BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proyek konstruksi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi terwujudnya suatu pembangunan nasional. Dimana Proyek konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya, baik berupa sarana maupun prasaranan. Dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang suatu negara maka dewasa ini proyek konstruksi berkembang semakin kompleks dan rumit.
Proyek konstruksi yang kompleks dan rumit dapat dilihat dari bangunan-bangunan gedung yang tinggi (highrise building), yang membutuhkan desain dan perencanaan struktur yang kompleks. Selain itu gedung tinggi dapat menghemat penggunaan lahan yang semakin terbatas dan juga mahal di daerah pusat kota.
Desain merupakan suatu proses untuk mendapatkan penyelesaian yang optimum (Charles G. Salmon dan Jhon E. Johnson,1990), oleh sebab itu dalam menentukan pemilihan elemen struktur yang digunakan, seperti bangunan beton atau bangunan baja, maka hal yang perlu diperhatikan adalah kekuatan ataupun kekakuan elemen struktur yang cukup untuk menerima beban yang bekerja, awet, dan juga ekonomis.
kuat dan stabil sehingga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya.
Dalam merencanakan struktur bangunan bertingkat tinggi, perencana harus pemperhatikan beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban gravitasi dan beban gempa. Karena semakin tinggi suatu bangunan semakin besar pula beban yang diterima, salah satunya adalah kemampuan bangunan tingkat tinggi untuk menerima beban gempa yang kuat, karena beban ini merupakan suatu beban yang sangat menentukan didalam perencanaan suatu struktur sehingga perlu mendapatkan suatu perhatian khusus. Pada saat terjadi gempa, suatu struktur mengalami getaran dalam berbagai arah. Getaran inilah yang menjadi faktor utama penyebab terjadinya keruntuhan suatu struktur, karena gaya lateral yang bekerja pada struktur tersebut melebihi kemampuan struktur di dalam menahan beban lateral. Terutama untuk bangunan tinggi faktor beban gempa sangatlah besar.
Dengan tujuan utamanya adalah pembuatan baja dengan mutu dua kali lipat dibandingkan dengan baja konvensional, salah satu perusahaan yang berpartisipasi adalah Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation, telah mengembangkan baja mutu tinggi kelas 1.000 N (kuat tarik: 950 N/m2), yang dinyatakan sebagai baja dengan mutu tertinggi di dunia (Steel Construction Today & Tomorrow , No. 38 April 2013).
struktur tahan gempa. Produk buatan Nippon Steel Corporation ini punya keunggulan dibanding konstruksi konvensional karena tahan gempa bumi, biaya lebih murah, konstruksi singkat dan hemat energi.
Dalam bidang pembangunan Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation mengembangkan produk baru yaitu baja tampang Hollow tube. Dimana baja yang di produksi memiliki tampang Hollow tube, yang memiliki ketahanan torsi yang lebih tinggi, dimana tampang Hollow tube tidak memiliki sumbu lemah dan Baja yang digunakan merupakan standar JIS (Japan Industrial Standard).
Penelitian Tugas Akhir ini difokuskan untuk membandingkan penggunaan kolom yang lebih ekonomis antara baja tampang Hollow Tube standar JIS dan tampang WF standar SNI, sebagai bahan struktur high rise building.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, adalah:
1) Bagaimana perbandingan keefektivitasan dalam pemilihan dimensi struktur bangunan baja dengan membandingkan kolom baja tampang Hollow Tube standar JIS dan tampang WF standar SNI, sebagai bahan
struktur high rise building?
3) Apa kelebihan dan kekurangan kolom baja tampang Hollow Tube standar JIS dan tampang WF standar SNI, sebagai bahan struktur high rise building?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari permasalahan tersebut, adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah untuk:
1) Menganalisa perilaku perbandingan keefektivitasan dalam pemilihan dimensi struktur bangunan baja dengan membandingkan kolom baja tampang Hollow Tube standar JIS dan tampang WF standar SNI, sebagai bahan struktur high rise building.
2) Untuk mengetahui keekonomisan antara kolom baja tampang Hollow Tube standar JIS dan tampang WF standar SNI, sebagai bahan struktur
high rise building.
3) Mencari kelebihan dan kekurangan kolom baja tampang Hollow Tube standar JIS dan tampang WF standar SNI, sebagai bahan struktur high rise building.
1.4 Batasan Masalah
Lingkup pembahasan yang akan dianalisa, mencakup:
1) Bangunan yang direncanakan gedung perkantoran 24 x 32 m , tinggi lantai 5 m, jumlah lantai 15.
3) Jenis Balok baja yang digunakan WF 500x200x10x16
4) Modelisasi struktur adalah 3 dimensi dengan bantuan software SAP2000 v.14
5) Pemilihan penampang Kolom dibantu dengan program SAP2000 6) Analisa Struktur difokuskan pada perilaku struktur secara keseluruhan. 7) Analisa gempa metode respons spektra
8) Tidak memperhitungkan beban angin 9) Tidak merencanakan pondasi dan tangga
10)Struktur direncanakan terletak di zona gempa sedang (Zona 3). 11)Tidak meninjau bangunan bawah struktur (pondasi).
12)Meninjau 1 (satu) jenis sambungan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diberikan pada Tugas Akhir ini adalah:
1) Sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan jenis penampang dan baja untuk mendesain kolom bangunan baja.
2) Sebagai masukan bagi dunia konstruksi yang berkaitan dengan penampang pada struktur kolom untuk menahan beban gempa.
1.6 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan
BAB II Tinjauan Pustaka
Berisi penjelasan mengenai dasar-dasar teori yang menjadi bahan referensi penulisan tugas akhir.
BAB III Metode Penelitian
Berisi metode penulisan tugas akhir meliputi kerangka penulisan yang terdiri dari teori pengumpulan data-data baik primer maupun sekunder yang digunakan, tahapan penelitian, dan tahapan pengolahan data.
BAB IV Analisa Dan Pembahasan
Bab ini berisi analisa hasil perencanaan dan perbandingan dari penggunaan
kolom baja tampang Hollow Tube standar JIS dan tampang WF standar SNI yang secara khusus membandingkan berat dan dimensi penggunaan kedua bahan tersebut.
BAB V Kesimpulan Dan Saran