• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 1100104 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 1100104 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama atau SMP terdapat mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang didalamnya terintegrasi mata

pelajaran fisika. Salah satu tujuan mata pelajaran IPA adalah agar siswa memiliki

kemampuan menguasai konsep serta mempunyai keterampilan mengembangkan

pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan

pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Mata Pelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006).

Selaras dengan tujuan pembelajaran IPA yang menekankan pada

penguasaan konsep, maka kemampuan menguasai konsep merupakan salah satu

hal yang penting dan harus dimiliki setiap siswa. Penguasaan konsep ini dapat

dilatihkan dalam proses pembelajaran. Menurut Amri dan Ahmadi (dalam

Fitriyatin Naziah, 2014, hlm. 2), penguasaan konsep diperlukan dalam

pembelajaran, karena siswa selalu dihadapkan pada permasalahan yang

memerlukan pemecahan masalah tersebut dengan konsep yang sudah

dipelajarinya. Indikator penguasaan konsep menurut Sumarya (dalam Fitriyatin

Naziah, 2014, hlm. 4) yaitu seseorang dikatakan menguasai konsep jika orang

tersebut benar-benar memahami konsep yang dipelajarinya sehingga mampu

menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan

yang dimilikinya.

Berdasarkan hal tersebut, dalam mata pelajaran IPA seorang guru

seyogyanya menciptakan suatu proses pembelajaran yang dapat melatihkan

penguasaan konsep siswa, sehingga siswa tidak hanya belajar secara menghafal

konsep-konsep saja, tetapi siswa juga dapat menerapkan konsep tersebut untuk

(2)

Pada kenyataannya di lapangan, proses pembelajaran IPA di sekolah untuk

melatihkan penguasaan konsep siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal

ini dibuktikan berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui observasi kelas dan

penyebaran angket yang pernah peneliti lakukan di salah satu SMP Negeri di Kota

Bandung. Dari data hasil observasi kelas menunjukkan bahwa siswa masih

berperan sebagai penerima informasi yang disampaikan oleh guru sehingga

menjadikannya pasif dalam pembelajaran. Salah satu faktor yang menyebabkan

siswa menjadi pasif dan kurangnya motivasi adalah proses pembelajaran yang

minim media dan sarana prasarana lain yang digunakan guru masih kurang

memadai.

Selain itu dilihat dari hasil penyebaran angket menyatakan bahwa 52,63%

siswa merasa kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran fisika baik dalam hal

konsep maupun matematisnya, 89,47% siswa merasa kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru di dalam kelas kurang menyenangkan, dan 57,89% siswa

merasa kurang puas dengan nilai mata pelajaran fisika yang sudah diperolehnya.

Informasi ini didukung dengan hasil perolehan nilai rata-rata ulangan harian

terakhir pada materi kalor, hanya terdapat 25% dari 40 siswa yang memperoleh

nilai diatas kriteria ketuntasan minimal, dengan nilai kriteria ketuntasan minimal

yang telah ditetapkan oleh sekolah sebesar 75. Informasi tersebut menunjukkan

bahwa penguasaan konsep siswa masih kurang memuaskan sehingga perlu untuk

ditingkatkan.

Beberapa penelitian mengenai penguasaan konsep seperti dalam penelitian

Defrianto Pratama (2011) yang mengukur peningkatan penguasaan konsep dan

melatih keterampilan ICT melalui pembelajaran fisika berbasis ICT memberikan

hasil peningkatan penguasaan konsep siswa yang kurang terbangun dengan

optimal terutama aspek C4 (menganalisis), hal tersebut dikarenakan sebagian

siswa hanya terfokuskan pada penggunaan software dibandingkan proses

pembelajaran yang sedang berlangsung. Dan pada penelitian Diyar Dinanjar

Andiraharja (2011) yang mengukur peningkatan keterampilan berkomunikasi dan

penguasaan konsep fisika melalui penerapan model pembelajaran problem based

(3)

sedang untuk keseluruhan namun pada aspek C2 (memahami), C3 (menerapkan),

dan C4 (menganalisis) mengalami peningkatan dengan kategori rendah.

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa penguasaan konsep siswa masih

kurang terpenuhi sehingga perlu ditingkatkan melalui suatu proses pembelajaran

yang lebih bermakna. Menurut Anderson, L.W. & Krathwohl. Anderson, L.W. &

Krathwohl (2010, hlm. 97) mengemukakan bahwa belajar yang bermakna

menghadirkan pengetahuan dan proses-proses kognitif yang siswa butuhkan untuk

menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, proses pembelajaran yang lebih

bermakna dapat menjadikan siswa lebih memahami konsep dan berdampak pada

peningkatan penguasaan konsepnya. Dalam memberikan pembelajaran yang

bermakna bagi siswa maka proses pembelajaran tersebut harus menempatkan

siswa lebih aktif dalam kelas. Salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan

adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Menurut

Weiman (2007), pendekatan saintifik dalam pembelajaran sains adalah melatihkan

kemampuan meneliti pada siswa seperti para saintis atau ilmuwan dalam

memahami suatu konsep. Dengan menerapkan pendekatan saintifik, maka dapat

menciptakan lingkungan pembelajaran yang meningkatkan aktivitas siswa.

Sama halnya seperti metode pembelajaran lainnya, pendekatan saintifik

pun memiliki tujuan kompetensi, salah satunya adalah kompetensi ranah

pengetahuan/kognitif. Proses perolehan kompetensi pengetahuan/kognitif pada

pendekatan saintifik dapat diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan

(Permendikbud No.64 Tahun 2013). Dilihat dari kompetensi pengetahuan/kognitif

pendekatan saintifik , ternyata kompetensi tersebut selaras dengan tingkatan

kemampuan penguasaan konsep ranah kognitif yang dikemukakan oleh Anderson

L.W & Krathwohl D. R. yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan

(C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Dengan kata

lain, penguasaan konsep dapat ditingkatan melalui proses pembelajaran yang

menggunakan pendekatan saintifik. Adapun tahapan aktivitas yang harus

dilakukan siswa dalam proses pembelajaran pendekatan saintifik yaitu :

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan

(4)

Untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran diperlukan suatu

alat pendukung yaitu media pembelajaran selain pendekatan pembelajaran, hal ini

sesuai pendapat Sunarno (1998) yang menyatakan bahwa media pembelajaran

merupakan salah satu komponen pendukung keberhasilan proses belajar

mengajar. Untuk membantu keberhasilan proses belajar mengajar, maka

digunakan media pembelajarn yang berupa prototype media berbasis cmap tools.

Prototype media berbasis cmap tools ini merupakan perangkat teaching material

yang dikembangkan berdasarkan peta konsep yang digunakan dalam proses

pembelajaran, berupa software pembelajaran yang dibuat oleh peneliti berisikan

peta konsep yang dapat diunduh secara langsung sesuai dengan kebutuhannya

masing-masing. Software dibuat dengan menggunakan program yang

dikembangkan oleh IHMC (Institute for Human and Machine Cognitive).

Penelitian tentang peta konsep telah dilakukan oleh Novak (dalam Alfiani, 2012,

hlm. 2) mengatakan bahwa peta konsep adalah pengetahuan yang sistematis dan

singkat, beberapa penelitian lain mengungkapkan bahwa penggunaan metode

pemetaan konsep menggunakan cmap tools (perangkat peta konsep) dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa, memudahkan siswa dalam memahami

keutuhan materi ajar yang dipelajari, dapat mengatasi miskonsepsi, dan

menyebabkan retensi yang lebih tahan lama (Agus Kurniawan, 2013, hlm. 6).

Dengan adanya peta konsep, dapat menarik perhatian siswa dan mengurangi

kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

Berdasarkan permasalahan dan penyataan yang telah diungkapkan, peneliti

bermaksud melakukan penelitian mengenai pembelajaran menggunakan

pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap tools.

Dimana pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap

tools yang di dalamnya mengandung teaching material berupa animasi

pembelajaran, video pembelajaran, dan soal-soal evaluasi yang diharapkan

mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran. Oleh

karena itu, peneliti mengambil judul “Pendekatan Saintifik Dengan Berbantuan

(5)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa SMP setelah diterapkannya pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype

media berbasis cmap tools?”

Permasalahan penelitian di atas dapat dijabarkan menjadi pertanyaan

penelitian sebagai berikut ini.

1. Bagaimana keterlaksanaan pendekatan saintifik dengan berbantuan

prototype media berbasis cmap tools dalam pembelajaran?

2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa SMP pada ranah kognitif

setelah diterapkan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype media

berbasis cmap tools?

3. Bagaimana pendapat siswa tentang penggunaan prototype media berbasis

cmap tools dalam proses pembelajaran?

C. Definisi Operasional

1. Pendekatan Saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap

tools

Pendekatan Saintifik dengan berbantuan prototype media berbasis cmap

tools merupakan gabungan pendekatan saintifik yang menggunakan prototype

media berbasis cmap tools. Pendekatan saintifik yang diterapkan dalam penelitian

ini adalah pendekatan dengan langkah-langkah yaitu mengamati, menanya,

melakukan, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Sedangkan prototype media

berbasis cmap tools merupakan software pembelajaran yang dibuat oleh peneliti

berisikan peta konsep yang dapat diunduh secara langsung sesuai dengan

kebutuhannya masing-masing. Software ini dibuat dengan menggunakan program

yang dikembangkan oleh IHMC (Institute for Human and Machine Cognitive).

Prototype media berbasis cmap tools merupakan perangkat teaching material

yang dikembangkan berdasarkan peta konsep yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran. Perangkat teaching material yang digunakan dalam penelitian

berupa gambar, video, slide presentasi, animasi dan sebagainya. Untuk

(6)

media berbasis cmap tools digunakan lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran dan angket pendapat siswa tentang prototype media berbasis cmap

tools.

2. Penguasaan konsep

Penguasaan konsep merupakan kemampuan dimana siswa tidak sekedar

mengetahui konsep-konsep, melainkan dapat memahami dan menyelesaikannya

dengan baik, yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menyelesaikan

berbagai persoalan, baik yang terkait dengan konsep itu sendiri maupun

penerapannya dalam situasi baru. Dalam penelitian ini, penguasaan konsep

dibatasi pada kemampuan ranah kognitif dengan tingkatan mengingat (C1),

memahami (C2), menerapkan(C3) dan menganalisis (C4). Konsep yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah konsep fisika terkait dengan materi wujud

zat, perubahan wujud zat, dan massa jenis zat. Penguasaan konsep diukur

menggunakan tes penguasaan konsep dalam bentuk soal pilihan ganda yang

diberikan pada saat pretest dan posttest.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini, maka tujuan penelitian

ini adalah mendapatkan jawaban tentang peningkatan penguasaan konsep siswa

SMP setelah diterapkannya pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype

media berbasis cmap tools.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan

informasi untuk menerapkan pendekatan saintifik dengan berbantuan prototype

media berbasis cmap tools terkait dengan upaya peningkatan penguasaan konsep

(7)

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi merupakan susunan atau sistematika dalam

penulisan skripsi. Pada penelitian ini, struktur organisasi skripsinya sebagai

berikut :

1. Bab I, bab ini mengenai pendahuluan dari skripsi yang terdiri dari latar

belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, definisi operasional,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II, bab ini merupakan kajian pustaka mengenai pendekatan saintifik,

prototype media berbasis cmap tools, penguasaan konsep, dan hubungan

pendekatan saintifik, prototype media berbasis cmap tools, penguasaan

konsep.

3. Bab III, pada bab ini berisi metode penelitian yang terdiri dari desain

penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian,

prosedur penelitian, dan analisis data.

4. Bab IV, bab ini merupakan penjabaran dari hasil penelitian yang terdiri dari

pengolahan data atau temuan dan pembahasan.

5. Bab V, bab ini merupakan simpulan dan rekomendasi yang menyajikan

pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan 1 dosis pupuk kandang saja mempunyai persentase gabah hampa yang paling tinggi dibandingkan perlakuan yang lain sedangkan perlakuan 1 dosis pupuk kandang dan ¾ dosis

Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat* 2017 6,355.65 566 DATA SUMMARY Emiten listing Perusahaan Delisted Kapitalisasi Pasar (Rp.Triliun) Kapitalisasi Pasar

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dasar-dasar pemberian pembebasan bersyarat kepada narapidana korupsi, untuk mengetahui prosedur pemberian bersyarat

Untuk menguji perbandingan rerata peningkatan fleksibilitas otot hamstring sebelum dan setelah perlakuan pada kedua kelompok yang diberikan perlakuan berupa intervensi

PP Bapor Korpri, Panitia Penyelenggara, Unit Nasional (Unitnas) Bapor Korpri, dan Pengurus Provinsi (Pengprov) Bapor Korpri, termasuk bagi seluruh kontingen peserta

Dalam seni kontemporer (termasuk seni modern) yang dihasilkan seniman tidak hanya karya yang indah, tetapi juga karya yang tidak indah dan tidak menyenangkana. Banyak

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang