• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TEGANGAN INPUT PADA ELEKTROLISER DAN WAKTU PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP TORSI DAN DAYA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2007 | Rohman | Jurnal Nosel 8178 17140 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TEGANGAN INPUT PADA ELEKTROLISER DAN WAKTU PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP TORSI DAN DAYA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2007 | Rohman | Jurnal Nosel 8178 17140 1 SM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TEGANGAN INPUT PADA ELEKTROLISER DAN WAKTU PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP TORSI DAN DAYA

SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2007

Ilham Nur Rohman, Ranto & Ngatou Rohman

Prodi Pendidikan Teknik Mesin , Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, FKIP, UNS Kampus UNS Pabelan, Jl. Ahmad Yani 200, Surakarta, Tlp/Fax (0271) 718419/ 716266

Email : innurohman@gmail.com

ABSTRACT

This purposes of this research were: (1) To knew how the effect of input voltage of electrolysers to torque on motor cycle Supra-X 125 year 2007. (2) To knew how the effect of ignition timing to torque on motor cycle Supra-X 125 year 2007. (3) To knew how the interaction between input voltage of electrolyser and ignition timing to torque on motor cycle Supra-X 125 year 2007. (4) To knew how the effect of input voltage of electrolysers to power on motor cycle Supra-X 125 year 2007. (5) To knew how the effect of ignition timing to power on motor cycle Supra-X 125 year 2007. (6) To knew how the interaction between input voltage of electrolyser and ignition timing to power on motor cycle Supra-X 125 year 2007. This research used experiment method. Sample research used was Honda Supra X 125 year 2007 with engine number JB81E1108989. The data obtained from the value of torque and power with variation input voltage from electrolyser 0 volt, 4 volt, 8 volt and 12 volt used ignition timing standard (15° BTDC) and ignition timing progress (18° BTDC) and back (12° BTDC). Data finded from result of the research with anava two ways calculation. Based on this reseach can be conclude: (1) it is significance influence between electrolyser input voltage to torque on motor cycle Supra X 125 year 2007, significance of electrolyser input voltage on 4 volt (2) it was significance influence between variation ignition timing to torque on motor cycle Supra X 125 year 2007, significance of ignition timing when back to 12O BTDC (3) it interaction significance between variation of electrolyser input voltage and ignition timing to torque on motor cycle Supra X 125 year 2007 max torque happen at electrolyser input voltage 12 Volt and ignition timing 15° BTDC. (4) it is not significance influence between electrolyser input voltage to power on motor cycle Supra X 125 year 2007(5) it was significance influence between variation ignition timing to power on motor cycle Supra X 125 year 2007, significance of ignition timing when back to 12OBTDC (6) it interaction significance between variation of electrolyser input voltage and ignition timing to power on motor cycle Supra X 125 year 2007 max torque happen at input voltage electrolyser 12 Volt and ignition timing 18° BTDC.

Keyword: electrolyser input voltage, ignition timing, torque, power

A. PENDAHULUAN

Pengembangan teknologi di Indonesia untuk mengoptimalkan sumber daya potensial yang ada di lingkungan terus digalakan, tak terkecuali di bidang ottomotif. Para pengguna kendaraan bermotor memiliki kebutuhan yang bervariasi, sehingga perubahan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan

(2)

Adapun hal-hal yang mempengaruhi performa tersebut adalah sempurna atau tidaknya pembakaran bahan bakar. Pembakaran bahan bakar sendiri dapat dipengaruhi oleh kualitas bahan bakar yang digunakan memiliki nilai oktan yang tinggi sehingga tahan terhadap detonasi. Selain bahan bakar pembakaran dipengaruhi juga oleh ruang bakar yang bebas dari kerak-kerak yang menempel, campuran bahan bakar dengan udara yang ideal serta jenis bahan bakar yang digunakan, besarnya api yang dihasilkan dalam sistem pengapian serta waktu pengapian yang tepat dan tekanan kompresi pada ruang bakar.

Bahan bakar yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia adalah jenis bahan bakar minyak (BBM) yang ketersediaannya sangatlah terbatas dan tidak dapat diperbaharui.

Brown gas merupakan senyawa hidrokarbon yang dihasilkan dari proses elektrolisis air murni. Brown gas yang merupakan pemecahan molekul air (H2O)

menjadi gas hidrogen (H2) dan gas oksigen

(O2). Hidrogen bersifat eksplosif dan

oksigen mendukung pembakaran. Brown gas dalam tabung elektrolisis ini dialirkan melalui selang masuk ke ruang bakar mesin dan akan bercampur dengan gas hidrokarbon dari bahan bakar minyak (BBM). Campuran brown gas dan BBM inilah yang diharapkan akan meningkatkan performa mesin.

Brown gas dihasilkan dari proses elektrolisis, salah satu jenis elektrolisis yang dapat digunakan untuk memproduksi

brown gas adalah dengan menggunakan elektroliser smack booster. Namun dalam penggunaan elektroliser smack booster

pada sepeda motor ini mengalami kendala. Suplai listrik pada sepeda motor tidak mencukupi dari anjuran suplai listrik minimal pada elektroliser Smack Booster. Oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi konstruksi elektroda pada Smack Booster

sehingga dapat digunakan pada sepeda motor.

Produksi brown gas dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya kuat arus listrik yang digunakan untuk proses elektrolisis, besar tegangan, katalis yang digunakan, pemilihan jenis elektroda, dan lain sebagainya. Minimal tegangan yang dapat digunakan untuk memproduksi

brown gas dengan elektroda stainless steel

adalah 1,24 volt. Arus listrik yang dianjurkan untuk elektroliser smack booster adalah 20 AH, sedangkan baterai sepeda motor Honda Supra X 125 hanya mencapai 3,5 AH.

Adanya suplai arus listrik yang tidak maksimal, maka pengaturan tegangan listrik untuk elektrolisis lebih dianjurkan. Pengaturan tegangan listrik menggunakan regulator DC. Regulator DC merupakan alat untuk mengatur output tegangan direct current (DC) tanpa mengurangi kuat arus yang mengalir pada sistem.

Brown gas yang dihasilkan nanti pada akhirnya akan dicampurkan dengan udara dan bahan bakar. Selain itu untuk mengoptimalkan campuran bahan bakar, udara dan brown gas haruslah ada perubahan pada sistem pengapian. Hal ini dikarenakan sifat brown gas yang mudah terbakar dan tidak mudah untuk terjadi self detonating ketika ditekan dengan tekanan yang tinggi sehingga pada sistem pengapian haruslah disesuikan.

Penyesuaian pada sistem pengapian ada beberapa cara yaitu dengan mengganti busi agar percikan bunga api lebih besar, penggantian CDI sepeda motor maupun dengan mengubah besar derajat pengapian atau mengubah ignition timing. Manual book Honda Supra X 125 menyebutkan bahwa derajat pengapian sepeda motor Honda Supra X 125 adalah sebesar 15osebelum TMA.

Ignition timing atau waktu

(3)

jenis dan kualitas bahan bakar. Hal ini dikarenakan adanya waktu perambatan api untuk membakar seluruh bahan bakar.

Ignition timing perlu diubah untuk mendapatkan waktu yang tepat untuk pembakaran sehingga ketika piston mencapai tekanan maksimal, bahan bakar sudah terbakar sempurna.

B. METODE PENELITIAN

Menurut Suharsimi Arikunto (2011:2), metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode

eksperimen. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

“sesuatu” yang dikenakan pada subjek

selidik. Dengan kata lain eksperimen digunakan untuk meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk meneliti pengaruh tegangan elektroliser danignition timingterhadap torsi dan daya pada sepeda motor Honda Supra X 125 Tahun 2007. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, penelitian menggunakan alat uji torsi dan dayaSportdynoV3.3.

Bagan alir dalam penelitian ini sebagai berikut :

Daya Torsi

Pendeskripsian Data

Analisis Data

Kesimpulan SportdynoV3.3

Posisi Gigi Transmisi Tiga

Menghidupkan Mesin dari Putaran 4000 Hingga Putaran Tinggi (Limiter)

Sepeda Motor Honda Supra X 125 Tahun 2007

Engine Tune Up

Sudut Pengapian Standar (15OBTDC)

1. Tegangan Input Elektroliser 4 Volt 2. Tegangan Input

Elektroliser 8 Volt 3. Tegangan Input

Elektroliser 12 Volt

Sudut Pengapian Maju (18OBTDC)

1. Tegangan Input Elektroliser 4 Volt 2. Tegangan Input

Elektroliser 8 Volt 3. Tegangan Input

Elektroliser 12 Volt

Sudut Pengapian Mundur (12OBTDC)

1. Tegangan Input Elektroliser 4 Volt 2. Tegangan Input

Elektroliser 8 Volt 3. Tegangan Input

(4)

Sampel dalam penelitian ini adalah sepeda motor Honda Supra X 125 Tahun 2007 dengan nomor mesin JB81E1108989. Alat ukur untuk mengukur torsi dan daya berupa sportdyno V3.3. Data pengukuran torsi dan daya diperoleh dengan cara mengubah tegangan input elektroliser dari 0 volt menjadi 4 volt, 8 volt dan 12 volt. Serta dengan mengubah ignition timing

dari standar (15Osebelum TMA) menjadi maju (18O sebelum TMA) dan mundur (12Osebelum TMA)

C. HASIL PENELITIAN

Berikut adalah data hasil pengujian pengaruh teganga input eektroliser dan variasi ignition timing terhadap torsi dan daya.

Tabel 1 Torsi Sepeda Motor denganIgnition TimingStandar (15Osebelum TMA)

Torsi (Nm)

Tegangan Input Elektroliser

0 Volt 4 Volt 8 Volt 12 Volt

10,71 11,18 10,80 11,25

Tabel 2 Torsi Sepeda Motor denganIgnition TimingMaju (18Osebelum TMA)

Torsi (Nm)

Tegangan Input Elektroliser

0 Volt 4 Volt 8 Volt 12 Volt

10,48 10,62 10,80 10,59

Tabel 3 Sepeda Motor denganIgnition TimingMundur (12Osebelum TMA)

Torsi (Nm)

Tegangan Input Elektroliser

0 Volt 4 Volt 8 Volt 12 Volt

(5)

Gambar 2 Grafik Pengaruh Variasi Tegangan Input Elektroliser dan Ignition Timing

terhadap Torsi Sepeda Motor Honda Supra X 125 Tahun 2007 Berdasarkan data dan grafik diatas

torsi tertinggi terdapat padaignition timing

standar (15O sebelum TMA) dengan tegangan input elektroliser 12 volt dengan nilai sebesar 11,25 Nm.

Sedangkan nilai torsi terendah terdapat pada ignition timingmundur (12O sebelum TMA) dengan tegangan input elektroliser 12 volt dengan nilai sebesar 10,14 Nm.

Tabel 4 Torsi Sepeda Motor denganIgnition TimingStandar (15Osebelum TMA)

Daya (HP)

Tegangan Input Elektroliser

0 Volt 4 Volt 8 Volt 12 Volt

9,05 9,05 9,00 8,98

Tabel 5 Torsi Sepeda Motor denganIgnition TimingMaju (18Osebelum TMA)

Daya (HP)

Tegangan Input Elektroliser

0 Volt 4 Volt 8 Volt 12 Volt

8,98 9,08 9,08 915

Tabel 6 Torsi Sepeda Motor denganIgnition TimingMundur (12Osebelum TMA)

Daya (HP)

Tegangan Input Elektroliser

0 Volt 4 Volt 8 Volt 12 Volt

8,95 8,78 8,80 8,85

y = -0,045x2+ 0,005x + 10,99 R² = 0,952

y = 0,03x2- 0,046x + 11,05 R² = 0,227 y = -0,075x2+ 0,413x + 10,20

R² = 0,837

9,60 9,80 10,00 10,20 10,40 10,60 10,80 11,00 11,20 11,40 11,60

1 2 3 4

to

rs

i

(N

m

2

)

tegangan input elektroliser (volt)

12 BTDC

15 BTDC

18 BTDC

Poly. (12 BTDC)

Poly. (15 BTDC)

Poly. (18 BTDC)

(6)

Gambar 3 Grafik Pengaruh Variasi Tegangan Input Elektroliser dan Ignition Timing

Terhadap Daya Sepeda Motor Honda Supra X 125 Tahun 2007 Berdasarkan data dan grafik diatas

daya tertinggi terdapat padaignition timing

maju (18O sebelum TMA) dengan tegangan input elektroliser 12 volt dengan nilai sebesar 9,15 HP.

Sedangkan nilai daya terendah terdapat padaignition timing mundur (12O sebelum TMA) dengan tegangan input elektroliser 4 volt dengan nilai sebesar 8,78 HP.

D. SIMPULAN DAN SARAN

1. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : (1) Ada pengaruh yang signifikan antara variasi tegangan input elektroliser terhadap torsi pada sepeda motor Supra X 125 Tahun 2007. Perbedaan signifikan pada torsi adalah pemasangan elektroliser dengan tegangan input 4 volt. (2) Ada pengaruh yang signifikan antara variasi ignition timing terhadap torsi pada sepeda motor Supra X 125 Tahun 2007. Perbedaan signifikan pada torsi adalah perubahan

ignition timing dari standar (15O sebelum TMA) menjadi mundur (12O sebelum TMA). (3) Ada interaksi yang signifikan

antara variasi ignition timing dan variasi tegangan input elektroliser terhadap torsi sepeda motor Supra X 125 Tahun 2007. Perbedaan signifikan untuk torsi ketika perubahan dari ignition timing standar (15O sebelum TMA) dan tegangan input elektroliser 12 volt menjadiignition timing

mundur (12Osebelum TMA) dan tegangan input elektroliser 12 volt. (4) Ada pengaruh antara variasi tegangan input elektroliser terhadap daya pada sepeda motor Honda Supra X 125 tahun 2007. Pengaruh yang timbul akibat perlakuan tidak signifikan jika tegangan input elektroliser 4 volt, 8 volt dan 12 volt. (5) Ada pengaruh yang signifikan antara variasi ignition timing terhadap daya pada sepeda motor Supra X 125 Tahun 2007. Perbedaan signifikan pada daya adalah perubahan ignition timing dari maju (18O sebelum TMA) menjadi mundur (12O sebelum TMA). (6) Ada interaksi yang signifikan antara variasi ignition timing

dan variasi tegangan input elektroliser terhadap daya sepeda motor Supra X 125 Tahun 2007. Perubahan dari ignition timing maju (18O sebelum TMA) menjadi

(7)

volt dan ketika perubahan dari ignition timing maju (18O sebelum TMA) ignition timing mundur (12O sebelum TMA) pada tegangan input elektroliser 12 volt.

2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan implikasinya, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi pengguna sepeda motor Honda

Supra X 125 tahun 2007 yang ingin memasang elektroliser untuk meningkatkan performa mesin disarankan mengatur tegangan input menjadi 4 volt dengan ignition timingstandar (15O).

2. Bagi pengguna sepeda motor Honda Supra X 125 tahun 2007 yang ingin memasang elektroliser hendaknya mengganti zat elektrolit setiap 8 jam sekali selama pemakaian.

3. Bagi pengguna sepeda motor Honda Supra X 125 tahun 2007 yang ingin memasang elektroliser hendaknya memakai water trap agar zat elektrolit tidak ikut terbawa menuju ruang bakar.

4. Bagi yang ingin mengembangkan penelitian ini handaknya melakukan variasi tegangan elektrolisis dengan skala yang lebih kecil lagi, memodifikasi kompresi pada mesin dan memodifikasi sumber listrik agar tidak membebani sistem kelistrikan yang ada sehingga dihasilkan performa mesin yang optimal.

E. DAFTAR PUSTAKA

AHM. (2007). Buku Pedoman Reparasi Honda Supra X 125. Jakarta: PT. Astra Honda Motor.

Andewi, Ni Made Ayu Yasmita dan Wahyono Hadi. (2011). Produksi Gas Hidrogen Melalui Proses Elektrolisis Air Sebagai Sumber Energi.pdf

Arends, BPM & Berenschot, H. (1980).

Motor Bensin. Sukrisno, Umar. Jakarta: Erlangga

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Basyirun, Winarno, & Karnowo. (2008).

Mesin Konversi Energi. Semarang: Unnes

Boentarto. (2002). Menghemat Bensin Sepeda Motor.Semarang:Effhar Cahyono, N., dkk. Pengaruh Variasi

Jumlah Plat Stainless Steel dan Variasi Pemasangan Saluran Brown Gaspada Elektroliser Terhadap Torsi dan Daya Sepeda Motor Supra X 125 CW tahun 2010. Skripsi Tidak Dipublikasikan, FKIP Universitas Sebelas Maret.

Chang, Raymond. (2004). Kimia Dasar "konsep-konsep inti". jakarta: Erlangga

Daryanto. (2002). Teknik Otomotif. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayat, W. (2012). Motor Bensin Modern. Jakarta: Rineka Karya Hidayatullah, P. & Mustari, F. (2008).

Rahasia Bahan Bakar Air. Jakarta: PT Cahaya Insan Suci.

Jama, J & Wagiono. (2008). Teknik Sepeda Motor Jilid 2 untuk SMK.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Melfiana, E., Harto, A.W., & Agung, A.

(2007). Pengaruh Variasi Temperatur Keluaran Molten Salt Reactor terhadap Efisiensi Produksi

Hidrogen dalam Sistem High

(8)

Nagai, N., Takeuchi, M., & Oka, T. (2002). Existence of Optimum Space between Electrodes on Hydrogen Production by Water Electrolysis.

International Journal of Hydrogen Energy, 28 (2003), 35-41. Diperoleh 27 Januari 2013, dari http://ecaaser3.ecaa.ntu.edu.tw /weifang/eBook/

electrolysis/Existence%20of%20opti mum%20space%20between%20elect rodes%20on%20hydrogen%20produ ction%20by%20water%20electrolysi s.pdf

Perkembangan Jumlah Kendaraan

Bermotor Menurut Jenis Tahun 1987-2011. (2011). Diperoleh http://www.bps.go.id/tab_sub/view.p hp?tabel=1&id_

subyek=17&notab=12

Setiyono, L., Subagsono, Basori. (2012). Pengaruh Perubahan Waktu Penyalaan (Ignition Timing)

Terhadap Torsi dan Daya pada Sepeda Motor Vega R 110 CC Tahun 2008 dengan Bahan Bakar LPG (Liquefied Petrolium Gas). Skripsi Tidak Dipublikasikan, FKIP Universitas Sebelas Maret.

Smack’s Booster. (2008). Diperoleh 18

Februari 2014, dari http://free-energy-info.co.uk/Smack.pdf

Spesifikasi Motor Honda Supra X

125.(2011). Diperoleh 18 Januari 2013, dari http://www.honda-ramayana.co.id/front/index.php/prod uct/supra-series/honda-supra-x- 125/292-spesifikasi-motor-honda-supra-x-125.

Sudirman, U. (2008). Hemat BBM dengan Air. Jakarta: PT Kawan Pustaka. Sudirman, U. (2008). Metode Tepat

Menghemat Bahan Bakar (Bensin) Mobil. Jakarta: PT Kawan Pustaka

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Suryono, Hasan. (2009). Statistik

Pedoman, Teori dan Aplikasi. Surakarta: UNS Press

Gambar

Gambar 2 Grafik Pengaruh Variasi Tegangan Input Elektroliser dan Ignition Timingterhadap Torsi Sepeda Motor Honda Supra X 125 Tahun 2007
Gambar 3 Grafik Pengaruh Variasi Tegangan Input Elektroliser dan Ignition TimingTerhadap Daya Sepeda Motor Honda Supra X 125 Tahun 2007

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 I-1 Pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Tengah telah memasuki periode awal dari.. pelaksanaan pembangunan daerah jangka

PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK. DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN

Kemampuan analitikal peserta diperlukan karena program yang nantinya dituliskan akan dijalankan dengan masukan yang sangat ekstrim sehingga dengan cara yang naif (tanpa analisis

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

Kemampuan analitikal peserta diperlukan karena program yang nantinya dituliskan akan dijalankan dengan masukan yang sangat ekstrim sehingga dengan cara yang naif (tanpa analisis

Sampaikan kalimat sanggahan atas usul tersebut dengan bahasa yang santun dan alasan yang logisc. Tulislah dua bait puisi dengan menggnakan rima a-a-b-b dengan

Pertama integralisasi yaitu pengintegrasian kekayaan keilmuan manusia dengan wahyu (petunjuk Allah dalam Al-Qur’an beserta pelaksanaannya dalam sunah Nabi). Kedua

Pada tahap pengembangan, peneliti melakukan pembuatan multimedia.. Model yang digunakan dalam pengembangan. perangkat lunak pada penelitian ini adalah menggunakan