• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 092013008 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 092013008 BAB III"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang yang dijalankan untuk memperoleh fakta–fakta dan prinsip–prinsip dengan sabar, hati–hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis, 2004). Pemilihan metode penelitian ditentukan berdasarkan atas kesesuaiannya dengan masalah penelitian serta tujuan dari dilakukannya penelitian. Menurut Creswell (2009), sebuah penelitian yang baik merupakan konstruk sistematis dari sebuah laporan tentang sebuah studi yang dapat mengungkapkan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti dan mencapai tujuan dari penelitian dengan tepat, dimana tujuan itu sendiri berakar dari permasalahan yang menjadi fokus utama penelitian.

(2)

Creswell (2009) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif pada umumnya bertujuan untuk memberikan gambaran yang sangat jelas melalui konstruk analisis yang sistematis, didasarkan atas kemampuan peneliti dalam menangkap setiap fenomena yang ada pada wilayah penelitian selama peneliti melakukan studinya. Salah satu jenis dari penelitian kualitatif yang dapat mengungkapkan dengan jelas dan tepat setiap permasalahan yang menjadi fokus penelitian yaitu penelitian deskriptif. Menurut Nazir (1983), penelitian deskriptif merupakan studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat, melukiskan secara tepat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok atau individu, menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalkan bias dan memaksimalkan realibilitas. Menurut Singarimbun, penelitian deskriptif biasa dilakukan tanpa hipotesa yang dirumuskan secara ketat. Penelitian deskriptif tersebut mengontrol juga hipotesa tetapi tidak akan diuji secara statistik. Selain itu ia mempunyai 2 tujuan untuk mengetahui perkembangan sarana fisik dan frekuensi kerjanya suatu aspek fenomena sosial. Tujuan kedua yakni mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu (Singarimbun dan Effendi, 1982:4).

Dengan pemilihan rancangan deskriptif kualitatif, maka peneliti akan melakukan pendekatan terhadap obyek penelitian dengan menggali informasi sesuai dengan persepsi peneliti dan informan dan dapat berkembang sesuai dengan interaksi yang terjadi dalam proses wawancara. Peneliti akan senantiasa menginterpretasikan makna yang tersurat dan tersirat dari penjelasan yang diberikan informan, hasil observasi lapangan serta catatan pribadi.

Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan metode pendekatan studi kasus, yaitu suatu studi penelitian yang memanfaatkan teknik-teknik telaah pengamatan dengan tujuan memberikan gambaran sedemikian rupa tentang suatu hal, sehingga mendapatkan kejelasan yang nyata atas hal yang diamati tersebut (Wilardjo, 1994: 4).

(3)

1. Menggulirkan tema secara terbuka dengan melakukan pengamatan tanpa menyusun hipotesis terlebih dahulu

2. Menentukan karakter penting dalam studi yang akan dilakukan terdiri atas : responden sentral, peristiwa penting dalam periode penelitian yang dikaji

3. Melakukan pengumpulan data melalui pengamatan, observasi, wawancara

4. Melakukan pemeriksaan silang terhadap setiap fenomena yang berhasil ditangkap melalui studi observasi yang dilakukan dengan setiap informan (responden sentral) dan menyimpulkannya secara bersama-sama

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun Indrakila, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, karena sesuai dengan judul rencana peneltian yaitu: “ Tunggu Gunung Kudu Wareg : Studi Dinamika Masyarakat Desa dalam Pembangunan Berbasis Kearifan

Lokal”.

Fokus Penelitian

(4)

Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Nasution, 1992:31) dalam menentukan fokus penelitian kualitatif pada awalnya masalah yang akan diteliti masih umum dan samar-samar, akan bertambah jelas dan dapat fokus setelah peneliti berada dalam lapangan. Fokus itu masih mungkin mengalami perubahan selama berlangsungnya penelitian.

Dengan perumusan fokus penelitian yang baik maka peneliti akan terhindar dari pengumpulan data yang tidak relevan dan tidak terjebak pada bidang yang bersifat umum. Fokus penelitian ini adalah proses pembangunan desa berbasis kearifan lokal yang berpengaruh terjadinya dinamika masyarakat sebagai akibat pembangunan dengan konsep pemberdayaan masyarakat dan berwawasan lingkungan di Dusun Indrakila, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Pemilihan Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian (Moeleong 2006:132). Oleh karena itu seorang informan harus benar-benar tahu atau pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian (Bogdewic dalam Budi Puspo 2009 : 72). Memilih seorang informan harus dilihat kompetensinya bukan hanya sekedar untuk menghadirkannya (Bernard dalam Budi Puspo 2009 : 74).

Agar dapat mengumpulkan informasi dari obyek penelitian sesuai dengan rencana yang akan diamati, dilakukan pemilihan kepada beberapa unsur masyarakat sebagai informan. Pemillihan didasarkan atas pertimbangan bahwa informan memiliki pemahaman terhadap subyek penelitian (Breg, Guba dan Lincoln dalam Fitriastuti, 2005:75).

(5)

permasalahan yang akan diteliti, kehadiran atau keterlibatan informan tersebut dalam kehidupan nyata dimana hal tersebut merupakan fokus permasalahan yang akan diteliti, serta kemampuan dalam memberikan gambaran yang jelas dan menganalisis kondisi yang terkait dengan permasalahan penelitian yang akan diteliti. Creswell (2009) mendefinisikan informan atau narasumber penelitian dengan kredibilitas seperti di atas sebagai informan kunci, yaitu para narasumber yang memiliki informasi yang detail tentang fokus permasalahan penelitian dan memiliki kemampuan dalam memberikan gambaran tentang pengetahuan yang dimilikinya. Informan kunci yang merupakan target sumber informasi dalam penelitian ini antara lain :

1. Kepala Desa Lerep

Fungsi, kedudukan dan wewenang dari kepala desa sangat penting dalam rangka mengetahui secara keseluruhan proses penerapan konsep kearifan lokal TGKW dalam pembangunan yang dilaksanakan di Dusun Indrakila. Tanpa adanya persetujuan dari kepala desa maka pelaksanaan pembangunan di lokasi penelitian tidak akan pernah terlaksana. Lebih jauh lagi, pencetusan konsep kearifan lokal TGKW yang menjadi dasar pembangunan dengan konsep pemberdayaan masyarakat dan berwawasan lingkungan merupakan inisiatif dari kepala desa tersebut, menjadikan kepala desa sebagai informan kunci dalam penelitian ini yang dapat mengungkapkan alasan, proses pelaksanaan dan hasil dari pembangunan yang telah dilaksanakan di Dusun Indrakila.

2. Kepala Dusun Indrakila

(6)

3. Ketua Paguyuban Peternak Sapi Dusun Indrakila

Pengembangan usaha ternak sapi di Dusun Indrakila merupakan salah satu kegiatan unggulan yang menjadikan tingkat perekonomian sebagian warga dusun tersebut meningkat. Mendapatkan informasi langsung dari ketua paguyuban peternak sapi menjadi sangat penting mengingat usaha tersebut merupakan contoh dari pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di Dusun Indrakila yang direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi serta dipelihara keberlangsungannya oleh masyarakat itu sendiri.

4. Ketua Kelompok Tani Dusun Indrakila

Pembangunan desa dengan konsep Pemberdayaan masyarakat sekaligus pembangunan berwawasan lingkungan dilakukan di Dusun Indrakila dengan memberdayakan masyarakat petani, yang dengan kesadarannya sendiri serta stimulus penyuluhan yang dilakukan pemerintah desa bersama Lembaga Swadaya Masyarakat melakukan aktivitas pertanian perkebunan dengan budidaya tanaman yang bernilai ekonomis tinggi sekaligus bermanfaat untuk konservasi kawasan hutan Dusun Indrakila. Oleh karenanya, mendapatkan informasi secara spesifik dari para pelaku langsung aktivitas tersebut sangat penting untuk dilakukan, dimana ketua kelompok tani adalah seseorang yang sangat menguasai pelaksanaan aktivitas pertanian masyarakat sekaligus memahami permasalahan yang terjadi selama program pemberdayaan masyarakat petani dilaksanakan di lokasi tersebut.

Instrumen Penelitian

(7)

memproses dan mengikhtisarkan, dan memanfaatkan kesempatan mencari respon yang tidak lazim. Adapun alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat fotografi, tape recorder, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah penetilian dan alat bantu lainnya.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan mengamati suatu fenomena secara langsung. Dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipasi pasif yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

2. Metode Interview

Adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan interview dengan tujuan mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang pelaksanaan pembangunan di Dusun Indrakila. Unsur-unsur yang akan menjadi responden dalam penelitian ini sebagai berikut: Kepala Desa, Bayan, tokoh masyarakat yang terdiri atas ketua paguyuban peternak dan ketua kelompok tani.

3. Metode Dokumentasi

Proses pengumpulan dokumen-dokumen tentang kegiatan pelaksanaan pembangunan di Dusun Indrakila Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, dan dokumen-dokumen lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

Analisa Data

(8)

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Menurut Creswell (2009) teknik tersebut merupakan metode analisis dalam usahanya untuk dapat memberikan gambaran tentang berbagai fenomena yang terkait dengan fokus masalah penelitian dari sudut pandang kerangka peneliti. Teknik analisa data ini menguraikan, menafsirkan dan menggambarkan data yang terkumpul secara sistemik dan sistematik. Uraian, tafsiran dan gambaran fenomena terkait fokus masalah penelitian tersebut dihadirkan oleh peneliti atas dasar berbagai macam informasi yang dihantarkan oleh para informan kepada peneliti melalui berbagai macam teknik pengumpulan data yang dilaksanakan peneliti pada proses penelitian.

Menurut Creswell (2009) studi penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif kualitatif mencoba untuk menghadirkan berbagai macam gambaran fokus penelitian yang meliputi studi kasus, pengalaman personal, instropeksi atas setiap kejadian, kisah hidup yang terkait dengan fokus penelitian, wawancara, observasi dan gambaran visual melalui kata-kata yang kesemuanya didasarkan atas informasi dari para narasumber. analisa terhadap setiap informasi yang didapatkan oleh peneliti lebih difokuskan pada berbagai hal yang bersifat mikro (detail), dilakukan dengan menggunakan bahasa yang

Referensi

Dokumen terkait

Menampilkan halaman menu   sebelumnya Menampilkan halaman menu   selanjutnya Membuat satu garis dari ujung garis lain Membuat satu garis dengan koordinat polar. Membuat garis

Pada kasus-kasus yang dinilai mati tidak wajar berdasarkan pemeriksaan luar, sebaiknya dilakukan pemeriksaan bedah mayat untuk memastikan penyebab kematian.. Kasus-kasus yang

[r]

Mengetahui hasil analisis model matematis regresi linier berganda yang terbentuk bersadarkan faktor aksesibilitas, fasilitas umum dan sosial, serta variabel fisik tanah

Metode dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 garis beasar yaitu mencari nilai track kualitas indek (TQI) yaitu dengan cara analisis setiap parameter kerusakan, perhitungan track

Dilakukan secara rutin sebulan sekali. Jenis pupuk yang dianjurkan NPK serta unsur mikro lainnya. Jumlah pupuk NPK diberikan 2-4 gram/tanaman dengan periode 1 kali dalam

Oleh karena itu, pilihan untuk melakukan integrasi finansial khususnya untuk integrasi moneter dan konsolidasi fiskal, merupakan pilihan tertinggi dalam konsensus

Jadi, hipotesis yang diajukan diterima dan sangat signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi positif terhadap