• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Beban Kerja dan Status Ibu Hamil Dengan Komplikasi Kehamilan di Desa Lumban Siagian Julu Kecamatan Siatas Barita Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Beban Kerja dan Status Ibu Hamil Dengan Komplikasi Kehamilan di Desa Lumban Siagian Julu Kecamatan Siatas Barita Chapter III VI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah survei eksplanatori dengan rancangan cross-sectional yang bertujuan menjelaskan hubungan beban kerja dan status gizi ibu hamil dengan komplikasi

kehamilan pada ibu hamil pekerja tenun di Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli

Utara tahun 2012.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada ibu hamil pekerja tenun di Kecamatan Siatas Barita

Tapanuli Utara dengan alasan tingginya prevalensi komplikasi kehamilan pada tahun 2011

jumlah ibu hamil sebagai 304 orang dan yang, mengalami komplikasi 61 orang di tahun 2011

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak Pebruari 2012 sampai dengan Agustus 2012.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil pekerja tenun yang berada di

(2)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

3.4.1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden tentang beban kerja, status gizi ibu

hamil dan komplikasi kehamilan.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Puskesmas Siatas Barita

Kecamatan Siatas Barita dan dari kepala desa Lumban Siagian Julu.

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional

3.5.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah varibel bebas atau variable yang mempengaruhi

seperti beban kerja dan status gizi ibu hamil.

1. Beban kerja adalah beban aktifitas yang meberatkan fisik yang dilakukan oleh responden dalam satu hari untuk menyelesaikan tugas dan memperoleh hasil yang optimal.

2. Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah (Hb) dalam darah berada pada tingkat lebih rendah dari pada dianggap normal.

3. Pekerja tenun adalah seseorang yang melakukan pekerjaan bertenun dan medapatkan hasil.

4. Status gizi adalah keadaan dari keseimbangan antara masukan dari dalam tubuh responden yang diukur dengan LILA dam Hb.

(3)

Variable dependen adalah varibel terikat yaitu komplikasi kehamilan.

Komplikasi Kehamilan adalah kemungkinan terjadinya komplikasi yang dialami/ timbul

selama kehamilan seperti; hyperemisis gravidarum, perdarahan, abortus, hypertensi,

pre-eklamsia, eklamsia atau penyakit lain yang menyertai selama kehamilan.

Komplikasi kehamilan ringan:

- Hyperemis gravidarum adalah vomitus (muntah-muntah) yang berlebihan atau tidak

terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan

eritroit, atau difesiensi nutrisi.

Komplikasi kehamilan sedang:

- Hypertensi pada kehamilan adalah peningkatan tekanan darah meternal disertai

resiko yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan janin.

- Preeklamsia adalah timbulnya hypertensi disertai protenuria dan edema setelah umur

kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Komplikasi kehamilan berat:

- Pendarahan / abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia

hamilan kurang dari 500 gram

- Eklamsia adalah kejang pada wanita hamil

3.6. Metode Pengukuran

Pengukuran variabel dalam penelitian ini meliputi pengukuran variabel beban

kerja, dan status Gizi dan komplikasi kehamilan yang dapat diketahui pada tabel berikut

(4)

3. Bekerja > 8 jam 3. Berat

3.7. Metode Analisa Data

Analisis data digunakan dengan bantuan perangkat lunak computer dengan Uji

statistik yang digunakan disesuaikan dengan tujuan penelitian dan jenis data pada setiap

variabel yang akan diukur.Analisa data dan pengujian statistik digunakan dengan bantuan

perangkat lunak computer (SPSS) sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis data pada

setiap variabel yang akan diukur. Untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan status

gizi ibu hamil dan hubungan status gizi dengan komplikasi kehamilan menggunakan uji

(5)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis

Kecamatan Siatas Barita terdiri dari 12 desa yang merupakan salah satu dari 15 Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, hasil pemekaran Kecamatan Tarutung, Kecamatan Siatas Barita merupakan daerah agraris yang masih bagian dari lembah Silindung dan perbukitan bagian dari Bukit Barisan. dengan ketinggian 1000-1500 m dari permukaan laut, luas wilayah 92,92 km2

4.1.2 Kondisi Penduduk dan Sosial Ekonomi serta Budaya

. Kecamatan Siatas Barita berbatasan dengan: sebelah Utara ; Kecamatan Sipahutar, Sebelah Selatan: Kecamatan Pahae Julu, Sebelah Timur: Kecamatan Pangaribuan dan Sebelah Barat: Kecamatan Tarutung .

Kondisi penduduk di Kecamatan Siatas Barita merupakan komunitas yang terkonsentrasi dari beberapa suku, agama, tingkat pendidikan dan mata pencaharian yang bervariasi dengan jumlah penduduk sampai tahun 2011 sebanyak 14.320 jiwa, yang terdiri dari 3.545 KK.

(6)

Tapanuli Utara yaitu pertanian, keshatan dan pendidikan. Sedangkan merupakan sebagai pendukung dalam mewujudkan kesejahtraan masyarakat adalah dengan beternak; misalnya kerbau, kambing, babi, ayam, ikan. namun sebagian besar ibu rumah tangga di kecamatan Siatas Barita memanfaatkan waktu dengan bertenun ulos atau bahan sarung, baik melalui penampung maupun dengan memasarkan sendiri sesuai dengan kebutuhan pasar.

Sosial budaya, berdasarkan sensus tahun 2010, bahwa 97,54% penduduk Tapanuli Utara termasuk Kecamatan Siatas Barita di dominasi satu suku yaitu Batak Toba, dengan demikian budaya dan adat istiadat yang berlaku di daerah ini adalah budaya Batak Toba yang menganut kekerabatan yang masih sangat kental, yaitu patrineal atau kelompok berdasarkan garis keturunan laki-laki. Dengan nuansa saling menghormati melalui pesta adat yang dianut bersama dimana ulos sebagai lambang yang digunakan, sehingga ulos merupakan media yang selalu dibutuhkan dalam tradisi penyampaian ucapan selamat.

4.2. Karakteristik Responden

(7)

4.2.1 Berdasarkan Umur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) responden berumur 20-35 tahun sedangkan responden berumur > 35 tahun ada 35% dan ditemukan responden yang berumur <20 tahun yakni sebanyak 5%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi (%)

1 < 20 Tahun 3 5

2 20-35 Tahun 36 60

3 >35 tahun 21 35

Total 60 100

4.2.2 Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan yang paling banyak ditamatkan oleh responden yaitu pendidikan menenggah sebanyak 38 orang (63,3). Masih ditemukan responden yang hanya berpendidikan dasar sebanyak 20 orang(33,3%) sedangkan yang berpendidikan tinggi hanya 2orang (3,3%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2:

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi %

1 Dasar 20 33,3

2 Menenggah 38 63,3

3 Tinggi 2 3,3

(8)

4.2.3 Berdasarkan Hasil Penjualan Kain Tenun

Sebagian besar responden (76,7%) memiliki pendapat < 1,5 juta perbulan sedangkan yang berpendapat ≥ 1,5 Juta ada 23,3%. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Hasil Penjualan Kain Tenun

No Hasil Penjualan Frekuensi %

1 < 1,5 Juta 46 76,7

2 ≥ 1,5 Juta 14 23,3

Total 60 100

4.2.4 Berdasarkan Beban Kerja

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada umumnya (55%) responden memiliki beban kerja berat sedangkan yang memiliki beban kerja normal hanya ada 11,7%.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Beban Kerja

No Beban Kerja Frekuensi (%)

1 Berat 33 55

2 Ringan 20 33,3

3 Normal 7 11,7

Total 60 100

4.2.5 Berdasarkan Ukuran LiLA

(9)

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Ukuran LiLA

No Ukuran Lila Frekuensi (%)

1 KEK 48 80,0

2 Normal 12 20,0

Total 60 100

4.2.6 Distribusi Berdasarkan Anemia

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pada umumnya (41,7%) ibu mengalami anemia berat dan anemia ringan ada sebanyak 38,3% sedangkan yang normal hanya ada 20%.

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Anemia

No Kategori Anemia Frekuensi (%)

1 Berat 25 41,7

2 Ringan 23 38,3

3 Normal 12 20,0

Total 60 100

4.2.7 Komplikasi Kehamilan

(10)

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Komplikasi Kehamilan

No Komplikasi Kehamilan Frekuensi (%)

1 Berat :

Pendarahan 20 33,3

Abortus 12 20,0

Eklamsia - -

2 Sedang

Hypertensi 21 35,0%

Preeklamsia - -

3 Ringan

Hyperemis Gravidarum 7 11,7

Total 60 100

4.3 Hubungan Beban Kerja dengan Status Gizi 4.3.1 Hubungan Beban Kerja dengan Ukuran LILA

(11)

Tabel 4.8 Hubungan Beban Kerja dengan Status Gizi Menurut Ukuran LiLA Ibu di Desa Lumban Siagian Kecamatan Siatas Barita

Beban Kerja

Status Gizi Menurut

Ukuran LiLA Total

p value

4.3.4 Hubungan Beban Kerja dengan Anemia

Berdasarkan tabulasi silang antara beban kerja dengan kejadian anemia pada ibu hamil diperoleh bahwa sebagian besar (72,7%) responden yang memiliki beban kerja berat mengalami anemia berat. Sementara seluruh ibu yang memiliki beban kerja mengalami anemia ringan. Hasil uji chi-square diperoleh p value=0,000

(p<0,005), artinya ada hubungan antara beban kerja dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di desa Lumban Siagian Kecamatan Siatas Barita. Seperti pada tabel dibawah ini:

(12)

4.4 Hubungan Status Gizi dengan Komplikasi Kehamilan 4.4.4 Hubungan Ukuran LiLA dengan Komplikasi Kehamilan

Hasil tabulasi silang antara status gizi menurut ukuran LiLA dengan terjadinya komplikasi kehamilan menunjukkan bahwa dari sebagian besar (58,3%) responden yang memiliki status gizi KEK mengalami komplikasi kehamilan berat dan hanya 10,4% yang mengalamikomplikasi ringan. Sementara responden dengan status gizi normal pada umumnya (50%) mengalami komplikasi kehamilan dengan kategori sedang. Hasil uji chi-square diperoleh p value=0,30 (p>0,005), artinya tidak ada hubungan antara status gizi menurut ukuran LiLA dengan terjadinya komplikasi kehamilan ibu di desa Lumban Siagian Kecamatan Siatas Barita. Seperti pada tabel 4.10:

Tabel 4.10 Hubungan Status Gizi Menurut Ukuran LiLA dengan Komplikasi Kehamilan di Desa Lumban Siagian Kecamatan Siatas Barita

Status

4.4.5 Hubungan Anemia dengan Komplikasi Kehamilan

(13)

kejadian anemi pada ibu hamil dengan terjadinya komplikasi kehamilan pada ibu di desa Lumban Siagian Kecamatan Siatas Barita. Seperti pada tabel 4.11:

Tabel 4.11 Hubungan Anemia dengan Komplikasi Kehamilan di Desa Lumban Siagian Kecamatan Siatas Barita

Anemi

Komplikasi Kehamilan

Total P

value

Berat Sedang Ringan

n % n % n % n %

Berat 13 52 11 44 1 4 25 100

0,000

Sedang 16 16 7 30,4 0 0 23 100

(14)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Beban Kerja dan Status Gizi Ibu Hamil

Menurut Siagian (2003), bahwa beban kerja dapat juga dipengaruhi banyak hal; karena faktor ketidakpastian yang turut menentukan wujud pekerjaan, kebijaksaan tentang imbalan yang diberikan atau diperoleh pekerja atas waktu, tenaga keahlian, ketrampilan yang dimiliki serta jasa lainnya. Namun imbalan tidak terbatas hanya upah dan gaji tetapi berbagai kompensasi material lain bentuk tunjangan yang akan diterima seseorang, namun dari sudut kesehatan kerja, penentuan beban kerja haruslah mempertimbangkan jumlah jam kerja dengan kerja, upaya kepentingan pekerja secara fisik, mental, dan sosial sehingga pekerja dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya ( Sutomo, 2005).

(15)

Demikian halnya bagi ibu hamil yang bekerja, apabila pekerjaan tersebut terlalu berat akan memberikan dampak kurang baik terhadap kehamilanny(Supryanto 2011).

Beban kerja ibu hamil yang berat dan status gizi yang kurang akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi pada ibu tersebut dan pertumbuhan janin akan terganggu.

Berdasarkan uraian diatas, beban kerja dan status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivas kerjakarena status gizi yang baik akan mempengaruhi konsentrasi kerja dan menghindari kelelahan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan penelitian Bejo Raharjo (2003) tentang pengaruh beban kerja terhadap resiko komplikasi perdarahan pada ibu hamil dan pengaruh status gizi ibu hamil terhadap resiko komplikasi perdarahan pada ibu hamil yang menyatakan ada hubungan yang signifikan dengan p<0,01.

5.1.1. Hubungan Beban Kerja dengan Status Gizi Ibu Hamil Menurut Ukuran LILA

(16)

Dengan demikian penggunaan waktu yang tidak efektif akan memberikan hasil yang kurang memuaskan yang menyebabkan sosial ekonomi yang terbatas sehingga mengurangi produktifitas kerja.

Pada penelitian Purnama (2011) tentang hubungan status ibu bekerja dan status gizi anak balita di Kecamatan Medan Tuntungan, bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara status ibu bekerja atau tidak bekerja dengan status gizi anak balita, namun terdapat hubungan lama kerja dan status gizi anak balita.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara beban kerja dengan status gizi menurut ukuran LILA diperoleh data dari 33 orang responden yang memiliki beban kerja berat, ada 24 orang (72,7%) dengan status KEK. Sementara dari 20 orang responden yang memiliki beban kerja ringan ada 18 orang (90%) dengan status KEK dan dari 7 orang responden yang memiliki kerja normal ada 6 orang (85,7%) dengan status KEK. Hasil uji chi-square diperoleh p value=0,289 (p>0,005), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan status gizi menurut ukuran LILA.

(17)

Ibu hamil yang membutuhkan gizi yang lebih dibandingkan ibu yang tidak hamil, namun karena beban kerja ibu selain ibu rumah tangga ibu juga menjadi tulang punggung keluarga untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Ibu bekerja melebihi dari beban kerja seharusnya. Waktu yang dapat dipakai untuk beristirahat ibu tetap melakukan pekerjaan. Hal ini menyebabkan hampir seluruh ibu hamil yang ada di desa Lumban Siagian tetap harus bekerja. Hal ini akan mempengaruhi status gizi ibu, mengingat konsumsi gizi yang kurang bila dibandingkan dengan beban kerja ibu.

Mengingat LILA adalah merupakan salah satu indikator status gizi ibu hamil, karena dengan ukuran LILA yang kurang dari 23,5 cm, merupakan tanda bahwa kebutuhan gizi ibu hamil tidak terpenuhi dengan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Simarmata, M. (2008) tentang hubungan pola konsumsi, ketersediaan pangan, pengetahuan gizi dan status kesehatan dengan kejadian KEK pada ibu hami di Kabupaten Simalungun. bahwa ada hubungan signifikan antara pola konsumsi, berdasarkan jumlah energi dan protein, ketersediaan pangan, pengetahuan gizi dan status kesehatan dengan kejadian KEK dengan OR masing-masing (2,230; 4,565; 16,364; 3,852; 2,364) dimana ketersediaan pangan lebih dominan (Simarmata, 2008).

(18)

Penelitian Erna,dkk (2004) mengutarakan bahwa setiap aktivitas ibu hamil memerlukan enrgi, makin banyak aktivitas yang dilakukan makin banyak energi yang diperlukan tubuh.Apabila ibu hamil memiliki beban kerja yang berat dan tidak diiringi dengan asupan gizi yang cukup akan berdampak pada kehamilannya.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian Simanjuntak, D (2004) tentang hubungan Gizi pada ibu hamil dan menyusui serta hubungan dengan produksi ASI, dimana wanita hamil yang normal mendapat kenaikan BB-nya sebesar 10-12 kg selama kehamilannya, karena duasetengah BB tersebut untuk pertumbuhan janin dan Plasenta, dan setengahnya lagi mempersiapkan tubuh untuk produksi ASI.

Menurut Prasetyo bahwa setiap ibu hamil haruslah memperoleh asupan gizi sesuai dengan umur kehamilannya dimana LILA salah satu cara mengetahui kecukupan gizi ibu, karena pengukuran LILA dapat mengetahui sejauh mana ibu hamil kekurangan energy, untuk pertambahan berat badan ibu sampai menjelang persalinan kira-kira 1-3 kg per-trimester (Prasetyono, 2009).

5.1.2. Hubungan Beban Kerja dengan Anemia

(19)

Hasil Penelitian Hasnah,dkk di Jawa Tengah menggambarkan bahwa jenis pekerjaan yang dilakukan ibu hamil akan berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinannya.Beban kerja yang berlebihan menyebabkan ibu hamil kurang beristirahat, yang berakibat produksi sel darah merah tidak terbentuk secara maksimal dan mengakibatkan ibu kurang darah atau disebut dengan anemia.

Anemia adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb. Di Indonesia sebagian besar anemia disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut anemia zat besi. Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama anemia gizi besi, dimana hasil SKRT (2001) prevalensi anemia ibu hamil sebesar 40,1 persen, dan hasil Riskesda (2007) menjadi 24,5 persen, sehingga keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah kesehatan.

Penanggulangan saat ini berfokus pemberian tablet Fe 90 tablet selama kehamilan. seperti di Tapanuli Utara cakupan Fe1 tahun (2010) sebanyak 49,8 persen dan Fe3 sebesar 41,9 persen, sedangkan Kecamatan Siatas Barita capaian Fe3 sebesar 55,36 persen (Profil Kesehatan Tapanuli Utara,2011).

(20)

Anemia pada umumnya terjadi pada kelompok sosio ekonomi rendah, juga pada ibu hamil dan menyusui karena mereka banyak mengalami defisiensi Fe. bahkan di Amerika 11 persen ibu hamil mengalami anemia, dimana factor utama yang mempengaruhi kejadian anemia adalah kurangnya asupan makanan sumber Fe, dan meningkatnya kebutuhan Fesaat hamil dan menyusui dan kehilangan banyak darah (Departemen Gizi dan Kesmas, FKM UI, 2007).

Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh peneliti bahwa secara umum responden memiliki keterbatasan ekonomi sesuai dengan hasil pendapatan rata-rata setiap bulannya mayoritas atau 70 persen ibu memiliki penghasilan kurang dari Rp.1juta, dan hanya 8,3 persen yang memperoleh penghasilan lebih dari Rp.1,5 juta. dengan jumlah anak bervariasi 2 -3 orang bahkan 35 persen ibu memiliki anak 3-5 orang, sehingga pemenuhan akan gizi zat besi dapat berpengaruh akibat keterbatasan penghasilan dengan ratio jumlah anggota keluarga yang harus ditanggulangi setiap harinya.

(21)

5.2 Komplikasi Kehamilan

Komplikasi kehamilan adalah kemungkinan penyimpangan dalam perjalanan kehamilan (Manuaba, 2009). Komplikasi kehamilan dalam penelitian ini adalah mulai dari gejala ringan sampai dengan terjadinya abortus. Komplikasi Kehamilan dikelompokkan dalam 3 tingkatan yaitu komplikasi ringan, sedang dan berat sesuai dengan gejala yang dialami responden selama setelah mengalami kehamilan sebelumnya maupunkehamilan saat dilakukan pengkajian melalui kuesioner.

Menurut Manuaba Ayucandranita (2009) bila komplikasi terjadi pada trimester III, maka dapat terjadi ; 1)persalinan prematuritas, persalinan yang terjadi diantara umur kehamilan 29-36 minggu dengan BB lahir kurang dari 2,5kg; 2)kehamilan dengan perdarahan, membahayakan ibu maupun janin dalam kandungan3)perdarahan plasenta previa, 4)perdarahan solusio plasenta 5)kehamilan dengan ketuban pecah dini, dan lain sebagainya. Komplikasi kehamilan dapat terjadi oleh banyak faktor, yaitu gangguan gizi, penyakit, kelelahan, faktor psikologis (Manuaba, 2009).

(22)

5.2.1 Hubungan Status gizi Menurut Ukuran LILA dengan Kejadian Komplikasi Kehamilan

Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan asupan makanan yang maksimal karena pada masa hamil, wanita sangat rentan terhadap menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal. Hasil tabulasi silang antara status gizi menurut ukura LILA dengan terjadinya komplikasi kehamilan menunjukkan bahwa dari sebagian besar (58,3%) responden yang memiliki status gizi KEK mengalami komplikasi kehamilan berat dan hanya 10,4% yang mengalamikomplikasi ringan. Sementara responden dengan status gizi normal pada umumnya (50%) mengalami komplikasi kehamilan dengan kategori sedang. Hasil uji

chi-square diperoleh p value=0,30 (p>0,005), artinya tidak ada hubungan antara

status gizi menurut ukuran LILA dengan terjadinya komplikasi kehamilan ibu di desa Lumban Siagian Kecamatan Siatas Barita. Hasil Penelitian Sandjaya (2009) memperlihatkan bahwa ada hubungan positif antara prevalansi resiko KEK pada ibu hamil dan prevalansi DBLR. Artinya makin tinggi prevalansi resiko KEK pada ibu hamil makin tinggi prevanasi BBLR.

Kejadian KEK pada ibu hamil berpotensi menyebabkan komplikasi kehamilan, karena LILA merupakan salah satu indikator kecukupan gizi pada bayi, anak dan ibu hamil (Departemen kesehatan Gizi dan Kesmas FKM UI, 2007).

(23)

batas 23 cm mempunyai resiko 2,0087 kali untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai LILA lebih dari 23 cm. Sebagaimana disebutkan di atas, berat bayi yang dilahirkan dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu baik sebelum hamil maupun saat hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi makanan, pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan Hb, dan pengukuran LILA sebelum atau saat hamil.

5.2.2. Hubungan Anemi dengan Kejadian Komplikasi Kehamilan

Pada pemeriksaan Hb dengan metode Sahli diketahui bahwa hasil tabulasi silang antara hubungan anemi darah dengan kejadian komplikasi menunjukkan bahwa dari 25 orang ibu yang mengalami anemia darah ada 13 orang (52%) yang mengalami komplikasi berat. Sementara dari 12 orang responden yang mengalami anemi ringan ada 6 orang (50%) yang mengalami komplikasi ringan. Hasil uji chi-square diperoleh

p value=0,000 (p<0,005), artinya ada hubungan antara kejadian anemi pada ibu

hamil dengan terjadinya komplikasi kehamilan pada ibu di desa Lumban Siagian Kecamatan Siatas Barita.

(24)

oksigen dari paru-paru kejaringan tubuh, sebagai alat angkut electron di dalam sel dan merupakan bagian terpadu berbagai reaksi enzim dalam jaringan tubuh, sehingga kekurangan zat besi bisa berpengaruh terhadap produktifitas kerja, penampilan kognitif dan system kekebalan tubuh, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi adalah sangat essensial juga untuk metabolism energi tubuh, sehingga para ahli gizi mengelompokkan kebutuhan akan gizi berdasarkan trimester kehamilan (Almatsier, 2010).

Hasil Penelitian Jumirah, dkk (1999) menunjukkan bahwa ada hubungan kadar Hb ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir dimana semakin tinggi kadar Hb ibu semakin tinggi berat badan yang dilahirkan .

Pada penelitian ini perilaku kerja atau beban kerja yang berlebih dipengaruhi oleh factor predisposisi dan motivasi, dimana motivasi mengandung semua alat penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu, maka ibu menggunakan waktu kapan saja melakukan kerja bertenun untuk memperoleh penghasilan yang lebih, namun pengasilan tidak selalu dibarengi dengan hasil yang memadai karena penghasilan dari penjualan ulos/ kain tenun 95 persen responden hanya memperoleh penghasilan sampai Rp.1,5 juta perbulan.

(25)
(26)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan beban kerja dan status gizi ibu hamil dengan komplikasi kehamilan di Kecamatan Siatas Barita tahun 2012, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Tidak ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan status gizi menurut ukuran LiLA (p>0,005).

b. Berdasarkan tabulasi silang antara beban kerja dengan kejadian anemia pada ibu hamil diperoleh bahwa pada umumnya ibu hamil yang memiliki beban kerja berat mengalami anemia berat dan uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p<0,005). Sedangkan status gizi menunjukkan ukuran LILA sudah berhubungan signifikan dengan beban kerja.

c. Tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi menurut ukuran LiLA dengan terjadinya komplikasi kehamilan (p>0,005).

(27)

5.2. Saran

a. Ibu hamil yang bekerja sebaiknya mengurangi beban kerja dan meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi agar terhindar dari gangguan akibat kekurangan gizi sehingga terhindar dari resiko komplikasi kehamilan.

b. Selama hamil hendaknya ibu melakukan ANC sesuai target pemerintah minimal 4x selama kehamilannya untuk mengetahui dengan segera kemungkinan gangguan gizi melalui pengukuran Hb, dan LiLA.

c. Petugas kesehatan harus meningkatkan kemampuan dan keterampilan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil sesuai dengan standar yang telah ditentukan sehingga setiap ibu hamil dapat terhindar dari segala komplikasi kehamilan untuk mengurangi angka kesakitan ibu hamil maupun angka kematian ibu melahirkan.

d. Perlunya Sosialisasi tentang Beban Kerja yang sesuai bagi Ibu Rumah Tangga yang memiliki tambahan pemenuhan kebutuhan oleh Petugas Kesehatan. e. Petugas Kesehatan/ Bidan Desa sebagai Bidan Komunitas dapat melakukan

Gambar

Tabel 3.1 Pengkategorian Variabel  Dependen dan Independen
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.3   Distribusi  Berdasarkan Hasil Penjualan Kain Tenun
Tabel 4.5  Distribusi Responden Berdasarkan Ukuran LiLA
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Nilai titik potong (cut off point) kadar TNF- serum awal sebagai batas pemisah antara kelompok DBD yang mengalami syok dan tidak yaitu daerah titik potong yang terletak

Hasil serupa juga ditunjukkan dari penelitian Nunung Nurhayati (2015) yaitu pengetahuan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak yang berarti bahwa pengetahuan

172 A Saiful Aziz Demikian pula halnya tidak dapat diambil kesimpulan bahwa yang disebut hukum Islam hanyalah apa yang sedang dipraktekkan oleh masyarakat

Yohana Melvani: Prosedur Hukum Pengikatan Kredit Pada Bank (Studi Pada Bank Bukopin Cabang Medan), 2000... Yohana Melvani: Prosedur Hukum Pengikatan Kredit Pada Bank (Studi Pada

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi logistik untuk melihat apakah ada pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi pada penurunan atau

Aplikasi sistem analsis data penerimaan mahasiswa baru pada IST AKPRIND Yogyakarta yang dikembangkan dalam penelitian Skripsi ini memiliki beberapa fitur yaitu

Universitas