• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kenakalan Remaja Dalam Novel Catatan (Seorang) Pelajar Jakarta Karya Arif Rahman : Analisis Sosiologi Sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kenakalan Remaja Dalam Novel Catatan (Seorang) Pelajar Jakarta Karya Arif Rahman : Analisis Sosiologi Sastra"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 588), konsep didefinisikan sebagai berikut.

1. Rancangan dan buram surat dsb,

2. Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret: satu istilah dapat mengandung dua yang berbeda dan

3. Ling gambaran mental dari objek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal yang lain. Dari defenisi di atas, penulis menilai bahwa defenisi ketiga adalah yang paling tepat untuk mengambarkan konsep dalam proposal ini yaitu, gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Dengan demikian, konsep digunakan sebagai kerangka atau pijakan untuk menjelaskan, atau pun memaparkan suatu objek atau topik pembahasan. Dalam hal ini, konsep yang dimaksudkan adalah gambaran dari objek berupa novel berjudul Catatan (Seorang) Pelajar Jakarta

yang akan dibedah dalam suatu pembahasan proposal yang berjudul Kenakalan Remaja Dalam Novel Catatan (Seorang) Pelajar Jakarta Karya Arif Rahman

yang dianalisis dari tinjauan Sosiologi Sastra.

Skripsi ini akan melibatkan beberapa konsep yang akan menjadi dasar pembahasan pada bab selanjutnya, yaitu:

2.1.1 Novel

(2)

Novel merupakan karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangunan yaitu unsur intrinsi dan unsur ekstrinsik.

2.1.2 Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari kata sos (Yunani) yang berarti bersama, bersatu, kawan, teman, dan logi (logos) berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Sastra dari akar kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajarkan, memberi petunjuk dan instruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana. kesimpulan dari definisi tersebut, keduanya memiliki objek yang sama yaitu manusia dan masyarakat.

Menurut Endraswara (2003: 79), sosiologi sastra adalah penelitian yang terfokus pada masalah manusia, karena sastra sering mengungkapkan perjuangan umat manusia dalam menentukan masa depannya, berdasarkan imajinasi, perasaan, dan intuisi.

2.1.3 Remaja

Menurut Rumini dan Sundari (2004: 53), masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewsa.

Sedangkan batasan usia remaja menurut Deswita (2006: 192) yaitu:

(3)

2.1.4 Kenakalan Remaja

Tentang kenakalan remaja Kartono (2014: 6), berpendapat seperti berikut: “juvenile delinquency ialah perilaku jahat (dursila), atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah-laku yang menyimpang”

Perilaku anak-anak remaja ini menunjukkan tanda-tanda kurang atau tidak adanya konformitas terhadap norma-norma sosial, mayoritas juvenile delinquency

berusia di bawah 21 tahun. Angka tertinggi tindak kejahatan ada pada usia 15-19 tahun; dan sesudah umur 22 tahun, kasus kejahatan yang dilakukan oleh gang-gang dilenkuen jadi menurun. Menurut Kartono (2014: 21-23), wujud perilaku dilenkuen ini adalah:

1. Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalu-lintas, dan membahayakan jiwa sendiri serta orang lain.

2. Perilaku ugal-ugalan, brandalan, urakan yang mengacaukan ketentraman milieu sekitar. Tingkah ini bersumber pada kelebihan energi dan dorongan primitif yang tidak terkendali serta kesukaan menteror lingkungan.

3. Perkelahian antargang, antarkelompok, antarsekolah, antarsuku (tawuran), sehingga kadang-kadang membawa korban jiwa.

4. Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan, atau bersembunyi di tempat-tempat terpencil sambil melakukan eksperimen bermacam-macam kedurjanaan dan tindak a-susila.

5. Kriminalitas anak, remaja dan adolesens antara lain berupa perbuatan mengancam, intimidasi, memeras, maling, mencuri, mencopet, merampas, menjambret, menyerang, merampok, menggarong; melakukan pembunuhan dengan jalan menyembelih korbannya; mencekik, meracun, tindak kekerasan, dan pelanggaran lainnya.

6. Berpesta-pora, sambil mabuk-mabukan, melakukan hubungan seks bebas, atau orgi (mabuk-mabukan hemat dan menimbulkan keadaan yang kacau-balau) yang mengganggu lingkungan.

7. Perkosaan, agresivitas seksual dan pembunuhan dengan motif seksual, atau didorong oleh reaksi-reaksi kompensatoris dari perasaan inferior, menuntut pengakuan diri, depresi hebat, rasa kesunyian, emosi balas dendam, kekecewaan ditolak cintanya oleh seorang wanita dan lain-lain. 8. Kecanduan dan ketagihan bahan narkotika (obat bius; drugs) yang erat

bergandengan dengan tindak kejahatan.

(4)

bebas tanpa kendali (promiscuity) yang didorong oleh hiperseksualitas, Geltungsireb (dorongan menuntut hak) dan usaha-usaha kompensasi lainnya yang kriminal sifatnya.

10.Homoseksualitas, erotisme anal dan oral, dan gangguan seksual lain pada anak remaja disertai tindak-tindak sadistis.

11.Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan, sehingga mengakibatkan ekses kriminalitas.

12.Komersialisasi seks, pengguguran janin oleh gadis-gadis dilenkuen, dan pembunuhan oleh ibu-ibu yang tidak kawin.

13.Tindakan radikal dan ekstrim, dengan cara kekerasan, penculikan dan pembunuhan yang dilakukan oleh anak-anak remaja.

14.Perbuatan a-sosisal dan anti-sosial lain disebabkan oleh gangguan kejiwaan pada anak-anak dan remaja psikopatik, neurotik dan menderita gangguan-gangguan jiwa lainnya.

15.Tindak kejahatan disebabkan oleh penyakit tidur (encephalitis lethargical), dan ledakan meningitis serta post-encephalitics; juga luka di kepala dengan kerusakan pada otak ada kalanya membuahkan kerusakan mental, sehingga orang yang bersangkutan tidak mampu melakukan kontrol-diri. 16.Penyimpangan tingkah-laku disebabkan oleh kerusakan pada karakter anak

yang menuntut kompensasi, disebabkan adanya organ-organ yang inferior. Adapun faktor terjadinya perkelahian antar-sekolah dan anatar kelompok menurut Kartono (2014:110), yaitu:

a) Faktor internal

1) reaksi frustasi negatif.

2) gangguan pengamatan dan tanggapan. 3) gangguan cara berfikir.

4)gangguan emosional/perasaan.

(5)

Damono,1984: 4-5) menjelaskan bahwa karya sastra tidak dapat dipahami secara menyeluruh dan tuntas jika dipisahkan dari budaya masyarakat yang menghasilkannya. Dengan demikian, kesamaan permasalahan antara sosiologi dengan sastra adalah sama-sama berurusan dengan manusia dan masyarakat. Namun, seorang sosiolog hanya dapat melihat fakta berdasarkan kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat. Sedangkan sastrawan mampu mengungkapkan kenyataan melalui imajinasinya.

Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori Weber dengan konsep rasionalitas, menurut Faruk (2015: 31-32) rasionalitas adalah:

“salah satu jenis alasan yang mendasari tindakan manusia. Suatu tindakan dikatakan rasional apabila tindakan itu dimaksudkan secara sadar untuk mencapai tujuan tertentu dengan mempertimbangkan kemungkinan adanya tujuan- tujuan yang lain dan alat-alat atau cara yang dianggap paling efisien dan efektif untuk mencapai tujuan di atas. Rasionalitas tindakan yang demikian itu disebut sebagai rasionalitas instrumental.”

Weber (dalam Siahaan, 1986: 200), menjelaskan bahwa:

“rasional instrumental (zweck rational), yaitu tindakan sosial yang melandarkan diri kepada pertimbangan-pertimbangan manusia yang rasional ketika menanggapi lingkungan eksternalnya (juga ketika menanggapi orang-orang lain di luar dirinya dalam rangka usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup). Dengan perkataan lain, zweck rational

adalah suatu tindakan sosial yang ditujukan untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin dengan menggunakan dana serta daya semaksimal mungkin (dalam hubungan ini ingatlah hukum-hukum ekonomi).

(6)

1. Si pribadi orang yang menghadapi alternatif-alternatif itu.

2. Mempertimbangkan efektivitas relatif dari tiap sarana yang mungkin untuk mencapai tujuan itu.

3. Mempertimbangkan pula akibat-akibat dari perolehan sarana itu bagi sasaran lain yang dipegang oleh yang bersangkutan.

2.3 Tinjauan Pustaka

Novel Catatan (Seorang) Pelajar Jakarta belum pernah diteliti secara serius. Novel Catatan (Seorang) Pelajar Jakarta karya Arif Rahman ini sebenarnya adalah novel yang sangat menarik sekali untuk dikaji, diteliti, dan diulas dalam beberapa forum diskusi di internet seperti, http://www.kompasiana.com/peptertia/catatan-seorang-pelajar-jakarta, karena isi dari novel tersebut terdapat masalah-masalah kehidupan yang tidak asing lagi bagi pembaca. Berikut adalah pendapat yang berhubungan dengan novel Catatan (Seorang) Pelajar Jakarta.

Sebuah resensi tentang novel Catatan (Seorang) Pelajar Jakarta yang ditulis Muhammad Rasyid Ridho mengatakan bahwa Tawuran bagi pelajar Jakarta mungkin bagaikan permainan. Banyak nyawa melayang bukan masalah. Sampai kini masih saja ada berita tentang tawuran pelajar Jakarta. Mulai dulu kala, sampai sekarang tidak ada hentinya. Berbagai upaya sudah dilakukan, termasuk menangkap pelajar yang tawuran dan memberi bimbingan. Bahkan dikenakan pasal-pasal juga, dan ditahan. Namun, karena sudah menjadi budaya, walhasil upaya tersebut masih memberi hasil yang signifikan.

(7)

kalimat-kalimat berikut yang akan ditampilkan. Sehingga membuat para pembaca malas untuk bergerak ataupun diajak berbicara. Buku tersebut sangat asik untuk dibaca, dengan fontnya yang sangat mendukung dan berhubungan dengan cerita yang mengambil tema sebuah tawuran semakin membuat mata dan hati para pembaca hanya tertuju pada buku tersebut.

Tidak hanya menampilkan cerita yang asyik dan seri, novel ini juga menceritakan satu cerita yang sedih. Pernah satu kali musuh ‘basis’ Agus ingin balas dendam kepada ‘basis’ Agus. Ternyata yang menjadi sasaran utama ialah Agus, karena dia merupakan ‘pentolan’ yang paling pemberani. Akhirnya ‘pentolan’ pemberani seperti Agus terbunuh dengan sadis.

Sebuah blog yang ditulis Arman Mubarokh mengatakan Novel memoar ini bercerita tentang lima orang sahabat (Agus, Setyo, Lutfi, Rein dan Chandra) yang bersekolah di SMP yang sama, SMP Muhammadiyah 33 Tomang. Lalu masuk sekolah STM yang berbeda dan sekoilah mereka itu memang sudah lama bermusuhan sehingga itu menguji persahabatan mereka.

Selain mengemukakan beberapa pendapat mengenai novel Catatan (Seorang) Pelajar Jakarta, berikut adalah tinjauan yang berhubungan dengan kenakalan remaja.

Referensi

Dokumen terkait