• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sebaran Dan Kerapatan Vegetasi Pantai Pada Daerah Bekas Tsunami Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sebaran Dan Kerapatan Vegetasi Pantai Pada Daerah Bekas Tsunami Aceh"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Vegetasi Pantai

Di Indonesia, termasuk wilayah Aceh, terdapat peraturan nasional yang membatasi serta mengatur perlindungan atas wilayah jalur hijau yang terdapat di sepanjang pesisir pantai, batas wilayah selebar 100-200 m di sepanjang pantai, dan 50-100 m hingga air pasang dapat menyentuh wilayah sungai (jarak yang tepat akan tergantung pada kemampuan air pasang mencapai tepi pantai) (Hanley dkk).

Vegetasi yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam meliputi kawasan hutan hujan tropis dataran tinggi sampai hutan hujan tropis dataran rendah. Vegetasi hutan hujan tropis dataran rendah di daerah pesisir secara umum dibagi ke dalam dua kelompok hutan yaitu hutan mangrove dan hutan pantai (Suryawan, 2007),

Hutan pantai adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan pantai bersifat unik karena merupakangabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadapkeadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Hutan pantai terdapat di sepanjang pantai yang kering, berpasir, dan tidak landai, tumbuh dan berkembang di tepi pantai, tidak dipengaruhi oleh iklim dan berada di atas garis pasang tertinggi. Di daerah seperti itu pada umumnya jarang tergenang oleh air laut, namun sering terjadi atau terkena angin kencang dengan embusan garam (Rachmani, 2013).

(2)

memberikan kesempatan dalam meningkatkan taraf hidup dengan meningkatkan produktivitas dari sistem pertanian dan perikanan serta memasok kayu dan produk hutan non-kayu (Hanley dkk).

(3)

Kerapatan Vegetasi

Kerapatan vegetasi dapat didekati dengan pengenalan manual atau dengan cara digital. Pengenalan manual dapat menghasilkan kerapatan secara kualitatif atau kuantitatif dengan tingkat ketelitian yang rendah. Kerapatan tajukdapat diketahui dengan cara digital. Dasar pengenalan kerapatan tajuk dengan cara digital adalah nilai pantulan spektral hijau daun. Berdasarkan tinggi rendahnya intensitas pantulan hijau daun dapat dikelaskan sebagai indikasi tingkat kerapatan tajuk (BPDAS, 2006).

Kerapatan vegetasi umumnya diwujudkan dalam bentuk persentase untuk mengetahui tingkat suatu kerapatan vegetasi. Indeks vegetasi merupakan suatu algoritma yang ditetapkan terhadap citra (biasanya pada citra multisaluran) untuk menonjolkan aspek kerapatan vegetasi ataupun aspek lain yang berkaitan dengan kerapatan, misalnya biomassa, Leaf Area Index (LAI), konsentrasi klorofil, dan sebagainya, menghasilkan citra baru yang lebih representative dalam menyajikan fenomena vegetasi (Danoedoro, 2012).

Klasifikasi kerapatan tajuk ini dilakukan dengan menggunakan program pengolah data citra (image processing), dimana di dalamnya tersedia modul untuk menghitung nilai intensitas pantulan spektral hijau daun. Sesuai dengan karakteristiknya, saluran merah dan infra merah sangat sesuai dengan kepekaan terhadap pantulan hijau dari kandungan klorofil daun. Oleh sebab itu, keduasaluran tersebut digunakan untuk mengidentifikasi pantulan hijau daundengan menggunakanformula NDVI (Normalized Defference Vegetation

(4)

dari 0,1 biasanya menandakan peningkatan derajat kehijauan dan intensitas dari vegetasi. Nilai diantara 0 dan 0,1 umumnya merupakan karakteristik dari bebatuan dan lahan kosong, dan nilai yang kurang dari 0 kemungkinan mengindikasikan awan es, awan air dan salju. Permukaan vegetasi memiliki rentang nilai NDVI 0,1 untuk lahan savanna (padang rumput) hingga 0,8 untuk daerah hutan hujan tropis (Tinambunan, 2006).

NDVI adalah salah satu cara yang efektif dan sederhana untuk mengidentifikasi kondisi vegetasi di suatu wilayah, dan metode ini cukup berguna dan sudah sering digunakan dalam menghitung indeks kanopi tanaman hijau pada data multispectral penginderaan jauh. Secara definisi matematis, dengan menggunakan NDVI, maka suatu wilayah dengan kondisi vegetasi yang rapat akan memiliki nilai NDVI yang positif.Sedangkan nilai NDVI perairan bebas akan cenderung bernilai negatif.

(5)

Vegetasi dengan kondisi tajuk yang rapat akan meningkatkan variasi nilai indeks luas daun, sehingga variasi pada nilai pantulan spektral pada kerapatan tajuk yang sama disebabkan oleh perbedaan pada indeks luas daunnya, dan hal tersebut akan memberikan kesalahan di dalam menduga tingkat kerapatan tajuk. Indeks vegetasi NDVI sebagai refresentasi kerapatan vegetasi penutup lahan memiliki hubungan yang searah. Semakin tinggi nilai NDVI, maka kerapatan vegetasi penutup lahan semakin rapat, dan sebaliknya (Latuamury, 2013)

Teknologi Penginderaan Jarak Jauh dan Sistem Informasi Geografis (GIS) Teknologi satelit berperan besar dalam perkembangan aplikasi ilmu penginderaan jarak jauh, terutama dalam menganalisa keadaan vegetasi bumi. Indeks vegetasi adalah salah satu parameter yang digunakan untuk menganalisa keadaan vegetasi dari suatu wilayah. Indeks tersebut mempunyai berbagai macam variasi algoritma. Algoritma yang akan dibahas pada penelitian ini adalah algoritma NDVI dan EVI. Algoritma EVI merupakan hasil turunan dan pengembangan algoritma NDVI. Saat ini berbagai macam sensor satelit dimanfaatkan untuk memantau kondisi kehijauan vegetasi bumi, antara lain: MODIS, MISR, ASTER, IKONOS, Quickbird, AVHRR, dan lain-lain. Masing-masing satelit melalui berbagai sensornya mempunyai fungsi yang spesifik dalam mengolah informasi vegetasi (Sudiana dan Elfa, 2008).

(6)

geografis (SIG) (Sulistiyono, 2008).

Data penginderaan jarak jauh (PJJ) amat lazim digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan sumberdaya alam. Hal ini dikarenakan data PJJ memuat kondisi fisik dari permukaan bumi yang dapat dianalisa sehingga menghasilkan informasi factual tentang sumberdaya yang ada dalam skala luas dan dilakukan berulang kali untuk keperluan pemantauan (Ekadinata dkk., 2008).

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan sebagai pertimbangan Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng untuk menjaga occupancy rate dan meminimalisir hambatan yang

Modifikasi kimia secara umum dilakukan untuk memperkuat dispersi atau penyebaran, kompleksisitas atau sifat-sifat ikatan dari produk akhir (Gargulak dan Lebo 2000).

Penetapan biaya Rawat Inap yang dipakai oleh Rumah sakit Permata Bekasi adalah tarif yang ditetapkan pemerintah sebagai dasar pene- tapan harga kamar rawat inap dan

Selain itu berdasarkan berat kering pucuk pada mahoni yang diinokulasi, perkembangan bagian pucuk lebih kecil daripada yang tidak diinokulasi, sedangkan pada seru dihasilkan

Peningkatan tersebut ditunjukan melalui kondisi pra siklus dimana dari seluruh siswa hanya terdapat 55.88% siswa yang tuntas pada muatan bahasa Indonesia dengan rata-rata

Karakteristik Tempat Perkembangbiakan Larva Anopheles di Desa Bulubete Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah.. Poltekes Kemenkes Palu Bagian

Data dianalisis dengan menggunakan teOIi-teon' gender dan analisis model interaksi yang dikembangkan oleh Milles dan Hubeiman, data yang telah didapat kemudian diolah melalui tiga

&ULWLFDO 'LVFRXUVH $QDO\VLV (CDA). Pertama, discourse dengan ‘d’ kecil yang merujuk pada bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. Kedua , discourse dengan “D”