• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK TUNAGRAHITA DI SDLB-C PGRI AMONG PUTRA NGUNUT TULUNGAGUNG TAHUN 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDEKATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK TUNAGRAHITA DI SDLB-C PGRI AMONG PUTRA NGUNUT TULUNGAGUNG TAHUN 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Dipandang dari prosedur aktivitas penelitian yang penulis lakukan untuk menyusun skripsi ini, menunjukkan bahwa penulis telah menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dan senantiasa menggunakan logika ilmiah.84

Dengan menggunakan analisis secara induktif, berarti bahwa upaya pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian diadakan. Analisis ini lebih merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian dikelompok-kelompokkan. Jadi, penyusunan teori disini berasal dari bawah ke atas (grounded theory), yaitu dari sejumlah data yang banyak dikumpulkan dan yang saling berhubungan.85

Dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau paradigma interpretive, suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah ke dalam beberapa variabel. Penelitian

84

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal. 80

85

(2)

kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.86 Sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. 87

Menurut Bogdan dan Taylor seperti yang dikutip oleh J. Moleong, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.88

Pengertian yang serupa dikemukakan oleh Furchan, menurutnya penelitian kualitatif adalah “Prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri.89

Penelitian ini penulis arahkan pada kenyataan yang berhubungan dengan “Pendekatan Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita Di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut Tulungagung Tahun 2017”, supaya mendapatkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

yang disusun berdasarkan data lisan, perbuatan dan dokumentasi yang diamati secara holistik dan bisa diamati secara konteks.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hal. 4 89

(3)

B. Jenis Penelitian

Bila dilihat dari segi tempat penelitian, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) yang berusaha mengadakan penelitian ke lokasi secara langsung dengan maksud memperoleh data-data yang akurat, cermat dan lebih lengkap. Jika ditinjau dari sudut kemampuan atau kemungkinan suatu penelitian dapat memberikan informasi atau penjelasan, maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif. Menurut Sumanto seperti yang dikutip Syafi’i adalah: ”Penelitian yang dilakukan untuk mendiskripsikan dan untuk menginterprestasikan kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat yang sedang terjadi atau kecenderungan yang telah berkembang”.90

Menurut Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiyah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.91

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Oleh karena itu, analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat dikontruksikan

90

Asrof Syafi’i, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: ELKAF, 2005), hal. 21 91

(4)

menjadi hipotesis atau teori. Jadi, dalam penelitian kualitatif melakukan analisis data untuk membangun hipotesis. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak peneliti menyusun proposal, melaksanakan pengumpulan data di lapangan, sampai peneliti mendapatkan seluruh data.92

Merujuk pada permasalahan di atas, maka pembahasan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu, “lebih menekankan analisisnya

pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan metode ilmiah.93

Penelitian ini digunakan untuk memperoleh fakta-fakta atau peristiwa yang terjadi khususnya strategi guru dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak tunagrahita di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut Tulungagung sekaligus penerapannya.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) yang tepatnya berada di SDLB-C PGRI Among Putra. Lokasi penelitian ini tepatnya berada di Desa Kromasan, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. SDLB-C PGRI Among Putra yang peneliti gunakan tempatnya bersebelahan dengan SDN Kromasan. Lokasi SLB ini mencangkup jenjang pendidikan mulai dari SDLB sampai SMPLB dengan jumlah keseluruhan 71 siswa yang berada di Desa Kromasan, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Dalam SLB PGRI Among Putra terdapat tiga lembaga pendidikan yaitu SLB-B, SLB-C

92

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 1 93

(5)

dan SLB-G. Di dalam SLB-B dikhususkan pada anak tunarungu terdiri atas kategori ringan dan sedang, SLB-C dikhususkan pada anak tunagrahita terdiri atas kategori ringan, sedang dan berat, sedangkan SLB-G dikhususkan pada anak cacat ganda.

SLB PGRI Among Putra ini satu-satunya SLB yang berada di kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung, banyak anak-anak yang bersekolah di SLB PGRI Among Putra yang berada di luar kecamatan. Pada tahun 1998 di SLB PGRI Among Putra pernah mempunyai siswa tunanetra yang mana anak tersebut mampu menghafal sebagian Al-Qur’an walaupun belum sempurna dengan menghafal 30 Juz, akan tetapi dia mampu untuk menghafal sebagian dari Al-Qur’an dengan segala keterbatasannya. Bukan hanya anak tunanetra saja, terdapat anak tunagrahita yang mampu Qiroah. Hal ini sangat luar biasa karena anak tunagrahita dikatakan anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan terhadap komunikasi sosial.

Mengingat penelitian ini adalah tugas yang memiliki batas waktu, maka penting bagi peneliti untuk mempertimbangkan waktu, tenaga, dan sumber daya peneliti. Letak lokasi yang cukup strategis dan mudah dijangkau sangat mendukung dalam proses pelaksanaan penelitian dari segi waktu, tenaga, dan sumber daya peneliti.

D. Kehadiran Peneliti

(6)

mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu, hanya manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitannya kenyataan-kenyataan di lapangan.94

Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”

seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.95 Peneliti harus berusaha dapat menghindari pengaruh subyektivitas dan menjaga lingkungan secara alamiah agar proses yang terjadi berjalan sebagaimana biasanya. Disinilah pentingnya

94

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hal. 9 95

(7)

peneliti kualitatif menahan dirinya untuk tidak terlalu jauh intervensi terhadap lingkungan yang diteliti.

Kehadiran peneliti merupakan hal yang paling penting dalam mengamati dan mendapatkan data yang valid, sebab penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang pada prinsipnya sangat menekankan latar belakang yang alamiah dari objek penelitian yang dikaji yaitu strategi guru dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak tunagrahita di SDLB-C PGRI Among putra Ngunut.

E. Sumber Data

Menurut Arikunto, sumber data adalah “subyek dari mana data dapat diperoleh”.96

Sedangkan data merupakan informasi atau fakta yang diperoleh melalui pengamatan atau penelitian di lapangan yang bisa dianalisis dalam rangka memahami sebuah fenomena atau untuk mendukung teori. Data tersebut disajikan dalam bentuk uraian kata (deskripsi). Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan tertulis maupun lisan.97

Menurut lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi

96

Suharsimi Arikunto, ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 114

97

(8)

kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.98 Adapun sumber data penelitian ini diperoleh dari:

1. Narasumber (Informan)

Menurut Arikunto, sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) disebut sebagai sumber primer.99 Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber informasi, kemudian diamati serta dicatat dalam sebuah catatan untuk yang pertama kalinya juga. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru. Contoh data kuesioner, data observasi dan sebaginya.100

Dalam penelitian ini sumber informasinya adalah guru yang mengajar pendidikan agama Islam di SDLB-C PGRI Among Putra, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, beserta jajaran yang dipandang terkait. Peneliti mengumpulkan data-data dari mereka, yang kemudian dijadikan acuan sajian skripsi ini secara naratif mengenai paparan data hasil penelitian lapangan sebagai hasil usaha gabungan dari apa yang dilihat dan didengar yang kemudian dicatat secara rinci oleh peneliti tanpa ada sesuatu yang ditinggalkan sedikitpun.

98

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif..., hal. 157 99

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teknik…, hal. 107 100

(9)

2. Peristiwa (aktivitas)

Peristiwa digunakan oleh peneliti untuk mengetahui proses bagaimana sesuatu secara rinci lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung seperti proses pembelajaran, variasi strategi pembelajaran yang digunakan, program-program yang dijelaskan dan lain-lain. Dalam hal ini peneliti akan melihat secara langsung peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan penerapan strategi guru dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak tunagrahita di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut Tulungagung.

3. Dokumen (Arsip)

Menurut Marzuki, dokumen adalah bahan tertulis atau benda yang berhubungan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Sumber data yang berupa catatan, arsip, buku-buku, foto-foto, rekap, rekaman dan dokumen lain disebut sebagai dokumen sekunder.101 Sumber data tambahan (sekunder) adalah sumber data di luar kata-kata dan tindakan yaitu sumber data tertulis. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini seharusnya atau biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu. Contoh: Data yang tersedia di tempat-tempat tertentu, seperti di perpustkaan, kantor-kantor dan sebagainya.102 Dalam hal ini data sekundernya adalah

101

Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: BPFE-UII, 1977), hal. 55 102

(10)

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), data guru; staf dan siswa SLB PGRI Among Putra, Sarana dan Prasarana SLB PGRI Among Putra.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang ditetapkan.103 Pada penelitian kualitatif pada dasarnya teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan wawancara untuk menjelajahi dan melacak sebanyak mungkin realitas fenomena yang tengah di studi.104 Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

a. Observasi Partisipan

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.105 Arikunto menjelaskan pengertian observasi dalam tradisi penelitian adalah ”suatu

teknik (pengumpulan data) yang dilakukan dengan cara pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis”.106 Pendapat lain

103

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D…, hal. 224 104

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 70-71

105

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hal. 158

106

(11)

dikemukakan oleh Sutrisno Hadi bahwa observasi adalah “pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki’.107

Dalam sebuah penelitian, observasi menjadi bagian hal terpenting yang harus dilakukan oleh peneliti. Sebab dengan observasi keadaan subjek maupun objek penelitian dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh seorang peneliti. Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung dengan mengamati proses pembelajaran yang berlangsung.

Dalam observasi ini, peneliti menggunakan metode observasi partisipan, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang

diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.108 Peneliti berupaya untuk mengamati dan merekam semua aspek dan aktifitas yang berkaitan dengan strategi guru dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak tunagrahita di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut Tulungagung.

Menurut Ahmad Tanzeh, observasi partisipan adalah Sebuah penelitian yang pengumpulan datanya dengan metode observasi berpartisipasi dan bukan menguji hipotesis, melainkan mengembangkan hipotesis. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dikatakan sebagai peneliti untuk mengembangkan teori dan karenanya hanya dapat dilakukan oleh

107

Sutrisno Hadi, Metode Resarch 2, (Yogyakarta: Andi offset, 1992), hal. 136 108

(12)

peneliti yang menguasai macam-macam teori yang telah ada dibidang yang menjadi perhatiaanya.109

Kegiatan yang diamati peneliti meliputi kondisi anak tunagrahita serta strategi yang diterapkan guru dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan juga hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak tunagrahita di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut, Tulungagung.

b. Wawancara Mendalam (Interview)

Wawancara atau interview adalah mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.110 Wawancara merupakan proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.111

Wawancara dilakukan guna mendapatkan data atau informasi yang lengkap dan valid. Selain itu wawancara atau interview juga dilakukan dengan mendalam, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memungkinkan informan memberikan jawaban secara luas.112

109

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian,(Yogyakarta: Teras, 2011), hal. 61 110

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan…, hal. 165 111

Cbolid Narbuko & Abu Achmedi, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 83

112

(13)

Menurut Lincoln dan Guba, seperti yang dikutip oleh J. Moleong maksud diadakannya wawancara adalah mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.113

Wawancara mendalam yaitu suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden.114

Menurut Burhan Bungin, wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang. Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam menjadi alat utama yang dikombinasikan dengan observasi partisipan.115

Diantara pihak yang diwawancarai ialah kepala sekolah, guru khusus bagi anak tunagrahita, guru kelas untuk mempermudah peneliti

113

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif..., hal. 186 114

Cbolid Narbuko & Abu Achmedi, Metodelogi Penelitian…, hal. 39 115

(14)

pada saat melakukan observasi untuk mengetahui kondisi serta proses pembelajaran pendidikan agama Islam, serta siswa tunagrahita yang dalam kategori tunagrahita ringan di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut Tulungagung.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dasar dokumen. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, dokumen diartikan dengan “sesuatu yang

tertulis atau tercetak, yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan”.116

Sedangkan istilah dokumentasi berarti “pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan”.117

Menurut Ahmad Tanzeh, dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen resmi seperti monografi, catatan-catatan serta buku-buku peraturan yang ada. Dokumen sebagai metode pengumpulan data adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa.118

Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang

116

Anton M, Moeliono, et.all,. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 211

117

Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hal. 256

118

(15)

berhubungan dengan masalah penelitian.119 Dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai data atau barang-barang tertulis. Selain itu dokumentasi juga dilakukan dengan merekam atau mengambil gambar sebagai penunjang dan pelengkap data.

Dalam hal ini peneliti akan menggunakan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen dan arsip pada SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut Tulungagung, tentunya yang relevan dengan obyek yang diteliti. Fungsinya sebagai pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui obervasi dan wawancara. Dokumen yang dianggap relevan dalam penelitian ini meliputi struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, sejarah berdirinya, buku-buku yang digunakan, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan prestasi siswa-siswi serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

G. Analisis Data

Menurut Bogdan & Biklen, analisis data kulitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensisnya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.120

Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis data interaktif (interactive model) terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan

119

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hal. 181

120

(16)

kesimpulan/verifikasi. Ketiga alur tersebut dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.121

Data Reduction (data reduksi) yang digunakan dalam penelitian ini meliputi semua data yang dikelola berasal dari wawancara mendalam, observasi partisipan dan dokumentasi tentang strategi yang digunakan

121

(17)

oleh guru dalam pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya pada anak tunagrahita di SDLB PGRI Among Putra Ngunut Tulungagung. b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has

been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.

(18)

terbukti dan akan berkembang menjadi teori yang grounded. Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus-menerus.

Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya didisplaykan pada laporan akhir penelitian.122

c. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat serta mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal. Didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 123

Dalam tahapan analisis data ini penulis berusaha untuk menarik kesimpulan terhadap data-data yang diperoleh dari lokasi selama penelitian berlangsung. Dalam tahap ini diharapkan dapat menjawab masalah yang telah dirumuskan dalam fokus penelitian yang ditetapkan. Adapun penarikan kesimpulan dari penelitian ini adalah terkait dengan

122

Ibid,. hal. 249 123

(19)

kondisi anak tunagrahita di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut, Tulungagung; strategi guru dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak tunagrahita di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut, Tulungagung; hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak tunagrahita di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut, Tulungagung.

H. Pengecekan Keabsahan Temuan

Yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi:124

1. Mendemonstrasikan nilai yang benar,

2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan

3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.

Sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1) Perpanjangan keikutsertaan

Menurut Susan Stainback, seperti yang dikutip oleh Sugiyono perpanjangan pengamatan berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk rapport, maka telah terjadi

124

(20)

kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari.125

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.126 Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.

2) Ketekunan/keajegan pengamatan

Keajekan pengamatan berarti mencari secara konsisten interprestasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Perpanjangan keikutsertaan ialah untuk memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu factor-faktor kontekstual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti. Berdeda dengan hal itu, ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

125

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D…, hal. 271 126

(21)

Hal itu berarti bahwa peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Kemudian ia menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa. Untuk keperluan itu teknik ini menuntut agar peneliti mampu menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara tentative dan penelaah secara rinci tersebut dapat dilakukan.127

Jadi, keabsahan data yang digunakan oleh peneliti sesuai dengan ketekunan/keajegan pengamatan yaitu peneliti mengamati kondisi serta kegiatan proses pembelajaran serta mengamati strategi maupun metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siswa tunagrahita di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut Tulungagung.

3) Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian yang diterapkan dalam penelitian ini terdapat triangulasi sumber, pengumpulan data dan waktu.128

a. Triangulasi sumber

Menurut Patton sebagaimana yang dikutip oleh Lexy. J moleong Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

127

Ibid,. hal. 329 128

(22)

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualilatif.

Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikaitkan orang di depan umum dengan apa yang dikatannya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pendangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau perguruan tinggi, orang berada, orang pemerintah, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.129 Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data. yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

b. Triangulasi waktu.

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.130

129

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hal. 330

130

(23)

4) Pengecekan teman sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data. Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Dalam diskusi analitik tersebut kemelencengan peneliti disingkap dan pengertian mendalam ditelaah yang nantinya menjadi dasar bagi klarifikasi penafsiran. Kedua, diskusi dengan teman sejawat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti.131

Informasi yang berhasil digali dibahas bersama teman sejawat yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti sehingga peneliti bisa mereview persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. Jadi, pengecekan keabsahan temuan menggunakan teknik ini adalah dengan mencocokkan data dengan sesama peneliti. Disini peneliti mengumpulkan teman yang sebaya untuk berdiskusi terkait dengan judul yang diambil peneliti yaitu “Pendekatan Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita Di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut Tulungagung”.

131

(24)

I. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap penelitian tentang “Pendekatan Guru Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita Di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut Tulungagung Tahun 2017” dibagi menjadi 4 tahap, berikut penjelasannya:

1. Tahap persiapan atau pendahuluan

a. Dalam tahap persiapan yang dilakukan peneliti yaitu menyusun seminar proposal penelitian, dan melakukan seminar proposal penelitian.

b. Mengurus surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Tulungagung sebagai persyaratan penelitian.

c. Membuat rancangan penelitian.

d. Menyusun pedoman penelitian yang meliputi, pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi.

e. Mempersiapkan alat penelitian sebagai penunjang seperti alat perekam, kamera, buku catatan, dan sebagainya.

2. Tahap pekerjaan lapangan

(25)

3. Tahap analisis data

Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan meliputi: a) reduksi data, b) penyajian data, c) verifikasi/penarikan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti juga menyusun data yang telah terkumpul secara sistematis dan terperinci sehingga data tersebut mudah difahami dan dapat diinformasikan kepada pihak lain secara jelas.

4. Tahap penyelesaian

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menurut Moleong (2010, hlm. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) Membandingkan apa yang dikatakan orang lain di depan umum dengan apa yang dilakukannya

Diajukan Kepada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut Tulungagung yaitu: a) Pendekatan: individual dan pemberian reward, b) Metode: metode ceramah, metode tanya jawab, metode

Pendekatan Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada..

Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa PGRI Kedungwaru Tulungagung.. Tulungagung: Skripsi Tidak

Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakannya secara

1) Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan. 2) Membandingkan hasil wawancara dengan data dokumentasi