Riview Jurnal m.k. Teknik Pembuatan dan Pemberian Pakan Ikan Departemen Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
2012
Pemanfaatan Tepung Anak Ayam (DOC) Untuk Mensubstitusi Tepung Ikan Dalam Pakan Ikan
Budidaya
Utilization of Day Old Chicken Meal to Substitution Fish Meal in Aquaculture Fish Feed
Andi Ranty P (C14100005) Bowie Anshary Delianda (C14100029) M. Yuris Azza (C14100059) Regina Novanda (C14100069) Lirana Fitra Tasir (C14100102)
PENDAHULUAN
Pakan menyumbang hampir 80% biaya produksi dalam usaha budidaya yang sustainable. Apa yang membuat persen tersebut begitu tinggi? Jawabannya adalah bahan baku pakan yang dewasa ini kebanyakan diimpor dari negara tetangga sampai negara bagian Eropa dan Amerika. Bahan baku utamanya antara lain pellet, tepung ikan, tepung kedelai, minyak ikan maupun minyak nabati, vitamin mix, Cearboxy Methyl Cellulose (CMC), bahkan dedak. Berdasarkan data Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (GPMT) (Anonim dalam Trobos 2012), permintaan tepung ikan di Indonesia adalah sekitar 100.000 – 120.000 ton per tahun. Sebanyak 75 – 80 ribu ton diantaranya dipenuhi dari impor dan sisanya dari lokal. Ironisnya, total kapasitas produksi lokal sebenarnya hanya sekitar 175.000 ton tetapi hanya sekitar 25.000 – 50.000 ton per tahun yang termanfaatkan industri, karena alasan tak terpenuhinya spesifikasi tuntutan pabrikan pakan.
Kualitas tepung ikan dalam negeri sebagian besar ditentukan oleh bahan bakunya yaitu ikan segar, limbah industry pengalengan ikan ataupun ikan by catch. Ikan dalam negeri banyak yang belum tersertifikasi. Oleh karena itu, pihak – pihak produsen pakan perlu
menetapkan standar mutu bahan baku tepung ikan yang sesuai IFFO. Sertifikasi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan spesies ikan bahan bakunya, sehingga kualitas tepung ikan tidak kalah dengan tepung ikan impor.
Oleh karena itu, perkembangan teknologi bidang nutrisi pakan dan perikanan budidaya sangat berperan penting dalam menemukan alternatif bahan baku pakan yang sesuai dengan kebutuhan ikan. Tepung sebagai dalah satu sumber protein alternatif dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan sumbernya yaitu tepung yang berasal dari hewan seperti tepung anak ayam, tepung cacing tanah, tepung daran, dan tepung bekicot. Sedangkan tepung yang berasal dari nabati seperti tepung ampas tahu, tepung bungkil kedelai, dan tepung bungkil kacang tanah.
terkandung dalam bahan nabati. Permasalahan mengenai tepung ikan sebenarnya dapat disubstitusi atau dikurangi penggunaannya bila potensi tepung sumber protein alternatif tersebut lebih dipelajari, diteliti atau dikaji, dan direkayasa. Pilihan terbaik sebagai bahan subsitusi tepung ikan dalam pakan adalah menggunakan bahan baku lokal terutama dari limbah pertanian, industri peternakan, dan limbah lainnya.
PEMBAHASAN
Tepung anak ayam umur sehari (DOC) berasal dari anak ayam yang mati atau dimatikan karena cacat dari industri penetasan lalu dijadikan bentuk tepung. Setiap bulan pabrik penetasan ayam di kabupaten Maros berproduksi lima kali dengan satu kali produksi 2.000 ekor anak ayam yang mati atau dimatikan (Kamaruddin dan Usman 2008). Jadi terdapat kurang lebih 10.000-20.000 ekor anak ayam yang berpotensial menjadi tepung alternatif. Bila ada 10 ekor anak ayam yang bobot awal rata-ratanya 413,1 g maka setelah melalui pembakaran, pengukusan, dan penepungan diperoleh sisa bobot 88,7 g atau bersisa 21,5% rendemen. Rendemen dikalikan bobot total produksi/bulan sama dengan 1.776,4 kg. Angka ini merupakan kemungkinan ketersediaan bahan baku tepung DOC perbulannya. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa bahan baku tepung DOC ekonomis karena merupakan salah satu limbah industri penetasan ayam.
Anak ayam mengandung asam lemak jenuh, ini mungkin kendala dalam pemilihan tepung DOC karena asam lemak jenuh lebih sulit dicerna atau dimetabolisme terutama oleh ikan. Nose (1976) dalam Handajani (2010) menyatakan bahwa koefisien kecernaan asam lemak jenuh menurun dengan semakin panjang rantai karbonnya. Pada panjang rantai karbon yang sama, koefisien pencernaan meningkat
dengan meningkatnya derajat
ketidakjenuhannya. Hal ini membuat tepung anak ayam memiliki nilai ubah 5-8%, sedangkan nilai ubah tepung ikan 1,5-3%. Menurut Mudjiman A. (1984), nilai ubah yang semakin tinggi menandakan bahwa bahan ini makin sukar dicernakan. Daftar nilai ubah suatu bahan berguna untuk mengetahui tingkat pencernaan suatu bahan.
Berdasarkan tabel diatas, asam amino tepung anak ayam hanya asam amino cystein, methionin, lysine yang kadarnya lebih rendah dibandingkan kadarnya dalam tepung ikan. Sementara asam amino yang lain, terutama asam amino esensial seperti leusin, isoleusin, glysin, dan arginin kadarnya lebih tinggi dalam tepung anak ayam. Oleh sebab itu, tepung anak ayam (DOC) sangat potensial menggantikan penggunaan tepung ikan.
Proses pembuatan tepung ini meliputi pembakaran, pengukusan, pengeringan, dan penggilingan. Tujuan pembakaran adalah untuk menghilangkan bulu anak ayam, mematikan atau menghilangkan mikroba penyebab kematian anak ayam. Kulit anak ayam akan gosong sehingga dapat mengurangi sedikit kadar lemaknya, kuning telur akan pecah selama pembakaran. Pengukusan dilakukan untuk menghilangkan sisa – sisa bulu, melunakkan tulang, mengurangi kadar air bahan, serta menggumpalkan kuning telur yang telah pecah agar mudah dibentuk tepung. Pengukusan berlangsung selama ±15 menit dengan suhu 100oC. Penggilingan dapat dilakukan saat bahan masih basah atau dalam bentuk beku karena penyimpanan, namun sebelumnya, bahan yang beku ini dicincang halus untuk mempermudah penggilingan.
Pembekuan dengan slow freeze
membahayakan karena dapat membuat bakteri mencapai level berbahaya, maka penyimpanan dengan memanfaatkan blast frozen biasanya lebih dipilih untuk pakan. Oven diatur untuk suhu 60 oC ketika akan digunakan untuk mengeringkan tepung yang sudah digiling.
Pengadukan dua kali setiap jam mampu meratakan panas dari oven, pengadukan ini juga mampu mencegah kerusakan asam amino dan asam lemak hasil gilingan. Pengeringan menurunkan banyak kandungan air dalam bahan sehigga dapat mempermudah proses penepungan. Penepungan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, saringan kasar yang digunakan berdiameter 2 mm. kedua, diameter saringan diperkecil sampai 0,5 mm (saringan halus). Selanjutnya tepung dikemas dan dimasukkan ke tempat dingin.
Berdasarkan hal tersebut maka tepung DOC sangat berpeluang dalam mengurangi diketahui dpat meningkatkan pertumbuhan dan pertambahan lebar karapas yang tidak berbeda nyata dengan pakan kontrol (tanpa penambahan tepung DOC). Hal tersebut menandakan bahwa penambahan tepung DOC mampu mengurangi penggunaan tepung ikan sebanyak 37.5% dalam pakan kepiting bakau. Pada anak ayam masih banyak terdapat kuning telurnya sehingga asam amino DOC hampir sama dengan tepung ikan (Kabangnga et al., 2005). Pada tahap larva dan pembesaran kepiting bakau dalam penggunaan tepung DOC dapat digunakan sebagai alternatif sumber protein karena ketersediaannya yang banyak dan relatif murah (Hutabara, 1999). Limbah DOC diketahui mengandung protein yang tinggi yaitu sekitar 59% (Hartadi et al., 1993) dan kandungan lemak yang tinggi sekitar 20-25% dengan komponen utama berupa asam lemak jenuh dan kolesterol yang berguna saat kepiting melakukan moulting.
Penambahan tepung DOC dalam pakan ikan sangat memungkinkan sebagai salah satu bahan subsitusi tepung ikan karena ketersediaannya yang banyak dengan harga yang relatif murah. Kandungan nutrisi yang dimiliki oleh tepung DOC hampir sama dengan tepung ikan. Alternatif pakan ini efektif diberikan pada pembesaran ikan kerapu dan kepiting bakau karena kandungan asam aminonya yang mendukung proses tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Tepung Ikan Lokal Terbatas, Impor Merajalela.
http://www.trobos.com/show_ article.php?
rid=12&aid=3456 [27 Agustus 2012]
Handajani, dkk. 2010. Nutrisi Ikan. Malang: UMM Press.
Hutabara, J. 1999. Suitability of local raw material for mud crab feed development.
In mud carb aquaculture and biology. ACIAR Proceedings. No. 58. Canberra. 216 pp.
Kabangnga, N dkk. 2005. Substitusi tepung ikan dengan tepung DOC pada pakan pembesaran kepiting bakau di keramba jarring apung. Laporan Hasil pada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros. 12pp.
Kamaruddin dan Usman. 2008. Pemanfaatan Tepung Anak Ayam (DOC) Untuk Mensubstitusi Tepung Ikan Dalam Pakan Ikan Budidaya. Balai Riset Budidaya Air Payau Maros. Media Akuakultur Volume 3.
Mudjiman. 1984. Makanan Ikan. Situbondo. Penebar Swadaya.