• Tidak ada hasil yang ditemukan

pake 3 pemb jarak jauh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "pake 3 pemb jarak jauh"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

PEMBELAJARAN JARAK JAUH BERBASIS WEB DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN

BERBICARA BAGI SISWA KELAS XII DI AUSTRALIA Ellis Reni Artyana

Abstrak

Pembelajaran jarak jauh BIPA dapat digunakan untuk memberi kesempatan lebih luas bagi para siswa di Australia yang sedang mempelajari bahasa Indonesia, khususnya kelas XII. Dengan demikian, mereka dapat melatih keterampilan berbahasa serta meningkatkan pemahaman terhadap bahasa dan budaya di Indonesia. Akan tetapi keberadaan program pembelajaran jarak jauh, khususnya yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan berbicara, masih kurang. Pembelajaran jarak jauh berbasis web yang akan dipaparkan dalam makalah ini menggunakan prinsip model pembelajaran campuran (blended learning). Pembelajaran campuran yang dimaksud adalah penggabungan antara model pembelajaran e-learning dengan model pembelajaran konvensional (face to face). Dalam interaksinya,

kegiatan pembelajaran e-learning ini dilakukan secara langsung (synchronous) atau tatap muka antara siswa di Australia dan guru penutur asli yang ada di Indonesia. Materi yang akan dipelajari telah tersedia di dalam website sehingga siswa dapat mengaksesnya kapanpun dan di manapun. Tujuan pembelajaran jarak jauh ini adalah untuk membantu pembelajaran keterampilan berbicara BIPA, khususnya bagi siswa kelas XII di Australia. Materi yang diberikan disesuaikan dengan materi-materi yang dipelajari siswa di sekolah, sehingga dapat menjadi penguatan bagi pelajaran yang mereka terima sebelumnya. Selain itu, pembelajaran jarak jauh ini memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan penutur asli bahasa Indonesia, baik dengan guru maupun dengan anggota forum diskusi yang tersedia. Melalui pembelajaran ini, siswa-siswa di Australia juga dapat menerima pengetahuan lintas budaya dari interaksi yang terjadi antara mereka dan penutur asli bahasa Indonesia.

(2)

2 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

Pendahuluan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah di Australia. Bahasa ini menjadi salah satu pilihan dari beberapa bahasa lainnya yang termasuk ke dalam mata pelajaran LOTE (Language Other Than English). Sekolah yang memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa asing dalam pelajaran LOTE memiliki kebijakan yang berbeda mengenai di kelas berapa bahasa tersebut mulai diperkenalkan kepada siswa-siswanya. Bagi sekolah tingkat menengah atas, pelajaran bahasa Indonesia akan menjadi salah satu mata pelajaran yang akan diujikan kepada para siswa pemilihnya di masa ujian akhir.

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa produktif. Sebagai sebuah keterampilan, kemampuan berbicara dapat dicapai dari tingginya intensitas pemakaian bahasa yang dipelajari. Dalam konteks pembelajaran BIPA, kemampuan berbicara bahasa Indonesia dapat dimiliki dengan cara banyak melakukan latihan, baik untuk melatih pengucapan, penggunaan kosakata maupun tata bahasa yang tepat. Hal ini secara tidak langsung menuntut pelaksana pembelajaran untuk dapat memberi kesempatan sebanyak-banyaknya bagi siswa mereka agar dapat berlatih dengan baik.

Akan tetapi seringkali siswa tidak banyak memeroleh kesempatan untuk berlatih lebih banyak. Hal tersebut bisa disebabkan oleh masih kurangnya waktu yang disediakan untuk setiap pertemuan mata pelajaran bahasa Indonesia, atau kurangnya materi suplemen untuk kegiatan berbicara. Di samping itu, selain di dalam kelas, siswa seringkali tidak memiliki mitra belajar yang dapat membantunya melatih kemampuan berbicara bahasa Indonesia.

Bagi kelas XII yang akan menghadapi ujian akhir pelajaran Bahasa Indonesia, kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia ini akan menjadi lebih tinggi. Untuk itulah diperlukan alternatif lain yang dapat membantu melatih keterampilan mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan mitra belajar atau bahkan guru bahasa Indonesia.

(3)

3 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

di tempat dan waktu yang berbeda. Hal inilah yang membedakan pembelajaran jarak jauh dengan pembelajaran konvensional. Dengan demikian pelaksanaan pendidikan dapat menjangkau siswa yang berada jauh dari guru atau lembaga penyelenggara tersebut.

Perkembangan dunia teknologi informatika turut memengaruhi dunia pendidikan, khususnya pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional atau tradisional menjadi pola bermedia, di antaranya media komputer dengan internetnya yang kemudian memunculkan e-learning (Munir, 2009). Dalam konteks pembelajaran jarak jauh, e-learning dapat dilakukan dengan berbasis web dan memanfaatkan fasilitas internet.

Dalam makalah ini penulis akan memaparkan salah satu bentuk program pembelajaran jarak jauh bagi para siswa kelas XII di Australia. Program tersebut dirancang untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia, khususnya dalam hal keterampilan berbicara.

Pembelajaran Berbicara BIPA Kelas XII di Australia

Tentang Struktur Pelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah di Australia. Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa pilihan dan merupakan bagian dari mata pelajaran LOTE (Learning Other Than English). Pembelajaran bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia ini menekankan pada kemampuan serta keterampilan berbahasa asing siswa-siswa di Australia. Dengan memiliki keterampilan berbahasa asing, para siswa kelak dapat menggunakan keterampilannya tersebut dalam berbagai macam bidang yang berkaitan dengan dunia kerja atau dunia hubungan internasional dengan bangsa-bangsa lain.

(4)

4 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

Salah satu negara bagian yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing adalah Victoria. Setiap sekolah memiliki kebijakan masing-masing mengenai di kelas berapa bahasa Indonesia mulai diajarkan kepada siswanya. Pada jenjang pendidikan sekolah menengah atas, bahasa Indonesia sebagai bagian dari mata pelajaran LOTE menjadi salah satu pelajaran yang diujikan dalam ujian akhir.

Di kelas XII, Pembelajaran bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa asing lainnya, dilakukan Selama 200 jam di dalam kelas. Pembelajaran ini terbagi menjadi empat unit, mencakup seluruh pembelajaran empat keterampilan berbahasa. Masing-masing unit memiliki beberapa target capaian yang harus dicapai oleh siswa melalui proses pembelajaran di kelas. Setiap unit memiliki berdurasi selama 50 jam pelajaran. Tabel di bawah ini memaparkan secara singkat mengenai keempat unit dan masing-masing target capaian untuk pelajaran bahasa Indonesia yang terdapat dalam kurikulum di Victoria (sumber: http://www.vcaa.vic.edu.au/).

Unit Outcome

1

1. On completion of this unit the student should be able to establish and

maintain a spoken or written exchange related to personal areas of

experience.

2. On completion of this unit the student should be able to listen to, read

and obtain information from spoken and written texts.

3. On completion of this unit the student should be able to produce a

personal response to a text focusing on real or imaginary experience.

2

1. On completion of this unit the student should be able to participate in a

spoken or written exchange related to making arrangements and

transactions.

2. On completion of this unit the student should be able to listen to, read

and extract and use information and ideas from spoken and written

text.

3. On completion of this unit the student should be able to give expression

(5)

5 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

3

1. On completion of this unit the student should be able to express ideas

through the production of original texts.

2. On completion of this unit the student should be able to analyse and

use information from spoken texts.

3. On completion of this unit the student should be able to exchange

information, opinions and experiences.

4

1. On completion of this unit the student should be able to analyse and

use information from written texts.

2. On completion of this unit the student should be able to respond

critically to spoken and written texts which reflect aspects of the

language and culture of Indonesian-speaking communities.

(6)

6 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

Sasaran capaian hasil pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII adalah peningkatan keterampilan berbahasa, khususnya berbicara dan menulis. Dua keterampilan produktif ini menjadi fokus guru dalam proses pembelajaran di kelas. Sumber ajar diperoleh dari buku pelajaran maupun sumber-sumber lainnya, seperti majalah, internet, acara televisi, radio, dan sebagainya. Tema dan topik yang diajarkan kepada siswa di kelas XII secara garis besar terbagi menjadi tiga tema besar. Tiga tema tersebut dibagi lagi menjadi topik-topik yang lebih spesifik. Berikut adalah pembagian tema beserta topik-topik yang termasuk di dalamnya.

Theme Topic

1. The Individual Personal world

Education and aspiration

Personal opinion and values

2. The

Indonesian-speaking

communities

Lifestyles

Visiting Indonesia

Customs and traditions

Arts and entertainment

Stories from the past

3. The changing

world

Social issues

Environmental issues

Australia and Indonesian relations

The world of work

(7)

7 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

Pengetahuan tata bahasa ini dapat disampaikan secara tersendiri maupun terintegrasi ke dalam bentuk kegiatan membaca, menyimak, berbicara atau menulis.

Pembelajaran Keterampilan Berbicara di Kelas XII

Thornbury (2005) menyebutkan bahwa secara umum keterampilan berbicara meliputi proses penentuan gagasan, perumusan dan pengembangan gagasan, dan proses mengujarkan (articulation) gagasan. Pada saat ketiga proses tersebut berlangsung maka seorang penutur juga harus memiliki kemampuan untuk mengontrol proses ujarannya. Hal-hal inilah yang perlu dikuasai oleh seseorang manakala berbicara, tak terkecuali oleh penutur bahasa kedua.

Ketiga tahap proses berbicara tersebut harus didukung oleh pengetahuan tentang tata bahasa, kosakata, serta pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang digunakan. Selain itu, hal lainnya yang mesti diketahui oleh seorang penutur adalah pengetahuan mengenai genre, wacana, pramatik, hingga pemahaman mengenai budaya dari masyarakat penutur asli bahasa tersebut. Hal-hal tersebut akan menunjang seorang penutur dalam berinteraksi melalui aktivitas berbicara.

Semua prasyarat untuk dapat menguasai keterampilan berbicara inilah yang juga menjadi tujuan pengajaran bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia di Australia. Tujuan pembelajaran bahasa asing ini adalah untuk dapat menjadikan siswa-siswa di Australia menguasai keterampilan berbahasa Indonesia. Selain itu diharapkan para siswa memiliki kecakapan dalam berkomunikasi didukung dengan pemahamannya terhadap budaya Indonesia.

(8)

8 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

Untuk keterampilan berbicara, tujuan atau target hasil proses belajar dicapai melalui berbagai bentuk kegiatan pembelajaran berbicara. Dari tabel yang berisi ringkasan mengenai target hasil dan jenis-jenis tugas tiap unit berikut ini, kita dapat melihat bentuk-bentuk kegiatan yang diterapkan dalam pembelajaran berbicara di kelas XII.

Unit Outcomes Tasks

1 1. Establish and maintain a spoken or written exchange related to

personal areas of experience.

Informal conversation or reply to

personal letter/fax/email.

2. listen to, read and obtain

information from spoken and

written texts.

a) Listen to spoken texts to obtain

information to complete notes,

charts or table in Indonesian or

English.

b) Read written texts to obtain

information to complete notes,

charts or tables in Indonesian or

English.

3. Produce a personal response to a text focusing on real or imaginary

experience.

Oral presentation, or review, or

article.

2 1. Participate in a spoken or written exchange related to making

arrangements and transactions.

a) Formal letter, or fax, or email.

b) Role-play .

c) Interview.

2. Listen to, read and extract and use information and ideas from spoken

and written text.

a) Listen to spoken texts and

reorganize information and ideas

in a different text type.

b) Read to written texts and

(9)

9 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

in a different text type.

3. Give expression to real or

imaginary experience in spoken or

written form.

a) Journal entry.

b) Personal account.

c) Short story.

3 1. Express ideas through the

production of original texts.

A 250-word personal or imaginative

written piece.

2. Analyse and use information from spoken texts.

A response to specific questions,

messages, or instructions, extracting

and using the information requested.

3. Exchange information, opinions and experiences.

A three- to four-minutes role-play,

focusing and resolution of an issue.

4 1. Analyse and use information from

written texts.

A response to specific questions,

message or instructions, extracting

and using information requested.

2. Respond critically to spoken and written texts which reflect aspects

of the language and culture of

Indonesian-speaking communities.

a) A 250-300 words informative,

persuasive, or evaluative written

response, for example report,

comparison and review.

b) A three to four minute interview

on an issue related to a texts

studied.

(10)

10 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

Kendala-kendala yang Dihadapi

Dari laporan hasil penyelenggaraan ujian VCE pada tahun 2012, terdapat beberapa catatan yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian para siswa dalam menguasai keterampilan berbicara. Laporan ini mencatat terdapat beberapa kesulitan atau kekurangan yang masih dimiliki para peserta ujian yang merupakan siswa-siswa kelas XII. hal ini merupakan hasil pantauan dari pelaksanaan ujian lisan yang terdiri atas dua sesi, yaitu sesi percakapan (conversation) dan sesi diskusi (discussion).

Secara umum, kebanyakan siswa menunjukan peforma yang baik pada sesi diskusi daripada sesi percakapan. Hal ini bisa disebabkan karena siswa telah terlebih dahulu mempersiapkan topik yang mereka pilih, didukung dengan sumber-sumber pendukung lain serta prediks-prediksi tentang pertanyaan apa yang mungkin akan ditanyakan penguji padanya. Akan tetapi beberapa siswa memilih topik yang terlalu spesifik dengan tidak menyiapkan sumber-sumber pendukung. Hal ini mengakibatkan materi yang ia sampaikan serta diskusi yang terjadi tidak cukup berkembang dan menyisakan banyak jatah durasi yang ada. Beberapa siswa bahkan tak memilih topik yang berkaitan dengan Indonesia. Sementara dalam study design yang berlaku disebutkan bahwa topik yang dipilih harus berkaitan dengan Indonesia.

Justru pada sesi percakapan kebanyakan siswa tak dapat memperluas jawabannya. Kebanyakan siswa tidak mendukung jawabannya dengan bukti-bukti yang relevan. Ketidakmampuan memperluas jawaban ini disebabkan oleh keterbatasan kosakata yang dimiliki oleh siswa. Siswa juga tak memiliki strategi yang memadai untuk bisa meralat atau memperbaiki kesalahan yang ia lakukan selama berbicara dan menyampaikan gagasannya. Pada sesi percakapan ini kebanyakan siswa juga masih kurang mampu menjawab secara spontan, terutama pertanyaan-pertanyaan perluasan dari jawaban yang diberikan siswa sebelumnya. pada sesi diskusi

(11)

11 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

berasal dari hal-hal yang berkaitan langsung dengan proses kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara di kelas.

Faktor-faktor yang berasal dari dalam siswa misalnya yang berkaitan dengan rasa percaya diri untuk berbicara. Selain itu ada juga kesulitan yang muncul akibat adanya intervensi bahasa pertama manakala penutur mempelajari bahasa kedua merupakan hal-hal yang membedakan proses penguasaan bahasa kedua dan bahasa pertama. Hal tersebut dapat menjadi kendala bagi seseorang pada saat mempelajari bahasa kedua. Karenanya, kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran bahasa kedua berbeda dengan pembelajaran bahasa pertama.

Selain faktor kepercayaan diri dan intervensi bahasa pertama, terdapat pula beberapa faktor kendala lain yang sering dihadapi guru atau siswa dalam proses pembelajaran bahasa asing. Faktor tersebut di antaranya adalah faktor motivasi siswa, kurang tersedianya materi atau sumber ajar, masih kurangnya penguasaan guru terhadap bahasa yang diajarkan, terbatasnya akses guru atau sekolah dalam memeroleh materi-materi penunjang.

Kendala-kendala di atas cenderung lebih sering dihadapi dalam pembelajaran bahasa asing yang diselenggarakan di luar lingkungan penutur asli bahasa sasaran. Faktor motivasi siswa untuk mempelajari bahasa asing cenderung sulit terbangun karena tak adanya tuntutan dari lingkungan untuk menggunakan bahasa tersebut. Guru akan lebih sulit mencari materi-materi otentik yang dapat digunakan di kelas. Akses untuk menemukan sumber-sumber ajar penunjang pun tidak mudah dimiliki. Selain itu, tidak semua guru bahasa asing merupakan penutur asli bahasa tersebut, sehingga tetap saja ada pengetahuan bahasa atau budaya yang tidak sepenuhnya dikuasai guru tersebut. Hal-hal demikian tak jarang membuat pembelajaran bahasa asing menjadi suatu proses yang dianggap sulit, khususnya oleh siswa.

(12)

12 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

internet (media sosial, media berita online, artikel, dll). Namun di sisi lain terkadang materi otentik tersebut perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan pembelajar dalam memahami kosakata, struktur, hingga konteks isi di dalamnya. Hal ini akan menjadi kendala berikutnya jika guru kurang memiliki kompetensi untuk mengolah dan mengadaptasi materi tersebut agar sesuai untuk digunakan di kelas. Hal penting lainnya yang masih sulit dipenuhi juga adalah kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan penutur asli bahasa Indonesia. Tidak semua guru merupakan penutur asli, sehingga guru tersebut atau guru merasa perlu untuk menghadirkan seorang penutur asli ke dalam kelas agar siswa mereka dapat berlatih berbicara dengan penutur tersebut.

Pembelajaran Jarak Jauh untuk Pembelajaran Berbicara BIPA Kelas XII

Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web

Alokasi waktu yang digunakan di kelas tentu dapat menunjang proses siswa dalam mempelajari dan menguasai keterampilan berbahasa Indonesia, khususnya berbicara. Selain itu berbagai jenis kegiatan yang ditunjang oleh bahan ajar, media, dan sumber-sumber materi lainnya bisa membantu siswa untuk meningkatkan keterampilannya tersebut. Selain melalui kegiatan pembelajaran di kelas, salah satu kegiatan penunjang lain yang bisa membantu siswa untuk belajar adalah dengan mengikuti program pembelajaran jarak jauh berbasis web.

Pembelajaran jarak jauh dilakukan oleh dua pihak, yaitu guru dan siswa yang berada di tempat berbeda. Hal ini berbeda dengan pembelajaran konvensional yang menuntut pengajar dan pembelajar untuk dapat berada di tempat dan waktu yang sama. Perbedaan pembelajaran konvensional dan pembelajaran jarak jauh juga terletak pada bentuk interaksi antara pengajar dan pembelajar, manajemen, teknologi, dan sebagainya (Munir, 2009). Dengan bantuan teknologi informatika, komunikasi antara pengajar dan pembelajar dalam pembelajaran jarak jauh terjadi secara dua arah dan dijembatani oleh media seperti komputer, televisi, radio, telepon, internet, video dan sebagainya.

(13)

13 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

hambatan tidak dapat mengikuti pendidikan secara konvensional (Suciati, 2008). Tujuan lainnya adalah untuk pemerataan kesempatan dan mengupayakan peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan.

Salah satu bentuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh adalah dengan mengadakan e-learning berbasis web. Dengan menggunakan perangkat komputer dan memanfaatkan

fasilitas internet, guru dan siswa dapat terhubung satu sama lain kendati memiliki keterbatasan berupa ruang atau tempat yang berbeda. Terdapat dua jenis kegiatan e-learning, yaitu synchronous (langsung) dan asynchronous (tidak langsung). Pada e-learning synchronous kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa berlangsung di waktu yang bersamaan dan di tempat yang berbeda. Dalam kegiatan tersebut, terkadang juga dilakukan pertemuan tatap muka (face to face) menggunakan fasilitas video call. Pada e-learning asynchronous, guru dan siswa tidak perlu melakukan kegiatan pembelajaran di waktu yang bersamaan. Siswa dapat mengakses sumber ajar dari situs yang disediakan dan guru dapat memeriksa atau melakukan bimbingan kepada siswa di waktu yang berbeda.

Program pembelajaran jarak jauh berbasis web ini dapat dilaksanakan sebagai kegiatan utama proses pendidikan atau sebagai kegiatan penunjang pembelajaran di sekolah. Baik yang bersifat utama maupun penunjang memiliki prinsip-prinsip yang sama dalam hal penyelenggaraannya. Terdapat beberapa prinsip pembelajaran jarak jauh, yaitu kemandirian, keluwesan, mobilitas, dan efisiensi. Prinsip kemandirian berarti bahwa pembelajaran jarak jauh dapat dipelajari secara mandiri (independent learning), tapi di satu sisi dapat pula dilakukan secara berkelompok. Prinsip keluwesan maksudnya adalah pelajar dapat fleksibel mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengakses sumber belajar serta mengikuti ujian. Prinsip mobilitas berarti bahwa pembelajar tetap dapat mengikuti proses pembelajaran kendati ia harus berpindah dari tempat satu ke tempat lain. Selama ia masih memiliki fasilitas internet di manapun ia berada, maka pembelajaran tetap dapat ia ikuti. Prinsip efisiensi berarti memberdayakan berbagai macam sumber daya yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran jarak jauh.

(14)

14 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

Prospek yang dimaksud adalah keberlangsungan pelaksanaannya yang akan semakin menjadi tren seiring meningkatnya kebutuhan manusia dalam memeroleh pendidikan yang berkualitas. Pembelajar saat ini dan di masa yang akan datang dapat memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan yang berkualitas melalui pelaksanaan program pembelajaran jarak jauh berbasis web.

Saat ini banyak universitas atau lembaga pendidikan yang sudah memiliki program jarak jauh. Hal ini menyiratkan bahwa minat pembelajar untuk mengikuti program ini semakin besar. Sebagai pelaksana program, setidaknya ada beberapa prinsip pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang mesti dipahami terlebih dahulu oleh penyelenggara (Munir, 2009), antara lain:

1. Tujuan yang jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk dapat mengubah perilaku pembelajar.

2. Relevan dengan kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia kerja atau lembaga pendidikan.

3. Pengembangan program pembelajaran jarak jauh merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

4. Pengembangan program pembelajaran jarak jauh harus mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan dan efektivitas produk prorgam.

5. Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal.

6. Kemandirian, baik dalam hal pengelolaan, pembiayaan dan kegiatan belajar.

7. Keterpaduan berbagai aspek seperti keterpaduan mata kuliah atau mata pelajaran secara multidisipliner.

8. Adanya kesinambungan dalam hal memberikan bimbingan selama proses pembelajaran, sehingga dapat membantu siswa meraih hasil pembelajaran yang optimal.

(15)

15 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

penyelenggara dapat mengembangkan program dengan tidak keluar dari tujuan utama dilaksanakannya program pembelajaran jarak jauh.

Selain sebagai sebuah model pembelajaran, pembelajaran jarak jauh juga merupakan sebuah ruang atau lingkungan belajar yang di dalamnya terdapat berbagai fasilitas yang menyediakan banyak kesempatan bagi siswa untuk belajar. Sebagaimana layaknya sebuah kelas atau sekolah virtual, sebuah program pembelajaran jarak jauh menjadi ruang interaksi bagi siswa dengan guru atau dengan siswa lainnya untuk dapat menerima informasi yang akan menambah pengetahuan mereka.

Beberapa unsur yang harus tersedia dalam sebuah program pembelajaran jarak jauh di antaranya adalah:

1. Community web based distance learning; merupakan sebuah pusat kegiatan bagi seluruh siswa peserta program. Dengan fasilitas ini, siswa dapat memeroleh materi pembelajaran serta menemukan informasi yang dibutuhkan untuk belajar.

2. Group community web based learning; merupakan grup atau kelompok yang terdiri atas para siswa peserat program. Dalam komunitas ini siswa dapat berinteraksi atau mendiskusikan topik-topik tertentu atau segala hal yang berhubungan dengan materi pemebelajaran.

3. Personal administrative supporting system; merupakan fasilitas yang memungkinkan siswa untuk dapat mengetahui satus pembelajar sebagai peserta program, kemajuan hasil belajar, nilai tes, dan hal lainnya tentang siswa tersebut.

4. General information; merupakan informasi umum yang dapat diakses oleh seluruh siswa maupun pengunjung web yang belum terdaftar sebagai peserta program.

(16)

tes-16 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

tes singkat yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan hasil belajar siswa.

6. Materi pembelajaran online dan sumber ajar penunjang; merupakan sumber ajar lainnya yang dianggap dapat membantu siswa untuk menunjang sumber ajar utama. Sumber bahan ajar tambahan ini dapat berasal dari berbagai web lainnya.

7. Perpustakaan digital; merupakan fasilitas sebagaimana perpustakaan di sekolah. dengan adanya perpustakaan ini siswa dapat mencari referensi bacaan, gambar, video, dan lain-lain.

Unsur-unsur pembelajaran jarak jauh berbasis web tersebut harus selalu mendapat pengawasan dari penyelenggara program agar dapat berfungsi secara maksimal. Penyelenggara melalui tenaga admin pengelola web harus memastikan bahwa segala fasilitas yang tersedia dalam setiap unsur itu dapat beroperasi dengan lancar sehingga dapat diakses dengan mudah oleh siswa. Setiap unsur yang tersedia diharapkan dapat benar-benar berhasil menunjang proses kegiatan belajar setiap siswa.

Kelas Online Bahasa Indonesia untuk Melatih Kemampuan Berbicara Bahasa Kita: Apa dan Bagaimana?

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa kedudukan pembelajaran jarak jauh bisa menjadi kegiatan utama maupun sebagai pelengkap atau penunjang pembelajaran di sekolah. Sebagai pelengkap, program pembelajaran jarak jauh idealnya menyediakan hal-hal yang belum terfasilitasi oleh sekolah. Tujuannya agar siswa memeroleh kesempatan belajar yang lebih luas untuk belajar.

(17)

17 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara online. Kegiatan pembelajaran berlangsung baik secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).

Sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaannya, program pembelajaran jarak jauh harus relevan dengan kebutuhan siswa. Demikian halnya dengan program Bahasa Kita yang penyusunan programnya disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar di setiap tingkat keterampilan. Materi yang diberikan mengacu pada silabus yang disusun pada setiap levelnya.

Dalam program Bahasa Kita, pembelajar yang terdaftar akan memiliki akses untuk dapat mengikuti setiap proses pembelajaran. Pengunjung yang tidak mendaftarkan diri dalam program kelas online masih bisa memeroleh informasi-informasi umum seputar pembelajaran bahasa Indonesia, akan tetapi dalam jumlah terbatas.

Pembelajar dapat mengunduh materi untuk dipelajari yang semuanya tersedia di dalam website. Pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan kepada pembelajar meliputi pembelajaran empat keterampilan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Pengetahuan bahasa seperti tata bahasa dan kosakata juga akan diajarkan dalam program ini. Selain kegiatan pembelajaran, terdapat pula latihan-latihan atau tes di akhir pembelajaran. Hasil latihan akan didiskusikan bersama guru, sehingga pembelajar dapat dibimbing dan diberi penjelasan mengenai bagian-bagian yang dianggap masih kurang dikuasai. Hasil tes di akhir proses pembelajaran akan menjadi acuan bagi pengajar maupun pembelajar untuk melihat sejauh mana perubahan tingkat kemampuan siswa setelah megikuti proses pembelajaran.

Selain kelas bahasa Indonesia online, program Bahasa Kita juga menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh para pengunjung. Berikut ini adalah program dan fasilitas yang tersedia dalam program Bahasa Kita.

1. Kelas Bahasa Indonesia

(18)

18 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

kegiatan pembelajaran di kelas konvensional. Kelas ini hanya dapat diikuti oleh pembelajar yang telah mendaftarkan diri terlebih dahulu.

Kegiatan belajar di kelas online ini meliputi pembelajaran keterampilan menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Selain itu juga terdapat pembelajaran tata bahasa dan kosakata yang terintegrasi ke dalam pembelajaran empat keterampilan berbahasa tersebut. Mater dirancang secara tematik sesuai dengan tingkat keterampilan pembelajar, di mulai dari tingkat semenjana (A1, A2), madya (B1, B2) dan mahir (C1, C2).

Pembelajaran dilaksanakan secara langsung maupun tak langsung. Untuk pembelajaran langsung, pembelajar dan pengajar akan melakukan pertemuan tatap muka melalui fasilitas video call. Jadwal pertemuan akan ditentukan atas kesepakatan antara pengajar dan pembelajar. Di luar jadwal tersebut, pembelajar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak langsung. Artinya pembelajar dapat belajar tanpa terikat waktu khusus. Namun, pembelajar tetap memeroleh bimbingan dari pengajar, yaitu dengan menggunakan fasilitas e-mail.

2. Indonesia Kita

Indonesia Kita adalah kumpulan informasi tentang Indonesia. Informasi ini bersifat umum, di antaranya mengenai budaya, tradisi, seni, sejarah, alam, tempat-tempat di Indonesia, dan lain sebagainya.

Informasi-informasi yang tersedia ini dapat membantu siswa untuk mengetahui hal-hal tentang Indonesia. Dengan demikian siswa tidak hanya memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, tetapi juga memiliki pengetahuan mengenai Indonesia dan masyarakatnya.

3. Apa Kabar Indonesia?

(19)

19 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

4. Mari Diskusi!

Mari Diskusi adalah forum diskusi yang disediakan bagi para pembelajar. Tujuannya adalah agar para pembelajar dapat berinteraksi satu sama lain. Topik diskusi yang dibahas beragam dan akan berubah secara berkala, sehingga pembelajar dapat berdiskusi dengan topik-topik yang berbeda.

Diskusi dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Interaksi yang terjadi antar siswa selama berdiskusi dapat mengasah kemampuan bahasa Indonesia mereka. selain itu juga dapat menambah wawasan tentang topik yang dibahas.

5. Teman Baruku

Teman Baru merupakan sebuah grup yang terdiri atas beberapa orang Indonesia dari berbagai kalangan dan latar belakang bidang. Fungsinya adalah memberi kesempatan bagi para pembelajar BIPA untuk dapat berkenalan dan berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia tersebut. Selain dapat mengasah keterampilan berbahasa Indonesia, kesempatan ini juga dapat melatih kepercayaan diri pembelajar dalam berkomunikasi dengan penutur asli bahasa Indonesia. Selain itu pembelajar secara tidak langsung mendapat pengetahuan mengenai komunikasi lintas budaya manakala komunikasi antara dirinya dan orang Indonesia tersebut berlangsung.

6. Mari Bermain!

Mari bermain adalah kumpulan permainan tentang bahasa Indonesia. Permainan yang disediakan beragam dan tersedia dalam berbaga tingkat kesulitan.

7. Cari Kata

(20)

20 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

8. Kuis

Kuis ini berhubungan dengan bahasa atau pengetahuan umum mengenai Indonesia. selain itu kuis ini juga dapat berupa pertanyaan yang meminta tanggapan dari para pesertanya.

Kegiatan berbicara apa saja yang ada di Bahasa Kita?

Selain fasilitas yang telah disebutkan di atas, kelas online Bahasa Kita juga memiliki program khusus yang diperuntukkan bagi siswa kelas XII, khususnya untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Kegiatan ini dirancang dengan mengacu pada study design mata pelajaran bahasa Indonesia yang disusun oleh VCAA (Victorian Curriculum and Assessment Authority). Penentuan kompetensi dasar dalam setiap rancangan pembelajaran di kelas online ini disesuaikan dengan target hasil setiap unit dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

Penentuan tema, topik dan sub-topik yang dipelajari dalam kelas berbicara ini juga disesuaikan dengan tema dan topik yang tercantum dalam study design tersebut. Tujuannya agar siswa mendapat penguatan materi atau referensi tambahan mengenai topik-topik tersebut sehingga dapat menunjang pembelajaran siswa di kelas.

Berikut ini adalah bentuk-bentuk kegiatan berbicara yang terdapat dalam program kelas online Bahasa Kita.

1. Percakapan

Di dalam kegiatan percakapan ini tutor dan siswa akan membahas sebuah topik yang disajikan dalam bentuk teks percakapan. Dari teks ini siswa dapat mengetahui fitur-fitur bahasa yang biasa digunakan dalam percakapan berbahasa Indonesia. Latar situasi percakapan yang berbeda akan memunculkan fitur-fitur yang berbeda. Dengan demikian siswa dapat belajar mengidentifikasi jenis percakapan tersebut, misalnya apakah terjadi dalam situasi resmi atau tidak resmi.

(21)

21 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

hal ini siswa dituntut untuk dapat menggunakan fitur-fitur bahasa dengan tepat sesuai dengan latar percakapan yang ia susun.

2. Wawancara

Kegiatan wawancara bertujuan untuk menggali informasi dari narasumber tentang suatu hal yang ingin diketahui. Dalam kegiatan wawancara ini, siswa akan berlatih melakukan kegiatan wawancara. Sebelumnya siswa akan dibimbing untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan wawancara. Selain itu siswa akan diajarkan untuk menggunakan pilihan kata yang tepat ketika wawancara, khususnya yang berhubungan dengan kesantunan saat bertanya kepada narasumber. Misalnya tentang penggunaan kata sapaan yang tepat sesuai dengan narasumber yang diwawancarai. Selain itu juga siswa diajarkan mengenai cara mengembangkan pertanyaan dari jawaban yang diperoleh, sehingga dapat lebih banyak menggali informasi dari narasumber.

3. Diskusi

Kegiatan diskusi dimulai degan penentuan topik yang akan didiskusikan. Tutor akan memberikan sebuah teks yang membahas sebuah isu atau persoalan berkaitan dengan topik tersebut. Jenis teks yang diberikan beragam, misalnya berupa laporan, tulisan reportase, artikel, atau esai. Setelah membaca dan menemukan informasi-informasi penting dalam teks, siswa dan tutor akan mulai mendiskusikannya. Dalam kegiatan diskusi siswa dituntut untuk menyampaikan pendapatnya mengenai persoalan yang dibahas dalam teks. Dalam berpendapat, siswa dibimbing untuk dapat menyampaikanya dengan kalimat dan cara yang benar. Setelah melakukan diskusi, siswa akan diminta mencari sumber lain dalam bahasa Indonesia, yang juga berkaitan dengan topik diskusi. Hal tersebut dapat menambah referensi siswa sekaligus menguatkan pemahamannya. Selain itu siswa juga akan terlatih untuk dapat terbiasa menggunakan istilah-istilah bidang yang menjadi topik yang dibahas.

(22)

22 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

Tujuan kegiatan presentasi adalah agar siswa mampu menyampaikan dan menjelaskan sesuatu dengan didukung oleh sumber informasi atau referensi yang ada. Dengan demikian, sebelum melakukan prentasi siswa akan dibimbing untuk mengetahui apa saja hal-hal yang sebaiknya disampaikan pada saat presentasi. Selanjutnya siswa dibimbing untuk dapat menggunakan bahasa tepat digunakan pada saat melakukan presentasi, dimulai dari memberi salam, menyapa audiens, menyampaikan materi presentasi, mempersilakan audiens untuk bertanya, menjawab pertanyaan, hingga menutup presentasi. Tutor juga akan berperan sebagai audiens yang akan bertanya tentang materi presentasi yang disampaikan siswa. Dengan demikian siswa dapat berlatih untuk menjelaskan lebih luas materi tersebut dan menguatkannya dengan argumen-argumen yang relevan.

Selain keterampilan berbicara, materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran berbicara di kelas online ini meliputi pengetahuan tata bahasa, kosakata dan cara pelafalannya. Bimbingan yang diberikan oleh tutor dalam kelas online ini disampaikan secara langsung (synchronous) berupa kelas tatap muka menggunakan fasilitas video call, maupun secara tak langsung (asynchronous) menggunakan fasilitas email.

(23)

23 Kobarkan Semangatmu! Working Together to Overcome Challenges

Daftar Pustaka

Craven, Miles. 2008. Real; Listening and Speaking. USA: Cambridge.

Dudeney, Gavin dan Nicky Hockly. 2007. How to Teach English with Technology. England: Pearson Longman.

Hardini, Tri Indri. 2004. Model Pembelajaran Jarak Jauh Bahasa Indonesia untuk Pembelajaran Tingkat Awal Melalui Media Internet Berbasis Konsep Hipermedia

bagi Penutur Bahasa Perancis Frankofon. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lamy, Marie-Noelle dan Regina Hampel. 2007. Online Communicating in Language Learning and Teaching. New York: Palgrave Macmillan.

Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Roberts, Timothy S. 2004. Online Collaborating Learning: Theory and Practice. UK, USA: Idea Group.

Thorne, Kanye. 2003. Blended Learning: How to Integrate Online and Learning Traditional Learning. London: Kogan Page.

Thornbury, Scott. 2005. How to teach speaking. Harlow, England: Longman. Victorian Curriculum and Assessment Authority. Diperoleh pada 29 April 2014 dari:

Referensi

Dokumen terkait

DAMPAK PROGRAM REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP KELUARGA MISKIN DI KELURAHAN BANDAR UTAMA KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA

Bagaimana perbandingan kinerja struktur antara desain eksisting dengan desain alternatif menggunakan dinding geser (shearwall) pada Gedung Mapolda Provinsi Sumatera

(3) Tahap observasi atau pengamatan yaitu melihat bukti foto siswa saat menyimak video pembelajaran dan mengamati hasil kegiatan siswa baik pengamatan atau wawancara

Penanaman sikap disiplin dalam ekstrakurikuler dilaksanakan dengan pemberian hukuman kepada siswa yang tidak disiplin namun tidak ada penghargaan khusus untuk siswa

Judul Tesis : HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PUTRI DI SMK NAMIRA TECH MEDAN TAHUN 2015 Nama Mahasiswa : Seri Wahyuni Harahap.. NomorIndukMahasiswa :

Berdasarkan hasil penelitian gambaran komunikasi orang tua didapatkan bahwa sebagian besar gambaran komunikasi orang tua dalam kategori baik yaitu sebanyak 54,4%, karena dilihat

Dapat pula dipahami bahwa menikah dengan satu istri (monogami) merupakan hukum asal dalam perkawinan menurut syariat Islam. Dengan monogami kehidupan rumah tangga suami istri

Kendala-kendala yang terjadi pada pelaksanaan PJJ cukup beragam, Menurut Ni’mah (2016) beberapa kendala dari E-learning, yaitu: 1) Listrik padam ketika sedang mengakses