• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antibakteri Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) Pengeringan Sinar Matahari Tidak Langsung dan Freeze Drying Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus - Ubaya Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Antibakteri Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) Pengeringan Sinar Matahari Tidak Langsung dan Freeze Drying Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus - Ubaya Repository"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ANTIBAKTERI RIMPANG TEMU IRENG (Curcuma aeruginosa Roxb.) PENGERINGAN

SINAR MATAHARI TIDAK LANGSUNG & FREEZE DRYING TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus

Nieta, 2007

Pembimbing : I. Dra. Elisawati Wonohadi Msi., Apt. II. Dra. Anna Rijanto Ms

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian perbandingan daya antibakteri ekstrak etanol rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) yang dikeringkan dengan sinar matahari secara tidak langsung dan Freeze drying terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Masing-masing serbuk temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) yang diperoleh dari pengeringan tersebut, diekstraksi secara maserasi kinetik menggunakan pelarut etanol 80%. Kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator dan dilanjutkan dengan menggunakan waterbath sampai diperoleh ekstrak kental. Dari ekstrak kental tersebut dibuat larutan uji dengan konsentrasi 20.000 bpj. Sebagai pembanding digunakan kloramfenikol konsentrasi 20 bpj. Uji daya antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan cylinder cup dan didapat hasil positif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) dengan pengeringan freeze drying memberikan daya antibakteri yang lebih besar terhadap bakteri Staphylococcus aureus dibandingkan ekstrak etanol rimpang dengan pengeringan sinar matahari tidak langsung.

Referensi

Dokumen terkait

Judul skripsi yang telah dilaksanakan adalah “ Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) terhadap Pertumbuhan Sel Lestari Tumor MCA-B1 dan

Data hasil pemeriksaan preparat histopatologi hati mencit ( Mus musculus ) jantan terhadap pengaruh lama pemberian ekstrak rimpang Temu hitam ( Curcuma aeruginosa

Telah dilakukan penelitian tentang uji sitotoksik ekstrak etanol rimpang temu hitam ( Curcuma aeruginosa Roxb.) terhadap larva udang ( Artemia salina Leach).. Ekstrak rimpang temu

Telah dilakukan penelitian tentang uji sitotoksik ekstrak etanol rimpang temu hitam ( Curcuma aeruginosa Roxb.) terhadap larva udang ( Artemia salina Leach).. Ekstrak rimpang temu

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian temu ireng ( Curcuma aeruginosa Roxb) fermentasi pada ternak babi lokal lepas sapih sampai dengan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb) fermentasi pada ternak babi lokal lepas sapih sampai dengan

Karena diduga bahwa senyawa aktif dalam rimpang temu ireng adalah isoflavon, maka identifikasi struktur lebih lanjut hanya dilakukan pada fraksi f2, f4 dan f9.. Identifikasi

Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia. Kulit yang kering dapat menurunkan kinerja pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat mempercepat penuaan dini dan kerusakan pada kulit. Kerusakan kulit antara lain terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas reaktif menjadi bentuk tidak reaktif yang relatif stabil sehingga dapat melindungi sel dari efek bahaya radikal bebas. Antioksidan dapat ditemukan di tanaman Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.), merupakan salah satu tanaman obat diindonesia. Temu ireng diketahui mengandung saponin, flavonoid, amilum, lemak, zat pahit, tannin, dan polifenol juga minyak atsiri. Flavonoid dapat berfungsi sebagai antioksidan dan antimikroba. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan Temu ireng menjadi produk kosmetik berupa body butter dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Ekstrak temu ireng didapat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Terbagi beberapa formulasi sediaan body butter dibuat dengan konsentrasi ekstrak temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb), F 0, F1 0.5%, F2 0.75% dengan basis formulasi yang seragam. Evaluasi sediaan body butter meliputi uji homogenitas, organoleptik, pH, daya sebar daya lekat dan stabilitas. Hasil uji dari ketiga formulasi sediaan body butter menunjukkan bahwa ketiga formula homogen, tidak terjadi perubahan organoleptik, rentang pH sediaan 4,5 - 7,0, rentang uji daya sebar 5 – 7 cm, serta rentang uji daya lekat tidak kurang dari 4