BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah dari hasil proses pembelajaran dengan melibatkan indra pengelihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan mencakup 6 tingkatan yakni:23
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
d. Analisis (analysis)
Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarakan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
2.2 Tindakan
Tindakan adalah suatu sikap yang diwujudkan menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan. Tindakan mencakup beberapa tingkatan yakni:23
a. Persepsi (perception)
Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guided respons)
Respon terpimpin adalah dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan benar atau sesuai dengan contoh.Respon terpimpin merupakan indikator tindakan tingkat kedua.
c. Mekanisme (Mecanisme)
mekanisme merupakan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu telah menjadi kebiasaan yang mencapai tindakan tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan yang telah berkembang dengan baik.
2.3 Infeksi Silang
ke pasien dan ruang perawatan gigi ke komunitas lingkungannya termasuk keluarga tenaga kesehatan gigi.19,24
Status infeksi pasien biasanya tidak diketahui untuk mencegah infeksi silang baik pada pasien atau tenaga pelayanan kesehatan gigi, dalam hal ini penting untuk beranggapan bahwa setiap darah dan cairan tubuh pasein berpotensi penyakit infeksi dan dapat menular, maka penting untuk dilakukan standard precaution. Penyakit infeksi yang paling berisiko besar di praktek dokter gigi adalah hepatitis, HIV/AIDS dan tuberkulosis (TBC).19,24
2.3.1 Hepatitis
2.3.2 HIV/AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Pada infeksi HIV terjadi destruksi sistem kekebalan tubuh, sehingga orang tersebut rentan terhadap infeksi oportunistik atau tumor. Perkembangan dari fase awal penyakit infeksi HIV hingga ke fase terminal penyakit AIDS dapat berlangsung mulai 2-12 tahun atau lebih, dengan rata-rata lebih kurang 8 tahun. Cara penularan HIV melalui yaitu melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang sudah terinfeksi, melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama tranfusi darah dimana darah tersebut belum dideteksi virusnya atau penggunaan jarum suntik yang tidak steril.24
AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang ditandai dengan rusak sistem kekebalan tubuh sehingga mudah diserang berbagai macam infeksi. AIDS disebabkan oleh virus HIV. Penyakit AIDS tidak ditularkan melalui kontak biasa, namun ditularkan melalui hubungan seksual, kontak dengan darah yang tercemar HIV dan melalui jarum suntik atau alat kedokteran lainnya yang tercemar HIV. Sebaliknya AIDS tidak dapat ditularkan melalui gigitan serangga, minuman, kontak biasa dalam keluarga, sekolah, kolam renang, WC umum atau tempat lainnya.24
2.3.3 Tuberkulosis (TBC)
2.4 Standard Precaution
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), standard
precaution merupakan prosedur penanggulangan infeksi silang yang umum
digunakan. Standard precaution terdiri dari dua standar yaitu tindakan pencegahan
dan transmission based precaution (pencegahan infeksi berdasarkan
penularannya).3,11
Standard precaution secara umum dibagi menjadi:3,7,11 1. Sarung tangan harus dipakai sewaktu merawat pasien.
2. Masker harus dipakai untuk melindungi mukosa mulut dan hidung dari percikan darah, saliva dan debris.
3. Mata harus dilindungi dengan semacam kacamata dari percikan darah, saliva dan debris.
4. Metode sterilisasi untuk membunuh mikroba harus digunakan pada alat-alat kedokteran gigi, seperti autoklaf, oven pemanasan kering, sterilisasi uap kimia dan sterilisasi kimia.
5. Mencuci tangan sebelum dan setelah perawatan pada pasien memakai antiseptik.
6. Harus diperhatikan untuk membersihkan instrumen dan tempat-tempat kerja. Dalam hal ini termasuk menggosok dengan cairan deterjen dan mengelap dengan cairan desinfektan seperti iodine atau klorine.
7. Bahan-bahan disposibel yang telah digunakan harus dipegang dengan hati-hati dan dikumpulkan dalam suatu kantung plastik, untuk mengurangi berkontak dengan manusia. Alat-alat tajam seperti jarum atau blade (mata pisau) harus dimasukkan kekaleng atau wadah yang tidak mudah berlubang sebelum dibuang ke dalam kantung plastik.
2.5 Standard Precaution pada Ruangan
Dunia kedokteran selalu mengikuti perkembangan yang paling tinggi dan aman. Terutama dalam kedokteran gigi pada persiapan desain ruangan harus mengikuti peralatan-peralatan yang tersedia. Selain mementingkan efisiensi antara peralatan dan ruangan, ruangan itu sendiri harus disesuaikan yaitu suhu yang tepat, ruangan harus nyaman dan juga ruang tunggu pasien harus diperhatikan kenyamanannya.15,18
Dasar yang mempengaruhi kontrol infeksi yang sangat penting adalah proses dekontaminasi lingkungan kerja yang berlaku untuk semua fasilitas kesehatan termasuk praktek dokter gigi. Dalam hal ini yang harus diperhatikan dalam ruangan adalah daerah untuk perawatan pasien harus memungkinkan untuk dokter dan perawat dalam melakukan pekerjaan agar leluasa atau efektif. Maka pada ruangan praktek dokter gigi ada ruangan khusus untuk mensterilkan instrumen, hal ini untuk keselamatan operator dan pasien dari kontaminasi silang. Desain ruangan praktek dokter gigi ada yang mempunyai dua ruangan dan satu ruangan.15,18
Praktek dokter gigi yang memiliki dua ruangan ini sangat efektif dalam pengontrolan kontaminasi infeksi silang, karena ruangan satu adalah zona kotor yang berarti area pemrosesan dan ruangan yang kedua adalah zona bersih yang berarti area sterilisasi dan penyimpanan instrumen bersih. Desain dua ruangan ini sudah banyak dipakai terutama oleh rumah sakit. Praktek dokter gigi yang memiliki satu ruangan menggabungkan zona kotor dan zona bersih. Desain praktek ini banyak dipakai oleh praktek pribadi. Dalam desain ini operator harus sangat memperhatikan peletakan pemerosesan instrumen, penyimpanan instrumen dan dental chair. Peletakan alat ini harus rapi agar mudah di akses dan dibersihkan.18
2.6 Prosedur Standard Precaution 2.6.1 Sterilisasi
terkontaminasi saliva, darah, ataupun cairan biologis lainnya. Sterilisasi bertujuan untuk memutus rantai infeksi silang dari satu pasien ke pasien yang lain.8,17
2.6.1.1 Sterilisasi Instrumen
Instrumen berdasarkan dari perawatan pasien dikategorikan sebagai kritis, semikritis dan non kritis, tergantung pada potensi risiko yang terkait dengan tujuan penggunaannya. Masing-masing memiliki persyaratan pengolahan yang berbeda. Kategori instrumen berdasarkan perawatan pasien:15,17,20
a. Kategori kritis
Kategori kritis terkait dengan risiko infeksi yang tinggi bila terkontaminasi dengan mikrooganime, termasuk spora bakteri. Sterilisasi pada benda yang dipakai masuk kejaringan yang sudah steril mengakibatkan kontaminasi mikroba pada alat sehingga terjadi penularan penyakit yang disebut dengan sistem vaskular atau kritis. Contoh instrumen bedah, skaler periodontal, pisau bedah, tang gigi, elevator, retraktor dan jarum. Cara penanganan kategori ini adalah instrumen harus steril saat di pakai dan sterilisasi menggunakan sterilisasi uap, dalam melakukan sterilisasi sebelumnya dikantongi dan sterilisasi masukkan kertas plastik agar tidak rusak dan mengecek ulang alat yang sudah sterilisasi apabila mengalami kesalahan.
b. Kategori semikritis
Kategori semikritis terkait dengan kontak langsung dengan membran mukosa atau kulit yang tidak utuh, tidak menembus jaringan lunak ataupun masuk ke aliran darah atau jaringan normal lainnya dan memiliki risiko penularan lebih rendah. Peralatan semikritis harus disimpan dengan cara dibungkus dalam lemari tertutup atau wadah khusus seperti kaset instumen. Contoh instrumen yaitu kaca mulut, kondensor amalgam, instrument restoratif, handpiece, pinset gigi dan probe.
c. Kategori nonkritis
Setelah pengolahan instrumen ini disimpan dengan cara yang sama seperti semikritis. Contoh alat instrumen yaitu, radiografi kepala, manset tekanan darah, facebow, alat ukur dan kacamata ukur.
Pengolahan instrumen dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Penerimaan, dekontaminasi dan membersihkan instrumen
Langkah penting yang dilakukan oleh dokter gigi dalam pengolahan instrumen dari proses sterilisasi untuk mengurangi dan membersihkan mikroba yang hadir dari darah, saliva dan debris pasien.20,22,24
Membersihkan instrumen merupakan tahap yang penting sebelum melakukan sterilisasi atau desinfeksi. Ada beberapa macam metode membersihkan instrumen:
a. Membersihkan instrumen secara manual
Ketika membersihkan secara manual tangan harus memakai sarung tangan karet yang tebal karena alat yang akan dibersihkan sudah terkontaminasi dengan darah, saliva dan debris pasien. Ketika menyikat instumen salah satu tangan memegang alat dan satu tangannya lagi memegang sikat pembersih. Pilih sikat pembersih yang bergagang panjang saat membersihkan instrumen untuk tangan aman dari alat yang tajam dan sudah terkontaminasi. Dalam pembersihan alat memakai deterjen non abrasif dan berbusa rendah. Setelah penyikatan dengan deterjen bilas alat di bawah air mengalir, kemudian alat disimpan dalam keadaan kering.7,20,22,24
b. Membersihkan instrumen dengan alat ultrasonik
Pembersihan alat dengan ultrasonik akan mengurangi kontak langsung terhadap alat terkontaminasi dan bahaya terluka atau tertusuk, dibandingkan pembersihan alat dengan tangan. Pembersih ultrasonik adalah alat pembersih secara mekanis yang berisi berupa keranjang di dalam alat tersebut dan juga berisi cairan pembersih. Pembersih ultrasonik menggunakan energi ultrasonik untuk mengoptimalkan pembersihan alat sebelum proses sterilisasi. Energi ultrasonik dihasilkan dari energi elektrik yang mempunyai gelombang frekuensi antara 20 dan 120 KHz. Energi ultrasonik menghasilkan berjuta-juta gelombang yang sangat kecil dalam larutan perendaman, sehingga mampu melepaskan kotoran yang melekat pada permukaan alat. Pembersihan ultrasonik sangat efektif untuk membersihkan instrumen bersendi seperti gunting, jarum suntik stainless steel atau instrumen dengan paruh bergerigi seperti tang ekstraksi, kecuali alat yang tidak didapat dibersihkan dengan ultrasonik high-speed handpiece.7,17,20,22
c. Membersihkan instrumen dengan mesin pencuci alat (washer disinfector) Mesin ini dirancang untuk membersihkan alat-alat medis dan kedokteran gigi. Alat ini menggunakan kombinasi dengan air panas dan deterjen untuk menghilangkan material organik, kemudian alat ini dapat mengeringkan alat secara otomatis. Alat ini sebagai desinfeksi termal yang dapat membunuh mikrooganisme yang paling vegetatif.22,24
2. Persiapan dan kemasan
Setelah dibersihkan, instrumen harus dikemas untuk kemudian disterilkan. Instrumen yang digunakan dalam kedokteran gigi harus dibungkus dalam kantong dan baki instrumen (cassettes) yang berlubang dengan penutup dibungkus dengan kertas sterilisasi atau dibungkus secara individu dengan bungkus yang dapat dibeli.22,24
3. Metode sterilisasi
a. Sterilisasi dengan pemanasan uap (steam sterilization or autoclave)
Autoklaf merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan metode sterilisasi fisik yang memanfaatkan uap panas pada suhu 100oC untuk membunuh mikroorganisme. Uap panas ini dapat menyebabkan kematian sel dengan cara membuat protein sel mengalami koagulasi. Autoklaf mengacu pada proses sterilisasi instrumen dengan menggunakan waktu, suhu dan tekanan yang untuk membunuh semua mikroorganime termasuk juga spora.17,20,22
Keuntungan penggunaan sterilasasi pemanasan uap atau autoklaf:17,20,24 1)Waktu putaran yang singkat.
2)Penetrasi yang baik.
3)Kemampuan memproses semua bahan tanpa mengalami kerusakan. 4)Tidak racun atau bahan kimia yang berbahaya.
5)Biaya yang rendah persiklus.
Kekurangan penggunaan sterilisasi pemanasan uap atau autoklaf:17,20 1)Korosi pada instrumen baja karbon.
2)Alat yang tajam menjadi tumpul.
3)Kemasan tetap basah pada akhir putaran
4)Dapat merusak bahan yang peka terhadap panas ,seperti bahan plastik.
Gambar 3. Gambar a dan b sterilisasi dengan pemanasan uap (steam sterilization or autoclave) .20,28
b. Sterilisasi dengan pemanasan kering (dry heat sterilization)
Sterilisasi dengan pemanasan kering menggunakan waktu dan panas untuk membunuh mikroba yang hidup termasuk sporanya. Standar pemakaian sterilisasi dengan pemanasan kering diterima oleh ADA. Sterilisasi dengan pemanasan kering meliputi pemanasan udara dan transfer energi panas dari udara ke alat. Untuk mencapai hal ini dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi dari sterilisasi dengan pemanasan uap air atau kimia. Penggunaan sterilisasi pemanasan kering dengan
temperatur 340oF (170oC) dalam waktu 1 jam atau temperatur 320oF (160oC) dalam waktu 2 jam.7,17,20,13,24
Keuntungan penggunaan sterilisasi dengan pemanasan kering (dry heat sterilization) :17,20, 27,28,29
1) Efektif dan aman untuk sterilisasi instrumen logam. 2) Tidak menyebabkan alat yang tajam menjadi tumpul. 3) Tidak menyebabkan karat dan korosi.
4) Tidak beracun atau tidak menggunakan bahan kimia. 5) Biaya yang rendah persiklus.
Kekurangan penggunaan sterilisasi dengan pemanasan kering (dryheat sterilization):17,20,27,29
1) Waktu putar sterilisasi lama 2) Penetrasi yang buruk
3) Dapat merubah warna dan merusak kain
4) Merusak benda-benda yang peka terhadap panas
5) Tidak dapat digunakan dengan bahan plastik, karet dan kain.
Gambar 4. Gambar a dan b sterilisasi dengan pemanasan kering (dry heat sterilization).20,21
a
c. Sterilisasi dengan uap kimia tidak jenuh (unsatured chemical vapor sterilization or chemiclave).
Chemiclave adalah alat sterilisasi panas menggunakan cairan kimia yang
terdapat dalam ruang tertutup, uap kimia panas yang dihasilkan dapat membunuh mikroorganisme. Larutan kimia berisi 0,23% formaldehid, 72,38% etanol tambah aseton, keton, air dan alkohol. Saat menggunakan alat ini lindungi kulit, mata dari kontak langsung dengan larutan dan jangan mengisap uap kimia. Alat-alat yang akan disterilkan harus dibersihkan dahulu, dikeringkan, dibungkus longgar untuk memberi kesempatan kepada uap meresap masuk dan berkondensasi ke dalam bungkusan. Bungkusan yang terlalu tebal dan rapat membutuhkan waktu pemaparan lebih panjang karena uap kimia yang tidak jenuh maka tidak dapat berpenetrasi kedalamnya. Prinsip kerja alat ini hampir sama dengan autoklaf hanya temperatur dan tekanan yang diperlukan pada sterilitatornya uap kimia lebih besar dari pada autoklaf. Temperatur yang digunakan adalah 270oF (132oC) dengan tekanan 20 psi dalam waktu yang dibutuhkan 20 menit.7,17,20,21,22
Keuntungan penggunaan sterilisasi dengan uap kimia tidak jenuh (chemiclave):17,20
1) Waktu siklus singkat
2) Tidak mengakibatkan karat atau korosi pada instrumen logam termasuk baja karbon.
3) Tidak membuat alat yang tajam menjadi tumpul.
Kekurangan penggunaan Sterilisasi dengan uap kimia tidak jenuh (unsatured chemical vapor sterilization or chemiclave):17,20
1) Instrumen harus benar-benar kering sebelum pemerosesan 2) Dapat merusak plastik yang peka terhadap panas
Gambar 5. Gambar a dan b sterilisasi dengan uap kimia tidak jenuh (unsatured chemical vapor sterilization or chemiclave).20,30
d. Sterilisasi dengan penggunaan gas etilen oksida (ETO)
Serilisasi gas etilen oksida ini biasa digunakan untuk keperluan di rumah sakit. Beberapa jenis gas dapat mematikan mikroba dengan cara merusak enzim dan struktur biokimia dari mikrooganisme tersebut. Dari beberapa gas yang tersedia untuk sterilisasi, etilen oksida adalah yang paling umum digunakan. Etilen oksida pada dasarnya merupakan bahan sterilisasi kimia. Pemakaian dari bahan gas ini di perkenalkan oleh ADA dan CDC sebagai metode sterilisasi yang akurat, terutama untuk benda-benda yang dapat rusak akibat panas. Etilen oksida adalah gas yang sangat tinggi daya penetrasinya dan tidak berwarna pada temperatur ruang. Temperatur yang dibutuhkan adalah temperatur ruang (25oC atau 75oF), dengan waktu 10-16 jam (tergantung pada bahan).7,17,22
Keuntungan sterilisasi dengan penggunaan gas etilen oksida (ETO):17,20 1) Kapasitas penetrasi yang tinggi.
2) Tidak merusak bahan yang rentan panas seperti bahan Karet dan
handpiece.
Kekurangan sterilisasi dengan penggunaan gas etilen oksida (ETO):17,20 1) Membutuhkan waktu yang lama.
2) Bertahan dalam cairan dan bahan karet untuk waktu yang lama. 3) Dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Gambar 6.Gambar sterilisasi dengan penggunaan gas etilen oksida (ETO)20
4. Pengeringan dan pendinginan instrumen steril
Kantong atau wadah sterilisasi yang basah karena proses sterilisasi uap, harus dikeringkan sebelum penyimpanan. Chemiclave dan sterilisator panas kering dapat digunakan untuk mengeringkan alat atau kantong yang masih basah setelah disterilkan dengan sterilisasi uap. Pendinginan instrumen harus dilakukan perlahan-lahan untuk menghindari terbentuknya uap air pada permukaan instrumen. Penggunaan blower untuk mengeringkan instrumen tidak dianjurkan karena sangat berpotensi untuk terkontaminasi dengan udara di ruangan.22,24
5. Penyimpanan instrumen
Tempat penyimpanan alat yang sudah disterilkan harus kering, tertutup, tidak ada debu dan terlindung dari sumber kontaminasi. Tempat penyimpanan harus jauh dari tempat cuci dan saluran pembuangan dan harus berjarak beberapa meter dari langit-langit, lantai dan dinding. Hal ini untuk mencegah agar tidak berpengaruh keadaan lembab dari tempat penyimpanan, terpecik air dan bahan pembersih lantai.
sangat mudah terkontaminasi oleh jari tangan yang kotor, yang menyentuh pada waktu mengambil alat. Penyimpanan instrumen dalam lemari maksimum 1 bulan, jika lebih dari 1 bulan instrumen tidak digunakan, instrumen harus disterilkan kembali.22,24
2.6.1.2 Sterilisasi Ruangan
Sterilisasi ruangan dilakukan dengan desinfeksi dan air panas, supaya dalam membersihkan ruangan dan permukaan maksimal bakteri yang dibersihkan. Dalam membersihkan ruangan harus memakai alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kacamata dan baju khusus) agar tidak terkontaminasi dari darah dan saliva pasien.larutan yang dipakai dalah fenol, larutan ini tidak mengiritasi kulit dan sebagian besar bakteri dan dibunuh oleh larutan ini.15,18
Ruangan praktek yang harus di perhatikan kebersihannya:16,18 1) Ventilasi
Ruangan praktek dokter gigi sangatlah penting ventilasi karena agar udara tidak tercemar dan ruangaan tidak menjadi lembab. Jika ruangan ada AC pendingin filter harus diganti secara teratur.
2) Lantai
Lantai harus non slip (tidak licin) dan lantai harus memiliki lekukan ke dinding agar mudah dibersihkan dari percikan darah dan saliva. Karpet tidak dianjurkan karena susah dibersihkan dan mudah tumbuh spora jamur.
3) Permukaan area kerja
Ruangan praktek dokter gigi dalam zona bersih dan zona kotor harus diidentifikasi yang jelas dalam pencegahan kontaminasi silang. Dalam ruangan harus rapi untuk mudah dibersihkan dan kedap air.
4) Saluran air
5) Dental chair
Peralatan yang ada pada dental chair dan peletakan harus mudah untuk dibersihkan. Saat membersihakan dental chair memakai desinfeksi cari bahan yang tidak merusak bahan dari dental chair tersebut.
2.6.2 Asepsis dan Desinfeksi Permukaan 2.6.2.1 Desinfeksi Permukaan
Desinfeksi adalah proses menghancurkan organisme patogen yang menyebabkan infeksi namun tidak mematikan sporanya dengan menggunakan panas, bahan kimia, atau keduanya yang dilakukan terhadap benda mati. Desinfeksi permukaan dilakukan pada dental unit, kabinet, tuba dan pipa, serta handpiece dan instrumen tangan.17,20,22,24
Desinfeksi yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini disebut antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau mengancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedangkan desinfeksi yang digunakan pada benda mati. Desinfeksi dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung tergantung dari toksisitasnya. Maka pada setiap praktek dokter gigi melakukan desinfeksi permukaan dan melakukan pencatatan di daerah mungkin terkontaminasi darah dan saliva. Hal ini didukung dengan CDC yang mengharuskan setiap praktek dokter gigi melakukan desinfeksi permukaan setiap hari dengan bahan kimia yang dapat membunuh bakteri.24
Secara garis besar desinfektan digolongkan dalam tiga kategori tergantung pada kemampuan desinfektan tersebut dalam membunuh organisme yaitu desinfektan tingkat tinggi, desinfektan tingkat sedang dan desinfektan tingkat rendah:17,20,22,24
a. Desinfektan tingkat tinggi, adalah desinfektan yang dapat membunuh bentuk spora, bakteri, jamur dan virus yang digunakan untuk alat semikritis. Contoh gas etilen oksida, cairan glutaraldehid, asam parasetis dan hidrogen peroksida.
(sodium hipoklorit), iodofor, alkohol dan desinfektan fenolik banyak digunakan di tingkat ini.
c. Desinfektan tingkat rendah, adalah desinfektan yang dapat membunuh sebagian besar bakteri dan jamur, tetapi tidak dapat membunuh mikrobakterium tuborkulosis dan spora. Desinfektan ini juga digunakan untuk alat-alat nonkritis, contoh klorheksidin (hibiscrab), senyawa amonium kuartener, fenol sederhana dan detergen.
Macam-macam desinfektan yang digunakan dikedokteran gigi, antara lain: 1. Alkohol
Larutan etil alkohol digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk mendesinfeksi permukaan, tetapi American Dental Association (ADA) dan CDC tidak menganjurkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa. Kelemahan dari alkohol adalah tidak dapat membersihkan cairan tubuh pada permukaan yang sudah terkontaminasi, larutannya dapat merusak bahan dari plastik dan karet, larutan ini dapat terbakar dan tingkat penguapan yang pada permukaan. Keuntungan murah dan hanya untuk desinfeksi pada kulit karena capat membunuh bakteri dan untuk kulit yang iritasi.17,20,22
2. Aldehid
3. Klorin dioksida
Klorin adalah kalsifikasi densifektan yang tinggi dan sterilisasinya. Larutan ini dapat digunakan untuk instrumen, desinfeksi permukaan, dan peralatan yang tidak rentan terhadap korosi. Bahan yang in tidak rentan korosi adalah tembaga, stainless steel, karbida dan kuningan. Kelebihan dari larutan klorin dioksda adalah sangat cepat sebagai desinfektan atau antimikroba, toksik yang sangat rendah, dan sangat murah. Kekurangan dari larutan ini adalah dapat mengiritasi kulit dan mata, korosi terhadap bahan metal, merusak kain, merusak bahan plastik dan kain.20,24,27
4. Larutan yodium dan yodosfor
Yodium adalah antiseptik yang tertua yang diaplikasikan untuk kulit, membran mukosa, abrasi dan untuk luka lainnya. Larutan yodium data buat alergi dan korosi terhadap bahan logam. Sedangkan yodosfor adalah tingkat menengah sebagai desinfeksi. Yodosfor sangat kurang iritasi terhadap kulit dan sangat kurang terhadap alergi pada jaringan. Larutan yodosfor sangat dianjur sebagai desinfeksi permukaan karena sudah banyak dipakai dirumah sakit dan klinik, waktu yang diperlukan 5-10 menit. Tidak direkomendasikan sebagai sterilisasi karena dapat menyebabkan karatan.20,24,27
5. Fenol
Fenol merupakan larutan jernih, tidak mengiritasi kulit, dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi karena tidak dapat dirusak oleh zat organik seperti dettol. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun, karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh fenol, maka zat ini banyak digunakan dirumah sakit dan laboratorium.24
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik seperti dettol. Aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan.8
7. Hidrogen peroksida
tinggi seperti gliroksil. Mekanisme kerjanya menyerang membran lipid mikroorganisme.20,24
2.6.2.2 Asepsis Permukaan
Selama perawatan gigi berbagai permukaan dan peralatan terkontaminasi oleh bahan-bahan dari mulut pasien. Permukaan-permukaan tersebut juga disentuh oleh tangan operator yang mungkin basah oleh saliva pasien. Selain itu permukaan dapat terkena percikan saliva pasien yang timbul selama perawatan. Jika dental chair akan dipakai kembali oleh pasien berikutnya, harus dilakukan teknik asepsis permukaan untuk mencegah penyebaran mikrooganisme antar pasien. Permukaan-permukaan yang dimaksud adalah: sandaran kepala dan tombol-tombol di dental unit, pegangan dan tombol lampu, meja peralatan, tombol dan saluran handpiece, tombol dan saluran
suction, pegangan dan saluran srynge air/udara, peralatan foto sinar x, botol atau wadah cotton roll, pegangan dan ujung light curing dan petunjuk warna gigi.20,24
Ada 2 cara untuk mencapai asepsis permukaan yaitu:20,24,27 1. Menutup permukaan
Kontaminasi dapat dicegah dengan memakaikan penutup yang pas. Penutup harus bersifat tahan cairan sehingga mikroorganisme di saliva, darah dan cairan lain tidak bisa kontak dengan permukaan dibawahnya. Contoh bahan yang tepat untuk penutup yaitu penutup plastik, kantong atau kertas yang dilapisi plastik dan aluminium foil.
2. Membersihkan dan mendesinfeksi
Gambar 7. Gambar a metode menutup permukaan kontak klinis, b dan c penutupan permukaan pada dental unit20
2.6.3 Penggunaan Sekali Pakai (Disposable)
Sterilisasi alat bisa dengan mudah dipastikan apabila menggunakan alat-alat sekali pakai seperti gelas kumur plastik, saliva ejektor, jarum suntik dan lain-lain. Yang paling penting adalah jarum suntik yang digunakan untuk anestesi lokal dan bahan yang lain. Jarum tersebut terbungkus sendiri-sendiri dan disterilkan, sehingga dijamin ketajaman dan sterilisasi. Benang dan jarum jahit juga tersedia dalam bentuk siap pakai, yang disebut dengan armed suture yaitu jarum yang disatukan dengan benang jahitnya. Blade (mata pisau) atau kombinasi blade (mata pisau) dengan tangkai juga tersedia dalam bentuk steril untuk sekali pemakaian. Sarung tangan steril baik yang panjang maupun yang pendek menjamin adanya asepsis dan dibungkus rangkap dua untuk menjamin bahwa pada waktu pemakaian tidak terkontaminasi. Apabila bungkusnya rusak peralatan tersebut sebaiknya jangan digunakan.7,8,24
a b
2.6.4 Kualitas air dental
Air yang keluar dari saluran-saluran dental unit telah terkontaminasi oleh mikroorganisme. Air yang mengandung mikroorganisme dan tertahan di saluran-saluran dental unit, akan menyebabkan bakteri melekat atau berakumulasi di permukaan dalam saluran membentuk biofilm. Ketika dental unit dipakai dan air mengalir melalui saluran-saluran tersebut, bakteri biofilm dapat terlepas dan mengikuti aliran air. Melalui penggunaan handpiece kecepatan tinggi atau semprotan air/udara, air tersebut dapat mencapai mulut pasien.24
Ada beberapa cara untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme dari
dental unit:24
1. Menyediakan tangki untuk air steril dan dimasukkan ke dalam system
dental unit, sehingga air yang keluar dari handpiece kecepatan tinggi dan semprotan air steril.
2. Memasukkan penyaring bakteri (filter).
3. Saluran-saluran air di dental unit secara periodik diflush dengan saluran disinfektan dan dibilas sebelum merawat pasien.
2.6.5 Penanganan Sampah Medis 2.6.5.1 Sampah Medis
Limbah medis adalah setiap limbah yang dihasilkan ketika melakukan diagnosis, perawatan atau imunisasi pada manusia maupun hewan. Menurut pengaturan dari ATSDR (agency for toxic substance and disease) pengaturan limbah medis meliputi :24,27,29
1). Limbah darah cair dan Semi cair
2). Limbah patologis ( gigi atau jaringan lain)
Gigi dan jaringan lain berpotensi infeksius, sehingga pembuangannya harus diatur. Prosedur yang paling mudah dan efektif yaitu disterilkan dengan panas. Autoklaf adalah metode yang dapat dipilih.
Beberapa daerah di AS mengizinkan penanganan limbah patologis tersebut atau di klinik masing-masing. Jadi tidak perlu menggunakan jasa pengelolaan limbah yang telah ditunjuk karena biasanya jasa seperti ini akan mengajukan harga yang sangat tinggi.
Limbah patologis harus dibungkus untuk membuangnya. Hal ini dapat dipakai kantong dari kertas, plastik tahan autoklaf dan kantong-kantong lainnya. Kantong dan isinya setelah ditangani dapat dibuang.
3). Limbah benda tajam
Gambar 8. Gambar a Tempat sampah untuk benda tajam berlabel biohazard dan gambar b tempat sampah untuk limbah cair dan patologis.21,28
2.6.5.2 Sampah Non Medis
Sampah non medis adalah sampah yang tidak terkontaminasi dengan orang lain. Sampah yang tidak terkontaminasi seperti kertas, kotak botol, wadah plastik, dan makanan dan dapat dibuang dengan metode yang biasa atau dikirim ke Dinas Pembuangan Sampah setempat atau tempat pembuangan pembuangan sampah umum.24
2.6.5.3 Pengelolaan Sampah Medis
Pembuangan sampah terkontaminasi yang benar meliputi:24
a. Menuangkan cairan atau sampah basah ke sistem pembuangan kotoran yang tertutup.
b. Insinerasi (pembakaran) untuk menghancurkan bahan-bahan sekaligus mikroorganismenya. Ini merupakan metode terbaik untuk pembuangan sampah terkontaminasi. Pembakaran juga akan mengurangi volume sampah dan memastikan bahwa bahan-bahan tersebut tidak akan dijarah atau dipakai ulang.
c. Mengubur sampah terkontaminasi agar tidak disentuh lagi.
2.7 Kerangka teori
Penggunaan alat sekali
Kualitas air
dental unit
Sterilisasi Instrumen
Sterilisasi Ruangan Asepsis dan desinfeksi di
permukaan d
Pengelolaan atau pembuangan sampah medis dan non medis Sterilisasi
Standrad Precaution
pada Ruangan Praktek Dokter Gigi
Sebelum dan Setelah Perawatan Gigi
2.8 Kerangka Konsep
Penerapan standard precaution pada ruangan praktek
dokter gigi
PENGETAHUAN
1. Standard precaution
2. Prosedur standard precaution
Sterilisasi instrumen dan ruangan Asepsis dan desinfeksi permukaan Penggunaan alat sekali pakai Kualitas air dental
Penanganan sampah medis dan non medis
TINDAKAN
1. Sterilisasi instrumen dan ruangan 2. Asepsis dan desinfeksi permukaan 3. Penggunaan alat sekali pakai 4. Kualitas air dental
5. Penanganan sampah medis dan non medis
KETERSEDIAAN SARANA
1. Tempat pencuci tangan (wastafel) 2. Penyediaan sabun antiseptik 3. Penyediaan alat sekali pakai 4. Penyediaan alat sterilisasi