• Tidak ada hasil yang ditemukan

Distribusi Senyawa Polyisoprenoid Pada Organ Generatif Tiga Jenis Mangrove Ikutan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Distribusi Senyawa Polyisoprenoid Pada Organ Generatif Tiga Jenis Mangrove Ikutan Chapter III V"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai Maret 2017.

Pengambilan sampel dilakukan di Desa Lubuk Kertang Kecamatan Brandan Barat

Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, analisis laboratorium dilakukan di

SSPL (socfindoseed production and laboratory) Socfindo Desa Martebing Dolok

Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara dan di Laboratorium

Fitokimia Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian

dilaksanakan selama lima bulan dengan waktu kegiatan yang diperlukan untuk

penelitian adalah sebagai berikut: (a) Orientasi lapangan, (b) Pengumpulan bahan,

(c) Analisis data, dan (d) Penyusunan dan penulisan.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah micro pipette, pipette

tips, botol kocok, botol ekstrak, kertas saring, corong, aluminium foil, water bath

(incubator), silica gel 60-TLC, RP-18 silica gel TLC/2D TLC (two dimentional

thin layer chromathography), timbangan analitik, oven,mesin penghalus/grinding,

magnet batangan, hair dryer, oven, chamber, scanner Canon PIXMA E400, dan

alat tulis.

Bahan yang digunakan adalah bunga dan buah Hibiscus tilliaceus,

Melastoma candidum, dan Ricinus communis, pelarut chloroform, metanol,

n-hexane, etanol, KOH, aquades, toluene, etyl acetat, aceton, standard dolichol dan

(2)

Prosedur Penelitian 1. Pengumpulan sampel

Bunga dan buah H. tilliaceus, M. candidum, dan R. communis yang berada

di Desa Lubuk Kertang Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat Provinsi

Sumatera Utara dikumpulkan lalu sampel segar disimpan pada suhu -80oC sampai

digunakan.

2. Isolasi polyisoprenoid alkohol

Prosedur untuk isolasi polyisoprenoid seperti yang dideskripsikan oleh

Sagami et al, (1992). Bunga dan buah dikeringkan pada suhu 60-75 oC selama 1-2

hari. Jaringan bunga dan buah (masing-masing 2 g) dihancurkan menjadi bubuk

halus dan direndam dalam 30 ml pelarut kloroform/metanol (2:1 vol/vol) selama

48 jam. Ekstrak lipid dari bunga dan buah disaponifikasi pada suhu 65 oC selama

24 jam dalam konsentrasi 0,45 g KOH, 2 ml etanol, dan 2 ml aquades. NSL (non

saponifiable lipid) setiap jaringan kemudian dilarutkan dengan pelarut heksan

dan siap untuk dianalisis.

3. Analisis dengan dua dimensi kromatografi

Dimensi pertama TLC dilakukan selama 60 menit di atas silika gel (20x3

cm) dengan sistem pelarut toluen-etil asetat (9:1). Tepi longitudinal dari dimensi

pertama TLC dengan lebar 1 cm dan zona konsentrasi dari fase reverse RP-18

TLC yang dijepit dengan cara menggunakan dua magnetik batangan (4.0 x 1.1 x

0.8 cm) dengan menghadap setiap fase gel. Plat TLC yang terikat kemudian

dikembangkan tegak lurus ke dimensi pertama untuk transfer dolichol dan

(3)

Dimensi dua fase reverse RP-18 silika gel TLC dilakukan dengan pelarut

aseton selama sekitar 30 menit. Posisi polyisoprenoid alkohol dipisahkan dan

dikembangkan oleh silica gel TLC dua dimensi, kemudian diidentifikasi dan

divisualisasikan dengan uap yodium (iodine vapor). Gambar kromatografi

diperoleh dan discan.

Gambar 1. Metode kromatografi lapis tipis (TLC) untuk memisahkan polyprenol dan

dolichol

(Sagami et al, 1992).

4. Analisis Data

Konsentrasi dolichol dan polyprenol yang terdeteksi pada HPTLC RP-18

diukur menggunakan ImageJ 1.46r (Schneider et al., 2012) dengan standard

dolichol dan polyprenol sebagai referensi/acuannya yang digunakan untuk

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penelitian dilakukan untuk mengetahui distribusi kandungan senyawa

polyisoprenoid pada organ generatif, yaitu bunga dan buah tiga jenis mangrove

ikutan Langkat dan menghitung panjang rantai polyisoprenoid dengan cara

mamisahkannya menjadi dolichol dan polyprenol dengan menggunakan 2D-TLC

(two-dimentional thin layer chromatography) (Sagami et al., 1992). Tabel 1

menunjukkan hasil analisis total lipid dan kehadiran famili dolichol dan

polyprenol pada organ generatif jenis H. tilliaceus, M. candidum, dan

R. communis.

Dari Tabel 1 dapat kita lihat bahwa nilai total lipid tiga jenis mangrove

ikutan pada jaringan bunga berkisar antara 558,2-708,3 mg g-1 dw (dw = dry

weight/berat kering) dengan nilai rata-rata 625,57 mg g-1 berat kering. Nilai total

lipid terkecil terdapat pada bunga H. tilliaceus dengan nilai 558,2 mg g-1 berat

kering dan yang terbesar terdapat pada bunga R. communis dengan nilai 708,3

mg/g berat kering. Sedangkan pada jaringan buah, nilai total lipid berkisar antara

534,65-656,5 mg g-1 berat kering dengan nilai rata-rata 591,05 mg g-1 berat kering.

Dimana nilai total lipid terkecil dan terbesar terdapat pada jenis yang sama seperti

pada jaringan bunga dengan nilai sebesar 534,65 mg g-1 berat kering pada buah

H. tilliaceus dan 656,5 mg g-1 berat kering pada buah R. communis. Nilai ini

diperoleh dari nilai berat akhir ekstraksi bunga dan buah yang telah dihaluskan

dengan konsentrasi berat sampel 2 g di masing-masing jenis melalui serangkaian

kegiatan seperti yang telah dijelaskan di bab metode penelitian, yaitu pada isolasi

(5)

Tabel 1. Nilai total lipid dan distribusi kehadiran dolichol dan polyprenol pada tiga jenis mangrove ikutan H. tilliaceus, M. candidum, dan R. communis.

nd = not detected atau tidak terdeteksi, dw = dry weight atau berat kering

Jumlah kandungan polyisoprenoid pada jaringan bunga dan buah tiga jenis

mangrove ikutan adalah berkisar antara 13-103 mg g-1 berat kering (Tabel 1).

Adapun jumlah/nilai yang terkecil adalah pada jaringan buah jenis R. communis

(13 mg g-1 berat kering) dan yang terbesar adalah pada jaringan bunga jenis

H. tilliaceus (103 mg g-1 berat kering). Nilai ini diperoleh dari hasil penjumlahan

nilai kandungan senyawa dolichol dan polyprenol.

Tabel 2. Panjang rantai karbon polyprenol dan dolichol pada tiga jenis mangrove ikutan

H. tilliaceus, M. candidum, dan R. communis*

*Angka mengacu pada panjang rantai karbon polyisoprenoid alkohol.

Spesies Jari- Lipid total Polyiso

-prenoid Polyprenol Dolichol % di total lipid % di polyisoprenoid Tipe

ngan (mg/g dw) (mg/g dw) (mg/g) (mg/g)

Polyiso-prenoid Polyprenol Dolichol Polyprenol Dolichol

H. tiliaceus Bunga 558.2 103 17.8 85.2 18.4 3.2 15.3 17.3 82.7 II

Spesies Jaringan Polyprenol Dolichol

(6)

A B C

D E F

Gambar 2. Kromatografi lapis tipis dua dimensi (2D-TLC) polyisoprenoid alkohol dari bunga H. tiliaceus (A), bunga M. candidum (B), bunga R. communis (C), buah H. tiliaceus (D), buah M. candidum (E), dan buah R. communis (F). Angka karbon mengacu pada panjang rantai karbon polyisoprenoid alkohol.

Tabel 2 dan Gambar 1 menggambarkan distribusi senyawa dolichol pada

jaringan bunga dengan panjang rantai karbon C55-C140, C70-C90, dan C75-C120

ditemukan pada masing-masing jenis H. tiliaceus, M. candidum, dan

R. communis. Begitu juga senyawa polyprenol dengan panjang rantai karbon

C55-C85 dan C75-C90 ditemukan pada masing-masing jenis M. candidum dan

H. tiliaceus. Sedangkan pada jaringan buah, dolichol dengan panjang rantai

karbon mulai dari C60-C80, C70-C100, dan C80-C90 ditemukan pada

masing-masing jenis H. tiliaceus, M. candidum, dan R. communis. Polyprenol dengan

panjang rantai karbon C60-C80 dan C70-C100 ditemukan pada jenis H. tiliaceus

dan M. candidum. Dari Tabel 2 juga menunjukkan bahwa dolichol mendominasi

(7)

dan C80-C90. Adapun senyawa polyprenol tidak ditemukan baik pada jaringan

bunga maupun buah jenis R. communis.

Keluarga dolichol hadir dengan dua dominasi rantai panjang C80-C85

(Gambar 2) terdeteksi pada jaringan bunga R. communis. Pada jaringan bunga

H. tiliaceus juga terdapat keluarga dolichol yang hadir dengan tiga dominasi

rantai panjang C100-C110 tergantung pada jenis dan jaringan tanaman mangrove

(Tabel 2).

Distribusi jaringan bunga dan buah jenis H. tiliaceus dan M. candidum

termasuk ke dalam klasifikasi tipe II (Tabel 1) dimana dolichol dan polyprenol

hadir pada masing-masing jenis ini, sedangkan R. communis baik jaringan bunga

maupun buah termasuk kedalam klasifikasi tipe I dimana dolichol mendominasi

dibandingkan polyprenol. Hal ini merujuk kepada penelitian yang dilakukan

sebelumnya oleh Basyuni et al (2016).

Pembahasan

Teknik pemisahan polyisoprenoid dengan metode kromatografi sudah

dilakukan dan diteliti puluhan tahun sebelumnya. Banyak para peneliti mencoba

melakukannya dengan metode kromatografi dengan mengaplikasikan performa

tinggi kromatografi lapis tipis (high-performance thin layer chromatography

(HPTLC)). Sagami et al (1992) telah menemukan metode untuk memisahkan

dolichol dan polyprenol yang lebih mudah pada jaringan tanaman Ginkgo biloba

dengan sistem two-plate TLC (thin layer chromatography) yang mudah untuk

dilakukan. Dalam penelitian kali ini pun mencoba menemukan distribusi

polyisoprenoid pada jaringan bunga dan buah H. tiliaceus, M. candidum, dan

(8)

Berdasarkan strukturnya polyisoprenoid alkohol dibagi menjadi dolichol

dan polyprenol (Basyuni et al, 2016; Kania et al, 2011). Pada tiga jenis mangrove

ikutan R. communis, M. candidum, dan H. tiliaceus senyawa ini hadir dengan

rantai panjang yang berbeda-beda berdasarkan jaringannya dan terdistribusi di

masing-masing jenis. Rantai panjang polyisoprenoid telah terjadi di berbagai

jaringan tanaman (Swiezewska dan Danikiewicz, 2005). Senyawa ini juga hadir

pada jaringan bunga dan buah Philesia magellanica (Strzalka et al, 2009), bunga

tanaman karet (Tateyama et al, 1999), buah-buahan dan minuman (Muceniece et

al, 2016), bunga Magnolia (Swiezewska dan Danikiewicz, 2005), serta

terdistribusi luas di jaringan daun dan akar tanaman mangrove (Basyuni et al,

2016; 2017).

Tabel 2 merangkum distribusi dan kehadiran polyprenol dan dolichol yang

ada di tiga jenis mangrove ikutan H. tiliaceus, M. candidum, dan R. communis.

Senyawa dolichol dengan panjang rantai C55-C140, C70-C90, dan C75-C120

ditemukan di jaringan bunga masing-masing jenis dan dengan panjang rantai

karbon C60-C110, C70-C105, dan C80-C90 ditemukan di jaringan buah

masing-masing jenis. Dolichol ditemukan pada semua jenis baik pada jaringan bunga

maupun buah. Hal ini menandakan bahwa dolichol aktif berperan dan terdistribusi

luas di tanaman mangrove. Sama halnya dengan temuan Basyuni et al (2016)

bahwa dolichol mendominasi di jaringan daun dan akar sembilan jenis mangrove

meskipun beberapa famili polyprenol juga hadir. Walaupun faktanya senyawa

dolichol terutama hadir dan melimpah pada jaringan hewan, ragi, jamur, dan

uniseluler eukariot (Rip et al, 1985). Namun temuan ini berbeda dengan temuan

(9)

dolichol melainkan hanya rantai panjang polyprenol (C80-C120). Polyprenol juga

mendominasi pada bunga Magnolia dengan dominasi rantai panjang C55

(Swiezewska dan Danikiewicz, 2005) serta bunga dan buah P. magellanica

dengan dominasi rantai panjang C80 dan C100 (Strzalka et al, 2009).

Panjang rantai karbon dolichol pada bunga H. tiliaceus (Gambar 2C) lebih

panjang dibanding rantai polyprenol, juga sama terjadi pada buahnya (Gambar

2E). Namun pada bunga dan buah M. candidum (Gambar 2B dan 2E) perbedaan

panjang rantai karbon dolichol dan polyprenol tidak jauh berbeda. Pengamatan ini

menunjukkan bahwa jalur biosintesis rantai pendek polyprenol, menengah

polyprenol, rantai panjang polyprenol dan dolichol diatur secara berbeda di

kerajaan tanaman termasuk tanaman mangrove (Basyuni et al, 2016).

Senyawa polyprenol dengan panjang rantai karbon C55-C85 dan C75-C90

ditemukan pada masing-masing jaringan bunga M. candidum dan H. tiliaceus.

Sedangkan dengan panjang rantai karbon C60-C80 dan C70-C100 ditemukan

pada jaringan buahnya. Kehadiran polyprenol pada jaringan bunga telah diteliti

sebelumnya oleh Tateyama (1999) bahwa terdapat rantai polyprenol (C80-C120)

pada bunga H. brasiliensis. Sama halnya, polyprenol juga ditemukan di jaringan

bunga dan buah P. magellanica (Strzalka et al, 2009), serta pada buah-buahan dan

minuman, seperti teh, kopi, dan anggur (wine) (Muceniece et al, 2016). Dalam

dunia tanaman, polyprenol umumnya dominan pada daun (jaringan fotosintesis)

dengan rasio melimpah dibandingkan dolichol (Swiezewska dan Danikiewicz,

2005) namun juga sering dijumpai hadir pada jaringan bunga dan buah tanaman

(10)

Dari Tabel 2 dan Gambar 2A dan 2D terlihat bahwa pada jaringan bunga

dan buah R. communis (dengan panjang rantai karbon C75-C120 dan C80-C90)

tidak terdapat senyawa polyprenol. Pola distribusi ini berbanding terbalik dengan

studi kasus pada jaringan bunga dan buah P. magellanica (Strzalka et al, 2009)

dan pada bunga Magnolia (Swiezewska dan Danikiewicz, 2005) dimana hanya

senyawa polyprenol ditemukan. Kejadian ini dapat diduga disebabkan oleh faktor

lingkungan, seperti yang dinyatakan oleh Surmacz et al (2011) bahwa akumulasi

berlebihan polyprenol/dolichol biasanya dipertimbangkan sebagai indikator dari

asosiasi kandungan lipid dengan kondisi stress/cekaman tertentu, namun

walaupun begitu mekanisme kesangkutpautan ini masih belum jelas.

Dari hasil kromatografi di atas (Gambar 1 dan Tabel 2) menggambarkan

bahwa dolichol dan polyprenol di temukan pada bunga dan buah M. candidum

dan H. tiliaceus dengan perbedaan panjang rantai yang beragam, sedangkan pada

bunga dan buah R. communis hanya ditemukan senyawa dolichol saja. Perbedaan

panjang rantai polyisoprenoid pun dapat berbeda pada tiap-tiap jaringan. Telah

disarankan oleh Tateyama (1999) bahwasanya rantai panjang dolichol bervariasi

dari jaringan ke jaringan bahkan untuk spesies yang sama, dan muncul untuk

membentuk dominasi keluarga yang berbeda dengan spesies molekul. Polyprenol

juga terjadi sebagai satu atau dua famili polyprenol tergantung pada jenis tanaman

dan jaringan.

Senyawa polyisoprenoid tersebar luas dalam dunia tanaman dengan

kehadiran dan distribusi yang beragam. Dolichol dan polyprenol juga diketahui

sebagai penanda penuaan (umur) dan mungkin juga dapat dipertimbangkan

(11)

jaringan diketahui memiliki fungsi masing-masing walaupun fungsinya pada

dunia tanaman masih belum jelas (Basyuni et al, 2016). Namun sangat

disayangkan sekali adalah bahwa analisis dolichol dan polyprenol pada jaringan

bunga dan buah tanaman mangrove belum pernah tercatat pada temuan-temuan

sebelumnya.

Perbedaan panjang rantai polyisoprenoid yang terjadi pada R. communis,

M. candidum, dan H. tiliaceus (Tabel 2 dan Gambar 2) diatas dapat diakibatkan

oleh beberapa faktor, diantaranya adalah peningkatan umur (penuaan jaringan)

(Swiezewska et al, 2005), cekaman salinitas (Oku et al, 2003), perbedaan jaringan

(Tateyama et al, 1999; Surmacz dan Swiezewska, 2011) dan cahaya (Swiezewska

et al, 2005; Basyuni et al, 2012).

Basyuni et al (2016) telah membagi distribusi dolichol dan polyprenol

yang diklasifikasikan menjadi 3 tipe (I, II, dan III). Pada tipe I adalah dolichol

mendominsi dibanding polyprenol (lebih dari 90%) yang terdeteksi pada jaringan

bunga dan buah R. communis (Tabel 1) dengan kehadiran dolichol mencapai

100% pada kedua jaringan tersebut. Dan tipe II adalah senyawa dolichol dan

polyprenol sama-sama hadir yang terdeteksi pada jaringan bunga dan buah

M. candidum dan H. tiliaceus. Polyprenol berjumlah 26,2% dan dolichol 73.8%

pada jaringan bunga M. candidum dan pada buahnya jumlah polyprenol adalah

39,0% dan dolichol 61,0%. Sedangkan pada jaringan bunga H. tiliaceus,

polyprenol berjumlah 17,3% dan dolichol sebesar 82,7% dan pada buahnya

jumlah polyprenol adalah 47, 4% dan dolichol 52,6%. Namun dalam studi ini,

tidak terdapat tipe III karena tidak ada satupun jaringan yang menunjukkan

(12)

Dari Tabel 2 dapat diakumulasikan bahwa dolichol mendominasi di setiap

jaringan bunga dan buah tiga jenis mangrove ikutan. Dolichol bertindak sebagai

lipid pembawa gula dalam biosintesis N-glikoprotein. Oleh karena itu terjadinya

jumlah dolichol yang lebih besar bahkan di jaringan bunga dan buah tanaman

mangrove mengindikasikan bahwa polyprenol reduktase mungkin aktif di bunga

dan buah mangrove (Cantagrel et al, 2010).

Analisis polyisoprenoid di bunga dan buah tanaman mangrove ini

menunjukkan bahwa komponen utama polyisoprenoid bukan senyawa polyprenol

tetapi dolichol. Biasanya dalam dunia tanaman (terutama jaringan daun)

polyprenol terdeteksi melimpah konsentrasinya dibanding dolichol (Tateyama

et al, 1999). Dan sebaliknya di dunia hewan (terutama jaringan hati) dolichol

adalah polyisoprenoid utama dan hanya beberapa senyawa polyprenol ditemukan

(Sagami et al, 1992).

Oleh karena itu, terjadinya jumlah dan konsentrasi dolichol yang lebih

besar daripada senyawa polyprenol di jaringan bunga dan buah tiga jenis

mangrove ikutan menyarankan bahwa polyprenol reduktase yang berfungsi

mengkatalisis reduksi polyprenol menjadi dolichol mungkin aktif di jaringan

bunga dan buah mangrove. Walaupun demikian, belum terdapat banyak penelitian

mengenai senyawa polyisoprenoid pada jaringan bunga dan buah tanaman

mangrove. Oleh sebab itu kemungkinan ini masih belum cukup kuat dibandingkan

dengan temuan-temuan mengenai polyisoprenoid di daun dan akar tanaman

(13)

KESIMPULAN DAN SARAN

Distribusi dolichol dan polyprenol ditemukan pada tanaman mangrove

bervariasi tergantung pada jaringannya. Hal ini terjadi pada jaringan bunga dan

buah tiga jenis mangrove ikutan H. tiliaceus, M. candidum, dan R. communis.

Dolichol dengan panjang rantai C55-C140, C70-C90, dan C75-C120 ditemukan

pada jaringan bunga dan panjang rantai C60-C8110, C70-C105, dan C80-C90

ditemukan pada jaringan buah. Sedangkan senyawa polyprenol dengan panjang

rantai C55-C85 dan C75-C90 ditemukan pada jaringan bunga M. candidum dan

H. tiliaceus dan panjang rantai C60-C80 dan C70-C100 ditemukan pada jaringan

buahnya. Adapun pada jenis R. communis tidak ditemukan satu pun keluarga

senyawa polyprenol pada jaringan bunga maupun buahnya.

Distribusi dolichol dan polyprenol pada jaringan bunga dan buah tiga jenis

mangrove ikutan H. tiliaceus, M. candidum, dan R. communis dibagi menjadi dua

tipe (I dan II). Tipe I (dolichol mendominasi dibanding polyprenol) termasuk di

dalamnya adalah bunga dan buah R. communis. Tipe II (kedua dolichol dan

polyprenol sama-sama hadir) termasuk di dalamnya bunga dan buah M. candidum

dan H. tiliaceus.

Saran

Sebaiknya perlu diketahui perbedaan umur sampel bunga dan buah setiap

jenis pada penelitian ini. Dan perlu adanya perluasan studi mengenai kandungan

Gambar

Gambar 1. Metode kromatografi lapis tipis (TLC) untuk memisahkan polyprenol dan dolichol
Tabel 1. Nilai total lipid dan distribusi kehadiran dolichol dan polyprenol pada tiga jenis mangrove ikutan H
Gambar 2. Kromatografi lapis tipis dua dimensi (2D-TLC) polyisoprenoid alkohol

Referensi

Dokumen terkait

JUDUL : UGM MILIKI GURU BESAR KEDOKTERAN WANITA PERTAMA DI INDONESIA. MEDIA :

Berdasarkan hasil temuan tersebut, perlu diadakannya sebuah tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada

Alasan utama dari perancangan model ini adalah guna mencari cara menciptakan media visual 3D Holographic yang mudah diciptakan dan diaplikasikan pada sebuah karya Motion

[r]

Menurut Dalman, (2013, hlm.63) “Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan mengeluarkan suara atau melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang

Hasil Penelitian: Hasil analisis uji wilcoxon signed rank test didapatkan bahwa p value = 0,003 (p value <  ) maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

Danny Salim, S.T., MTSCM sebagai dekan Fakultas Seni Pertunjukan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah mengizinkan saya dalam mengikuti kegiatan

private javax.swing.JButton bt_caribb; private javax.swing.JButton bt_caribb2; private javax.swing.JButton bt_caribn; private javax.swing.JButton bt_cetakBB;