• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi risiko dan pengan terhadap niat untuk bertransaksi secara secara online dengan persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan teknologi sebagai variabel moderating

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh persepsi risiko dan pengan terhadap niat untuk bertransaksi secara secara online dengan persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan teknologi sebagai variabel moderating"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem informasi akuntansi belakangan ini banyak menyinggung tentang

e-commerce dengan berorientasi pada Business-to-Customer (B2C). Saat ini banyak orang yang menggunakan komputer dan internet untuk berbelanja. Aneka

informasi yang diperoleh telah mengubah cara mereka bertransaksi berbagai

macam barang atau jasa. Pergeseran dari fenomena bertransaksi dengan tatap

muka kini mulai beralih kepada transaksi online yang tidak terbatas oleh jarak dan dimensi. Transaksi online sudah berkembang pesat dengan munculnya sarana yang mendukung, yaitu jaringan internet. Internet merupakan salah satu media

untuk berkomunikasi antara perusahaan dengan konsumen tanpa harus bertatap

muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang berkembang pesat dan positif. Transaksi online tentu saja didukung oleh banyak faktor. Mulai dari perkembangan ekonomi global yang menuntut transaksi antar

negara, efisiensiwaktu transaksidan jarak antara penjual dan konsumen, efisiensi

biaya operasional, perkembangan teknologi audio visual, juga perkembangan

perbankan yang memungkinkan pembayaran elektronik lewat teknologi seperti

kartu debit, kartu kredit, dan transfer dalam melakukan pembayaran transaksi.

Selain faktor-faktor tersebut di atas, ada fenomena lain yang menjadi

(2)

pembayaran yang digunakan, nomor kartu kredit, pilihan produk dan sejarah

transaksi dikumpulkan, disimpan dan dianalisis oleh sistem bisnis elektronik dan

yang kemudian digunakan mengevaluasi perilaku pembelian. E-vendormenggunakan informasi ini untuk menjual, mempromosikan produk baru secara langsung melalui e-mail pribadi pelanggan. Ketika pelanggan kembali pada website yang pernah digunakan untuk melakukan pembelian, angka-angka kartu kredit dan alamat pengiriman sudah ada tersedia. Pengumpulan data pribadi untuk

mengevaluasi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan layanan, dapat berakibat

pula terjadinya ancaman pelanggaran yang tinggi. Perpindahan data pribadi antar

internet menjadi perhatian konsumen.

Untuk bertransaksi secara online sudah tentu didorong oleh adanya niat. Niat yang mendorong prilaku bertransaksi secara online menjadi perhatian dalam penelitian ini. Dalam adopsi e-commerce integratif, the theory planned behavior (TPB) seperti yang diusulkan oleh Ajzen (1991) dan technology acceptancemodel (TAM) seperti yang diusulkan oleh Venkatest dan Davis (2000) digunakan

sebagai pendekatan dalam dalam penelitian ini. Theory of Planned Behavior (TPB) menggunakan Theory of Reasoned Action (TRA) sebagai grand theory-nya menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh niat. Niat dibentuk oleh sikap, norma

subjektif dan satu hal yang tidak ada di dalam TRA yaitu kontrol prilaku. Sikap

terbentuk oleh kepercayaan. Variabel niat adalah kesediaan konsumen untuk

(3)

Sasaran penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor yang berperan

untuk kesediaan, atau tujuan konsumen untuk bertransaksi secara online.Hal yang menarik perhatian sehingga dijadikan penelitian adalah fenomena

perkembangane-commerce berbasis web yang menunjang proses jual beli di seluruh dunia, namun di Indonesia sendiri masih terbilang rendah. Data yang

dilansir Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia, APJII, pada kuartal IV/2012,

dari 63 juta Internet, hanya 22,8% yang mengaku pernah berbelanja online. Dari 77,2% pengguna Internet yang tidak berbelanja online tersebut, 34,6% di

antaranya beralasan takut ditipu (www.apjii.or.id). Hal ini disebabkan rasa kurang

percaya pada penjual yang menyebabkan rasa takut terhadap risiko yang akan

diterima. Semua muncul dari persepsi risiko yang tinggi terhadap transaksi online dan atas dasar informasi pengalaman di pasar yang sering didengar.

Penelitian ini dirancang untuk menguji faktor persepsi risiko dan

pengalaman terhadapt niat konsumen bertransaksi secara online yang juga dikaitkan dengan persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan

teknologi. Dalam menciptakan persepsi risiko perlu menguji pengaruh antara

kepercayaan, privasi, keamanan, serta reputasi alamat jaringan.

Mayer dan Davis (1995) mengusulkan suatu model kepercayaan yang

menguraikan secara singkat kondisi-kondisi manakala kepercayaan terjadi.

Dalam penelitian ini, fokus awal terletak pada kepercayaan atau ada tidak nya

hubungan antara konsumen dan toko online. Kepercayaan dan risiko dalam konsep TPB dijadikandasar dalam penelitian ini sebagai keyakinan bahwa

(4)

berhubungan pada konsumen untuk percaya bahwa toko online mampu untuk melaksanakan transaksi dan melindungi informasi pribadi konsumen.

Faktor pengalaman menggunakan internet merupakan pertimbangan

penting dalam melakukan pembelian secara online (Hoffman et al., 1999). Hoffman menemukan bahwa perhatian konsumen terhadap pengendalian

informasi pribadi ternyata meningkatkan pengalaman akan internet, sebaliknya perhatian pada hambatan fungsional untuk belanja secara online menurun. Pengguna internet yang belum berpengalaman, biasanya jarang bertransaksi

secara online: 27% pengguna dengan pengalaman kurang dari 6 bulan pernah bertransaksi sesuatu melalui internet, dibanding dengan 60% mereka yang

berpengalaman 3 tahun lebih dalam menggunakan internet (Fox, 2000). Sebagai

tambahan, pengguna baru lebih takut dengan masalah pencurian kartu kredit

(70%) dari pada pengguna internet berpengalaman. (46%) (Fox, 2000).

Menurut Venkatesh dan Davis (1996) bahwa dalam model TAM,

kemudahan penggunaan dan kegunaan dipercaya bahwa sikap yang pada akhirnya

menjadi niat perilaku untuk menggunakan. Selanjutnya TAM telah menghilangkan elemen sikap, sehingga keyakinan tentang kemudahaan

penggunaan dan kegunaan langsung membentuk niat.

Penelitian ini termotivasi untuk menggabungkan elemen persepsi risiko

dan pengalaman dalam membentuk niat bertransaksi online dengan persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan teknologi dalam model TAM

sebagai salah satu pengembangan penerimaan teknologi e-commerce dalam sistem informasi akuntansi. Secara teoritis dan praktis TAM merupakan model yang

(5)

sistem. TAM menyatakan bahwa behavioral intension to use ditentukan oleh dua keyakinan yaitu: pertama, perceived usefulness yang didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang yakin bahwa menggunakan sistem akan meningkatkan

kinerjanya. Kedua, perceived ease of use yang didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang yakin bahwa penggunaan sistem adalah mudah. TAM juga menyatakan

bahwa dampak variabel-variabel eksternal seperti (karakteristik sistem, proses

pengembangan dan pelatihan) terhadap intension to use adalah dimediasi oleh persepsi manfaat (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use).

Penelitian ini termasuk dalam penelitian dalam bidang akuntansi

keprilakuan terkait aplikasi konsep ilmu keprilakuan terhadap sistem informasi

akuntansi. Akuntansi keprilakuan merupakan bagian dari akuntansi yang

belakangan ini semakin luas diminati masyarakat akademik. Ruang lingkup

akuntansi keprilakuan antara lain meliputi: aplikasi dari konsep ilmu keprilakuan

terhadap desain dan konstruksi sistem akuntansi, studi reaksi manusia terhadap

format dan isi laporan akuntansi, cara informasi diproses untuk membantu dalam

pengambilankeputusan, pengembangan teknik pelaporan yang dapat

mengkomunikasikan perilaku para pemakai data, dan pengembangan strategi

untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku dan tujuan orang-orang yang

menjalankan organisasi (Ikhsan, 2008).

Dari berbagai hal di atas dan mengingat pentingnya pemahaman mengenai

privasi, keamanan, kepercayaan dan pengalaman, serta aplikasi TAM dalam

perkembangan sistem informasi akuntansi maka peneliti memilih judul penelitian

(6)

online dengan persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan teknologi sebagai variabel moderating”.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah persepsi risiko dan pengalaman berpengaruh secara parsial dan

simultan terhadap niat bertransaksi secara online?

2. Apakah persepsi manfaat penggunaan teknologi dapat memoderasi hubungan

antara persepsi risiko dan pengalaman dengan niat untuk bertransaksi online? 3. Apakah persepsi kemudahan penggunaan teknologi dapat memoderasi

hubungan antara persepsi risiko dan pengalaman dengan niat untuk

bertransaksi online?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menguji pengaruh persepsi risiko dan pengalaman secara parsial dan

simultan terhadap niat bertransaksi secara online.

2. Menguji apakah persepsi manfaat penggunaan teknologi dapat memoderasi

hubungan antara persepsi risiko dan pengalaman dengan niat untuk

bertransaksi online.

3. Menguji apakah persepsi kemudahan penggunaan teknologi dapat

memoderasi hubungan antara persepsi risiko dan pengalaman dengan niat

(7)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan sistem e-commerce.

2. Bagi konsumen, hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan

pengembangan teori kedalam praktek bertransaksi secara online.

3. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam pengembangan sistem e-business.

4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai dasar pengembangan teori dalam penelitian

selanjutnya dengan mengintegrasikan teori keprilakuan dalam penelitian

sistem informasi akuntansi terutama integrasi persepsi risiko dan keamanan

dengan konsep technology acceptance model (TAM).

1.5 Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan dua

penelitian terdahulu, yaitu penelitian Doolin, dkk (2005) yang berjudul

Perceived Risk, the Internet Shopping Experience and Online Purchasing Behavior: A New Zealand Perspective” dan penelitian Nazar dan Syahran (2008) yang berjudul ” Pengaruh Privasi, Keamanan, Kepercayaan, dan Pengalaman

Terhadap Niat Untuk Bertransaksi Secara Online”.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

sebagai berikut:

1. Variabel independen yang digunakan. Variabel independen yang digunakan

(8)

persepsi risiko, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, niat, dan

pengalaman. Variabel independen yang digunakan penelitian Doolin, dkk

(2005) adalah persepsi risiko, persepsi manfaat, kerugian interaksi sosial,

jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, pengalaman penggunaan

internet, dan pengalaman penggunaan jaringan pemasaran. Sedangkan pada

penelitian ini digunakan variabel persepsi risiko, pengalaman, persepsi

manfaat, dan kemudahan penggunaan teknologi.

2. Objek penelitian terdahulu adalah mahasiswa sistem informasi pengguna

internet di Kota Yogyakarta, dan juga pengguna internet di New Zealand.

Sedangkan dalam penelitian ini objeknya adalah nasabah kartu kredit bank

Referensi

Dokumen terkait

misranmisran nurhaidanurhaida mirza anggaramirza anggara mika aridamika arida misda

Adapun jenis penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian lapangan menggunakan metode kualitatif. Sedangkan tehnik pengumpulan data menggunaka observasi dan

Hal ini tampak dari kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk giro, tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit

kelima informan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkst penerimaan Pammi Jatim terhadap program acara Stasiun Dangdut adalah sudah menerima format acara dengan

Seluruh kegiatan dan proyeksi pembiayaan tahunan program CSR disusun secara komprehensif pada setiap akhir tahun dan diajukan oleh Yayasan Danamon Peduli untuk persetujuan

Untuk mengatasi masalah pada fitur Nokia harus mampu menawarkan fitur-fitur yang menarik pada produk mereka agar bisa bersaing dengan telepon selular merek lain.. Hal ini

gaya hidup dan pemikiran masyarakat lokal sebagai pelaku, dan pengunjung sebagai pembelajar, sehingga kontribusi berikutnya ialah dari segi spiritual keberlansungan