• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Framing Terhadap Pemberitaan Basuki Tjahaja Purnam Atau Ahok Dalam Kasus Surah Al-Maidah Ayat 51 di MetroTV Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Framing Terhadap Pemberitaan Basuki Tjahaja Purnam Atau Ahok Dalam Kasus Surah Al-Maidah Ayat 51 di MetroTV Chapter III V"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Dekripsi Objek Penelitian

3.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya MetroTV (http://www.metrotv.com).

PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV) adalah salah satu anak perusahaan

Media Group yang dimiliki oleh Surya Paloh, pebisnis yang memiliki banyak

pengalaman dalam industri media di Indonesia. Surya Paloh awalnya merintis

usahanya di bidang pers dengan mendirikan surat kabar Harian Prioritas, yang

kemudian dibredel pada masa pemerintahan Orde Baru pada tanggal 29 Juni 1987.

Harian ini ditutup karena dinilai pemerintah terlalu vokal dan berani. Tahun 1989,

Surya Paloh mengambil alih surat kabar Harian Media Indonesia, yang kini tercatat

sebagai harian dengan oplah terbesar nasional setelah Kompas. Kemudian dalam

perkembangan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah stasiun

televisi berita, karena perkembangan dan transformasi media dari cetak ke

elektronik.Hingga saat ini, Surya Paloh menjabat sebagai CEO Media Grup, bersama

enam orang direksi dan dua komisaris.

Metro TV mendapatkan izin siaran dari Menteri Penerangan Republik

Indonesia pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000, Metro TV

mengudara untuk pertama kalinya, dalam siaran percobaan di tujuh kota besar di

Indonesia. Pada siaran kali pertama tersebut, Metro TV hanya tayang selama 12 jam

dalam sehari. Dalam perkembangannya, sejak 1 April 2001 Metro Tv menjadi

televise berita 24 jam pertama di Indonesia.

Stasiun TV ini memiliki konsep agak berbeda dengan stasiun televisi lain,

sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV ini hanya memusatkan

acaranya pada siaran warta berita saja. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun ini

kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya, meski tetap

dalam koridor news. MetroTV adalah stasiun pertama di Indonesia yang menyiarkan

(2)

Indonesia yang tidak menayangkan sinetron. MetroTV juga menayangkan siaran

internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia Indonesia Now yang dapat disaksikan dari seluruh dunia. Stasiun ini dikenal memiliki presenter berita terbanyak

di Indonesia.

MetroTV dapat ditangkap secara tangkap teresterial di 280 kota yang tersebar

ditanah air Indonesia yang di pancarkan dari 52 transisi. Selain secara teresterial,

siaran MetroTV dapat ditangkap melalui televisi kabel di seluruh Indonesia, melalui

Satelit Palapa 2 ke seluruh negara-negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina

Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta

Jepang. MetroTV melakukan kerja sama dengan beberapa televisi asing di antaranya

kerjasama dalam pertukaran berita dan kerjasama dengan beberapa televisi asing di

antaranya kerjasama dalam pertukaran berita dan kerjasama pengembangan tenaga

kerja. Stasiun televise tersebut adalah CCTV, Chennel 7 Australia, Voice of America

(VOC). Selain bekerja sama dengan stasiun televisi internasional, MetroTV juga

memiliki kontributor internasional yang tersebar di Jepang, China, USA, dan Inggris.

Dengan kerjasama internasional ini, MetroTV berusaha memberikan sumber berita

mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada

dunia luar dan juga hal mendukung MetroTV untuk menjadi media secara cepat,

tepat, dan cerdas dalam mendafatkan beritanya.

Daftar direktur utama

No Nama Awal jabatan Akhir jabatan

1 Surya Paloh 2000 2006

2 Wisnu Hadi 2006 2011

3 Adrianto Machribie 2011 2017

(3)

Direksi saat ini

Struktur dewan direksi MetroTV saat ini adalah sebagai berikut:

No Nama Jabatan

1 Suryopratomo Presiden Direktur

2 Don Bosco SelamunDirektur Pemberitaan

3 Kioen Moe Direktur Program & Pengembangan

4 Lestary Luhur Direktur Penjualan dan Pemasaran

3.1.2 Visi dan Misi MetroTV

Visi Metro TV adalah menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan

stasiun televisi lainnya, dan menjadi nomor satu dalam program beritanya,

menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. Selain itu juga

memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa

maupun pemasang iklan.

Sedangkan misinya adalah sebagai berikut:

1. Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan Negara

melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global,

dengan menjunjung tinggi moral dan etika.

2. Untuk memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan

pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan

memberikan hiburan yang berkualitas.

3. Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan

menambah aset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan

para karyawannya dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi

(4)

4. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang signifikan dengan

mengembangkan dan meningkatkan aset, untuk meningkatkan kualitas hidup

dan kesejahteraan karyawan, dan untuk menghasilkan keuntungan yang

signifikan bagi pemegang saham.

3.1.3 Logo dan arti Metro tv

Pada tanggal 20 Mei 2010, MetroTV memperkenalkan logo dan slogan

barunya. Logo baru tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru

dan kuning, tetapi dengan jenis huruf Handel Gothic kursif yang memberikan kesan

modern, segar dan futuristik. Penempatan logo pun juga diubah dari posisi semula di

pojok kanan atas menjadi di pojok kanan bawah, penempatan ini pun berbeda dari

stasiun-stasiun televisi yang ada di Indonesia yang letaknya masih di pojok kanan/kiri

atas. Sejak 17 Oktober 2016, logo tersebut kini ditempatkan di sebelah newsticker di

pojok kanan paling bawah.

Gambar logo Metro TV

(Sumber:Comprof PT. Media Televisi Indonesia METRO TV, 2011)

Logo MetroTV dirancang dalam citraan tipogfafis sekaligus kecitraan

ga-mbar. Oleh karena itu komposisi visualnya gabungan antara tekstual (diwakili

huruf-huruf: M-ET-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips emas kepala burung

elang). Elips emas dengan burung elang pada posisi huruf “O” dengan pertimbangan

(5)

teks M-E-T-R dengan T-V. Hal ini mengingat, dirancang agar pelihat akan

menangkap dan membaca sekaligus melafalkan METR-TV sebagai METROTV.

Logo MetroTV dalam kehadiran secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai

symbol informasi atau komunikasi MetroTV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai

sarana pembangunan image yang tepat dan cepat dari masyarakat terhadap institusi

MetroTV. Melalui tampilan logo, masyarakat luas dapat mendapatkan garbing

masuk, mengenal, memahami, serta menyakini visi, misi serta karakter MetroTV

sebagai institusi.

Logo MetroTv dalam rancangan rupa bentuknya berdasarkan pada hal-hal

berikut:

1. Simple,tidak rumit.

2. Memberikan kesan global dan modern.

3. Menarik dilihat dan diingat.

4. Dinamis dan lugas.

5. Dan filmis

6. Berwibawa namun familiar.

7. Memenuhi syarat-syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik,

Selain menampilkan unsure symbol teks/hurf, MetroTV menampilkan juga symbol

gambar yaitu:

Bidang elips dan kepala burung elang.

1. Bidang elips sebagai latar dasar teraan burung elang, merupakan proses

metamorphosis atas beberapa bentuk, yaitu:

a. Bola dunia sebagai symbol cakupan yang global dari sifat informasi,

komunikasi dan seluruh operasional institusi MetroTV.

b. Telus emas sebagai symbol, Bold yang tampil penuh kewajaran. Telur

(6)

(institusi) yang secara strukturkokoh, akurat, dan artistic sedangkan

tampilan emas adalah sebagai simbol puncak pretasi dan puncak kualitas.

c. Elips sebagai symbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring

kekanan sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring) planet sendiri

sebagai symbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat

berkaitan dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran.

2. Elang simbol kewibawan, kemandirian, keluasan penjelajahan dan wawasan.

Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas, namun penuh keanggunan gerak hidup

anggun.

MetroTV merupakan jaringan TV swasta nasional pertama di Indonesia yang

menyajikan tayangan berita sebagai tanyangan utama dalam penyiarannya, dengan

rata-rata sekitar 70% tanyangannya bersifat (news) dan memiliki persentase 30%

tnyangan non berita (non news). Program MetroTV dirancang untuk mengakomodasi

keluarga yang berpenghasilan menengah ke atas (target pemirsa AB 20+). Susunan

program MetroTV hamper semua menyuguhkan tanyangan berita yang dalam

produksinya hamoir semuanya dilakukan atau diproduksi sendiri. MetroTV

memusatkan upayanya pada peningkatan kualitas produksi lokal, sementara di saat

yang sama secara selektif memperoleh hak untuk menyiarkan content asing, yang

diyakini MetroTV sesuai dengan selera local (http/://en.wikipedia.org/wiki).

3.1.4 Acara Yang Sekarang Tanyang Di MetroTV Berita

Metro Pagi Primetime

Metro Siang

Metro Hari Ini

Top News

Metro Malam

Metro Bisnis

(7)

Headline News

Prime Time News

World News

Editorial Media Indonesia

Indonesia Now

Selamat Pagi Indonesia

Xin Wen Highlights

Metro Highlights

Metro This Week

Buletin Pilkada

Newsline

Features

Channel Japan

Dunia Kita

Gaya Hidup Masa Depan

Wonderful Living

Techno Lounge

Talkshow dan Current Affairs News Story Insight (NSI)

Economic Challenges

Mata Najwa

360

PrimeTime

Kick Andy

Newsline

Let's Talk

(8)

Idenesia

Ayo Cari Tahu

I'm Possible

Prime Talk

Metro Plus

Realitas

Program realitas Brain Games

Investigasi

Target Operasi

Dokumenter

Eagle Documentary Series

Cendekia

1000 Meter

Melawan Lupa

Ulama Nusantara

Hiburan

Stand Up Comedy

NewsLog

Republik Sentilan Sentilun

Layar Perak

(9)

Olahraga

Metro Sport

Spirit Football

Sportmagz

Sport Time

Infomercial

Agung Sedayu Group

3.2 Metode Penelitian

Menurut Pujileksono (2015:4), metode penelitian adalah analisis teori atau

ilmu yang membahas tentang metode dalam melakukan penelitian. Metode penelitian

komunikasi adalah prosedur atau cara ilmiah dalam melakukan penelitian bidang

komunikasi untuk menemukan hal-hal baru, membuktikan/menguji temuan penelitian

sebelumnya atau untuk pengembangan ilmu komunikasi.

Metode penelitian umumnya dibagi kedalam dua bagian, yaitu metode

penalaran deduktif dan metode penalaran induktif. Metode penalaran deduktif

melahirkan metode analisis kuantitatif dan digunakan untuk melayani tujuan

verifikasi teori atau hipotesis. Sedangkan, metode penalaran induktif melahirkan

metode analisis kualitatif, dan digunakan untuk memenuhi tujuan heuristik (Arifin,

2013: 35).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi secara

mendalam. Seperti yang dikatakan Kriyantono (2008: 35), metode kualitatif tidak

mengutamakan populasi dan sampling, sehingga penelitian tersebut bersifat subjektif yang hasilnya bukan untuk digeneralisasikan.

(10)

sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-sedalam-dalamnya.riset ini tidak mengutamakan

besarnya populasi atau sampling-nya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah

mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari

sampling lainnya. Di sini ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) bukan

banyaknya (kuantitas) data (Kriyantono,2008:58-57).

Metode yang akan dipakai pada penelitian ini mengunakan model analisis

framing yang dibuat oleh Robert Entman dimana motode ini akan menitikberatkan

pada penelitian terhadap struktur ini sebuah berita. Pada dasarnya framing

(pembingkaian) adalah sebuah intrumrn metodologis yang dipakai untuk melihat cara

media dalam mengkonnstruksikan sebuah wacana dan realitas sosial sehingga

menjadi berita. Lewat framing, publik diajak dan diarahkan untuk melihat hanya dari

satu sisi tanpa diberi kesempatan untuk melihat sisi yang lain. Asumsinya, elemen isi

yang ditonjolkan mempunyai ruang yang lebih besar untuk dipertimbangkan

khalayak pembaca. Dengan kata lain, penonjolan yang berbeda terhadap fakta akan

menggiring perhatian publik pada titik tertentu dan melahirkan persepsi berbeda

karena penekanan hanya pada satu sisi sehingga menutup sisi lainnya.

3.2. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan fokus dari penelitian, yaitu apa yang menjadi

sasaran untuk diteliti, yang secara konkrit tergambarkan dalam rumusan masalah

penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pemberitaan Basuki Tjahaja

Purnama (Ahok) dalam kasus surah Al-Maidah Ayat 51 di MetroTV.

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pelaku maupun orang lain yang memahami informasi mengenai objek penelitian. Oleh karenanya, subjek penelitian dalam penelitian ini

adalah kumpulan berita tentang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus surah

(11)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Data primer, yaitu unit data analisis dikumpulkan dengan cara mengumpulkan

data dari bahan-bahan tertulis di MetroTV yang memuat berita Basuki Tjahaja

Purnama (Ahok) Dalam Kasus Surah Al-Maidah Ayat 51 dari bulan Januari

sampai bulan April 2017.

b. Data sekeunder, yakni berupa studi kepustakaan (library research), yaitu

dengan cara mengumpulkan semua data yang berasal dari literature serta bahan

bacaan yang relevan dengan penelitian. Studi kepustakaan dalam penelitian ini

menghasilkan berbagai data yang didapatkan dari buku-buku dan literature

yang sesuia dengan masalah dalam penelitian.

c. Keabsaan data, yakni dengan melampirkan semua berita yang menjadi objek

penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitafif menurut Bogdan dan Biklen (1982, dalam Moleong,

2006:248) merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain.

Tekni analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yakni sesuai dengan

analisi framing model analisi framing Robert Entman. Mulanya data primer yang

berupa dukumen-dokumen mengenai berita-berita mengenai Basuki Tjahaja

Purnama (Ahok) Dalam Kasus Surah Al-Maidah Ayat 51 akan dikumpul dengan

lengkap dan disusun urutan tanggal, judul, dan rubkit. Data-data tersebut kemudian

diuraikan, diidentifikasi, dan dianalisis satu per satu untuk melihat kecenderungan

(12)

Peneliti ini akan memusatkan pada penelitian kulitatif dengan perangkat

metode analisis isi memakai analisis framing. Dalam penelitian ini, unit-unit analisis

(berita) dari subjek penelitian ditabulasikan/dikoding dalam suatu tabel yang memuat

kesimpulan atau kecenderungan framing (tabel 4). Sebelumnya unit analisis akan

dipecah menjadi 2, yaitu berita (tabel 2), setelah diuraikan struktur fisik unit analisis,

maka selanjutnya adalah uraikannya isi atau inti per-berita (tabel 3). Setalah dikoding

dalam sebuah tabel frame sehingga memudahkan peneliti meneliti tiap-tiap berita

yang berhubungan dengan penelitian.

Tabel 2

Subjek penelitian di MetroTV

TANGGAL JUDUL/HEADLINE RUBRIK

Tabel 3

Paparan singkat berita dan narasumber dalam berita

(13)

Tabel 4

Frame isi pemberitaan

Defining Problems ???

Diagnose Cause ???

Make Moral Judgement/Evaluation ???

(14)

BAB IV

PEMBAHASAN Tabel 5

Subjek Penelitian MetroTV Bulan Januari-April 2017

TANGGAL JUDUL/HEADLINE RUBRIK

31 Januari 2017 Ahok Keberatan Dengan Keterangan Ketua MUI

News Hukum

01 Februari 2017

Ahok Merasa Diadu Domba News Hukum

02 Februari

15 Maret 2017 Persidangan Ahok Disebut Pincang sejak Awal

News Hukum

21 Maret 2017 Siapa Yang Ternoda dalam Kasus Ahok?

05 April 2017 Jaksa Tak Perlu Gengsi Menuntut Bebas Ahok

News Hukum

(15)

05 April 2017 Inpirasi Ahok sehingga Menyinggung Al Maidah Ayat 51 Di kepulauan Seribu

News Hukum

07 April 2017 Ahok Berharap Dibebaskan Jaksa News Hukum 21 April 2017 Jaksa Agung: Tindakan Ahok tak

Tergolong Menodai Agama

News Hukum

25 April 2017 Ahok: Haruskah Masih Dipaksakan Saya Menodai Agama?

News Hukum

25 April 2017 Pleidoi Ahok Berjudul 'Tetap Melayani Walau Difitnah'

News Hukum

21 April 2017 Jaksa Agung: Tindakan Ahok tak Tergolong Menodai Agama

News Hukum

4.1 Analisis Frame Pemberitaan Di MetroTV

Media MetroTV menampilan pemberitakan mengenai kasus penistaan agama

oleh terdakwa Basuki Tjahja Purnama atau Ahok pertama kali pada bulan Januari

2017, sejak kasus ini mulai dianggap melanggar hukum, yakni pada 27 September

2016 lalu. Kemudian, MetroTV kerap mengikuti kasus tersebut, pada bulan Februari

2017 ada beberapa berita online yang dirilis oleh MetroTV terkait perkembangan

persidangan terdakwa, Ahok.

Pemberitaan tentang kelanjutan kasus ini kemudian terus dipantau, hingga

hampir empat bulan lebih, berita tersebut masih saja jadi berita penting pada rubrik

news hukum di media online MetroTV. Sejak bulan Januari hingga April, tercatat ada

(16)

Tabel 6

Paparan singkat berita dan narasumber dalam berita

JUDUL ISI BERITA SUMBER BERITA

Ahok Merasa Diadu Domba

Dalam wawancara dengan

Terdakwa Basuki Tjahaja

Purnama alias Ahok merasa

ada pihak yang ingin mengadu

domba dirinya dengan Ketua

Majelis Ulama Indonesia

(MUI), Ma'ruf Amin.

Dalam acara konferensi pers

kuasa hukum I Wayan Sudirta,

pengacara Basuki 'Ahok'

Tjahaja Purnama,

mengatakan dakwaan

terhadap kliennya meragukan.

Pasalnya, 10 dari 14 jaksa

yang meneliti kasus Ahok

menyebut tidak ada penodaan

agama.

Dalam wawancara dengan

Ahli Hukum Pidana dari

Universitas Parahyangan,

Djisman Samosir, mengatakan

tidak ada unsur pidana dalam

perkataan Basuki 'Ahok'

Tjahaja Purnama soal surat Al

Maidah ayat 51.

Ahli Hukum Pidana

dari Universitas

Parahyangan, Djisman

(17)

Ahok Yakin tak Bersalah dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama

Calon Gubernur DKI Jakarta

Basuki Tjahaja Purnama atau

Ahok yakin dirinya tak

bersalah dalam kasus dugaan

penistaan agama yang tengah

dilaluinya. Ahok menegaskan

tak berniat untuk menista

salah satu agama seperti yang

telah didakwa kepadanya.

Basuki Tjahaja Purnama

alias Ahok

Basuki Tjahaja Purnama

menegaskan tak punya niat

Terdakwa kasus dugaan

penistaan agama Basuki

Tjahaja Purnama alias Ahok

tak menerima sejumlah

kesaksian yang diungkapkan

Ketua Umum MUI Ma'ruf

Amin. Ahok tak percaya MUI

tak terkait dengan Gerakan

Nasional Pengawal Fatwa

Majelis Ulama Indonesia

(GNPF-MUI).

Basuki Tjahaja

Purnama

(18)

Gengsi Menuntut Bebas Ahok

Basuki 'Ahok' Tjahaja

Purnama, Humphrey Djemat,

meminta Jaksa Penuntut

Umum (JPU) tak gengsi

memberikan tuntutan bebas. Ia

menilai para saksi pelapor,

ahli, dan alat bukti yang

dihadirkan JPU selama

persidangan lemah.

Terdakwa Basuki `Ahok`

Tjahaja Purnama sempat

memprotes tulisan 'Ahok Hina

Alquran' di salah satu barang

bukti berupa video yang

diserahkan Jaksa Penuntut

Umum (JPU).

Terdakwa kasus penodaan

agama Basuki Tjahaja

Purnama (Ahok) mengaku

terbiasa berpidato dengan

spontan. Termasuk saat Ahok

berpidato di Kepulauan

Seribu, pada 27 September

lalu.

Basuki Tjahaja

(19)

Ahok Berharap Dibebaskan Jaksa

Ahok pun menilai jaksa tak

memiliki bukti kuat untuk

menunjukkan dirinya berniat

menghina ayat tersebut. Oleh

karenanya Ahok berharap

jaksa bisa memberikan

tuntutan tanpa dilandasi oleh

tekanan dari pihak mana pun.

ucap Ahok di Kantor

Terdakwa kasus dugaan

penodaan agama Basuki

'Ahok' Tjahaja Purnama

mebantah dirinya

menerjemahkan Al Maidah 51

menurut tafsiran. Ahok hanya

mengartikan ayat tersebut dari

selebaran SARA yang pernah

Jakarta Selatan, Selasa

4 April 2017.

Ahok: Haruskah Masih Dipaksakan Saya Menodai Agama?

Terdakwa kasus dugaan

penodaan agama Basuki

Tjahaja Purnama alias Ahok

menjelaskan bila jaksa

penuntut umum (JPU)

mengakui kalau dirinya tidak

menodai agama. Ahok pun

berharap kasus yang

menjeratnya tidak dipaksakan

majelis hakim.

papar Ahok di

Auditorium Gedung

Kementerian Pertanian,

Jalan RM Harsono,

Jakarta Selatan, Selasa

25 April 2017.

(20)

Perlu Minta Maaf Secara Langsung

Nahdlatul Ulama (PBNU)

Said Aqil Siroj menilai Basuki

Tjahaja Purnama tak perlu

permintaan maaf melalui

video.

Dalam mengawali pleidoinya,

Ahok menegaskan dirinya tak

melakukan penodaan agama.

Hal itu terbukti dari kondisi

yang ia amati, mulai dari

persidangan, kampanye

Pilkada DKI 2017, dan

tuntutan dari jaksa penuntut

umum (JPU).

Papar Ahok di ruang

auditorium Gedung

Kementerian Pertanian,

Jalan RM Harsono,

Jakarta Selatan, Selasa

25 April 2017.

mendukung keputusan anak

buahnya yang mendakwa

Basuki Tjahaja Purnama

hanya menggunakan Pasal 156

Jakarta Selatan, Jumat

(21)

4.2 Pembahasan

Setelah diuraikan frame masing-masing edisi dari media online MetroTV,

kemudian selanjutnya adalah melihat bagaimana pola framing yang digunakaan

dalam mengkonstruksi berita seputar Kasus Penistaan Agama oleh, Basuki Tjahja

Purnama alias Ahok yang berujung pada dilakukannya Aksi Bela Islam pada 2

Desember 2016 lalu. Dalam pembahasan ini, seluruh berita dianalisiss dengan

menggunakan analissis framing model Robert Entman. Robert Entman membagi

framing menjadi dua dimensi besar, yakni seleksi isu dan penonjolan aspek-aspek

tertentu. Selanjutnya Entman mengkonsepsikan dimensi tersebut kedalam sebuah

perangkat framing, yaitu

1. Defenisi masalah (Defining Problem), yaitu mengartikan atau menjelaskan

masalah apa yang akan diberitakan.

2. Memperkirakan sumber masalah (Diagnose Causes), adalah melihat penyebab

masalah yang akan diberitakan.

3. Membuat keputusan moral (Make Moral Judgement/ Evaluation), yaitu

menilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah atau nilai moral

apa yang dipakai untuk melegitimasi tindakan,

4. Menekankan penyelesaian (Treatment Recommendation) adalah penyelesaian

apa yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah.

Berikut merupakan pembahasan framing dari pemberitaan Basuki Tjahja Purnama

alias Ahok dalam Aksi Super Damai 2 Desember 2016 pada Media Online MetroTV.

DEFINE PROBLEM (MENDEFRNISIKAN MASALAH)

Kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahja Purnama alias

Ahok diidentifikasi oleh Media MetroTV sebagai suatu pelanggaran hukum. Kasus

yang bermula dari Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta ini dinilai sebagai

(22)

penodaan salah satu agama. Kasus ini terkait ucapan Ahok yang ia lontarkan saat

acara peresmian panen pertama budidaya kerapu di Kantor Suku Dinas Kelautan pada

27 September 2016. Dalam pidatonya, Ahok yang memuat tuturan Surat Al-Maidah

ayat 51 itu juga memicu serangkaian aksi massa. Massa mendesak agar Ahok

diproses secara hukum. Aksi massa itu dikenal dengan Aksi Bela Islam.

Sejak kasus ini dinilai melanggar, masyarakat muslim Indonesia turut

melakukan aksi berkelanjutan sejak tanggal 4 November, 2 Desember dan 12

Desember 2016, ribuan massa berorasi menuntut tidak lanjut dari kasus tersebut. Tak

ayal, semua media memberitakan kasus tersebut berdasarkan ideologi

masing-masing, tak terkecuali Media MetroTV. Namun yang menjadi fokus masalah adalah

bagaimana MetroTV mengemas berita tentang kasus penistaan agama tersebut.

Berdasarkan berita-berita yang penulis kumpulkan, berita-berita tersebut

merujuk pada keberpihaknya MetroTV kepada terdakwa. Walau mengakui kasus ini

merupakan sebuah pelanggaran hukum, namun MetroTV terkesan tak bisa

menyalahkan secara langsung terdakwa. Seperti dalam kutipan-kutipan berita

tersebut:

“….Terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama

mebantah dirinya menerjemahkan Al Maidah 51 menurut tafsiran. Ahok hanya mengartikan ayat tersebut dari selebaran SARA yang pernah dia lihat saat Pilgub Bangka Belitung 2007. "Jadi yang saya maksud bukan yang dari terjemahan Kementerian Agama. Dari terjemahan ayat di atas di selebaran (SARA di Babel)," kata Ahok dalam persidangan di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa 4 April 2017.

Tak hanya itu, Ahok sempat disebut-sebut difitnah terkait kasus yang

menjeratnya. Banyak lapisan masyarakat yang masih beropini bahwa kasus tersebut

tidak termasuk kedalam pelanggaran hukum penistaan agama. Seperti terdapat

kutipan berita berikut :

“…Tuntutan penuntut umum yang ternyata mengakui dan membenarkan bahwa saya

(23)

Setelah akhirnya melakukan penyelidikan, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok

dinyatakan bersalah dan resmi menjadi terdakwa kasus penodaan agama. Yang

kemudian dirinya akan mengikuti serangkaian sidang yang dilakukan oleh Pengadilan

Negeri Jakarta.

“…Trimoelja menjelaskan, pembelaan bakal memperjelas kalau Ahok tidak terbukti

menodai agama. "Jadi, intinya menggarisbawahi bahwa dakwaan soal penodaan agama tak terbukti," ujar Trimoelja. Pada sidang pekan lalu, Jaksa penuntut umum (JPU) menyebut Ahok terbukti sah dan meyakinkan bersalah. Ahok dituntut satu tahun penjara dengan hukuman percobaan dua tahun sebagaimana masuk dalam pidana alternatif kedua Pasal 156 KUHP. "Menjatuhkan pidana Basuki Tjahaja Purnama dengan pidana satu tahun penjara dengan percobaan dua tahun," kata JPU Ali Mukartono.

DIAGNOSE CAUSES (MEMPERKIRAKAN SUMBER MASALAH)

Dari keseluruhan berita yang diangkat oleh MetroTV terkait kasus yang

menjerat Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, memang menilai bahwa sumber masalah

yang terjadi tak sepenuhnya berasal dari Ahok sendiri. MetroTV mencoba

menyuguhkan informasi untuk membentuk opini publik, bahwa Ahok tak sepenuhnya

bersalah. Alhasil, banyak masyarakat yang pro dan kontra terhadap desakan agar

Ahok segera diadili. MetroTV berusaha untuk membingkai tokoh dalam kasus ini

agar tidak sepenuhnya buruk di mata publik. Meski MetroTV tidak bisa mengubah

informasi dari setiap berita, bahwa Ahok menjadi sumber masalah kasus ini. Seperti

pada kutipan berikut :

“…Djisman mempertanyakan pasal penodaan yang dikenakan kepada Ahok. Menurut

Djisman, siapa dan apa yang ternoda dalam kasus tersebut masih belum jelas. "Jadi siapa yang ternodakan (dalam kasus Ahok)? Kalau dalam kasus pidana kan apa yang hilang, siapa yang merasa kehilangan. Harus jelas, karena pidana harus ada fakta," kata Djisman di Ruang Sidang Kementan, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Maret 2017.

Surah Al-Maidah yang ditafsirkan Ahok saat di Kepulauan Seribu langsung

terinspirasi dari selebaran isi pidato yang ia sampaikan di depan masyarakat

Kepulauan Seribu. Ahok mengakui dirinya sempat menyinggung Alquran, surat Al

(24)

seorang ibu yang takut dianggap murtad, jika memilih pemimpinnonmuslim.

Menurut Ahok, Al Maidah ayat 51 itu tidak ada kaitannya dengan pemilihan

gubernur dan wakil gubernur. Namun pendapat Ahok itu, banyak ditentang para

pemuka agama Islam. Sehingga Ahok dituduh melakukan penodaan agama. Alhasil,

sudah 17 kali, Ahok duduk sebagai pesakitan di persidangan.

Kemudian, dalam persidangan pun Ahok masih berusaha membela. Bahwa

dirinya tidak terbukti melakukan penodaan agama. Agenda persidangan kasus dugaan

penodaan agama Ahok selanjutnya ialah pembacaan tuntutan dari jaksa penuntut

umum (JPU). Di persidangan terakhir, Ahok kekeuh mengaku tak memiliki niat

untuk menafsirkan surat Al-Maidah ayat 51.

Ahok pun menilai jaksa tak memiliki bukti kuat untuk menunjukkan dirinya

berniat menghina ayat tersebut. Oleh karenanya Ahok berharap jaksa bisa

memberikan tuntutan tanpa dilandasi oleh tekanan dari pihak mana pun. Seperti pada

kutipan berikut :

“…Ini bukti-bukti jelas aku tidak menodai agama. Mudah-mudahan jaksa tolong

bukan karena massa, lalu enggak berani tuntut saya bebas. Buktinya apa? Enggak ada bukti loh," ucap Ahok di Kantor GP Ansor, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat 7 April 2017.

Jika ditilik secara hukum, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok merupakan

pihak yang paling patut disalahkan. Berdasarkan Pasal 156 KUHP tentang penistaan

agama, Ahok memang benar dan terbukti bersalah. Berikut isi pasal tersebut :

Pasal 156a KUHP berbunyi, "Dipidana dengan pidana penjara

selama-selamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan

perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau

penondaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.

"Sementara itu, Pasal 156 KUHP menyebut, "Barang siapa di muka umum

menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau

beberapa golongan rakyat Indonesia diancam pidana penjara paling lama empat tahun

(25)

MAKE MORAL JUDGEMENT/EVALUATION (MEMBUAT KEPUTUSAN MORAL)

MetroTV sebagai salah satu media yang turut memberitakan kasus penistaan

agama oleh Basuki Tjahja Purnama atau Ahok menilai bahwa ucapan yang

dilontarkan Ahok terkait Surah Al Maidah ayat 51 tersebut merupakan sebuah sumber

masalah. Mengapa tidak, meski tidak memiliki niat untuk menistakan salah satu

agama yang dianut di Indonesia, namun masyarakat Islam Indonesia merasa ternodai

atas ucapan tersebut.

Ahok menilai, ucapan terkait oknum politikus yang kerap menggunakan ayat

suci agar dipilih oleh masyarakat tertentu tak bermaksud menistakan sebuah agama.

Pikiran ini, menurutnya, juga dituangkan dalam buku yang diterbitkan pada 2008.

"…Intinya banyak oknum elite politik menggunakan ayat agar masyarakat dengan

agama yang sama memilih dia, itulah yang ada di benak saya," kata Ahok saat berbicara di program Kick Andy, Jumat 24 Maret 2017.

Sebelum di Jakarta, Ahok pernah menjabat sebagai Bupati di Belitung Timur.

Kepemimpinan Ahok diapresiasi di daerah dengan 93 persen penduduk muslim itu.

Hal ini membuat Ahok heran dirinya dianggap menistakan agama. Padahal saat

menjabat di Jakarta, Ahok memberikan perhatian khusus kepada individu yang

mengurus rumah ibadah, seperti pengurus masjid. Pengurus masjid diberi keringanan

untuk menjalankan ibadah umroh dan haji ke Tanah Suci. Selain itu, Ahok juga

menetapkan makam Mbah Priok sebagai cagar budaya. Ahok pun menekankan hal ini

kepada puluhan ribu saksi yang hadir. Fakta itu, kata dia, bisa digunakan untuk

menampik segala tuduhan miring yang dialamatkan kepada dirinya. Demikian salah

satu kutipan tersebut :

(26)

Ahli Hukum Pidana dari Universitas Parahyangan, Djisman Samosir,

mengatakan tidak ada unsur pidana dalam perkataan Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama

soal surat Al Maidah ayat 51. Djisman mempertanyakan pasal penodaan yang

dikenakan kepada Ahok. Menurut Djisman, siapa dan apa yang ternoda dalam kasus

tersebut masih belum jelas. Seperti pada kutipan berita di bawah ini :

"Jadi siapa yang ternodakan (dalam kasus Ahok)? Kalau dalam kasus pidana kan apa yang hilang, siapa yang merasa kehilangan. Harus jelas, karena pidana harus ada fakta," kata Djisman di Ruang Sidang Kementan, Jakarta Selatan, Selasa 21 Maret 2017.

Menurut Djisman, masalah yang disidangkan masih kabur. Jadi, wajar saja

pengacara mencari benar-benar pembelaan untuk kliennya. Pembenaran tersebut

harus berupa fakta. Dalam persidangan, Djisman banyak memaparkan terkait pasal

dakwaan Ahok, yakni Pasal 156 atau Pasal 156a KUHP. Dia mengatakan, Pasal 156

merupakan penodaan yang dilakukan antargolongan.

Ahok menjadi terdakwa kasus penodaan agama lantaran pidatonya yang

diduga menyinggung surat Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu. Jaksa mendakwa

Ahok menodakan agama dengan pasal alternatif 156 dan pasal 156a KUHP.

Dalam agenda persidangan kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selanjutnya ialah pembacaan tuntutan dari jaksa

penuntut umum (JPU). Di persidangan terakhir, Ahok kekeuh mengaku tak memiliki

niat untuk menafsirkan surat Al Maidah ayat 51.

Ahok pun menilai jaksa tak memiliki bukti kuat untuk menunjukkan dirinya

berniat menghina ayat tersebut. Oleh karenanya Ahok berharap jaksa bisa

memberikan tuntutan tanpa dilandasi oleh tekanan dari pihak mana pun. Tampak

dalam kutipan berita berikut :

(27)

kebenaran. Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku capek hati dengan tudingan-tudingan yang ditujukan padanya.

"…Ini yang kita harapkan mudah-mudahan Tuhan kasih mereka keberanian untuk

menyatakan apa itu kebenaran. Sudah capek kayak gitu, difitnah," ungkap Ahok.

TREATMENT RECOMMENDATION (MENEKANKAN PENYELESAIAN) Dalam berita-berita yang diturunkan, MetroTV merekomendasikan untuk

memakai ranah hukumdalam menyelesaikan kasus penistaan agama tersebut.

Tindakan penistaan agama merupakan sebuah tindakan yang melanggar hokum

SARA. Oleh sebab itu, pelaku terkait harus diproses secara hukum. Berdasarkan

hukum yang berlaku di Indonesia.

Indonesia memiliki peraturan, yakni pasal yang mengatur tentang kasus

penistaan salah satu agama di Indonesia. Peraturan tersebut diatur dalam Pasal 156

KUHP tentang penistaan agama. Berikut isi pasal tersebut :

Pasal 156a KUHP berbunyi, "Dipidana dengan pidana penjara

selama-selamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan

perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau

penondaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.

"Sementara itu, Pasal 156 KUHP menyebut, "Barang siapa di muka umum

menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau

beberapa golongan rakyat Indonesia diancam pidana penjara paling lama empat tahun

atau pidana denda paling banyak Rp4.500."

Berdasarkan keterangan jaksa, Ahok akan dikenakan pasal Sebelumnya, JPU menuntut Ahok dengan hukuman percobaan dua tahun dengan masa hukuman penjara satu tahun. Ahok dinilai terbukti sah dan meyakinkan bersalah dalam kontroversi pidatonya di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.

(28)

Arti tuntutan itu, jika selama dua tahun Ahok mengulangi kesalahan, dia akan dimasukkan ke dalam jeruji besi selama satu tahun. Bila selama dua tahun tidak mengulangi kesalahan, Ahok tidak perlu meringkuk di penjara.

Jaksa menyebutkan, berdasarkan fakta-fakta persidangan, ucapan yang

disampaikan Ahok berkaitan dengan pengalamannya sejak bertarung di pilgub

Bangka Belitung 2007. Niat politik dalam ucapan itu kemudian muncul kembali di

pilkada DKI 2017. Atas timbang-timbang itulah, jaksa menilai ucapan Ahok hanya

ditujukan kepada subjek perorangan atau para elite politik dalam kontestasi pilkada.

"Bukan pada agama," kata jaksa.

Risikonya, maka Ahok tak dituntut dengan Pasal 156a KUHP tentang

penistaan agama. Ia lebih dituntut dengan Pasal 156 KUHP saja.

Pasal 156a KUHP berbunyi, "Dipidana dengan pidana penjara

selama-selamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan

perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau

penondaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia."

Sementara itu, Pasal 156 KUHP menyebut, "Barang siapa di muka umum

menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau

beberapa golongan rakyat Indonesia diancam pidana penjara paling lama empat tahun

(29)

Tabel 7

Frame : Kasus Basuki Tjahja Purnama alias Ahok adalah masalah hukum yang berkaitan dengan kasus SARA

Defining Problem Masalah hukum yang berkaitan

dengan kasus SARA

Diagnose Causes Basuki Tjahja Purnama alias

Ahok

Make Moral Judgement/ Evaluation Ahok tak berniat menistakan agama perihal ucapannya terkait

Surah Al Maidah ayat 51 dalam

pidatonya di Kepulauan Seribu.

(30)

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN

1. MetroTV memahami, memaknai dan membingkai berita tentang kasus penodaan

agama oleh Basuki Tjahja Purnama atau Ahok sebagai pelanggaran hukum terkait

pelanggaran hukum SARA. Kasus yang menjerat Ahok memang murni kesalahan

dari dirinya meski tak sengaja ia lakukan dan tak bermaksud untuk melakukan

penistaan salah satu agama yang di anut di Indonesia. Mencuatnya kasus penistaan

agama ini, sembat membuat pro kontra masyarakat Indonesia pun juga media.

Dengan menjunjung ideologi masing-masing, semua media memberitakan kasus

Ahok menurut versi media mereka masing-masing. MetroTV sebagai salah satu

media di Indonesia yang juga mengawal berita tersebut, enggan menyalahkan

secara langsung pribadi Ahok. Melalui berita-berita yang diturunkan MetroTV,

masyarakat digiring opininya untuk tak sepenuhnya menyalahkan Ahok sebagai

dasar kasus penodaan agama tersebut. Sebagai salah satu pelanggaran hukum,

selaiknya, kasus ini diproses berdasarkan undang-undang yang berlaku di

Indonesia.

2. MetroTV mendukung setiap usaha pemerintah dalam memproses kasus ini dengan

mengawal setiap proses persidangan dalam berita-berita yang diturunkan oleh

MetroTV. Berita-berita yang dirilis MetroTV dengan maksud memberikan

perkembangan kasus Ahok kepada masyarakat, khususnya masyarakat muslim

yang kiranya menanti perkembangan proses penanganan kasus tersebut. Sejak

kasus ini dinyatakan melanggar, MetroTV sudah mulai mengikuti

perkembangannya sejak bulan September 2016 lalu. Setelah beberapa tokoh

masyarakat memposting video pidato Ahok di Kepulauan Seribu, kemudian turut

disambut dengan aksi-aksi berkelanjutan dengan nama Aksi Bela Islam yang

dilaksanakan sejak tanggal 4 November, 2 Desember dan 12 Desember 2016.

(31)

5.2 SARAN

1. MetroTV sebagai institusi media penghasil produk jurnalistik dalam hal ini berita

terus mengembangkan suatu pemberitaan yang berkualitas dan menjaga

kredibilitasnya sebagai salah satu media besar, besar dalam tiras maupun besar

dalam hal jumlah pembacanya.

2. Sebagai suatu media yang besar, MetroTV hendaknya memberikan informasi yang

benar dan tidak menimbulkan polemic dalam masyarakat. Ada kalanya institusi

media sudah berani menyimpulkan suatu hal yang belum terbukti kebenarannya,

sehingga membuat perdebatan dan membingungkan masyarakat. Oleh sebab itu,

kaidah-kaidah jurnalistik harus jadi pedoman dalam melakukan sebuah peliputan.

3. Berita-berita yang ditampilakan MetroTV hendaknya memberi input (masukan) yang positif bagi pemerintah Indonesia tentang upaya menangani kasus serupa

yanki penistaan agama di Indonesia

4. Berita-berita yang dihasilkan oleh MetroTV hendaknya dapat mempererat

persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia, khususnya niatan menistakan salah

satu agama yang dianut di Indonesia. Berita-berita yang disuguhkan hendaknya

mengingatkan masyarakat untuk tetap rukun dalam perbedaan. Tidak

Gambar

Tabel 2
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
+2

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui tentang Pelabuhan Ketapang, dari segi sarana, prasarana hingga kinerja  pelabuhan... !9 $ahun &: tentang Pelayaran, pelabuhan diartikan sebagai tempat

(4) Kerja Industri dengan takaran beban akademik 4 (empat) SKS adalah kegiatan pendidikan bagi mahasiswa program D3 atau D4 dengan menjadi pekerja harian di perusahaan,

Hasil penelitian dilihat dari beberapa indikator: (1) kondisi kelembagaan menunjukkan, sekolah umumnya mempunyai pengelola khusus kelengkapan surat ijin dalam

Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa rancangan sistem monitoring ketinggian cairan infus berbasis sensor serat optik evanescent

Mekanisme fisiologis yang berkontribusi terhadap kecenderungan perdarahan meningkat pada pasien PGK stadium 5 termasuk uremia yang menyebabkan disfungsi trombosit,

Perlunya menumbuhkan tokoh sentral dalam satu kajian keagamaan di setiap masing- masing wilayah menjadi salah satu cara dalam upaya menanggulangi gerakan radikal yang tengah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kepala sekolah di MI Muhammadiyah PK Kartasura telah mampu mengembangkan sekolah menjadi unggul dengan menerapkan manajer dengan