BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan metode yang akan digunakan dalam
penelitian, disesuaikan dengan permasalahan yang ditemukan di kelas VIII-CSMPN 2
Lembang. Adapun isi dari bab 3 ini mencakup lokasi dan subjek penelitian, metode
penelitian, desain penelitian, definisi istilah, instrument penelitian, teknik
pengumpilan data, dan analisis data.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Meningkatkan Pemahaman
Konsep Siswa Melalui Penggunaan Teka-Teki Silang dalam Pembelajaran IPS” ini
dilaksanakan disalah satu sekolah menengah pertama yang beralamat di Jl.
Maribaya No. 129, yaitu SMPN 2 Lembang. Lokasi sekolah tersebut cocok untuk
suasana belajar karena berada jauh dari pusat kota dan jalan raya sehingga tidak
terlalu bising oleh keramaian dan lalu-lalang kendaraan. Namun kendaraan umum
seperti angkot jarang melintasi sekolah tersebut, sehingga akses menuju sekolah
tersebut lumayan sulit kebanyakan siswa berangkat sekolah diantarkan oleh orang
tuanya.
2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa dari kelas VIII-Cdi SMPN 2
Lembang yang berjumlah 38 orang, terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 14 siswa
perempuan. Peneliti memilih kelas VIII-C sebagai subjek dalam penelitian ini
berdasarkan pertimbangan setelah dilakukannya observasi di kelas tersebut dan
menemukan berbagai permasalahan seperti metode yang digunakan oleh guru dan
yang paling menonjol adalah pemahaman siswa pada suatu konsep. Peneliti
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Pada dasarnnya tujuan dari
PTK menurut Kemmis (dalam Sanjaya, 2011, hlm. 24) adalah suatu bentuk
penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial
untuk meningkatkan penalaran praktik sosial. Sedangkan menurut Elliot (dalam
Sanjaya 2011, hlm. 44) mengemukakan bahwa penelitian tindakan sebagai kajian
tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui
proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajarai
pengaruh yang ditimbulkanya.
Menurut Burn (dalam Sanjaya, 2011, hlm. 44) pengertian penelitian tindakan
kelas, yakni menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan penerapan
penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan
untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang
melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi dan orang awam.Lebih
lanjut pengertian Penelitian tindakan kelas menurut Wiriaatmadja (2012, hlm 11)
adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan
substantif, suatu tindakan yang yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu
usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam
sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Mulyasa (2011,hlm. 10) mengungkapkan, secara sederhana PTK dapat
diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan
tujuan untuk memperbaiki kualitas dan proses dan hasil belaajar sekelompok peserta
didik.
Berdasarkan penjelasan menurut beberapa ahli diatas, pengertian dari
penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan
secara kolaborasi oleh peneliti, praktisi, dan orang awam malalui prosedur yang
kualitas pendidikan. Artinya setelah dilakukan penelitian tindakan ini, diharapkan
kualitas proses belajar dan hasil belajar siswa.
C. Desain Penelitian
Pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) memiliki beberapa model.
Model penelitian digunakan sebagai bahan visualisasi dan dasar untuk melakukan
tindakan dalam PTK. Dalam bukunya Wiraatmadja (2012, hlm 66) menyebutkan
moodel penelitian tersebut antara lain, yakni model penelitian oleh Lewin, Elliott,
Kemmis dan Mc Taggart, Ebbutt, dan MacKernan.
Dari beberapa model di atas, desain penelitian yang akan digunakan yaitu
model menurut Kemmis dan McTaggart. Setiap model penelitian memiliki
beberapa komponen yang berbeda, seperti dikatakan oleh Wiraatmadja (2012, hlm.
67) dalam medel Kemmis dan McTaggart ini terdiri dari 4 komponen, yaitu dimulai
dengan menyusun perencanaan (plan), melakukan tindakan (act), melakukan
pengamatan (observe), dan mengadakan refleksi (reflect).
Penelitian ini bersifat parsipatorik dan kolaboratif, dilaksanakan beberapa
putaran siklus hingga mencapai data jenuh. Adapun di bawah ini merupakan
gambaran visual yang memperjelas tahapan setiap komponen dalam model Kemmis
dan McTaggart.
Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart (Wiraatmadja, 2012, hlm 66)
Plan
Observe Reflect
Act
Plan
Act Reflect
Siklus 1 Siklus 2
Berdasarkan gambar diatas, dibawah ini merupakan penjabaran dari
tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan (Plan)
Perencanaan tindakan (Planning) yaitu rencana tindakan seperti apa yang akan
dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep siswa. Menurut Sanjaya (2011, hlm. 40) proses perencanaan yang
dilakukan peneliti berupa aktivitas tinjauan lapangan, diagnosis masalah,
pemilihan materi yang akan digunakan untuk penerapan metode, penentuan
waktu pelaksanaan siklus penanganan masalah, pencarian observer sebagai
tenaga bantuan selama peneliti menerapkan tindakan, dan perencanaan
instrumen-instrumen yang akan digunakan untuk mendukung proses tindakan.
2. Pelaksanaan Tindakan (act)
Tahap tindakan yaitu penerapan dari rencana yang telah dibuat sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Tahap pelaksanaan
tindakan ini berlangsung di dalam kelas dan di luar kelas. Tahap ini juga
merupakan realisasi dari segala perencanaan yang telah disiapkan sebelumnya.
3. Pengamatan (observing)
Tahap pengamatan yaitu tahap mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan
yang dilaksanakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang
pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap
proses dan hasil yang dikumpulkan melalui instrumen pengamatan yang
digunakan oleh peneliti. Oleh karena itu, data dari tahapan ini berguna untuk
proses berikutnya yaitu refleksi.
4. Refleksi (reflecting)
Tahap refleksi yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
pengamatan proses kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan dari
instrumen pengamatan. Dari diskusi tersebut jika ada kegiatan yang sudah
berlangsung dinilai tidak membuahkan hasil maka peneliti akan meninjau
kembali rencana yang sudah disiapkan untuk dijadikan siklus baru sehingga
pemecahan masalah yang diinginkan dapat terselesaikan.
D. Prosedur Penelitian
Berdasarkan penjabaran sebelumnya, prosedur penelitian ini dilakukan
melalui beberapa tahapan sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Kemmis
dan Taggart yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun jumlah
siklus dan tindakan yang dilakukan berdasarkan ketercapaian titik jenuh. Penelitian
ini melibatkan beberapa pihak sebagai observer, seperti guru mitra dan rekan yang
ditunjuk oleh peneliti guna mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa
dengan menggunakan TTS (teka-teki silang). Berikut merupakan penejalasan
mengenai prosedur penelitian tindakan kelas disetiap siklusnya.
1. Perencanaan (Plan)
Perencanaan ini merupakan suatu rancangan kegiatan tindakan yang
akan dilakukan dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa sebagai objek
penelitian. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan
diantaranya sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan pengamatan lapangan secara langsung terhadap siswa kelas
VIII-C sebagai subjek dari penelitian tindakan kelas.
b. Membangun kerjasama yang baik antara siswa sebagai subjek, guru mitra dan
rekan yang dipilih sebagai observer.
c. Menjadwalkan kegiatan penelitian tindakan kelas bersama guru mitra dan rekan
sejawat.
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan
dalam penelitian tindakan kelas. Penyusunan RPP ini mengacu pada Standar
mendukung untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan
pemahaman konsep siswa menggunakan teka-teki silang.
e. Menyusun lembar kerja kelompok berupa TTS sebagai evaluasi pembelajaran
juga tolak ukur pemahaman konsep siswa.
f. Menyusun instrumen penelitian, berupa rubrik dan lembar observasi penelitian
pemahaman konsep mengunakan teka-teki silang.
2. Pelaksanaan Tindakan (Act)
Tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan penerapan dari rancangan yang
telah dibuat sebelumnya yaitu pada tahap perencanaan. Pelaksanaan tindakan ini
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui teka-teki silang
dalam pembelajaran IPS. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran IPS sesuai dengan renacana yang
telah disusun bersama guru mitra.
b. Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran IPS sesui dengan RPP yang telah
disusun.
c. Membagikan Teka-teki Silang untuk dikerjakan secara berkelompok setelah
guru menyampaikan materi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
dalam pembelajaran IPS.
d. Melakukan penilaian terhadap Teka-teki Silang yang telah dikerjakan oleh
siswa.
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini peneliti sangat memerlukan peran dari
observer untuk melihat dan mencatat secara detail proses pembelajaran yang
sedang berlangsung. Untuk itu diperlukan adanya rekan yang dapat membantu
berlangsungnya proses penelitian.
3. Pengamatan (Observe)
Tahap pengmanatan atau observasi ini dilakukan oleh guru mitra dan rekan
dilakukan untuk mengetahui kesesuian antara pelaksanaan tindakan dengan rencana
yang telah disusun sebelumnya. Observermengisi lembaran intrumen untuk menilai
pelaksanaan tindakan dan menuliskan catatan yang diperlukan selama proses
pembelajaran.
Data yang dihasilakan dari lembar observasi dan catatan yang ditulis oleh
observer selama melakukan pengamatan pelaksanaan tindakan sangat diperlukan
untuk melakukan tahap selanjutnya yaitu tahap refleksi. Berikut ini merupakan
kegiatan yang dilakukan pada tahap observasi atau pengamatan.
a. Pengamatan dilakukan terhadap kondisi siswa kelas VIII-C yang menjadi subjek
penelitian.
b. Pengamatan dilakukan terhadap kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan RPP
yang telah disusun.
c. Pengamatan dilakukan terhadap kegiatan kelompok pada saat mengisi TTS.
d. Pengamatan dilakauakn terhadap kegiatan evalusi pembalajaran yang
dilaksanakan.
e. Penilaian dilakauan dengan menggunakan rubrik dan format penilaian
pemahaman konsep siswa..
4. Refleksi (Reflect)
Tahap refleksi ini dlakukan setelah tahap pelaksanaan tindakan dan
pengamatan. Pada tahap ini dilakukan evaluasi mulai dari tahap perencanaan
kemudian berlanjut pada pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan
hasil yang diperoleh setelah melakukan pengamatan.Hasil yang diperoleh setelah
melakukan tahap refleksi ini sangat bermanfaat untuk melaksanakan sikus
berikutnya hingga diperoleh ketercapain tujuan penelitian yaitu ketika data
mencapai titik jenuh.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi ini adalah sebagai
berkut:
a. Melakukan evaluasi dengan guru mitra dan rekan sejawat mengenai pelaksanaan
b. Menjadikan hasil dari evaluasi sebagai acuan dalam melakukan siklus
berikutnya hingga data mencapai titik jenuh.
c. Melakukan diskusi dengan dosen pembimbing terkait hasil yang didapatkan
setelah melakukan penelitian.
E. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini merupakan hal yang sangat penting agar memudahkan
juga menghindari kekliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
Adapun yang menjadi fokus yaitu:
1. Pemahaman Konsep
Pembelajran IPS merupakan suatu mata pelajaran yang berada di jenjang
SMP yang terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti diantaranya
sosiologi, geografi, ekonomi, antropoligi, dan sejarah. Terdapat banyak sekali
konsep yang terdapat pada materi pembelajaran IPS sehingga pada saat proses
pembelajaran siswa merasa kesulitan untuk memahami materi yang dipelajari.
Menurut pandangan siswa bahwa pembelajaran IPS itu harus banyak mengingat
dan menghafal materi, padahal pemahaman konsep yang harus dimiliki siswa tidak
hanya sampai disitu. Selain mengingat dan menghafal indikator pemahaman konsep
yang harus dimiliki siswa adalah menjelaskan, mencontohkan, memahami, dan
mengklasifikasikan.
Seperti dikemukakan oleh Wiggins dan McTighe(2012, hlm.273-275) bahwa
siswa benar-benar memahami sesuatu dalam hal ini konsep dalam pembelajaran IPS
jika:
a. Dapat menerangkan, maksudnya siswa mampu menunjukkan kemampuan dan
wawasan terhadap sesuatu dengan penjelasan yang baik. Secara lebih rinci
penjabarannya sebagai berikut:
1) Menjelaskan suatu peristiwa dengan berdasarkan bukti, teori, wawasan dan
argument yang jelas.
3) Mengungkapkan pemahaman pribadi, bijaksana, dan koheren dari sebuah
subjek tentang apa yang telah dia ketahui berdasarkan pengalaman langsung.
4) Membuktikan dan membenarkan pendapatnya dengan argument dan bukti
suara.
b. Dapat berinterpretasi, maksudnya siswa mampu menawarkan interpretasi makna,
berikut penjabarannya:
1) Dengan efektif menafsirkan teks, data, situasi yang ditampilkan.
2) Mampu menterjemahkan hal-hal yang abstrak dengan membuat ide yang lebih
mudah dipahami dan relevan.
c. Dapat menerapkan, maksudnya menggunakan atau memanfaatkan pengetahuan
dalam konteks memiliki pengetahuan, berikut penjabarannya:
1) Menggunakan pengetahuan secara efektif dalam beragam konteks autentik
dan realistis.
2) Menerapkan apa yang telah ia ketahui dengan cara baru dan efektif.
3) Mampu menyesuaikan diri disaat melakukan sesuatu.
d. Melihat dalam perspektif, maksudnya mampu untuk:
1) Mengkriktik dan membenarkan posisi sebagai titik pandang untuk
menggunakan keterampilan yang dimilikinya.
2) Menempatkan fakta dan teori kedalam konteks serta menempatkannya sebagai
solusi atas sebuah masalah.
3) Menyimpulkan asumsi diatas ide.
4) Mengetahui batas serta kekuatan ide yang disampaikan.
5) Melihat dan menjelaskan pentingnya atau manfaat suatu gagasan.
6) Bersikap kritis dan bijaksana.
e. Menunjukkan empati, maksudnya mampu untuk:
1) Menempatkan diri dalam situasi serta menghargai sudut pandang lain.
2) Menempatkan ide, gagasan, teks dari orang lain sebagai sesuatu yang berarti
dan berusaha untuk memahaminya.
3) Mendengarkan dan menyaksikan apa yang orang lain sering kali tidak
4) Melihat dan menjelaskan bagaimana ide atau gagasan disalahpahami.
f. Mengungkapkan pengetahuan diri sendiri, maksudnya mampu untuk:
1) Mengenali gaya dan kemampuan diri dalam memahami sesuatu.
2) Mengetahui kekuatan dan kelemahan intelektual diri.
3) Memilah apa yang ia yakini secara intelek, jujur, dan mengakui
kebodohannya.
4) Secara akurat menilai sendiri dan efektif mengatur diri
5) Menerima masukan dan kritik dengan bijaksana.
6) Secara teratur merenungkan makna belajar dan pengalamannya.
Peneliti memilih beberapa kategori yang menjadi indikator dari pengertian
pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS menurut Anderson dan Kratwohls
(dalam Kuswana, 2012, hlm. 8) adalah sebagai berikut:
a. Mampu menjelaskan konsep materi yang dipelajari, maksudnya adalah siswa
memiliki kemampuan menyatakan ulang dan menjelaskan konsep yang telah
dipelajarinya. Dalam hal ini adalah siswa mampu mengenal konsep, mampu
menyebutkan konsep, dan mampu mendeskripsikan konsep.
b. Mampu menginterpretasi, maksudnya adalah kemampuan siswa dalam
menafsirkan pemahaman terhadap suatu konsep. Dalam hal ini adalah siswa
mampu menuangkan pemahaman, mampu menafsirkan teks, data, situasi yang
ditampilkan, dan mampu menterjemahkan hal-hal abstrak dengan membuat ide
yang lebih mudah dipahami dan relevan.
c. Mampu memberikan contoh, maksudnya adalah kemampuan siswa dalam
memberikan suatu contoh dari sebuah konsep yang bersifat umum. Dalam hal ini
adalah Siswa mampu mengidentifikasi contoh dari suatu konsep, mampu
membuat contoh dari suatu konsep, dan mampu memberikan ilustrasi dari sebuah
konsep.
d. Mampu mengklasifikasikan, maksudnya adalah kemampuan siswa dalam
Dalam hal ini adalah siswa mampu mengidentifikasi konsep, mampu
membedakan ciri dari suatu konsep, dan mampu mengkategorisasikan konsep.
e. Mampu membandingkan, maksudnya adalah kemampuan siswa dalam
mendeteksi persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh suatu konsep. Dalam
hal ini adalah Siswa mampu mampu membedakan suatu konsep dengan konsep
yang lain, dan mampu menemukan kaitan antara unsur-unsur dalam suatu konsep
dengan unsur-unsur yang terdapat dalam konsep lain.
2. Teka-Teki Silang
Melihat siswa kesulitan dalam belajar IPS dan kurangnya pemahaman
konsep yang dimiliki, peneliti memilih teka-teki silang untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa. Teka-teki silang merupakan strategi pembelajaran yang
dikembangkan dari pembelajaran konsep. Dimana dilihat dari segi penyampaian
materi pelajaran lebih banyak menggunakan konsep-konsep untuk memudahkan
siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan. Teka-teki silang dalam
pelaksanaannya diimplementasikan dalam bentuk permainan atau games yang
ditunjukan sebagai bahan yang disajikan kepada siswa sehingga siswa dapat
memperoleh dan menemukan pengertian atau konsep dari materi yang disajikan
melalui teka-teki silang.
Teka-teki silang ini termasuk dalam salah satu bagian dari model
pembelajaran aktif atau active learning. Hal ini tampak pada keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak
siswa untuk belajar secara aktif, artinya aktif melibatkan siswa belajar dalam
melakukan sesuatu dan berpikir tentang apa yang mereka lakukan dalam proses
pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih antusias dalam mengikuti
pelajaran.
Teka-teki silang ini berbentu permainan dengan megisi kotak-kotak kosong
dengan huruf yang kemudian menjadi suatu kata. Sebagimana diungkapan oleh
Wynne (2007, hlm 13) bahwa
diberikan. Petunjuk biasanya dibagi dalam kategori ”Mendatar” dan ”Menurun” tergantung kata-kata yang harus diisi.
3. Pembelajaran IPS
Terdapat perbedaan dalam pelaksanaan pembelajaran IPS antara SD, SMP
dan SMA, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan beberapa pendapat mengenai IPS
di atas. Definisi IPS secara integral dikemukakan oleh National Council for Social
Studies (dalam Effendi, 2009, hlm. 9) adalah sebagai berikut:
Social Studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provide, coordinated, sistematic study dra wing upon such disciplines as antropology, archeology, economics, geography, history, la w, philosophy, political science, phsycology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purposes of sovial studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent word.
Menurut NCSS, IPS merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial dan
humaniora untuk meningkatkan kompetensi warga negara. Sedangkan di sekolah
IPS merupakan suatu program yang disusun secara sistematis dari bebabgai disiplin
ilmu seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filosofi,
politik, psikologi, agama, dan sosiologi, yang selayaknya juga berisikan humaniora,
matematik dan ilmu alam. Tujuan utama dari IPS adalah untuk membantu generasi
muda (siswa) dalam mengatasi permasalahan dan isu sosial sehingga menjadi warga
negara yang baik.
Sedangkan menurut Rosser (dalam Dahar, 2006, hlm. 22) yang menjelaskan
beberapa pendekatan, isi, dan maksud tentang mata pelajaran IPS sebagai
kurikulum, yakni:
such as ethnic studies, law, women’s studies, cultural studies, and
gay/lesbian studies.
Berdasarkan pendapat Ross, maka mata pelajaran IPS atau yang dikenal
dengan social studies tidak hanya sebatas tentang penggabungan disiplin ilmu sosial
yang terdiri dari antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, dan hukum serta bukah
hanya mempelajari hal-hal agar menjadi warga negara yang baik. Namun,
pembelajaran IPS juga dapat dikaitkan dengan berbagai multidispliner keilmuan
yang terdiri dari suku, gender, budaya, dan penyimpangan sosial.
Adapun langkah-langkah dalam strategi pembelajaran dengan permainan
Teka-Teki Silang yang dijelaskan oleh Zaini (2008, hlm. 71) adalah sebagai berikut:
a. Tulislah kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama yang berhubungan dengan
materi pembelajaran yang telah diberikan.
b. Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih dan
hitamkan bagian yang tidak diperlukan.
c. Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah
dibuat atau dapat juga hanya membuat pernyataan-pernyataan mengarah kepada
kata-kata tersebut.
d. Bagikan teka-teki yang telah dibuat kepada peserta didik bisa individu atau
kelompok.
e. Batasi waktu mengerjakan.
f.Beri hadiah kepada individu atau kelompok yang mengerjakan paling cepat dan
benar.
F. Instrument Penelitian
Menurut Arikunto (2010, hlm. 134) instrumen pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dari pengertian
tersebut dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh data atau informasi peneliti
membutuhkan istrumen sebagai alat bantu. Berikut ini merupakan intrumen sebagai
1. Lembar Pedoman Observasi
Dalam penelitian ini observasi dapat diartikan sebagai suatu pengamatan
yang dilakukan untuk memperoleh data menganai sejauh mana peningkatan proses
pembelajaran dilihat dari aktivitas guru dan siswa pada saat pra penelitian dan
pelaksanaan tindakan meningkatkan pemahaman konsep melalui penggunaan
teka-teki silang dalam pembelajaran IPS.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini digunakan pada saat pengamatan dilapangan.
Peneliti memilih menggunakan wawancara untuk menggali informasi dari guru
mitra dan siswa kelas VIII-Cmengenai kondisi pembelajaran IPS sebelum
dilakukannya penelitian tindakan.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat bantu yang digunakan untuk menunjang
pengambilan data-data lain yang berkembang selama peneliti tindakan berlangsung
dan dibuat oleh observer. Catatan lapangan memuat catatan tentang kegiatan
sekolah, suasana kelas, berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi yang tidak
terdapat pada lembar observasi.
4. Dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah alat perekam ataupun
alat pengambil gambar untuk merekam suasana kelas secara detail tentang
peristiwa-peristiwa selama proses pembelajaran berlansung. Dokumentasi termasuk
dokumen-dokumen resmi dalam perencanaan seperti silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan
pembelajaran IPS yang diambil oleh peneliti adalah berupa kurikulum dan pedoman
pelaksanaannnya, silabus, RPP, tugas siswa, buku teks IPS yang digunakan oleh
siswa.
Dokumen sebagai sumber data banyak dimanfaatkan oleh para peneliti,
Moleong (2007, hlm.217) memaparkan alasan-alasan kenapa studi dokumen
berguna bagi penelitian kualitatif, diantaranya;
a. Karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong.
b. Berguna sebagai bukti (evident) untuk suatu pengujian.
c. Berguna dan sesuai karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir,
dan berada dalam konteks.
d. Relatif murah dan tidak sukar ditemukan, hanya membutuhkan waktu.
e. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh
pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN IPS
No Rumusan
Masalah Dimensi Indikator
Jenis kognitif, apektif, dan psikomotor
3) Rumusan tujuan menggambarkan pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar
5) Materi ajar disusun berdasarkan standar kompetensi/ kompetensi dasar
6) Materi ajar disusun berdasarkan indikator/ tujuan pembelajaran 7) Metode pembelajaran
yang digunakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran
8) Mencantumkan skenario atau langkah-langkah pembelajaran
9) Skenario disusun untuk setiap butir tujuan pembelajaran
10) Skenario disusun mencerminkan
komunikasi yang berorientasi berpusat pada siswa
11) Skenario disusun dengan menerapkan metode pembelajaran 12) Skenario disusun
dengan menerapkan media pembelajaran 13) Skenario disusun
berdasarkan alokasi waktu yang proporsional 14) Media disesuaikan
dengan tuntunan standar kompetensi
15) Media disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan
16) Bentuk dan jenis
evaluasi sesuai dengan materi ajar
17) Penilaian disesuaikan dengan mengacu pada norma penilaian yang jelas
17
18) Guru membuka pembelajaran dengan salam
19) Guru membimbing siswa untuk berdoa 20) Guru memeriksa
kebersihan dan kerapihan kelas 21) Guru memeriksa
kehadiran siswa 22) Guru menanyakan
materi pada pertemuan sebelumnya
23) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 24) Guru menyiapkan
media pembelajaran 25) Guru melakukan
apersepsi dengan memberikan pertanyaan
26) Guru menjelaskan materi ajar
27) Guru
menginterpretasikan materi ajar
28) Guru memberikan contoh dari matei ajar 29) Guru
mengklasifikasikan materi ajar
30) Guru memabandingkan
materi ajar
31) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa 32) Guru mencurahkan
beberapa istilah yang berkaitan dengan materi ajar 33) Guru membentuk
kelompok siswa 34) Guru menyampaiakan
aturan mengisi teka-teki silang
35) Guru membatasi waktu pengisian teka-teki silang
36) Guru memberikan reward
37) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 38) Guru mengulas
pertanyaan 39) Guru dan siswa
membuat kesimpulan seluruh kegiatan belajar 40) Guru
menginformasikan materi selanjutnya 41) Guru menutup
pembelajaran dengan megucap salam
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
c. Aktivita s Siswa
42) Siswa membalas salam salam
43) Siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran 44) Siswa memeriksa
kebersihan dan kerapihan kelas 45) Siswa menyatakan
kehadiran
46) Siswa menyampaikan pertemuan sebelumnya 47) Siswa menyimak tujuan
pembelajaran
48) Siswa menyiapkan alat dan sumber belajar 49) Siswa menjawab
apersepsi
50) Siswa menyimak penjelasan materi ajar 51) Siswa menyimak
penginterpretasian materi ajar
52) Siswa menyimak contoh materi ajar 53) Siswa menyimak
pengklasifikasian materi ajar 54) Siswa menyimak
perbandingan materi ajar
55) Siswa melakukan tanya jawab
56) Siswa menyimak penjelasan beberapa istilah yang berkaitan dengan materi ajar 57) Siswa membentuk
kelompok
58) Siswa mengikuti aturan
dalam mengisi teka-teki silang
59) Siswa mengerjakan teka-teki silang berdasarkan batasan waktu
60) Siswa termotivasi karena adanya reward 61) Siswa bertanya
mengenai hal yang belum dipahami 62) Siswa menyimak
ulasan guru 63) Siswa ikut serta
membuat kesimpulan dari seluruh kegiatan belajar
64) Siswa menyimak informasi materi selanjutnya 65) Guru menutup
pembelajaran dengan megucap salam
58
59
60
61
62
63
64
3 Bagaimana
66) Menjelaskan, (siswa memiliki kemampuan menyatakan ulang dan menjelaskan konsep contoh dari sebuah konsep yang bersifat umum) dan perbedaan yang dimiliki oleh suatu konsep)
mampu mengingat
konsep yang ada pada
materi pembelajaran
Wawancara Siswa
71
IPS dengan
menggunakan
permainan TTS ?
73)Apakah kalian bisa
memahami soal yang
ada di permainan TTS ?
74)Bagaimana pendapat
anda mengenai
pembelajaran IPS
menggunakan
permainan TTS ?
75)Bagaimana suasana
kegiatan pembelajaran
IPS dengan
menggunakan
permainan teka-teki
silang?
76)Apakah kalian bisa
mengerjakan soal yang
bekaitan dengan
memberikan contoh
dalam konsep di materi
IPS?
77)Apakah kalian bisa
mengerjakan soal yang
bekaitan dengan
penjelasan konsep
dalam materi IPS?
78)Apakesulitan yang
73
74
75
76
kamualamiketikamengi
kutipembelajaran IPS
denganmenggunakante
ka-tekisilang?
79)Apakah kalian jadi bisa
mengerti penjelasan
dari konsep-konsep
yang ada di materi IPS
?
kendala dalam
penerapan
81)Membahas yang sudah
optimal selama
kegiatan pembelajaran
82)Membahas kekurangan
selama kegiatan
pembelajaran
83)Membahas hambatan
ketika mengguanakan
teka-teki silang dalam
pembelajaran IPS di
kelas
84)Membahas solusi
mengenai upaya dalam
Lembang? ketika menggunakan
teka-teki silang dalam
proses pembelajaran
IPS selanjutnya
sehingga menjadi lebih
baik
Tabel 3. 2Penilaian Aktivitas Guru
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN IPS
No Tahap
Pembelajaran Aspek Yang Diamati
SKOR
3 2 1
1 Kegiatan Awal
a. Guru menyampaikan salam
b. Guru membimbing siswa untuk berdoa
sebelum memulai pembelajaran
c. Guru memeriksa kebersihan kelas
d. Guru memeriksa kehadiran siswa
e. Guru menanyakan materi pada
pertemuan sebelumnya
f. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
g. Guru menyiapkan media pembelajaran
berupa teka-teki silang
h. Guru melakukan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan terkait materi
yang akan dipelajari
2 Kegiatan Inti Eksplorasi
yang sedang dipelajari
b. Guru menginterpretasikan materi yang
sedang dipelajari
c. Guru memberikan contoh dari materi
yang sedang dipelajari
d. Guru mengklasifikasikan materi yang
sedang dipelajari
e. Guru membandingkan materi yang
sedang dipelajari
f. Guru melakukan tanya jawab selama
menyampaikan materi
Elaborasi
a. Guru menyampaikan beberapa istilah
untuk memperkuat pemahaman konsep
terkait materi yang telah dipelajari
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok dalam mengerjakan teka-teki
silang
c. Guru menyampaikan aturan dalam
mengerjakan teka-teki silang.
d. Guru membatasi waktu pengerjaan
teka-teki silang.
e. Guru memberikan rewa rd untuk
memotivasi siswa dalam mengerjakan
teka-teki silang
Konfirmasi
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai materi yang
b. Guru mengulas pertanyaan yang
dikemukakan oleh siswa
3 Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa membuat
kesimpulan dari seluruh kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan
b. Guru menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
c. Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Skor Total Skor Total Maksimal
Persentase = Skor Total x 100 Skor Total Maksimal
Predikat
Tabel 3.3 Penilaian Aktivitas Siswa
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN IPS
No Tahap
Pembelajaran Aspek Yang Diamati
SKOR
3 2 1
1 Kegiatan Awal
a. Siswa membalas salam
b. Siswa berdoa sebelum memulai
pembelajaran
c. Siswa merapihkan dan membersihkan
kelas sebelum memulai pembelajaran
d. Siswa menyatakan kehadiran
e. Siswa menyampaikan materi pada
f. Siswa menyimak ketika guru
menyampaikan tutujuan pembelajaran
g. Siswa menyiapkan alat dan sumber
belajar
h. Siswa menjawab pertanyaan dalam
kegiatan apersepsi
2 Kegiatan Inti Eksplorasi
a. Siswa menyimak penjelasan
konsep-konsep materi yang sedang dipelajari
b. Siswa menyimak penginterpretasian
materi yang sedang dipelajari
c. Siswa menyimak contoh dari materi yang
sedang dipelajari
d. Siswa menyimak pengklasifikasian
materi yang sedang dipelajari
e. Siswa menyimak perbandingan materi
yang sedang dipelajari
f. Siswa melakukan tanya jawab selama
proses penyampaian materi berlangsung.
Elaborasi
a. Siswa menyimak penyampaian beberapa
istilah untuk memperkuat pemahaman
konsep terkait materi yang telah
dipelajari
b. Siswa membentuk 5-6 kelompok untuk
mengerjakan teka-teki silang
c. Siswa mengikuti aturan dalam
mengerjakan teka-teki silang.
berdasarkan batasan waktu yang telah
ditentukan.
e. Siswa termotivasi untuk mengerjakan
teka-teki silang karena adanya rewa rd
yang diberikan oleh guru
Konfirmasi
a. Siswa bertanya mengenai materi yang
belum dipahami
b. Siswa menyimak ketika guru mengulas
materi yang sudah dijelaskan
3 Kegiatan Penutup
a. Siswa ikut serta dalam menyimpulkan
seluruh kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan
b. Siswa menyimak ketika guru
menginformasikan materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya
c. Siswa membalas salam guru pada saat
menutup pembelajaran
Skor Total
Skor Total Maksimal
Persentase = Skor Total x 100 Skor Total Maksimal
Predikat
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN IPS
Tabel 3.5Rubrik Observasi Siswa
NO Kelom
pok
Aspek yang diamati
S
Nilai Skor Persentase
Kurang 0% - 33,3%
Cukup 33,4% - 66,6%
Baik 66,7% - 100%
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN IPS
No Aspek yang mampu mengenal konsep.
abstrak dengan membuat ide
i contoh dari ilustrasi dari sebuah konsep
contoh dari suatu konsep.
2. Peserta didik mampu membuat contoh dari suatu
1. Peserta didik mampu
mengidentifikas i konsep. 2. Peserta didik
mampu membedakan ciri dari suatu konsep. 3. Peserta didik
mampu
mengkategorisa sikan konsep.
1. Peserta didik mampu
mengidentifikasi konsep.
2. Peserta didik mampu
membedakan ciri dari suatu
konsep.
1. Peserta didik mampu dengan konsep yang lain. 3. Peserta didik
mampu menemukan kaitan antara unsur-unsur dalam suatu konsep dengan
1. Peserta didik dengan konsep yang lain.
1. Peserta didik mampu
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data kemudian mengolahnya agar tercapainya tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan untuk mengolah data yang digunakan
adalah observasi, studi dokumentasi, wawancara dan catatan lapangan.
1. Observasi
Observasi ini dilakukan terhadap guru berupa tanggapan akan
keterlaksanaan model pembelajaranotentik. Menurut Hopkins (2011, hlm.152-153)
observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan tujuan agar
pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mencatat poin-poin inti proses
pengajaran tersebut, kemudian mampu merekonstruksi proses implementasi
tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan. Observasi terbuka ini
memfokuskan pada hal-hal yang menjadi data untuk melihat aktivitas guru dan
siswa pada saat proses pembelajaran guna meningkatkan pemahaman konsep siswa
melalui penggunaan teka-teki silang dalam pembelajaran IPS. Hasil dari penelitian
ini akan didiskusikan kembali dengan kolaborator untuk dijadikan sebagai bahan
refleksi untuk tindakan selanjutnya.
2. Wawancara
Wawancara ini dilakukan terhadap siswa beserta guru mata pelajaran di
sekolah yang dijadikan penelitian. Wawancara ini bersifat wawancara tidak
terstruktur. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi secara lebih
mendalam. Dalam wawancara tidak terstruktur peneliti belum mengetahui secara
pasti data apa saja yang akan diperoleh, setiap jawaban yang diceritakan oleh
responden dianalisis dan peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya
(Sugiyono, 2011: 198).
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagi bahan data
informasi sesuai dengan masalah peneliti. Dokumen-dokumen ini yang berkaitan
dengan pembelajaran IPS. Studi dokumen yang diambil oleh peneliti adalah berupa
kurikulum dan pedoman pelaksanaannya, silabus, RPP, tugas siswa, buku teks yang
digunakan oleh siswa dalam belajar serta foto atau rekaman dalam proses belajar
pembelajaran.
4. Catatan Lapangan
Untuk menunjang pengambilan data-data lain yang berkembang selama
pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat menggunakan catatan lapangan untuk
mencatat kemajuan, persoalan yang dihadapi dan solusinya. Dalam catatan lapangan
juga dapat mencatat hasil-hasil refleksi dan hasil diskusi. Catatan lapangan
merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti yang memuat secara deskriptif
berbagai kegiatan sekolah, suasana kelas, iklim sekolah, berbagai bentuk interaksi
sosial yang terjadi didalam peneliti penelitian tersebut. Catatan lapangan dilakukan
dengan mempelajari pokok pembicaraan dalam pengamatan gambar tentang segala
sesuatu peristiwa yang dilihat, didengar, dan dialami selama kegiatan berlangsung.
H. Teknik Analisis Data dan Validasi Data 1. Teknik Analisis Data
Menurut Sanjaya (2011, hlm. 106) dalam penelitian tindakan kelas, analisis
data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam
meningkatkan kualitas belajar dan hasil pembelajaran. Sedangkan menurut Emzir
(dalam Handani, 2015, hlm. 46) analisis data merupakan proses sistematis
pencapaian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan
materi-materi lain yang telah peneliti kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman
mengenai materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan peneliti menyajikan apa
Lebih lanjut Miles & Huberman (dalam Basrowi & Suwandi, 2008, hlm. 20)
membagi dua cara teknik analisis data yaitu teknik analisis data kualitatif dan teknik
analisis kuantitatif.
a. Teknik Analisis Data Kualitatif
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011, hlm. 336), menyatakan bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data sudah jenuh. Aktifitas dalam
analisis data ini yaitu, reduksi data, kategorisasi, validasi data, dan interpretasi data.
Adapun tahapan analisis data menurut Sanjaya (2011, hlm.106) adalah sebagai
berikut:
1) Reduksi data.
Kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini guru dan
peneliti mengumpulkan semua instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data kemudian dikelompokkan berdasarkan fokus masalah dan hipotesis.
2) Mendeskripsikan Data.
Data yang telah dipilih sesuai dengan fokus masalah kemudian dideskripsikan
sehingga data yang telah diorganisir menjadi bermakna. Mendeskripsikan data
bisa dalam bentuk naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk
tabel.
3) Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data.
Dalam proses penelitian menganalisis dan menginterpretasi data merupakan
langkah yang sangat penting. Sebab data yeng terkumpul tidak berarti apa-apa
tanpa dianalisis dan diberi makna melalui interpretasi data. Proses analisis dan
interpretasi data dalam penelitian tindakan kelas diarahkan untuk mengumpulkan
informasi yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah dan pertanyaan
penelitian. Maka hasilnya dapat menjawab setiap informasi yang dibutuhkan.
Pengolahan data dengan menggunakan dengan cara kuantitatif adalah
data-data yang didapatkan dalam penelitian yang berupa angka-angka. Melalui
pengolahan data kuantitatif, peneliti dapat mengetahui seberapa besar pemahaman
konsep yang dimiliki siswa pada awal pembelajaran dan seberapa besar perubahan
yang terjadi saat penelitian tindakan kelas dengan menerapkan teka-teki silang.
Di bawah ini adalah klasifikasi perolehan nilai siswa yang telah disesuaikan
dengan pemenuhan indikator-indikator kemampuan pemahaman konsep siswa yang
telah dirancang sesuai dengan rubrik penilaian.Teknik analisis yang dilakukan
memang sederhana.
Komalasari (2011, hlm 156) menuliskan cara menghitung perolehan skor
dapat dilakukan dengan cara dibawah ini:
Tabel 3. 6Konversi Rata-Rata (Persentase)
Nilai Skor Persentase
Kurang 0% - 33,3%
Cukup 33,4% - 66,6%
Baik 66,7% - 100%
2. Validasi Data
Validasi data yaitu mengusahakan tercapainya aspek kebenaran tentang hasil
penelitian. Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2012, hlm. 168), ada beberapa
validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:
a. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi
data yang diperoleh selam observasi atau wawancara dari nara sumber, apakah
keterangan atau informasi, atau penjelasan ini tetap sifatnya atau tidak berubah
b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis yang
ada dengan membandingkan hasil dari orang lain, misalnya mitra peneliti, yang
hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Triangulasi dilakukan berdasarkan
tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru, siswa dan yang melakukan
pengamatan atau observer (peneliti).
c. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan
metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan buku-buku temuan yang
diperiksa dan dicek kesahihannya kepada sumber data pertama guru dan siswa
d. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan penelitian
oleh pakar yang professional dibidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada
tahapan akhir ini dapat dilakukan perbaiakan, modifiaksi, atau penghalusan
berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang
dilakukan akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan.
e. Key respondent review, yaitu meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti
atau orang yang banyak mengetahui tantang penelitian tindakan kelas, untuk