“
Karakteristik Etos Kerja Pustakawan dalam Memaksimalkan
Kinerja, terhadap Pengaruh Ketersediaan Koleksi di Perpustakaan
Taman Sari Kota Banda Aceh Tahun 2016”
Oleh: Widayat Prihartanta
widayatprihartanta@gmail.com
Fakultas Adab dan Humaniora Univeristas Islam Negeri Ar-raniry
Abstract:
Basically, the library has an important role in education as a collector and provider of information that can help users and providers of information in the search for information is needed, it is thus in the demand library role in providing service information in a timely and appropriate. When in the review library Taman Sari has a very important role in providing information, especially the library is located in a gathering place for school children, families, students and the general public. Library garden sari has contributed significantly to the advancement of education in Aceh, the system is applied is a system of recreation because according to the location of these libraries are located in the middle of a city park.
Keywords: ethic, work, library, librarian
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu pusat informasi, perpustakaan di tuntut untuk
menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan kebutuhan para
penggunanya dan tentunya juga sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi pada zaman sekarang. Pada dasarnya perpustakaan mempunyai
peran penting dalam dunia pendidikan sebagai pengumpul dan penyedia informasi
informasi yang dibutuhkan, maka dengan demikian perpustakaan dituntut
perannya dalam memberikan pelayanan informasi yang tepat waktu dan tepat
guna dan juga tepat dalam melengkapi koleksi-koleksi bahan pustaka yang
dibutuhkan oleh para pemustakanya.
Menurut Yulia (2010:1) pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu
kegiatan diperpustakaan yang bertujuan untuk melakukan pengaturan bahan
pustaka yang tersedia agar dapat disimpan ditempatnya menurut susunan tertentu
serta mudah ditemukan dan digunakan oleh pengguna perpustakaan.1
Bila di tinjau kembali perpustakaan Taman Sari mempunyai peran yang
sangat penting dalam memberikan informasi, apalagi perpustakaan tersebut
berlokasi ditempat berkumpulnya anak-anak sekolah, keluarga, mahasiswa
maupun kalangan masyarakat umum.
Perpustakaan taman sari mempunyai andil penting bagi kemajuan
pendidikan di Aceh, sistem yang diterapkan adalah sistem rekreasi karena sesuai
dengan lokasi perpustakaan tersebut yang terletak ditengah-tengah taman kota.
Dalam tinjauan peneliti, ketika penelitian dilakukan, rupanya banyak
sekali koleksi-koleksi bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kriteria umur
pemustakanya, contohnya seperti panduan resep pembuatan kue dan lain-lain,
menurut saya itu seharusnya tidak terlalu penting berada dalam suatu
perpustakaan. Selain itu koleksi yang sudah usang juga sudah terlihat, serta
penyusunan koleksi yang masih amburadul atau masih tercampur dengan judul
koleksi lainnya juga masih banyak sekali terjadi, kemudian perpustakaan yang
sering molor, telat buka disaat jam kerja atau bahkan tidak buka, padahal masih
dalam jangkauan jam kerja.
bila kita tinjau kembali, anggaran yang diberikan pemerintah Aceh untuk
pengadaan bahan-bahan koleksi baru di perpustakaan Taman Sari tidaklah sedikit,
sebesar Rp. 60.000.000,-/tahun.2 Apakah pustakawan yang mengelola
perpustakaan tersebut tidak melakukan evaluasi kembali? Jika demikian yang
terjadi bagaimana bisa memajukan perpustakaan Taman Sari tersebut ketika bahan
1
Yulia, 2010. Perpustakaan Modern Era Millenium III, (Bandung: Cahayapress), hlm. 23
koleksi yang dibutuhkan oleh para penggunanya sangat minim, dan bahkan tidak
ada.
Dengan demikian, peneliti akan mencoba mengulas sedikit tentang
proposal penelitian ini dengan judul “Karakteristik Etos Kerja Pustakawan
dalam Memaksimalkan Kinerja, terhadap Pengaruh Ketersediaan Koleksi di
Perpustakaan Taman Sari Kota Banda Aceh Tahun 2016”
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa penyebab kurangnya koleksi bahan-bahan pustaka di
perpustakaan Taman Sari,
2) Apa dampak dari kurangnya etos kerja pustakawan di perpustakaan
Taman Sari.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Menemukan hubungan dari pengaruh kurangnya etos kerja seorang
pustakawan terhadap keberlangsungan kemajuan perpustakaan dan
juga terhadap kurangnya bahan koleksi di perpustakaan Taman
Sari.
b. Mengetahui efektivitas kinerja seorang pustakawan dalam
1.4 Manfaat dan Kegunaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
1. Bahan-bahan koleksi perpustakaan merupakan salah satu objek
utama yang menandakan syarat adanya sebuah perpustakaan,
kemudian di dukung dengan kinerja dan pengelolaan yang baik.
Semua itu adalah kunci utama keberhasilan dalam memajukan
sebuah perpustakaan, dengan adanya pengelolaan, pemberdayaan
dan pelayanan yang baik, maka penggunanya pasti akan
bertambah. Lebih dari itu, mungkin para pemustaka akan puas
ketika perpustakaan yang mereka kunjungi bisa memberikan
pelayanan yang terbaik kepada mereka.
2. Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat pemakai,
perpustakaan harus mampu mengkaji/mengenali siapa masyarakat
pemakainya dan informasi apa yang diperlukan, serta mendorong
pemakai untuk menggunakan fasilitas yang disediakan oleh
perpustakaan. Analisis pemakai dan kebutuhan pemakai ini
ditujukan untuk pengembangan koleksi di perpustakaan demi
tersedianya kebutuhan informasi yang benar-benar mutakhir dan
relevan.
b. Secara Praktis
1. Perpustakaan Taman Sari merupakan wadah informasi baru bagi
masyarakat Aceh, selain sistem layanan yang masih kurang
memuaskan, perpustakaan Taman Sari diharapkan bisa berbenah
diri agar kemajuan yang dicapainya bisa dirasakan oleh para
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
rujukan bagi lembaga/badan pengelola perpustakaan umum
lainnya, agar kemajuan di bidang kepustakaan benar-benar bisa di
nikmati oleh kalangan masyarakat.
1.5 Penjelasan Istilah
1. Etos Kerja
Etos kerja berasal dari kata ethos yang berasal dari bahasa yunani yang
berarti adalah watak, semangat atau karakter, sedangkan etos menurut kamus
besar bahasa Indonesia yang diartikan sebagai pandangan hidup yang khas dari
golongan sosial.
Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai
yang diyakininya. Dari kata etos ini dikenal pula kata etika yang hampir
mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik
buruk moral sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang
amat kuat untuk mengerjakan sesuati secara optimal lebih baik dan bahkan
berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin.3
Etos kerja mencerminkan salah satu perangkat nilai yang ada pada
manusia, dengan demikian etos kerja dapat diartikan pula sebagai akibat dari
penghayatan norma-norma atau nilai nilai yang ada dalam masyarakat.
Cherrington mendiskripsikan ciri-ciri orang yang memiliki etos kerja
yaitu:
a. Ada usaha keras sebagai kewajiban moral dan relegius bagi setiap
orang untuk mengisi hidupnya
b. Menghargai waktu kerja
c. Bertanggung jawab atas pekerjaannya
d. Menginginkan produktivitas yang tinggi
e. Merasa bangga terhadap profesi dan lembaganya
f. Loyal terhadap profesi dan lembaganya
g. Selalu ingin berpartisipasi
h. Bersifat jujur
Mengacu pada pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa pada dasarnya
etos kerja merupakan bagian dari tata nilai yang dimiliki seseorang yang
mencakup disiplin, tanggung jawab, dedikasi dan loyalitas serta kejujuran dalam
hubungan dengan pekerjaan atau profesinya. Tinggi rendahnya etos kerja
seseorang banyak dipengaruhi oleh lingkungan kerja dan faktor dari seseorang.
Bagaimana etos kerja bagi pustakawan? Etos kerja kecuali berarti
kaidah-kaidah yang membimbing pustakawan sebagai pekerja atau sebagai aparat
pemerintah dalam menjalankan tugas dan profesinya, sehingga baik dan lurus
menekankan keselarasan antara individu, masyarakat dan Tuhan serta alam
sekitarnya. Oleh karena itu pustakawan bisa melaksanakan atau paling tidak
mencerminkan apa yang telah dideskripsikan oleh cherrington tersebut.4
2. Kinerja Pustakawan
Perpustakaan tanpa pustakawan ibarat kendaraan tanpa ada yang
mengemudikan. Oleh sebab itu pustakawan merupakan sumber daya manusia
yang keberadaannya sangat dibutuhkan di perpustakaan, karena kemajuan dan
kemunduran sebuah perpustakaan dalam perkembangannya dapat dilihat dari
kualitas kinerja para pustakawana itu sendiri walaupun tidak mengesampingkan
peran serta karyawan dan pendukung yang lain.5Figur seorang pustakawan secara
tidak langsung mempunyai beban tugas mulia, diantaranya turut serta dalam
mencerdaskan bangsa melalui tugas mereka sesuai dengan profesi yang
disandang. Untuk menjembatani hal tersebut pustakawan selalu dituntut
4Hendra, 2004. Perpustakaan dan Pustakawan, (Bandung: Jayapress), hal. 133-137
5
ketekunan, keuletan dan pengabdiannya yang tulus, bahkan mungkin masih
banyak lagi tuntutan yang perlu diutarakan.6 Hal-hal yang disampaikan tadi mau
tidak mau harus dijalani para pustakawan dimana mereka berada, tentu saja
dibarengi kerja sama, dan kebulatan tekad dengan lembaga lain yang terkait.
Era globalisasi saat ini tampaknya hampir tidak ada celah-celah pekerjaan
yang tak tersentuh oleh tangan profesional, yang berarti dalam menghasilkan
suatu karya dengan baik pada bidang pekerjaan tertentu telah tertangani secara
profesional. Profesi, memerlukan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
pendidikan, baik formal maupun non formal, dalam hal ini pustakawan salah satu
profesi yang ada keterkaitannya dengan pernyataan tersebut, sehingga perlu
melalui pendidikan khusus sesuai dengan bidangnya.
Beberapa ciri profesi yang disampaikan oleh Sulistya-Basuki (1991:4)
antara lain:
a. Memiliki organisasi keahlian
b. Terdapat pola pendidikan profesi yang jelas
c. Adanya kode etik
d. Berorientasi pada jasa
e. Adanya tingkat kemandirian
Merujuk apa yang disampaikan oleh Sulistya-Basuki tersebut bahwa
pustakawan dapat digolongkan sebagai lembaga profesi, karena telah memiliki
ciri-ciri seperti yang dikemukakan. Maksudnya pustakawan indonesia sebagai
profesi, dibuktikan dengan adaya pengakuan eksistensi pustakawan sebagai
jabatan fungsional oleh pemerintah, yaitu dengan diterbitkannya peraturan
perundang undangan seperti:
Keputusan MENPAN Nomor 18/1988 tentang angka kredit bagi jabatan
fungsional pustakawan, dan disempurnakan dengan Keputusan MENPAN Nomor
33/1998 tentang jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya, terakhir
dengan keputusan MENPAN Nomor 132/KEP/M.PAN/2002.PP Nomor 87 tahun
6https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&id=49052&src=a, di akses 27 Mei
1999 tentang rumpun jabatan fungsional PNS Kepres Nomor 86 tahun 2003
tentang tunjangan jabatan fungsional pustakawan dan Kepres Nomor 102 tahun
2003 tentang perpanjangan batas usia pensiun PNS yang menduduki jabatan
pustakawan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 147
tahun 2000 yang telah kita ketahui bersama isinya.
Pemerintah, selain memberikan status pustakawan lebih tinggi dari
sebelumnya yakni memberikan tunjangan yang bisa dikatakan cukup, walaupun
sebenarnya belum bisa dikatakan sebanding dengan tunjangan fungsional lainnya
dan masih jauh dari harapan, namun hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah
memperhatikan nasib para pustakawan. Hal-hal tersebut merupakan motivasi bagi
pustakawan agar bekerja lebih berkualitas dalam menjalankan tugas sesuai dengan
fungsinya, sehingga pustakawan akan lebih tahan terhadap berbagai bentuk
kesulitan yang menimpa.7
Profesi pustakawan sangatlah tergantung pada diri pustakawan sendiri,
sehingga untuk membuahkan hasil yang maksimal dalam merealisasikan jabatan
fungsional yang disandang, maka pustakawan harus berani melakukan perubahan
intelektual, dalam arti bahwa seorang pustakawan senantiasa dituntut mampu
meningkatkan nilai profesi dan segi intelektualnya, tidak hanya puas dengan
adanya inpasing, besar kecilnya tunjangan dan lainnya, akan tetapi harus berani
merubah sikap dan perilaku serta mau menghilangkan rasa rendah diri, apatis, rasa
tertutup dan lain sebagainya, sehingga perilaku negatif dikikis habis dan dibuang
jauh untuk menjadikan pustakawan yang percaya diri, walaupun sangatlah tidak
mudah melaksanakannya.
Masih banyak hal-hal yang dituntut yaitu pustakawan harus mampu
melakukan perubahan manajerial, yang berarti seorang pustakawan harus mampu
memanage diri sendiri, orang lain, dalam organisasi atau lebih jauh lagi
mengelola waktu dalam mencapai informasi yang berguna bagi diri sendiri
maupun orang lain. Sebagai pustakawan maupun sebagai aparat pemerintah
7Handayani dan Candra Aji, 2010. Pustakawan dalam Mengembangkan Perpustakaan,
haruslah memiliki etos kerja yang dapat memberikan kepuasan berbagai pihak,
termasuk dirinya sendiri dan juga tentunya para pengguna perpustakaan.8
3. Ketersediaan Koleksi
Ketersediaan berasal dari kata sedia yang artinya siap atau kesiapan.
"Ketersedian adalah kesiapan suatu alat, tenaga, barang, modal, dan siap untuk
digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan." (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1990: 223). Sedangkan "koleksi perpustakaan adalah kumpulan
bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan." (Yulia, 1993: 3).
Sedangkan menurut pendapat Sutarno (2006 : 104) ketersediaan koleksi
mencakup :
a. Ketersediaan koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu
pengetahuan teknologi dan budaya selalu terjadi setiap informasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang di butuhkan para pengguna
perpustakaan, dan selalu terjadi setiap saat (explosion of
information).
b. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengoleksi,
dan menyajikan koleksi bahan pustaka untuk dilayankan kepada
para pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna.
c. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka
yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat
yang dilayani, hanya akan menimbulkan ketidak efisienan dan
pemborosan sumber daya perpustakaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ketersediaan koleksi perpustakaan adalah
kesiapan bahan pustaka pada suatu perpustakaan untuk digunakan, dimanfaatkan,
dan didayagunakan pengguna perpustakaan. Ketersediaan koleksi perpustakaan
sangat menunjang fungsi dan tujuan perpustakaan. Dengan koleksi yang memadai
perpustakaan dapat melakukan tugasnya dengan baik.9
1.6 Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, kualitatif yaitu penelitian
tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis . Proses
dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian.10
Alasan menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini didasarkan
kasus yang terjadi di lapangan, yaitu kurangnya semangat etos kerja seorang
pustakawan dalam mengelola sebuah perpustakaan yang berdampak pada
kurangnya bahan-bahan koleksi di perpustakaan dan juga berdampak pada
kepuasan pemustaka yang kurang maksimal.
2. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan langsung di perpustakaan taman sari, dengan lama
durasi waktunya mencapai 6 bulan.
9http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16992/4/Chapter%20II.pdf, di akses 27
Mei 2016
3. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan
penelitian yang sedang dilakukan. Fokus penelitian harus diungkapkan secara
eksplisit untuk mempermudah peneliti sebelum melaksanakan observasi. Fokus
penelitian adalah garis besar dari penelitian, jadi observasi serta analisa hasil
penelitian akan lebih terarah.
Fokus penelitian ini lebih mengarah kepada dampak yang ditimbulkan
oleh kurang maksimalnya kinerja pustakawan dalam mengelola perpustakaan
taman sari, yang berakibat kurang puasnya para pemustaka ketika memakai
perpustakaan taman sari sebagai wadah mencari informasinya.
Bahan-bahan koleksi buku merupakan hal utama syarat sahnya menjadi
sebuah perpustakaan, bila koleksi buku tidak lengkap atau masih amburadul
dalam penyusunannya maka secara otomatis kepuasan pengguna juga akan
berkurang. Bila demikian yang terjadi maka harus ada perubahan dalam hal
pengelolaannya, apalagi menyangkut tentang SDM/pustakawan, bila
pustakawannya sudah mempunyai kehandalan dalam hal pengelolaan, tentunya
kinerja perpustakaan tersebut akan semakin baik dan semakin sempurna dalam
memuaskan para pemustakanya.
4. Subjek dan Objek
1) Subjek
Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan
sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian juga membahas
karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan
mengenai populasi, sampel dan teknik sampling(acak/non-acak) yang digunakan.
Subjek penelitian dapat terdiri dari tiga level, yaitu:
b. Meso merupakan level subjek penelitian dengan jumlah anggota lebih banyak, misal keluarga dan kelompok.
c. Makro merupakan level subjek penelitian dengan anggota yang sangat banyak, seperti masyarakat atau komunitas luas.
Peran subjek penelitian adalah memberikan tanggapan dan informasi
terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan kepada
peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung.11
Subjek dari penelitian ini adalah level makro yaitu keseluruhan
pustakawan dan juga para pemustaka yang sedang memanfaatkan perpustakaan
taman sari.
2) Objek
Pada dasarnya objek merupakan apa yang hendak diselidiki di dalam
kegiatan penelitian. Ada beberapa persoalan yang perlu untuk kita pahami supaya
dapat menentukan serta menyusun objek penelitian di dalam metode penelitian
dengan baik yaitu berhubungan dengan apa itu objek penelitian di dalam
penelitian kualitatif. Selain itu apa saja objek penelitiannya dan juga kriteria
seperti apa yang bisa dijadikan objek dari penelitian yang kita lakukan.
Menurut pengertian, objek adalah keseluruhan dari gejala yang terdapat di
sekitar kehidupan kita. Apabila kita lihat dari sumbernya, maka objek di dalam
suatu penelitian kualitatif disebut sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri
dari tiga elemen yaitu :
a. Tempat
b. Pelaku
c. Aktivitas
Objek dari penelitian ini adalah perpustakaan taman sari, tentunya yang
menyangkut dengan bahan-bahan koleksi, sistem layanannya dan juga kepuasan
para pemustakanya. Selain itu hasil dari wawancara mengenai pendapat para
pustakawan dan juga pemustaka.
5. Kredibilitas
Kredibilitas dalam penelitian kualitatif adalah tingkat ukuran suatu
kebenaran atas data yang telah dikumpulkan atau derajat kepercayaan data dan
kecocokan data antara konsep penelitian dengan hasil penelitian. Uji kredibilitas
ini bisa dilakukan dengan jalan diskusi dan observasi.
Kredibilitas memang sering dikaitkan dengan sesuatu yang menyangkut
nama baik, reputasi, kehormatan, dan keberadaan sebuah lembaga atau sosok yang
menonjol di komunitasnya. Hal tersebut juga akan dipandang sebagai nilai jual
yang memiliki efek positif dan selalu menjadi nilai lebih bagi pemiliknya.12
Kredibilitas dari hasil Wawancara menunjukkan bahwa memang terbukti
pemanfaatan perpustakaan taman sari masih kurang maksimal, hal ini terlihat dari
jumlah koleksi yang kurang lengkap, serta jam kerja/buka perpustakaan yang
sering terlambat, selain itu juga karena sistem pelayanannya yang kurang handal
dalam menarik minat pengunjung.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dokumentasi dan sebagainya.13
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik wawancara, dimana wawancara dilakukan langsung dengan
salah satu narasumber kepala staf di perpustakaan taman sari Banda Aceh.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti
12http://any.web.id/kredibilitas-apa-arti-sebenarnya.info, di akses 27 Mei 2016 13Anjani Dwi Astuti, 2012. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Bandung:
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil14
7. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah seluruh data terkumpul, dan di
kelompokkan berdasarkan variabel dan jenis responden.Teknik analisis data
dalam penelitian menggunakan statistik. Statistik yamg biasanya di gunakan untuk
menganalisis data ada dua macam yaitu, Statistik deskriptif dan Statistik
Inferensial.15
Hasil penelitian ini nanti merupakan data kualitatif, yang dihasilkan dari
teknik wawancara kepada salah seorang narasumber staf kepala perpustakaan
taman sari Banda Aceh.
Dari hasil yang sudah didapat dari teknik wawancara, maka kita bisa
menyimpulkan apa saja yang menjadi permasalahan didalam perpustakaan taman
sari, dan bagaimana cara menyelesaikan masalah ini untuk kedepannya.
14
http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2014/10/teknik-pengumpulan-data-dan-teknik.html, di akses 27 Mei 2016
1.6 Daftar Pustaka
Yulia, 2010. Perpustakaan Modern Era Millenium III, (Bandung: Cahayapress)
Hendra, 2004. Perpustakaan dan Pustakawan, (Bandung: Jayapress)
Handayani dan Candra Aji, 2010. Pustakawan dalam Mengembangkan Perpustakaan, (Jogjakarta: Janur mulia)
Malik, Oemar 1990. Pendidikan tenaga kerja nasional kejuruan, kewiraswastaan dan manajemen, (Bandung: Citra Aditya Bakti)
Anjani Dwi Astuti, 2012. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Bandung: Adiberdikari)
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Manajeman, (Bandung: Alfabeta)
Internet:
http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2014/10/teknik-pengumpulan-data-dan-teknik.html, di akses 27 Mei 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Etos, di akses 27 Mei 2016
https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&id=49052&src=a, di akses 27 Mei 2016
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16992/4/Chapter%20II.pd f, di akses 27 Mei 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif, di akses 27 Mei 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Subjek_penelitian, di akses 27 Mei 2016
http://any.web.id/kredibilitas-apa-arti-sebenarnya.info , di akses 27 Mei 2016