EFEKTIVITAS DAYA ANTHELMINTIK TEMU IRENG (Curcuma
aeruginosa Roxb.) TERHADAP Ascaridia galli SECARA IN VITRO
SKRIPSI
Oleh:
MAHANI FIKRIYATULLILAH NPM. 14820016
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
SURABAYA
EFEKTIVITAS DAYA ANTHELMINTIK TEMU IRENG (Curcuma aeruginosa Roxb.) TERHADAP Ascaridia galli SECARA IN VITRO
Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Oleh:
MAHANI FIKRIYATULLILAH NPM. 14820016
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
SURABAYA
EFEKTIVITAS DAYA ANTHELMINTIK TEMU IRENG (Curcuma aeruginosa Roxb.) TERHADAP Ascaridia galli SECARA IN VITRO
Mahani Fikriyatullilah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas daya anthelmintik temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) terhadap Ascaridia galli secara in vitro. Sebanyak 240 sampel Ascaridia galli diambil dari usus ayam. Rancangan yag digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 pengulangan. Keenam perlakuan tersebut adalah P1 (kontrol negatif) NaCl fisiologis, P2 (kontrol positif) Piperazine 5%, P3 ekstrak temu ireng 50%, P4 ekstrak temu ireng 75%, P5 perasan temu ireng 50%, P6 perasan temu ireng 75%. Setiap kelompok perlakuan berisi 10 ekor cacing Ascaridia galli yang diamati setiap 1 jam sekali selama 24 jam. Data yang diperoleh dianalisis dengan Uji Anova dan bila menunjukkan perbedaan yang nyata, maka analisis dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan α 0.05. Hasil uji Anova menunjukkan nilai sig 0.000 (p<0.05) terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan. Hasil uji Duncan menunjukkan perbedaan yang nyata antar notasi huruf yang berbeda “a” (perasan temu ireng 50% dengan nilai 2.8750 dan perasan temu ireng 75% dengan nilai 2.9550), “b” (perasan temu ireng 75% dengan nilai 2.9550 dan ekstrak temu ireng 50% dengan nilai 3.0400), “c” (ekstrak temu ireng 75% dengan nilai 3.2000 dan Piperazine 5% dengan nilai 3.2400). Ekstrak temu ireng lebih baik bila dibandingkan dengan perasan temu ireng, semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula efek yang dihasilkan. Ekstrak temu ireng 75% dapat menggantikan Piperazine sebagai obat anthelmintik.
THE EFFECTIVENESS OF ANTHELMINTIC POTENCY OF TEMU IRENG
(Curcuma aeruginosa Roxb.) TO Ascaridia galliIN VITRO
Mahani Fikriyatullilah
ABSTRACT
This study aims to determine the effectiveness of anthelmintic potency of temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) to Ascaridia galli in vitro. A total of 240 Ascaridia galli samples were taken from the chicken intestine. The design used was Completely Randomized Design (RAL) with 6 treatments and 4 repetitions. The six treatments were P1 (negative control) NaCl physiologis, P2 (positive control) Piperazine 5%, P3 extracts of ireng 50%, P4 extract temu ireng 75%, P5 temu ireng 50%, P6 juice temu ireng 75%. Each treatment group contained 10 Ascaridia galli worms which were observed every 1 hour for 24 hours. The data obtained were analyzed by Anova and when showed a significant difference, then the analysis was continued with Duncan test with α 0.05. Anova results show sig. value 0.000 (p<0.05) there is a real difference between treatments. Duncan test results showed significant differences between different letter notation "a" (temu ireng 50% with value 2.8750 and juice temu ireng 75% with value 2.9550), "b" (juice temu ireng 75% with value 2.9550 and extract of intersection temu ireng 50% with value 3,0400), "c" (extract temu ireng 75% with value 3.2000 and piperazine 5% with value 3,2400). Temu ireng extract is better when compared with juice temu ireng, the greater concentration the greater effect given. Intake extract of temu ireng 75% can replace Piperazine as an anthelmintic drug.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Efektivitas Daya Anthelmintik Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.)
Terhadap Ascaridia galli Secara in vitro”, sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan, Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Terwujudnya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih dengan tulus dan
rasa hormat kepada:
1. Rektor Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Prof. H. Sri Harmadji., dr.
Sp.THT-KL (K) yang telah memberikan ijin dan menerima saya sebagai
mahasiswa Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Univesitas Wijaya Kusuma Surabaya, H.
Agus Sjafarjanto, drh., M.Kes yang telah membantu dalam kelancaran proses
pelaksanaan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya.
3. Ketua Program Studi S1 Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya, Dr. Rondius Solfaine, drh., M.P., AP.VET yang telah membimbing
dan membantu selama masa perkuliahan dengan penuh perhatian.
4. Prof. Dr. H. Rochiman Sasmita, M.S., M.M selaku Pembimbing Utama yang
telah membimbing, memberikan petunjuk dan saran-saran, serta melakukan
5. H. Agus Sjafarjanto, drh., M.Kes selaku Pembimbing Pendamping yang telah
membimbing, mengarahkan, memberi dorongan semangat dan mengoreksi
skripsi ini dengan penuh kesabaran dan ketulusan.
6. Junianto Wika A.P., drh., M.Si selaku Penguji yang telah meluangkan waktu dan
pikiran dalam memberikan kritik dan saran demi menyempurnakan skripsi.
7. Dr. Miarsono Sigit, drh., M.P selaku Dosen Wali yang memberi masukan
selama berkuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.
9. Kedua orangtua tercinta, Alm Ayah, Ibu tercinta dan seluruh keluarga saya yang
banyak memberikan bantuan moril, material, arahan, serta selalu mendoakan
keberhasilan dan keselamatan selama menempuh pendidikan.
10.Kepada orang terdekat saya Ahmad Fikri, serta teman teman saya Kartika
Amarilis, S.KH, Resty Chandra, S.KH, Mijania Malia, S.KH, Angga Dias,
S.KH, drh. Nurul laili, Much. Erfan, Andi Martono, Daning Robiatin, Ganis
Maudy, Widya Chaerani, Maria Stefanny, Elma Jumianti, Silviyah Mujiono dan
Ayu Larissa yang telah membantu dan memberi semangat demi kelancaran
penulis.
11.Kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan tulus
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan semua pihak yang
membaca. Amin.
Surabaya, 24 Mei 2018
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………..……….. i
HALAMAN PENGESAHAN ………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ………. iii
ABSTRAK ……… iv
2.1.5 Pengaruh Infeksi Cacing Ascaridia galli………... 9
2.2Piperazine ……… 9
2.3Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.)………... 10
2.3.1 Klasifikasi Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.)……... 10
2.3.2 Nama Daerah ………... 11
2.3.3 Morfologi Tanaman ……… 11
2.3.4 Sifat Tanaman ……… 12
III. MATERI DAN METODE……….. 14
3.1Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 14
3.2Materi Penelitian ………. 14
3.2.1 Peralatan Penelitian………... 14
3.2.2 Bahan Penelitian ………..……..……... 14
3.3Metode Penelitian ……….... 14
3.3.1 Jenis Penelitian ………... 14
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel ……….. 15
3.3.3 Prosedur Penelitian ………. 15
3.3.4 Pembuatan Ekstrak ………... 17
3.3.5 Pembuatan Perasan Temu Ireng ………. 17
3.3.6 Pembuatan Larutan Piperazine ………... 18
3.3.7 Parameter Penelitian ………... 18
3.3.8 Rancangan Penelitian ………. 18
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Rata-rata kematian cacing ………... 21
4.2 Hasil Anova pada jam ke 21 ……….………. 22
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Cacing Ascaridia galli……….. 6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Tabel jumlah mortalitas Ascaridia galliyang diberi perlakuan…. 32
2. Tabel mortalitas Ascaridia galli pada kontrol negatif ……… 33
3. Tabel rata-rata waktu kematian cacing ……….. 34
4. Tabel descriptives Anova ……….……... 35
5. Tabel tes Homogenitas ………... 36
6. Tabel Anova ……… 37
7. Uji Duncan ………. 38
8. Dokumentasi Penelitian ……….. 39
9. Keterangan Hasil Ekstraksi ………. 42