• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Beban Kerja dan Status Ibu Hamil Dengan Komplikasi Kehamilan di Desa Lumban Siagian Julu Kecamatan Siatas Barita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Beban Kerja dan Status Ibu Hamil Dengan Komplikasi Kehamilan di Desa Lumban Siagian Julu Kecamatan Siatas Barita"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan

janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan

selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan

dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Lubis. Z, 2003).

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah

besar di Negara berkembang. Di Negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia

subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan

biasanya menjadi factor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak

produktivitasnya. Tahun (1996) WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu

pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Lebih dari 50% kematian di Negara

berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya relative

rendah.

Pada tahun (1999) WHO meluncurkan strategi Making Pregnancy Safer

(MPS), didukung oleh badan-badan internasional seperti UNFPA, UNICEF, dimana

MPS meminta perhatian pemerintah dan masyarakat di setiap negara untuk:

1) menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas dalam pembangunan nasional

(2)

maternal dan neonatal. 3) mengembangkan system yang menjamin pelaksanaan

standar.

4) memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. 5) meningkatkan

upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal serta pengendalian

fertilitas. 6) memperbaiki system monitoring pelayanan kesehatan maternal dan

neonatal (Saifuddin, 2000).

Angka kematian ibu dan bayi merupakan ukuran penting dalam menilai

keberhasilan pelayanan kesehatan suatu Negara (Manuaba, A.dkk., 2009). Menurut

WHO terdapat 500.000 ibu meninggal setiap tahunnya sebagai akibat penanganan

kehamilan dan persalinan yang sebagian besar terjadi di negara berkembang. Menurut

SDKI, 2007, tercatat Angka Kematian Ibu (AKI) 228/100.000 kelahiran hidup.

Resiko kematian akibat penyulit kehamilan dan persalinan di negara

berkembang, kematian saat melahirkan biasanya menjadi factor utama wanita. Lebih

dari 50% kematian ibu di Negara berkembang dapat dicegah dengan teknologi yang

ada serta biaya yang relative rendah. Faktor penyebab kematian maternal yang

terbesar adalah perdarahan 30-35%, infeksi 20-25%, Gestosis (Pre-eklamsi, eklamsia)

10-15%. Dengan menggunakan Partograf WHO 95% dari semua persalinan bidan

dapat melakukan pertolongan persalinan dengan resiko rendah (Manuaba,A.dkk.,

2009). Visi MPS adalah kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman,

serta bayi yang dilahirkan hidup sehat. Sedangkan tahun 2015 MDGs menargetkan

(3)

Mengingat tingginya AKI yang sesungguhnya dari pengalaman menunjukkan

dapat dicegah kematian ibu yang berdampak sangat luas bagi keluarga dan anak-anak

yang ditinggalkannya, maka WHO dan United Nation Found Population Activities

(UNFPA) menyelenggarakan konfrensi keselamatan ibu (safe mother hood) di

Nairobi pada Februari 1987, yang menyerukan pada semua Negara di dunia untuk

segera bertindak menanggulangi kematian.

Seruan ini menghimbau petugas kesehatan yang terlibat dalam pelayanan ibu

dan anak harus mampu bertindak mengambil langkah-langkah positif dalam

menurunkan angka kematian ibu, antara lain pelayanan partograf harus sudah

dilaksanakan oleh petugas kesehatan yang terlatih pada semua pusat pelayanan ibu

bersalin baik di rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, praktek bidan maupun

polindes, karena partograf dapat dianggap sebagai system peringatan awal yang akan

membantu dalam pelayanan antenatal (Prawiroharjo,2008).

Tujuan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya

kesehatan dan gizi masyarakat yang optimal. Sasaran yang akan dicapai adalah; 1)

meningkatkan kemandirian masyarakat untuk memelihara dan memperbaiki keadaan

kesehatannya; 2) meningkatkan kemampuan masyarakat menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu, efektifitas dan efisien; 3) terciptanya lingkungan fisik dan

sosial yang sehat; 4) menurunnya prevalensi empat masalah gizi utama, terutama

(4)

Bukti empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status gizi

yang baik sesuai jumlah asupan pangan yang dikonsumsi berdasarkan umur dan atau

pekerjaan. Masalah gizi kurang dan buruk dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi

pangan serta penyakit yang dialami. Secara tidak langsung juga dapat dipengaruhi

pola asuh, ketersediaan pangan, faktor sosial ekonomi, budaya dan politik

(UNICEF,1990). Apabila gizi kurang dan gizi buruk terus terjadi dapat menjadi

faktor penghambat dalam perkembangan SDM yang berpengaruh kepada

pembangunan nasional (Dinas Kesehatan SU,2006).

Menurut Vinod (2007) menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari

kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan, dan menurut Siti (2000),

menyatakan bahwa penduduk yang sehat juga mendorong peningkatan produktivitas.

Dan mengatakan salah satu usaha perbaikan gizi nasional ditujukan pada tenaga

kerja wanita dimana 46,03% tenaga kerja Indonesia. Sedangkan Maurits (2005)

menyatakan bahwa kurang gizi selain karena terjadinya kondisi negara yang sedang

krisis, juga karena timbul beberapa lembaga sosial yang ada di masyarakat tidak

berfungsi lagi, sehingga kurang optimal dalam melakukan kegiatan mengakibatkan

produktivitas menjadi rendah.

Sejalan dengan perkembangan zaman pada saat ini jumlah kaum wanita yang

turut berpartisipasi di lapangan pekerjaan semakin banyak, baik untuk membantu

suami dalam meningkatkan ekonomi keluarga maupun untuk aktualisasi diri kaum

wanita itu sendiri, selain peranannya sebagai istri atau ibu dalam keluarga, wanita

(5)

Menurut Vinod (2007) keadaan khas yang mendorong terjadinya masalah

gizi pada tenaga kerja wanita adalah karena sebagian besar tenaga kerja wanita adalah

pelaksana yang berada dalam keadaan sosial yang lemah, yang disebabkan antara lain

karena tingkat pendidikan dan ketrampilan yang mereka miliki yang terbatas,

sehingga mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman tentang gizi, juga pengaruh

faktor biologis seperti haid, kehamilan, masa nifas, masa menopause juga salah satu

pendorong terjadinya defisiensi gizi, apabila dalam keadaan tersebut diimbangi

dengan konsumsi gizi yang seimbang.

Masalah kecukupan pangan dan gizi mutlak didapatkan oleh tenaga kerja,

tanpa makanan dan minuman yang cukup maka kebutuhan akan energi untuk bekerja

akan di ambil dari energi cadangan yang terdapat dalam sel tubuh. Kekurangan

makanan yang terus menerus akan menyebabkan susunan fisiologis tubuh terganggu.

Apabila hal ini terjadi akibatnya tenaga kerja yang bersangkutan tidak dapat

melakukan pekerjaan secara baik dan produktifitas kerjanya akan menurun bahkan

dapat mencapai target rendah (Vinod, 2007).

Menurut Siagian,SP (2003), dalam manajemen sumberdaya manusia, Beban

kerja dapat juga dipengaruhi banyak hal; karena faktor ketidakpastian yang turut

menentukan wujud pekerjaan, kebijaksaan tentang imbalan yang diberikan kepada

pekerja atas waktu, tenaga keahlian, ketrampilan yang dimiliki serta jasa lainnya.

Namun imbalan tidak terbatas hanya upah dan gaji tetapi berbagai kompensasi

material lain bentuk tunjangan, pemeliharaan kesehatan, fasilitas asuransi, hak cuti

(6)

Sedangkan Sutomo, AH. (2005) dari sudut kesehatan kerja, penentuan beban

kerja haruslah mempertimbangkan jumlah jam kerja dengan kerja, upaya kepentingan

pekerja secara fisik, mental, dan sosial sehingga pekerja dapat memelihara dan

meningkatkan kesehatannya. Dengan beban kerja saat ini erat hubungannya dengan

kesehatan kerja karena berbagai masalah kesehatan yang mungkin timbul karena

pekerjaan yang dilakukan oleh orang atau kelompok masyarakat.

Hal ini juga berhubungan dengan kapasitas tubuh pekerja seperti; jenis

kelamin, umur, gizi, pendidikan, kesehatan, juga beban kerja dengan jenis pekerjaan

dan lingkungan kerja. Sebagai gambaran menurut Hendrik L.Bloom dalam buku

Sutomo, AH. 2005), kesehatan juga dipengaruhi; heredier, lingkungan (fisik, biotic,

sosial budaya=adat, hukum, perilaku, hubungan kerja, upah, kesehatan masyarakat),

pelayanan kesehatan, life stile (pengetahuan dan perilaku).

Penentuan status gizi berdasarkan dari beberapa penelitian di pengaruhi oleh

beberapa faktor. Hasil penelitian Efrinita (2010) di Kecamatan Jebres Surakarta

menyimpulkan tidak ada hubungan umur, pendidikan paritas dengan kurang energy

kronis (KEK), sementara berdasarkan hasil penelitian Surasih (2005) di kabupaten

Jebres Surakarta menyimpulkan bahwa ada hubungan pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas, beban kerja dan status gizi merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi produktivas kerja seseorang dan belum adanya data-data

dan penelitian mengenai beban kerja dan status gizi pada pekerja tenun membuat

penulis merasa perlu untuk mengetahui gambaran beban kerja dan satus gizi

(7)

faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi wanita pekerja tenun di desa Lumban

Siagian Julu Kecamatan Siatas Barita. Mengingat Tapanuli Utara merupakan daerah

agraris termasuk kecamatan Siatas Barita, yang dalam hal ini mayoritas penduduknya

bekerja sebagai petani, namun hampir di setiap desa ibu-ibu melakukan pekerjaan

bertenun sebagai penghasilan tambahan.

Penelitian tentang pengaruh beban kerja dan status Gizi ibu hamil terhadap

komplikasi perdarahan pada ibu hamil di desa Lumban Siagian Julu belum pernah

dilakukan oleh peneliti lain, namun ada beberapa penelitian serupa dengan penelitian

ini yang mengkaji tentang pengaruh beban kerja terhadap resiko komplikasi

perdarahan pada ibu hamil dan pengaruh status Gizi ibu hamil terhadap resiko

komplikasi perdarahan pada ibu hamil oleh Bejo Raharjo (2003) yang dilakukan

dikelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo yang menyatakan ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan, usia, dan pendapat dengan anemia, dan perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah tidak ada intervensi.

Berdasarkan Profil Tapanuli Utara (2011), jumlah ibu hamil di Tapanuli Utara

sebanyak 6.480 orang, dengan estimasi risti/ komplikasi 1.296 orang, dan hasil

survey pendahuluan peneliti di Kecamatan Siatas Barita diperoleh data jumlah ibu

hamil sebanyak 304 orang, dan yang mengalami komplikasi 61 orang. Untuk itu

penulis tertarik ingin mengetahui apakah PUS/ibu tersebut disamping bekerja untuk

penghasilan tambahan mereka memperhatikan kesehatannya selama hamil, karena ibu

hamil memerlukan pengawasan atas kehamilannya oleh petugas kesehatan/ bidan

(8)

sesuai (berlebih) dapat mempengaruhi kesehatan yang kurang optimal, atau penyakit

dan status gizi yang sangat berhubungan dengan produktivitas, sesuai dengan hasil

pengamatan sementara bahwa lama penenun menyelsaikan sehelai bahan sarung

hamper satu bulan dengan lama kerja +10 jam perhari.

Pemilihan Desa Lumban Siagian julu berdasarkan karakteristik masyarakat

yang dominan mata pencaharian dari hasil tenun. Faktor-faktor yang akan diteliti

antara lain faktor biologis dan faktor sosial ekonomi. Dari uraian diatas maka

penulis ingin meneliti pengaruh beban kerja dan status gizi ibu hamil terhadap

komplikasi kehamilan pada ibu hamil di desa Lumban Siagian Julu Kecamatan Siatas

Barita Tapanuli Utara. Menurut Maurits,LS, (2005) Hygiene pekerjaan dan

kesehatan kerja menyatakan bahwa produktivitas kerja sangat dipengaruhi penyakit

umum, penyakit akibat kerja, keadaan gizi, lingkungan kerja, pemeliharaan mental,

psikologis, kesejahteraan, fasilitas.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dibuatlah rumusan

masalah penelitian ini yaitu “apakah ada hubungan beban kerja dengan status gizi ibu

hamil dan hubungan status gizi dengan komplikasi kehamilan pada ibu hamil di desa

(9)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan maka tujuan penelitian untuk

mengetahui hubungan beban kerja dengan status gizi ibu hamil dan hubungan status

gizi dengan komplikasi kehamilan pada ibu hamil di desa Lumban Siagian

Kecamatan Siatas Barita tahun 2012.

1.4. Hipotesis

Berdasarkan pemahaman pada pokok diatas maka dapat dibuat suatu dugaan

sementara atau Hypotesis penelitian terhadap perumusan masalah sebagai berikut:

“Ada hubungan beban kerja dengan status gizi ibu hamil dan hubungan status gizi

dengan komplikasi kehamilan pada ibu hamil di desa Lumban Siagian Kecamatan

Siatas Barita tahun 2012”.

1.5. Manfaat Penelitian

a. Sebagai sumber informasi bagi petugas lintas sektor agar memperhatikan status

gizi dan beban kerja pada pekerja selama hamil.

b. Sebagai bahan pembelajaran dalam meningkatkan ilmu pengetahuan tentang

aplikasi metode penelitian siswa pascasarjana pada Universitas Sumatera Utara.

c. Sebagai perbandingan pada Petugas Kesehatan dalam mempedomani timbulnya

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para perempuan pengrajin ulos di desa Desa Lumban Siagian Julu telah berkontribusi terhadap perekonomian keluarganya, walaupun pendapatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola dan faktor-faktor yang mendorong munculnya perilaku konsumsi tuak pada peminum tuak di Desa Lumban Siagian Jae

HUBUNGAN UMUR KEHAMILAN DENGAN STATUS KESEHATAN GINGIVA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA.. PUSKESMAS ANDALAS KECAMATAN

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penerapan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi oleh ibu hamil (P4K) dengan komplikasi kehamilan

Usia ibu, usia kehamilan, paritas dan jarak kehamilan merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi status gizi ibu hamil.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para perempuan pengrajin ulos di desa Desa Lumban Siagian Julu telah berkontribusi terhadap perekonomian keluarganya, walaupun pendapatan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan status gizi selama kehamilan di Puskesmas Bahu Kota Manado.. Desain

APLIKASI PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA DAN STATUS KEHAMILAN BAGI IBU HAMIL PADA DESA SUNGAI LANDAS Mohamad Reonald1, Indu Indah Purnomo2, Silvia Ratna3 1Teknik Informatika, 55201,