BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian dengan menggunakan kuantitatif untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih dalam kegiatan mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya mengenai fakta-fakta yang merupakan pendukung terhadap
penelitian.
Sifat penelitian dengan explanatory research. Sugiyono (2011:56) menyatakan bahwa, penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Kantor PT Bank Sumut Cabang
Simpang Kwala Medan, Jl. Djamin Ginting Komplek Buena Vista No.1&2 Medan
Selayang. Jangka waktu penelitian dimulai dari bulan Januari 2015 sampai dengan
bulan Mei 2015.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:81) pengertian populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Dapat disimpulkan bahwa populasi bukan sekedar jumlah
35
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Populasi
dalam penelitian ini adalah debitur yang terdaftar sebagai debitur dengan jumlah
1.380 orang di PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan.
Dalam menentukan sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi
diketahui, maka peneliti menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
N
n = 2
1Ne
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N= Jumlah Populasi e = Tingkat Kesalahan (persen kelonggaran ketidaktelitian
karena kesalahan penarikan sampel).
Populasi (N) sebanyak 1.380 orang dan tingkat kesalahan (e) sebesar 10% maka
besarnya sampel adalah : n = = 93,24
Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini setelah hasil
pembulatan adalah 94 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikan
sampel.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Data primer, yakni data yang diperoleh secara langsung dari responden
yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara
b. Data sekunder, yakni data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik
dari buku, jurnal penelitian, majalah, dan situs internet untuk mendukung
penelitian ini.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dapat dikumpulkan dengan teknik sebagai
berikut:
a) Pengamatan (Observation), yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek yang diteliti.
b) Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan membuat daftar
pertanyaan yang berkaitan dengan objek yang diteliti, diberikan
kepada responden yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.
3.6. Identifikasi dan Definisi Variabel
Adapun variabel penelitian yang akan diteliti sebagai berikut :
1) Variabel independen yaitu Kredit Mikro Sumut Sejahtera II yang terdiri
dari Realisasi kredit (X1), Kemudahan prosedur (X2), Kecepatan
pelaksanaan (X3) dan Persyaratan kredit (X4
2) Variabel intervening adalah Kepuasan Debitur (Z) )
3) Variabel dependen yaitu Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) (Y)
Selanjutnya mengembangkan definisi variabel dan indikator-indikator dalam
penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran
Realisasi kredit
(X1
Persetujuan pihak bank untuk mencairkan permohonan kredit dari pemohon, sesuai dengan kesepakatan kesepakatan yang sudah disetujui terlebih dahulu )
1. Berkas pemohon
sesuai dengan persyaratan bank
2. Adanya kesepakatan bersama
yang telah disetujuhi bank
3. Permohon disetujui
Likert kredit di mana bank memberikan kemudahan dalam mengambil kredit, atau bank mempermudah masyarakat untuk mengakses dana murah dalam bentuk kredit.
1. Memberikan kemudahan buat
debitur
2. Biaya kredit kecil
3. Membantu debitur apabila
prosedur tidak sesuai
dengan syarat yang diminta bank
Likert
Kecepatan pelaksanan 1.Kecepatan mengakses kredit
merupakan kecepatan dalam 2.Mempermudah sistem
mengakses kredit dan pelayanan birokrasi
pada debitur pada saat 3.Mempermudah pengurusan
mengambil kredit pada bank. administrasi
kecepatan pelaksanaan yang 4.Pengambilan Keputusan
memadai akan mendorong cepat kembali debitur dalam
pengambilan kredit pada lain hari.
Likert
Syarat pada saat debitur 1. Syarat administrasi melakukan transaksi,
atau dipermudah
debitur melakukan pengambilan 2. Surat referensi yang perlu
dilakukanya persaratan dibutuhkan antara pihak debitur dengan 3. Jangka waktu kredit
bank. 4.Agunan flexibel
membandingkan kinerja kebutuhan
atau hasil yang dia rasakan 2.Kesesuaian harapan yang
dibandingkan dengan diberikan oleh bank harapannya 3.Fasilitas
yang Diberikan
bank memuaskan
4. Adanya pemberian reward
5.Suku bunga yang bersaing
Likert
Peningkatan Kegiatan usaha yang mampu 1.
Usaha Mikro memperluas lapangan kerja, 2. Kecil
memberikan pelayanan 3.
(UMK) ekonomis secara luas kepada
Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran
peningkatan pendapatan masyarakat,
mendorong pertumbuhan
ekonomi dan berperan
dalam mewujudkan stabilitas nasional.
3.7 Skala Pengukuran
Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan
tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument harus
mempunyai skala. Oleh karena itu, jenis penelitian ini menggunakan jenis skala
sikap, yakni skala Likert. Menurut Sugiyono (2011:102), skala Likert merupakan untuk mengukur sikap, pendapat dan prsepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi. Item instrumen yang dapat
berupa pernyataan seperti Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Kurang Setuju
(KS) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) =1.
3.8Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1Uji Validitas
Menurut Ghozali (2006:71), “Uji validitas dipergunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
setiap pertanyaan lebih besar dari nilai koefisien korelasi (r) 0,30 maka butir
pertanyaan dianggap sudah valid”.
Validitas menunjuk kepada sejauh mana alat pengukur itu dapat
melakukan fungsinya mengukur dengan cermat dan tepat sesuai yang diharapkan.
Suatu skala pengukuruan disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya
dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan
kepada 30 responden penelitian sebelum disebarkan kepada jumlah sampel dalam
penelitian pada debitur PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan. Uji
validitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot methode), dimana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
Jika rhitung positif dan rhitung rtabel
Jika r
, maka butir pertanyaan tersebut valid.
hitung negatif atau rhitung < rtabel
Hasil uji validitas variabel realisasi kredit, kemudahan prosedur, kecepatan
pelaksanaan, persyaratan kredit, kepuasan debitur dan peningkatan Usaha Mikro , maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
Kecil (UMK) dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Realisasi Kredit No Butir Pernyataan
r-hitung
Keterangan
1 Debitur telah melengkapi berkas pemohon
sesuai dengan persyaratan bank
0.651 Valid
2 Debitur diberikan kesempatan melengkapi
berkas pemohon apabila belum sesuai dengan persyaratan bank
0.694 Valid
3 Debitur memohon melakukan pinjamanan
setelah adanya kesepakatan bersama yang telah disetujuhi bank
0.802 Valid
4 Adanya kesepakatan bersama terhadap
6 Permohonan pinjaman tidak dipersulit bank karena debitur melengkapi administrasi sesuai permintaan bank
0.488 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 3.2 menunjukkan bahwa hasil pengujian instrumen
variabel realisasi kredit memiliki nilai r-hitung> r-tabel
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemudahan Prosedur (0,30). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel realisasi
kredit adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
No. Butir Pernyataan r-hitung
Keterangan
1 Bank memberikan kemudahan buat debitur dalam
melakukan pinjaman
0.776 Valid
2 Bank memberikan kemudahan kepada debitur
dengan tidak mempersulit proses administrasi
0.753 Valid
3 Bank memberikan biaya kredit kecil terhadap
pinjaman debitur
0.599 Valid
4 Debitur tidak terbebani dengan biaya kredit yang
diberikan oleh bank
0.750 Valid
5 Bank membantu debitur apabila prosedur tidak
sesuai dengan syarat yang diminta bank
0.764 Valid
6 Bank mencari solusi yang tepat terhadap
permasalahan debitur mengenai prosedur yang tidak sesuai
0.604 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 3.3 menunjukkan bahwa hasil pengujian instrumen
variabel kemudahan prosedur memiliki nilai r-hitung> r-tabel
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Kecepatan Pelaksanaan
(0,30). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pernyataan tentang variabel
kemudahan prosedur adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
No. Butir r- Keterangan Pernyataan hitung
1 Debitur mengakses informasi kredit dengan cepat 0.765 Valid
2 Bank membantu debitur apabila akses kreditnya
lambat
0.585 Valid
4 Sistem birokrasi tidak mempersulit debitur dalam melakukan pinjaman
0.716 Valid
5 Bank sangat mempermudah pengurusan administrasi
terhadap debitur yang melakukan pinjaman
0.466 Valid
6 Bank membantu pengurusan adminstrasi apabila
debitur mengalami masalah
0.483 Valid
7 Bank dalam pengambilan keputusan cepat
terhadap permohonan kredit yang diajukan
0.731 Valid
8 Debitur tidak menunggu waktu yang lama terhadap
hasil keputusan permohonan kredit yang diajukan
0.563 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan bahwa hasil pengujian instrumen
variabel kecepatan pelaksanaan memiliki nilai r-hitung> r-tabel
penelitian.
(0,30). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel
kecepatan pelaksanaan adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Persyaratan Kredit No Butir Pernyataan
r-hitung
Keterangan
1 Adanya persyaratan administrasi yang dilakukan
bank dapat mempermudah debitur
0.553 Valid
2 Persyaratan transaksi yang dilakukan bank
memberikan petunjukkan yang jelas kepada debitur dalam melakukan pinjaman
0.481 Valid
3 Bank membuat surat referensi yang dibutuhkan
untuk melampirkan berkas yang diminta sebagai jaminan dalam proses pinjaman
0.740 Valid
4 Surat referensi yang diminta bank biasanya tidak
mempersulit debitur
0.651 Valid
5 Debitur diberikan jangka waktu kredit sesuai dengan
kegiatan usaha debitur
0.755 Valid
6 Debitur melengkapi jangka waktu kredit dengan
tertulis sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan
0.593 Valid
7 Bank memberikan agunan flexible
yang mempermudah debitur
0.589 Valid
8 Debitur tidak merasa terbebani karena adanya
agunan flexible yang ditawarkan bank
0.547 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
No Butir Pernyataan r -hitung
Keterangan
0.668 variabel persyaratan kredit memiliki nilai r-hitung> r-tabel
(0,30). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pernyataan tentang variabel
persyaratan kredit adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Kepuasan Debitur
No Butir
r-Pernyataan hitung
Keterangan
1 Bank memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan debitur 0.533 Valid
2 Debitur senang terhadap pelayanan yang diberikan bank 0.684 Valid
3 Bank memberikan kesesuaian harapan yang diinginkan bank 0.570 Valid
4 Harapan yang dinginkan debitur dalam proses pinjaman sudah
sesuai.
0.493 Valid
5 Fasilitas yang diberikan bank dapat memberikan rasa kepuasan
kepada Debitur
0.530 Valid
6 Fasilitas yang diberikan bank memberikan kenyaman kepeda
debitur
0.600 Valid
7 Debitur merasa senang karena adanya pemberian reward bagi
debitur yang tidak bermasalah
0.530 Valid
8 Pemberian reward memacu semangat debitur 0.463 Valid
9 Bank memberikan suku bunga yang bersaing 0.709 Valid
10 Bank memberikan suku bunga sesuai dengan kemampuan
debitur dalam proses pembayaran
0.702 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 3.6 menunjukkan bahwa hasil pengujian instrumen
variabel kepuasan debitur memiliki nilai r-hitung> r-tabel
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Peningkatan Usaha Mikro Kecil (0,30). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel kepuasan
debitur adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
1 Kredit Usaha Mikro Kecil yang diberikan bank dapat Valid mengembangkan usaha debitur
2 Debitur mengembangkan usahanya hasil dari proses pinjaman kepada bank
3 Adanya Kredit Usaha Mikro Kecil memberikan kesempatan kepada debitur dalam meningkatkan pendapatan
0.605 Valid
4 Debitur meningkatkan hasil pendapatan setelah adanya modal tambahan dari kredit yang disalurkan bank
0.673 Valid
5 Debitur meningkatkan volume penjualan usaha setelah
bantuan dari Kredit Usaha Mikro Kecil
0.683 Valid
6 Hasil dari meningkatkan volume penjualan debitur dapat
membayar kredit dengan lancer
0.551 Valid
7 Debitur dapat membuka lapangan usaha dengan merekrut
tenaga kerja yang berdampak terhadap pengangguran berkurang
0.565 Valid
8 Kredit Usaha Mikro Kecil dapat mengurangi pengangguran 0.563 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 3.7 menunjukkan bahwa hasil pengujian instrumen variabel
Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) memiliki nilai r-hitung> r-tabel
(0,30).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pernyataan tentang
variabel Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) adalah valid sehingga dapat
dipergunakan dalam penelitian.
3.8.2Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2006:74) Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas menunjukkan sejauhmana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau
lebih. Uji realibilitas dilakukan kepada 30 responden penelitian sebelum
disebarkan kepada jumlah sampel dalam penelitian.
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian
reliabilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan atau dianalisis dengan teknik
Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai
validitas angket dan reabilitas angket akan dibantu dengan menggunakan SPSS
(Statistical Packages for the Social Science).
Hasil uji reliabilitas variabel Realisasi kredit, Kemudahan prosedur,
Kecepatan pelaksanaan, Persyaratan kredit, Kepuasan debitur dan Peningkatan
Usaha Mikro Kecil (UMK) dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini:
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel No Variabel Cronbach's Alpha Keterangan
1 Realisasi kredit 0.782 Reliabel
2 Kemudahan prosedur 0.790 Reliabel
3 Kecepatan pelaksanaan 0.767 Reliabel
4 Persyaratan kredit 0.766 Reliabel
5 Kepuasan debitur 0.755 Reliabel
6 Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) 0.763
Reliabel
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 3.8 diperoleh hasil bahwa hasil pengujian seluruh
variabel penelitian memiliki nilai r-hitung> r-tabel
(0.60). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa seluruh instrumen pernyataan tentang variabel realisasi kredit,
kemudahan prosedur, kecepatan pelaksanaan, persyaratan kredit, Kepuasan
debitur dan peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) adalah reliabel sehingga
seluruh item layak dipergunakan dalam penelitian.
3.9Teknik Analisis Data 3.9.1Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan
pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi.
Statistik deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan
Data yang disajikan dalam statistik deskriptif biasanya dalam bentuk ukuran
pemusatan data (mean, median, dan modus) ukuran penyebaran data
(standar deviasi dan varians), tabel serta grafik (histogram, pie dan bar).
Data statistik yang diperoleh dalam penelitian perlu diringkas dengan baik
dan teratur. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang sekumpulan data yang diperoleh baik mengenai sampel atau populasi.
3.9.2 Analisis Statistik
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian dengan menggunakan analisis jalur (path analisis). Analisis jalur sebagai suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi. Analisis jalur adalah suatu
teknik pengembangan dari regresi linier ganda. Teknik ini digunakan untuk
menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur
pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1,X2, X2 dan X4
Persyaratan kredit terhadap Kepuasan Debitur serta dampaknya pada Peningkatan terhadap Y serta dampaknya terhadap Z. Analisis jalur berfungsi untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh Kredit Mikro Sumut Sejahtera II yang terdiri
dari Realisasi kredit, Kemudahan prosedur, Kecepatan pelaksanaan dan
Usaha Mikro Kecil (UMK) di PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan.
Peneliti menggunakan bantuan program Statistic Product and Service Solution (SPSS) dengan menggunakan metode analisis jalur (path analisis). Model Regresi analisis jalur dirumuskan sebagai berikut:
Sub Model I Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Sub Model II Z = a + b
+ e 1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Sub Model III Y = a + b1Z + e
+ e
Y = Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK)
Z = Kepuasan Debitur a =
Konstanta
b1,b2,b3dan b4 = Koefisien regresi variabel X1, X2, X3 dan X4 X1 = Realisasi kredit
X2 = Kemudahan prosedur
X3 = Kecepatan pelaksanaan
X4 = Persyaratan kredit
e = Error / variabel yang tidak diteliti
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali,
2006:106). Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R²
yang kecil berarti kemampuan variabel independen (harmony, acceptance dan participation simplicity) dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) pada PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan) amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.
b. Uji secara Simultan/Serempak (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan
(serempak) terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :
H0 : bi= 0 (Realisasi kredit, Kemudahan prosedur, Kecepatan pelaksanaan dan
Cabang Simpang Kwala Medan).
Ha : bi≠ 0 (Realisasi kredit, Kemudahan prosedur, Kecepatan pelaksanaan dan
Persyaratan kredit secara simultan berpengaruh terhadap
Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) pada PT Bank Sumut
Cabang Simpang Kwala Medan).
Pengaruh variabel independen terhadap dependen di uji dengan tingkat
kepercayaan (confidence interval) 95% atau pada alpha = 5%. Untuk menguji
apakah hipotesis ditolak atau diterima digunakan statistik uji F : Jika Fhitung <
Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, dan
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
c.Uji secara Parsial/Individual (Uji-t)
Uji parsial atau uji-t adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas
berpengaruh secara individu terhadap variabel terikatnya. Bentuk
pengujiannya adalah sebagai berikut :
H0 : bi = 0 (Kepuasan Debitur secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) pada PT Bank Sumut
Cabang Simpang Kwala Medan).
Ha : bi≠ 0 (Kepuasan Debitur secara parsial berpengaruh terhadap Peningkatan
Usaha Mikro Kecil (UMK) pada PT Bank Sumut Cabang Simpang
Kwala Medan)
Selanjutnya akan dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan
tingkat signifikansi (alpha) = 5% dan derajat kebebasan (n-k) dengan thitung yang
diperoleh dengan kriteria uji yang digunakan adalah :
Terima H0 bila thitung < ttabel
3.10 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untu menguji model dari sebuah hipotesis.
Pengujian asumsi klasik meliputi pengujian: (1) Normalitas, (2) Multikolinieritas,
(3) Heteroskedastisitas.
1.Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk menunjukkan simetris tidaknya distribusi data. Cara
untuk melihat normalitas residual adalah melalui grafik Normal P-Plot dan
analisis statistik sebagai berikut:
a. Analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik normal P-Plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar
pengambilan keputusannya adalah:
1. Jika data menyebar disekitar garis normal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan garis miring atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Analisis statistik, yakni dengan melihat uji statistik Non-Parametrik
Kolmogrov-Smirnov (K-S). Apabila hasil atau nilai Kolmogrov-Smirnov
(K-S) dan nilai Asymp.sig (2-tailed) atau probabilitasnya di atas 0,05, maka data telah memenuhi asumsi normalitas.
2.Uji Multikolinieritas
masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi
di antara variabel bebasnya. Gejala ini dapat di deteksi dengan nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai Tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF = 1/Tolerance). Nilai Cutoff atau batas yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai
Tolerance≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2006:94).
3.Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah variabel
model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual tetap, maka disebut
homoskedatisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedatisitas Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas yang dapat dilakukan
dengan melihat grafik plot, dan uji Glejser. Uji Glejser dapat dilihat jika
variabel independen singnifikan dibawah 5% secara statistik, maka di
indikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya
diatas tingkat kepercayaan 5% maka model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2006:106).
Cara menguji terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
scatter plot, analisis data sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik meyebar di atas dan dibawah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskriptif Objek Penelitian
4.1.1.1 Sejarah Singkat PT Bank sumut
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4
Nopember 1961 dengan Akta Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan
Terbatas (PT) dengan sebutan BPDSU. Pada tahun 1962 berdasarkan UU No. 13
tahun 1962 tentang ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan sesuai
dengan peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 5 tahun 1965 bentuk
usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Modal dasar pada
saat itu sebesar Rp. 100 juta dan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah
Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se-Sumatera Utara.
Sejalan dengan Program Rekapitalisasi, bentuk hukum BPDSU tersebut harus
dirubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) agar
saham Pemerintah Pusat dapat masuk untuk pengembangan dan dikemudian hari
saham pihak ketiga dimungkinkan dapat masuk atas persetujuan DPRD Tingkat I
Sumatera Utara, sehingga berdasarkan hal tersebut maka pada tahun 1999, bentuk
hukum BPDSU dirubah kembali menjadi Perseroan Terbatas dengan Nama PT
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT Bank Sumut yang
berkedudukan dan berkantor Pusat di Medan, Jl. Iman Bonjol No.18, yang
didirikan berdasarkan Akta No 38 tanggal 16 April 1999 yang telah mendapat
pengesahan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia Nomor C-8224
52
HT.01.01.TH 99 tanggal 05 Mei 1999, modal Dasar pada saat itu ditetapkan
sebesar Rp. 400 milliar. Dan karena pertimbangan kebutuhan proyeksi
pertumbuhan bank, maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui Akta No 31,
modal dasar ditingkatkan menjadi Rp. 500 milliar.
Sesuai dengan Akta No. 39 tanggal 10 Juni 2008 yang dibuat dihadapan H.
Marwansyah Nasution, SH. Notaris di Medan berkaitan dengan Akta Penegasan
No. 05 tanggal 10 November 2008 yang telah memperoleh persetujuan dari
Menteri Hukum dan hak asasi manusia Republik Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam surat keputusan No. AHUAH.01-87927.AH.01.02 tahun 2008
tanggal 20 Nopember 2008 yang diumumkan dalam tambahan berita negara
Republik Indonesia No. 10 tanggal 03 Februari 2009, maka modal dasar
ditambah dari Rp. 500 miliar menjadi Rp. 1 tirliyun. Anggaran dasar terakhir,
sesuai dengan Akta No. 16 tanggal 29 Oktober 2010 dan Akta Notaris No. 3
tanggal 6 Desember 2010 mengenai pernyataan keputusan rapat, yang dibuat
dihadapan Afrizal Arsad, SH., Notaris di Medan yang telah mendapat persetujuan
nomor: AHU-AH.01-10-04350 tanggal 10 Februari 2011.
4.1.1.2 Visi dan Misi PT Bank sumut Visi PT Bank sumut
Visi Bank Sumut menjadi bank andalan bagi membantu dan mendorong
pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat.
Misi PT Bank Sumut
Misi PT Bank Sumut mengelolah dana Pemerintah dan Masyarakat secara
profesional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.
4.1.1.3. Tujuan dan Fungsi PT Bank Sumut Tujuan PT Bank Sumut
PT Bank Sumut sebagai perusahaan pemerintah daerah yang tidak lepas
dari tujuan sebagai berikut :
1. Menghasilkan laba dan pertumbuhan daerah di berbagai sektor.
2. Meningkatkan taraf hidup rakyat.
3. Memenuhi fungsi sosial dengan penyediaan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat.
4. Menyediakan produk dan layanan yang kompetitif.
Fungsi PT Bank Sumut
Sebagai alat kelengkapan otonomi daerah dibidang perbankan, PT Bank Sumut
berfungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah,
bertindak sebagai pemegang kas daerah yang melaksanakan penyimpanan uang
daerah serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dengan melakukan
kegiatan usaha sebagai Bank umum seperti dimaksudkan pada undang-undang
nomor 7 tahun 1992, tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan
4.1.2. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah debitur PT Bank Sumut Cabang
Simpang Kwala Medan. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan dan pekerjaan debitur PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala
Medan.
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada PT Bank Sumut
Cabang Simpang Kwala Medan dapat dilihat pada Tabel 4.1:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin (Orang) (%)
1 Perempuan 63 67.02
2 Laki-laki 31 32.98
Jumlah 94 100
Sumber: Hasil Penelitian,2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar debitur PT
Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan dominan kaum perempuan yaitu
sebanyak 63 orang (67.02%). Hal ini menunjukkan perempuan yang lebih banyak
datang untuk mengajukan kredit pada PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala
Medan, sedangkan responden laki-laki sebanyak 31 orang (32.98%). Debitur
perempuan biasanya datang ke PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan
untuk melakukan kredit dan kemudian membayar angsuran kredit, sehingga
terbukti pada saat penyebaran kuesioner di PT Bank Sumut Cabang Simpang
Kwala Medan peneliti menemukan mayoritas perempuan sehingga peneliti dalam
menyebarkan kuesioner lebih banyak menyebarkan kuesioner kepada perempuan
dibandingkan dengan debitur laki-laki.
4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia pada PT Bank Sumut Cabang
Simpang Kwala Medan dapat dilihat pada Tabel 4.2 :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No
Usia (Tahun) Jumlah
(Orang) %
1 < 25 1 1.06
2 25-30 9 9.57
3 31-35 15 15.96
4 36-40 37 39.36
5 41-45 28 29.79
6 > 45 4 4.26
Total 94 100
Sumber: Hasil Penelitian,2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa berdasarkan usia, debitur yang
paling banyak mengajukan kredit di PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala
Medan berusia antara 36 – 40 tahun sebanyak 37 orang (39.36%). Hal ini
menunjukkan pada usia 36 – 40 tahun, debitur lebih banyak melakukan kredit
untuk menunjuang kegiatan usahanya dan melakukan transaksi dalam memenuhi
kebutuhan debitur sedangkan pada usia < 25 tahun sebanyak 0 orang (0%), usia
25-30 tahun sebanyak 9 orang (9.57%), usia 31-35 tahun sebanyak 15 orang
(15.96%), usia 41 – 45 tahun sebanyak 28 orang (29.79%) dan diatas > usia 45
tahun sebanyak 4 orang (4.26%). Usia debitur yang paling banyak telah berusia
produktif sehingga usia tersebut mempengaruhi debitur untuk melakukan tindakan
untuk melakukan kredit di PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan.
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan di PT Bank Sumut
Cabang Simpang Kwala Medan dapat dilihat pada Tabel 4.3:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan (Orang) (%)
1 SLTA 35 37.23
2 DIII 33 35.11
3 Strata 1 (S1) 24 25.53
4 Strata 2 (S2) 2 2.13
Jumlah 94 100
Sumber: Hasil Penelitian 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa debitur yang paling banyak
melakukan kredit di PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan adalah
tingkat pendidikan SMA dengan jumlah 35 orang (35.11%). Hal ini menunjukkan
bahwa debitur PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan memiliki
pendidikan yang cukup baik dalam mengambil keputusan melakukan kredit di PT
Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan dan debitur lebih mengetahui syarat
untuk melakukan kredit di PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan, untuk
pendidikan S1 berjumlah 24 orang (25.53%), pendidikan D3 berjumlah 33 orang
(35.11%) dan pendidikan S2 berjumlah 2 orang (2.13%).
4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang telah menggunakan jasa di
PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan dapat dilihat pada Tabel
4.4:
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan
Jumlah
(Orang) %
1 Mahasiswa 0 0.00
2 Pegawai Negeri Sipil 12 12.77
3 Pegawai Swasta 19 20.21
4 Wiraswasta 50 53.19
5 Ibu Rumah Tangga 9 9.57
6 Lainnya………. 4 4.26
Total 94 100
Sumber: Hasil Penelitian,2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa debitur PT Bank Sumut
Cabang Simpang Kwala Medan berdasarkan pekerjaan yang paling banyak adalah
wiraswasta. Gambaran ini menunjukkan bahwa debitur PT Bank Sumut Cabang
Simpang Kwala Medan adalah rata-rata wiraswasta dengan jumlah 50 orang
(53.19%) yang lebih banyak berperan dalam melakukan kredit, sedangkan
pegawai negeri sipil sebanyak 12 orang (12.77%), Pegawai swasta sebanyak 19
orang (20.21%), mahasiswa sebanyak 0 orang (0%) dan pada pekerjaan lainnya
sebanyak 4 orang (4.26%).
4.1.3 Analisis Statistik Deskriptif
Pada penelitian di PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan,
(X4) dan variabel intervening adalah kepuasan debitur (Z) sedangkan varibel
terikat (dependent variable) adalah Peningkatan Usaha Mikro Kecil (Y).
4.1.3.1. Penjelasan Responden atas Realisasi kredit (X1)
Realisasi kredit sebagai persetujuan pihak bank untuk mencairkan
permohonan kredit dari pemohon, sesuai dengan kesepakatan kesepakatan yang
sudah disetujui terlebih dahulu. Hasil jawaban nasabah terhadap realisasi kredit
pada PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan dapat dilihat pada Tabel
4.5:
Tabel 4.5
Penjelasan Responden atas Realisasi kredit
No Jawaban Responden
Butir Pernyataan Sangat Setu Setuju
1. Debitur melengkapi berkas
pemohon sesuai dengan persyaratan bank
26 28 46 49 8 9 14 15 0 0 94 100
2. Debitur diberikan kesempatan
memperbaiki berkas pemohon apabila belum sesuai dengan persyaratan yang diinginkan bank
19 20 45 48 9 10 21 22 0 0 94 100
3. Debitur memohon
pinjamanan sesuai adanya
kesepakatan bersama
yang
telah disetujuhi bank
14 15 40 43 23 24 17 18 0 0 94 100
4. Adanya nilai nominal
pinjaman yang disetujuhi sudah sesuai dengan
keinginan debitur
23 24 34 36 20 21 17 18 0 0 94 100
5 Permohon pinjaman disetujui 23
setelah debitur melengkapi persyaratan bank
24 34 36 17 18 20 21 0 0 94 100
6 Permohonan pinjaman tidak 21
dipersulit bank apabila debitur melengkapi
permintaan bank
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden
menjawab sangat setuju dan setuju debitur telah melengkapi berkas pemohon
sesuai dengan persyaratan bank. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang
menjawab sangat setuju sebanyak 26 orang (28%), setuju sebanyak 46 orang
(49%) sedangkan kurang setuju sebanyak 8 orang (9%) dan tidak setuju sebanyak
14 orang (15%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden
menganggap bahwa debitur tidak semua melengkapi berkas pemohon sesuai
dengan persyaratan bank.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju setiap debitur
diberikan kesempatan melengkapi berkas pemohon apabila belum sesuai dengan
persyaratan bank terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 19 orang (20%) dan setuju sebanyak 45 orang (48%) sedangkan kurang
setuju sebanyak 9 orang (10%) dan tidak setuju sebanyak 21 orang (22%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap debitur tidak diberikan
kesempatan melengkapi berkas pemohon apabila belum sesuai dengan persyaratan
bank.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju debitur memohon
melakukan pinjamanan setelah adanya kesepakatan bersama yang telah disetujuhi
bank terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 14
orang (15%) dan setuju sebanyak 40 orang (43%) sedangkan yang menyatakan
kurang setuju sebanyak 23 orang (24%) dan tidak setuju 17 orang (18%). Hal ini
memohon melakukan pinjamanan setelah adanya kesepakatan bersama yang telah
disetujuhi bank.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju adanya
kesepakatan bersama terhadap nilai nominal pinjaman sudah sesuai dengan
keinginan debitur, terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 28 orang (28%) dan setuju sebanyak 43 orang (43%) sedangkan yang
menyatakan kurang setuju sebanyak 18 orang (18%) dan tidak setuju 11 orang
(11%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap adanya
kesepakatan bersama terhadap nilai nominal pinjaman belum sesuai dengan
keinginan debitur.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju permohon
pinjaman disetujui setelah debitur melengkapi persyaratan bank, terlihat dari
jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 23 orang (24%) dan
setuju sebanyak 34 orang (36%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju
sebanyak 17 orang (18%) dan tidak setuju 20 orang (21%). Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian dari responden menganggap permohon pinjaman ada sebagian
belum disetujui setelah debitur melengkapi persyaratan bank.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju permohonan
pinjaman tidak dipersulit bank karena debitur melengkapi administrasi sesuai
permintaan bank, terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 21 orang (22%) dan setuju sebanyak 44 orang (47%) sedangkan yang
menyatakan kurang setuju sebanyak 15 orang (16%) dan tidak setuju 14 orang
(15%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap
permohonan pinjaman ada yang dipersulit bank karena debitur tidak melengkapi
4.1.3.2. Penjelasan Responden atas Kemudahan prosedur (X2)
Kemudahan prosedur adalah suatu kemudahan mengambil kredit di mana
bank memberikan kemudahan dalam mengambil kredit, atau bank mempermudah
masyarakat untuk mengakses dana murah dalam bentuk kredit. Hasil jawaban
responden dapat dilihat pada Tabel 4.6:
Tabel 4.6 Penjelasan Responden atas Kemudahan prosedur No Jawaban Responden Butir Pernyataan
1. Bank memberikan kemudahan 19 20 buat
debitur dalam melakukan pinjaman
47 50 12 13 16 17 0 0 94 100
2. Bank memberikan kemudahan 20 21
kepada debitur dengan tidak mempersulit proses administrasi
47 50 12 13 15 16 0 0 94 100
3. Bank memberikan biaya kredit 24 26 kecil
terhadap pinjaman debitur
34 36 18 19 18 19 0 0 94 100
4 Debitur tidak terbebani dengan 15 16
biaya kredit yang diberikan oleh bank
41 44 15 16 23 24 0 0 94 100
5 Bank membantu debitur apabila 19 20
prosedur tidak sesuai dengan syarat yang diminta bank
37 39 17 18 21 22 0 0 94 100
6 Bank mencari solusi yang tepat 27 29
terhadap permasalahan debitur mengenai prosedur yang tidak sesuai
40 43 14 15 13 14 0 0 94 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
sangat setuju dan setuju PT Bank memberikan kemudahan buat debitur dalam
melakukan pinjaman. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menyatakan
sangat setuju sebanyak 19 orang (20%) dan setuju sebanyak 47 orang (50%)
setuju sebanyak 16 orang (17%). Hal ini menunjukkan sebagian PT Bank tidak
memberikan kemudahan buat debitur dalam melakukan pinjaman.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju bank memberikan
kemudahan kepada debitur dengan tidak mempersulit proses administrasi. Hal ini
terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 20 orang
(21%) dan setuju sebanyak 47 orang (50%) sedangkan yang menyatakan kurang
setuju sebanyak 12 orang (13%) dan tidak setuju sebanyak 15 orang (16%). Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap bank tidak
memberikan kemudahan kepada debitur dengan mempersulit proses administrasi.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju bank memberikan
biaya kredit kecil terhadap pinjaman debitur. Hal ini terlihat dari jumlah
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 24 orang (26%) dan setuju
sebanyak 34 orang (36%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 18
orang (19%) dan tidak setuju sebanyak 18 orang (19%). Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian dari responden menganggap bank tidak memberikan biaya kredit
kecil terhadap pinjaman debitur.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju debitur tidak
terbebani dengan biaya kredit yang diberikan oleh bank, terlihat dari jumlah
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 15 orang (16%) dan setuju
sebanyak 41 orang (44%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 15
orang (16%) dan tidak setuju 23 orang (24%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian dari responden menganggap debitur terbebani dengan biaya kredit yang
diberikan oleh bank.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan bank membantu debitur
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 19 orang (20%) dan setuju
sebanyak 37 orang (39%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 17
orang (18%) dan tidak setuju 21 orang (22%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian dari responden menganggap bank tidak membantu debitur apabila
prosedur tidak sesuai dengan syarat yang diminta bank.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju bank mencari
solusi yang tepat terhadap permasalahan debitur mengenai prosedur yang tidak
sesuai terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 27
orang (29%) dan setuju sebanyak 40 orang (43%) sedangkan yang menyatakan
kurang setuju sebanyak 14 orang (15%) dan tidak setuju 13 orang (14%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap bank tidak mencari
solusi yang tepat terhadap permasalahan debitur mengenai prosedur yang tidak
sesuai.
4.1.3.3. Penjelasan Responden atas Kecepatan Pelaksanaan (X3)
Kecepatan pelaksanaan adalah kecepatan pelaksanan merupakan
kecepatan dalam mengakses kredit dan pelayanan pada debitur pada saat
mengambil kredit pada bank, kecepatan pelaksanaan yang memadai akan
mendorong kembali debitur dalam pengambilan kredit pada lain hari. Hasil
jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4.7:
Tabel 4.7 Penjelasan Responden atas Kecepatan Pelaksanaan No Jawaban Responden Butir Pernyataan
Sangat Setuju
Setu Kurang Tidak Sangat Tot Setuju Setuju Tidak
f % f % f % f % f % f %
1 Debitur mengakses informasi 19 20
kredit dengan cepat
59 63 12 13 4 4 0 0 94 100
2 Bank membantu debitur 28 30
apabila akses kreditnya lambat
56 60 6 6 4 4 0 0 94 100
3 Bank mempermudah sistem 33 35
birokrasi kepada debitur
45 48 9 10 7 7 0 0 94 100
4 Sistem birokrasi tidak 19 20
mempersulit debitur dalam melakukan pinjaman
46 49 15 16 14 15 0 0 94 100
5 Bank sangat mempermudah 20 21
pengurusan administrasi terhadap
debitur yang melakukan pinjaman
44 47 14 15 16 17 0 0 94 100
6 Bank membantu pengurusan 19 20
adminstrasi apabila debitur mengalami masalah
41 44 16 17 18 19 0 0 94 100
7 Bank dalam pengambilan 17 18
keputusan cepat terhadap permohonan kredit yang
diajukan
52 55 15 16 10 11 0 0 94 100
8 Debitur tidak menunggu waktu 16 17
yang lama terhadap hasil
keputusan permohonan kredit yang diajukan
53 56 13 14 12 13 0 0 94 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden
menjawab sangat setuju dan setuju debitur mengakses informasi kredit dengan
cepat. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 19 orang (20%) dan setuju sebanyak 59 orang (63%) sedangkan yang
menyatakan kurang setuju sebanyak 12 orang (13%) dan tidak setuju sebanyak 4
orang (4%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap
debitur tidak mengakses informasi kredit dengan cepat.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju bank membantu
debitur apabila akses kreditnya lambat. Hal ini terlihat dari jumlah responden
yang menyatakan sangat setuju sebanyak 28 orang (30%) dan setuju sebanyak 56
dan tidak setuju sebanyak 4 orang (4%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
dari responden menganggap bank tidak membantu debitur apabila akses kreditnya
lambat.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju Bank
mempermudah sistem birokrasi kepada debitur. Hal ini terlihat dari jumlah
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 33 orang (35%) dan setuju
sebanyak 45 orang (48%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 9
orang (10%) dan tidak setuju sebanyak 7 orang (7%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian dari responden menganggap bank tidak mempermudah sistem birokrasi
kepada debitur.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju sistem birokrasi
tidak mempersulit debitur dalam melakukan pinjaman, terlihat dari jumlah
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 19 orang (20%) dan setuju
sebanyak 46 orang (49%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 15
orang (16%) dan tidak setuju 14 orang (15%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian dari responden menganggap sistem birokrasi mempersulit debitur dalam
melakukan pinjaman.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju bank sangat
mempermudah pengurusan administrasi terhadap debitur yang melakukan
pinjaman terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
20 orang (21%) dan setuju sebanyak 44 orang (47%) sedangkan yang menyatakan
kurang setuju sebanyak 14 orang (15%) dan tidak setuju 16 orang (17%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap bank tidak
mempermudah pengurusan administrasi terhadap debitur yang melakukan
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju bank membantu
pengurusan adminstrasi apabila debitur mengalami masalah terlihat dari jumlah
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 19 orang (20%) dan setuju
sebanyak 41 orang (44%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 16
orang (17%) dan tidak setuju 18 orang (19%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian dari responden menganggap bank tidak membantu pengurusan
adminstrasi apabila debitur mengalami masalah.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju bank dalam
pengambilan keputusan cepat terhadap permohonan kredit yang diajukan terlihat
dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 17 orang (18%)
dan setuju sebanyak 52 orang (55%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju
sebanyak 15 orang (16%) dan tidak setuju 10 orang (11%). Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian dari responden menganggap bank dalam pengambilan keputusan
kurang cepat terhadap permohonan kredit yang diajukan.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju debitur tidak
menunggu waktu yang lama terhadap hasil keputusan permohonan kredit yang
diajukan terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
16 orang (17%) dan setuju sebanyak 53 orang (56%) sedangkan yang menyatakan
kurang setuju sebanyak 13 orang (14%) dan tidak setuju 12 orang (13%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap debitur menunggu
No
4.1.3.4. Penjelasan Responden atas Persyaratan kredit (X4)
Persyaratan kredit adalah syarat pada saat debitur melakukan transaksi,
atau debitur melakukan pengambilan perlu dilakukanya persaratan antara pihak
debitur dengan bank. Hasil jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4.8:
Tabel 4.8 Penjelasan Responden atas Persyaratan kredit Jawaban Responden
Butir Pernyataan Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat Total Setuju Setuju Setuju Tidak
Setuju
f % f % f % f % f % f %
1 Adanya persyaratan administrasi 25 yang dilakukan bank dapat mempermudah debitur
27 46 49 7 7 16 17 0 0 94 100
2 Persyaratan transaksi yang 22 dilakukan bank memberikan petunjukkan yang jelas kepada debitur dalam melakukan
pinjaman
23 57 61 10 11 5 5 0 0 94 100
3 Bank membuat surat referensi 25 yang
dibutuhkan untuk melampirkan
berkas yang diminta sebagai jaminan dalam proses pinjaman
27 51 54 10 11 8 9 0 0 94 100
4 Surat referensi yang diminta bank 23 biasanya tidak mempersulit debitur
24 47 50 17 18 7 7 0 0 94 100
5 Debitur diberikan jangka waktu 26 kredit sesuai dengan kegiatan usaha debitur
28 30 32 32 34 6 6 0 0 94 100
6 Debitur melengkapi jangka waktu 16 kredit dengan tertulis sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan
17 40 43 22 23 16 17 0 0 94 100
7 Bank memberikan agunan flexible 25 27 yang mempermudah debitur
30 32 31 33 8 9 0 0 94 100
8 Debitur tidak merasa terbebani 16 17 karena adanya agunan flexible yang ditawarkan bank
41 44 22 23 15 16 0 0 94 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden
menjawab sangat setuju dan setuju adanya persyaratan administrasi yang
dilakukan bank dapat mempermudah debitur. Hal ini terlihat dari jumlah
sebanyak 46 orang (49%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 7
orang (7%) dan tidak setuju sebanyak 16 orang (17%). Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian dari responden menganggap adanya persyaratan administrasi
yang dilakukan bank kurang dapat mempermudah debitur.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju persyaratan
transaksi yang dilakukan bank memberikan petunjukkan yang jelas kepada debitur
dalam melakukan pinjaman. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 22 orang (23%) dan setuju sebanyak 57 orang
(61%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 10 orang (11%) dan
tidak setuju sebanyak 5 orang (5%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari
responden menganggap persyaratan transaksi yang dilakukan bank tidak
memberikan petunjukkan yang jelas kepada debitur dalam melakukan pinjaman.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju bank membuat
surat referensi yang dibutuhkan untuk melampirkan berkas yang diminta sebagai
jaminan dalam proses pinjaman. Hal ini terlihat dari jumlah responden yaang
menyatakan sangat setuju sebanyak 25 orang (27%) dan setuju sebanyak 51 orang
(54%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 10 orang (11%) dan
tidak setuju sebanyak 8 orang (9%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari
responden menganggap bank tidak membuat membuat surat referensi yang
dibutuhkan untuk melampirkan berkas yang diminta sebagai jaminan dalam
proses pinjaman.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju surat referensi
yang diminta bank biasanya tidak mempersulit debitur. Hal ini terlihat dari jumlah
responden yaang menyatakan sangat setuju sebanyak 23 orang (24%) dan setuju
orang (18%) dan tidak setuju sebanyak 7 orang (7%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian dari responden menganggap surat referensi yang diminta bank biasanya
mempersulit debitur.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setujud diberikan jangka
waktu kredit sesuai dengan kegiatan usaha debitur. Hal ini terlihat dari jumlah
responden yaang menyatakan sangat setuju sebanyak 26 orang (28%) dan setuju
sebanyak 30 orang (32%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 32
orang (34%) dan tidak setuju sebanyak 6 orang (6%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian dari responden menganggap debitur diberikan jangka waktu kredit tidak
sesuai dengan kegiatan usaha debitur.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju debitur
melengkapi jangka waktu kredit dengan tertulis sesuai dengan hasil wawancara
yang dilakukan. Hal ini terlihat dari jumlah responden yaang menyatakan sangat
setuju sebanyak 16 orang (17%) dan setuju sebanyak 40 orang (43%) sedangkan
yang menyatakan kurang setuju sebanyak 22 orang (23%) dan tidak setuju
sebanyak 16 orang (17%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden
menganggap debitur tiak melengkapi jangka waktu kredit dengan tertulis sesuai
dengan hasil wawancara yang dilakukan.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju bank memberikan
agunan flexible yang mempermudah debitur. Hal ini terlihat dari jumlah
responden yaang menyatakan sangat setuju sebanyak 25 orang (27%) dan setuju
sebanyak 30 orang (32%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 31
orang (33%) dan tidak setuju sebanyak 8 orang (9%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian dari responden menganggap bank tidak memberikan agunan flexible
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju debitur tidak
merasa terbebani karena adanya agunan flexible yang ditawarkan bank. Hal ini
terlihat dari jumlah responden yaang menyatakan sangat setuju sebanyak 16 orang
(17%) dan setuju sebanyak 41 orang (44%) sedangkan yang menyatakan kurang
setuju sebanyak 22 orang (23%) dan tidak setuju sebanyak 15 orang (16%). Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap debitur merasa
terbebani karena adanya agunan flexible yang ditawarkan bank.
4.1.3.4. Penjelasan Responden atas Kepuasan debitur
Kepuasan debitur adalah merupakan tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan
harapannya. Hasil jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4.9:
Tabel 4.9 Penjelasan Responden atas Kepuasan debitur
No Jawaban Responden
Kurang Tidak Sangat Total Setuju Setuju Tidak
Setuju
f % f % f % f % f % f %
1. Bank memberikan pelayanan prima 23
dengan senantiasa untuk memenuhi kebutuhan debitur
24 50 53 8 9 13 14 0 0 94 100
2. Debitur senang hasil pelayanan 23 yang
diberikan bank
24 52 55 7 7 12 13 0 0 94 100
3. Bank memberikan kesesuaian 20
harapan yang diinginkan debitur
4. Harapan debitur dalam proses 18 pinjaman sesuai dengan hasil yang diberikan bank
19 49 52 11 12 16 17 0 0 94 100
5. Fasilitas yang diberikan bank dapat 21
memberikan rasa kepuasan kepada Debitur
22 45 48 17 18 11 12 0 0 94 100
6. Fasilitas yang diberikan bank 25
memberikan kenyaman kepeda
debitur
27 46 49 8 9 15 16 0 0 94 100
7. Debitur merasa senang karena
41 adanya pemberian reward bagi debitur yang tidak bermasalah
44 38 40 7 7 8 9 0 0 94 100
8. Pemberian reward memacu 26
semangat debitur
28 49 52 9 10 10 11 0 0 94 100
9. Bank memberikan suku bunga yang 26
bersaing
28 44 47 10 11 14 15 0 0 94 100
10 Bank memberikan suku bunga 29 31 sesuai dengan kemampuan debitur dalam proses pembayaran
48 51 10 11 7 7 0 0 94 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa mayoritas responden
menjawab sangat setuju dan setuju bank memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan debitur. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat
setuju sebanyak 23 orang (24%) dan setuju sebanyak 50 orang (53%) sedangkan
yang menyatakan kurang setuju sebanyak 8 orang (9%) dan tidak setuju sebanyak
13 orang (14%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden
menganggap bank tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan debitur.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju debitur senang
terhadap pelayanan yang diberikan bank. Hal ini terlihat dari jumlah responden
yang menyatakan sangat setuju sebanyak 23 orang (23%) dan setuju sebanyak 52
orang (55%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 7 orang (7%)
dan tidak setuju sebanyak 12 orang (13%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
dari responden menganggap debitur kurang senang terhadap pelayanan yang
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju bank memberikan
kesesuaian harapan yang diinginkan bank. Hal ini terlihat dari jumlah responden
yang menyatakan sangat setuju sebanyak 20 orang (21%) dan setuju sebanyak 43
orang (46%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 14 orang (15%)
dan tidak setuju sebanyak 17 orang (18%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
dari responden menganggap bank tidak memberikan kesesuaian harapan yang
diinginkan bank.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju harapan yang
dinginkan debitur dalam proses pinjaman sudah sesuai. Hal ini terlihat dari jumlah
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 18 orang (19%) dan setuju
sebanyak 49 orang (52%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 11
orang (12%) dan tidak setuju sebanyak 16 orang (17%). Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian dari responden menganggap harapan yang dinginkan debitur
dalam proses pinjaman belum sesuai.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju fasilitas yang
diberikan bank dapat memberikan rasa kepuasan kepada debitur. Hal ini terlihat
dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 21 orang (22%)
dan setuju sebanyak 45 orang (48%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju
sebanyak 17 orang (18%) dan tidak setuju sebanyak 11 orang (12%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap fasilitas yang
diberikan bank kurang dapat memberikan rasa kepuasan kepada debitur.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju fasilitas yang
diberikan bank memberikan kenyaman kepeda debitur. Hal ini terlihat dari jumlah
responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 25 orang (27%) dan setuju
orang (9%) dan tidak setuju sebanyak 15 orang (16%). Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian dari responden menganggap fasilitas yang diberikan bank kurang
memberikan kenyaman kepada debitur.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju debitur merasa
senang karena adanya pemberian reward bagi debitur yang tidak bermasalah. Hal
ini terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 41
orang (44%) dan setuju sebanyak 38 orang (40%) sedangkan yang menyatakan
kurang setuju sebanyak 7 orang (7%) dan tidak setuju sebanyak 8 orang (9%).
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap debitur merasa
kurang senang karena adanya pemberian reward bagi debitur yang bermasalah.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju pemberian reward
memacu semangat debitur. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 26 orang (28%) dan setuju sebanyak 49 orang
(52%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 9 orang (10%) dan
tidak setuju sebanyak 10 orang (11%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari
responden menganggap pemberian reward tidak memacu semangat debitur.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju bank memberikan
suku bunga yang bersaing. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 26 orang (28%) dan setuju sebanyak 44 orang
(47%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 10 orang (11%) dan
tidak setuju sebanyak 14 orang (15%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari
responden menganggap bank tidak memberikan suku bunga yang bersaing.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju bank memberikan
suku bunga sesuai dengan kemampuan debitur dalam proses pembayaran. Hal ini
(31%) dan setuju sebanyak 48 orang (51%) sedangkan yang menyatakan kurang
setuju sebanyak 10 orang (11%) dan tidak setuju sebanyak 7 orang (7%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap bank tidak
memberikan suku bunga sesuai dengan kemampuan debitur dalam proses
pembayaran.
4.1.3.5. Penjelasan Responden atas Peningkatan Usaha Mikro Kecil
Peningkatan Usaha Mikro Kecil merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja, memberikan pelayanan ekonomis secara luas kepada
masyarakat, berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan
masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan
stabilitas nasional. Hasil jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4.10:
Tabel 4.10 Penjelasan Responden atas Peningkatan Usaha Mikro Kecil
Setuju Kurang Tidak Sangat Setuju Setuju Tidak
Setuju
Tota
f % f % f % f % f % f %
1 Kredit Usaha Mikro Kecil 16 yang diberikan bank dapat mengembangkan usaha debitur
17 54 57 15 16 9 10 0 0 94 100
2 Debitur menambah usaha 15 dengan membuka cabang lagi hasil dari proses pinjaman kepada bank
16 55 59 15 16 9 10 0 0 94 100
3 Adanya Kredit Usaha Mikro 21 Kecil memberikan kesempatan kepada debitur dalam
meningkatkan pendapatan
22 39 41 24 26 10 11 0 0 94 100
4 Debitur meningkatkan laba 28 setelah adanya modal tambahan dari kredit yang
disalurkan bank
5 Debitur meningkatkan volume 28 penjualan usaha setelah bantuan dari Kredit Usaha Mikro Kecil
30 40 43 18 19 8 9 0 0 94 100
6 Hasil dari meningkatkan 20 volume penjualan debitur dapat mengembangkan usaha
21 45 48 18 19 11 12 0 0 94 100
7 Debitur dapat membuka 24 lapangan usaha dengan
merekrut tenaga kerja
26 28 30 24 26 18 19 0 0 94 100
8 Kredit Usaha Mikro Kecil 28 dapat mengurangi
pengangguran
30 34 36 22 23 10 11 0 0 94 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa mayoritas responden
menjawab sangat setuju dan setuju kredit Usaha Mikro Kecil yang diberikan bank
dapat mengembangkan usaha debitur. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 16 orang (17%) dan setuju sebanyak 54 orang
(57%) sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 15 orang (16%) dan
tidak setuju sebanyak 9 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari
responden menganggap kredit Usaha Mikro Kecil yang diberikan bank tidak dapat
mengembangkan usaha debitur.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju debitur
mengembangkan usahanya hasil dari proses pinjaman kepada bank. Hal ini
terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 15 orang
(16%) dan setuju sebanyak 55 orang (59%) sedangkan yang menyatakan kurang
setuju sebanyak 15 orang (16%) dan tidak setuju sebanyak 9 orang (10%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap debitur kurang
mengembangkan usahanya hasil dari proses pinjaman kepada bank.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju adanya Kredit
Usaha Mikro Kecil memberikan kesempatan kepada debitur dalam meningkatkan
sebanyak 21 orang (22%) dan setuju sebanyak 39 orang (41%) sedangkan yang
menyatakan kurang setuju sebanyak 24 orang (26%) dan tidak setuju sebanyak 10
orang (11%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap
adanya Kredit Usaha Mikro Kecil kurang memberikan kesempatan kepada debitur
dalam meningkatkan laba.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju debitur
meningkatkan hasil pendapatan setelah adanya modal tambahan dari kredit yang
disalurkan bank. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat
setuju sebanyak 28 orang (30%) dan setuju sebanyak 48 orang (51%) sedangkan
yang menyatakan kurang setuju sebanyak 11 orang (12%) dan tidak setuju
sebanyak 7 orang (7%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden
menganggap Debitur meningkatkan hasil pendapatan sebelum adanya modal
tambahan dari kredit yang disalurkan bank.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju debitur
meningkatkan volume penjualan usaha setelah bantuan dari Kredit Usaha Mikro
Kecil. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 28 orang (30%) dan setuju sebanyak 40 orang (43%) sedangkan yang
menyatakan kurang setuju sebanyak 18 orang (19%) dan tidak setuju sebanyak 8
orang (9%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari responden menganggap
debitur meningkatkan volume penjualan usaha sebelum bantuan dari Kredit Usaha
Mikro Kecil.
Mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju Hasil dari
meningkatkan volume penjualan debitur dapat membayar kredit dengan lancar.
Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 20