74 BAB IV
PENUTUP
Dari penjelasan serta pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab yang terakhir ini akan dipaparkan kesimpulan yang berisi temuan-temuan mengenai peran pastoral gereja terhadap pemahaman makna hidup anak korban broken home. Pada bagian selanjutnya akan dipaparkan saran-saran atau rekomendasi sebagai signifikansi penelitian yang telah dilakukan.
1.1 Kesimpulan
Kesimpulan dirumuskan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan analisa yang dideskripsikan sebagai berikut:
1. Anak korban broken home memahami makna hidup sebagai suatu keburukan. Temuan ini didasarkan pada sikap mereka yang menyikapi pengalaman buruk dalam keluarga secara negatif.
2. Anak korban broken home memahami makna hidup sebagai suatu kehancuran. Temuan ini didasarkan pada keyakinan inti negatif yang mereka kembangkan sebagai dampak dari pengalaman negatif masa lampau.
3. Anak korban broken home memahami makna hidup sebagai suatu kesendirian. Temuan ini didasarkan pada asumsi negatif yang mereka kembangkan sebagai keyakinan inti negatif lanjutan.
75
memiliki tujuan hidup, menutup diri dan kurang mampu bersosialisasi dengan lingkungan sosial.
5. Anak korban broken home memahami makna hidup sebagai suatu kenikmatan. Temuan ini didasarkan pada sikap mereka yang mengevaluasi diri secara negatif dan memainkan peran diri negatif.
6. Peran pastoral gereja masih sebatas pada tataran fungsi tetapi belum menyentuh tataran praktis. Gereja belum melakukan pelayanan pastoral yang khusus menangani permasalahan anak-anak korban broken home. Pelayanan pastoral bagi anak-anak korban broken home baru direncanakan untuk diprogramkan.
1.2 Kontribusi dan Rekomendasi
1.2.1 Kontribusi
Berdasarkan temuan-temuan di atas, kontribusi dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengatasi pemahaman makna hidup sebagai suatu keburukan oleh anak korban broken home, gereja seharusnya berperan membantu anak untuk mengeksplorasi diri
(self-exploration) guna mengidentifikasikan penyebab munculnya perasaan-perasaan negatif, dan berusaha mencari tahu apa yang dapat mereka lakukan untuk keluar dari perasaan tersebut.
2. Untuk mengatasi pemahaman makna hidup sebagai suatu kehancuran oleh anak korban broken home, gereja seharusnya berperan membantu anak untuk menerima kenyataan buruk perpisahan keluarga (self-acceptance) yang dialami sebagai proses kehidupan yang harus mereka lalui.
76
dirinya sendiri bergerak ke arah nilai-nilai kreatif serta pengalaman yang positif dengan memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya (self-trancendence).
4. Untuk mengatasi pemahaman makna hidup sebagai suatu kebebasan oleh anak korban broken home, gereja seharusnya berperan untuk membantu anak bersikap secara
positif sesuai dengan perannya baik dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat (modifikasi sikap).
5. Untuk mengatasi pemahaman makna hidup sebagai suatu kenikmatan oleh anak korban broken home, gereja seharusnya berperan untuk membantu anak memandang dirinya secara utuh dan bertanggung jawab atas hidup yang dijalani (integritas diri dan realisasi makna).
6. Untuk mengatasi kenyataan peran gereja yang masih sebatas pada tataran fungsi, maka gereja perlu untuk peka terhadap permasalahan yang dihadapi oleh jemaat. Pelayanan konseling pastoral sekiranya harus terprogram dengan baik, agar gereja dapat dengan cepat menolong jemaat dalam menjalani hidup dan mengatasi berbagai permasalahan.
1.2.2 Rekomendasi