• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pastoral Gereja Terhadap Pemahaman Makna Hidup. Anak Korban Broken Home. Oleh, FRILIANY PUTIRAY TESIS. Diajukan kepada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Pastoral Gereja Terhadap Pemahaman Makna Hidup. Anak Korban Broken Home. Oleh, FRILIANY PUTIRAY TESIS. Diajukan kepada"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

Peran Pastoral Gereja Terhadap Pemahaman Makna Hidup Anak Korban Broken Home

Oleh,

FRILIANY PUTIRAY 752014032

TESIS Diajukan kepada

Program Studi: Magister Sosiologi Agama, Fakultas: Teologi

Guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Magister Sains

PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

Motto:

Kolose 3 : 23

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan

dan bukan untuk manusia.

KJ. 332 : 1

Kekuatan serta penghiburan diberikan Tuhan padaku. Tiap hari aku dibimbingNya; tiap

jam dihibur hatiku. Dan sesuai dengan hikmat Tuhan ‘ku dib’rikan apa yang perlu. Suka

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Penulis menyadari bahwa hanya karena kasih karunia Tuhan Yesus Kristus yang besarlah maka penulisan tesis ini dapat dikerjakan dan diselesaikan dengan baik.

Dengan keyakinan yang sungguh bahwa Tuhan Yesus Kristus senantiasa menyediakan masa depan bagi orang yang percaya dan berharap akan kuasaNya, maka ungkapan syukur yang teramat besar penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah bertanggungjawab atas seluruh proses dan perjuangan yang penulis jalani di Program Studi Magister Sosiologi Agama, Fakultas Teologi, UKSW Salatiga.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang dengan sukacita, tulus hati dan penuh cinta kasih mendoakan, mendukung, menguatkan serta menjadi saluran berkat bagi penulis selama penulis berstudi dan melakukan penulisan ini. Untuk itu melalui tulisan ini penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Pdt. Dr. Jacob Daan Engel, M.Si dan Pdt. Izak Y. M. Lattu, Ph.D sebagai pembimbing yang telah membantu penulis menghasilkan karya ini. Suatu kebanggaan tersendiri karena telah diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk dibimbing oleh orang-orang yang hebat seperti Bapak. Terima kasih untuk waktu, bimbingan, pengertian yang baik, serta motivasi yang telah diberikan bagi penulis. “Jikalau engkau berjalan, engkau akan dipimpinNya, jikalau engkau berbaring, engkau akan dijagaNya, jikalau engkau bangun, engkau akan disapaNya.” (Amsal 6:22)

(8)

viii

2. Ibu Ira Mangililo, Ph.D selaku penguji yang telah memberikan masukan yang baik

bagi pengembangan tulisan ini. “Tuhan telah melakukan perkara besar

kepada kita, maka kita bersukacita.” (Mazmur 126:3)

3. Pdt. Dr. Thobias A. Messakh sebagai Opa yang dengan penuh kasih selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan tulisan ini. “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu.” (Yesaya 46:4a)

4. Terima kasih tak terhingga untuk Mama Uma dan Papa Don. Terima kasih karena

tak pernah menutup mata dan menggelengkan kepala untuk segala kebutuhanku, terkhususnya disepanjang masa studi ini. “Telah ditunjukkanNya kepadaku kasih karuniaNya yang begitu besar melalui mereka yang disebut orang tua bagiku, karena doa, kasih sayang dan pengorbanan luar biasa yang mereka lakukan, aku benar-benar merasa dicintai dan berharga.” Banyak orang hebat di dunia ini tapi kalian melebihi mereka semua.

5. Kaka iL, Princess my doppelganger, Chantik, dan Chleano. Terima kasih untuk keceriaan, kebahagiaan, kekompakkan, dan yang paling berarti adalah untuk kasih sayang dan perhatian dalam persaudaraan kita. Kamong motivasi terbesar ade par

kasi selesai kuliah dan berhasil. “Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu

semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.” (Filipi 1:4)

6. Untuk Roky Konstantin Ara. Thank you very much. “Ia membuat segala sesuatu

indah pada waktuNya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” (Pengkhotbah 3:11)

7. Terima kasih untuk Ma Aning Mandolang-Ara, Kak Andy Richard Ara dan Bapa

(9)

ix

menyelesaikan tulisan ini agar dapat pasiar ke Kupang. “Hidup ini bukanlah tentang mereka yang berbuat baik dihadapanmu, namun tentang mereka yang tetap setia dibelakangmu.” Tuhan Sang Pemberi hidup menyertai Bapa, Mama dan Kaka dimana saja berada dan dalam segala masa.

8. Teruntuk semua Keluarga Putiray-Samusamu dan rumpun keluarga terkait di Jogja, Surabaya, Solo, Jakarta, Jayapura, Lamongan, Ambon dan dimana saja berada. Terimakasih untuk doa dan dukungan yang penulis terima selama masa

studi. “Diberkatilah kiranya kamu oleh Tuhan, karena kamu menunjukkan

sayangmu kepadaku.” (1 Samuel 23:21b)

9. Untuk Tante Dione Limmon. Terimakasih untuk doa, dukungan dan motivasinya

Tante On. “Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahteraNya terus menerus, dalam segala hal, kepada kamu.” (2 Tesalonika 3:16) Tuhan Yesus memberkati Tante On dan keluarga senantiasa.

10.Untuk Merlin Anggelina, Florensia Theograsia, Dinda Grasya Shiarlita, Chelsi Silvana, dan Ruland. “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam kesukaran.” (Amsal 17:17)

11.Untuk Pdt. Dr. Ebenhaizer I. Nuban Timo sebagai wali studi yang dengan sukacita selalu menyambut penulis dengan senyuman khas beliau, ketika penulis hendak meminta tanda tangan RMK. Terima kasih Bapa Eben. “Tuhan Allah akan memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu dan dalam segala usahamu.” (Ulangan 15:10b)

12.Untuk Semua dosen Fakultas Teologi, Program Studi Magister Sosiologi Agama

yang selama ini telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. “Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:58b)

(10)

x

13.Untuk TU Fakultas Teologi, Mba Liana, Ibu Budi, Mas Eko, dan Mas Adi. Terima

kasih karena selalu menerima kehadiran penulis di Kantor Administrasi saat

sedang menunggu Dosen Pembimbing. “Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah

naunganmu di sebelah tangan kananmu. Tuhan akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.” (Mazmur 121:5,8)

Salatiga, 21 September 2015

Friliany Putiray Penulis

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan Tidak Plagiat ... iii

Pernyataan Persetujuan Akses ... iv

Pernyataan Persetujuan Publikasi ... v

Motto ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... xi Abstrak ... xiii Abstract ... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1 1.2Rumusan Masalah ... 7 1.3Tujuan Penelitian ... 7 1.4Manfaat Penelitian ... 7 1.5Metode Penelitian ... 8 1.6Sistematika Penulisan ... 9

BAB II PERAN GEREJA TENTANG MAKNA HIDUP ANAK 2.1 Broken Home ... 11

2.1.1 Definisi Keluarga Broken Home ... 11

2.1.2 Faktor Penyebab Keluarga Broken Home ... 12

2.1.3 Dampak Keluarga Broken Home ... 15

(12)

xii

2.2.1 Pengertian Konseling Pastoral ... 16

2.2.2 Fungsi Konseling Pastoral ... 18

2.2.3 Karakteristik Konseling Pastoral ... 22

2.3 Makna Hidup ... 24

2.3.1 Area Ketidakmampuan Perkembangan Spiritual ... 27

2.3.2 Faktor Penyebab Ketidakmampuan Perkembangan Spiritual ... 45

BAB III HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN ANALISA 3.1 Gambaran Umum tentang GPM Jemaat Galala-Hative Kecil dan Pemahamannya tentang Pernikahan dan Keluarga ... 50

3.2 Makna Hidup dalam Perspektif Anak Korban Broken Home ... 55

3.3 Faktor Penyebab Pemahaman Makna Hidup oleh Anak Korban Broken Home ... 62

3.4 Peran Pastoral Gereja Terhadap Pemahaman Makna Hidup Anak Korban Broken Home ... 65

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 74

4.2 Kontribusi dan Rekomendasi ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(13)

xiii ABSTRAK

Friliany Putiray, 2014/2015. Peran Pastoral Gereja Terhadap Pemahaman Makna Hidup Anak Korban Broken Home.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran pastoral gereja terhadap pemahaman makna hidup anak korban broken home usia 12-18 tahun di GPM Jemaat Galala-Hative Kecil. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap pelayanan gereja yang masih sebatas pada tataran fungsi untuk pelayanan rutin namun belum menyentuh tataran praktis untuk menyikapi kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh jemaat. Dalam pelaksanaannya, gereja belum memiliki pelayanan pastoral yang terprogram untuk menolong jemaat yang bermasalah dengan hidup yang dijalani, dalam hal ini permasalahan yang dihadapi anak-anak korban broken home.

Penelitian ini menerapkan metode deskriptif analitis melalui pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam, dokumen, dan observasi lapangan. Wawancara mendalam dan analisa digunakan untuk memperoleh informasi mendasar mengenai pelayanan pastoral yang dilakukan oleh gereja. Observasi digunakan untuk melihat kegiatan sehari-hari anak korban broken home.

Penelitian ini menemukan bahwa anak korban broken home memahami makna hidup sebagai

lima hal yakni keburukan, kehancuran, kekebasan, kesendirian, dan kenikmatan. Menyikapi temuan-temuan tersebut, gereja perlu membantu anak untuk mengembangkan kesadaran diri, menerima diri, menemukan tujuan hidup, mengembangkan tanggung jawab dan integritas diri. Penelitian ini memberikan konrtibusi bagi pelayanan pastoral gereja untuk anak korban

broken home di Gereja Protestan Maluku (GPM) dan Gereja lainnya.

(14)

xiv ABSTRACT

Friliany Putiray, 2014/2015. Pastoral Roles of Church Towards the Understanding of Broken Home Children.

This research aims to describe and analysis church pastoral roles towards the understanding of 12 to 18 years old broken home children in The Protestant Church of Moluccas in Galala-Hative Kecil. This research is powered by my main concern upon the church services that covers functional level, but not yet to explore practical aspects. In reality, the church has not yet formed a well programed pastoral service to assist people in need particularly the broken home children.

This research uses analytical-descriptive method through a qualitative approach. I collect the data using deep interview, related documents, and field observation. The deep interview is empoyed to get basic information about church pastoral services, while observation is used to comprehend daily activities of the broken home children.

The study discovers that the broken home children understand the meaning of life in five important elements: deterioration, destruction, freedom, loneliness, and satisfaction. Based on the data of this research, the church needs to assist the broken home children to improve self awarness and self acceptance, to discover the meaning of life, to improve self responsibility and integrity. This research can contribute to the church pastoral services to the broken home children in the Protestant Church of Moluccas and beyond.

Referensi

Dokumen terkait