41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian kualitatif deskriptif menurut Sugiyono, (2012), untuk pemecahan masalah yang holistik dan kompleks, dinamis dan penuh makna dalam memecahkan masalah sosial tersebut dengan menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dalam masyarakat menjadi objek penelitian yang berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu92. Hal ini digunakan untuk
mendiskripsikan dampak limbah tailings dari sisa penambangan emas terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kampung Waa93.
Jenis Sumber Data dan Sumber Informasi
Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari tangan pertama. Sumber data primer dalam penelitian ini, yaitu masyarakat yang ada di desa Banti kampung Waa yang terlibat dalam proses penambangan limbah tailings di sungai Wanagon. Inporman kunci dan responden dalam penelitian ini, yaitu masyarakat di desa Banti kampung Waa distrik Tembagapura dan buruh atau karyawan Freeport yang mengetahui keadaan masyarakat di kampung Waa.
Sedangkan sumber informasi yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu data sekunder, informan kunci dan responden. Data sekunder
42
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu buku-buku pustaka, jurnal, dan hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan terkait dengan aktivitas pertambangan PT Freeport Indonesia. Sedangkan tambahan imformasi data sekunder, yaitu data kantor statistik Kabupaten Mimika.
Lokasi Penelitian
Distrik Tembagapura, sebagai salah satu distrik yang terletak di wilayah pegunungan yang termasuk daerah administrative kabupaten Mimika. Distrik tembagapura telah menjadi tempat operasi PT Freeport Indonesia pada tahun 1967-1992 dengan dimulai penandatanganan kontrak kerja pertama. Dilanjutkan dengan kontrak kerja kedua pada tahun 1992-2021. Secara geografis, distrik Tembagapura berada di daerah pegunungan, memiliki luas wilayah 16,54 dari lus wilayah kabupaten Mimika 21.522. Distrik tembagapura memiliki 1 kelurahan dan 7 kampung, yaitu kelurahan Tembagapura terletak di kota moderent PT Freeport. Sedangkan 7 kampung lainnya, yaitu; kampung Waa, kampung Opitawak yang terletak di balik gunung. Kampung Jagamin dan kampung Arwanop berada di bagian barat dengan jarak kurang lebih 70-80 kilo meter (km). Sedangkan kampung T, singga, kampung Dolingonggin dan kampung Beanegogom yang teletak dibagian timur kurang lebih 50-60 kilo meter(km)94.
Jumlah penduduk distrik Tembagapura tahun 2014 yaitu 18.161 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk 14,19 jiwa/km² dan tingkat pertumbuhan penduduknya sebesar 2% per tahun. Dibawah ini peta kabupaten Mimika terlihat.
43
Distrik Tembagapura kampung Waa95
Gambar 3.1 Peta Kabupaten Mimika
Proses Pengambilan Data
Wawancara
Dilakukan wawancara terkait dengan pertanyaan penelitian terhadap informan kunci dan juga informan pendukung dengan teknik wawancara dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan ditujukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap dampak limbah bagi kehidupan sosial, mengetahui secara objective terhadap permasalahan yang ditelitinya. Wawancara dilakukan terhadap masyarakat pendulang emas di desa Banti kampung Waa, pihak luar atau pendatang yang ikut terlibat dalam lokasi penelitian, kemudian karyawan Freeport yang terlibat dan mengetahui aktivitas penambangan masyarakat.
Langkah pertama penelitian sudah melakukan kajian-kajian terkait dengan penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini. Setelah memperoleh data sekunder, peneliti turun ke lapangan
44
untuk memperoleh informasi dari inporman kunci dan responden di lapangan. Setelah peneliti turun ke lapangan, peneliti melakukan wawancara langsung terhadap imporman kunci terkait dengan aktivitas penambangan masyarakat di kampung Waa. Setelah peneliti memperoleh impormasi dari imporman kunci, peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa imporman yang berkecimpung dilapangan terkait dengan berjalannya aktivitas penambangan. Kemudian langkah yang terakhir, yaitu peneliti memintah pandangan dari pihak luar atau pendatang yang tinggal di kampung Waa, pihak luar dari karyawan PT Freeport dan masyarakat luar. Sumber imforman kunci, terdiri dari kepala suku, orang yang berpengaruh di kampung Waa, dan masyarakat yang sudah lama mendulang di kampung Waa. Informan pendukung, yaitu diperoleh dari masyarakat luar dari pendatang yang tinggal di kampung Waa, karyawan Freeport, dan masyarakat luar.
Oservasi
Observasi dilakukan terkait dengan aktivitas penambangan di sekitar lokasi penambangan limbah tailings sungai Wanagon kampung Waa. Observasi juga dilakukan terhadap kondisi pembuangan limbah tailings di sungai Wanagon, kemudian implikasinya terhadap kehidupan masyarakat dikampung Waa. Teknik observasi dilakukan saat penelitian berlangsung agar dapat disatukan dengan wawancara yang dilakukan saat penelitian.
Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mendukung hasil penelitian. Dokumentasi diperoleh berupa foto didaerah, gambar peta, gambar orang mendulang, jumlah penduduk, kondisi dampak limbah tailings yang dibuang oleh PT Freeport Indoensia terhadap kerusakan lingkungan.
Kesulitan Dalam Penelitian
45 Freeport Indonesia di Timika dan data rumah sakit di Timika dan Tembagapura tentang kasus kerusakan lingkungan yang lengkap dan kasus karacunan logam berat terhadap tingkat kehidupan masyarakat. Peneliti juga menghadapi hambatan dalam memperoleh data dalam penelitian, karena situasi di kampung Waa dari segi keamanan tidak kondusif karena sebelum peneliti turun di lapangan, telah terjadi penembakan antar pihak luar dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan pihak aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berpatroli di area penambangan Freeport pada tangal 1 Januari, 2015. Kondisi ini mempersulit kenyamanan di masyarakat pemukiman sungai Wanagon, sehingga peneliti sulit memperoleh data lengkap seperti foto lapangan yang lengkap dan rekoder saat pembicaraan berlangsung. Selain itu untuk memperoleh gambar foto, rekaman vodeo dikampung Waa sulit, karena masyarakat tidak mengijinkannya.
Analisis Data