• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Etanol Gulma Siam (Chromolaena odorata (L.) King & H. Robins)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Etanol Gulma Siam (Chromolaena odorata (L.) King & H. Robins)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Assani, S. (1994). Ultrastruktur, Morfologi dan Pewarnaan Kuman, dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara. Halaman 10-11.

Atindehou, M., Latifou, L., dan Bernard, G. (2013). Isolation and Identification of Two Antibacterial Agents from Chromolaena odorata L. Active against Four Diarrheal Strains. Sc Research. 3:115-121.

Barel, A. O., Paye,M., dan Maibach, H.I. 2009. Handbook of Cosmetic Science and Technology. Edisi Ketiga. New York: Informa Healthcare USA, Inc. Halaman 233, 261-262.

Brooks, G.F., Butel, J.S., dan Morse, S.A. (2005). Mikrobiologi Kedokteran. Penerjemah Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta: Salemba Medika. Halaman 45-48, 89, 237.

Chakraboty, A.K., Harikrishna, R., dan Shailaja, B. (2010). Evaluation of Antioxidant Activity of The Leaves of Eupatorium odoratum Linn. Int. J. Of Pharmacy and Pharm Sc. 2(4): 77-79.

Cowan, M. (1999). Plant Product as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology Review. 12(4): 568.

Depkes, RI. (1979). Materia Medika Indonesia. Jilid III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 33, 167-170.

Depkes, RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 1-6, 323-325.

Depkes, RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. Halaman 1, 9-10.

Ditjen, POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 9,33.

Ditjen, POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 32-36,86

Ditjen, POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 7-8,854-855,891.

Dwidjoseputro. (1978). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Djambatan. Halaman 15-17.

(2)

Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants. J of Pharm Sc. 55(3):262-264.

Felicien. A., Alitonou. G, Pjenantin.T (2012). Chemical composition and Biological activities of the Essential oil extracted from the Fresh leaves of Chromolaena odorata (L. Robinson) growing in Benin. ISCA J of Biological Sc. 1(3):7-13.

Fulviana, Indrayudha, p., dan Sulaiman, T. N. S. (2013). Formulasi Sediaan Gel Antibakteri Ekstrak Etanol Herba Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) dan Uji Aktivitas secara In Vitro terhadap Pseudomonas aeroginosa. Naskah Publikasi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Halaman 1-15.

Garg, A., D. Aggarwal, S. Garg, dan A. K. Sigla. (2002). Spreading of Semisolid Formulation. USA: Pharmaceutical Technology. Halaman 84-104.

Gibson, M., (2001), Pharmaceutical Preformulation and Formulation. United States of America: CRC Press. Halaman 546-550.

Goci, E., Haloci, E., Xhulaj, S., Malaj, L. (2014) Formulation and In Vitro Evaluation of Diclofenac Sodium Gel. Inter J of Pharmacy and Pharm Sc. 6(6): 259-261.

Hadiroseyani, H., Hafifuddin, Alifuddin, N., dan Supriyadi, H. (2005). Potensi Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata) Untuk Pengobatan Penyakit Cacar pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) yang disebabkan Aeromonas hydrophilla S26. J Akuakultur ind. 4(2):139-144.

Hanh, T.T.H., Dan,T.T.H., Chau, V.M., dan Nguyen, T.D. (2011). Anti-Inflammatory Effects of Fatty Acids Isolated From Chromolaena odorata. As Paci J of Tropical Med. Halaman 760-763.

Harborne, J. B. (1987). Metode Fitokimia. Edisi kedua. Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 6, 49, 240. Hasyim, N., Kristian, L. P., Junaid, I., dan Kurniati. (2012). Formulasi dan Uji

Efektivitas Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) pada Kelinci. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 16(2): 82.

Ikewuchi, J.C., Catherine, C. I. dan Mercy, O. I. (2013). Analysis of the Phytochemical Composition of the Leaves of Chromolaena odorata King and Robinson by Gas Chromatography-Flame Ionization Detector. The Pacific J of Sc and Tech. 14(2):360-378.

(3)

Johari, S.A., Kiong, L.,S., Mohtar, M., Isa, M.M., Man, S., Mustafa, S., dan Ali, A.,M. (2012). Efflux inhibitory activity of flavonoids from Chromolaena odorata against selected methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) isolates. Afr. J Microbiol. 6:5631–5635.

Karsinah, Lucky, H. M., Suharto, dan Mardiastuti, H.W. (1994). Batang Negatif Gram, dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara. Halaman 177-179.

Lay, B.W dan Sugiyo Hastowo. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Halaman 34, 72-73.

Lieberman, H.A. (1997). Pharmaceutical Dosage Form: Disperse System. Vol. 1. New York: Marcell Dekker Inc. Halaman 315-319.

Martin, A., Swarbrick. J, dan Cammarata. A. 1993. Farmasi Fisik: Dasar-dasar Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik. Edisi Ketiga. Penerjemah: Yoshita. Jakarta: UI-Press. Halaman 1176-1182.

Nasution, U. (1986). Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utaradan Aceh. Tanung Morawa: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tanjung Morawa. Halaman 155-156.

Nurmalina, R. (2012). 24 Herbal Legendaris Untuk Kesehatan Anda. Jakarta: Alex Media Komputindo. Halaman 11.

Omokhua, A.G., Lyndy, J.M.G., Jeffrey, F.F., dan Johannes, V.S. (2015). Chromolaena odorata (L) R.M.King & H.Rob. (Astereceae) in Sub-Saharan Africa: A Synthesis and Review of its Medicinal Potential. J of Etnopharm. Halaman 1-11.

Oxoid. (1982). The Oxoid Manual. Edisi VIII. Basingtoke: Oxoid Limited. Halaman 223-224.

Panjaitan, E.N., Awaluddin, S., dan Djendakita, P. (2012). Formulasi Gel dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscae). J of Pharmaceutics and Pharmacology. 1(1):9-20.

Pelczar, M. J dan E. C. S. Chan. (1986). Dasar- Dasar Mikrobiologi.

Terjemahan: R. S.Hadioetomo, T. Imas, S. S. Tjitrosomo, dan S. L.

Angka. Jakarta: Penerbit UI Press. Halaman 132-133.

(4)

Prabhu, V., dan Subban R. (2012). Isolation of a Novel Triterpene from The Essential Oil of Fresh Leaves of Chromolaena odorata and Its in-vitro Cytotoxic Activity Against HepG2 Cancer Cell Line. J of Applied Pharmaceutical Sc. 2(9):132-136.

Prajitno, A. dan Suprayitno, E. (2013). The Identification of Chemical Compound and Antibacterial Activity Test of Kopasanda (Chromolaena odorata L.) Leaf Extract Against Vibriosis_Causing Vibrio harveyi (MR 275 Rif) on Tiger Shrimp. Aquatic Sci and Tech. 2(1):15-29.

Prasetyo, D.P dan Sasongko, H. (2014). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Daun Kersen (Muntingia calabura L.) terhadap Bakteri Bacillus subtilis dan Shigella dysenteriae Sebagai Materi Pembelajaran Biologi SMA Kelas X untuk Mencapai Kd 3.4 pada Kurikulum 2013. JUPEMASI-PBIO. 1(1): 98-102.

Pratiwi, S. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga. Halaman 24, 29-30, 106-108, 110, 138, 174.

Rachmawati , R., Nuria, M.C., dan Sumantri. (2011). Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Kloroform Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L) Urb) Serta Identifikasi Senyawa Aktifnya. Jurnal. Semarang: Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim.

Rahmawanty, D., Effionora, A., dan Anton, B. (2014). Formulasi Gel Menggunakan Serbuk Daging Ikan Haruan (Channa striatus) sebagai Penyembuh Luka. Media Farmasi. 11(1):29-40.

Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi keenam. Bandung: ITB. Halaman 191-193.

Rogers, T.L., Hypromellose, Rowe, R. C., Paul J. S., dan Marian E. Q. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipient. Edisi keenam. USA: Pharmaceutical Press. Halaman 326-329.

Rosyidah, K., Nurmuhaimina, Komari, M.D. Astuti. (2010). Aktivitas Antibakteri Fraksi Saponin dari Kulit Batang Tumbuhan Kasturi Mangifera casturi. Bioscientiae. 7(2):25-31.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Owen, S.C. (2006). Handbook of Pharmaucetical Excipiens.Pharmaceutical Press, American pharmaceutical Association. Edisi Kelima. Halaman 346, 466, 596 dan 624.

(5)

Sari, R., dan Isadiartuti, D. (2006). Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.) 17(4): 163-169.

Sirait, M. (2007). Penentuan Fitokimia Dalam Farmasi. Bandung: Penerbit ITB. Halaman 5.

Soerartri, W. (2004). Pengaruh Penambahan Asam Glikolat Terhadap Efektivitas Sediaan Tabir Surya Kombinasi Anti UV-A dan UV-B Dalam Basis Gel. Surabaya: M. Farmasi Airlangga. 4(3):76.

Suardi, M., Armenia, dan Maryawati, A. (2008) Formulasi dan Uji Klinik Gel Anti Jerawat Benzoil Peroksida-HPMC. Karya Ilmiah, Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Sumatra Barat.

Sujono, T. A., Ullya, N. W. H., dan Syaifullah, S. (2014). Efek Gel Ekstrak Herba pegagan (Centella asiatica L. Urban) Dengan Gelling agent Hidroksipropil Methylcellulose Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Kulit Punggung Kelinci. Biomedika. 6(2):9-17.

Syamsuni, H. (2006). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC. Halaman 104.

Tease, E. (1983). Pharmacognosy. Edisi kedua. London: Aldon Press. Halaman 135-136.

Tranggono, R.I, dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Editor: Joshita Djajadisastra. Jakarta: Penerbit Pustaka Utama. Halaman 11-25, 165-166.

Vital, P.G. dan Rivera, W.L. (2009). Antimicrobacterial activity and citoxicity of Chromolaena odorata (L.f) King and Robinson and Uncaria perrottetii (A. rich) Merr. Extracts. J of Med. Plant Res. 3(7): 511-518.

Volk, A.W., dan Wheeler, F.M. (1993). Mikrobiologi Dasar. Jilid I. Jakarta: Erlangga. Halaman 33-40, 218-219,266.

Warsa, U. C. 1994. Kokus Positif Gram, dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara. Halaman 103-104. Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Penerbit

UI-Press. Halaman 59-60.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kersen ( Muntingia ca labura L.) Terhadap Bakteri Klebsiella pneumonia e adalah

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun pacar kuku yang dilakukan terhadap Bacillus subtilis dan Shigella sonnei menunjukkan aktivitas antibakteri yang paling besar

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun pacar kuku yang dilakukan terhadap Bacillus subtilis dan Shigella sonnei menunjukkan aktivitas antibakteri yang paling besar

Tujuan penelitian ini adalah membandingkan aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji dengan batang pepaya terhadap bakteri Shigella dysenteriae dan Streptococcus

Perkolasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan alat perkolator dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan

Ekstrak etanol dan fraksi-fraksidaun beluntas memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram negatifEscherichia colidan bakteri Gram positif Bacillus subtilis..

Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 70% dari daun belimbing wuluh mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri

Saran yang diajukan bagi penelitian lanjutan yang terkait dengan penelitian aktivitas antibakteri ekstrak daun kersen ( Muntingia calabura L.) dalam bentuk