D. Instrumen Penelitian
Dalam Instumen ini peneliti mengumpulkan data agar dapat memudahkan
pekerjaannya dan hasilnya lebih baik, serta lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Lembar Pedoman Observasi
Observasi sebagai alat pengumpulan ini digunakan untuk mengukur
tingkah laku responden atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat
diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti berdasarkan panduan
observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang
berkaitan pada saat proses tindakan yang di laksanakan di kelas. Dengan
menggunakan catatan lapangan peneliti dapat mengetahui kekurangan dan
kelemahan, juga hasil yang diperoleh selama proses tindakan berlangsung.
Hasil catatan lapangan tesebut pada akhirnya dapat digunakan sebagai bahan
refleksi dan diskusi antara peneliti dengan mitra peneliti sebagai referensi
tindak lanjut yang harus diperbaiki dan ditingkatkan pada tindakan selanjutnya.
Lembar pedoman wawancara disusun dengan tujuan sebagai skenario
untuk melaksanakan wawancara agar lebih terarah. Lembar pedoman
wawancara ini berisikan pendapat perangkat pertanyan-pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban dari siswa dan guru dengan
cara melakukan tanya jawab berkaitan dengan penelitian yang sedang
dilakukan oleh penulis. Wawancara ini digunakan untuk mengukur sikap dan
tanggapan siswa terhadap model pembelajaran cooperative learning tipe
numbered heads together yang diterapkan oleh guru. Disamping itu juga
pedoman wawancara ini untuk mendapatkan tanggapan dari guru mengenai
kendala-kendala yang di hadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran
tersebut.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang digunakan dalam
penelitian, sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi di
kelas pada waktu pembelajaran pada saat peneitian tindakan kelas ini
dilaksanakan. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah tape
rekaman untuk merekam suasana kelas secara mendetail tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan
foto-foto selama proses pembelajaran.
E. Teknik Pengolahan Data
Setelah tahap pengumpulan data selesai maka tahap berikutnya adalah
pengolahan data. Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak
awal pada setiap aspek kegiatan penelitian. Pada saat observasi atau pengamatan
terhadap pembelajaran di kelas, peneliti dapat memahami situasi dan suasana
kelas, cara guru mengajar, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan
siswa lainnya. Hal ini juga sesuai yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dan
Ibrahim (2004:126) menyatakan bahwa analisis data kualitatif bisa disusun dan
penyusunan dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorisasikan pada langkah
berikutnya sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data adalah
mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
1. Validasi Data
Menurut Hopkins (1993, dalam Wiraatmadja, 2012:168), dalam proses
pengolahan data agar data yang diperoleh akurasi dan obyektifitas data maka
dilakukan validasi data. Adapun cara yang digunakan dalam menvalidasi data
kualitatif yang didapatkan di ataranya sebagai berikut:
a. Audit Trail
Yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan di dalam model atau prosedur
yang dipakai pada saat penelitian dan dalam mengambil kesimpulan. Audit
trail juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat
mitra peneliti lainnya.
b. Triangulasi
Triangulasi yaitu memerikasa kebenaran hipotesis, konstruk, atau
analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil
ornag lain, mislnya dnegan mita peneliti lain yang hadir dan menyaksikan
situasi yang sama. Triangulasi menurut Elliot dalam (Wiriaatmadja,
2012:169) menyatakan bahwa triangulasi dilakukan berdasarkan 3 sudut
pandang, yakni sudut pandang guru, sudut pandang siswa dan sudut
pandang yang melakukan atau observasi/peneliti. Proses triangulasi
dilakukan untuk memerika kebenaran data
c. Expert Opinion
Expert Opinion yaitu meminta nasihat dari pakar atau ahli, expert
opinion dilakukan dengan meminta saran dan nasihat dari dosen
pembimbing.
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan dalam suatu proses pelaksanaannya dimulai
sesudah meninggalkan lapangan, sebab jika pelaksanaan analisis baru dimulai
ketika penelitian selesai maka akan sangat merepotkan penulis. Hal ini juga sesuai
yang dikemukakan Nasution (1998:129) bahwa “dalam penelitian kualitatif,
analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dari lapangan segera
harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan analisis”.
Menurut Miles dan Huberman (dalam Putra, 2011:204) menyatakan
bahwa analisis kategori dengan memperhatikan tahapan yang dikemukakan Miles
dan Huberman yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarik kesimpulan dengan
model interaktif. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Pertama : Seluruh catatan lapangan dibagi ke dalam paragraf (boleh juga dibagi
ke dalam kalimat)
Kedua : Setelah dibagi ke dalam paragraf, diberi pengkodean sesuai dengan
kategorinya
Ketiga : Semua kategori atas semua catatan lapangan yang telah diberi
pengkodean disatukan ke dalam suatu kategori.
Keempat : Berbagai kategori itu dicari keterkaitannya untuk mendapatkan makna
yang holistik
Kelima : Dibuat kesimpulan akhir
1) Reduksi Data
Reduksi data ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data
yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara mengklarifikasikan
sesuai masalah yang diteliti yakni meningkatkan interpersonal siswa melalui
model pembelajaran Numbered Heads Together. Dalam penelitian ini aspek yang
akan direduksi adalah perkembangan interpersonal siswa dalam pembelajaran IPS.
3) Penyajian Data
Penyajian data berupa teks naratif, matriks dan grafik yang tujuannya
bagian-bagian tertentu dan kemudian dilakukan klasifikasi. Penyajian data yang disusun
secara jelas, singkat, terperinci, dan menyeluruh akan memudahkan dalam
memahami gambaran terhadap aspek yang dieliti. Penyajian data dalam penelitian
ini lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian
yang diperoleh. Untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu, untuk
dapat melihat gambaran keseluruhannya maka harus diusahakan membuat
berbagai macam matrik, grafik, network dan charts.
4) Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Menarik kesimpulan atau verifikasi yang dilakukan peneliti dimaksudkan
untuk mencari makna dan penjelasan yang dilakukan terhadap data yang
dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan
yang tepat, maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Namun, bisa juga
tidak dapat menjawab semua rumusan masalah karena rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian berada dilapangan.
b. Analisis Data Kuantitatif
Peneliti menggunakan analisis data kuantitatif untuk menganalisis data
hasil penelitian ini. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan
berpikir divergen siswa yang dilihat dari hasil tes yang telah dilakukan, kemudian
dihitung melalui data kuantitatif yaitu mencari rata-rata. Peneliti melakukan
perhitungan rata-rata (persentase) berdasarkan Komalasari (2011:156) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Skor Persentase = Jumlah skor yang didapat x 100
Kemudian untuk keperluan mengklasifikasikan penumbuhan kecerdasan
interpersonal siswa melalui metode Numbered Heads Together (NHT), maka
peneliti mengelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang
dengan skala persentase rentang skor sebagai berikut :
Tabel 3.1
Klasifikasi Rentang Skor
Kategori Skor Presentase
Kurang 0 - 33, 3%
Cukup 33, 4% - 66,6%