• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Etos Kerja Pustakawan dal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karakteristik Etos Kerja Pustakawan dal"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Karakteristik Etos Kerja Pustakawan dalam Memaksimalkan

Kinerja, terhadap Pengaruh Ketersediaan Koleksi di Perpustakaan

Taman Sari Kota Banda Aceh Tahun 2016”

Oleh: Widayat Prihartanta

widayatprihartanta@gmail.com

Fakultas Adab dan Humaniora Univeristas Islam Negeri Ar-raniry

Abstract:

Basically, the library has an important role in education as a collector and provider of information that can help users and providers of information in the search for information is needed, it is thus in the demand library role in providing service information in a timely and appropriate. When in the review library Taman Sari has a very important role in providing information, especially the library is located in a gathering place for school children, families, students and the general public. Library garden sari has contributed significantly to the advancement of education in Aceh, the system is applied is a system of recreation because according to the location of these libraries are located in the middle of a city park.

Keywords: ethic, work, library, librarian

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu pusat informasi, perpustakaan di tuntut untuk

menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan kebutuhan para

penggunanya dan tentunya juga sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi pada zaman sekarang. Pada dasarnya perpustakaan mempunyai

peran penting dalam dunia pendidikan sebagai pengumpul dan penyedia informasi

(2)

informasi yang dibutuhkan, maka dengan demikian perpustakaan dituntut

perannya dalam memberikan pelayanan informasi yang tepat waktu dan tepat

guna dan juga tepat dalam melengkapi koleksi-koleksi bahan pustaka yang

dibutuhkan oleh para pemustakanya.

Menurut Yulia (2010:1) pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu

kegiatan diperpustakaan yang bertujuan untuk melakukan pengaturan bahan

pustaka yang tersedia agar dapat disimpan ditempatnya menurut susunan tertentu

serta mudah ditemukan dan digunakan oleh pengguna perpustakaan.1

Bila di tinjau kembali perpustakaan Taman Sari mempunyai peran yang

sangat penting dalam memberikan informasi, apalagi perpustakaan tersebut

berlokasi ditempat berkumpulnya anak-anak sekolah, keluarga, mahasiswa

maupun kalangan masyarakat umum.

Perpustakaan taman sari mempunyai andil penting bagi kemajuan

pendidikan di Aceh, sistem yang diterapkan adalah sistem rekreasi karena sesuai

dengan lokasi perpustakaan tersebut yang terletak ditengah-tengah taman kota.

Dalam tinjauan peneliti, ketika penelitian dilakukan, rupanya banyak

sekali koleksi-koleksi bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kriteria umur

pemustakanya, contohnya seperti panduan resep pembuatan kue dan lain-lain,

menurut saya itu seharusnya tidak terlalu penting berada dalam suatu

perpustakaan. Selain itu koleksi yang sudah usang juga sudah terlihat, serta

penyusunan koleksi yang masih amburadul atau masih tercampur dengan judul

koleksi lainnya juga masih banyak sekali terjadi, kemudian perpustakaan yang

sering molor, telat buka disaat jam kerja atau bahkan tidak buka, padahal masih

dalam jangkauan jam kerja.

bila kita tinjau kembali, anggaran yang diberikan pemerintah Aceh untuk

pengadaan bahan-bahan koleksi baru di perpustakaan Taman Sari tidaklah sedikit,

sebesar Rp. 60.000.000,-/tahun.2 Apakah pustakawan yang mengelola

perpustakaan tersebut tidak melakukan evaluasi kembali? Jika demikian yang

terjadi bagaimana bisa memajukan perpustakaan Taman Sari tersebut ketika bahan

1

Yulia, 2010. Perpustakaan Modern Era Millenium III, (Bandung: Cahayapress), hlm. 23

(3)

koleksi yang dibutuhkan oleh para penggunanya sangat minim, dan bahkan tidak

ada.

Dengan demikian, peneliti akan mencoba mengulas sedikit tentang

proposal penelitian ini dengan judul Karakteristik Etos Kerja Pustakawan

dalam Memaksimalkan Kinerja, terhadap Pengaruh Ketersediaan Koleksi di

Perpustakaan Taman Sari Kota Banda Aceh Tahun 2016

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa penyebab kurangnya koleksi bahan-bahan pustaka di

perpustakaan Taman Sari,

2) Apa dampak dari kurangnya etos kerja pustakawan di perpustakaan

Taman Sari.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Menemukan hubungan dari pengaruh kurangnya etos kerja seorang

pustakawan terhadap keberlangsungan kemajuan perpustakaan dan

juga terhadap kurangnya bahan koleksi di perpustakaan Taman

Sari.

b. Mengetahui efektivitas kinerja seorang pustakawan dalam

(4)

1.4 Manfaat dan Kegunaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Secara Teoritis

1. Bahan-bahan koleksi perpustakaan merupakan salah satu objek

utama yang menandakan syarat adanya sebuah perpustakaan,

kemudian di dukung dengan kinerja dan pengelolaan yang baik.

Semua itu adalah kunci utama keberhasilan dalam memajukan

sebuah perpustakaan, dengan adanya pengelolaan, pemberdayaan

dan pelayanan yang baik, maka penggunanya pasti akan

bertambah. Lebih dari itu, mungkin para pemustaka akan puas

ketika perpustakaan yang mereka kunjungi bisa memberikan

pelayanan yang terbaik kepada mereka.

2. Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat pemakai,

perpustakaan harus mampu mengkaji/mengenali siapa masyarakat

pemakainya dan informasi apa yang diperlukan, serta mendorong

pemakai untuk menggunakan fasilitas yang disediakan oleh

perpustakaan. Analisis pemakai dan kebutuhan pemakai ini

ditujukan untuk pengembangan koleksi di perpustakaan demi

tersedianya kebutuhan informasi yang benar-benar mutakhir dan

relevan.

b. Secara Praktis

1. Perpustakaan Taman Sari merupakan wadah informasi baru bagi

masyarakat Aceh, selain sistem layanan yang masih kurang

memuaskan, perpustakaan Taman Sari diharapkan bisa berbenah

diri agar kemajuan yang dicapainya bisa dirasakan oleh para

(5)

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

rujukan bagi lembaga/badan pengelola perpustakaan umum

lainnya, agar kemajuan di bidang kepustakaan benar-benar bisa di

nikmati oleh kalangan masyarakat.

1.5 Penjelasan Istilah

1. Etos Kerja

Etos kerja berasal dari kata ethos yang berasal dari bahasa yunani yang

berarti adalah watak, semangat atau karakter, sedangkan etos menurut kamus

besar bahasa Indonesia yang diartikan sebagai pandangan hidup yang khas dari

golongan sosial.

Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai

yang diyakininya. Dari kata etos ini dikenal pula kata etika yang hampir

mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik

buruk moral sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang

amat kuat untuk mengerjakan sesuati secara optimal lebih baik dan bahkan

berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin.3

Etos kerja mencerminkan salah satu perangkat nilai yang ada pada

manusia, dengan demikian etos kerja dapat diartikan pula sebagai akibat dari

penghayatan norma-norma atau nilai nilai yang ada dalam masyarakat.

Cherrington mendiskripsikan ciri-ciri orang yang memiliki etos kerja

yaitu:

a. Ada usaha keras sebagai kewajiban moral dan relegius bagi setiap

orang untuk mengisi hidupnya

b. Menghargai waktu kerja

c. Bertanggung jawab atas pekerjaannya

(6)

d. Menginginkan produktivitas yang tinggi

e. Merasa bangga terhadap profesi dan lembaganya

f. Loyal terhadap profesi dan lembaganya

g. Selalu ingin berpartisipasi

h. Bersifat jujur

Mengacu pada pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa pada dasarnya

etos kerja merupakan bagian dari tata nilai yang dimiliki seseorang yang

mencakup disiplin, tanggung jawab, dedikasi dan loyalitas serta kejujuran dalam

hubungan dengan pekerjaan atau profesinya. Tinggi rendahnya etos kerja

seseorang banyak dipengaruhi oleh lingkungan kerja dan faktor dari seseorang.

Bagaimana etos kerja bagi pustakawan? Etos kerja kecuali berarti

kaidah-kaidah yang membimbing pustakawan sebagai pekerja atau sebagai aparat

pemerintah dalam menjalankan tugas dan profesinya, sehingga baik dan lurus

menekankan keselarasan antara individu, masyarakat dan Tuhan serta alam

sekitarnya. Oleh karena itu pustakawan bisa melaksanakan atau paling tidak

mencerminkan apa yang telah dideskripsikan oleh cherrington tersebut.4

2. Kinerja Pustakawan

Perpustakaan tanpa pustakawan ibarat kendaraan tanpa ada yang

mengemudikan. Oleh sebab itu pustakawan merupakan sumber daya manusia

yang keberadaannya sangat dibutuhkan di perpustakaan, karena kemajuan dan

kemunduran sebuah perpustakaan dalam perkembangannya dapat dilihat dari

kualitas kinerja para pustakawana itu sendiri walaupun tidak mengesampingkan

peran serta karyawan dan pendukung yang lain.5Figur seorang pustakawan secara

tidak langsung mempunyai beban tugas mulia, diantaranya turut serta dalam

mencerdaskan bangsa melalui tugas mereka sesuai dengan profesi yang

disandang. Untuk menjembatani hal tersebut pustakawan selalu dituntut

4Hendra, 2004. Perpustakaan dan Pustakawan, (Bandung: Jayapress), hal. 133-137

5

(7)

ketekunan, keuletan dan pengabdiannya yang tulus, bahkan mungkin masih

banyak lagi tuntutan yang perlu diutarakan.6 Hal-hal yang disampaikan tadi mau

tidak mau harus dijalani para pustakawan dimana mereka berada, tentu saja

dibarengi kerja sama, dan kebulatan tekad dengan lembaga lain yang terkait.

Era globalisasi saat ini tampaknya hampir tidak ada celah-celah pekerjaan

yang tak tersentuh oleh tangan profesional, yang berarti dalam menghasilkan

suatu karya dengan baik pada bidang pekerjaan tertentu telah tertangani secara

profesional. Profesi, memerlukan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui

pendidikan, baik formal maupun non formal, dalam hal ini pustakawan salah satu

profesi yang ada keterkaitannya dengan pernyataan tersebut, sehingga perlu

melalui pendidikan khusus sesuai dengan bidangnya.

Beberapa ciri profesi yang disampaikan oleh Sulistya-Basuki (1991:4)

antara lain:

a. Memiliki organisasi keahlian

b. Terdapat pola pendidikan profesi yang jelas

c. Adanya kode etik

d. Berorientasi pada jasa

e. Adanya tingkat kemandirian

Merujuk apa yang disampaikan oleh Sulistya-Basuki tersebut bahwa

pustakawan dapat digolongkan sebagai lembaga profesi, karena telah memiliki

ciri-ciri seperti yang dikemukakan. Maksudnya pustakawan indonesia sebagai

profesi, dibuktikan dengan adaya pengakuan eksistensi pustakawan sebagai

jabatan fungsional oleh pemerintah, yaitu dengan diterbitkannya peraturan

perundang undangan seperti:

Keputusan MENPAN Nomor 18/1988 tentang angka kredit bagi jabatan

fungsional pustakawan, dan disempurnakan dengan Keputusan MENPAN Nomor

33/1998 tentang jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya, terakhir

dengan keputusan MENPAN Nomor 132/KEP/M.PAN/2002.PP Nomor 87 tahun

6https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&id=49052&src=a, di akses 27 Mei

(8)

1999 tentang rumpun jabatan fungsional PNS Kepres Nomor 86 tahun 2003

tentang tunjangan jabatan fungsional pustakawan dan Kepres Nomor 102 tahun

2003 tentang perpanjangan batas usia pensiun PNS yang menduduki jabatan

pustakawan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 147

tahun 2000 yang telah kita ketahui bersama isinya.

Pemerintah, selain memberikan status pustakawan lebih tinggi dari

sebelumnya yakni memberikan tunjangan yang bisa dikatakan cukup, walaupun

sebenarnya belum bisa dikatakan sebanding dengan tunjangan fungsional lainnya

dan masih jauh dari harapan, namun hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah

memperhatikan nasib para pustakawan. Hal-hal tersebut merupakan motivasi bagi

pustakawan agar bekerja lebih berkualitas dalam menjalankan tugas sesuai dengan

fungsinya, sehingga pustakawan akan lebih tahan terhadap berbagai bentuk

kesulitan yang menimpa.7

Profesi pustakawan sangatlah tergantung pada diri pustakawan sendiri,

sehingga untuk membuahkan hasil yang maksimal dalam merealisasikan jabatan

fungsional yang disandang, maka pustakawan harus berani melakukan perubahan

intelektual, dalam arti bahwa seorang pustakawan senantiasa dituntut mampu

meningkatkan nilai profesi dan segi intelektualnya, tidak hanya puas dengan

adanya inpasing, besar kecilnya tunjangan dan lainnya, akan tetapi harus berani

merubah sikap dan perilaku serta mau menghilangkan rasa rendah diri, apatis, rasa

tertutup dan lain sebagainya, sehingga perilaku negatif dikikis habis dan dibuang

jauh untuk menjadikan pustakawan yang percaya diri, walaupun sangatlah tidak

mudah melaksanakannya.

Masih banyak hal-hal yang dituntut yaitu pustakawan harus mampu

melakukan perubahan manajerial, yang berarti seorang pustakawan harus mampu

memanage diri sendiri, orang lain, dalam organisasi atau lebih jauh lagi

mengelola waktu dalam mencapai informasi yang berguna bagi diri sendiri

maupun orang lain. Sebagai pustakawan maupun sebagai aparat pemerintah

7Handayani dan Candra Aji, 2010. Pustakawan dalam Mengembangkan Perpustakaan,

(9)

haruslah memiliki etos kerja yang dapat memberikan kepuasan berbagai pihak,

termasuk dirinya sendiri dan juga tentunya para pengguna perpustakaan.8

3. Ketersediaan Koleksi

Ketersediaan berasal dari kata sedia yang artinya siap atau kesiapan.

"Ketersedian adalah kesiapan suatu alat, tenaga, barang, modal, dan siap untuk

digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan." (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1990: 223). Sedangkan "koleksi perpustakaan adalah kumpulan

bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan." (Yulia, 1993: 3).

Sedangkan menurut pendapat Sutarno (2006 : 104) ketersediaan koleksi

mencakup :

a. Ketersediaan koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu

pengetahuan teknologi dan budaya selalu terjadi setiap informasi

ilmu pengetahuan dan teknologi yang di butuhkan para pengguna

perpustakaan, dan selalu terjadi setiap saat (explosion of

information).

b. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengoleksi,

dan menyajikan koleksi bahan pustaka untuk dilayankan kepada

para pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna.

c. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka

yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat

yang dilayani, hanya akan menimbulkan ketidak efisienan dan

pemborosan sumber daya perpustakaan.

(10)

Jadi dapat disimpulkan bahwa ketersediaan koleksi perpustakaan adalah

kesiapan bahan pustaka pada suatu perpustakaan untuk digunakan, dimanfaatkan,

dan didayagunakan pengguna perpustakaan. Ketersediaan koleksi perpustakaan

sangat menunjang fungsi dan tujuan perpustakaan. Dengan koleksi yang memadai

perpustakaan dapat melakukan tugasnya dengan baik.9

1.6 Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, kualitatif yaitu penelitian

tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis . Proses

dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai

dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk

memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan

pembahasan hasil penelitian.10

Alasan menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini didasarkan

kasus yang terjadi di lapangan, yaitu kurangnya semangat etos kerja seorang

pustakawan dalam mengelola sebuah perpustakaan yang berdampak pada

kurangnya bahan-bahan koleksi di perpustakaan dan juga berdampak pada

kepuasan pemustaka yang kurang maksimal.

2. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan langsung di perpustakaan taman sari, dengan lama

durasi waktunya mencapai 6 bulan.

9http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16992/4/Chapter%20II.pdf, di akses 27

Mei 2016

(11)

3. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan

penelitian yang sedang dilakukan. Fokus penelitian harus diungkapkan secara

eksplisit untuk mempermudah peneliti sebelum melaksanakan observasi. Fokus

penelitian adalah garis besar dari penelitian, jadi observasi serta analisa hasil

penelitian akan lebih terarah.

Fokus penelitian ini lebih mengarah kepada dampak yang ditimbulkan

oleh kurang maksimalnya kinerja pustakawan dalam mengelola perpustakaan

taman sari, yang berakibat kurang puasnya para pemustaka ketika memakai

perpustakaan taman sari sebagai wadah mencari informasinya.

Bahan-bahan koleksi buku merupakan hal utama syarat sahnya menjadi

sebuah perpustakaan, bila koleksi buku tidak lengkap atau masih amburadul

dalam penyusunannya maka secara otomatis kepuasan pengguna juga akan

berkurang. Bila demikian yang terjadi maka harus ada perubahan dalam hal

pengelolaannya, apalagi menyangkut tentang SDM/pustakawan, bila

pustakawannya sudah mempunyai kehandalan dalam hal pengelolaan, tentunya

kinerja perpustakaan tersebut akan semakin baik dan semakin sempurna dalam

memuaskan para pemustakanya.

4. Subjek dan Objek

1) Subjek

Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan

sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian juga membahas

karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan

mengenai populasi, sampel dan teknik sampling(acak/non-acak) yang digunakan.

Subjek penelitian dapat terdiri dari tiga level, yaitu:

(12)

b. Meso merupakan level subjek penelitian dengan jumlah anggota lebih banyak, misal keluarga dan kelompok.

c. Makro merupakan level subjek penelitian dengan anggota yang sangat banyak, seperti masyarakat atau komunitas luas.

Peran subjek penelitian adalah memberikan tanggapan dan informasi

terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan kepada

peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung.11

Subjek dari penelitian ini adalah level makro yaitu keseluruhan

pustakawan dan juga para pemustaka yang sedang memanfaatkan perpustakaan

taman sari.

2) Objek

Pada dasarnya objek merupakan apa yang hendak diselidiki di dalam

kegiatan penelitian. Ada beberapa persoalan yang perlu untuk kita pahami supaya

dapat menentukan serta menyusun objek penelitian di dalam metode penelitian

dengan baik yaitu berhubungan dengan apa itu objek penelitian di dalam

penelitian kualitatif. Selain itu apa saja objek penelitiannya dan juga kriteria

seperti apa yang bisa dijadikan objek dari penelitian yang kita lakukan.

Menurut pengertian, objek adalah keseluruhan dari gejala yang terdapat di

sekitar kehidupan kita. Apabila kita lihat dari sumbernya, maka objek di dalam

suatu penelitian kualitatif disebut sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri

dari tiga elemen yaitu :

a. Tempat

b. Pelaku

c. Aktivitas

Objek dari penelitian ini adalah perpustakaan taman sari, tentunya yang

menyangkut dengan bahan-bahan koleksi, sistem layanannya dan juga kepuasan

para pemustakanya. Selain itu hasil dari wawancara mengenai pendapat para

pustakawan dan juga pemustaka.

(13)

5. Kredibilitas

Kredibilitas dalam penelitian kualitatif adalah tingkat ukuran suatu

kebenaran atas data yang telah dikumpulkan atau derajat kepercayaan data dan

kecocokan data antara konsep penelitian dengan hasil penelitian. Uji kredibilitas

ini bisa dilakukan dengan jalan diskusi dan observasi.

Kredibilitas memang sering dikaitkan dengan sesuatu yang menyangkut

nama baik, reputasi, kehormatan, dan keberadaan sebuah lembaga atau sosok yang

menonjol di komunitasnya. Hal tersebut juga akan dipandang sebagai nilai jual

yang memiliki efek positif dan selalu menjadi nilai lebih bagi pemiliknya.12

Kredibilitas dari hasil Wawancara menunjukkan bahwa memang terbukti

pemanfaatan perpustakaan taman sari masih kurang maksimal, hal ini terlihat dari

jumlah koleksi yang kurang lengkap, serta jam kerja/buka perpustakaan yang

sering terlambat, selain itu juga karena sistem pelayanannya yang kurang handal

dalam menarik minat pengunjung.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan

untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat

diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,

dokumentasi dan sebagainya.13

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik wawancara, dimana wawancara dilakukan langsung dengan

salah satu narasumber kepala staf di perpustakaan taman sari Banda Aceh.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti

12http://any.web.id/kredibilitas-apa-arti-sebenarnya.info, di akses 27 Mei 2016 13Anjani Dwi Astuti, 2012. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Bandung:

(14)

dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil14

7. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah seluruh data terkumpul, dan di

kelompokkan berdasarkan variabel dan jenis responden.Teknik analisis data

dalam penelitian menggunakan statistik. Statistik yamg biasanya di gunakan untuk

menganalisis data ada dua macam yaitu, Statistik deskriptif dan Statistik

Inferensial.15

Hasil penelitian ini nanti merupakan data kualitatif, yang dihasilkan dari

teknik wawancara kepada salah seorang narasumber staf kepala perpustakaan

taman sari Banda Aceh.

Dari hasil yang sudah didapat dari teknik wawancara, maka kita bisa

menyimpulkan apa saja yang menjadi permasalahan didalam perpustakaan taman

sari, dan bagaimana cara menyelesaikan masalah ini untuk kedepannya.

14

http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2014/10/teknik-pengumpulan-data-dan-teknik.html, di akses 27 Mei 2016

(15)

1.6 Daftar Pustaka

Yulia, 2010. Perpustakaan Modern Era Millenium III, (Bandung: Cahayapress)

Hendra, 2004. Perpustakaan dan Pustakawan, (Bandung: Jayapress)

Handayani dan Candra Aji, 2010. Pustakawan dalam Mengembangkan Perpustakaan, (Jogjakarta: Janur mulia)

Malik, Oemar 1990. Pendidikan tenaga kerja nasional kejuruan, kewiraswastaan dan manajemen, (Bandung: Citra Aditya Bakti)

Anjani Dwi Astuti, 2012. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Bandung: Adiberdikari)

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Manajeman, (Bandung: Alfabeta)

Internet:

http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2014/10/teknik-pengumpulan-data-dan-teknik.html, di akses 27 Mei 2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Etos, di akses 27 Mei 2016

https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&id=49052&src=a, di akses 27 Mei 2016

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16992/4/Chapter%20II.pd f, di akses 27 Mei 2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif, di akses 27 Mei 2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Subjek_penelitian, di akses 27 Mei 2016

http://any.web.id/kredibilitas-apa-arti-sebenarnya.info , di akses 27 Mei 2016

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Komposisi rumput laut ( Eucheuma cottonii) dan Tepung Beras Terhadap Sifat Kimia dan Sensoris Masker Wajah” disusun sebagai salah

menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut,

Accordingly, it is put forward that the scale can use to determine the middle and elementary school students’ reading anxiety for research on reading anxiety.. Keywords:

Penelitian ini berjudul Implementasi Kebijakan Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2017 yang dilatar

Kalau dalam pencurian biasa ancaman pidananya maksimal lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah, maka pencurian dengan kekerasan yang

Hasil uji statistik dengan derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara skor awal GCS dengan outcome pasien pasca operasi darurat

Pada kesempatan yang berbahagia ini pula kami selaku Pengurus Pemuda Peduli Dhuafa Gresik mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan motif Perguruan Tinggi menerapkan SNI ISO 9001 : 2008 pada lingkup jasa administrasi, memaparkan rancangan sistem manajemen mutu