• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evolusi dan spes Biodiversity Makalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Evolusi dan spes Biodiversity Makalah"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH

EVOLUTION AND BIODIVERSITY

(EVOLUSI DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI)

Rizkia Suciati, Devi Anugrah, Hilman Faruq, Luthpi Safahi, Mukhlis, Nur

Chaeranty

riris9186@gmail.com

PENDAHULUAN

Evolusi memiliki dimensi tersendiri dalam ruang dan juga waktu. Teori

Evolusi menerangkan bahwa keragaman kehidupan semua spesies di muka bumi

masa kini berasal dari nenek moyang bersama (Kimball, 1983). Demikian pula

dengan pendapat ahli filsafat asal Inggris Herbert Spencer, bahwa konsep evolusi

yang dimaksud adalah berkaitan dengan suatu perkembangan ciri atau sifat dari

waktu ke waktu melalui perubahan bertingkat (Anonim, 2009).

Para ahli Biologi mengelompokkan spesies yang ada di bumi ini ke dalam

suatu hirarki atau tingkatan kehidupan yang disesuaikan berdasarkan kemiripan

baik secara morfologi atau fisiologi (fungsi tubuh). Kegiatan seperti itu dikenal

dengan klasifikasi. Ilmu yang mempelajari teentang klasifikasi dikenal dengan taksonomi. Taksonomi merupakan salah satu bidang ilmu yang pertama kali dibangun pada awal peradaban dan mempelopori perkembangan cabang-cabang

ilmu hayat lainnya. Pada awal perkembangannya (masa Yunani Kuno), Biologi

hampir disinonimkan dengan taksonomi, mengingat ruang lingkupnya yang masih

terbatas pada penyandraan (deskripsi) dan pemberian nama, baik tumbuhan

maupun hewan (Anonim, 2008). Namun demikian, seiring berkembangnya zaman

maka kebutuhan akan penggunaan ilmu taksonomi dan filogenetiknya pun

berbeda, maka dari itu, taksonomiwan harus menyadari pergeseran nilai ini dan

menyesuaikan posisinya dengan perkembangan yang ada (Adisoemarto &

(2)

Selain dari pada itu, evolusi selalu terkait dengan spesiasi. Spesiasi

merupakan pembentukan satu atau lebih spesies turunan dari satu spesies moyang.

Perubahan evolusioner dalam spesies bergantung pada adanya variabilitas genetik

pada individu-individu dalam spesies; yang menyebabkan berhasilnya reproduksi

diferensial pada mereka. Pada umumnya spesiasi mensyaratkan bahwa: (a) isolasi

subpopulasi dari nenek moyang yang terpisah secara geografik; dan (b)

perkawinan yang menghasilkan satu gen yang berbeda dari moyangnya (Kimball,

1983). Dari evolusi juga mampu menggambarkan suatu hubungan kekerabatan

yang merupakan hasil dari rekonstruksi hubungan evolusi (evolutionary relationship) dari kelompok-kelompok organisme biologi. Sebuah hubungan evolusi yang direkonstruksi dengan baik dapat digunakan sebagai landasan untuk

melakukan penelitian-penelitian komparatif (comparative investigations), misalnya dalam bidang ekologi dan biogeografi (Hidayat & Pancoro, 2008).

Evolusi juga dapat menampilkan suatu pola penyebaran secara geografik

dari populasi suatu spesies. Sehingga hal tersebut mampu menjadi salah satu bukti

evolusi yang berasal dari penyebaran geografik dari populasi suatu spesies.

Dari kesemua hal tersebut, dapat dikatakan bahwa evolusi mampu

menciptakan suatu keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang ada di permukaan

bumi ini. Dan dari sanalah kita bisa mengklasifikasikan suatu organisme sesuai

dengan keberadaan tingkatan dalam kelompoknya atau dikenal dengan takson dan mengetahui organisme yang kita temukan berada dalam takson apa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis berusaha memaparkan tentang

keterakaitan antara Evolusi dan Keanekaragaman hayati, yang mencakup bahasan

didalamnya seperti klasifikasi; spesiasi; rekonstruksi filogeni; dan evolusi

biogeografi. Dengan demikian, diharapakan dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuan kita tentang prinsip-prisin dari evolusi biologi beserta aspek-aspek

yang terkait di dalamnya serta implikasinya terhadap evolusioner

(3)

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi dan Evolusi

Klasifikasi adalah menempatkan bersama-sama dalam kategori hal-hal

yang mirip satu sama lain. Salah satu pola klasifikasi yang pertama adalah

menempatkan semua bentuk hewan yang yang hidup di habitat yang sama

dalam satu kategori, macam klasifikasi ini sering didasarkan pada prinsip

bahwa makhluk yang memiliki organ analog dikelompokkan bersama. Yang

kedua menggunakan prinsip homologi, yaitu klasifikasi yang berdasarkan

kekerabatan (Kimball, 1983).

Prinsip dalam Klasifikasi

Dalam biologi, ada dua metode utama yang digunakan untuk

mengelompokkan klasifikasi dalam suatu kelompok, yaitu: metode Fenetik dan Filogenetik.

a. Fenetik

Fenetik adalah suatu cara pengelompokkan kuantitatif dalam

sistematika biologi yang berbasis pada kemiripan morfologi.

Fenetika/Taksimetrik merupakan pengklasifikasian berdasarkan morfologi dan

anatomi. Fenetika membandingkan sebanyak mungkin karakteristik anatomi

(yang dikenal sebagai karakter) dan tidak melakukan upaya untuk

membedakan homologi dan analogi (Mahbubillah, 2010).

Spesies dengan kesamaan secara morfologi dikelompokkan dalam satu

kelompok, sementara yang berbeda secara morfologi dikelompokkan dalam

kelompok yang berbeda juga. Temuan dari fosil vertebrata juga dapat

diklasifikasikan secara fenetik melalui bentuk tulang-tulangnya. Spesies

modern dari lalat buah dilihat dari pola sayapnya. Suatu spesies dapat

dikelompokkan berdasarkan jumlah (populasinya), bentuk, atau tipe

kromosom, kesamaan dalam sistem imun protein. Fenetika dapat diartikan

sebagai kegiatan menaksir hubungan evolusi berdasarkan kepemilikan

karakter atau ciri yang sama (overall similarity) dari anggota-anggota suatu kelompok (Hidayat & Pancoro, 2008).

(4)

Filogenetik merupakan pengklasifikasian berdasarkan evolusi. Analisis

ini mengelompokkan organisme menurut urutan waktu munculnya

percabangan yang disebut clad/cladogram, di sepanjang filogenetik bercabang dua (dikotomi). Masing-masing percabangan dalam suatu pohon ditentukan

oleh homologi baru yang unik bagi beberapa spesies pada cabang tersebut

(Mahbubillah, 2010).

Filogeni tidak sepenuhnya sama dengan kladistika (sistematika

filogenetik), namun banyak menggunakan metode-metode dan konsep yang

dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai untuk merumuskan

keterkaitan filogenik dalam bentuk diagram pohon, namun di dalam filogeni

dipelajari pula anatomi perbandingan dari berbagai organisme. Filogeni di

masa sekarang banyak menggunakan dukungan genetika dan biologi

molekuler. Sistematika (klasifikasi) biologi juga banyak menggunakan

masukan dari cabang ilmu ini (http://id.wikipedia.org/wiki/Filogenetika).

Studi dalam Klasifikasi

Prinsip fenetik dan filogenetik adalah dasar untuk pengklasifikasian secara

biologi, sementara ada studi lain yang berpengaruh pada studi fenetik modern,

yaitu taksonomi numerik yang dikembangkan oleh Sneath dan Sokkal. Ilmuwan

Jerman, Hennig menyebutnya dengan sistematika filogenetik, atau dikenal juga

dengan nama kladistik. Fenetik, kladistik, dan evolusioner merupakan studi dalam

klasifikasi.

Taksonomi numerik itu sendiri merupakan taksonomi yang didasarkan

pada kemiripan melalui teknik numerik sebagai OTU (Operational Taxonomic

Unit). Semakin banyak karakter yang digunakan, taksonomi akan semakin baik.

Data yang dihasilkan dalam taksonomi numeric dinamakan dengan fenogram

(Admi, 2010). Taksonomi numeric didasarkan atas bukti-bukti fenetik, artinya

didasarkan atas kemiripan yang diperlihatkan oleh objek studi yang dimati dan

dicatat, dan bukan atas dasar kemungkina-kemungkinan perkembangan

filogenetiknya. Kegiatan-kegiatan dalam taksonomi numeric bersifat

empirik/empiris operasional, dan data serta kesimpulannya selalu dapat diuji

(5)

Kladistik : Monophyletic, Paraphyletic, dan Polyphyletic

Kladistika dianggap sebagai pengembangan dari fenetika, suatu cara

pengelompokkan kuantitatif dalam sistematika biologi yang berbasis pada

kemiripan morfologi. Agak berbeda dari fenetika, kladistika mendasarkan diri

pada ciri-ciri evolusioner dan molekuler. Ilmu ini banyak dipakai dalam

filogeni/filogenesis/filogenetika. Ketika diterapkan dalam filogeni, kesamaan

ciri-ciri molekuler yang dikuantifikasi dan didukung oleh keluaran kladistika diberi

tafsiran evolusioner. Oleh sebab itu, dalam kladistika pengelompokkan selalu

diarahkan pada pembentukan klad yang tuntas (mencakup semua komponen yang

termasuk di dalamnya). Keluaran dari kladistika yang pokok adalah kladogram

(cladistic dendrogram), suatu diagram percabangan yang dianggap mewakili hubungan kekerabatan di antara organisme/komponen yang dikelompokkan.

Kladogram dapat dianggap sebagai pohon evolusi. Kladogram dibuat dengan

memanfaatkan ratusan ribu hingga jutaan informasi genetik, baik berupa penanda

maupun sekuens DNA dan RNA (http://id.wikipedia.org/wiki/Kladistika).

Di dalam filogenetika, sebuah kelompok organisme yang

anggota-anggotanya memiliki banyak kesamaan karakter atau ciri dianggap memiliki

hubungan yang sangat dekat dan diperkirakan diturunkan dari satu nenek moyang;

nenek moyang dan semua turunannya akan membentuk sebuah kelompok

monofiletik. Oleh karena itu, anggota-anggota di dalam kelompok monofiletik ini diasumsikan membawa sifat atau pola genetik dan biokimia yang sama.

(6)

Pada klasifikasi sebelum zaman Darwin, kelompok-kelompok konvergen

seringkali disatukan dalam satu takson berdasarkan kesamaan bentuknya.

Pengelompokkan takson demikian dikenal dengan Polifili. Polifili atau sering juga disebut polyphyletic adalah spesies yang berasal dari dua atau lebih ancestor berbeda. Paraphyletic merupakan satu ancestor tapi tidak semua keturunan ada di dalamnya.

Suatu Kladogram dari Vertebrata

Contoh kladogram di atas menunjukkan hubungan evolusioner pada

vertebrata. Kelompok berwarna merah ("hewan berdarah panas") bersifat

polifiletik, kelompok berwarna biru (Reptilia) bersifat parafiletik, karena Reptilia tanpa mencakup Aves (unggas) tidak tuntas. Berdasarkan prinsip kladistika,

terbentuk suatu klad dalam vertebrata, Sauropsida, yang monofiletik (warna kuning).

B. Pembentukan spesies Baru (Spesiasi)

Dengan kondisi yang tepat dan waktu yang cukup lama, evolusi akan

(7)

mencari definisi spesies yang tepat karena spesies yang baru merupakan gradasi perubahan perlahan dari spesies terdahulu. Menurut Ernst Mayr, seorang ahli

Zoologi (Kimball, 1983) spesies merupakan populasi alamiah yang dapat

mengadakan silang-dalam secara potensial atau aktual, dan tidak mengadakan

persilangan dengan populasi lain, meskipun ada kesempatan untuk itu. Kita harus

mengubahnya sedikit dengan menambahkan bahwa kejadian yang jarang terjadi

perkawinan species dapat berlangsung, tetapi keturunan yang dihasilkan tidak

begitu subur atau efisien.

Spesies atau jenis adalah suatu takson yang dipakai dalam taksonomi untuk

menunjuk pada satu atau beberapa kelompok individu (populasi) yang serupa dan

dapat saling membuahi satu sama lain di dalam kelompoknya (saling membagi

gen) namun tidak dapat dengan anggota kelompok yang lain. Anggota-anggota

dalam suatu spesies jika saling berkawin dapat menghasilkan keturunan yang

fertil tanpa hambatan reproduktif. Dapat terjadi, sejumlah kelompok dalam suatu

spesies tidak saling berkawin karena hambatan geografis namun bila

dipertemukan dan dikawinkan dapat menghasilkan keturunan fertil. Dua spesies

yang berbeda jika saling berkawin akan menghadapi masalah hambatan biologis;

apabila menghasilkan keturunan yang sehat, keturunan ini biasanya steril/mandul

(tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Spesies).

Spesiasi merupakan kejadian perpisahan garis keturunan yang menghasilkan

dua spesies berbeda yang mempunyai satu populasi leluhur bersama. Menurut

Kimball (1983), bahwa spesiasi adalah pembentukan satu atau lebih spesies

turunan dari satu spesies moyang. Spesiasi dianggap selesai, jika kedua spesies

baru tersebut tidak mampu lagi melakukan kawin silang, dan begitu seterusnya.

Dapat diambil kesimpulan bahwa semua makhluk hidup yang ada berasal dan

berkembang dari moyang yang sama, yaitu dari bentuk hidup tunggal yang

pertama (bersel satu), seperti:

Virus/Bakteri -> bersel banyak -> ikan -> amphibia -> reptilia -> mamalia rendah

-> mamalia tinggi, dst.

Syarat terjadinya spesiasi yaitu :

1. Perubahan lingkungan

(8)

3. Adanya keanekaragaman suatu kelompok organisme

Mekanisme terjadinya suatu spesiasi

Makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dalam

jangka waktu yang lama. Perubahan yang terjadi sedikit demi sedikit dapat

menghasilkan struktur yang menyimpang dari aslinya, dan akhirnya terbentuk

spesies baru. Proses terbentuknya spesies baru disebut spesiasi. Hal-hal yang

mempengaruhi terbentuknya spesies baru (Syiham, 2010) antara lain sebagai

berikut :

1. Domestikasi

Domestikasi merupakan bagian dari usaha pemuliaan tanaman dan hewan.

Usaha yang dilakukan yaitu dengan cara membudidayakan tumbuhan dan

hewan yang liar untuk dijinakkan. Misalnya budidaya ayam hutan dengan cara

dikawinkan dengan ayam kampung akan menghasilkan ayam bekisar. Ayam

bekisar merupakan pembentukan spesies baru yang sifatnya mandul.

Pada proses domestikasi, tumbuhan dan hewan dapat memiliki sifat yang

menyimpang dari jenis aslinya sehingga akan terbentuk spesies yang baru.

2. Poliploid

Poliploid merupakan peristiwa penggandaan jumlah kromosom yang

melebihi aslinya, misalnya dari 2n menjadi 3n. Poliploid dapat terjadi melalui

dua cara antara lain seperti berikut:

a. Autopoliploidi

Peristiwa ini terjadi pada kromosom homolog atau terjadi dengan

sendirinya, mungkin disebabkan karena faktor alam. Faktor-faktor yang

menyebabkan autopoliploid antara lain radiasi alam, sinar ultraviolet matahari,

dan lain-lain. Adanya faktor-faktor alami tersebut dapat menyebabkan

kromosom gagal berpisah. Misalnya bunga Oenthera lamarchiaus yang

memiliki kromosom 24 kemudian mengalami poliploid menjadi spesies yang

baru yaitu Oenathera gigas yang memiliki kromosom berjumlah 28. Spesies

baru yang dihasilkan bersifat mandul.

(9)

Peristiwa ini terjadi pada kromosom nonhomolog yang merupakan peristiwa

penggandaan jumlah kromosom akibat peristiwa persilangan. Misalnya

semangka dengan kromosom 2n disilangkan dengan semangka yang

berkromosom 4n, akan dihasilkan spesies baru yang memiliki kromosom 3n

yang bersifat mandul (tidak menghasilkan biji).

3. Mekanisme isolasi

Mekanisme isolasi merupakan proses pembentukan individu baru dengan

batasan-batas tertentu. Faktor-faktor yang menjadi pembatas adalah habitat

yang berbeda, iklim yang berbeda, gunung yang tinggi, pematangan sel

kelamin yang tidak bersama.

Mekanisme isolasi sangat berperan dalam proses terjadinya suatu

pembentukan spesies baru (spesiasi). Hanya dengan mekanisme isolasi, maka

proses seleksi alamiah atau mungkin penyimpangan genetik dapat

menghasilkan suatu pergeseran yang jelas dari frekuensi gen tipe parental

(Kimball, 1983).

Mekanisme isolasi yang mempengaruhi terjadinya suatu proses spesiasi

antara lain :

1. Isolasi geografi

Hampir semua para ahli biologi berpendapat bahwa sebagian besar faktor

yang mencegah persilangan adalah pemisahan secara geografis. Kalau

sistem populasi yang semula continue dipisahkan oleh sebab-sebab

geografis yang menyebabkan hambatan bagi penyebaran spesies, maka

sistem populasi yang terpisah ini tidak mungkin memepertukarkan susunan

gen mereka dan sistem evolusi mereka selanjutnya akan terpisah. Di dalam

waktu yang cukup lama, kedua sistem populasi yang terpisah itu semakin

berbeda sebab masing menjalani evolusi dengan caranya

masing-masing. Isolasi geografi mempengaruhi terjadinya spesiasi, yaitu :

a. Spesiasi simpatrik ialah suatu pembentukkan spesies baru pada daerah geografi yang sama dengan spesies lain yang sekerabat.

(10)

ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu spesiasi alopatrik, parapatrik,

dan peripatrik.

Burung finch Darwin yang terdapat di kepulauan Galapagos

menggambarkan terjadinya proses spesiasi akibat dari isolasi geografi.

Bukan hanya tidak adanya pesaing dan pemangsa saja yang memberikan

tekanan seleksi yang sangat lunak pada burung tersebut, tapi isolasi dari

berbagai pulau-pulau yangterdapat di Kepulauan Galapagos yang

memungkinkan terjadinya ras-ras atau subspesies pulau yang unik.

2. Isolasi reproduksi

Mula mula, isolasi reproduksi hanyalah faktor geografis isolasi dengan

pemisahan secara fisik dan sebenarnya populasi ini masih mempunyai

potensi untuk mengadakan interbreeding. Menurut konsep spesies yang baru, mereka masih termasuk dalam satu spesies. Kemudian mereka dapat menjadi begitu berbeda secara genetik sehingga ”gene flow” yang efektif tidak dapat berlangsung lagi seandainya mereka bercampur kembali. Kalau

titik pemisahan itu telah tercapai, maka kedua populasi itu telah menjadi dua

spesies yang terpisah (Hamid, 2009).

Isolasi reproduksi terjadi karena perbedaan dalam keberhasilan terjadinya

pembuahan atau prakawin dan keberhasilan suatu perkawinan atau

pascakawin.

a. Isolasi sebelum perkawinan

Isolasi musiman atau habitat ; terjadi jika lawan jenis tidak dapat ditemui karena matang kawin pada musim yang berbeda atau terdapat

pada habitat berbeda.

Isolasi seksual atau polalaku ; terjadi pada saat kedua jenis kelamin dari dua spesies binatang mungkin terdapat pada lokasi dan waktu yang sama tetapi pola “berpasangannya” berbeda sehingga mencegah perkawinan. Misal, Drosophila melanogaster dan Drosophila simulans

tidak berkawin meskipun dalam lokasi yang sama karena polalaku

yang berbeda.

(11)

Mortalitas gametik ; dapat terjadi jika sperma atau telur dibinasakan karena perkawinan antara spesies. Tepung sari tidak mampu tumbuh

pada stigma dari spesies lain.

Mortalitas zigotik dan inviabilitas hybrid ; terjadi pada saat telur mengalami fertilisasi tetapi tidak dapat berkembang, atau berkembang

menjadi organisme tetapi dengan viabilitas yang menurun.

Sterilitas hybrid ; terjadi jika suatu hibrid memiliki viabilitas normal tetapi steril secara reproduktif (Irwanto, 2007).

Dalam suatu proses pembentukan spesies baru (spesiasi) terdapat empat

mekanisme spesiasi , antara lain :

1. Spesiasi alopatrik

Terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis, misalnya

melalui fragmentasi habitat atau migrasi. Seleksi di bawah kondisi demikian

dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan

perilaku organisme. Karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas pada

populasi yang terisolasi, pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan

organisme yang tidak akan dapat berkawin campur.

2. Spesiasi peripatrik

Terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme menjadi terisolasi dalam

sebuah lingkungan yang baru. Ini berbeda dengan spesiasi alopatrik dalam hal

ukuran populasi yang lebih kecil dari populasi tetua. Dalam hal ini, efek

pendiri menyebabkan spesiasi cepat melalui hanyutan genetika yang cepat dan

seleksi terhadap lungkang gen yang kecil.

3. Spesiasi parapatrik

Spesiasi ini mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran populasi kecil

yang masuk ke habitat yang baru, namun berbeda dalam hal tidak adanya

pemisahan secara fisik antara dua populasi. Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi

(12)

Secara umum, ini terjadi ketika terdapat perubahan drastis pada lingkungan

habitat tetua spesies. Salah satu contohnya adalah rumput Anthoxanthum

odoratum, yang dapat mengalami spesiasi parapatrik sebagai respon terhadap

polusi logam terlokalisasi yang berasal dari pertambangan. Pada kasus ini,

tanaman berevolusi menjadi resistan terhadap kadar logam yang tinggi dalam

tanah. Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua

menghasilkan perubahan pada waktu pembungaan, menyebabkan isolasi

reproduksi. Seleksi keluar terhadap hibrid antar dua populasi dapat

menyebabkan "penguatan", yang merupakan evolusi sifat yang

mempromosikan perkawinan dalam spesies, serta peralihan karakter, yang

terjadi ketika dua spesies menjadi lebih berbeda pada penampilannya. Isolasi

geografis burung Finch di Kepulauan Galapagos menghasilkan lebih dari satu

lusin spesies baru.

4. Spesiasi simpatrik

Terjadi pada saat di mana spesies berdivergen tanpa isolasi geografis atau

perubahan pada habitat. Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan

aliran gen yang sedikit akan menghilangkan perbedaan genetika antara satu

bagian populasi dengan bagian populasi lainnya. Secara umum, spesiasi

simpatrik pada hewan memerlukan evolusi perbedaan genetika dan perkawinan

tak-acak, mengijinkan isolasi reproduksi berkembang.

Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies

yang berkerabat, menghasilkan spesies hibrid. Hal ini tidaklah umum terjadi

pada hewan karena hewan hibrid bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan

silang umumnya terjadi pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan

jumlah kromosomnya, membentuk poliploid. Ini mengijinkan kromosom dari

tiap spesies tetua membentuk pasangan yang sepadan selama meiosis.

(13)

genetika yang terlibat dalam proses ini. Sebenarnya, penggandaan kromosom

dalam spesies merupakan sebab utama isolasi reproduksi, karena setengah dari

kromosom yang berganda akan tidak sepadan ketika berkawin dengan

organisme yang kromosomnya tidak berganda (tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi).

Biasanya proses spesiasi sangat lambat dan terjadi dalam waktu yang sangat

lama, sehingga pengamatan secara langsung sangatlah jarang. Namun spesiasi

sebenarnya telah terpantau pada organisme masa sekarang, dan kejadian

spesiasi masa lalu tercatat dalam catatan fosil. Para ilmuwan telah

mendokumentasikan pembentukan lima spesies baru ikan Cichlidae dari satu

spesies leluhur bersama yang diisolasi kurang dari 5000 tahun yang lalu di

Danau Nagubago. Bukti spesiasi dalam kasus ini adalah morfologi (penampilan

fisik) yang berbeda serta kesemuaan spesies tersebut tidak dapat saling kawin

lagi. Ikan-ikan ini memiliki ritual perkawinan yang kompleks dan memiliki

berbagai macam warna. Perubahan yang sedikit akan mengubah proses seleksi

pasangan kawin dan lima spesies tersebut tidak akan dapat saling kawin.

C. Rekonstruksi dari Filogeni

Ketika sejarah evolusi yang benar tidak diketahui, berbagai tes dapat

digunakan untuk menilai hasil dari metode rekonstruksi filogenetik. Semua

metode rekonstruksi filogenetik akan menampilkan sebuah pohon atau beberapa

pohon pilih. Ada kemungkinan bahwa pohon tersebut menunjukkan semua data

yang mendasari sempurna, atau mereka hanya bisa menjadi rata-rata beberapa

dataset yang saling bertentangan. Pohon filogenetik yang dihasilkan dari data

tersebut mungkin tidak mewakili sejarah baik setengah kiri atau kanan setengah

baik. Pada bagian berikut kita akan membahas beberapa pendekatan umum yang

digunakan untuk menilai seberapa baik pohon-pohon tertentu mewakili data yang

mendasari. Diantaranya :

a. Bootstrap

Salah satu pendekatan untuk menilai seberapa baik sebuah pohon

mewakili semua data ini adalah untuk resample data berulang-ulang dan

(14)

diperoleh dari ini (dan nonidentical). Data resampling menggunakan karakter

(misalnya, kolom alignment) adalah resampled dengan penggantian, atau

dengan jackknifing yaitu karakter resampled tanpa penggantian.

b. Metode Parsimoni

Metode parsimony adalah pendekatan untuk membandingkan pohon yang

dihasilkan berdasarkan semua karakter dengan pohon yang dihasilkan oleh

analisis masing-masing karakter secara terpisah.

c. Kongruensi

Untuk menilai kesimpulan filogenetik adalah yang satu dapat

membandingkan pohon-pohon yang dihasilkan dengan metode yang berbeda

dan bertanya bagaimana mereka serupa satu sama mereka lainnya (yaitu, satu

dapat menguji kongruen ). Untuk mengukur kongruensi, orang bisa

menentukan bagian mana dari pohon setuju dengan satu sama lain dan bagian

mana yang berbeda, atau orang bisa skor jumlah perbedaan pohon

percabangan ( Gambar. 27.23 ).

Sebuah langkah kunci dalam rekonstruksi filogenetik adalah menentukan

akar pohon. Ini merupakan langkah penting karena berbagai alasan. Misalnya,

untuk menyimpulkan ciri-ciri leluhur untuk node pada pohon, penting untuk

mengetahui dimana akar pohon itu, yang pada gilirannya memungkinkan

penilaian penuh arah perubahan. Hal ini tidak mungkin dalam sebuah pohon

cangkokan tanpa akar karena node leluhur kemudian bisa ditempatkan di

manapun di pohon. Rooting juga memungkinkan seseorang untuk menentukan

kelompok mana yang monofiletik (yaitu, adalah terdiri dari nenek moyang

terbaru dari semua anggota kelompok ditambah semua keturunan dari nenek

moyang, termasuk semua taksa lainnya).

a) Dua metode yang umum digunakan untuk akar pohon, adalah :

1. Titik Tengah Perakaran yaitu metode sederhana yang mendefinisikan akar

sebagai pusat massa dari cabang dan menempatkan secara kasar berjarak sama

dari semua tips. Meskipun metode ini berguna ketika tidak ada cara lain untuk

akar pohon, itu dapat menyebabkan rootings liar tidak akurat kecuali taksa

(15)

2. Metode kedua lebih akurat, tetapi tidak selalu mungkin untuk menggunakan

karena membutuhkan suatu outgroup, sebuah takson yang menyimpang dari

pohon sebelum keberadaan nenek moyang terakhir dari semua taksa lainnya

sedang dipelajari (yang dikenal sebagai yang ingroup).

b) Pentingnya perhitungan rata-rata variabel dan pola evolusi

1. Jenis Substitutions Berbeda

Ketika melakukan rekonstruksi filogenetik dari sekuens gen, ada dua

tahapan dimana penyesuaian tersebut dapat langsung diterapkan. Langkah

pertama adalah selama penyelarasan, di mana probabilitas yang berbeda untuk

berbagai substitusi nukleotida dapat dipertimbangkan ketika mengidentifikasi

homolognya atau membuat keberpihakan beberapa urutan. Langkah kedua

adalah ketika membuat kesimpulan filogenetik. Dengan demikian, prosedur

bervariasi tergantung pada metode rekonstruksi digunakan. Untuk metode

kemungkinan, model bisa disesuaikan. Untuk metode jarak, penyesuaian dapat

dilakukan ketika menghitung jarak dari data. Untuk metode penghematan, skor

yang berbeda dapat ditugaskan untuk berbagai jenis perubahan.

2. Nukleotida yang berbeda atau Komposisi Asam Amino

Salah satu tantangan utama dalam analisis filogenetik sekuens adalah

bahwa frekuensi nukleotida tertentu atau asam amino tidak seragam.. Dalam

banyak kasus, alasan yang tepat untuk variasi antara dan di dalam spesies tidak

dikenal. Apa pun penyebabnya, ada pengaruh yang signifikan pada analisis

filogenetik dalam hal ini dapat menyebabkan lebih homoplasy dari yang

diharapkan.

Ketika ada perbedaan besar dalam nukleotida atau komposisi asam

amino antara urutan yang sedang dipelajari, satu pendekatan umum untuk

nonstationarity penanganan adalah dengan menggunakan apa yang dikenal

sebagai koreksi LogDet untuk menghitung jarak evolusi antara pasangan

urutan.

3. Pembobotan oleh Posisi Codon

Sama seperti laju perubahan dapat berbeda untuk substitusi nukleotida

yang berbeda, demikian juga, dapat menilai bervariasi di lokasi yang berbeda

(16)

peneliti segera menyadari bahwa tiga posisi yang berbeda dalam setiap kodon

(1, 2, 3) cenderung berevolusi pada tingkat yang berbeda, dengan posisi ketiga

berkembang jauh lebih cepat dari yang lain. Hal ini terutama karena posisi

ketiga sering dapat berubah tanpa mengubah asam amino pada posisi karena

degenerasi dari kode genetik. Karena itu, mungkin lebih berat diberikan kepada

perubahan pada posisi pertama dan kedua daripada perubahan pada posisi

ketiga.

4. Memilih Gen untuk Studi oleh mereka Rate Perubahan

Untuk setiap analisis filogenetik, salah satu faktor yang paling penting

yang mempengaruhi pilihan gen yang akan digunakan untuk analisis adalah

seberapa jauh ke dalam sejarah evolusi untuk melihat. Ketika mempelajari

taksa erat terkait (misalnya, spesies yang berbeda dalam genus), sejarah evolusi

baru lebih mungkin untuk diperiksa, dan oleh karena itu Dataset yang dipilih

harus menyertakan karakter berkembang cukup pesat yang telah mengalami

perubahan yang cukup di negara selama jangka waktu yang relatif singkat.

Karakter yang berubah pada tingkat yang sangat lambat, seperti gen rRNA

sangat dilestarikan, tidak akan berguna. Di ujung lain spektrum, ketika

mempelajari hubungan antara bakteri, archaea, dan eukariota di masa lalu

sangat jauh, karakter bahwa perubahan pada tingkat agak lambat diperlukan.

Sebaliknya, semua tanda-tanda kesamaan mungkin akan telah terhapus.

Dengan demikian, diperlukan keseimbangan. Ciri-ciri yang dipilih untuk studi

harus mereka bahwa perubahan pada skala waktu yang sama dengan yang ada

pada peristiwa evolusi yang diteliti.

c) Alignment Protein atau DNA

Misalkan gen pengkode protein tertentu dipilih akan digunakan untuk

menjelaskan hubungan evolusi di antara sejumlah taksa. Sering, pertanyaan

berikutnya adalah apakah untuk menganalisis sekuens asam amino untuk itu

protein atau urutan pengkodean DNA. Solusi yang ideal akan menjadi analisis

yang teliti DNA, kodon-by-kodon, menggunakan substitusi 64 × 64 matrix untuk

menggabungkan redundansi kode genetik dalam analisis DNA. Namun, sebagian

(17)

mengijinkan opsi ini. Biasanya seseorang dapat menganalisis baik sekuen DNA

atau urutan protein, tapi bukan hibrida dari dua.

Pilihan yang optimal tergantung pada tingkat hubungan evolusi sedang

diselidiki. Jika OTUs terkait erat sedang dianalisis, kemudian analisis DNA

kemungkinan akan lebih bermanfaat karena memungkinkan deteksi perubahan

sinonim (perubahan urutan DNA yang tidak mengubah urutan asam amino). Jika

hubungan evolusioner lebih sedang diteliti, maka analisis urutan protein lebih

tepat karena perubahan urutan protein lebih lambat.

Isu yang terkait adalah apakah menggunakan sekuens DNA atau protein

saat melakukan alignment beberapa urutan. Dalam kebanyakan kasus, jawabannya

adalah jelas. Alignment harus dilakukan pada tingkat protein. Satu pengecualian

adalah ketika terjadi DNA frameshift di salah satu urutan sehingga urutan asam

amino yang sekarang berbeda nyata tetapi urutan DNA yang mendasari masih bisa

disejajarkan. Jika analisis DNA adalah kepentingan tertentu, maka urutan akan

kembali-blok dari penyelarasan protein.

1. Posisi Alignment Yang Harus Dipertimbangkan?

Namun alignment dihasilkan, penting untuk menyadari bahwa alignment

hanya model untuk homologi posisional. Hanya sebagai salah satu mungkin tidak

yakin apakah tulang pergelangan tangan tertentu dari manusia adalah tulang sama

dengan yang di kaki babi, satu mungkin tidak yakin apakah glisin di posisi 49

pada protein tertentu harus sesuai dengan leusin di posisi 50 dalam protein yang

homolog. Beberapa posisi di alignment akan tahu dan lain-lain tidak pasti. Salah

satu cara untuk mengidentifikasi daerah selaras ambigu adalah untuk

membandingkan beberapa urutan keberpihakan dihasilkan dengan menggunakan

parameter yang berbeda (misalnya, matriks substitusi) atau algoritma yang

berbeda. Alignment kolom yang tetap sama tanpa parameter atau algoritma yang

digunakan dapat dianggap ambigu. Mereka kolom yang paling ambigu harus

dikeluarkan dari analisis dengan menggunakan masker. Sequence masker juga kadang-kadang digunakan untuk alasan lain.

2. Menggunakan Pohon filogenetik

Bagian sebelumnya difokuskan pada pembangunan pohon untuk homolog

(18)

contoh, sering berasumsi bahwa jika satu set homolog gen yang dirakit dari

spesies yang berbeda dan data tersebut digunakan untuk menyimpulkan pohon

filogenetik bagi gen mereka, maka kita harus dapat menggunakan gen pohon

sebagai pohon spesies, juga. Sayangnya, ada banyak alasan mengapa sebuah

pohon gen mungkin tidak secara akurat mewakili jenis pohon. Sebuah pohon gen

model bagaimana gen berkembang melalui substitusi, duplikasi, dan / atau rugi; di

sisi lain, pohon spesies adalah pola garis keturunan dan hubungan mereka melalui waktu. Dengan demikian, peneliti harus memungkinkan peristiwa dalam sejarah

gen yang bukan bagian dari sejarah spesies, seperti duplikasi gen, kehilangan gen,

transfer gen lateral, dan rekombinasi. Bahkan jika sejarah gen adalah sama dengan

sejarah spesies, sejarah dari beberapa gen hanya sulit untuk menyimpulkan karena

faktor-faktor seperti evolusi konvergen, tarif sangat bervariasi evolusi antara

taksa, sangat bias nukleotida atau komposisi asam amino, dan kecil gen ukuran.

Pada bagian ini menggambarkan dalam menghadapi komplikasi ini,

spesies pohon bisa disimpulkan dari pohon gen. Kemudian mendiskusikan

bagaimana, diberi jenis pohon, terjadinya peristiwa seperti duplikasi gen, transfer

gen lateral, dan evolusi konvergen dapat disimpulkan.

3. Pohon Dapat Digunakan untuk menyimpulkan Informasi tentang Spesies Pohon

Meskipun tidak dapat diasumsikan bahwa pohon gen akurat

mencerminkan pohon dari spesies di mana gen-gen berada, masih mungkin untuk

menggunakan pohon gen untuk menyimpulkan informasi tentang sejarah spesies.

Sangat penting untuk memilih dengan hati-hati gen atau gen yang akan

digunakan, karena beberapa gen telah ditemukan dapat dipakai sebagai indikator

lebih kuat spesies filogeni daripada yang lain. Studi filogenetik gen ini merevolusi

pemahaman kita tentang evolusi mikroorganisme. Gen ini penanda unggul evolusi

spesies karena berbagai alasan, termasuk berikut.

1. ss-rRNA gen mengandung kedua daerah yang sangat lestari dan daerah

sangat bervariasi, sehingga memungkinkan penggunaannya dalam studi

kedua peristiwa evolusi terakhir dan kuno.

2. Gen ini relatif mudah untuk mengkloning dari spesies baru atau bahkan

organisme berbudaya.

(19)

4. Mereka memiliki (atau setidaknya sangat mirip) fungsi yang sama dalam

semua organisme.

5. Mereka relatif tahan terhadap transfer gen lateral antara spesies.

6. Urutan gen ini dari lebih dari 200.000 organisme yang berbeda sekarang

tersedia di database publik.

Kekurangan dalam menggunakan penanda gen untuk mempelajari evolusi

spesies diantaranya :

1. Karena ss-rRNA gen yang hadir dalam beberapa salinan di sebagian besar

spesies, mereka dapat mengalami proses seperti konversi gen, yang tidak

sama menyeberang, dan penghapusan (lihat Bab 12), semua yang

menyulitkan rekonstruksi filogenetik.

2. Urutan komposisi mereka (misalnya, G + C persentase) bias oleh suhu

pertumbuhan organisme (lihat Bab 5) sedemikian rupa sehingga organisme

jauh terkait yang hidup pada suhu yang sama akan bertemu di urutan yang

sama.

3. Ada beberapa kasus didokumentasikan transfer gen lateral.

4. Tingkat evolusi mereka bervariasi antara taksa, sehingga mengarah ke

fenomena seperti atraksi cabang panjang.

5. Tingkat perubahan urutan bahkan di daerah lebih cepat berkembang gen ini

masih sangat rendah, sehingga membatasi utilitas mereka untuk studi taksa

erat terkait.

Singkatnya, meskipun gen ss-rRNA adalah hadiah penanda berguna dalam

segala jenis, mereka belum tentu penanda ideal untuk digunakan dan mungkin

tidak harus menjadi satu-satunya yang digunakan.

Berbagai gen yang biasa digunakan untuk melacak evolusi spesies. Ada

yang "universal" gen yang hadir dalam taksa semua, termasuk gen yang

menyandikan subunit RNA polimerase, ATPase, faktor terjemahan

perpanjangan, dan protein berbagai ribosom. Semua gen ini cenderung sangat

sangat lestari di tingkat urutan dan dengan demikian tidak sangat berguna ketika

membandingkan spesies erat terkait. Ketika menyelidiki evolusi dalam eukariota,

misalnya, gen kurang universal mungkin lebih disukai. Studi sistematika

(20)

yang terlibat dalam fiksasi karbon); juga, studi evolusi hewan sering fokus pada

pengkodean gen sitokrom.

Sama seperti dengan ss-gen rRNA, semua alternatif ini memiliki masalah

mereka sendiri, dan dengan demikian hasil dari analisis mereka akan selalu

terbuka untuk interpretasi ganda. Untuk alasan ini, peneliti sering menggunakan

beberapa gen. Bagaimana informasi dari beberapa gen dimasukkan ke dalam satu

analisis? Salah satu metode adalah untuk membangun pohon untuk gen

masing-masing dan kemudian membandingkan pohon. Jika semua pohon gen

menampilkan pola yang sama, maka akan ada lebih percaya diri pada hasil. Jika

semua pohon gen berbeda, alasan yang menyebabkan perbedaan harus diselidiki.

Ketidakcocokan bisa menjadi hasil dari duplikasi gen atau peristiwa gen lateral

transfer.

Alih-alih untuk sekadar membandingkan dan kontras pohon gen satu sama

lain, alternatif adalah mencoba untuk menyimpulkan beberapa informasi di

seluruh gen. Jika urutan genom lengkap tersedia, secara teoritis orang bisa

menggunakan setiap gen dalam genom, dan bahkan daerah noncoding. Secara

umum, ada dua pendekatan untuk menyimpulkan informasi di seluruh banyak

gen. Yang pertama melibatkan Rangkaian di mana keberpihakan terpisah dari

gen yang berbeda digabungkan menjadi satu kesejajaran concatenated tunggal.

Keselarasan ini bersambung kemudian dapat digunakan dengan cara yang sama

seperti halnya keselarasan lainnya. Keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa

jika gen memiliki sejarah yang sama, menggabungkan mereka dapat

meningkatkan kekuatan sinyal filogenetik, yang pada gilirannya memungkinkan

beberapa komplikasi evolusi (misalnya, tingkat yang tidak sama perubahan) yang

harus diatasi dan yang lebih spesies yang dapat diandalkan filogeni untuk

disimpulkan.

Ada kerugian serius untuk penggabungan, namun. Tidak seluruh gen

memiliki sejarah yang sama. Faktor-faktor seperti duplikasi dan penghapusan,

transfer gen lateral, hibridisasi, atau warisan dari nenek moyang polimorfisme

menyebabkan pohon gen yang berbeda dari satu sama lain dan dari jenis pohon.

Ketika satu merangkai sekuens gen satu sehingga menjalankan sebuah risiko

(21)

Jadi baru "phylogenomic" pendekatan sedang dikembangkan dimana setiap gen

diperlakukan secara terpisah dan berbagai model evolusi spesies dapat diuji yang

memungkinkan untuk gen yang berbeda untuk memiliki sejarah yang berbeda.

D. Evolusi Biogeografi

Biogeografi adalah ilmu yang berusaha untuk menjelaskan distribusi

spesies, dan taksa lebih tinggi, di permukaan bumi. Tutorial memeriksa proses,

seperti ekologi spesies dan gerakan dalam kaitannya dengan iklim, yang

menjelaskan distribusi di tingkat spesies.

1. Cosmopolitan distribusi

Kasus ekstrim spesies yang ditemukan di semua benua dunia disebut

kosmopolitan. Merpati itu, misalnya, ditemukan di semua benua kecuali

Antartika, pada definisi yang ketat, merpati (foto berlawanan) mungkin tidak

diizinkan untuk kosmopolitan, namun istilah ini biasanya dimaksudkan kurang

ketat - dan merpati disebut spesies kosmopolitan terpisah distribusi spesies lain,

seperti ariel R., tidak terbatas pada daerah tunggal, tetapi didistribusikan di lebih

dari satu daerah dengan perbedaan di antara mereka: ini disebut distribusi

terpisah.

Peta dapat digambar untuk suatu kelompok taksonomi pada setiap tingkat

Linnaean: sama seperti spesies memiliki distribusi geografis, demikian juga

marga, keluarga, perintah. Biogeografi bertujuan untuk menjelaskan distribusi dari

taksa lebih tinggi pula, di samping mereka spesies, dan proses jelas berbeda sering

tepat pada tingkat yang berbeda.

Gerakan jangka pendek individu mempengaruhi distribusi populasi dan

spesies, sedangkan lebih lambat bertindak proses geologi dapat mengontrol

(22)

Gambar: dunia telah dibagi menjadi enam wilayah biogeografi utama,

menurut kesamaan hewan mereka. Para diskontinuitas antara wilayah

Oriental dan Australia dikenal sebagai garis Wallace.

2. Biogeografi wilayah utama

Ketika biogeographers abad ke-19 melihat distribusi sejumlah besar spesies di

dunia, mereka melihat bahwa spesies yang berbeda sering tinggal di daerah yang

luas yang sama. Mereka menyarankan bahwa ada skala besar wilayah fauna di

Bumi.

Peta pertama dari daerah fauna ditarik untuk burung oleh ahli burung Philip

Lutley Sclater Inggris (1829 - 1913), dan Alfred Russel Wallace umum daerah

Sclater segera ke kelompok lain hewan. Bumi demikian dibagi menjadi enam

wilayah biogeografi utama, ditampilkan berlawanan. Para diskontinuitas antara

wilayah Oriental dan Australia dikenal sebagai Garis Wallace.

3. Botanis punya ide lainnya

Di daerah terutama ditentukan oleh distribusi burung dan mamalia, dan tidak

mungkin telah diakui jika kelompok lain telah digunakan. Ahli botani, misalnya,

cenderung untuk menggambar baris yang berbeda pada peta: mereka biasanya

menggabungkan Nearctic dan daerah Palearctic berlawanan dalam satu wilayah

yang lebih besar disebut Boreal, atau Holarctic, dan mengakui wilayah bunga

yang terpisah, yang disebut Tanjung, di Afrika selatan.

(23)

A. Faktor-faktor apa membatasi jangkauan geografis dari suatu spesies

a) Faktor ekologi

Batas-batas distribusi spesies ditetapkan oleh atribut ekologi:  Fundamental niche

Sebuah spesies akan dapat mentolerir kisaran tertentu faktor fisik -

suhu, kelembaban, dan seterusnya - dan bisa secara teori tinggal di mana

saja batas-batas toleransi puas. Ini adalah ceruk fundamentalnya.  Realisasi niche

Namun, spesies yang berkompetisi akan sering menempati bagian dari

kisaran ini dan persaingan mungkin terlalu kuat untuk memungkinkan

kedua spesies ada. Kepunahan dekat dari tupai merah di Inggris karena

persaingan dari tupai abu-abu (digambarkan berlawanan) adalah contoh

yang baik. Setiap niche spesies menyadari maka akan lebih kecil dari

fisiologi yang akan memungkinkan: masing-masing akan menempati

kisaran yang lebih kecil dari itu bisa dengan tidak adanya persaingan.

Penelitian ekologi Banyak yang telah dilakukan untuk menemukan

faktor - baik fisik maupun biologis yang bertindak untuk membatasi

distribusi spesies tertentu di tempat tertentu.  Faktor sejarah

Ada pola dalam distribusi spesies yang mungkin tidak dapat dijelaskan

oleh faktor ekologis saja. Misalnya, faktor sejarah mungkin telah bekerja.

Mungkin ada tempat di mana spesies ekologis bisa hadir, tetapi tidak

hadir karena tidak pernah tiba yaitu, tidak pernah bermigrasi dan

mendirikan sendiri. Tupai abu-abu misalnya tidak pernah mencapai

pulau-pulau dari daratan dan akibatnya tupai merah Inggris masih dapat

ditemukan pada mereka.

Misalkan spesies adalah sama baiknya disesuaikan dengan kondisi fisik

dua tempat, tetapi hadir dalam satu tapi tidak ada dari yang lain. Kami

kemudian menemukan bahwa itu dikeluarkan oleh pesaing ekologis dari

(24)

oleh kecelakaan sejarah yang dari dua pesaing menempatkan dirinya di

tempat pertama.

Oleh karena itu dapat berarti untuk menguji antara penjelasan ekologis

dan historis. Dalam kasus yang paling nyata, bagaimanapun, rekening

lengkap distribusi spesies 'kebutuhan baik pengetahuan ekologi dan

sejarah. Sebuah spesies tidak bisa hidup di luar batas toleransi ekologi:

biogeografi yang karena itu tidak dapat bertentangan dengan ekologi.

Namun, dalam toleransi ekologi, faktor sejarah mungkin telah

menentukan di mana ia hidup dan mana tidak. Kedua faktor itu tidak akan

menentang, dan metode analisis yang masuk akal adalah untuk mengetahui

bagaimana faktor-faktor ekologi dan sejarah menggabungkan. Sebagai

contoh ini adalah masalah penelitian aktif seperti bagaimana perubahan

iklim dan persaingan dengan angiosperma berdua bertanggung jawab atas

penurunan dari pakis. Kebalikan gambar adalah pakis fosil: distribusi

mereka telah mengontrak tajam sejak periode Cretaceous.

B. Penyebaran suatu dari daerah ke daerah  Dispersal Bubaran

Sebuah jangkauan spesies akan berubah jika anggota spesies bergerak

dalam ruang, proses yang disebut penyebaran. Hewan Individu dan

memindahkan tanaman, aktif dan pasif, melalui ruang baik dalam rangka

untuk mencari daerah kosong dan sebagai respons terhadap perubahan

lingkungan. (Pabrik bergerak pasif, pada tahap benih ini berlawanan

dandelion dapat mengirim bijinya lebih dari jarak beberapa mil. Jika suatu

spesies berasal dari satu daerah dan kemudian tersebar untuk mengisi

distribusi yang ada. Tempat di mana ia berasal disebut pusat asal.

Rute penyebaran Berbagai mungkin telah diikuti dalam sejarah

biogeografi suatu spesies.  Koridor

Dua tempat bergabung dengan koridor jika mereka adalah bagian dari

daratan yang sama: Georgia dan Texas, misalnya. Hewan dapat bergerak

dengan mudah sepanjang koridor dan setiap tempat dua bergabung dengan

(25)

 Filter jembatan

Sebuah jembatan filter adalah hubungan lebih selektif antara dua

tempat, dan hanya beberapa jenis hewan akan berhasil melewati itu.

Misalnya, ketika Selat Bering berada di atas air, mamalia pindah dari

Amerika Utara ke Asia dan sebaliknya, tetapi tidak ada mamalia Amerika

Selatan pindah ke Asia dan tidak ada spesies Asia pindah ke Amerika

Selatan. Alasannya adalah mungkin bahwa jembatan tanah di Alaska dan

Panama begitu jauh, begitu sempit, dan begitu berbeda dalam ekologi

bahwa tidak ada spesies berhasil untuk membubarkan seluruh mereka.  Undian

Akhirnya, rute undian adalah mekanisme penyebaran berbahaya atau

tidak disengaja oleh binatang yang berpindah dari satu tempat ke tempat

lain. Contoh-contoh standar adalah pulau melompat dan rakit alam. Banyak

lahan vertebrata tinggal di Kepulauan Karibia, dan (jika biogeografi mereka

benar dijelaskan oleh penyebaran) mereka mungkin telah pindah dari satu

pulau ke pulau lain, mungkin sedang dilakukan pada log atau semacam rakit

lainnya.

Pada tahun 1883 semua tumbuhan dan hewan di pulau kecil Krakatau

(gambar berlawanan dalam beberapa kali lebih) dibunuh oleh yang tercakup

dalam abu dari letusan gunung api besar. Ahli biologi mencatat

recolonization pulau: recolonization itu cepat, dan menyediakan bukti yang

baik untuk kekuatan penyebaran.

Lima puluh tahun kemudian, pulau itu sudah kembali ditutupi dengan

hutan tropis, yang didukung 271 spesies tumbuhan dan 31 jenis burung.

Para imigran terutama berasal dari pulau-pulau tetangga Jawa (40 km) dan

Sumatra (80 km); burung akan dibubarkan oleh penerbangan aktif dan

tanaman akan dicatat sebagai bibit. Penyebaran, oleh karena itu, dalam

situasi yang tepat dapat memiliki efek yang jelas pada kisaran spesies.

C. Perubahan iklim mempengaruhi distribusi geografis  Klim dan ekologi

Usia geologi saat ini disebut Kuarter, mulai 2,5 juta tahun yang lalu.

(26)

suhu. Banyak kali lebih dingin adalah periode glasial, dan waktu lebih

hangat interglacials. Perubahan iklim telah terjadi baru-baru ini cukup untuk

rekaman fosil dalam beberapa kasus menjadi revealingly lengkap. Ketika

cuaca berubah dingin, hewan cenderung untuk bermigrasi ke selatan dan

pabrik rentang kontrak. Pada setiap situs satu, perubahan ekologi lokal

untuk salah satu karakteristik dari iklim dingin, sebuah perubahan dari

sebuah beriklim ke tipe ekosistem tundra telah didokumentasikan dengan

baik, dari catatan serbuk sari, di zona utara beriklim melalui Abad Es

terakhir.

Gambar: dua spesies kumbang. Fosil Diachila Arctica telah ditemukan

dari 38 000 tahun yang lalu di Inggris dan gracilis Oodes dari 120 000 tahun

yang lalu.

 Es hutan pengungsi

Tara - Selatan gerakan adalah salah satu respon terhadap perubahan

iklim. Lain adalah untuk rentang untuk memperluas dan bergabung atau

kontrak dan fragmen, dan peristiwa-peristiwa yang penting dalam hipotesis

para pengungsi hutan glasial.

Kisaran hutan tropis bisa berubah melalui siklus glasial. Hutan tropis,

seperti orang Amerika Latin (berlawanan), kini terus menerus lebih besar

(meskipun menurun) area, tetapi mereka mungkin telah menyusut dan

(27)

Siklus (mungkin) glasial berbagai fragmentasi telah digunakan untuk

menjelaskan sejumlah fakta biogeografi, termasuk: keragaman spesies hidup

yang tinggi di hutan tropis; distribusi terpisah seperti Ariel R. toucan.

Fragmentasi berkisar persis jenis proses yang dapat menyebabkan

spesiasi allopatric, dan sebagai wilayah masing-masing spesies berevolusi

sendiri, berbeda dengan daerah lain, total keragaman spesies akan

meningkat.

Hipotesis dari refugia glasial telah diterapkan secara luas, untuk

menjelaskan fenomena seperti cincin mimikri Müllerian dari Heliconius dan

kelompok-kelompok bahasa penduduk asli Amerika.

Tingkat keragaman di seluruh wilayah tropis adalah konstan. Efek dari

Zaman Es adalah untuk menghancurkan banyak keragaman ini dan

meninggalkan hanya beberapa kawasan hutan dengan keanekaragaman utuh

mereka.

D. Pergeseran Benua Mempengaruhi Distribusi Geografis

Gambar: dunia dibagi menjadi daerah biografi.  Continental drift

Faktor lain yang mempengaruhi distribusi geografis pergeseran benua.

Benua telah bergerak di atas permukaan dunia melalui waktu geologi. Posisi

benua utama sejak Permian telah dibangun kembali dalam beberapa detail,

dan diilustrasikan dalam animasi berikut.

Distribusi penasaran organisme antara benua jarak yang sangat jauh

terpisah yang dipimpin ahli biologi untuk menyarankan bahwa benua sendiri

harus sudah pindah. Ini kemudian dikonfirmasi oleh ahli geologi, yang

(28)

migrasi benua. Banyak biogeografis pengamatan dapat dijelaskan oleh

pemekaran atau bertabrakan massa tanah.  Vicariance biogeografi

Mari kita lihat di salah satu program penelitian utama modern yang

mempelajari hubungan antara biogeografi dan pergeseran benua. Hal ini

disebut biogeografi vicariance.

Terlepas hanyut lempeng tektonik adalah jenis peristiwa yang dapat

menyebabkan spesiasi. Jika membelah tanah dan spesies di atasnya lakukan

bertepatan, hasilnya adalah bagian pelengkap dua spesies menempati area

sebelumnya berkesinambungan yang diduduki oleh nenek moyang mereka.

Ini merupakan contoh dari peristiwa vicariance. (Vicariance berarti

memisahkan di berbagai takson.)

Secara teori, pergeseran benua adalah salah satu proses yang bisa

membelah rentang spesies. Bisa juga bahwa spesies dipecah oleh spesiasi

parapatric, atau proses lainnya (seperti bangunan gunung, atau pembentukan

sungai) yang dibagi suatu daerah. Dalam setiap hal demikian, hasilnya akan

menjadi pasangan atau lebih spesies menduduki subbagian baru kisaran

spesies leluhur. Menurut teori biogeografi vicariance, distribusi kelompok

taksonomi ditentukan oleh split (atau vicariance kejadian) dalam rentang

(29)

Gambar: biogeografi dari midges Chironomid di belahan bumi selatan.

The midges tinggal di daerah ditunjukkan dalam hitam. Dari Brundin

(1989).

 Penyebaran atau vicariance

Sebelum pergeseran benua yang diketahui tentang, proses utama

diyakini mengubah distribusi biogeografi adalah penyebaran. Taksonomi

kelompok diperkirakan berasal dalam satu wilayah terbatas, yang disebut

pusat asal, dan kemudian populasi keturunan tersebar darinya. Bagaimana

kita bisa mengatakan apakah penyebaran atau vicariance bertanggung jawab

atas distribusi biogeografi tertentu? Vicariance menguji gagasan mereka

dengan dua

Apakah pola membelah dalam satu grup sesuai dengan sejarah geologi

daerah tempat tinggalnya? Potongan besar pertama penelitian vicariance

biogeografi, oleh Brundin pada tahun 1966, ditampilkan berlawanan. Ia

mempelajari midges Chironomid Antartika. Midges ini didistribusikan di

seluruh belahan bumi selatan.

Gambar: daerah cladogram dari chironomids. Diagram menunjukkan

hubungan filogenetik antara midges dari daerah yang berbeda.

 Area cladograms

Brundin merekonstruksi filogeni midges ini menggunakan teknik

(30)

'biogeografi menggambar gabungan filogeni dan biogeografi, disebut

cladogram daerah.

Jika berturut-turut membagi dalam filogeni didorong oleh berturut-turut

break-up tanah, filogeni menyiratkan didefinisikan urutan peristiwa

tektonik, hal seperti ini. Untuk mulai dengan, leluhur umum dari

bentuk-bentuk modern akan menempati area yang luas terdiri dari semua zona

distribusi modern mereka - yang menyiratkan keberadaan, waktu di masa

lalu, dari superbenua selatan, Gondwanaland. Gondwanaland kemudian

akan, analisis Brundin's memprediksi, telah memisahkan dalam urutan

sebagai berikut:

Afrika Selatan split dari kombinasi dari Australia, Selandia Baru, dan

Amerika Selatan; Kemudian Selandia Baru split dari Amerika Selatan dan

Australia; dan akhirnya Australia perpecahan dari Amerika Selatan.

Prediksi ini dapat diuji terhadap bukti geologi, yang hanya terakumulasi

selama dan setelah bekerja Brundin's: dan geologi ternyata sesuai prediksi

Brundin's.

E. Kejadian Evolusi ketika dua benua bertabrakan

 Biotik susun

The susun biotik Istilah digunakan untuk menggambarkan peristiwa

yang terjadi ketika dua fauna yang sebelumnya terpisah datang ke dalam

kontak. Susun biotik Beberapa diketahui dari sejarah kehidupan. Yang

paling terkenal adalah Great American Interchange, yang terjadi ketika

Tanah Genting Panama modern muncul dari laut dan Selatan dan Amerika

Utara benua terhubung kembali.  The Great American Interchange

The Great American Interchange adalah salah satu studi kasus yang

paling dramatis dalam sejarah biogeografi. The fauna mamalia Utara dan

Amerika Selatan hanya telah terhubung, oleh tanah genting sempit, kurang

dari 3 juta tahun. Namun 50% dari genera mamalia di Selatan sekarang asal

utara, dan hewan indah seperti tikus badak berukuran, bajing tanah raksasa,

(31)

terlibat dalam penghancuran umum spesies selama interchange. Bahwa

peristiwa pertukaran itu setidaknya sebagian karena persaingan yang sangat

masuk akal: tapi untuk menunjukkan itu adalah tugas yang lebih tinggi.

F. Kejadian yang terjadi ketika dua benua bertabrakan

Gambar: jumlah dan persentase genus mamalia tanah di 9 juta tahun

lalu di Amerika Utara dan Selatan. Perhatikan gelombang imigrasi setelah

sekitar 3 juta tahun yang lalu. Dari Marshall et al (1982).  Keunggulan mamalia

Peningkatan jumlah genera awalnya Amerika Utara dapat dilihat di

berbagai jenis mamalia, yang menunjukkan mereka memiliki beberapa

keuntungan umum. Ada beberapa ide mengapa. Salah satunya adalah bahwa

Amerika Utara mamalia telah menjalani kehidupan yang lebih kompetitif, di

benua yang lebih besar dengan lebih banyak spesies, dari mamalia selatan

terisolasi. 'Perlombaan senjata' The kompetisi telah pindah lebih lanjut di

Utara. Diperdebatkan, ketika Amerika Utara mamalia menginvasi Selatan

mereka telah disiapkan oleh 50 juta tahun atau lebih menuntut lebih banyak

persaingan. Mereka memiliki persenjataan canggih, mungkin tidak hanya

dalam kecerdasan, yang memungkinkan mereka untuk selama-menjalankan

mamalia selatan.

Atau, seperti Marshall dan rekan-penulis berpendapat, Amerika Utara

mamalia mungkin telah menikmati beberapa keuntungan pada perubahan

lingkungan dari 3 juta tahun terakhir. The Andean upthrust terlindung

(32)

Amerika Selatan, Pampas pengering atau bahkan semi-gurun menggantikan

jacktt lembab dan hutan. Cukup mengapa perubahan tersebut harus

menguntungkan mamalia Amerika Utara dengan mengorbankan

bentuk-bentuk Amerika Selatan tidak jelas, tetapi perubahan tersebut kemungkinan

besar akan menguntungkan salah satu dari dua kelompok yang lebih dari

yang lain. Ini adalah perubahan besar, dan karena itu mungkin berpengaruh

(33)

REFERENSI

Admi, 2010. “Pendekatan Sistem Klasifikasi-Taksonomi”. Tersedia: http://www.wendyismy.name/biologi/pendekatan-sistem-klasifikasi-taksonomi.html (Diakses pada tanggal 21 Januari 2011).

Syiham, A. 2010. Spesiasi. Tersedia : http://www.syiham.co.cc/2010 /02/spesiasi.html [26 Januari 2011]

Anonim. (2008). “Pengantar Ilmu Taksonomi”. Tersedia:

http://cahscient.files.wordpress.com/2008/09/pengantar-ilmu-taksonomi.pdf (Diakses pada tanggal 20 Januari 2011).

Anonim. 2009.”Menjelaskan Teori Prinsip dan Mekanisme Evolusi Biologi”. Tersedia: http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/menjelaskan-teori-prinsip-dan-mekanisme-evolusi-biologi/ (Diakses pada tanggal 20 Januari 2011).

Hamid, H. 2009 . Peranan Isolasi Dalam Mekanisme Evolusi. Terdapat :

http://zaifbio.wordpress.com/2009/12/20/peranan-isolasi-dalam-mekanisme-evolusi/ [26 Januari 2011]

Hidayat, Topik & Adi Pancoro. 2008. “Kajian Filogenetika Molekuler dan Peranannya Dalam Menyediakan Informasi Dasar Untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Genetik Anggrek”. Jurnal AgroBiogen vol. 4. BB-Biogen Bogor. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/D%20- %20FPMIPA/JUR.%20PEND.%20BIOLOGI/197004101997021%20-%20TOPIK%20HIDAYAT/Publikasi%20Agrobiogen.pdf (Diakses pada tanggal 21 Januari 2011).

Irwanto. 2007. Evolusi, Spesiasi dan Kepunahan. Tersedia : http://itswrong. webs.com/evolusi.pdf [21 Januari 2011]

Kimball, J.W. (1983). Biologi. Jilid III. Edisi V. Jakarta. Erlangga.

Retnoningsih, Amin. 2010. “ Taksonomi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Genetika Tumbuhan di Indonesia. Biology Resources on Shanty Bio. Tersedia: http://www.shantybio.transdigit.com/?Biologi_-_Taksonomi:Taksonomi_dalam_pengelolaansumber%26nbsp%3Bdaya% 26nbsp%3Bgenetika%26nbsp%3Btumbuhan%26nbsp%3Bdi_Indonesia (Diakses pada tanggal 22 Januari 2011).

Syahid, Abdul. 2009. “Klasifikasi Tanaman”. Tersedia: http://abdulsyahid-forum.blogspot.com/2009/05/klasifikasi-tanaman.html (Diakses pada tanggal 21 Januari 2011).

Wikipedia. 2010. “Evolusi”. Wikipedia Ensiklopedia Bebas (online). Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi (Diakses pada tanggal 25 Januari). Wikipedia. 2010. “Filogenetika”. Wikipedia Ensiklopedia Bebas (online).

(34)

Wikipedia. 2010. “Filogenetika”. Wikipedia Ensiklopedia Bebas (online). Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kladistika (Diakses pada tanggal 25 Januari2011).

Wikipedia. 2010. “Spesies”. Wikipedia Ensiklopedia Bebas (online). Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Spesies (Diakses pada tanggal 25

Referensi

Dokumen terkait

Berikut yang bukan situs media interaktif berbasis web dan media sosial yang dapat dimanfaatkan guru sebagai sarana belajar dalam komunitas belajar di seluruh penjuru dunia....

Salah seorang dari penganut teori ini adalah Mushkat,yang menyatakan bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa hukum humaniter itu berhubungan dengan akibat dari sengketa

Hasil dari respon sistem PID dengan gangguan dapat kita ketahui bahwa semakin kecil nilai gangguan maka semakin besar error dan semakin besar waktu yang dibutuhkan

Tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu: 1) melatih KSM Pasar Sampangan Baru mengolah sampah organik menjadi pupuk organik yang siap jual. 2) membantu peme- rintah

Penyelidikan tanah di lapangan pada proyek central square mall ini dilakukan untuk mengetahui kondisi tanah asli di lapangan sehingga dapat merencanakan jenis pondasi yang

Sebanyak 0,5 gr sampel tanah dilarutkan dalam bufer asetat 0,05 M (pH larutan disesuaikan dengan pH sampel tanah) hingga volume 2 ml ( V i ) dan diaduk dengan menggunakan bar

Temubual mendalam secara bersemuka dan separa bersturuktur telah dilakukan terhadap dua (2) syarikat yang menyediakan khidmat sertu (disebut sebagai Syarikat G

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa, Perluasan masalah distribusi mutual exclusion (DME) menjadi beberapa masalah resolusi konflik terdistribusi