BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan PT. Socfin Indonesia
Perusahaan ini dimulai tahun 1909, “Society Financiered ex Caoutchouch” (Socfin) didirikan oleh M.Bunge. Pada tahun yang sama Adrien Hallet menciptakan plantation fauconnier and posth bersama Henry Fauconnier. Tahun 1919, Bunge keluar dari socfin dan Hallet kemudian mengambil alih perusahaan. Setelah Hallet meninggal di tahun 1925, pada tahun 1930 berdirilah PT. Socfin Medan. S.A. (Societe Financiere des Caoutchoucs Medan Societe Anonym) berdasarkan akta notaries William Leo no.45 pada tanggal 7 desember 1930. Tahun 1968, perusahaan ini berubah nama menjadi PT. Socfin Indonesia dan berdiri secara resmi berdasarkan surat Menteri. PT Socfin Indonesia Indonesia dengan perusahaan PNS Ltd (Plantation Nord-Sumatra Limited) dari Belgia dalam bentuk Joint Venture dengan pembagian saham saat ini 40% untuk pemerintahan Indonesia dan 60% saham Ltd. Tahun 2004 berubah menjadi 10% pemerintah Indonesia dan 90% Ltd.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
kelapa sawit yang digunakan untuk keperluan internal maupun dijual kepada pihak eksternal. Sebagai bagian dari world wide business yang berpusat di Brussel, Belgia. PT. Socfin Indonesia merupakan salah satu divisi bisnis di bidang perkebunan yang sudah mapan dan menjadi benchmark perusahaan lain khususnya dalam bidang perkebunan kelapa sawit karena telah mampu menjadi salah satu perusahaan perkebunan dengan produktivitas dan efisiensi terbaik.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Socfin Indonesia terletak di Desa Martebing Kec. Dolok Masihul, Kab. Serdang Bedagai, ± 60 km dari Ibu kota Propinsi Sumatera Utara, Medan.
2.4. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran hasil produksi CPO PT. Socfin Indonesia terbesar adalah di wilayah Sumatera Utara. Pemasaran ini tidak hanya di Sumatera saja tetapi juga mulai dari Nangroe Aceh Darussalam hingga Papua, serta memiliki pasar ekspor ke luar negeri seperti Amerika Latin, Asia Tenggara dan Afrika Barat/Tengah.
2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dan bawahan. Struktur fungsional merupakan struktur organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada pelaksana.
Struktur organisasi dari PT. Socfin Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi PT. Socfin Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja
PT. Socfin Indonesia mempekerjakan karyawan yang terdiri dari: 1. Karyawan Tetap
Karyawan tetap adalah tenaga kerja yang tidak memiliki batasan waktu lamanya bekerja. Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan tidak memiliki perjanjian kerja untuk waktu tertentu. Karyawan tetap di PT. Socfin Indonesia berjumlah 165 orang.
2. Karyawan Tidak Tetap
antara perusahaan dan karyawan dituangkan dalam perjanjian kerja untuk waktu tertentu. Karyawan tidak tetap di PT. Socfin Indonesia berjumlah 56 orang.
2.5.3.2. Jam Kerja
Jam kerja PT. Socfin Indonesia terbagi menjadi 2 shift, yaitu sebagai berikut:
1. Shift I yaitu mulai dari jam 07:00 sampai jam 16:00 WIB, 2. Shift II yaitu mulai dari jam 15:00 sampai jam 23:00 WIB, Pembagian kerja ini sudah termasuk 2 jam waktu istirahat.
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan PT. Socfin Indonesia ini berdasarkan status karyawan. Karyawan tetap digaji secara bulanan. Sedangkan karyawan tidak tetap menerima gaji sesuai dengan kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan.
Pengupahan pada perusahaan ini terdiri dari: 1. Upah pokok
2. Upah lembur 3. Tunjangan jabatan
Penetapan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja dari karyawan yang bersangkutan, pajak atas upah menjadi tanggungan karyawan.
1. Jaminan kesehatan, kecelakaan, hari tua dan kematian dengan memberikan jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK).
2. Perusahaan menyediakan prasarana yaitu perumahan, poliklinik, dan rumah ibadah.
3. Perusahaan juga memberikan cuti tahunan sebanyak 10 hari kerja per tahun kepada karyawannya.
2.6. Proses Produksi
Perusahaan pengolahan kelapa sawit membutuhkan bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi sebagai berikut.
2.6.1. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi kelapa sawit adalah: 2.6.1.1. Bahan Baku
2.6.1.2. Bahan Penolong
Bahan penolong yang digunakan pada sawit PT. Socfin Indonesia berupa uap panas. Uap panas digunakan sebagai penolong dalam merebus tandan buah segar di dalam mesin sterillizer.
2.6.1.3. Bahan Tambahan
Pada PT. Socfin Indonesia tidak terdapat bahan tambahan yang digunakan pada saat proses produksi pengolahan kelapa sawit.
2.6.2. Uraian Proses
`Pabrik kelapa sawit PT. Socfin Indonesia mengelola bahan baku berupa kelapa sawit hingga menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) atau minyak kelapa sawit sebagai hasil utama dan juga kernel (inti),dan cangkang sebagai hasil sampingan. PT. Socfin Indonesia memiliki kapasitas produksi 300 Ton/ Hari. PT. Socfin Indonesia memiliki enam stasiun kerja yaitu
1. Stasiun Penerimaan Buah (Receiption) 2. Stasiun Perebusan (Sterilizing)
3. Stasiun Penebahan (Thressing) 4. Stasiun Pengempaan (Pressing)
2.6.2.1. Stasiun Penerimaan Buah (Receiption)
Stasiun penerimaan buah adalah stasiun yang digunakan untuk menerima buah TBS yang diangkut oleh truk-truk pengangkut TBS yang berasal dari kebun PT. Socfin Indonesia. Pada stasiun penerimaan buah terdapat stasiun timbangan dan stasiun loading ramp. Pada stasiun penimbangan untuk menentukan berat netto TBS, mengetahui rendemen dan kapasitas TBS yang di perlukan oleh pabrik.
2.6.2.2. Stasiun Perebusan (Sterilizing)
Proses perebusan (sterilizer) dimulai dengan proses pemisahan brondolan untuk mendapatkan minyak dan kernel (inti). Proses perebusan menggunakan bejana sterilizer. Tujuan perebusan adalah mempermudah pelepasan buah dari tandan dan kernel (inti), memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan.
2.6.2.3. Stasiun Penebahan (Thressing)
2.6.2.4. Stasiun Pengempaan (Pressing)
Pada stasiun ini terjadi pemisahan daging buah atau pericrape dengan biji atau nut dan proses pengambilan minyak kasar dari buah. Pengambilan minyak pertama yang terjadi pada stasiun kempa dilakukan dengan cara melumat buah dan mengempanya. Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak kasar (crude oil).
2.6.2.5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification)
Setelah proses produksi pada stasiun pressing maka minyak hasil pengolahan (crude oil) akan dibawa ke stasiun pemurnian minyak sedangkan nut akan dibawa ke stasiun pengoalahan biji. Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang dihasilkan.
2.6.2.6. Stasiun Pengolahan Biji
2.7. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi adalah sebagai berikut.
2.7.1. Mesin Produksi
Mesin produksi adalah semua peralatan yang memerlukan penggerak, yang digunakan dalam proses produksi. Adapun mesin produksi yang ada di PT. Socfin Indonesia untuk setiap stasiunnya adalah sebagai berikut.
a. Jembatan Timbangan
Jembatan timbangan ini memiliki fungsi untuk menimbang berat TBS yang masuk setiap harinya.
b. Loading ramp
Loading ramp berfungsi untuk tempat pengumpulan TBS sementara. c. Mesin hydrolic
Mesin ini memiliki fungsi untuk membuka pintu loading ramp. d. Transfer Carriage
Transfer carriage berfungsi untuk memindahkan lory rebusan dari stasiun penerimaan buah ke sterillizer.
e. Mesin Sterillizer
f. Mesin Tippler
Mesin ini berfungsi untuk menuang lori yang berisi tandan buah dan brondolan buah sawit yang telah direbus ke dalam autofeeder.
g. Mesin Fruit Bunch Elevator
Mesin ini berguna untuk mengangkut buah dari thresser untuk dipisahkan dari daging buah.
h. Mesin Thresser
Mesin ini berguna untuk memisahkan tandan kosong dan brondolan matang i. Mesin Empty Bunch Conveyor
Mesin ini berguna untuk membawa janjangan kosong menuju inclined empty bunch conveyor dan nantinya akan dibakar di incerenator.
j. Mesin Digester
Mesin ini berfungsi untuk melumatkan brondolan atau buah sawit dengan proses pengadukan.
k. Mesin Screw Press
Mesin ini berfungsi untuk memeras brondolan yang telah dicincang untuk mendapatkan minyak.
l. Mesin Cake Breaker Conveyor
m. Mesin Depericarper
Mesin ini berfungsi memisahkan serabut dari biji n. Mesin Hydrocyclone
Mesin ini berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti sawit dengan prinsip berat jenis.
o. Mesin Boiler
Mesin ini berfungsi untuk mengubah air menjadi uap.
2.7.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan oleh PT. Socfin Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Keranjang Buah
Alat ini berfungsi sebagai tempat TBS yang telah di sortir yang akan di rebus. b. Capstan
Alat ini memiliki fungsi menarik lori dengan tali sling yang dililitkan di bollard.
c. Vibro Separator
Alat ini berfungsi menyaring crude oil dari serabut. d. Crude Oil
Alat ini berfungsi untuk menurunkan Non Oil Solid e. Sand Trap Tank
f. Continous Tank
Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak, air dan NOS. g. Oil Tank
Alat ini berfungsi untuk memanaskan minyak yang telah dipisahkan dari air dan kotoran dengan cara pengendapan.
h. Vacum Dryer
Alat ini berfungsi untuk memisahkan air dengan cara penguapan. i. Storage Tank
Alat ini berfungsi untuk menyimpan minyak hasil olahan serta untuk mengetahui jumlah hasil produksi perhari untuk mengetahui besarnya rendemen minyak yang dihasilkan.
j. Kernel Silo
Alat ini berfungsi untuk menyimpan produksi yang keluar dari kernel silo.
2.8. Utilitas
Utilitas merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung terhadap bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PT. Socfin Indonesia yaitu :
a. Air
b. Listrik
Listrik berfungsi sebagai penerangan di dalam pabrik maupun di kantor, listrik juga digunakan untuk menjalankan mesin dan fasilitas produksi.
2.9. Safety and Fire Protection
Safety and Fire Protection pada PT. Socfin Indonesia telah didukung dengan kegiatan keselamatan kerja yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) seperti kacamata, sarung tangan, sepatu safety, ear plug, dan masker. Dan untuk mengatasi bahaya kebakaran perusahaan juga dilengkapi dengan menggunakan alat pemadam api (protector).
2.10. Limbah
Pengurus
alat berat Karyawan Karyawan Karyawan Satpam
Ka.Water Treatment
Karyawan
Hubungan Lini
Hubungan Fungsional
Sumber: PT. Socfin Indonesia