141 BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Pada bagian akhir tesis ini, penulis memberikan kesimpulan yang
merupakan jawaban dari rumusan masalah yaitu :
1. Pengkajian asal usul, pelaksanaan dan pemaknaan mambere namalum
ditemukan bahwa landasan filosofis adalah Habonaron do bona yang
memiliki nilai – nilai spritualitas riah do saud ni horja, magou ma na
milas na mohop, ase atur, gabur janah siang, marminak-margargar,
matobu pansarian pakon goluh namataboh-mumbang, borsih angkula
sonai uhur. Nilai spiritualitas ini mampu menjawab kebutuhan orang
lanjut usia
2. Kajian terhadap mambere namalum, menghasilkan desaign pendekatan
pastoral mambere namalum berbasis budaya, yang mampu menjawab
persoalan pemenuhan kebutuhan orang lanjut usia, rekonsiliasi keluarga
dan pengutuhan keluarga.
3. Tujuan akhir dari pendampingan dan konseling pastoral menurut
Clinebell adalah pengutuhan. Upaya pencapaian pengutuhan harus
dengan melibatkan seluruh anggota keluarga karena konflik dalam
keluarga harus diselesaikan oleh anggota keluarga itu sendiri. Upaya
142 dari pendampingan dan konseling pastoral yang terdapat dalam nilai
spiritual habonaron do bona yaitu :
1. Fungsi penyembuhan dalam riah do saud ni horja, untuk menolong
semua anggota keluarga khususnya orang tua untuk sembuh atau
bebas dari luka hati karena konflik
2. Fungsi pemulihan dalam malum na mohop na milas untuk
memperbaiki hubungan yang rusak atau terganggu karena konflik
dalam keluarga
3. Fungsi membimbing dalam goluh namataboh janah mumbang
untuk membantu anggota keluarga dalam memilih atau mengambil
keputusan, khususnya memahami akibat dari keputusan atau
pilihan yang dibuat di masa sekarang dan yang akan datang
4. Fungsi memelihara atau mengasuh dalam gabur janah siang untuk
menolong dan mendorong anggota keluarga berkembang secara
maksimal dalam potensi yang dimiliki
5. Fungsi mendukung dalam marminak, manggargar untuk
membantu anggota keluarga yang memiliki masalah agar bertahan
dalam krisis yang dihadapi. Dukungan berupa doa, sapaan,
kehadiran , keterbukaan dan penerimaan sehingga mengurangi
penderitaan. Dukungan dapat membantu meringankan persoalan
143 6. Fungsi mengutuhkan dalam borsih angkula sonai uhur untuk
menolong semua anggota keluarga untuk berkembang dengan
potensi yang dimiliki dengan kekuatan yang ada serta melibatkan
Tuhan dalam melanjutkan kehidupan
Penulis menemukan 2 fungsi pendampingan dan konseling dalam
mambere namalum yaitu :
(1). Fungsi keharmonisan dalam matobu pansarian, matobu goluh
dicapai dengan cara menempatkan semua anggota keluarga pada
posisi dan perannya masing-masing, menjadikan semua anggota
menjadi bagian penting dalam keluarga sehingga hidup menjadi
harmonis.
(2) Fungsi keteladanan dalam ase atur dikenakan pada orang tua.
Melalui tutur kata dan sikap yang teratur (hormat, sopan) maka
hidup orang tua menjadi teladan bagi anak dan cucu. Keteladanan
menjadi pola hidup yang dikembangkan dalam keluarga sehingga
sesama anggota keluarga saling menghargai dan menghormati.
Konflik yang terjadi dapat diselesaikan dengan baik karena dimulai
dari tutur kata dan sikap yang baik.
Mambere namalum dapat dipakai sebagai pendekatan
pendampingan dan konseling pastoral berbasis budaya untuk
menyelesaikan persoalan keluarga di desa Nagori, secara luas
144 pastoral mambere namalum dapat memberi sumbangsih : (a)
memenuhi kebutuhan orang lanjut usia, (b) rekonsiliasi keluarga, (c)
mengutuhkan keluarga
Saran
Dari kesimpulan diatas, maka penulis memberi saran-saran :
1. Model Konseling dan Pendampingan Pastoral mambere namalum
dapat diadopsi oleh GKPS untuk memenuhi kebutuhan orang lanjut
usia, rekonsiliasi keluarga dan pengutuhan keluarga.
2. Bagi masyarakat Simalungun, khususnya masyarakat nagori, melalui
kajian terhadap nilai-nilai spiritual mambere namalum, ditemukan
nilai-nilai kehidupan yang sangat penting. Nila-nilai tersebut harus
diwarariskan dan dikembangkan untuk kebaikan kehidupan manusia,
khususnya masyarakat Nagori.
3. Bagi Full timer (Pendeta, penginjil, Vikar) dan Majelis di GKPS,
melalui kajian ini ditemukan bahwa budaya bukanlah hal yang kuno,
tidak kudus. Nilai-nilai dalam budaya, khususnya dalam kajian
mambere namalum ditemukan nilai-nilai kehidupan yang tidak
bertentangan, tetapi sejalan dengan ke-Keristenan. Oleh sebab itu,
mambere namalum dapat dipakai sebagai konseling dan
pendampingan pastoral berbasis budaya untuk pengutuhan orang