BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Dekripsi Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya MetroTV (http://www.metrotv.com).
PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV) adalah salah satu anak perusahaan
Media Group yang dimiliki oleh Surya Paloh, pebisnis yang memiliki banyak
pengalaman dalam industri media di Indonesia. Surya Paloh awalnya merintis
usahanya di bidang pers dengan mendirikan surat kabar Harian Prioritas, yang
kemudian dibredel pada masa pemerintahan Orde Baru pada tanggal 29 Juni 1987.
Harian ini ditutup karena dinilai pemerintah terlalu vokal dan berani. Tahun 1989,
Surya Paloh mengambil alih surat kabar Harian Media Indonesia, yang kini tercatat
sebagai harian dengan oplah terbesar nasional setelah Kompas. Kemudian dalam
perkembangan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah stasiun
televisi berita, karena perkembangan dan transformasi media dari cetak ke
elektronik.Hingga saat ini, Surya Paloh menjabat sebagai CEO Media Grup, bersama
enam orang direksi dan dua komisaris.
Metro TV mendapatkan izin siaran dari Menteri Penerangan Republik
Indonesia pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000, Metro TV
mengudara untuk pertama kalinya, dalam siaran percobaan di tujuh kota besar di
Indonesia. Pada siaran kali pertama tersebut, Metro TV hanya tayang selama 12 jam
dalam sehari. Dalam perkembangannya, sejak 1 April 2001 Metro Tv menjadi
televise berita 24 jam pertama di Indonesia.
Stasiun TV ini memiliki konsep agak berbeda dengan stasiun televisi lain,
sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV ini hanya memusatkan
acaranya pada siaran warta berita saja. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun ini
kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya, meski tetap
dalam koridor news. MetroTV adalah stasiun pertama di Indonesia yang menyiarkan
Indonesia yang tidak menayangkan sinetron. MetroTV juga menayangkan siaran
internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia Indonesia Now yang dapat disaksikan dari seluruh dunia. Stasiun ini dikenal memiliki presenter berita terbanyak
di Indonesia.
MetroTV dapat ditangkap secara tangkap teresterial di 280 kota yang tersebar
ditanah air Indonesia yang di pancarkan dari 52 transisi. Selain secara teresterial,
siaran MetroTV dapat ditangkap melalui televisi kabel di seluruh Indonesia, melalui
Satelit Palapa 2 ke seluruh negara-negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina
Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta
Jepang. MetroTV melakukan kerja sama dengan beberapa televisi asing di antaranya
kerjasama dalam pertukaran berita dan kerjasama dengan beberapa televisi asing di
antaranya kerjasama dalam pertukaran berita dan kerjasama pengembangan tenaga
kerja. Stasiun televise tersebut adalah CCTV, Chennel 7 Australia, Voice of America
(VOC). Selain bekerja sama dengan stasiun televisi internasional, MetroTV juga
memiliki kontributor internasional yang tersebar di Jepang, China, USA, dan Inggris.
Dengan kerjasama internasional ini, MetroTV berusaha memberikan sumber berita
mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan komprehensif kepada
dunia luar dan juga hal mendukung MetroTV untuk menjadi media secara cepat,
tepat, dan cerdas dalam mendafatkan beritanya.
Daftar direktur utama
No Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Surya Paloh 2000 2006
2 Wisnu Hadi 2006 2011
3 Adrianto Machribie 2011 2017
Direksi saat ini
Struktur dewan direksi MetroTV saat ini adalah sebagai berikut:
No Nama Jabatan
1 Suryopratomo Presiden Direktur
2 Don Bosco SelamunDirektur Pemberitaan
3 Kioen Moe Direktur Program & Pengembangan
4 Lestary Luhur Direktur Penjualan dan Pemasaran
3.1.2 Visi dan Misi MetroTV
Visi Metro TV adalah menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan
stasiun televisi lainnya, dan menjadi nomor satu dalam program beritanya,
menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. Selain itu juga
memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa
maupun pemasang iklan.
Sedangkan misinya adalah sebagai berikut:
1. Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan Negara
melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global,
dengan menjunjung tinggi moral dan etika.
2. Untuk memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan
pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan
memberikan hiburan yang berkualitas.
3. Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan
menambah aset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan
para karyawannya dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi
4. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang signifikan dengan
mengembangkan dan meningkatkan aset, untuk meningkatkan kualitas hidup
dan kesejahteraan karyawan, dan untuk menghasilkan keuntungan yang
signifikan bagi pemegang saham.
3.1.3 Logo dan arti Metro tv
Pada tanggal 20 Mei 2010, MetroTV memperkenalkan logo dan slogan
barunya. Logo baru tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru
dan kuning, tetapi dengan jenis huruf Handel Gothic kursif yang memberikan kesan
modern, segar dan futuristik. Penempatan logo pun juga diubah dari posisi semula di
pojok kanan atas menjadi di pojok kanan bawah, penempatan ini pun berbeda dari
stasiun-stasiun televisi yang ada di Indonesia yang letaknya masih di pojok kanan/kiri
atas. Sejak 17 Oktober 2016, logo tersebut kini ditempatkan di sebelah newsticker di
pojok kanan paling bawah.
Gambar logo Metro TV
(Sumber:Comprof PT. Media Televisi Indonesia METRO TV, 2011)
Logo MetroTV dirancang dalam citraan tipogfafis sekaligus kecitraan
ga-mbar. Oleh karena itu komposisi visualnya gabungan antara tekstual (diwakili
huruf-huruf: M-ET-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips emas kepala burung
elang). Elips emas dengan burung elang pada posisi huruf “O” dengan pertimbangan
teks M-E-T-R dengan T-V. Hal ini mengingat, dirancang agar pelihat akan
menangkap dan membaca sekaligus melafalkan METR-TV sebagai METROTV.
Logo MetroTV dalam kehadiran secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai
symbol informasi atau komunikasi MetroTV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai
sarana pembangunan image yang tepat dan cepat dari masyarakat terhadap institusi
MetroTV. Melalui tampilan logo, masyarakat luas dapat mendapatkan garbing
masuk, mengenal, memahami, serta menyakini visi, misi serta karakter MetroTV
sebagai institusi.
Logo MetroTv dalam rancangan rupa bentuknya berdasarkan pada hal-hal
berikut:
1. Simple,tidak rumit.
2. Memberikan kesan global dan modern.
3. Menarik dilihat dan diingat.
4. Dinamis dan lugas.
5. Dan filmis
6. Berwibawa namun familiar.
7. Memenuhi syarat-syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik,
Selain menampilkan unsure symbol teks/hurf, MetroTV menampilkan juga symbol
gambar yaitu:
Bidang elips dan kepala burung elang.
1. Bidang elips sebagai latar dasar teraan burung elang, merupakan proses
metamorphosis atas beberapa bentuk, yaitu:
a. Bola dunia sebagai symbol cakupan yang global dari sifat informasi,
komunikasi dan seluruh operasional institusi MetroTV.
b. Telus emas sebagai symbol, Bold yang tampil penuh kewajaran. Telur
(institusi) yang secara strukturkokoh, akurat, dan artistic sedangkan
tampilan emas adalah sebagai simbol puncak pretasi dan puncak kualitas.
c. Elips sebagai symbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring
kekanan sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring) planet sendiri
sebagai symbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat
berkaitan dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran.
2. Elang simbol kewibawan, kemandirian, keluasan penjelajahan dan wawasan.
Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas, namun penuh keanggunan gerak hidup
anggun.
MetroTV merupakan jaringan TV swasta nasional pertama di Indonesia yang
menyajikan tayangan berita sebagai tanyangan utama dalam penyiarannya, dengan
rata-rata sekitar 70% tanyangannya bersifat (news) dan memiliki persentase 30%
tnyangan non berita (non news). Program MetroTV dirancang untuk mengakomodasi
keluarga yang berpenghasilan menengah ke atas (target pemirsa AB 20+). Susunan
program MetroTV hamper semua menyuguhkan tanyangan berita yang dalam
produksinya hamoir semuanya dilakukan atau diproduksi sendiri. MetroTV
memusatkan upayanya pada peningkatan kualitas produksi lokal, sementara di saat
yang sama secara selektif memperoleh hak untuk menyiarkan content asing, yang
diyakini MetroTV sesuai dengan selera local (http/://en.wikipedia.org/wiki).
3.1.4 Acara Yang Sekarang Tanyang Di MetroTV Berita
Metro Pagi Primetime
Metro Siang
Metro Hari Ini
Top News
Metro Malam
Metro Bisnis
Headline News
Prime Time News
World News
Editorial Media Indonesia
Indonesia Now
Selamat Pagi Indonesia
Xin Wen Highlights
Metro Highlights
Metro This Week
Buletin Pilkada
Newsline
Features
Channel Japan
Dunia Kita
Gaya Hidup Masa Depan
Wonderful Living
Techno Lounge
Talkshow dan Current Affairs News Story Insight (NSI)
Economic Challenges
Mata Najwa
360
PrimeTime
Kick Andy
Newsline
Let's Talk
Idenesia
Ayo Cari Tahu
I'm Possible
Prime Talk
Metro Plus
Realitas
Program realitas Brain Games
Investigasi
Target Operasi
Dokumenter
Eagle Documentary Series
Cendekia
1000 Meter
Melawan Lupa
Ulama Nusantara
Hiburan
Stand Up Comedy
NewsLog
Republik Sentilan Sentilun
Layar Perak
Olahraga
Metro Sport
Spirit Football
Sportmagz
Sport Time
Infomercial
Agung Sedayu Group
3.2 Metode Penelitian
Menurut Pujileksono (2015:4), metode penelitian adalah analisis teori atau
ilmu yang membahas tentang metode dalam melakukan penelitian. Metode penelitian
komunikasi adalah prosedur atau cara ilmiah dalam melakukan penelitian bidang
komunikasi untuk menemukan hal-hal baru, membuktikan/menguji temuan penelitian
sebelumnya atau untuk pengembangan ilmu komunikasi.
Metode penelitian umumnya dibagi kedalam dua bagian, yaitu metode
penalaran deduktif dan metode penalaran induktif. Metode penalaran deduktif
melahirkan metode analisis kuantitatif dan digunakan untuk melayani tujuan
verifikasi teori atau hipotesis. Sedangkan, metode penalaran induktif melahirkan
metode analisis kualitatif, dan digunakan untuk memenuhi tujuan heuristik (Arifin,
2013: 35).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi secara
mendalam. Seperti yang dikatakan Kriyantono (2008: 35), metode kualitatif tidak
mengutamakan populasi dan sampling, sehingga penelitian tersebut bersifat subjektif yang hasilnya bukan untuk digeneralisasikan.
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-sedalam-dalamnya.riset ini tidak mengutamakan
besarnya populasi atau sampling-nya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah
mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari
sampling lainnya. Di sini ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) bukan
banyaknya (kuantitas) data (Kriyantono,2008:58-57).
Metode yang akan dipakai pada penelitian ini mengunakan model analisis
framing yang dibuat oleh Robert Entman dimana motode ini akan menitikberatkan
pada penelitian terhadap struktur ini sebuah berita. Pada dasarnya framing
(pembingkaian) adalah sebuah intrumrn metodologis yang dipakai untuk melihat cara
media dalam mengkonnstruksikan sebuah wacana dan realitas sosial sehingga
menjadi berita. Lewat framing, publik diajak dan diarahkan untuk melihat hanya dari
satu sisi tanpa diberi kesempatan untuk melihat sisi yang lain. Asumsinya, elemen isi
yang ditonjolkan mempunyai ruang yang lebih besar untuk dipertimbangkan
khalayak pembaca. Dengan kata lain, penonjolan yang berbeda terhadap fakta akan
menggiring perhatian publik pada titik tertentu dan melahirkan persepsi berbeda
karena penekanan hanya pada satu sisi sehingga menutup sisi lainnya.
3.2. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan fokus dari penelitian, yaitu apa yang menjadi
sasaran untuk diteliti, yang secara konkrit tergambarkan dalam rumusan masalah
penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pemberitaan Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) dalam kasus surah Al-Maidah Ayat 51 di MetroTV.
3.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pelaku maupun orang lain yang memahami informasi mengenai objek penelitian. Oleh karenanya, subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah kumpulan berita tentang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus surah
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Data primer, yaitu unit data analisis dikumpulkan dengan cara mengumpulkan
data dari bahan-bahan tertulis di MetroTV yang memuat berita Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) Dalam Kasus Surah Al-Maidah Ayat 51 dari bulan Januari
sampai bulan April 2017.
b. Data sekeunder, yakni berupa studi kepustakaan (library research), yaitu
dengan cara mengumpulkan semua data yang berasal dari literature serta bahan
bacaan yang relevan dengan penelitian. Studi kepustakaan dalam penelitian ini
menghasilkan berbagai data yang didapatkan dari buku-buku dan literature
yang sesuia dengan masalah dalam penelitian.
c. Keabsaan data, yakni dengan melampirkan semua berita yang menjadi objek
penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitafif menurut Bogdan dan Biklen (1982, dalam Moleong,
2006:248) merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.
Tekni analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yakni sesuai dengan
analisi framing model analisi framing Robert Entman. Mulanya data primer yang
berupa dukumen-dokumen mengenai berita-berita mengenai Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) Dalam Kasus Surah Al-Maidah Ayat 51 akan dikumpul dengan
lengkap dan disusun urutan tanggal, judul, dan rubkit. Data-data tersebut kemudian
diuraikan, diidentifikasi, dan dianalisis satu per satu untuk melihat kecenderungan
Peneliti ini akan memusatkan pada penelitian kulitatif dengan perangkat
metode analisis isi memakai analisis framing. Dalam penelitian ini, unit-unit analisis
(berita) dari subjek penelitian ditabulasikan/dikoding dalam suatu tabel yang memuat
kesimpulan atau kecenderungan framing (tabel 4). Sebelumnya unit analisis akan
dipecah menjadi 2, yaitu berita (tabel 2), setelah diuraikan struktur fisik unit analisis,
maka selanjutnya adalah uraikannya isi atau inti per-berita (tabel 3). Setalah dikoding
dalam sebuah tabel frame sehingga memudahkan peneliti meneliti tiap-tiap berita
yang berhubungan dengan penelitian.
Tabel 2
Subjek penelitian di MetroTV
TANGGAL JUDUL/HEADLINE RUBRIK
Tabel 3
Paparan singkat berita dan narasumber dalam berita
Tabel 4
Frame isi pemberitaan
Defining Problems ???
Diagnose Cause ???
Make Moral Judgement/Evaluation ???
BAB IV
PEMBAHASAN Tabel 5
Subjek Penelitian MetroTV Bulan Januari-April 2017
TANGGAL JUDUL/HEADLINE RUBRIK
31 Januari 2017 Ahok Keberatan Dengan Keterangan Ketua MUI
News Hukum
01 Februari 2017
Ahok Merasa Diadu Domba News Hukum
02 Februari
15 Maret 2017 Persidangan Ahok Disebut Pincang sejak Awal
News Hukum
21 Maret 2017 Siapa Yang Ternoda dalam Kasus Ahok?
05 April 2017 Jaksa Tak Perlu Gengsi Menuntut Bebas Ahok
News Hukum
05 April 2017 Inpirasi Ahok sehingga Menyinggung Al Maidah Ayat 51 Di kepulauan Seribu
News Hukum
07 April 2017 Ahok Berharap Dibebaskan Jaksa News Hukum 21 April 2017 Jaksa Agung: Tindakan Ahok tak
Tergolong Menodai Agama
News Hukum
25 April 2017 Ahok: Haruskah Masih Dipaksakan Saya Menodai Agama?
News Hukum
25 April 2017 Pleidoi Ahok Berjudul 'Tetap Melayani Walau Difitnah'
News Hukum
21 April 2017 Jaksa Agung: Tindakan Ahok tak Tergolong Menodai Agama
News Hukum
4.1 Analisis Frame Pemberitaan Di MetroTV
Media MetroTV menampilan pemberitakan mengenai kasus penistaan agama
oleh terdakwa Basuki Tjahja Purnama atau Ahok pertama kali pada bulan Januari
2017, sejak kasus ini mulai dianggap melanggar hukum, yakni pada 27 September
2016 lalu. Kemudian, MetroTV kerap mengikuti kasus tersebut, pada bulan Februari
2017 ada beberapa berita online yang dirilis oleh MetroTV terkait perkembangan
persidangan terdakwa, Ahok.
Pemberitaan tentang kelanjutan kasus ini kemudian terus dipantau, hingga
hampir empat bulan lebih, berita tersebut masih saja jadi berita penting pada rubrik
news hukum di media online MetroTV. Sejak bulan Januari hingga April, tercatat ada
Tabel 6
Paparan singkat berita dan narasumber dalam berita
JUDUL ISI BERITA SUMBER BERITA
Ahok Merasa Diadu Domba
Dalam wawancara dengan
Terdakwa Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok merasa
ada pihak yang ingin mengadu
domba dirinya dengan Ketua
Majelis Ulama Indonesia
(MUI), Ma'ruf Amin.
Dalam acara konferensi pers
kuasa hukum I Wayan Sudirta,
pengacara Basuki 'Ahok'
Tjahaja Purnama,
mengatakan dakwaan
terhadap kliennya meragukan.
Pasalnya, 10 dari 14 jaksa
yang meneliti kasus Ahok
menyebut tidak ada penodaan
agama.
Dalam wawancara dengan
Ahli Hukum Pidana dari
Universitas Parahyangan,
Djisman Samosir, mengatakan
tidak ada unsur pidana dalam
perkataan Basuki 'Ahok'
Tjahaja Purnama soal surat Al
Maidah ayat 51.
Ahli Hukum Pidana
dari Universitas
Parahyangan, Djisman
Ahok Yakin tak Bersalah dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama
Calon Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama atau
Ahok yakin dirinya tak
bersalah dalam kasus dugaan
penistaan agama yang tengah
dilaluinya. Ahok menegaskan
tak berniat untuk menista
salah satu agama seperti yang
telah didakwa kepadanya.
Basuki Tjahaja Purnama
alias Ahok
Basuki Tjahaja Purnama
menegaskan tak punya niat
Terdakwa kasus dugaan
penistaan agama Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok
tak menerima sejumlah
kesaksian yang diungkapkan
Ketua Umum MUI Ma'ruf
Amin. Ahok tak percaya MUI
tak terkait dengan Gerakan
Nasional Pengawal Fatwa
Majelis Ulama Indonesia
(GNPF-MUI).
Basuki Tjahaja
Purnama
Gengsi Menuntut Bebas Ahok
Basuki 'Ahok' Tjahaja
Purnama, Humphrey Djemat,
meminta Jaksa Penuntut
Umum (JPU) tak gengsi
memberikan tuntutan bebas. Ia
menilai para saksi pelapor,
ahli, dan alat bukti yang
dihadirkan JPU selama
persidangan lemah.
Terdakwa Basuki `Ahok`
Tjahaja Purnama sempat
memprotes tulisan 'Ahok Hina
Alquran' di salah satu barang
bukti berupa video yang
diserahkan Jaksa Penuntut
Umum (JPU).
Terdakwa kasus penodaan
agama Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) mengaku
terbiasa berpidato dengan
spontan. Termasuk saat Ahok
berpidato di Kepulauan
Seribu, pada 27 September
lalu.
Basuki Tjahaja
Ahok Berharap Dibebaskan Jaksa
Ahok pun menilai jaksa tak
memiliki bukti kuat untuk
menunjukkan dirinya berniat
menghina ayat tersebut. Oleh
karenanya Ahok berharap
jaksa bisa memberikan
tuntutan tanpa dilandasi oleh
tekanan dari pihak mana pun.
ucap Ahok di Kantor
Terdakwa kasus dugaan
penodaan agama Basuki
'Ahok' Tjahaja Purnama
mebantah dirinya
menerjemahkan Al Maidah 51
menurut tafsiran. Ahok hanya
mengartikan ayat tersebut dari
selebaran SARA yang pernah
Jakarta Selatan, Selasa
4 April 2017.
Ahok: Haruskah Masih Dipaksakan Saya Menodai Agama?
Terdakwa kasus dugaan
penodaan agama Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok
menjelaskan bila jaksa
penuntut umum (JPU)
mengakui kalau dirinya tidak
menodai agama. Ahok pun
berharap kasus yang
menjeratnya tidak dipaksakan
majelis hakim.
papar Ahok di
Auditorium Gedung
Kementerian Pertanian,
Jalan RM Harsono,
Jakarta Selatan, Selasa
25 April 2017.
Perlu Minta Maaf Secara Langsung
Nahdlatul Ulama (PBNU)
Said Aqil Siroj menilai Basuki
Tjahaja Purnama tak perlu
permintaan maaf melalui
video.
Dalam mengawali pleidoinya,
Ahok menegaskan dirinya tak
melakukan penodaan agama.
Hal itu terbukti dari kondisi
yang ia amati, mulai dari
persidangan, kampanye
Pilkada DKI 2017, dan
tuntutan dari jaksa penuntut
umum (JPU).
Papar Ahok di ruang
auditorium Gedung
Kementerian Pertanian,
Jalan RM Harsono,
Jakarta Selatan, Selasa
25 April 2017.
mendukung keputusan anak
buahnya yang mendakwa
Basuki Tjahaja Purnama
hanya menggunakan Pasal 156
Jakarta Selatan, Jumat
4.2 Pembahasan
Setelah diuraikan frame masing-masing edisi dari media online MetroTV,
kemudian selanjutnya adalah melihat bagaimana pola framing yang digunakaan
dalam mengkonstruksi berita seputar Kasus Penistaan Agama oleh, Basuki Tjahja
Purnama alias Ahok yang berujung pada dilakukannya Aksi Bela Islam pada 2
Desember 2016 lalu. Dalam pembahasan ini, seluruh berita dianalisiss dengan
menggunakan analissis framing model Robert Entman. Robert Entman membagi
framing menjadi dua dimensi besar, yakni seleksi isu dan penonjolan aspek-aspek
tertentu. Selanjutnya Entman mengkonsepsikan dimensi tersebut kedalam sebuah
perangkat framing, yaitu
1. Defenisi masalah (Defining Problem), yaitu mengartikan atau menjelaskan
masalah apa yang akan diberitakan.
2. Memperkirakan sumber masalah (Diagnose Causes), adalah melihat penyebab
masalah yang akan diberitakan.
3. Membuat keputusan moral (Make Moral Judgement/ Evaluation), yaitu
menilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah atau nilai moral
apa yang dipakai untuk melegitimasi tindakan,
4. Menekankan penyelesaian (Treatment Recommendation) adalah penyelesaian
apa yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah.
Berikut merupakan pembahasan framing dari pemberitaan Basuki Tjahja Purnama
alias Ahok dalam Aksi Super Damai 2 Desember 2016 pada Media Online MetroTV.
DEFINE PROBLEM (MENDEFRNISIKAN MASALAH)
Kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahja Purnama alias
Ahok diidentifikasi oleh Media MetroTV sebagai suatu pelanggaran hukum. Kasus
yang bermula dari Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta ini dinilai sebagai
penodaan salah satu agama. Kasus ini terkait ucapan Ahok yang ia lontarkan saat
acara peresmian panen pertama budidaya kerapu di Kantor Suku Dinas Kelautan pada
27 September 2016. Dalam pidatonya, Ahok yang memuat tuturan Surat Al-Maidah
ayat 51 itu juga memicu serangkaian aksi massa. Massa mendesak agar Ahok
diproses secara hukum. Aksi massa itu dikenal dengan Aksi Bela Islam.
Sejak kasus ini dinilai melanggar, masyarakat muslim Indonesia turut
melakukan aksi berkelanjutan sejak tanggal 4 November, 2 Desember dan 12
Desember 2016, ribuan massa berorasi menuntut tidak lanjut dari kasus tersebut. Tak
ayal, semua media memberitakan kasus tersebut berdasarkan ideologi
masing-masing, tak terkecuali Media MetroTV. Namun yang menjadi fokus masalah adalah
bagaimana MetroTV mengemas berita tentang kasus penistaan agama tersebut.
Berdasarkan berita-berita yang penulis kumpulkan, berita-berita tersebut
merujuk pada keberpihaknya MetroTV kepada terdakwa. Walau mengakui kasus ini
merupakan sebuah pelanggaran hukum, namun MetroTV terkesan tak bisa
menyalahkan secara langsung terdakwa. Seperti dalam kutipan-kutipan berita
tersebut:
“….Terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama
mebantah dirinya menerjemahkan Al Maidah 51 menurut tafsiran. Ahok hanya mengartikan ayat tersebut dari selebaran SARA yang pernah dia lihat saat Pilgub Bangka Belitung 2007. "Jadi yang saya maksud bukan yang dari terjemahan Kementerian Agama. Dari terjemahan ayat di atas di selebaran (SARA di Babel)," kata Ahok dalam persidangan di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa 4 April 2017.
Tak hanya itu, Ahok sempat disebut-sebut difitnah terkait kasus yang
menjeratnya. Banyak lapisan masyarakat yang masih beropini bahwa kasus tersebut
tidak termasuk kedalam pelanggaran hukum penistaan agama. Seperti terdapat
kutipan berita berikut :
“…Tuntutan penuntut umum yang ternyata mengakui dan membenarkan bahwa saya
Setelah akhirnya melakukan penyelidikan, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok
dinyatakan bersalah dan resmi menjadi terdakwa kasus penodaan agama. Yang
kemudian dirinya akan mengikuti serangkaian sidang yang dilakukan oleh Pengadilan
Negeri Jakarta.
“…Trimoelja menjelaskan, pembelaan bakal memperjelas kalau Ahok tidak terbukti
menodai agama. "Jadi, intinya menggarisbawahi bahwa dakwaan soal penodaan agama tak terbukti," ujar Trimoelja. Pada sidang pekan lalu, Jaksa penuntut umum (JPU) menyebut Ahok terbukti sah dan meyakinkan bersalah. Ahok dituntut satu tahun penjara dengan hukuman percobaan dua tahun sebagaimana masuk dalam pidana alternatif kedua Pasal 156 KUHP. "Menjatuhkan pidana Basuki Tjahaja Purnama dengan pidana satu tahun penjara dengan percobaan dua tahun," kata JPU Ali Mukartono.
DIAGNOSE CAUSES (MEMPERKIRAKAN SUMBER MASALAH)
Dari keseluruhan berita yang diangkat oleh MetroTV terkait kasus yang
menjerat Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, memang menilai bahwa sumber masalah
yang terjadi tak sepenuhnya berasal dari Ahok sendiri. MetroTV mencoba
menyuguhkan informasi untuk membentuk opini publik, bahwa Ahok tak sepenuhnya
bersalah. Alhasil, banyak masyarakat yang pro dan kontra terhadap desakan agar
Ahok segera diadili. MetroTV berusaha untuk membingkai tokoh dalam kasus ini
agar tidak sepenuhnya buruk di mata publik. Meski MetroTV tidak bisa mengubah
informasi dari setiap berita, bahwa Ahok menjadi sumber masalah kasus ini. Seperti
pada kutipan berikut :
“…Djisman mempertanyakan pasal penodaan yang dikenakan kepada Ahok. Menurut
Djisman, siapa dan apa yang ternoda dalam kasus tersebut masih belum jelas. "Jadi siapa yang ternodakan (dalam kasus Ahok)? Kalau dalam kasus pidana kan apa yang hilang, siapa yang merasa kehilangan. Harus jelas, karena pidana harus ada fakta," kata Djisman di Ruang Sidang Kementan, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Maret 2017.
Surah Al-Maidah yang ditafsirkan Ahok saat di Kepulauan Seribu langsung
terinspirasi dari selebaran isi pidato yang ia sampaikan di depan masyarakat
Kepulauan Seribu. Ahok mengakui dirinya sempat menyinggung Alquran, surat Al
seorang ibu yang takut dianggap murtad, jika memilih pemimpinnonmuslim.
Menurut Ahok, Al Maidah ayat 51 itu tidak ada kaitannya dengan pemilihan
gubernur dan wakil gubernur. Namun pendapat Ahok itu, banyak ditentang para
pemuka agama Islam. Sehingga Ahok dituduh melakukan penodaan agama. Alhasil,
sudah 17 kali, Ahok duduk sebagai pesakitan di persidangan.
Kemudian, dalam persidangan pun Ahok masih berusaha membela. Bahwa
dirinya tidak terbukti melakukan penodaan agama. Agenda persidangan kasus dugaan
penodaan agama Ahok selanjutnya ialah pembacaan tuntutan dari jaksa penuntut
umum (JPU). Di persidangan terakhir, Ahok kekeuh mengaku tak memiliki niat
untuk menafsirkan surat Al-Maidah ayat 51.
Ahok pun menilai jaksa tak memiliki bukti kuat untuk menunjukkan dirinya
berniat menghina ayat tersebut. Oleh karenanya Ahok berharap jaksa bisa
memberikan tuntutan tanpa dilandasi oleh tekanan dari pihak mana pun. Seperti pada
kutipan berikut :
“…Ini bukti-bukti jelas aku tidak menodai agama. Mudah-mudahan jaksa tolong
bukan karena massa, lalu enggak berani tuntut saya bebas. Buktinya apa? Enggak ada bukti loh," ucap Ahok di Kantor GP Ansor, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat 7 April 2017.
Jika ditilik secara hukum, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok merupakan
pihak yang paling patut disalahkan. Berdasarkan Pasal 156 KUHP tentang penistaan
agama, Ahok memang benar dan terbukti bersalah. Berikut isi pasal tersebut :
Pasal 156a KUHP berbunyi, "Dipidana dengan pidana penjara
selama-selamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau
penondaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.
"Sementara itu, Pasal 156 KUHP menyebut, "Barang siapa di muka umum
menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau
beberapa golongan rakyat Indonesia diancam pidana penjara paling lama empat tahun
MAKE MORAL JUDGEMENT/EVALUATION (MEMBUAT KEPUTUSAN MORAL)
MetroTV sebagai salah satu media yang turut memberitakan kasus penistaan
agama oleh Basuki Tjahja Purnama atau Ahok menilai bahwa ucapan yang
dilontarkan Ahok terkait Surah Al Maidah ayat 51 tersebut merupakan sebuah sumber
masalah. Mengapa tidak, meski tidak memiliki niat untuk menistakan salah satu
agama yang dianut di Indonesia, namun masyarakat Islam Indonesia merasa ternodai
atas ucapan tersebut.
Ahok menilai, ucapan terkait oknum politikus yang kerap menggunakan ayat
suci agar dipilih oleh masyarakat tertentu tak bermaksud menistakan sebuah agama.
Pikiran ini, menurutnya, juga dituangkan dalam buku yang diterbitkan pada 2008.
"…Intinya banyak oknum elite politik menggunakan ayat agar masyarakat dengan
agama yang sama memilih dia, itulah yang ada di benak saya," kata Ahok saat berbicara di program Kick Andy, Jumat 24 Maret 2017.
Sebelum di Jakarta, Ahok pernah menjabat sebagai Bupati di Belitung Timur.
Kepemimpinan Ahok diapresiasi di daerah dengan 93 persen penduduk muslim itu.
Hal ini membuat Ahok heran dirinya dianggap menistakan agama. Padahal saat
menjabat di Jakarta, Ahok memberikan perhatian khusus kepada individu yang
mengurus rumah ibadah, seperti pengurus masjid. Pengurus masjid diberi keringanan
untuk menjalankan ibadah umroh dan haji ke Tanah Suci. Selain itu, Ahok juga
menetapkan makam Mbah Priok sebagai cagar budaya. Ahok pun menekankan hal ini
kepada puluhan ribu saksi yang hadir. Fakta itu, kata dia, bisa digunakan untuk
menampik segala tuduhan miring yang dialamatkan kepada dirinya. Demikian salah
satu kutipan tersebut :
Ahli Hukum Pidana dari Universitas Parahyangan, Djisman Samosir,
mengatakan tidak ada unsur pidana dalam perkataan Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama
soal surat Al Maidah ayat 51. Djisman mempertanyakan pasal penodaan yang
dikenakan kepada Ahok. Menurut Djisman, siapa dan apa yang ternoda dalam kasus
tersebut masih belum jelas. Seperti pada kutipan berita di bawah ini :
"Jadi siapa yang ternodakan (dalam kasus Ahok)? Kalau dalam kasus pidana kan apa yang hilang, siapa yang merasa kehilangan. Harus jelas, karena pidana harus ada fakta," kata Djisman di Ruang Sidang Kementan, Jakarta Selatan, Selasa 21 Maret 2017.
Menurut Djisman, masalah yang disidangkan masih kabur. Jadi, wajar saja
pengacara mencari benar-benar pembelaan untuk kliennya. Pembenaran tersebut
harus berupa fakta. Dalam persidangan, Djisman banyak memaparkan terkait pasal
dakwaan Ahok, yakni Pasal 156 atau Pasal 156a KUHP. Dia mengatakan, Pasal 156
merupakan penodaan yang dilakukan antargolongan.
Ahok menjadi terdakwa kasus penodaan agama lantaran pidatonya yang
diduga menyinggung surat Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu. Jaksa mendakwa
Ahok menodakan agama dengan pasal alternatif 156 dan pasal 156a KUHP.
Dalam agenda persidangan kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selanjutnya ialah pembacaan tuntutan dari jaksa
penuntut umum (JPU). Di persidangan terakhir, Ahok kekeuh mengaku tak memiliki
niat untuk menafsirkan surat Al Maidah ayat 51.
Ahok pun menilai jaksa tak memiliki bukti kuat untuk menunjukkan dirinya
berniat menghina ayat tersebut. Oleh karenanya Ahok berharap jaksa bisa
memberikan tuntutan tanpa dilandasi oleh tekanan dari pihak mana pun. Tampak
dalam kutipan berita berikut :
kebenaran. Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku capek hati dengan tudingan-tudingan yang ditujukan padanya.
"…Ini yang kita harapkan mudah-mudahan Tuhan kasih mereka keberanian untuk
menyatakan apa itu kebenaran. Sudah capek kayak gitu, difitnah," ungkap Ahok.
TREATMENT RECOMMENDATION (MENEKANKAN PENYELESAIAN) Dalam berita-berita yang diturunkan, MetroTV merekomendasikan untuk
memakai ranah hukumdalam menyelesaikan kasus penistaan agama tersebut.
Tindakan penistaan agama merupakan sebuah tindakan yang melanggar hokum
SARA. Oleh sebab itu, pelaku terkait harus diproses secara hukum. Berdasarkan
hukum yang berlaku di Indonesia.
Indonesia memiliki peraturan, yakni pasal yang mengatur tentang kasus
penistaan salah satu agama di Indonesia. Peraturan tersebut diatur dalam Pasal 156
KUHP tentang penistaan agama. Berikut isi pasal tersebut :
Pasal 156a KUHP berbunyi, "Dipidana dengan pidana penjara
selama-selamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau
penondaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.
"Sementara itu, Pasal 156 KUHP menyebut, "Barang siapa di muka umum
menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau
beberapa golongan rakyat Indonesia diancam pidana penjara paling lama empat tahun
atau pidana denda paling banyak Rp4.500."
Berdasarkan keterangan jaksa, Ahok akan dikenakan pasal Sebelumnya, JPU menuntut Ahok dengan hukuman percobaan dua tahun dengan masa hukuman penjara satu tahun. Ahok dinilai terbukti sah dan meyakinkan bersalah dalam kontroversi pidatonya di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Arti tuntutan itu, jika selama dua tahun Ahok mengulangi kesalahan, dia akan dimasukkan ke dalam jeruji besi selama satu tahun. Bila selama dua tahun tidak mengulangi kesalahan, Ahok tidak perlu meringkuk di penjara.
Jaksa menyebutkan, berdasarkan fakta-fakta persidangan, ucapan yang
disampaikan Ahok berkaitan dengan pengalamannya sejak bertarung di pilgub
Bangka Belitung 2007. Niat politik dalam ucapan itu kemudian muncul kembali di
pilkada DKI 2017. Atas timbang-timbang itulah, jaksa menilai ucapan Ahok hanya
ditujukan kepada subjek perorangan atau para elite politik dalam kontestasi pilkada.
"Bukan pada agama," kata jaksa.
Risikonya, maka Ahok tak dituntut dengan Pasal 156a KUHP tentang
penistaan agama. Ia lebih dituntut dengan Pasal 156 KUHP saja.
Pasal 156a KUHP berbunyi, "Dipidana dengan pidana penjara
selama-selamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau
penondaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia."
Sementara itu, Pasal 156 KUHP menyebut, "Barang siapa di muka umum
menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau
beberapa golongan rakyat Indonesia diancam pidana penjara paling lama empat tahun
Tabel 7
Frame : Kasus Basuki Tjahja Purnama alias Ahok adalah masalah hukum yang berkaitan dengan kasus SARA
Defining Problem Masalah hukum yang berkaitan
dengan kasus SARA
Diagnose Causes Basuki Tjahja Purnama alias
Ahok
Make Moral Judgement/ Evaluation Ahok tak berniat menistakan agama perihal ucapannya terkait
Surah Al Maidah ayat 51 dalam
pidatonya di Kepulauan Seribu.
BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN
1. MetroTV memahami, memaknai dan membingkai berita tentang kasus penodaan
agama oleh Basuki Tjahja Purnama atau Ahok sebagai pelanggaran hukum terkait
pelanggaran hukum SARA. Kasus yang menjerat Ahok memang murni kesalahan
dari dirinya meski tak sengaja ia lakukan dan tak bermaksud untuk melakukan
penistaan salah satu agama yang di anut di Indonesia. Mencuatnya kasus penistaan
agama ini, sembat membuat pro kontra masyarakat Indonesia pun juga media.
Dengan menjunjung ideologi masing-masing, semua media memberitakan kasus
Ahok menurut versi media mereka masing-masing. MetroTV sebagai salah satu
media di Indonesia yang juga mengawal berita tersebut, enggan menyalahkan
secara langsung pribadi Ahok. Melalui berita-berita yang diturunkan MetroTV,
masyarakat digiring opininya untuk tak sepenuhnya menyalahkan Ahok sebagai
dasar kasus penodaan agama tersebut. Sebagai salah satu pelanggaran hukum,
selaiknya, kasus ini diproses berdasarkan undang-undang yang berlaku di
Indonesia.
2. MetroTV mendukung setiap usaha pemerintah dalam memproses kasus ini dengan
mengawal setiap proses persidangan dalam berita-berita yang diturunkan oleh
MetroTV. Berita-berita yang dirilis MetroTV dengan maksud memberikan
perkembangan kasus Ahok kepada masyarakat, khususnya masyarakat muslim
yang kiranya menanti perkembangan proses penanganan kasus tersebut. Sejak
kasus ini dinyatakan melanggar, MetroTV sudah mulai mengikuti
perkembangannya sejak bulan September 2016 lalu. Setelah beberapa tokoh
masyarakat memposting video pidato Ahok di Kepulauan Seribu, kemudian turut
disambut dengan aksi-aksi berkelanjutan dengan nama Aksi Bela Islam yang
dilaksanakan sejak tanggal 4 November, 2 Desember dan 12 Desember 2016.
5.2 SARAN
1. MetroTV sebagai institusi media penghasil produk jurnalistik dalam hal ini berita
terus mengembangkan suatu pemberitaan yang berkualitas dan menjaga
kredibilitasnya sebagai salah satu media besar, besar dalam tiras maupun besar
dalam hal jumlah pembacanya.
2. Sebagai suatu media yang besar, MetroTV hendaknya memberikan informasi yang
benar dan tidak menimbulkan polemic dalam masyarakat. Ada kalanya institusi
media sudah berani menyimpulkan suatu hal yang belum terbukti kebenarannya,
sehingga membuat perdebatan dan membingungkan masyarakat. Oleh sebab itu,
kaidah-kaidah jurnalistik harus jadi pedoman dalam melakukan sebuah peliputan.
3. Berita-berita yang ditampilakan MetroTV hendaknya memberi input (masukan) yang positif bagi pemerintah Indonesia tentang upaya menangani kasus serupa
yanki penistaan agama di Indonesia
4. Berita-berita yang dihasilkan oleh MetroTV hendaknya dapat mempererat
persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia, khususnya niatan menistakan salah
satu agama yang dianut di Indonesia. Berita-berita yang disuguhkan hendaknya
mengingatkan masyarakat untuk tetap rukun dalam perbedaan. Tidak